Jurnal Rekayasa 1 nurdin syahril

1

2

KAJIAN MANAJEMEN PROYEK
PENYEDIAAN AIR BERSIH PERKOTAAN
DAERAH BERBUKIT DENGAN SUMBER AIR SUNGAI
( Studi kasus pada wilayah kota Mataram)
Nurdin Syahril
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jalan Raya Prabumulih Km 32 Inderalaya Ogan Ilir Sumatera Selatan
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat perkotaan ditinjau dari segi manajenen proyek.
Perlu dilakukan kajian dari segi teknis dan manajemen yang mungkin dapat mempercepat jalannya pembangunan
proyek pengadaan air bersih pada daerah perkotaan . Ditinjau dari sumber air, penghematan yang dapat dilakukan,
sehingga dapat dilakukan pembangunan yang lebih efisien, murah dan sesuai dengan tujuannya.
Kata Kunci : Manajemen, proyek pengadaan air bersih, wilayah dan sumber air..
.
1.

bersih bagi ± 125.000 jiwa penduduk pada tahun
2004 diperlukan air bersih sebanyak 144,68 lt/dt

Baru terpenuhi oleh PDAM kota Mataram
sebesar 100 lt/dt dimana jumlah ini sudah termasuk
kebocoran air yang hilang dijalan antara pendistribusian sampai ke pelanggan.
Demikian juga kalau diprediksikan dengan
perkembangan penduduk pada tahun 2010 ini yang
kemungkinan besar sudah mencapai lebih dari
140.000 an jiwa maka kebutuhan air bersih yang
diperlukan oleh penduduk sudah sangat jauh
berkurang.
Oleh karena itulah kami ingin membahas
kemungkinan penambahan pasokan air besih pada
kota Mataram ini dengan mengkaji pengoperasian air
bersih pada daerah perbukitan seperti pada kota
Mataram ini, dimana mungkin dapat pula diterapkan
dikota-kota dalam propinsi Sumatera Selatan ini.

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia di alam semesta ini
air bersih merupakan suatu kebutuhan yang utama

dan tidak dapat diganti, karena itu ketersediaannya
harus tetap terjamin dalam waktu, kuantitas mau-pun
kualitasnya. Kebutuhan akan air bersih men-jadi
masalah disemua negara terutama di negara-negara
dunia ketiga seperti Indonesia.
Permasalahan ini muncul karena permintaan
(demand) tidak mampu diimbangi oleh persediaan
(supply). Permintaan terus bertambah sedangkan
persediaan air bersih cenderung berkurang karena
berkurangnya debit sumber air baku seperti mata air,
sungai, danau dan air tanah sebagai akibat degradasi
lingkungan.
Dalam hal ini tinjauan bahasan kami adalah
kebutuhan air bersih untuk penduduk kota Mataram
Nusa tenggara Barat yang mempunyai luas ± 24,05
Km2 dengan topografi wilayah yang berbukit - bukit.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air
bersih, pemerintah kota Mataram yang berpenduduk
125.000 jiwa membentuk badan usaha yaitu :
Perusahaan Umum Daerah Air Minum. Fungsi

pelayanan yang diberikan oleh perusahaan ini adalah
menyediakan air bersih bagi masyarakat kota
Mataram yang memiliki kualitas sesuai dengan
standar kesehatan dan dengan harga yang dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada
wilayah kota Mataram ini kebuatuhan air bersih yang
diperlukan oleh masyarakat belum sepenuhnya
tercukupi. Dimana untuk memenuhi kebutuhan air

2.

TINJAUAN PUSTAKA

Perkiraan Kebutuhan Air Bersih (Water
Demand) sangat ditentukan oleh jumlah penduduk
suatu kota ataupun desa dengan kesulitan bagi mereka
dalam mendapatkan air bersih. Rencana kebutuhan
dan pemakaian air dibagi atas beberapa jenis
kebutuhan, yang meliputi diantaranya :
a. Kebutuhan air domestik

Penyediaan air untuk pemakaian domestik dibagi
atas 2 jenis sambungan, antara lain
• Sambungan langsung ( rumah tangga )
• Kran umum / MCK

