Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan teoritis

2.1.1 Kepribadian Wirausaha
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam
istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Menurut Inkles dan
Smith (1997) adalah salah satu diantara ahli yang mengemukakan tentang kualitas
dan sikap orang modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi
modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam
kehidupan sosial.
Menurut Allport (Hall dan Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi
tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya,
akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih
lengkap. Menurut Sukmadinata (2003:136) kepribadian merupakan keterpaduan
antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku, keceerdasan, bakat,
sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah seperti postur tubuh,

tinggi dan berat badan, indra, dll. Diantara aspek-aspek tersebut aku atau diri (self)
seringkali ditempatkan sebagai pusat atau inti kepribadian.
Menurut Feist (2009:86) mengatakan bahwa ”Kepribadian mencakup
sistem fisik dan psikologis meliputi perilaku yang terlihat dan pikiran yang tidak
terlihat, serta tidak hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu.Menurut

16
Universitas Sumatera Utara

Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di
dalamnya mencakup :
1.

Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

2.

Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.


3.

Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau
ambivalen.

4.

Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah,
sedih, atau putus asa

5.

Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko
dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko
secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.

6.


Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Melihat berbagai karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausahawan,
maka sepintas semuanya berkonotasi positif. Namun jika ditelaah lebih
mendalam, justru berbagai karakter yang dimiliki oleh seorang wirausahawan
tersebut boleh jadi dapat menyebabkan orang-orang yang berurusan atau bekerja
dengan mereka merasa kurang nyaman. Seorang wirausahawan mampu
menciptakan suasana yang penuh dengan antusianisme.

17
Universitas Sumatera Utara

Menurut Steinhoff dan Burgess (1993:35) mengemukakan bahwa wirausaha
adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko
untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Menurut Susanto (2009:28)
wirausahawan menebarkan sense of purpose (rasa tujuan). Wirausahawan
merupakan seseorang yang memiliki sifat achievement-oriented (berorientasi pada
prestasi), tidak menyukai pekerjaan yang repetitif dan rutin, serta memiliki tingkat

energi, ketekunan, dan imajinasi yang tinggi. Kombinasi ini disertai dengan
kesediaan untuk mengambil resiko yang terukur, memungkinkan para
wirausahawan mentransformasikan apa yang pada mulanya terlihat sangat
sederhana, tidak terdefenisi dengan baik, menjadi sesuatu yang nyata.
Kepribadian yang sering tidak lazim mengakibatkan orang lain sering
mengalami kesulitan bekerjasama dengan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
perkembangan pribadi mereka, seperti masa-masa sulit yang harus mereka lalui di
masa silam. Pengalaman masa lalu yang keras agar dapat mewujudkan
harapannya, memberi warna pada pandangan mereka dikemudian hari.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa
kepribadian wirausaha adalah jiwa yang dimiliki seorang wirausaha dalam
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Dalam mengukur kepribadian
Model Lima Besar (Big Five Model) digunakan sebagai dimensi pengukuran.
Robbins (2009;132)

‘The Big Five’ tersebut adalah Openness, Extroversion,

Agreeableness, Conscientiousness, dan Neuroticism.
1. Ekstravensi


(extravension)

Merupakan

kepribadian

yang

mudah

bersosialisasi, bersikap positif dan berkarakter tegas.

18
Universitas Sumatera Utara

2. Mudah

akur

atau


mudah

bersepakat

(agreeableness).

