Laporan KLASIFIKASI TANAH DI KABUPATEN B

Laporan Klasifikasi & Pengelolaan Tanah

KLASIFIKASI TANAH DI KABUPATEN BENER
MERIAH

Oleh
Cut Meutia
1205101050106

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM
BANDA ACEH
2014

I.

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet bumi
serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit

bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan
induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel
batuan atau mineral, bahan organik ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara.
Mineral merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan
anorganik dan mempunyai komposisi homogen.
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu
terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuhtumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan
tempat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah Jenis
batuan, bahan induk, curah hujan, penyinaran matahari, bentuk permukaan bumi,
organisme yang ada di tanah, tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami
proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih
tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh
tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau
tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya,
tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik
yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut
dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman
tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil

dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral,
pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga
mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar
tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel
pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel
pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh
pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir,
lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Klasifikasi kemampuan lahan adalah klasifikasi lahan yang dilakukan dengan
metode faktor penghambat. Dengan metode ini setiap kualitas lahan atau sifat-sifat
lahan diurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang paling kecil
hambatan atau ancamanya sampai yang terbesar. Kemudian disusun tabel kriteria
untuk setiap kelas; penghambat yang terkecil untukkelas yang terbaik dan berurutan
semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya.
Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang banyak dipakai di Indonesia
dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943). Menurut sistem ini lahan
dikelompokan dalam tiga kategori umum yaitu Kelas, Subkelas dan Satuan

Kemampuan (capability units) atau Satuan pengelompokan (management unit).
Pengelompokan di dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor penghambat. Jadi
kelas kemampuan adalah kelompok unit lahan yang memiliki tingkat pembatas atau
penghambat (degree of limitation) yang sama jika digunakan untuk pertanian yang
umum (Sys et al., 1991).
Klasifikasi Kemampuan Tanah adalah penilaian tanah secara sistimatik dan
pengelompokannya dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang
merupakan penghambat bagi penggunaannya. Klasifikasi ini selanjutnya menetapkan
jenis usaha tani yang sesuai dan macam perlakuan yang diperlukan agar dapat
dipergunakan untuk berproduksi dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Tanah dapat digarap adalah sebidang tanah yang sesuai untuk diusahakan bagi
usaha tani tanaman semusim, sedangkan tanah tidak dapat digarap diartikan sebagai
sebidang tanah yang tidak sesuai untuk dipergunakan bagi usaha tani tanaman
semusim tetapi sesuai untuk usaha tani tanaman tahunan atau pohonan.
Klasifikasi Kemampuan Tanah yang dipakai dalam tulisan ini berdasarkan sistim
Klasifikasi yang dikemukakan oleh Hockensmith and Steele (1943) dan Stallings
(1957).

Menurut sistim ini tanah digolongkan atas tiga kategori, yaitu Kelas, Sub-Kelas
dan Satuan Pengelolaan. Penggolongan dalam kelas didasarkan atas intensitas faktorfaktor penghambat yang permanen atau sulit dirubah/berubah. Penggolongan dalam

Sub-Kelas didasarkan atas jenis faktor-faktor penghambat tersebut. Penggolongan
dalam satuan pengelolaan merupakan paket usaha dan perlakuan yang diperlukan atau
disarankan. Dalam penggolongan satuan pengelolaan perlakuan pengawetan tanah
khususnya dan jumlah pupuk yang diperlukan, dikemukakan.
Faktor-faktor klasifikasi pada kategori kelas adalah faktor-faktor penghambat
yang bersifat permanen atau sulit dapat dirubah seperti tekstur tanah, lereng
permukaan, drainase, kedalaman efektif tanah. Tingkat erosi yang telah terjadi, liat
masam (cat olay) dan faktor-faktor lain yang sulit untuk dirubah, seperti batuan diatas
permukaan tanah, ancaman banjir atau genangan air yang tetap, dan iklim.
b. Tujuan
1. Dapat mengetahui secara langsung

di lapangan sekaligus mengetahui

klasifikasi tanah yang berdasarkan sifat-sifat fisik dan morfologi tanah
pada profil tanah dan pengamatan langsung di lapangan mengenai Profil
Tanah dan untuk mengamati lapisan- lapisan tanah.
2. Dan untuk mengetahui sifat fisik, biologi dan kimia tanah Andisol serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. sifat fisik kimia tanah meliputi
warna, tekstur, struktur, konsistensi, ukuran dan ph tanah.

c. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dengan melakakan kegiatan perkuliahan ini
yaitu :
1. Dapat mengetahui tenteng definisi tanah serta proses pembentukannya.
2. Dapat mengetahui klasifikasi tanah
3. Dapat mengetahui ciri – ciri dalam setiap jenis tanah.
Dapat mengetahui kegunaan tanah.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Profil Tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan
secara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman
yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan kegiatan penelitiannya. Dalam hal
ini misalnya untuk keperluan genesa tanah pada Oksisol yang solumnya (tebal)
pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman sekitar 3 – 3,5 meter
(Kartasapoetra dan Mulyani, 1987).
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan

cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang
tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan
pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air tanah. Tanah
yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada ronggarongga udara (Pasaribu, 2007).
Profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang
dianggap sejajar dengan permukaan buli. Profil tanah dipelajari dengan mengenali
tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan
horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan sifat-sifat
penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil tanah (Tim
Asisten dan Dosen, 2010).
Faktor-faktor Pembentuk Tanah
Lima faktor yang mengontrol pembentukan dan perkembangan tanah (Jenny,1941),
yaitu: bahan induk, iklim, organisme, relief dan waktu. Dalam kenyataannya ada
interdependensi antar faktor, misalnya antara organisme dan iklim. Iklim dan
organisme merupakan faktor pembentuk tanah yang aktif, sedangkan bahan induk
adalah faktor pasif.
Bahan Induk Tanah
Tanah terbentuk dari bahan batuan yang mengalami fragmentasi dan proses pelapukan
(fragmented rock material). Fragmented rock material dapat tetap di atas bedrock asal
sebagai bahan yang relatif tidak padu (uncosolidated material) atau in situ, tapi


kebanyakan telah tererosi dan ditransportasikan baik oleh air, angin, es atau gravitasi
ke lain tempat membentuk deposit (debris mantles). Bahan-bahan deposit tak padu
inilah (bukan solid bedrock) yang umumnya disebut sebagai bahan induk tanah (soil
parent materials). Tanah bersama dengan debris atau bedrock yang terlapuk di
bawahnya disebut sebagai regolith. Bahan yang merupakan asal tanah disebut sebagai
bahan induk. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari batuan di
bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat lain. Bahanbahan di bagian bawah tanah biasan. Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral
yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi
bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan,
komposisi mineral dari tanah, dan kesuburan kimia tanah.
Iklim
Tanah bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban menyebabkan
perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching). Sedangkan angin
mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah iklim arid. Jumlah,
intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan tanah.
Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembeban, aktifitas biologi,
laju reaksi kimia dan tipe vegetasi. Faktor yang sangat berpengaruh atas pembentukan
tanah. Iklim berpengaruh langsung terhadap pembentukan tanah melalui suhu dan
curah hujan, dan secara tidak langsung melalui pengaruhnya atas vegetasi (organisme)

dan berinteraksi dengan bentuk lahan (relief) dalam mempengaruhi hubungan air dan
tanah.
Organisme
Organisme mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan tanah dengan
berbagai macam cara. Penyebaran flora dan fauna tergantung sebagian besar kepada
iklim, topografi, dan pengaruh bahan induk pengaruh organisme sulit dipisahkan dari
pengaruh lainnya.Tetapi, pengaruh vegetasi tampak dalam perbedaan bahan organik
antara hutan dan padang rumput. Pada hutan, input BO terbanyak pada permukaan
tanah (mor humus), sedang pada rumput, penambahan BO juga terjadi pada tanah
bawah dan tercampur dengan bahan mineral tanah (mull humus) oleh aktifitas fauna
tanah.

Relief
Ada 3 jalur utama pengaruh relief atas pembentukan tanah:
a.

pengaruh kelerengan atas jeluk tanah

b.


modifikasi pengaruh iklim

c.

