Peran Ketidakpastian Lingkungan Dan Karakter Personal Dalam Memoderasi Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran JKB
I II
H{tr-{i
tt\
I
I
T
t frl I
I
u I.
t
I
fI
$
t\
PERAN KETIDAKPASTAN LINGKUNGAN DAN KARAKTER PERSONAL
M EMOD ERAS I P EN GARU H PARTISI PAS I ANGGAMN TERHADAP
DAIAM
SENJANGANANGGARAN
AZHAR MAKSUM
ANALIS/S PENETAPAN HARGA SAHAM PERDANA
DI BURSA EFEK JAKARTA
HASFIN HARDI
P EN GA RU H PART IS/PAS/ AN G GARAN TERH ADAP
SENJANGA N ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGAN/SAS/ DAN
KETIDAKPASTAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KOTA MEDAN
KERSNA MINAN
PENGARUH KERUSAKAN HUTAN DAN HASIL HUTAN TERHADAP
PERTIJMBIJHAN EKANOMI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
TEGUH SETIAWAN
PENGARUH GOING CONCERN TERHADAP OPINI AUDITOR PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK JAKARTA
L'z,- NOVIETTA
PENGARUH KOMUNIKASI /NTERPERSONAL DAN MOTIYASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT WESTFALIA INDONESIA
SUDARTO, SUWARDI LUBIS, PAIDI HIDAYAT
EVALUASI KEBIJAKAN PERSA INGAN USAHA DI INDONESIA
ASMALIDAR
Dewan Redaksi
Pelindung
Ketua Umum Yayasan Pendidikan Harapan Medan
Penasehat
Ketua STIE Harapa Medan
Pembina
Ketua Program Studi Magister Manajemen (MM) STIE
Harapan Medan
Ketua Tim Redaksi
Dr. Tapi Rondang Ni Bulan, SE., M.Si
Penyunting Ahli
Ketua
Dr. Zahai Zein, M.Sc
Anggota
(USU Medan)
Prof. Dr. H. Azhar Maksum, M.Ec.Ak
(USU Medan)
Prof. Dr. Fachruddin, MSM, Ak
(USU Medan)
Prof. Dr. Amrin Fauzi
(USU Medan)
Prof. Dr. Suwardi Lubis, M.S
(USU Medan)
Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi
(Unimed)
Prof. Dr. Zainuddin
(Unimed)
Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, MPd
(STIE Harapan Medan)
Dr. Teguh Wahyono
(UMSU)
Dr. Satria Tirtayasa
(Unsyiah Banda Aceh)
Prof. Dr. Islahuddin, Mec
Tim Editing
Hasfin Hardi, SE, M.Si
Ani Muwarni Muhar, SE, M.Si
Audia Junita, S.Sos, M.Si
Tata Usaha
Kiki Farida Ferine,
SE, M.Si
Kantor Redaksi Sekolah Tinggi Ekonomi Harapan Medan
Jl. Imam Bonjol No. 35 Medan 20152
Jurnal Keuangan dan Bisnis diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan,
dimaksudkan sebagai Media Pertukaran informasi dan karya ilmiah antara staf pengajar,
alumni, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Jumal ini terbit empat kali setahun yaitu
bulan November, Maret, dan Juli.
Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media lain dan tinjauan atas
buku-buku ekonomi dan bisnis terbitan dalam dan luar negeri yang baru serta
catatar/komentar atas artikel yang dimuat dalam jurnal ini. Pedoman penulisan naskah untuk
Jumal Keuangan dan Bisnis tercantum pada bagian akhir Jurnal ini.
Surat-menyurat mengenai naskah yang akan diterbitkan, langganan keagenan dan lainnya
dialamatkan langsung ke alamat redaksi.
t!
Jumal Keuangan dan Bisnis
1, No.l, November 2009
Maksum
Vol.
PERAN KETIDAKPASTIAN LINGKT]NGAN DAN
KARAKTER PERSONAL DALAM MtrMODERASI
PENGART]II PARTISIPASI ANGGARAN TXRIIADAP
SENJANGAN ANGGARAN
Azhar Maksum
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Budgeting theory states that budgetary participation will create budgetary slack.
However, the previous empiical researches were inconsistent. Some showed that there
was a positive relationship between budgetary participatian and budgetary slack, and the
rests were in the opposite. This study intended to investigate the relationship between
budgetary participation and budgetary plack by involving two moderating variables, i.e.
the internal environmental uncertainty and personal characteristics. It is predicted that
both variables could moderated the effect of budgetary participation on budgetary slack.
Data are collectedfrom PT Central Proteinaprima Tbk. Unit analysis are managers,
supervisors, and other staffs involving in the preparation of the company's budget. Since
the numbers of population are anly 49, then, all of them are involved as a sample. 49
questionnaires were directly distributed to the respondents, 45 were collected, but only
40 can be processedfunher.
After testing the hypotheses using the simple and multiple regression analysis, it is
concluded that budgetary participation has positive and significant elfect on budgetary
slack. It is also concluded that under higher internal environmental uncertainty, the
higher the budgetary participtation, the higher the budgetary slack. The Jinal conclusion
related to the effect of personal characteristics, where budgetary participation would
reduce budgetary slack for the optimistic persons, but, budgetory participation would
increase budgetary slackfor the pessimistic persons.
Key words
:
budgetary participation, budgetary slack, environrnental uncertainty,
pers onal characteristics
1. PENDAI{ULUAN
pencapaian tujuan perusahaan dapat
digambarkan secara menyeluruh dan
rinci dan fungsi pengendalian juga
akan dapat terlaksana dengan baik.
Anggaran telah diakui sebagai alat
yang utama dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan dan pengendalian operasi
sebuah organisasi oleh manajemen.
Kebutuhan akan anggaran ini bukan
hanya dirasakan oleh
itu anggaran harus
disiapkan dengan sebaik mungkin.
Oleh sebab
Garrison
menyatakan
batrwa metode penyusunan anggaran
yang paling baik adalah metode
partisipatif, di mana semua komponen
yang ada dalam perusahaan ikrt
dilibatkan dalam penylapan anggaran.
Meskipun metode ini menawarkan
berbagai keunggulan seperti anggaran
perusahaan-
perusahaan yang berskala besar, tetapi
juga dirasakan perlu oleh perusahaan-
perusahaan yang berskala menengah
maupun kecil (Hansen &, Mowen,
2005) karena dengan
dkk (2006)
anggaran
berbagai rencana kegiatan dalam
I
Malsum
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.1, November2009
menjadi lebih akurat dan juga dapat
menaikkan motivasi kerja dari para
bawahan yang selanjutnya
partisipasi anggaftrn dan senjangan
anggaran dengan
memasukkan
variabel ketidakpastian lingkungan dan
karakter personal yang berperan
sebagai variabel pernoderasi.
Ketidakpastian lingkungan dapat
diartikan sebagai persepsi para
pelaksana organisasi - mengenai
rumiUtidaknya kondisi lingkungan
yang dihadapinya (Duncan, 1972).
Sedangkan karakter personal diartikan
sebagai sifat barvaan dari setiap
individu dalam memandang masa
depan yang dapat berupa rasa optimis
dan rasa pesimis. Dengan demikian
penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan bukti empiris
mengenai pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran
dan bagaimana pula pengaruh faktor
ketidakpastian lingkungan dan
karakter personal terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran.
akan
menaikkan kinerja manajerial maupun
kin"rja organisasi, tetapi metode ini
juga
mengandung
beberapa
kelernahan. Kelemahannya terutama
terletak pada kernungkinan timbulnya
senjangan anggaran (budgetary slack)
yaitu upaya yang dilakukan oleh para
manajer yang sedanikian rupa dalam
proses penyusunan anggaran sehingga
target anggaftrn akan lebih mudah
dipenuhi,
berupa upaya
merendatrkan
anggaran
pendapatan ataupun meninggikan
target anggafim biaya- Dengan cara
yang dernikian, maka realisasi
anggaran pendapatan akan mudah
dicapai, dan begitu pula halnya dengan
anggaran biaya. Dengan de.mikian
kinerja.para manajer akan terlihat baik
dan tingg, pada hal kinerja yang
sebenarnya masih belum optimal.
Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk menguji hubungan antara kedua
variable tersebul Penelitian-penelitian
tersebut ternyata menunjukkan hasil
yang tidak konsisten. Sebagian peneliti
telah menernukan hubungan yang
positif seperti hasil penelitian Lowe &
Shaw (1968), Young (1985), dan
Lukka (1988);
sebaliknya
sebahagian peneliti yang lain telah
pula menemukan hubungan yang
negatif, seperti hasil penelitian Onsi
(1973), Cammann (1976), Merchant
(1985), dan Dunk (1993). Hasil-hasil
penelitian
menunjukkan
baik
target
2.