3

Dari penyaluran air bersih tersebut hanya
kecamatan Mataram, Mataram Timur, Mataram
Barat, dan Cakra Negara saja yang terpenuhi dan
itupun masih ada sebagian masyarakat dikecamatan
– kecamatan tersebut yang belum terlayani.
Sedangkan masyarakat dari kecamatan Tanjung
Karang dan sebagian dari Kecamatan Ampenan
belum terlayani dengan penyediaan air bersih, dengan
jumlah penduduk di kedua kecamatan tersebut ±
18.000 jiwa. Atau setara dengan kebutuhan air bersih
1.800.000 lt/hr atau sama dengan 20,83 lt/dt

Sambungan langsung adalah pelayanan air bersih

langsung ke rumah–rumah tangga yang menjadi
pelanggan PDAM.
Sambungan kran umum adalah pelayanan air
bersih terhadap penduduk dengan cara berkelompok.
Kran umum ini dipasang pada daerah yang
kekurangan air bersih dan mempunyai sanitasi
lingkungan yang buruk, daerah padat penduduk
dengan sebagian besar penduduk kurang mampu.
b. Kebutuhan air non domestik
ƒ Sosial
ƒ Komersial
ƒ Industri
ƒ Khusus
Kebutuhan air bersih untuk suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
1) Luas daerah pelayanan
2) Tata guna tanah
3) Penduduk yang dilayani
Konsumsi air perhari untuk domestik dan non
domestik berbeda beda, seperti untuk rumah tangga
tentunya akan berbeda dengan hotel ataupun industri.

Kebutuhan air non domestik di kota Mataram lebih
banyak di komsumsi oleh hotel dan pusat
perbelanjaan. Sedangkan untuk industri, skala industri
yang ada adalah industri menengah dan jumlah tidak
banyak
Untuk memudahkan perhitungan proyeksi kebutuhan air dimasa datang, dihitung berdasarkan
perkiraan pertumbuhan penduduk pertahun dikalikan
dengan asumsi rata-rata kebutuhan liter/orang/hari.
Kota Mataram dengan jumlah penduduk saat ini
145.000 jiwa (asumsi) dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 2,5% pertahun dan asumsi kebutuhan air
adalah 100 lt/org/hr, maka proyeksi kebutuhan air 15
tahun (tahun 2025) mendatang adalah 21.000.000
lt/hr atau 243,06 lt/dt (lihat tabel ).

Proyeksi kebutuhan air bersih untuk kota Mataram
22,000,000
20.000.000
18,000,000
16,000,000

14,000,000
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
Liter/hari
2010

2015

2020

2025

Tahun

Gambar 1. Grafik proyeksi kebutuhan air bersih
kota Mataram

Sumber – sumber air yang ada di wilayah kota
Mataram umumnya terdiri dari :
a. Air Bawah Permukaan / Air Tanah
Air tanah ini adalah semua pemunculan air di
bawah tanah yang dijumpai dalam keadaan jalur
jenuh tanpa penutup lapisan kedap air diatasnya.
Air tanah ini banyak dijumpai pada rumah – rumah
penduduk yang pada umumnya berupa sumur –
sumur gali dengan kedalaman antara 2,5 m sampai
dengan 6 m.
b. Air Permukaan
o Sungai
Sungai yang mengalir dikota Mataram ada 3 (tiga),
yaitu : sungai Jangkok, sungai Babak dan sungai
Ancar. Hulu dari ketiga sungai ini berada
dikawasan hutan Sesaot disebelah Timur kota
Mataram dan mengalir ke arah barat dengan muara
di selat Lombok
o Mata air.
Potensi mata air yang dimiliki kota Mataram

berada dikawasan hutan Sesaot dan selama ini mata
air tersebut telah dijadikan sebagai sumber air baku
untuk PDAM Mataram.
Dimana sekarang ini tidak mampu lagi
menyediakan air bersih untuk penduduk kota
Mataram saat ini, sehingga perlu diupayakan sumber

Perkiraan
Perkiraan
Kebutuhan
Jumlah
Air bersih
penduduk
( jiwa )
(Lt/hr)
(Lt/det)
2004
125.000
12.500.000
144,68

2010
145.000
14.500.000
167,82
2015
164.054
16.405.400
189,88
2020
185.612
18.561.200
214,83
2025
210.000
21.000.000
243,06
Tabel 1:Perkiraan kebutuhan air bersih kota
Mataram
Tahun


Konsumsi air bersih saat ini sebesar 167,82 lt/dt
dan telah dipenuhi oleh PDAM sebesar 100 lt/dt yang
mengalami kebocoran cukup besar, yaitu sekitar 30%
dari total konsumsi.