mempengaruhi hubungan kelembaban
Waktu
Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang
lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan
mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika
tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady
state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama.
JENIS TANAH
Jenis tanah yaitu Tanah Andisol, Tanah Andisol adalah tanah yang memiliki
bahan andik dengan ketebalan sebesar 60% atau lebih bila : 1) terdapat dalam 60 cm
dari permukaan mineral atau pada permukaan bahan organik dengan sifat andik yang
lebih dangkal, jika tidak terdapat kontak densik, litik, atau paralitik, horizon duripan
atau horizon petrokalsik pada kedalaman tersebut, atau 2) diantara permukaan tanah
mineral atau lapisan organik dengan sifat andik, yang lebih dangkal dan kontak densik,
litik, atau paralitik, horizon duripan atau horizon petroklasik (Hardjowigeno, 2010).
Bahan induk tanah Andisol terbentuk dari bahan vulkanik yang berasal dari

wilayah dan aktivitas vulkanik. Bahan induk ini awalnya terbentuk dari debu vulkan
menjadi aliran lava, beberapa terdapat batuan besar dan ledakan vulkanik hasil dari
ledakan erupsi. Karena letusan mengandung banyak bahan (debu, pumice, batuan),
banyak lapisan tanah Andisol terbentuk sepanjang pergerakan massa tanah membentuk
berbagai lapisan. Pembentukan tanah Andisol juga tergantung dengan kelembaban dan
regim temperatur dimana ditemukan banyak variasi terhadap pembentukannya.
Namun umumnya tanah Andisol dijumpai di daerah beriklim tropis (Buckman, dkk
1982).
Tanah Andisol banyak tersebar di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan
berbagai jenis vegetasi. Andisol tersebar di wilayah dataran tinggi sekitar 700 m dpl

atau lebih. Umumnya digunakan untuk pertanian pangan lahan kering seperti jagung,
kacang-kacangan, ubi kayu, umbi-umbian. Untuk tanaman hortikultura sayuran
dataran tinggi seperti kentang, wortel, kubis dan kacangkacangan sedangkan untuk
budidaya bunga-bungaan serta tanaman perkebunan seperti kopi dan teh (Hanafiah.
2005).

FAKTOR PEMBENTUKANNYA
Faktor–faktor pembentukan Tanah Andisol yaitu terbentuk dari debu volkanik.
Debu vulkanik kaya dengan mineral liat amorf atau alofan yang mengandung banyak

Al dan Fe. Logam-logam ini akan dibebaskan oleh proses hancuran iklim. Khelasi
antar asam humik dan Al dan Fe tersebut, membentuk khelat logam-humik, yang juga
akan meningkatkan retensi humus terhadap dekomposisi mikrobiologis (Kurnia.
2004).

III.

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di University Farm Universitas Syiah Kuala
Stasiun Bener Meriah. DESA :TUNYANG ,KECAMATAN: TIMANG
GAJAH,KABUPATEN : BENER MERIAH ,PROPINSI : ACEH.
Waktu
Waktu praktikum dilakukan pada hari Sabtu tanggal 1 November 2014,jam
10.00
WIB sampai dengan selesai.
B. ALAT DAN BAHAN
ALAT


Bor tanah



Buku mansel



Kantong plastik



Spidol



Meteran



Pisau



pH teskit



Cangkul



Sekop

BAHAN


Aquades



HCL



H2O2

CARA KERJA PEMBORAN


Lokasi pemboran harus dibersihkan dari vegetasi atau kotoran sampah

Tetapi harus tidak mengganggu laisan permukaan tanah.


Pemboran dilakukan dengan hati-hati ,usahakan agar mata bor tetap
tegak lurus



Bor diputar searah jarum jam sambil menenkan perlahan –lahan



Putar dan tekan bor sampai seluruh mata bor(=20 cm) masuk kedalam
tanah



Keluarkan mata bor dalam tanah secara perlahan-lahan dan mata bor
jangan diputar



Seterusnya mata bor diletakkan diatas plastik ,kemudian dikeluarkan
tanah dengan mata pisau dari mata bor dan tampung diatas alas yang
telas disediakan



Kedalaman sampai dimana bor dimasukkan dalam tanah



Tanah dari mata bor disusun secara sistematik mulai dari atas sampai
paling bawah



Kemudian lakukan pengamatan dengan mencatat beberapa sifat tanah
seperti tercantum dalam daftar isian pemboran ( lihat petunjuk
pengisian form deskripsi tanah)

PEMBUATAN LUBANG PROFIL TANAH


Bersihkan permukaan tanah pada bagian mana profil akan dibuka /gali
dari semak atau kotoran



Beri tanda dan tarik garis dengan ukuran 150x100 cm



Mulailah menggali dengam cangkul atau sekop sampai kedalaman 150
cm



Penampang tanah yang hendak diperiksa harus mendapat sinar
matahari



Tanah galian jangan ditimbun pada sisi penampang pemeriksaan



Buatkan tangga untuk memudahkan pemeriksaan



Pengamatan dapat dimulai



Sediakan daftar profil dan alat tulis menulis ,catat hasil pengamatan
secara berturut-turut