2.1. Partisipasi Anggaran dan
Senjangan Anggaran
Dalam literatur
dan
akuntansi
manajemen dijelaskan beberapa
metode dalam penylapan anggaran
perusahaan. Blocher et.al (2005)
menyebutkan ada metode otoriter
(authoritative budgeting) dan metode
partisipatif Qtarticipative budgeting).
yang
Dalam metode otoriter, manajer
tingkat atas (manajemen puncak)
mernpersiapkan anggaran untuk
kemudian dilaksanakan oleh para
hubungan yang tidak konsisten ini
telah menarik perhatian
Telaah Literatur dan
Pengembangan llipotesis
banyak
peneliti untuk menelitinya lebih lanjut
dengan memakai setting penelitian
bawahan. Sebaliknya, dalam metode
partisipatif yang juga disebut dengan
metode yang ditetapkan sendiri - self
imposed budgeting (Garrison et dl,
2006) atau bottom up budgeting
(Zimmerman, 2003) para manajer di
berbeda atau dengan cara memasukkan
variabel-variabel lain yang diprediksi
dapat berperan sebagai variabel
pemoderasi. Penelitian ini bermaksud
menguji kernbali hubungan di antara
2
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.l, November2009
semua jenjang yang
& LewirU 1970).
Dengan upaya ini, para manajer
berharap akan dapat menunjukkan
kinerja yang baik kepada atasannya
dan menghindari risiko kegagalan
mencapai sasaran floung, 1985). Bila
ada dalam
terlampaui (Schitr
organisasi me,ngajukan anggaramya
dan ikut terlibat secara aktif dalam
penyiapan anggaran perusahaari.
Metode yang disebut terakhir ini
dipandang sebagai metode penyusunan
anggaran yang paling baik yang
menawarkan berbagai kelebihan -dan
keunggulan. Meskipun demikian
metode ini juga merniliki berbagai
kelemahan dan kekurangan tertentu.
senjangan anggaran ada, maka kinerja
akan terlihat baik karena mampu
mencapai target pendapatan atau
mampu menekan biaya dibawah angka
anggarannya, pada hal kinerja yang
sebenarnya masih belum optimal
karena realisasi pencapaiannya rnasih
di bawah target yang sebenarnya atau
realisasi biaya sudah melebihi angka
target yang sebe,namya. Rahayu (1997\
menyatakan
senjangan
anggaran ini pada dasarnya termasuk
sebagai
bentuk
penyimpangan perilaku (dysfunc tional
behaviour)
seharusnya
dihindarkan.
Mqskipun berbagai penelitian telah
mernbuktikan bahwa penggunaan
pendekatan partisipatif dalam
pefiyusunan anggaran akan
menghasilkan kirlerja yang tinggr
(Brownell, 1982\, namun penggunaan
pendekatan partisipatif dalam
penyusunan anggaran bukan tak
rnemiliki dampak negatif sebagaimana
telah disinggrmg di atas. Bila anggaran
digunakan sebagai alat ukur kinerja
dan anggaran dipersiapkan dengan
pendekatan ini, maka setiap bawahan
tentu akan be,nrpaya untuk mencapai
atau bahkan melampaui target
anggaran (pendapatan atau penjualan)
dan mpnekan realisasi biaya serendah
mungkin agar dinilai atasan memiliki
kinerja yang baik. Berbagai cara tentu
akan ditempuh guna mencapai hel ini
mungkin
dengan
mengabaikan apakatr cara-cara
tersebut etis ataupun tidak. Salah satu
bentuk upaya tersebut yang dapat
dipandang sebagai suatu perilaku yang
menyimpang
dengan
Meskipun metode partisipatif
menawarkan berbagai keunggulan
antara lain estimasi anggaran yang
dihasilkan akan lebih alarat kare,na
adanya keterlibatan manajer lini depan
yang tentu lebih mengetahui kondisi
bahwa
lapangan yang
dihadapinya,
menimbulkan dan menaikkan motivasi
salah satu
yang
kerja dari para manajer yang ikut
dilibatkan dalam
penyusunan
anggararl dan juga dapat mendorong
pelaksanaan anggaran tersebut de,ngan
sepenuh hati dan tidak ada alasan
unfuk mengatakan bahwa anggaran
tersebut tidak realistis (Garrison et al,
2006), namun pendekatan ini juga
mengandung berbagai kelemahan.
Kel ernahan-kelernahan
tersebut
sebagaimana disebut oleh Hansen &
Mowen (2005) antara lain adalah
kemungkinan terjadinya penetapan
standar yang terlalu tinggi atau terlalu
rendatu kernungkinan adanya
partisipasi yang bersifat semu, dan
kemungkinan diajukannya anggaran
yang bersifat longgar yang disebut
sebagai senjangan anggaran.
Secara sederhana senjangan
anggaran dapat diartikan sebagai
upaya merendahkan anggaran
pendapatan atau meninggikan
anggaran biaya (Hilton, 2005) dari
angka yang seharusnya mampu
dicapai, dengan tujuan agar target
anggaran (dalam hal pendapatan)
mudah dicapai/dilampaui atau agar
target anggaran (dalam hal biaya) tidak
yang
juga
adalah
3
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.1, Novernber 2009
Maksum
partisipasi anggaran dan senjangan
anggafirn, dirasa perlu untuk menguji
lebih lanjut hubungan keduanya
dengan melibatkan faktor-faktor lain
menciptakan senjangan anggaran,
bahkan beberapa ahli (antara lain
Lyne, 1995; Walker and Choudhury
1987) menyatakan bahwa timbulnya
yang mungkin berfrrngsi
senjangan anggaran dalam penyusunan
anggaran secara partisipatif adalah
merupakan hal yang biasa(common).
- Berdasarkan tinjauan teoritis yang
dikemukakan sebelumnya terlihat
bahwa model partisipasi dalam
penyusunan anggaran akan
memberikan berbagai manfaat bagr
perusatraan dan juga para manajemya,
antara lain dapat menimbulkan dan
meningkatkan motivasi kerja para
manajer, terutama apabila kinerjanya
dievaluasi berdasarkan tingkat
pencapaiannya atas anggaran yang
telah disusun. Dorongan untuk
Dalam pendekatan kontinjensi
(contingency approach) dianggap
bahwa pembuatan dan penggunaan
desain sistem
pengendalian
manajemen (termasuk penganggaran)-
yang efektif tidaklah berlaku secara
universal (lihat Bruns & Waterhouse,
1975; Merchant, 1981; Chenhall &
Morris, 1986 dan lainJain).
Keefektifannya bergantung kepada
berbagai fbktor kontekstual yang
selalu dikenal dengan faktor-fhktor
kontinjensi yang terdiri dari antara lain
ketidakpastian lingkungan, teknologi
mencapai kinerja yang tinggi ini,
memungkinkan
sebagai
variabel pernoderasi.
para
yang diadopsi, budaya organisasi dan
lain-lain. Ketidal*onsistenan hasil
penelitian sebelumnya mengenai
partisipasi
hubungan
penganggaran dan senjangan anggaran
diperkirakan terjadi kare,na adanya
faktor-faktor kontinjensi ini. Dalam
manajer
melalarkan tindakan terte,ntu dengan
merendabkan qnggaran pendapatan
atau meninggikan anggaran biaya agar
anggaran dimaksud dapat mudah
dicapai tanpa pengguman ke,rnampuan
dan kapasitas maksimumnya yang
disebut sebagai senjangan anggaran.
Oleh sebab itu dapat dibuat-hipotesis
pertama sebagai berikut : "partisipasi
anggaran berpenganrh positif terhadap
senjangan anggaran".
antara
penelitian
ini
akan diakses
dua
variable kontinjensi yang diprediksi
akan
mempengaruhi hubungan
partisipasi anggaran dan senjangan
anggarair,
yaitu
ketidakpastian
lingkungan dan karakter personal.