4

Dalam pengadaan aiar bersih diperlukan
pengolahan dari air sungai / sumber air baku menjadi
air bersih untuk dikonsumsi oleh pelanggan, yang
disebut dalam hal ini adalah satu kesatuan Unit
Produksi Air Bersih.
Unit produksi air bersih terdiri dari :
a. Sumber air baku
b. Transmisi air baku
c. Pengolahan
d. Reservoir

air baku lain yang memiliki debit air yang cukup.
Sumber air baku yang digunakan selama ini adalah
mata air Sesaot dan mata air Nyeredep yang lokasinya
sekitar 10 km sebelah timur kota Mataram. Mata air
ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan debit
yang cukup signifikan karena rusaknya hutan
disekitar kawasan mata air tersebut. Alternatif lain
adalah air sungai yang mengalir di kota Mataram.
Sungai-sungai yang ada, masing-masing memiliki
debit air yang bervariasi, debit terbesar dimiliki oleh
sungai Jangkok (lihat table ).
Sa
No. Sumber air
Baku

1.
2.
3.
4.
5.

tu
an

Debit
Air
Baku
(Q)

(a) Sumber air baku.
Sumber air baku yang digunakan untuk
mencukupi kekurangan supply air bersih adalah air
sungai Jangkok. Pada aliran sungai ini dibuat
bangunan penyadap (raw water intake) untuk
menangkap air yang kemudian akan dialirkan ke unit
pengolahan air bersih. Untuk mengambil air dari
sungai digunakan pompa karena air sungai lebih
rendah daripada ketinggian unit pengolahan.
Pada bangunan intake terdapat dua macam
screen dimana screen pertama berfungsi untuk
menyaring kotoran yang terbawa oleh air baku
menuju intake, sedangkan untuk screen kedua
berfungsi untuk menyaring kotoran yang lolos dari
screen pertama yang menuju pipa transmisi.

De-bit
Air
yang Keterangan
disadap Peman(q)
faatan

Mata air
lt/dt 220
140
Sudah
Sesaot
Mata air
lt/dt 180
70
Sudah
Nyeredep
Sungai
lt/dt 500
Belum
Jangkok
Sungai
lt/dt 270
Belum
Babak
Sungai
lt/dt 240
Belum
Ancar
Tabel 2 : Debit Air pada sungai di Mataram

(b) Transmisi air baku.
Transmisi air baku ini berfungsi untuk
mengalirkan air sungai dari bangunan penyadap (raw
intake) ke unit pengolahan melalui saluran pipa.
Pengaliran air dari sungai disedot dengan pompa air
dengan kapasitas yang memenuhi sehingga dialirkan
dengan dorongan pompa kedalam pipa-pipa transmisi
yang disiapkan dengan diameter yang sesuai dengan
kebutuhan.
(c) Pengolahan air
Pengolahan yang dilakukan disini adalah sebagai
berikut :
Air sungai Jangkok dengan kekeruhan yang
cukup tinggi karena terjadinya erosi didaerah hulu
sungai terutama pada musim hujan. Untuk itu, perlu
dilakukan pengolahan/treatment terhadap air sungai
sebelum didistribusikan ke konsumen dengan system
pengolahan berikut ini
a. Koagulasi dan flokulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan dari
contaminan colloidal tersebut di atas melalui proses
ionisasi, dimana terjadi gaya electrostatis antara
colloid yang bermuatan negatif (-) dan koagulan yang
bermuatan positif (+) dan ber-ukuran sangat kecil,
sehingga terjadi gumpalan yang di sebut floc. Proses

Mataram

Peta: Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat
skala 1 : 4.000.000.
3. METODOLOGI
(1) Sistem Pengolahan air bersih.