Setelah selesai tanah galian ditimbun kembali.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
Tabel 1. Deskripsi profil tanah di University Farm,UNSYIAH
SERIE
Relief makro
Relief mikro
Lereng
Erosi
Pengaruh manusia
K.batu besar
k.batu kecil
Drainase
Bentuk lereng
Panjang lereng
PH
PERAKARAN
HALUS

Pertumbuhan
SIMBOL
LAPISAN
WARNA
(MUNSEL)
Tekstur
Kandungan
Sturuktur

andisol
Bergunung
berbukit
komplek
sedikit
ada
ada
ada
permukaan
cembung
< 300 m
6,2
0-50 CM
Rerumputan

JUMLAH
UKURAN

Barat
> 1000 m
Ditengah lereng
Dalam
basah
Cerah
berawan
cepat
cepat
Tanaman palawija
kuat
Sedikit kapur
Sedikit banget
BBANYAK

1
O

2
C

2,5 YR , 2,5 / 1(redies black)

7,5 YR, 5/4 (BROWN)

Lempung
Magnesium
LM
H

KONSISTENSI

TLK
SEDIKIT

KARATAN BANDINGAN

DALAM LAPISAN

Exposisi
Ketinggian
T.dilereng
Air tanah
Kelembapan
Cuaca sekarang
Cuaca kemarin
Air permukaan
Air didalam
Pemakain tanah
Padas
Kandungan CaCo3
Bahan Organik
dilapisan C
Bahan Organik
dilapisan O

30 cm

kerikil
Besi
LM

R
GB

LP

H

TLK

BIASA
HALUS
DIKIT
30 – 60 cm

Batas lapisan

Batuan

batuan

Batas Topografi

Batuan

batuan

Tabel 2. klasifikasi tanah praktikum

LP

G
LP

ORDO
SUB ORDO
GREAT GROUP
SUB GRUP
FAMILY
( Typic Haplaquept)
Epipedon

ANDISOL
VITRANDS
UNDIVITRAN
Humic undivitran
Kelas besar butir tanah
Kelas mineralogi
Kelas temperatur tanah
Molik

Horizon
Bobot Isi

Kambik
< 0,9

Mempunyai kelas

vulkanik yang tingi

menetralisir P

tinggi hingga 80%

Curah Hujan

1.105,60 mm / bulan

medial
Campuran
isohipetermik

B.Pembahasan
Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa dalam kelompok-kelompok dan
subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sebagian besar sistem klasifikasi tanah
yang telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada indeks tanah yang
sederhana. Dan berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tanah diBener
Meriah adalah tanah Andisol dikarenakan kedekatan lokasi tempat penelitian dengan
gunung berapi aktif Burni Telong.
Sifat tanah Andik ditemukan pada kedalaman 60 cm teratas dari tanah mineral,
dalam suatu lapisan yang tebalnya paling sedikit 35 cm, kecuali bila sentuh sela atau
sela semu terdapat pada kedalaman kurang dari 35 cm. dibawah lapisan dengan sifat
tanah andik tersebut, tanah dapat mempunyai sembarang horizon penciri. Itulah syarat
minimum untuk Andisol. Asal syarat ini dipenuhi maka tanah tersebut Andisol.
Walaupun demikian terdapatnya lapisan dengan sifat tanah andik setebal paling sedikit
35 cm di bawah lapisan yang di olah tersebut akan menempatkan tanah tersebut
sebagai tanah andisol.
Tanah andisol adalah tanah yang berasal dari abu gunung api. Tanah andosol
terdapat di lereng-lereng gunung api, seperti di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok,
Halmahera, dan Minahasa. Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah vegetasi
pada hutan hujan tropis, bambu, dan rumput.