merupakan

kepribadian yang menekankan saling pengertian dan kepercayaan.
Keramahan dalam hubungan interpersonal memiliki ciri-ciri memiliki
kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, sabar, berempati dan
menyebarkan harmoni dalam kehidupan sosial. Kepribadian yang terlalu
ramah dan cenderung memiliki ciri yang ‘pekiwuh’ (dalam bahasa jawa)
memudahkan terjadinya kompromi dan dapat berakibat tidak baik dalam
pembuatan keputusan juga memiliki ciri tidak terlalu bersahabat dengan
risiko.
3. Sifat Berhati-hati (conscientiousness). Merupakan kepribadian yang teliti,
sesuai dengan peraturan atau prosedur dan memiliki keinginan tinggi untuk
mempertahankan standar kinerja. Hal tersebut didorang oleh rasa tanggung

jawab yang kuat dan keinginan untuk berprestasi..
4. Neurotik (Stabilitas Emosi). Individu yang sangat sering memperlihatkan
keadaan rendah diri, depresi. Padahal dalam dunia usaha atau bisnis
wirausaha ditantang berbagai macam keadaan yang mungkin jauh dari
bayangannya, dari perubahan yang dapat diprediksi hingga perilaku tidak
menyenangkan dari rekan bisnis atau orang lain. semua hal itu memerlukan
sebuah kepribadian yang optimis dan kuat
5. Openness (O) atau dapat diartikan kepribadian yang terbuka merupakan
kepribadian yang terbuka terhadap segala sesuatu, terbuka terhadap semua
pengetahuan, dan terbuka dan menyukai sebuah pengalaman baru, individu
yang memiliki kepribadian terbuka cenderung

tidak takut pada sebuah

19
Universitas Sumatera Utara

tantangan baru, lebih imajinatif karena memiliki keterbukaan terhadap
semua hal dan sering menampilkan kreatifitas yang tinggi


2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan
Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau
menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui
mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang
pengusaha harus memiliki modal pengetahuan yang cukup pribadi untuk dapat
menciptakan nilai atau kekayaan melalui penggunaan modal pengetahuan. Pemilik
usaha perlu memahami pengetahuan dimulai dengan kemampuan untuk
memperoleh, mengembangakan usaha, mengelola, memanfaatkan informasi
pengetahuan dan pemahaman organisasi serta mengelola pengetahuan pekerja.
Menggunakan pengetahuan kewirausahaan untuk menunjukkan bahwa pengusaha
memulai sebuah usaha perusahaan yang didasarkan pada pengetahuan kerja.
Pengetahuan berwirausaha adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang
tentangberwirausaha. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang
punya ide, sehingga dalam berwirausaha diperlukan pengetahuan sehinggaideide/gagasan

yang

kreatif

dan


inovatif

dapat

memunculkan

bentuk-

bentukwirausaha yang terus aktual dan memiliki trend dalam kebutuhan
konsumen.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara

20
Universitas Sumatera Utara

baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru
untukmemberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana 2003 : 13).
Pengalaman berusaha bisa diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang
diberikan oleh orang tua yang berprofesi wirausaha atau dari pengalaman kerja
dari suatu organisasi entrepreneurial. Berdasarkan penemuan di atas dalam
penelitian ini pengalaman akan dilihat pengaruhnya pada keberhasilan usaha.
Adapun yang dimaksud pengalaman disini adalah pernah tidaknya seorang
wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha
sendiri.
Proses pembelajaran mencerminkan adanya kemauan untuk menanggapi
perubahan. Karena sistemnya yang informal, usaha kecil lebih mudah
melakukanproses saling belajar. Sebab, sistemnya masih sederhana, biasanya
terjadi interaksi langsung antara karyawan dan wirausaha. Bukan hanya
wirausaha, karyawan pun dituntut keterampilan tertentu untuk bisa membuat suatu
produk baru. Bahkan karena pengalamannya dalam membuat produk, suatu ide
kreatif bisa muncul dari karyawan, bukan dari wirausaha. Dalam hal ini, justru
wirausahalah yang harus belajar dari karyawan. Dengan demikian akan selalu
terjadi proses pembelajaran.
Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan
membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif.

Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

21
Universitas Sumatera Utara

a. Pengetahuan

mengenai

usaha

yang

akan

dimasuki/dirintis

dan

lingkunganusaha yang ada.
b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:
a. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
resiko.
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki
kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus
memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Michael
Harris (dalam Suryana:2010:5), “…wirausaha yang sukses pada umumnya adalah
mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai
pribadi, serta tingkahlaku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
kewirausahaan.
Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu
profesi yang timbul, karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian
kerjayang diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha,

22
Universitas Sumatera Utara

melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi sehingga
menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas
jasa atas kesediaannya mengambil resiko.
Menurut Anoraga (2009:27) kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan
kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik
pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih
banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien,
melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan
manajemen.
Kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan nilai dengan
menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang.
1. Proses Berwirausaha
Proses yang mendorong seseorang untuk berwirausaha adalah keinginan
berprestasi, sifat penasaran, berani menanggung resiko, pendidikan, dan
pengalaman.
2. Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berwirausaha
a. Faktor lingkungan, seperti peluang, pengalaman, dan kreativitas.
b. Proses pemicu: diantaranya, tidak puas dengan pekerjaan yang dijalani
sekarang, pemutusan hubungan kerja atau belum mendapatkan pekerjaan
baru dan minat terhadap bisnis karena orng tua/saudara juga memiliki
bisnis.

23
Universitas Sumatera Utara

3. Proses Pelaksana
a. Proses awal
1. Siap mental
2. Komitmen yang tinggi
3. Visi untuk mencapai tujuan
b. Pada proses pertumbuhan
1. Pembentukan tim kerja yang kompak
2. Strategi usaha yang mantap
3. Adanya produk yang dapat dibanggakan
4. Adanya struktur dan budaya yang mantap
5. Kebijakan pemerintah yang mendukung.
Wirausaha (entrepreneur ) merupakan seseorang yang mengambil resiko
yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan
menerima imbalan/balas jasa berupa profit finansial maupun non finansial. Untuk
melaksanakan cita-cita (ide) menjadi suatu kenyataan tentu memerlukan usaha
dan manajemen terhadap sumber daya yang ada. Demikian pula dengan resiko
yang sebelumnya sudah diperkirakan dan diperhitungkan, pada akhirnya tetap
menjadi tanggung jawab si wirausaha itu sendiri. Disinilah letak keberanian
seorang wirausaha untuk mengambil keputusan bisnis dan menanggung semua
resiko dari bisnis yang dilakukannya. Ada 4 tipe wirausaha yaitu :
1. Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita
untukmenjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil
bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

24
Universitas Sumatera Utara

2. Kelompok wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. Kelompok ini bisnisnya
berkembang sangat pesat, namun sampai tahap tertentu bisnisnya tidak
terkendali.
3. Kelompok wirausaha yang sukses sesama pemilik modal/bisnis masih
hidup. Kelompok ini melalaikan siapa yang menggantikannya atau
meneruskan bisnisnya.
4. Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat
berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya
manusianya.
Proses untuk mengembangkan sebuah usaha baru terjadi pada proses
kewirausahaan (entreupreneur process), yang melibatkan lebih dari sekedar
penyelesaian masalah dalam suatu posisi manajemen. Seorang pengusaha harus
menemukan, mengevaluasi, dan mengembangkan sebuah peluang dengan
mengatasi kekuatan yang menghalangi terciptanya suatu yang baru. Proses ini
memilki empat tahap yang berbeda: 1) Identifikasi dan evaluasi peluang 2)
Pengembangan rencana bisnis 3) Penetapan sumber daya yang dibutuhkan 4)
Manajemen perusahaan yang dihasilkan. Identitas peluang dan evaluasi
merupakan tugas yang sangat sulit. Sebagian besar peluang bisnis yang baik tidak
muncul secara tiba-tiba melainkan merupakan hasil ketajaman seseorang
pengusaha melihat kemungkinan pada beberapa kasus, pembentukan mekanisme
yang dapat mengidentifikasi peluang potensial. Prospektif kewirausahaan
disajikan pada Tabel 2.1.