5

Sistim pengendapan sedimen atau flokulan
dengan aliran vertikal keatas dalam bak atau tangki,
untuk mendapatkan kecepatan aliran lebih tinggi di
bandingkan dengan kecepatan aliran pada sistim
pengendapan di atas dengan maksud pertimbangan
ekonomis terkait dengan dimensi bak atau tank maka
reynold me-ngusulkan sistim settling dibantu dengan
sistim settler yaitu lembaran pelat yang di pasang
paralel dalam seluas bak sedimentasi dengan
kemiringan tertentu, selanjutnya dalam penelitian ini
kami menggunakan sistim sedimentasi dengan
metoda tube settler.

pencampuran dalam bak koagulasi menggunakan
sistem terjunan
Ada beberapa jenis koagulan untuk menggumpalkan pada proses pengolahan air yang
mempunyai karakteristik tersendiri, seperti : alum,
ferric chloride, ferric sulfate, aluminate, lime dan
lain-lain.
Flokulasi adalah pencampuran antara air baku
dan koagulan yang merupakan proses lanjutan setelah
proses coagulasi yaitu pencampuran lembut dan
bertahap tahap yang diikuti penyebaran coagulant
yang cepat pada unit pen-campuran cepat.
Tujuan flocculation adalah untuk mem-percepat
tingkat benturan antar partikel Coloidal dari air baku
dan coagulant yang meng-hasilkan penggumpalan
dan pengelompokan secara elektrolitis partikel
koloidal.
Koagulan yang digunakan pada proses ini adalah
Alum. Reaksi kimia pada proses koagulasi akan
mengakibatkan pH air baku turun sehingga perlu
dicampur dengan kapur untuk menetralkan pH (pH 7)
air tersebut.
b. Bak Sedimentasi
Proses sedimentasi adalah proses pengen-dapan
flocculant hasil dari proses atau effluent dari
flocculator basin, ada beberapa metode proses
sedimentasi yang sering dipakai dalam sistim instalasi
pengolahan air (IPA) antara lain :

c. Bak Filter
Setelah air mengalami sedimentasi, air kemudian
disaring pada bak filter menggunakan sistem saringan
pasir cepat. Pada periode tertentu bak filter harus
dicuci, periode pencucian filter tergantung pada
kualitas air baku dan hasil dari pengolahan
sebelumnya, yaitu flokulasi dan sedimentasi. Setelah
dari unit filtrasi, air dimasukkan ke unit desinfeksi,
sebagai desinfeksi yang digunakan adalah kaporit,
setelah itu air dialirkan menuju reservoir.
( d ) Reservoir.
Reservoir merupakan bak penampungan air
bersih dimana air telah diolah pada unit sebelumnya
untuk kemudian dipompa dan dialirkan melalui pipa
transmisi air bersih ke reservoir distribusi.
Reservoir dibersihkan secara berkala dengan
tujuan untuk membuang kotoran yang terdapat
dalam reservoir yaitu dengan cara menyikat dindingdinding reservoir. Pembersihan dilakukan dengan
menutup salah satu saluran menuju bak agar bak
yang akan dibersihkan tidak terisi oleh air.
Kemudian bak dibilas dengan air bersih sehingga
kotoran dan lumpur yang mengendap direservoir
hilang dan bersih semua. Setelah bak bersih dari
kotoran-kotoran maka saluran pem-buang dibuka
agar kotoran mengalir menuju bak pembuangan.

• Sistim pengendapan gravitasi.
Sistim pengendapan sedimen atau flokulan
dengan aliran horizontal dan vertical arah gravitasi
dalam bak atau tangki yang cukup besar untuk
mendapatkan kecepatan aliran lebih rendah dari
kecepatan pengendapan.
• Sistim Pengendapan up-flow sluge blanked.
Sistim pengendapan sedimen atau flokulan
dengan aliran vertical arah keatas dalam bak atau tank
yang cukup besar dan tinggi, dimana akibat aliran ke
atas dan arah settling dari flokulan akibat gaya
gravitasi dan
tertahan oleh gaya drag akibat
kecepatan aliran ke atas sehingga akan terjadi
keseimbangan antara gaya grafitasi dan gaya drag tadi
dimana hal tersebut di namakan slug blanked yang
juga berfungsi menahan laju dari flokulan yang
ringan sementara proses flokulasi masih terus
berlangsung sehingga setelah flokulan ringan tersebut
menjadi gumpalan yang cukup berat lebih berat dari
gaya drag akibat aliran ke atas maka flokulan akan
settling ke bawah. Settling tersebut di indikasikan
dengan settling velocity atau kecepatan pengendapan.
• Sistim Pengendapan up-flow settler.

Gambar 2. Unit pengolahan Air bersih
(2) Pendistribusian air bersih.