Tanah andisol mempunyai horizon A1 tebal bewarna hitam yang kaya bahan
organik, tetapi tidak mempunyai horizon A2, dengan horizon B berwarna kuning
pucat, coklat kekuningan atau coklat keabu- abuan volkan terlapuk sampai ke horizon
C. Umumnya mempunyai kejenuhan basa relatif rendah tetapi mempunyai AL dapat
ditukar relatif tinggi. Terbawa oleh sifat mineral liat dominan yang dimilikinya maka
andosol mempunyai sifat tiksotrofik, mempunyai kemampuan
Tanah Andosol banyak mengandung gelas vulkanik dan alopan karena tanah
ini sulit didispersi dan hasil pendispersiaannya bervariasi ,maka hasil analisis butir
(tekstur) tidak mencerminkan kelas besar butir sebenarnya. Tanah Andisol harus
memiliki sifat-sifat tanah andic: tinggi kristal buruk Fe dan Al mineral, tinggi di
Fosfor, bulk density yang rendah, dan proporsi yang tinggi dari kaca dan bahan koloid
amorf, seperti alofan, imogolit dan ferihidrit ; Tinggi Bahan Organik konten.
Berdasarkan sifat atau ciri-cirinya
1. Tekstur
Tekstur geluh berdebu
2. Struktur
Struktur remah kelapisan bawah agak gumpal
3. Warna
Warna agak coklat kekelabuan hingga hitam
4. Bahan induk
Bahan induknya abu atau tuf volkan
5. Konsistensi
Konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas
lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi
6. Porositas
Porositas tanah sedang sampai tinggi
7. Permeabilitas
Permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
8. Kandungan bahan organik
Kandungan bahan organik horison A adalah tinggi antara 10-30%
9. Solum

Solum agak tebal (1-2 m)
10. Curah hujan
Berkembang didaerah tipe iklim Afa, Cfa dan Cw (Koppen), tipe hujan A,B,C
(Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan tinggi antara 2500-7000 mm/tahun tanpa
atau sampai dua bulan kering.
11. pH tanah
Reaksi tanah masam sampai netral (pH 5,0-7,0)
PROFIL TANAH
Horizon O organik adalah lapisan tanah paling atas berada di atas lapisan
mineral yang sebagian besar terdiri atas bahan organik (segar maupun sudah
mengalami pembusukan).Selain ditandai dengan warna yang kelam, lapisan paling
atas tanah dapat disebut sebagai horizon O, apabila kandungan bahan organik pada
lapisan ini adalah ≥ 30 % jika tanah ini bertekstur lempung (clay) lebih dari 50 %. Dan
Kandungan bahan organik 20 %, jika tanah tidak mengandung partikel lempung sama
sekali.
O.1 Horizon ini disebut juga sebagai lapisan mulsa (much). Horizon organik
yang bahan organiknya masih mempunyai ciri dan bentuk terlihat jelas dengan mata
biasa yang serupa dengan bahan asalnya. Contoh : terdapat ranting pohon, daun,
tulang, sisa-sisa tubuh hewan. O.2 Horizon organik yang ditandai dengan adanya
bahan organik (tumbuhan dan hewan) yang sedang atau telah mengalami pelapukan
sehingga tidak menampakkan ciri aslinya lagi. Horizon ini sering dikenal sebagai
humus yang berwarna hitam.
Horizon O adalah horizon organik tanah mineral, horizon ini di dominasi oleh
bahan-bahan organik yang sudah dilapuki, horizon ini terbentuk di atas tanah mineral,
jika fraksi mineral mengandung lebih dari 30% liat, horizon ini mengandung lebih
dari 30% bahan organik dan jika fraksi mineral tidak mengadung liat makan
kandungan bahan organik lebih dari 20%. Horizon O lapisan ini umumnya membentuk
di atas tanah mineral atau terjadi dalam profil tanah organik. lapisan"O" adalah
singkatan dari bahan organik.
Ini adalah lapisan permukaan didominasi oleh kehadiran sejumlah besar bahan
organik yang berasal dari tanaman mati dan / atau residu hewan yang dalam berbagai
tahap dekomposisi. O cakrawala umumnya ada di daerah padang rumput. O cakrawala