2.2. Faktor-f,'aktor Pemoderasi
2.2.1. Ketidakpastian Lingkungan
Beberapa penelitian terdatrulu yang
pemah dilakukan di Indonesia antara
Kondisi ketidakpastian lingkungan
lain adalah Asnawi (1997) yang
menemukan bahwa antara partisipasi
akan mernpengaruhi kemampuan para
manajer dalam memprediksi masa
yang akan datang termasuk dalam
mernpersiapkan anggaran yang akan
diajukan kepada pihak atasan (Kren,
1992). Oleh sebab itu, upaya para
anggaran dan senjangan anggaran
tidak terdapat hubungan langsung
yang sigrufikan. Sebaliknya Yuwono
(1999) telah menernukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari
manajer bawahan untuk menciptakan
senjangan anggaran ketika mereka
berpartisipasi dalam penylapan
angg{lran tentu akan dipengaruhi pula
oleh persepsi para manajer ini terhadap
partisipasi anggaran
terhadap
Oleh karena
senjangan anggaran.
adanya hasil penelitian yang tidak
konsisten mengenai hubungan antara
4
Malaum
Jumal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.l, Novenrber 2009
Govindarajan (1986) berkesimpulan
bahwa ketidakpastian lingkungan yang
rendah akan mendorong bawatran yang
penyiapan
berpartisipasi
anggaran untuk melakukan senjangan
anggaran. Kesimpulan ini didasarkan
atas adanya asumsi batrwa para
bawahan tidak mau membedkan
kondisi lingkungan yang dihadapinya.,
mendefinisikan
Duncan (1972)
lingkungan (erwironment)
sebagai
dalam
totalitas faktor-faktor fisik dan sosial
yang secara langsung ikut
meurpengaruhi
perilaku
dalam
pengambilan keputusan dari para
organisasi.
Berdasarkan definisi
maka
lingkungan itu dapat dibedakan antara
individu dalam
ini
lingkungan internal
informasi pribadi yang dimilikinya
untuk kepentingan organisasi sehingga
terjadilah informasi yang tidak
simetris. Peneliti justru bertolak dari
asumsi bahwa manusia itu dilatrirkan
dengan dibekali sifat-sifat yang baik
dan akan memberikan informasi
pribadi yang dimilikinya untuk
kepentingan perusahaan. Selain itu,
perkerribangan teknologi informasi
meurungkinkan semua individra baik
atasan maupun bawahan yang bertugas
langsung
lapangan memiliki
(internal
environment) dan lingkungan ekstemal
(external environmenrl. Penelitian ini
membatasi lingkungan dimaksud
sebagai lingkungan internal saja yang
terdiri dari faktor-faktor fisik
dan
sosial dalam batas-batas ruang lingkup
organisasi atau unit-unit organisasi.
Duncan (1972)
mengemukakan faktor-faktor atau
Lebih lanjut
di
komponen lingkungan internal itu
meliputi komponen tingkat personal,
komponen tingkat unit fungsional dan
staf, serta
komponen
informasi yang sama,
mengurangi atau
sehingga
bahkan
menghilangkan - terjadinya asimetri
informasi.
Beberapa
telah
pengaruh
mernbuktikan adanya
tingkat
organisasi.
peneliti
Para individu dalam organisasi
akan dapat meurprediksi dan menrbuat
perencanaan dengan lebih akurat bila
kondisi ketakpastian lingkungan yaag
dihadapinya rendah, dalam arti
komponen-komponen lingkungan
internal sebagaimana disebut di atas
relatif sedikit, relatif tidak berbeda
antar satu de,ngan lainnya dan relatif
stabil. Hal yang sebaliknya akan
terjadi
komponen-komponen
tersebut banyak, berbeda antar yang
satu dengan yang lainnya serta selalu
berubah-ubah. Keadaan yang seperti
ini juga akan dihadapi oleh para
individu yang ikut berpartisipasi dalam
penyu.sunan anggaran. Para bawahan
yang berperan sebagai ujung tombak
ketidakpastian lingkungan sebagai
variabel moderating dalam hubungan
antara partisipasi anggaran dengan
senjangan anggaran. Seperti yang
ditemukan oleh Yuwono (1999) bahwa
faktor ketidakpastian lingkungan dapat
mempengaruhi hubungan antara
partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran, di mana tingginya tingkat
partisipasi anggaran berhubungan
dengan tingginya senjangan anggaran
ketidakpastian
lingkungan yang rendah. Sebaliknya,
ketidakpastian
lingkungan yang tinggi, tingkat
jika
dalam kondisi
dalam kondisi
partisipasi anggaran yang tinggi
di
lapangan akan selalu memiliki
informasi pribadi mengenai kondisi
lingkungan yang dapat digunakan
berhubungan dengan tingkat senjangan
anggaran yang rendah. Begitu juga
Darlis QA0D yang telah meneliti
pengaruh komitnen organisasional
ketidakpastian lingkungan
dalam mempersiapkan anggaran secara
dan
akurat. Simon (1962)
dan
5
Jumal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.l, November 2009
melakukannya, se,mentara individu
terhadap hubungan antara partisipasi
arggamn dengan senjangan anggaran.
De,ngan mengadopsi
deugan karakter pesimistis
kontinjensi, penelitian ini memperoleh
hasil batrwa interaksi antara komitmen
organisasi, dimensi ketidakpastian
lingkungan dengan partisipasi
anggaran mernpengaruhi individu
melakukan senjangan anggaran. Oleh
s_ebab itu peneliti merrbuat hipotesis
ke dua sebagai berikut : "jika kondisi
ketidakpastian lingkungan intemal
yang dihadapi para bawahan tinggr,
partisipasi anggaran akan me,naikkan
senjangan anggaran; dan sebaliknya
jika kondisi ketidakpastian lingkungan
intemal yang dihadapi para bawatran
rendah, maka partisipasi anggaran
akan menurunkan
akan
cenderung unfuk menciptakan
senjangan anggaran bila ia
pe,ndekatan
berkesempatan berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran. Sejauh yang
diketahui belum ada penelitian
trrdahulu yang melibatkan karakterpersonal ini dalam meneliti pengaruh
partisipasi anggaran
terhadap
senjangan anggaran. Faktor personal
yang pernah diteliti adalah faktor locus
of control (Brownell, 1982) yang
dipandang berbeda dengan karalter
personal yang diteliti
De,ngan berdasarkan pada pendapat
yang dikemukakan
di
atas dapat
diajukan hipotesis ketiga sebagai
berikut : 'Jika para bawatran memiliki
karakter personal yang optimistis,
senjangan
anggaran".
maka partisipasi anggaran akan
22.2. Karakter Personal
Dalam penelitian
metrwunkan senjangan
ini
sebaliknya jika para bawatran meiniliki
karakter personal yang pesimistis,
maka partisrpasi anggaran akan
variabel
karakter personal diartikan
persepsi individu
sebagai
menge,nai
menaikkan se,njangan anggaran".
kemampuan pribadinya
dalarn
melaksanakan atau mencapai sesuatu
di masa depan. Ada individu yang
memiliki karakter optimistis yarg
selalu memiliki keyakinan
3. Metode Penelitian
3.1. Jenis Penelitian
dan
ini
kepercayaan batrwa dia akan mampu
untuk melaksanakan atau me,ncapai
Penelitian
adalatr penelitian
kausal yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menguji dan mengetatrui
pengaruh suatu variabel (disebut
variabel bebas, independent variable\
terhadap satu atau lebih variabel
lainnya (disebut variabel terikat,
dependent variable). Dalam hal ini
variabel bebas tidak dikendalikan oleh
peneliti, melainkan menrpakan sesuatu
yang sudali terjadi, sehingga penelitian
ini disebut sebagai penelitian kausal
komparatif (Kuncoro, 2003). Yang
berperan sebagai variabel bebas adalah
di
masa depan (Ajzen &
Fishbein, 2005). Sebaliknya, ada
sesuatu
anggaran;
individu yang merniliki
karakter
pesimistis, yaitu pribadi yang selalu
rnerasa tidak percaya akan
kernampuan pribadinya dalam
mewujudkan sesuatu di masa depan.
Karakter personal diperkirakan
akan berpengaruh pula
terhadap
kemungkinan diciptakannya senjangan
anggaran. Individu yang merniliki
karakter optimistis
diperkirakan
cenderung untuk tidak menciptakan
senjangan anggaran meskipun ia
memiliki kesempatan untuk
partisipasi anggaran,
variabel
sedangkan
terikatnya adalah senjangan
anggaran.
6
Di
samping
itq dilibatkan
Maksum
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.l, November 2009
juga dua variabel lainnya, yaitu
ketidakpastian lingkungan dan
perusahaan. Waktu pengisian
kuesioner yang diberikan kepada
karakater personal yang diposisikan
responden adalah satu minggu, di
mana setelah masa satu minggu sejak
sebagai variabel pemoderasi.
pe,nyerahan
ini dilakukan di
kuesioner-kuesioner
tersebut diambil secara langsung dari
masing-masing responden. Untuk
kuesioner yang belum selesai diisi atau
responden yang bersangkutan tak
berhasil ditemui, maka pengambilan
kuesioner akan diulangi seminggu
kemudian. Untuk kuesioner yang
sampai batas tersebut juga tidak
terkumpul dianggap tidak kembali.