25
Universitas Sumatera Utara

Identifikasi dan
evaluasi peluang
1. Penilaian peluang
2. Penciptaan
dan
jejak
3. Nilai peluang yang
rill dan diketahui
4. Risiko
dan
pengembalian dari
peluang-peluang
bisnis

Tabel 2.1
Prospektif Kewirausahaan
Pengembangan
Kebutuhan
rencana bisnis
Sumber Daya
1.
2.
3.

Halaman judul
1.
Daftar isi
Ringkasan
2.
Eksekutif
4. Bagian Utama
5. Deskripsi bisnis
6. Deskripsi Industri 3.
7. Perencanaan
Teknologi
8. Rencana
Pemasaran
9. Rencana
Organisasi
10. Rencana
keuangan
11. Rencana produksi
12. Rencana operasi

Menentukan
sumber daya
Mengidentifikas
i
kesenjangan
sumber
daya
yang berbeda
Mengembangka
n
akses
tekonologi yang
dibutuhkan

Pengelolaan
Perusahaan
1. Mengembangkan
gaya manajemen
2. Memahami
variable kunci
untuk sukses
3. Mengidentifika
si masalah dan
potensi
masalah

Sumber: Hisrich (2001)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya.

26
Universitas Sumatera Utara

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak
berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin
banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin
positif terhadap obyek tersebut .
2. Informasi / Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan
tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan

27
Universitas Sumatera Utara

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh

kebenaran

pengetahuan

dengan

cara

mengulang

kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama
bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia

28
Universitas Sumatera Utara

madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :
1. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan

semakin

banyak

hal

yang

dikerjakan

sehingga

menambah

pengetahuannya.
2. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,
khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata
dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang
akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

2.1.3 Minat Berwirausaha
Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan
oleh seseorang kepada suatu objek baik berupa benda hidup maupun benda yang
tidak hidup. Minat berkaitan dengan perasaan individu tentang suka atau senang
terhadap aktivitas atau objek tertentu.
Menurut Prenzel (dalam Bergin, 1999:87) mengemukakan bahwa minat
merupakan pilihan terhadap suatu objek, sedangkan menurut Winkel (2004:212),

29
Universitas Sumatera Utara

minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk tertarik pada
bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas
atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah “perhatian”. Perhatian dalam arti
“minat momentan”, perlu dibedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”,
sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat dan berperasaan senang terhadap
hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang
berperasaan tidak senang, akan kurang berminat, dan sebaliknya.
MenurutDjaali (2007:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minatnya.
Menurut Alma (2004:21) seorang wirausaha adalah orang yangmelihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untukmemanfaatkan
peluang tersebut.Menurut Alma (2004:26) kewirausahaan adalah proses
menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai
modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Menurut Subandono (2007:18) minat wirausaha adalah kecenderungan hati
dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian
mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang
diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk

30
Universitas Sumatera Utara

menciptakan sebuah bidang usaha.Menurut Hurlock (1980:116), aspek-aspek
minat adalah sebagai berikut:
a. Aspek kognitif
Didasarkan pada konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang
berkaitan dengan minat.
b. Aspek afektif
Bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dinyatakan
dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat.
Menurut Pintrich & Schunk (1996:304) aspek-aspek minat sebagai berikut:
a. Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity), yaitu
perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas, umumnya
terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas.
b. Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas (specivic conciused for or
living the activity), yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitasatau

objek.
c. Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu individu
merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang
diminatinya.
d. Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personal
importence or significance of the activity to the individual).

e. Adanya minat intrinsik dalam isi aktivitas (intrinsic interes in the content of
the activity), yaitu emosi yang menyenangkan yang berpusat padaaktivitas

itu sendiri.