biasanya terjadi di daerah-daerah berhutan dan sering disebut sebagai lantai hutan. O
cakrawala harus dipertimbangkan berbeda dari lapisan sampah daun yang meliputi
banyak daerah hutan lebat, yang tidak mengandung partikel mineral lapuk dan bukan
merupakan bagian dari tanah itu sendiri.
O cakrawala dapat dibagi menjadi O1 dan O2 kategori, dimana O1horizons
berisi membusuk materi yang asal dapat terlihat pada penglihatan (misalnya, fragmen
daun membusuk), dan O2 cakrawala hanya berisi bahan organik yang membusuk, asal
yang tidak mudah terlihat. O cakrawala juga dapat dibagi menjadi tiga O cakrawala
bawahan dilambangkan sebagai: Oi, Oe, dan Oa.
Horizon C ini sudah tidak terbagi lagi dimana sama sekali tidak mempunyai
sifat-sifat horizon O, A, dan B tetapi tersusun atas bahan-bahan yang telah dirubah
Pelapukan di luar daerah kegiatan biologi utama Pemadatan (cementasi) reversibel
berupa proses perabuhan, penamabahan berat volume dan sifat-sifat lain dari fragipan
(padas).Gleysasi Penimbunan dan pemadatan karbonat kapur atau Mg atau garamgaram lain yang terlarut. Pemadatan bahan-bahan silikat dan alkali besi dan silika.
Horizon C yaitu lapisan mineral yang tidak C horizon (bahan induk) berada di
bawah B Horizon. Lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh proses tanah pembentuk dan
dengan demikian mereka memiliki kurangnya pembangunan pedological. Dengan kata
lain, cakrawala C merupakan bahan yang tidak dikonsolidasi mendasari solum (A dan
B cakrawala). Ini mungkin atau mungkin tidak sama dengan bahan induk yang solum
yang terbentuk. Bentuk horizon C sebagai cuaca horizon R dan batu pecah menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil.
Cakrawala C berada di bawah zona aktivitas biologis terbesar dan belum cukup
diubah oleh genesis tanah untuk memenuhi syarat sebagai horizon B. Di daerah
kering, karbonat dan gypsum dapat terkonsentrasi di ufuk C. Sementara cukup longgar
untuk digali dengan sekop, C bahan cakrawala sering mempertahankan beberapa fitur
struktural batu tua atau deposito geologi yang terbentuk. Lapisan A dan B biasanya
berasal dari horizon C. Lapisan atas cakrawala C dapat dalam waktu menjadi bagian
dari solum sebagai pelapukan dan erosi terus. C Horizon mungkin berisi benjolan atau
rak besar lebih mungkin batu unweathered, bukannya hanya terdiri atas fragmen kecil
seperti dalam solum tersebut.
Tanah dilokasi adalah tanah masih baru karena ketebalan solum yang didapat
hanya mencapai ketebalan 30 cm yang masuk pada horizon O,Sedangkan pada horizon

C ketebalan tanahnya sekitar 30 cm juga .selebihnya lapisan kebawan adalah batuan
padat sehingga tidak dapat dilakukan penggalian profil tanah lagi.

V.

A.KESIMPULAN

KESIMPULAN DAN SARAN



Klasifikasi tanah dibuat dengan cara menentukan sifat-sifat tanah satu sama



lain dan kemudian mengelompokkan kedalam kelas-kelas tertentu.
Tanah dilapangan tempat penelitian adalah tanah Andisol yang merupakan
tanah Aluvial ini dibuktikan dengan kedekatan lokasi dengan Gunung berapi



aktif Burni Telong
Bahan induk sangat berpengaruh terhadap sifat tanah ,ini dibuktikan pada
tekstur tanah yang di teliti terdiri dari lapisan O yang banyakan lempung dan
lapisan C yang mengandung kerikil ini adalah bahan induk yang belum



melapuk secara sempurna.
Lapisan tanah yang dapat diteliti hanya 2 lapisan yaitu O dan C ini karena



Faktor pembatas batuan yang tak bisa ditembus oleh cangkul lagi.
Relief yang bergunung pada areal makro dan berbukit pada daerah mikro
memiliki areal perbukitan yang menyebabkan run-up tinggi.dan erosi pada



lapisan permukaan sering terjadi.
Klasifikasi tanahnya masuk dalam ordo :andosol, sub ordo : vitran,great
group: undivitran, Sub group : humic undivitran,dan family : Typic
Haplaquept.

B.SARAN
Semoga pada praktikum Klasifikasi tanah Berikutnya di Ikuti dengan Analisis
LAB. Seperti untuk menganalisa Kerapatan Isi,kerapatan Jenis, dan Ruang PORI.
Penatapan Kadar air tanah juga diperlukan praktikum dalam LAB.

DAFTAR PUSTAKA

Benito,

2011.,

tanah. http://benitohp.wordpress.com/2011/03/09/ilmutanah/.Diakses pada tanggal 9 maret 2011.

ilmu

Foth, 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Foth., 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta.
Hakim, N., Nyakpa Y.M., Lubis M.A., Nogroho G.S., Saul R.M.,
Diha A.M., Hong B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Universitas Lampung. Lampung
Kartasapoetra. A. G., 1991. Pengantar Ilmu Tanah. PT Bhineka
Cipta : Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. CV Rajawali : Jakarta.