Selanjutnya dilakukan tabulasi dan
berbagai proses pengujian lebih lanjut.
sebuah
perusahaan manufakfur
yang
memproduksi pakan ternak untuk
tujuan ekspor. Yang diamati dalam
penelitian ini
adalah
perilaku
individual dari para pelaksana dalam
penyiapan anggaran,
dan
dangan
demikian yang menjadi unit analisis
dalam penelitian
ini
adalah
para
manajer, supervisor, dan staf lainnya
yang ikut terlibat dalam penyusunan
anggaran perusahaan. Seluruh
manajer, supervisor, dan staf yang ikut
terlibat dalam penyusunan anggaftrn
3.4. Yariabel Penelitian dan
Pengukurannya
3.4.1. Variabel Terikat
49 orang.
terinci mereka terdiri atas: (1)
berjumlah hanya
sekretaris
penrsahaan,
3.2. Lokasi, Populasi dan Sampel
Penelitian
Peneliiian
kepada
Secara
Yang berperan sebagai variabel
terikat dalam penelitian ini adalatr
Manajer: 15 orang; (2) Supervisor: 15
orang; dan (3) Staf lainnya: 19 orang.
variabel senjangan
Oleh karena populasinya
anggaran.
Senjangan anggaran diartikan dalam
penelitian ini sebagai tindakan para
supervisor -yang
manajer
merendahkan target pendapatan dalam
anggaran dari target yang sebenarnya
mampu mereka hasilkan dan
33. Jenis Data dan Teknik
meninggikan target biaya dalam
Pengumpulan Data Penelitian
anggaran dari target yang seharusnya.
panelitian
Dalam mengukur senjangan anggaran
Data
ini bersumber dari
digunakan instrumen yang
data primer, yaitu data yang berasal
dikernbangkan oleh Dunk (1993) yang
dari objek yang diteliti dan belum
mengandung enam item pertanyaan
mengalami pengolahan sama sekali.
dengan memakai 5 skala Likert mulai
Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulannya adalah daftar
dari 1 (Sangat Tidak Setuju) hingga 5
(Sangat Setuju).
pertanyaan atau kuesioner yang telah
enam item
pertanyaan tersebut adalah berkaitan
dipersiapkan terlebih dahulu dan
dengan (1) standar yang digunakan
berisikan berbagai pertanyaan dan
pernyataan yang berkaitan dengan
dalam anggaran guna mendorong
produktivitas yang tinggr; (2)
variabel-variabel yang diteliti.
Kuesioner-kuesioner dimaksud kepastian mengenai terlaksananya
anggaran departemen; (3) memonitor
didistribusikan kepada masing-masing
menjadi
responden
sekretaris pengeluaran
hanya
populasi
sedikit, maka seluruh anggota
ditetapkan menjadi responden atau
sampel.
dan
ini
Ke
yang
melalui
7
furnal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.1, November 2009
pertanyaan di atas menggunakan 5
skala likert yang dimulai dari angka
terendah yaitu (1) dan angka tertinggi
yaitu (5). Skor
menunjukkan
tingkat partisipasi yang rendah dari
manajer ataupun supervisor terkait,
sementara skor (5) menunjukkan
tingkat partisipasi yang tinggr.
kewenangan; (4) tingkat kesulitan
pencapaian anggaran yang menjadi
tanggungjawab; (5) persepsi responden
(l)
mengenai tinggi rendahnya tingkat
efisiensi anggaran yang harus dicapai;
dan (6) tingkat kesulitan pencapaian
sasaran
anggtrT.
3.4.2. Variabel Bebas
3.4.2.2. Ketidakpastian .Lingkungan
3.4.2.1. Partisipasi Anggaran
Ada dua variabel yang berperan
sebagai varaibel moderasi datam
Partisipasi anggaran ditempatkan
sebagai variabel bebas yang
diperkirakan akan mempengaruhi
penelitian
variabel terikat. Partisipasi anggaran
diartikan sebagai tingkat keterlibatan
atau keikut sertaan para manajer dan
akan
supervisor dalam penyiapan anggaran
perusahaan. Tingkat keterlibatan ini
akan diukur dengan instrumen yang
diadopsi dari Milani (1975). Alasan
utama dipilihnya instrumen inj adalatt
'ini
karena berdasarkan beberapa
penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya (seperti penelitian Nouri
dan Parker, 1996; Supomo dan
Indriantoro, 1998), diperoleh bahwa
tingkat validitas ini adalah tinggi.
Variabel partisipasi anggaran ini
diukur dengan menggunakan enam
itern pertanyaan yang meliputi
pertanyaan mengenai (1) tingkat
keterlibatan responden
ini, yaitu
variabel
ketidakpastian lingfuungan dan variabel
karaktEr personal. Diperkirakan
mempengaruhi
keduanya
hubungan di antara variabel partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran.
Ketidakpastian lingkungan dalam
penelitian
diartikan sebagai
persepsi para responde,n mengenai
tingkat ketidakpastian lingkungan
internal organisasi. Sejalan dengan
pendapat Duncan (1972) faktor dan
kompone,n dalarn lingkungan intemal
organisasi meliputi komponen internal
tingkat personal, komponen internal
-tingkat fungsional dan staf, dan
komponen internal tingkat organisasi
de,ngan mempertratikan banyak
sedikitnya jumlah komponen dan
faktor, perbedaan antara masingmasing komponen dan faktor, serta
perubahan masing-masing komponen
dan fbktor dari waktu ke waktu.
Variabel ketidakpastian lingkungan ini
dengan
menggunakan enam item pertanyaan
dengan 5 skala likert yang dimulai dari
sampai
Sangat Tidak Setuju
dengan Sangat Setuju (5). Ke enam'
iteur pertanyaan tersebut meliputi: (l)
kebutuhan personal dengan latar
belakang pendidikan dan keatrlian
tingkat ketersediaan
berbeda;
tenaga kerja yang dibutuhkan; (3)
variasi produk yang dihasilkan
dalam
penyusunan anggaran; (2) tingkat
penerimaan responden atas alasan
atasannya dalam merevisi anggaran
yang diajukan; (3) tingkat keseringan
kemudian diukur
responden dalam
memberikan
pendapat mengenai anggaran; (4)
besarnya pengaruh responden dalam
penetapan anggaran aktrir; (5) persepsi
responden mengenai seberapa
pentingnya kontribusi mereka dalam
proses penyusunan anggaran; dan (6)
tingkat keseringan atasan meminta
pendapat atau usulan saat anggaran
sedang disusun. Jawaban atas ke enam
(l)
(2)
I
Jurnal Keuangan dan Bisais
Vol. l, No.l, November 2009
organisasi;
Maksum
(4) tingkat perubahan,
3.5. Pengujian llipotesis
teknologi yang dibutuhkan; (5) tingkat
kerumitan teknologi dan manajerial
yang digunakan; dan (6) tingkat
ketergantungan antar unit-unit yang
Pengujian hipotesis pertama akan
dilakukan dengan menggunakan model
regresi sederhana (simple regression
analysis), sernentara hipotesis kedua
dan ketiga menggunakan model
regresi pemoderasian (moderated
regression analysis)- Model regresi
ada dalam organisasi.
3.4.23, Karakter Personal
yang digunakan adalah
Karakter personal dalam penelitian
ini didefinisikan sebagai tingkat
sebagai
berikut:
kepercayaan diri dan pandangan
pribadi masing-masing responden
terhadap keberhasilan yang akan
dicapainya di masa depan. Karakter ini
Model untuk menguji hipotesis
1
adalah:
Y:a+blXl
terletak dalam dua dimensi
yang
berbeda,
optimistis dan
pesimistis (Simon
2000).