31
Universitas Sumatera Utara

f. Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in the
activity) yaitu individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Minat Berwirausaha
Menurut Hantoro (2006) minat seseorang terhadap suatu objek diawali dari
perhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal yang
sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh kembangkan
pada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti :
1. Faktor Intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh
rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri.
a. Pendapatan
Penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang.
Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh
pendapatan

itulah

yang

dapat

menimbulkan

minatnya

untuk

berwirausaha.
b. Harga Diri
Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang,
karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,
menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang
lain.

32
Universitas Sumatera Utara

c. Perasaan Senang
Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang,
baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya
dengan

pribadi

seseorang,

maka

tanggapan

perasaan

senang

berwiraswasta akan memunculkan minat berwiraswasta.
2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena
pengaruh rangsangan dari luar.
a. Lingkungan Keluarga
Kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan
anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan
pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Minat berwirausaha
akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap
minat tersebut, karena sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga
saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Lingkungan Masyarakat
Merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan
tempat tinggalnya maupun dikawasan lain. Misalnya seseorang yang
tinggal didaerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul
dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat
berwirausaha bidang elektronika.

33
Universitas Sumatera Utara

c. Peluang
Merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa
yang dinginkannya atau menjadi harapannya.
d. Pendidikan dan pengetahuan
Di dapat selama masa kuliah dan merupakan modal dasar yang
digunakan untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama
di perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek (Adi,2002).
Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pada pengalaman,
minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan yang akan menjadi
sebab yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Menurut Kristsada
(2010: 19-20) faktor yang mempengaruhi minat:
a. The factor inner urge adalah rangsangan yang datang dari lingkungan atau
ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan
mudah menimbulkan minat.
b. The factor of social motive adalah minat seseorang terhadap obyek atas
sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia
juga dipengaruhi oleh motif sosial.
c. Emotional factor adalah faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh
terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu
kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat
menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.

34
Universitas Sumatera Utara

Menurut Buchori (1991: 136) minat dapat dibedakan:
a. Minat primitif yaitu minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan,
minum, dan bebas bergaul. Jadi, pada minat ini meliputi kesadaran tentang
kebutuhan

yang

langsung

dapat

memuaskan

dorongan

untuk

mempertahankan organisme.
b. Minat kultural dapat disebut juga sebagai minat sosial yang berasal atau
diperoleh dari proses belajar. Jadi, minat kultural ini lebih tinggi nilainya
dari pada minat primitif.
Menurut Singgih (2006: 88) ada 3 cara untuk meningkatkan minat, yaitu:
a. Pemberian Ganjaran
Pemberian ganjaran untuk memperkuat perilaku individu. Prinsip dasar dari
cara ini adalah teori belajar yang berpandangan bahwakegiatan yang lebih
disenangi dapat menjadi ganjaran positif, yang dapatdipakai sebagai
ganjaran untuk kegiatan lain yang kurang disenangi.
b. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran sebagai sesuatu yang hendak dicapai, misalnya
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Makin jelas spesifik sasaran yang
hendak dicapai maka akan lebih besar kemungkinan untuk mencapainya.
Selain itu, perlu adanya penetapan prioritas yang hendak dicapai.
Berdasarkan paparan tersebut, dalam penetapan sasaran harus jelas agar
sasaran yang akan dicapai akan mudah tercapai. Penetapan sasaran
merupakan salah satu hal untuk mencapai sebuah hasil yang maksimal.

35
Universitas Sumatera Utara

c. Penataan Lingkungan
Penataan disini termasuk lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Lingkungan fisik berkaitan dengan tempat atau ruangan termasuk sarana
lainnya. Berdasarkan paparan tersebut, lingkungan yang ditata sebaik
mungkin akan membantu mencapai tujuan dan penataan lingkungan
merupakan sarana pendukung. Jika lingkungan tidak tertata dengan baik
dapat menghambat peningkatan minat.

2.2

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini terkait dengan

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Wirausaha Terhadap Minat
Kewirausahaan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No.
1.