6

(3) Biaya Operasi air bersih

(a) Reservoir distribusi
Reservoir ini berfungsi untuk mendistribusikan
air bersih ke konsumen dengan sistem gravitasi. Kota
Mataram dengan topografi berbukit dan beda
ketinggian dengan reservoir air bersih tidah besar,
dibutuhkan reservoir distribusi yang tinggi agar air
bersih dapat diterima oleh semua konsumen dan
daerah layanan dapat memperoleh air, karena itu
perlu dipompa dari reservoir air bersih ke reservoir
distribusi.
Penggunaan air bersih untuk tiap waktu dalam
sehari-hari berfluktuasi. Puncak penggunan terjadi
pada pagi hari sekitar jam 6-8 dan sore hari jam 5-7.,
karena pada jam-jam tersebut merupakan saat untuk
mandi pagi dan sore. Pola penggunan ini perlu
diperhitungkan dalam menghitung kapasitas reservoir
distribusi untuk menjamin ketersediaan air secara
optimal.

Yang dimaksud dengan biaya operasi dan
pemeliharaan adalah yang dikeluarkan untuk
operasional dan pemeliharaan PDAM. Biaya ini
terdiri dari : biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak
dipengaruhi oleh besarnya produksi, contohnya : gaji
pegawai tetap, rekening listrik dan telepon kantor
(adminstrasi), bunga bank akibat pinjaman, asuransi
kesehatan pegawai dan lain-lain. Sedangkan biaya
variabel adalah biaya-biaya yang timbul akibat
adanya kegiatan produksi atau dipengaruhi oleh besar
kecilnya volume produksi, contoh : rekening linstrik
pada unit pengolahan dan distribusi, pembelian bahan
kimia (kaporit, kapur tohor dan aluminium sulfat),
biaya pemeliharaan peralatan dan kendaraan
operasional (suku cadang, oli dan lain-lain), jaringan
transmisi air bersih.

(b) Jaringan air bersih
Jaringan air bersih adalah menghubungkan
reservoir distribusi kepelanggan melalui saluran pipa
(PVC atau besi). Pembangunan jaringan harus
memperhatikan kaidah-kaidah hidrolika dan tata
ruang kota.
Kaidah-kaidah hidrolika seperti diameter pipa,
panjang pipa dan ketinggian daerah. Tata ruang akan
menentukan pola kosumsi dari konsumen, konsumen
industri atau komersial tentunya akan berbeda
konsumsi airnya dengan pemukiman, hal ini
mempengaruhi ukuran diameter pipa pada
jaringannya.

(4) Sistem tarif air bersih
Dalam penjualan air bersih ke pelanggan
diperlukan tarif yang dapat terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat, yang pada umumnya diatur oleh
Peraturan Daerah setempat atas usul pihak PDAM
dengan cara mempertimbangkan biaya operasi pihak
PDAM dan besaran kemungkinan subsidi dari
pemerintah daerah sehingga dapat menutup biaya
operasi tersebut.
Besaran biaya pembayaran rekening air bersih
biasanya dibagi dalam beberapa golongan tarif yaitu
untuk konsumen :
o komersial dan Industri paling tinggi.
o rumah tangga tingkat menengah
o Sosial dan rumah Ibadah tingkat paling
rendah.
Misalnya untuk konsumen rumah tangga
dihitung dari jumlah pemakaian air bersih per bulan
berdasarkan catatan jumlah dari meteran air yang ada
dirumah penduduk/ masyarakat pelanggan sebesar 45
M3 dikalikan tarif dengan tingkatan volume
pemakaian seperti berikut :

( c ) Sambungan pelanggan air bersih
Sambungan pelanggan adalah sambungan
langsung yang menghubungkan jaringan pipa pipa
distribusi dengan konsumen. Pada pipa masuk dari
jaringan ke rumah konsumen dipasang alat meter
(meter pelanggan) yang mencatat konsumsi air bersih
pelanggan. Pencatatan meter dilakukan oleh petugas
dari PDAM dalam periode satu bulan kemudian
jumlah air akan dibayar oleh komsumen sesuai
konsumsi dan tarip permeter kubiknya.
Pemasangan sambungan kepada pelanggan air
bersih dilakukan dengan pendaftaran ke PDAM dan
membayar biaya sambungan yang berkisar
Rp.500.000,sampai
Rp.1.000.000,dimana
umumnya pihak PDAM hanya menyediakan pipa
sambungan dari rumah maximum 20 meter sampai
keluar rumah dan selebihnya sampai ke pipa
distribusi pengadaan pipa ditanggung sipelanggan air
bersih sedangkan materan air ditanggung oleh
PDAM.