Pengukuran variabel ini menggunakan
yaitu
Model untuk menguji hip6tesis
et al.,
Y
delapan item pertanyaan 5 skala likert
yang diadopsi dari skala optimistis
:
a+
blXt +b2X2+
b3X1X2 +
3
adalah:
Y
Chance optimism, and Social support
optimism) yang dibangun oleh Urbig
ini terdiri atas 16 item pertanyaan yang
kernudian dimodifikasi oleh peneliti
sesuai dengan kebutuhan yang dimulai
dari Sangat Tidak Setuju (1) sampai
Sangat Setuju (5). Ke delapan itern
pertanyaan tersebut meliputi
pertanyaan mengenai: (1) keyakinan
kemampuan dalam
akan
menyelesaikan tugas sulit; (2')
keyakinan akan kemampuan dalam
mengatasi tantangan; (3) tingkat
kesernpatan dalam manenangkan
persaingan dengan staf lain; (4)
pengalaman persaingan dengan staf
:
a+
blxl
+b2X3 + b3XlX3 +
e
di mana:
Y:
A:
Senjangan Anggaran
Konstanta
b1-3 : Koefisien regresi
Xl : Partisipasi anggaran
X2 : Ketidakpastian lingkungan
X3 : Karakter personal
XlX2 : Interaksi antara partisipasi
anggaran
dengan
ketidakpastian lingkungan
XlX3 : Interaksi antara partisipasi
anggaran dengan karakter
personal
e: tingkat kesalahan pengganggu
atas
kejelekan sendiri; (6) sikap pribadi
atas tindakan spekulatif; (7)
4. Analisis Data
pandangan mangenai dukungan yang
diperoleh dibandingkan dengan pihak
4.1. Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas
lain; dan (8) rasa optimis
e
Model untuk menguji hip6tesis
ARCS yang dibangun oleh Urbig
(2008). Skala optimistis ARCS
(Ability optimism, Rivalry optimism,
yang lain; (5) sikap pribadi
2
adalah:
terhadap
Sebelum data yang terkumpul
dukungan pihak lain.
diolah lebih lanjut, maka terlebih
I
Maksum
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. I, No.l, November 2009
adalatr reliabel, karena memiliki nilai
Cronbach Alpha > 0,60.
dahulu dilakukan pengujian mengenai
kualitas data karena lcualitas hasil
penelitian sangat tergantung .kepada
kualitas data yang dikumpulkan, yaitu
dengan melalflrkao uji validitas dan
reliabilitas data.
validitas bertujuan untuk
me,ngetahui valid (satr) atau tidaknya
4.2. Statistik Deskriptif
Yang menjadi unit analisis dalam
penelitian ini adalah individu, yaitu
para manajer, supervisor, dan staf
lainnya yang terlibat langsung dalam
penylapan anggaran perusahaan. Dari
Uji
instnrme,n
yang digunakan. Uji
ini
dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi product
dengan
membandingkan nilai ryi1-, (Corrected
Item Total Correlation) de'lrgan qu6"1.
Kriterianya adalah (l) jika r6;1ung positif
validitas
momen\
49
yaifu
rtabel
maka butir pertanyaan adalah tidak
valid.
De,ngan degree of freedom (d0 :
38 (iumlah sampel - 2) dan alpha
sebesar 5o/o, maka suatu indikator
dikatakan valid jika nilai r hihmg lebih
besar dari angka r tabel sebesar 0,264.
Hasil pengujian membuktikan bahwa
selunrh
butir
yang
disebarkan, hanya 40 eksemplar yang
kernbali dan dapat diolah lebih lanjut,
sehingga respond rate adalah: 81,60/o.
Profil dari ke 40 drang responden
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden adalah laki-laki (27 orang)
de,ngan tingkat pendidikan tertinggi
yang dominan adalah Sarjana (31
orang) meskipun ada juga di antaranya
pertanyaan adalah valid; sebaliknya
jika 166,, negatif atau 156,, (
eksernplar kuesioner
yang
sudah
berpendidikan
Pascasarjana. Jabatan responden
antara manajer,
menyebar
zupernisor dan staf lain yang terlibat
di
dalarn penyusunan
anggutran
perusahaaq sedangkan masa kerja
responden yang dominan adalah 10
pertanyaan untuk
tahrm atau lebih.
variabel partisipasi anggaran adalah
valid, sedangkan untuk variabel
senjangan anggaran, butir ke-6 tidak
valid sehingga tidak diikutkan dalam
tahapan pengujian selanjutnya. Untuk
variabel ketidakpastian lingkungan,
seluruh butir pertanyaannya valid,
Statistik deskriptif menunjukkan
nilai frekuensi absolut dari masing-
masing variabel yaog
diteliti.
Gambaran tersebut ditunjukkan dalam
nilai terendatr dan tertinggl baik
menurut kisaran teoritis maupun
kisaran aktualnya
tetapi untuk variabel karakter personal,
terdapat dua butir yang tidak valid
yaitu butir ke-7 dan ke-8.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dengan
rata-rata
(mean)
standar deviasinya.
Pengambilan nilai-nilai dari jawaban
responden tersebut dimaksudkan untuk
memudahkan identifikasi variabel.
Statistik deskriptif dari masing-masing
variabel ditunjukkan dalam Tabel 4-1
bawah ini.
menunjukkan
juga nilai
dan
dilakukan dengan cara One Shot
Measure melalui penggunaan fasilitas
yang tersedia dalam Program SPSS. Alat uji yang digunakan adalah uji
statistik Cronbach Alpha di mana
suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nrlai Cronbach Alpha >
0,60 (Nunn ally, 1967). Hasil pengujian
menyimpulkan bahwa seluruh variabel
{o
Jumal Keuangan dan Bisnis
Vol- I, No.l, November 2009
Maksum
Tabel 4-l
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel
Mean
Standar
Deviasi
Partisipasi Anggaran
Seniangan Anggaran
Ketidakpastian Linpkunean
Karakter Personal
20,48
20,00
23,85
28,98
6,73
4,84
4,25
5,36
Sumber : Data Primer Diolah
Ketidakpastian Lingkungan (X2)
6-30
6-30
6-30
6-30
8 -40
6-30
15-30
18-40
yang tersedia dalam program SPSS.
Uji nonnalitas ini bertujuan untuk
mengetahui apakatr dalam model
regresi variabel pengganggu atau
residua-l berdistibusi normal atau
tidak. Data yang baik dan memenuhi
tingkat partisipasi mereka
yaitu
Kisaran
Aktual
pengujian data ini akan dilakukan
dengan menggunakan paket statistik
Dari nilai mean sebesar 20,48 dan
standar deviasi sebesar 6,73, vaiabel
Partisipasi Anggaran (Xl) tergambar
batrwa me,nurut pandangan responden
dalam
penyusunan anggaran adalatr tinggi,
sementara variabel Senjangan
Anggaran 0O menunjukkan bahwa
menurut pandangan responden tingkat
senjangan anggaran juga tinggr, yaitu
melebihi titik tengahnya. Variabel
pemoderasi
variabel
ketidakpastian lingkungan dan
karakter personal. Deskripsi variabel
Kisaran
Teoritis
syarat adalah data yang berdistribusi
normal atau mendekati normal. Uji
normalitas yang dilakukan dalam
penelitian
ini
adalatr deggan
menggunakan rasio skewness yaifu
-nilai
skewness/standard etror
sketvness. Bila cara ini yang digunakan
menunjukkan batrwa menurut periepsi
responden kondisi ketidakpastian
lingkungan yang dihadapi responden
cukup tinggr. Akhimya variabel
Karakter Personal (X3) menyimpulkan
bahwa sebatragian besar responden
memiliki pandangan yang optimis atas
kemampuan pribadinya dalam
mencapai sesuatu yang ingin dicapai.
maka aturan umum yang dipakai untuk
mernastikan apakah data memenuhi
syarat berdistribusi normal atau tidak
adalah dengan melihat nilai rasio
sl
furnal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.l, November2009
10. Hasil pengujian
terikat di mana tingkat signifikansinya
di atas tingkat kepercayaan 5%.
Dengan kata lain model regresi ini
membuktikan
ini terbebas dari gejala
multikolinieritas karena semua
bahwa model
terbebas
variabel memiliki nilai VIF < 10.
Uji heteroskedastisitas dilakukan
de,ngan tujuan untuk menguji apakah
dalam
regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah
bersifat homoskedastisitas,
artinya variance dai residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap (Ghozali, 2005). Untuk menguji
tidaknya gejala
dari
gejala
heteroskedastisitas.
model
I
4.4. Hasil Pengujian Hipotesis
4.4.1. Pengaruh Partisipasi
Anggaran terhadap
Senjangan Anggaran
yang
Pengujian
hipotesis
1
menggunakan model regresi sederhana
yang hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh partisipasi anggaran
yang positif dan signifikan terhadap
senjangan anggaran. Il'*rtisar hasil
pengujian ini dapat dilihat dalam Tabel
4-Z dibawah ini.
ada atau
heteroskedastisitas digunakan uji
Glejser. Hasil
pengujiannnya
murunjukkan bahwa tidak sbtupun di
antara variabel bebas yang signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel
Tabel4-2
Hasil Pengujian Hipotesis I
Koefisien
Beta
Standard
Konstanta
1,454
Partisipasi
Anggaran
0,579
Variabel
RSquare:0,518
t-value
p
Keterangan
0,325
4,476
0,000
S
0,091
6,396
0,000
S
Error
p:0,000
F:40,903
n:40
Adjusted R Square
:
0,506
Sumber : Data Primer Diolah
Dari Tabel 4-2 teriihat bahwa
5l,8Yo perubahan dalam senjangan
anggaran dapat ddelaskan oleh
anggaran adalah sebesar 0,579 dengan
tingkat signifikansi I%. Ini bermakna
bahwa kenaikan I dalam partisipasi
anggaran berkaitan dengan kenaikan
perubahan dalam partisipasi anggaran
dengan tingkat signifikansi lYo 1p
0,000).
berarti bahwa model
membuktikan bahwa partisipasi
anggaran
mempengaruhi
senjangan anggaran. Selanjutnya
(standardized
p/
coe/ficient
untuk variabel partisipasi
:
sebesar 0,6 dalam senjangan anggaran.