Nama
Peneliti dan
Tahun
Penelitian

Judul

Eka
Aprilyanty
(2012)

Pengaruh Kepribadian
Wirausaha,
Pengetahuan
Kewirausahaaan dan
Lingkungan Terhadap
Minat Berwirausaha
Siswa SMK

2.

Retno Budi
Lestari dan
Trisnadi
Wijaya
(2012)

3.

Ermawati
(2015)

Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan
Terhadap Minat
Berwirausaha
Mahasiswa di STIE
MDP, STMIK MDP
dan STIE MUSI
Pengaruh Pengetahuan
Wirausaha dan

Variabel
Penelitian
VD :
Minat
Berwirausaha
VI :
Kepribadian
wirausaha,
Pengetahuan
Kewirausahaan
dan Lingkungan
VD :
Minat
Berwirausaha
VI :
Pendidikan
Kewirausahaan
VD :
Minat

Hasil Penelitian
Terdapat pengaruh
secara parsial dan
simultan antara
kepribadian wirausaha,
pengetahuan
kewirausahaan dan
lingkungan terhadap
minat berwirausaha
siswa SMK
Terdapat pengaruh antara
pendidikan dan
kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha
mahasiswa di STIE
MDP, STMIK MDP, dan
STIE MUSI
ada pengaruh positif
antara pengetahuan

36
Universitas Sumatera Utara

4.

Muchammad
Arif Mustofa
(2014)

Kepercayaan Diri
Terhadap Minat
Berwirausaha Siswa
Kelas XI Jurusan
Pemasaran SMK
Negeri 2 Semarang
Tahun Ajaran
2014/2015
Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan Self
Efficacy, dan Karakter
Wirausaha Terhadap
Minat Berwirausaha
Pada Siswa Kelas XI
SMK Negeri 1 Depok
Kabupaten Sleman

Berwirausaha
VI :
Pengaruh
Pengetahuan
Wirausaha dan
Kepercayaan Diri
VD :
Minat
Berwirausaha
VI :
Pengetahuan
Kewirausahaan
Self Efficacy, dan
Karakter
Wirausaha

wirausaha dan
kepercayaan diri
terhadap minat
berwirausaha siswa baik
secara parsial maupun
secara simultan.

Terdapat pengaruh
positif dan signifikan
antara Pengetahuan
Kewirausahaan Self
Efficacy, dan Karakter
Wirausaha Terhadap
Minat Berwirausaha
secara parsial maupun
simultan

2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini
dikemukakan variabel yang akan di teliti yaitu pengaruh kepribadian wirausaha
dan pengetahuan kewirausahaan. Menurut Feist (2009:86) bahwa kepribadian
mencakup sistem fisik dan psikologis yang meliputi perilaku dan pikiran tidak
hanya merupakan sesuatu tetapi melakukan sesuatu, dalam hal ini kepribadian
wirausaha mencakup sikap dan perilaku wirausahawan, jadi apabila kepribadian
wirausaha meningkat maka minat berwirausaha akan semakin meningkat.
Menurut Soekanto (2003:8) pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran
manusia sebagai hasil pencitraan dari panca indranya yang berbeda dengan
kepercayaan takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru, dalam hal ini
pengetahuan kewirausahaan adalah hasil pemikiran manusia tentang hal-hal yang

37
Universitas Sumatera Utara

terdapat dalam berwirausaha, jadi apabila pengetahuan kewirausahaan meningkat
maka minat berwirausaha akan semakin meningkat.
Pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki
kepribadian wirausaha dan pengetahuan kewirausahaan akan dapat menimbulkan
minat berwirausaha. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

Kepribadian Wirausaha
Minat Berwirausaha
Pengetahuan
Kewirausahaan

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2009:96). Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
H1: Kepribadian wirausaha berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.
H2: Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha.

38
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan, Dan Demografis Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

7 112 106

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Faktor Keluarga dan Faktor Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 31 104

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 10 98

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5 18 94

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 1

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10