Tarif pemakaian air bersih Biaya Jumlah
Jumlah
Pemaper M3
Beban Pemba
kaian 0 - 10 10 - 20 20 - 30 > 30
yaran
( Rp )
45 M3

1000
10

1200 1500
10

10

2000 6500
15

Jumlah 10.000 12.000 15.000 30.00 6500 73.500
( Rp )
0

7

Dengan menggunakan sistem tarif seperti
tersebut maka bagi masyarakat yang kurang mampu
dengan tingkat pemakaian air bersih yang minimal
akan dikenakan pembayaran yang minimal juga.
Misalnya masyarakat kurang mampu hanya
menggunakan air bersih sebesar 30 M3 per bulan
maka pembayarannya hanya sebesar Rp.43.500,perbulannya. Apalagi bila mereka menggunakan air
dibawah 1 M3 perharinya maka tentu akan dibebani
pembayaran yang lebih murah lagi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
(1 ) Hasil penelitian dilapangan
Berdasarkan hasil investigasi lapangan sungai
yang akan dilakukan penyadapan adalah sungai
Jangkok dengan debit air baku 500 liter / detik
dengan kondisi air yang dalam keadaah keruh pada
musim penghujan. Dimana letaknya berada diselatan
kota Mataram yang dapat dilakukan penyadapan
disebelah hulu sungai dengan jarak 20 km seperti
pada peta :

(5) Manajemen Pengelolaan
Pengelolaan sistem air bersih dalam hal ini
adalah PDAM hampir sama disemua PDAM-PDAM
di Indonesia. Pengelolaannya dijalankan oleh suatu
organisasi yang terstruktur yang masing-masing
memiliki wewenang dan tugas yang telah ditetapkan.
1) Unsur Organisasi
Unsur organisasi perusahaan daerah tediri dari
a. Pimpinan adalah Direktur Utama
b. Pembantu Pimpinan
• Direktur Umum
• Direktur Teknik
c. Satuan pengawas intern adalah pembantu pimpinan
dalam bidang pengawasan intern perusahaan.
d. Pelaksana adalah bagian – bagian dan cabang –
cabang .
2) Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PDAM " TIRTA DHARMA "

Struktur Organisasi
Mataram
KABUPATENPDAM
GARUT
Penyadapan dilakukan dengan pompa air dengan
kapasitas yang disesuaikan kebutuhan, tetapi
pengaliran transmisi air karena daerah perbukitan
dapat digunakan system gravitasi untuk mencapai
unit pengolahan air bersih, begitu juga proses
pengolahan dapat dilakukan juga dengan system
gravitasi, sehingga mengurangi penggunaan listrik
dan pompa air.
Untuk mengatasi pemompaan dalam pendistribusian air bersih ke konsumen maka sebaiknya unit
pengolahan ditempatkan pada tanah dengan counter
yang lebih tinggi sebagaimana biasanya pengolahan
air bersih PDAM-PDAM yang sudah berlaku.
Biaya operasional dan pemeliharaan PDAM
dapat ditekan dengan berkurangnya penggunaan
pompa dan bila air sungai tidak keruh pada waktu
bukan musim penghujan akan mengurangi biaya
operasional pengolahan air bersih.

Bupati

Direktur Utama

Bupati

Satuan
Pengawas

Bidang
Balitbang

Direktur
Umum

Direktur
Teknik

Bagian Hubungan
Langganan

Bagian Adminitrasi
Umum

Bagian
Keuangan

Bagian
Pembukuan

Bagian
Produksi

Bagian
Perencanaan

Bagian
Transmisi & Dist

Sub Bagian
Humas

Sub Bagian
Administrasi

Sub Bagian
Penerimaan /
Pengeluaran

Sub Bagian
Pengolahan Data

Sub Bagian
Produksi dan
Pemeliharaan

Sub Bagian
Perencanaan Teknik

Sub Bagian
Penyambungan &
Segel

Sub Bagian
Pembinaan
Langganan

Sub Bagian
Personalia

Sub Bagian
Pembukuan

Sub Bagian
Laboratorium

Sub Bagian
Pengawasan Teknik

Sub Bagian
Perbaikan &
Pengendalian
Kebocoran

Sub Bagian
Gudang

Sub Bagian
Perencanaan
Keuangan

( 2 ) Kendala-kendala dilapangan
Kendala-kendala yang sering terjadi dalam
sistem operasi manajemen dan teknik pengoperasian
pelayanan air bersih sehingga menggangggu
kelancaran operasi suatu siklus pelayanan..