Ini
D"rrgan demikian dapat disimpulkan
(
bahwa secara statistik
I
partisipasi
anggaran berpengaruh positif terhadap
senjangan anggaran. Dengan kata lain,
hipotesis I diterima.
dapat
koefisien beta
12
I
I
I
I
Maksum
Jur,nal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.1, November 2009
lingkungan yang dihadapi, maka
diprediksi bahwa partisipasi yang
tinggi akan mengakibatkan senjangan
anggaran yang tinggi pula. Pengujian
atas hipotesis ini dilakukan dengan
4.4.2. Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan terhadap
flubungan antara Partisipasi
Anggaran dan Senjangan
Anggaran
i
Hipotesis 2 menyatakan bahwa
tinggr rendahnya pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran
ditentukan oleh kondisi ketidakpastian
lingkungan yang dihadapi perusahaan,
semakin tinggi tingkat ketidakpastian
menggunakan model regresi berganda
dengan uji interaksi yang disebut
dengan analisis regresi pemoderasian
(moderated regression analysis).
Hasilnya dapat dilihat dalam Tabel4-3
di bawah ini.
Tabel4-3
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Koefisien
Beta
Standard
Konstanta
2,567
Ketidakpastian
Lingkungan
lnteraksi
Variabel
R
Square:0,583
t-value
p
Keterangan
a,463
5,541
0,000
S
-0,268
0,140
-1,912
0,064
TS
0,138
0,020
6,861
0,000
S
Error
F :25,283
p:0,000
n:40
Adjusted R Square
:
0,560
Sumber : Data Primer Diolah
Hasilnya sebagaimana terlihat di
atas menunjukkan nilai R Square
sama berpengaruh terhadap senjangan
anggaran.
statistik t atau uji
signifikansi para meter individual,
terlihat bahwa koefisien beta untuk
variabel ketidakpastian lingkungan
menunjukkan nilai sebesar -0,268
dengan tingkat signifikansi sebesar
0,064 (tidak signifikan karena berada
Dalam
sebesar 0,583 bahwa 58,3oh perubahan
dalam senjangan anggaran dapat
dijelaskan oleh perubahan dalam
interaksi antara partisipasi afiggarurt
dan ketidakpastian lingkungan dengan
tingkat signifikansi 0,000. Uji Anova F
test menunjukkan nilai F hitung
sebesar 25,283 dengan tingkat
sinifikansi 0,000 atau jauh lebih kecil
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
model regresi dapat digunakan untuk
mernprediksi senjangan anggaran atau
variabel partisipasi anggaran,
ketidakpastian lingkungan, dan
interaksi keduanya secara bersama-
uji
di atas 0,05) yang membuktikan
bahwa variabel ketidakpastian
lingkungan sendiri tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap senjangan
anggaran. Namun interaksi antara
partisipasi anggaran dan
lingkungan
ketidakpastian
menunjukkan nilai koefisien beta
{3
Iurnal Keuangan dan Bisnis
Vol.
1,
Maksum
No.l, November 2009
sebesar 0,138 dengan
4.4.3, Pengaruh Karakter Personal
terhadap llubungan antara
Partisipasi Anggaran dan
Senjangan Anggaran
tingkat
(signifikan)
signifikansi sebesar 0,000
sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel ketidakpastian lingkungan
memang berperan sebagai variabel
moderasi. Dengan dernikian hipotesis
2 dapat diterima yang menyatakan
3
Dalam hipotesis
variabel
karakter personal dimasukkan sebagai
variabel yang dapat memoderasi
antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran.
Sebagaimana halnya dengan hipotesis
bahw4 jika kondisi
ketidakpastian
lingkungan intemal yang dihadapi para
bawahan tingg, maka partisipasi
anggaran akan menaikkan senjangan
anggaran. Sebaliknya jika kondisi
ketidakpastian lingkungan intemal
yang dihadapi para bawahan re,ndah,
di
pengujian hipotesis 3 ini
dilakukan dengan memakai model
2, maka
regresi berganda dengan uji interaksi.
Hasil pengujian hipotesis 3 ini secara
ringkas dapat dilihat dalam Tabel 4-4
di
bawah
ini.
maka partisipasi anggaran akan
menurunkan senj angan anggaran.
Tabel4-4
Hasil Pengujian Hipotesis
Koefisie,n
Beta
Standard
Konstanta
1,605
Karakter
Variabel
3
t-value
p
Keterangan
0,375
4,283
0,000
S
0,013
0,145
0,092
0,927
TS
0,149
0,024
6,189
0,000
S
Error
Personal
Interaksi
RSquare:0,663
p:0,000
F:36,418
n:40
Adjusted R Square
:
0,648
Sumber : Data Primer Diolah
model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi senjangan anggaran atau
variabel partisipasi anggaran, karakter
Hasilnya sebagaimana terlihat pada
Tabel 4-4 menunjukkan nilai R Square
sebesar 0,663 bahwa 66,3oh perubahan
dalam sorjangan anggaran dapat
dijelaskan oleh perubahan dalam
interaksi antara partisipasi anggaran
dan karakter personal dengan tingkat
signifikansi l% (p = 0,000). Uji Anova
F test menunjukkan nilai F hitung
sebesar 36,418 dengan tingkat
sinifikansi 0,00 atau jauh lebih kecil
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
personal, dan interaksi keduanya
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap surjangan anggaran.
Dalam uji statistik t atau uji
signifikansi parameter individual,
terlihat bahwa koefisien beta untuk
variabel karakter
personal
sebesar 0,013
menunjukkan nilai
dengan tingkat signifikansi
14
sebesar
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.l, November 2009
Maksum
0,927 (tidak signifikan) yang
membuktikan bahwa variabel karakter
penional sendiri tak berpengaruh
secara signifikan terhadap senjangao
anggaran. Namun interaksi antara
partisipasi anggaran dan karakter
personal menunjukkan nilai koefisien
beta sebesar 0,149 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 (signifikan)
sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel karakter personal memang
berperan sebagai variabel moderasi.
Dengan demikian hipotesis 3 dapat
diterima yang menyatakan bahwa, jika
penelitian ini juga sejalan dengan
ternuan penelitian Yuwono (1999),
2.
intemal yang dihadapi 'para
bawatran dapat mempengaruhi
hubungan antara partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran.
Dalam kondisi
ketidakpastian
lingkungan intemal yang tinggi,
partisipasi anggaran akan
menail&an senjangan anggaran;
sebaliknya
kondisi
ketidakpastian lingkungan internal
yang rendah, par,tisipasi anggaran
akan menurunkan senjangan
anggaran. Temuan
bertolak
belakang dengan teori yang
dikernukakan oleh Simon (1962)
dan Govindarajan (1986) yang
didasarkan atas asumsi adanya
asimetri informasi. Sebaliknya
dengan asumsi asimetri informasi
tidak terjadi, t€,muan penelitian ini
sejalan dengan temuan Yuwono
(1999) dan Darlis (2002).
para bawahan merniliki
karakter
personal yang optimistis, maka
partisipasi anggaran akan menurunkan
senjangan anggaran. Sebaliknya jika
para bawahan memiliki karakter
personal yang pesimistis, maka
partisipasi anggaran akan menaikkan
senjangan anggaran.
5.
dalam
ini
Kesimpulan, Keterbatasan, dan
Saran
Kesimpulan yang diperoleh dari
hasil pengujian statistik adalah sebagai
berikut:
1. Variabel partisipasi
berpengaruh
positif
tetapi tidak sejalan dengan temuan
Asnawi (1997).