8

™ Kebocoran Administrasi
Jumlah air yang bocor secara administrasi
terutama disebabkan meter air tanpa registrasi,
o Termasuk juga kesalahan di dalam sistem
pembacaan, pengumpulan dan pembuatan rekening, begitu juga kasus – kasus ( kolusi, korupsi
dan nepotisme ) yang berpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap
kehilangan air.
o Dapat juga terjadi sambungan langganan yang tidak
mendapatkan air sejak lama sehingga tidak dapat
ditagih lagi , dan belum ada penghapusan /
pemutihan terhadap pelanggan yang sejenis
o Pelaporan yang dilakukan pencatat meter yang
tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan akibat si
pencatat main tembak dari jauh sehingga
merugikan pelanggan yang pada akhirnya
pelanggan mengajukan klaim keberatan ke PDAM
dan terpaksa dilakukan pemotongan pembayaran
sebagai kebijaksanaan kantor karena kesalahan
petugas PDAM sendiri.
o Kemungkinan lain adalah bila pelanggan sudah
ditagih oleh petugas tetapi tidak disetorkan olehnya
kekantor dan tiba saatnya petugas mendadak
berhenti bekerja pada perusahaan.

Dalam penanganan sistem operasi air bersih
terdapat kendala – kendala yang dapat terjadi
dilapangan ataupun dikantor diantaranya ada dua
jenis kehilangan air pada sistem suplai air bersih,
antara lain :
™ Kebocoran Fisik
Kehilangan / kebocoran air dapat didefinisikan
sebagai perbedaan antara jumlah air yang diproduksi
dengan jumlah air yang terjual kepada konsumen,
sesuai dengan yang tercatat di meter – meter air
pelanggan
Kehilangan secara fisik disebabkan dari
kebocoran pipa, reservoir yang melimpas keluar,
penguapan, pemadam kebakaran, pencuci jalan,
pembilas pipa / saluran, dan pelayanan air tanpa
meter air, kadang – kadang terjadi sambungan yang
tidak tercatat sebagaimana kasus-kasus berikut ini :
o Pada pengoperasian distribusi kepelanggan air
bersih terdapat kendala – kendala yang menyebabkan kebocoran air dikarenakan pipa distribusi yang sudah tua sehingga mudah sekali
terjadi kebocoran, dan karena kurang baiknya
penyambungan pipa-pipa kerumah pelanggan
seperti lepas sambungan, pecah ditengah jalan dan
adanya sambungan yang dibatalkan dan tidak
ditutup lagi dengan sempurna.
o Kendala lain yang sering terjadi adalah dikarenakan
pelanggan merasa tidak mendapatkan supply air
bersih yang cukup maka mereka membuat
sambungan dari pipa induk yang letaknya lebih
rendah sehingga para pelanggan yang mengambil
dari pipa yang letaknya lebih tinggi tidak kebagian
air bersih, hal ini mengakibatkan para pelanggan
berusaha meng-gunakan pompa air dengan
kapasitas yang besar dan akhirnya ada pelanggan
yang lain tidak mendapatkan supply air bersih sama
sekali.
o Juga kendala yang tentunya menyebabkan ketidak
seimbangan antara supply dengan kebutuhan
pelanggan air bersih adalah pihak PDAM terlalu
memaksakan jumlah pelanggan ketimbang
memperhatikan jumlah kemampuan supply air
bersih yang dapat diberikan kepada pelanggan atau
mungkin mereka kurang menguasai kemampuan
distribusi air pada jaringan pipa distribusi yang
mengarah kerumah pelanggannya.
o Pada pengolahan air bersih juga terdapat kerugian
debit air karena pencucian saringan / filter pada
proses filtering basin yang juga. disebut in plant
losses dimana volumenya cukup besar dan bila
dapat dikurangi / dihemat akan mendapat keuntungan cukup besar.

(3) Solusi dalam meningkatkan pelayanan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan air bersih
yang diprogramkan pemerintah dalam MDG
hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut :
o Memanfaatkan sumber air yang ada secara
bijaksana agar dapat berkelanjutan.
o Memelihara sumber air yang ada dari pencemaran lingkungan .
o Mengembangkan sistem penyediaan air bersih
yang berbasis masyarakat
o Melibatkan pihak swasta dalam penyediaan
sistem air bersih yang murah, sehat dan cukup.
o Mengembangkan sistem pengolahan air bersih
yang murah dan dapat terjangkau oleh masyarakat desa atau perkotaan yang kurang mampu.
o Mengusahakan pemasangan sambungan ke
masyarakat dengan sistem kredit atau cicilan
yang cukup murah.
o Mendahulukan bagi kepentingan masyarakat
yang sangat membutuhkan air bersih dan mampu
untuk membayar rekening biaya pengelolaan air
bersih.
5. KESIMPULAN
Penyediaan air bersih dari sumber air sungai pada
daerah berbukit-bukit merupakan alternatif yang
paling memungkinkan dan menguntungkan dika-

9

3. Husnan S., Muhammad S., 2000 “ Studi
Kelayakan Proyek ” UPPAMPYKPN, UGM
Yogyakarta.
4. Kadariah, 1998 “ Evaluasi Proyek “ Analisa
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
5. Kodoatie R., 2003 “ Manajemen dan Rekayasa
Infrastruktur ” Pustaka Pelajar Yogyakarta.
6. Sutoyo S., 2002 “ Studi Kelayakan Proyek “
Konsep, Teknik dan Kasus Damar Mulia Pustaka
Jakarta.
7. Almeida, M. Ozorio de, W. Beckerman, I. Sachs
K, G. Corea, 1975 – 2 “ Environment and
Development“ International Conciliation No 586
Carnegie Endowment for International Peace
New York.

renakan pengolahannya tidak memerlukan banyak
bahan kimia pembantu, kecuali pada musim penghujan yang umumnya air sungai dalam keadaan
keruh.
Pendistribusian air bersih yang dihasilkan dapat
dilakukan dengan sistem gravitasi sehingga mengurangi adanya pompa penekan yang diperlukan guna
kelancaran pengaliran air kepelanggan-pelanggan.
Khususnya untuk kota Mataram masih besar
kemungkinannya menggunakan sumber air sungai
dikarenakan disekitar kota Mataram masih terdapat
beberapa sungai yang belum dimanfaatkan untuk
sumber air bersih oleh PDAM setempat dan belum
begitu tercemar oleh limbah air kotor dari masyarakat..
Sistem pemanfaatan sumber air bersih dari sungai
ini masih banyak kemungkinannya dilakukan didalam daerah propinsi Sumatera Selatan umumnya pada
daerah kabupaten yang daerahnya berbukit dan masih
banyaknya air sungai yang mengalir alami dan belum
tercemar oleh limbah-limbah yang membahayakan
kesehatan masyarakat.
Dalam memenuhi tingkat pelayanan air bersih
yang diprogramkan pemerintah dalam MDG
disarankan hal-hal sebagai berikut :
1) Memamfaatkan sumber air yang ada secara
bijaksana agar dapat berkelanjutan.
2) Memelihara sumber air yang ada dari
pencemaran lingkungan.
3) Mengembangkan sistem penyediaan air bersih
yang berbasis masyarakat
4) Melibatkan pihak swasta dalam penyediaan
sistem air bersih yang murah, sehat dan cukup.
5) Mengembangkan sistem pengolahan air bersih
yang murah dan dapat terjangkau
oleh
masyarakat desa atau perkotaan yang kurang
mampu.
6) Mengusahakan pemasangan sambungan ke
masyarakat dengan sistem kredit atau cicilan
yang cukup murah.
7) Mendahulukan bagi kepentingan masyarakat
yang sangat membutuhkan air bersih dan mampu
untuk membayar rekening biaya pengelolaan air
bersih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baskerville, G, 1986. Some Scientific Issues in
Cumulative Environmental Impact Assesment.
Dalam : Beanlands, G.E et.al “ Proc. Workshop
on Cumulative Environ-mental Effects “.
A. Binational Prespective. hal. 9 – 14 Ministry
of Supply and Services Canada.
2. Choliq. A., Wirasasmita. R.A.R., Hasan S., 1999
“ Evaluasi Proyek “ Pioneer Jaya Bandung.

10