Dalam pengujian hipotesis
berikutnya disimpulkan bahwa
kondisi ketidakpastian lingkungan
3. Akhirnya penelitian ini
anggaran
terhadap
menyimpulkan bahwa karakter
personal dapat
senjangan anggaran,
artinya
partisipasi
anggaran, maka akan semakin
tinggi pula senjangan anggaran.
Temuan ini sejalan dengan teori
agensi yang mengasumsikan
bahwa agen (dalam penelitian ini
manajer, supervisor, dan staf yang
diikut sertakan dalam penyusunan
anggaran) yan1 berkesempatan
berpartisipasi dalam penyusunan
anggaran akan membuat senjangan
anggaran dengan tujuan dapat
mencapai dan menunjukkan
kinerja yang tinggi kepada
atasannya guna mengharapkan
berbagai reward tertentu. Temuan
semakin tinggi
mempengaruhi
hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan
anggaran, di mana bawahan yang
memiliki karakter personal yang
optimistis, maka
partisipasi
menurunkan
senjangan anggaran; sebaliknya
anggaran
akan
bag para
bawahan memiliki
karakter personal yang pesimistis,
kesempatan berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran
akan
menaikkan senjangan anggaran.
Beberapa keterbatasan yang
melekat pada penelitian ini antara lain
adalah:
{5
Mal$um
Iurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.l, November 2009
1.
Penelitian ini hanya dilakukan
dalam sebuah perusatraan dan
dengan de,rrikian g€neralisasi dari
hasil penelitian ini adalah amat
terbatas dan kernungkinan hanya
berlaku dalam ruang lingkup
perusahaan yang diteliti saja.
dikumpulkan dengan
menggunakan instnrment berupa
kuesioner dan tidak diikuti dengan
wawancara langsung kepada para
responden, sehingga tidak dapat
diketahui dengan gambaran yang
bagaimana praktik
partisipasi anggaran yang
sebenarnya berlaku di perusahaan.
Mungkin saja terjadi bahwa
partisipasi yang terjadi hanyalah
2. Data
terjadinya bias
diminimalkan.
3. Walaupun teknik
=
4.
komplit
Ajzen,I., and Fishbein, M. (2005). The
memakai kuesioner
In/luence of
,,/
dengan
terdapat
kemungkinan adanya data yang
bias yang antara lain mungkin
terjadi karena adanya responden,
yang menjawab kuesioner secara
tidak serius, tidak jujur,
pengumpulan
data dengan memakai kuesioner
masih memungkinkan untuk
digunakan, namun disarankan agar
pengisian kuesioner dilengkapi
pula dengan wawancara dan
pengamatan langsung ke objek
yang diteliti.
Akhimya juga disarankan agar
peneliti selanjutnya mencari pula
variabel-variabel lain yang
diperkirakan akan dapat berperan
sebagai variabel moderasi
DAIITAR PUSTAKA
berupa partisipasi sernu Qtseudo
participation).
3. Selain itu, dengan pengumpulan
data yang dilakukan
dapat
Attitudes
on
Behaviour. In Albarracin, D.,
Jhonson, B.T., and Zanna, M.P.
(eds.) The _Handbook of Attitudes,
Erlbaum ;173-221.
Asnawi, M. (1997).
Partisipasi
Anggaran, Komitmen Organisasi
dan Keterlibatan Pekerjaan
nt P"ngorrhnya
terhadap Senjangan
atau
batrkan kuesioner tidak diisi oleh
orang yang sebenamya harus
mengisinya.
Sehubungan dengan keterbatasan
sebagaimana dikernukakan
atas,
disarankan agar:
Dalam penelitian selanjutnya, data
yang dikumpulkan hendaknya
berasal dari beberapa perusahaan
agar tingkat generalisasi hasil
penelitian akan lebih baik. Selain
disarankan agar
perusahaan-perusahaan yang
dijadikan objek penelitian berasal
dari bidang usaha yang sama atau
sejenis.
2. Dalam penelitian selanjutnya juga
disarankan agar metode yang
digunakan
metode
eksperimen sehingga kemungkinan
Anggaran (Slack Budgeting). Tesis
52, Universitas Gadjah Mada.
di
Blocher, E, J., K. H., Cheq G, Cokins,
and T., W., Lin. (2005). Cost
,.. Management, A
Strategic
Emphasis. Third Edition, McGraw
l.
Hill.
Brownell, P. (1981), Participation in
- Budgeting, Locus of Control and
Organizational Effectiveness. fhe
Accounting Review, October :844-
itu, juga
860.
,\
--(-t--.
(1982). Participation [n The
B(dgeting Process: When It Works
and When It Doesn't. Journal of
Accounting LiteraturerVol. 1.
adalatr
{6
Maksum
Jumal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.l, November2009
Bruns, W.J., and Waterhouse, J.H.
(1975). Budgetary Control and
Organization Structure. Journal'
/
Semarang.
Govindarajan,
Cammann, C. (1976). Effects of the
Use of Control Systan.
Accounting, Organizations, and
Society,Vol. 4: 301-3 13.
Chenhall, R.H., and Morris, D. (1986).
The Impact of Structure,
Environment, and lnterdependence
on the Perceived Usefulness of
Management Accounting Systern.
The Accounting Review, January :
V.
(1986). Impact of
Participation in the Budgetary
Process on Managerial Attitudes
and Performance: Universalistic
and Contingency Perspectives.
Decision Sciences, 17, Fall: 496-
177-203.
{.
Hansen,
D.R., and Mowen M. (2005).
Management
Accounting,
Intemational Thomson Publishing.
/
Hilton, R. (2005). Managerial
Dynamic Business Environment.
6ih edition, McGraw-Hill
Darlis, E. (2002). Analisis Pengaruh
Komitmen Organisasional dan
International Edition.
(1992). Budgetary
Participation and Managerial
Performance: The Impact of
Kren, L.
Lingkungan
terhadap Hubungan
antara
dengan
Senjangan Anggaran. Jurnal Riset
Alatntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1,
Partisipasi Anggaran
lnformation and Environmental
Volatility. The Accounting Review,
Vol. 67, No. 3, July:
H{tr-{i
tt\
I
I
T
t frl I
I
u I.
t
I
fI
$
t\
PERAN KETIDAKPASTAN LINGKUNGAN DAN KARAKTER PERSONAL
M EMOD ERAS I P EN GARU H PARTISI PAS I ANGGAMN TERHADAP
DAIAM
SENJANGANANGGARAN
AZHAR MAKSUM
ANALIS/S PENETAPAN HARGA SAHAM PERDANA
DI BURSA EFEK JAKARTA
HASFIN HARDI
P EN GA RU H PART IS/PAS/ AN G GARAN TERH ADAP
SENJANGA N ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGAN/SAS/ DAN
KETIDAKPASTAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KOTA MEDAN
KERSNA MINAN
PENGARUH KERUSAKAN HUTAN DAN HASIL HUTAN TERHADAP
PERTIJMBIJHAN EKANOMI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
TEGUH SETIAWAN
PENGARUH GOING CONCERN TERHADAP OPINI AUDITOR PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK JAKARTA
L'z,- NOVIETTA
PENGARUH KOMUNIKASI /NTERPERSONAL DAN MOTIYASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT WESTFALIA INDONESIA
SUDARTO, SUWARDI LUBIS, PAIDI HIDAYAT
EVALUASI KEBIJAKAN PERSA INGAN USAHA DI INDONESIA
ASMALIDAR
Dewan Redaksi
Pelindung
Ketua Umum Yayasan Pendidikan Harapan Medan
Penasehat
Ketua STIE Harapa Medan
Pembina
Ketua Program Studi Magister Manajemen (MM) STIE
Harapan Medan
Ketua Tim Redaksi
Dr. Tapi Rondang Ni Bulan, SE., M.Si
Penyunting Ahli
Ketua
Dr. Zahai Zein, M.Sc
Anggota
(USU Medan)
Prof. Dr. H. Azhar Maksum, M.Ec.Ak
(USU Medan)
Prof. Dr. Fachruddin, MSM, Ak
(USU Medan)
Prof. Dr. Amrin Fauzi
(USU Medan)
Prof. Dr. Suwardi Lubis, M.S
(USU Medan)
Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi
(Unimed)
Prof. Dr. Zainuddin
(Unimed)
Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, MPd
(STIE Harapan Medan)
Dr. Teguh Wahyono
(UMSU)
Dr. Satria Tirtayasa
(Unsyiah Banda Aceh)
Prof. Dr. Islahuddin, Mec
Tim Editing
Hasfin Hardi, SE, M.Si
Ani Muwarni Muhar, SE, M.Si
Audia Junita, S.Sos, M.Si
Tata Usaha
Kiki Farida Ferine,
SE, M.Si
Kantor Redaksi Sekolah Tinggi Ekonomi Harapan Medan
Jl. Imam Bonjol No. 35 Medan 20152
Jurnal Keuangan dan Bisnis diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan,
dimaksudkan sebagai Media Pertukaran informasi dan karya ilmiah antara staf pengajar,
alumni, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Jumal ini terbit empat kali setahun yaitu
bulan November, Maret, dan Juli.
Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media lain dan tinjauan atas
buku-buku ekonomi dan bisnis terbitan dalam dan luar negeri yang baru serta
catatar/komentar atas artikel yang dimuat dalam jurnal ini. Pedoman penulisan naskah untuk
Jumal Keuangan dan Bisnis tercantum pada bagian akhir Jurnal ini.
Surat-menyurat mengenai naskah yang akan diterbitkan, langganan keagenan dan lainnya
dialamatkan langsung ke alamat redaksi.
t!
Jumal Keuangan dan Bisnis
1, No.l, November 2009
Maksum
Vol.
PERAN KETIDAKPASTIAN LINGKT]NGAN DAN
KARAKTER PERSONAL DALAM MtrMODERASI
PENGART]II PARTISIPASI ANGGARAN TXRIIADAP
SENJANGAN ANGGARAN
Azhar Maksum
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Budgeting theory states that budgetary participation will create budgetary slack.
However, the previous empiical researches were inconsistent. Some showed that there
was a positive relationship between budgetary participatian and budgetary slack, and the
rests were in the opposite. This study intended to investigate the relationship between
budgetary participation and budgetary plack by involving two moderating variables, i.e.
the internal environmental uncertainty and personal characteristics. It is predicted that
both variables could moderated the effect of budgetary participation on budgetary slack.
Data are collectedfrom PT Central Proteinaprima Tbk. Unit analysis are managers,
supervisors, and other staffs involving in the preparation of the company's budget. Since
the numbers of population are anly 49, then, all of them are involved as a sample. 49
questionnaires were directly distributed to the respondents, 45 were collected, but only
40 can be processedfunher.
After testing the hypotheses using the simple and multiple regression analysis, it is
concluded that budgetary participation has positive and significant elfect on budgetary
slack. It is also concluded that under higher internal environmental uncertainty, the
higher the budgetary participtation, the higher the budgetary slack. The Jinal conclusion
related to the effect of personal characteristics, where budgetary participation would
reduce budgetary slack for the optimistic persons, but, budgetory participation would
increase budgetary slackfor the pessimistic persons.
Key words
:
budgetary participation, budgetary slack, environrnental uncertainty,
pers onal characteristics
1. PENDAI{ULUAN
pencapaian tujuan perusahaan dapat
digambarkan secara menyeluruh dan
rinci dan fungsi pengendalian juga
akan dapat terlaksana dengan baik.
Anggaran telah diakui sebagai alat
yang utama dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan dan pengendalian operasi
sebuah organisasi oleh manajemen.
Kebutuhan akan anggaran ini bukan
hanya dirasakan oleh
itu anggaran harus
disiapkan dengan sebaik mungkin.
Oleh sebab
Garrison
menyatakan
batrwa metode penyusunan anggaran
yang paling baik adalah metode
partisipatif, di mana semua komponen
yang ada dalam perusahaan ikrt
dilibatkan dalam penylapan anggaran.
Meskipun metode ini menawarkan
berbagai keunggulan seperti anggaran
perusahaan-
perusahaan yang berskala besar, tetapi
juga dirasakan perlu oleh perusahaan-
perusahaan yang berskala menengah
maupun kecil (Hansen &, Mowen,
2005) karena dengan
dkk (2006)
anggaran
berbagai rencana kegiatan dalam
I
Malsum
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.1, November2009
menjadi lebih akurat dan juga dapat
menaikkan motivasi kerja dari para
bawahan yang selanjutnya
partisipasi anggaftrn dan senjangan
anggaran dengan
memasukkan
variabel ketidakpastian lingkungan dan
karakter personal yang berperan
sebagai variabel pernoderasi.
Ketidakpastian lingkungan dapat
diartikan sebagai persepsi para
pelaksana organisasi - mengenai
rumiUtidaknya kondisi lingkungan
yang dihadapinya (Duncan, 1972).
Sedangkan karakter personal diartikan
sebagai sifat barvaan dari setiap
individu dalam memandang masa
depan yang dapat berupa rasa optimis
dan rasa pesimis. Dengan demikian
penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan bukti empiris
mengenai pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran
dan bagaimana pula pengaruh faktor
ketidakpastian lingkungan dan
karakter personal terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran.
akan
menaikkan kinerja manajerial maupun
kin"rja organisasi, tetapi metode ini
juga
mengandung
beberapa
kelernahan. Kelemahannya terutama
terletak pada kernungkinan timbulnya
senjangan anggaran (budgetary slack)
yaitu upaya yang dilakukan oleh para
manajer yang sedanikian rupa dalam
proses penyusunan anggaran sehingga
target anggaftrn akan lebih mudah
dipenuhi,
berupa upaya
merendatrkan
anggaran
pendapatan ataupun meninggikan
target anggafim biaya- Dengan cara
yang dernikian, maka realisasi
anggaran pendapatan akan mudah
dicapai, dan begitu pula halnya dengan
anggaran biaya. Dengan de.mikian
kinerja.para manajer akan terlihat baik
dan tingg, pada hal kinerja yang
sebenarnya masih belum optimal.
Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk menguji hubungan antara kedua
variable tersebul Penelitian-penelitian
tersebut ternyata menunjukkan hasil
yang tidak konsisten. Sebagian peneliti
telah menernukan hubungan yang
positif seperti hasil penelitian Lowe &
Shaw (1968), Young (1985), dan
Lukka (1988);
sebaliknya
sebahagian peneliti yang lain telah
pula menemukan hubungan yang
negatif, seperti hasil penelitian Onsi
(1973), Cammann (1976), Merchant
(1985), dan Dunk (1993). Hasil-hasil
penelitian
menunjukkan
baik
target
2.
2.1. Partisipasi Anggaran dan
Senjangan Anggaran
Dalam literatur
dan
akuntansi
manajemen dijelaskan beberapa
metode dalam penylapan anggaran
perusahaan. Blocher et.al (2005)
menyebutkan ada metode otoriter
(authoritative budgeting) dan metode
partisipatif Qtarticipative budgeting).
yang
Dalam metode otoriter, manajer
tingkat atas (manajemen puncak)
mernpersiapkan anggaran untuk
kemudian dilaksanakan oleh para
hubungan yang tidak konsisten ini
telah menarik perhatian
Telaah Literatur dan
Pengembangan llipotesis
banyak
peneliti untuk menelitinya lebih lanjut
dengan memakai setting penelitian
bawahan. Sebaliknya, dalam metode
partisipatif yang juga disebut dengan
metode yang ditetapkan sendiri - self
imposed budgeting (Garrison et dl,
2006) atau bottom up budgeting
(Zimmerman, 2003) para manajer di
berbeda atau dengan cara memasukkan
variabel-variabel lain yang diprediksi
dapat berperan sebagai variabel
pemoderasi. Penelitian ini bermaksud
menguji kernbali hubungan di antara
2
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.l, November2009
semua jenjang yang
& LewirU 1970).
Dengan upaya ini, para manajer
berharap akan dapat menunjukkan
kinerja yang baik kepada atasannya
dan menghindari risiko kegagalan
mencapai sasaran floung, 1985). Bila
ada dalam
terlampaui (Schitr
organisasi me,ngajukan anggaramya
dan ikut terlibat secara aktif dalam
penyiapan anggaran perusahaari.
Metode yang disebut terakhir ini
dipandang sebagai metode penyusunan
anggaran yang paling baik yang
menawarkan berbagai kelebihan -dan
keunggulan. Meskipun demikian
metode ini juga merniliki berbagai
kelemahan dan kekurangan tertentu.
senjangan anggaran ada, maka kinerja
akan terlihat baik karena mampu
mencapai target pendapatan atau
mampu menekan biaya dibawah angka
anggarannya, pada hal kinerja yang
sebenarnya masih belum optimal
karena realisasi pencapaiannya rnasih
di bawah target yang sebenarnya atau
realisasi biaya sudah melebihi angka
target yang sebe,namya. Rahayu (1997\
menyatakan
senjangan
anggaran ini pada dasarnya termasuk
sebagai
bentuk
penyimpangan perilaku (dysfunc tional
behaviour)
seharusnya
dihindarkan.
Mqskipun berbagai penelitian telah
mernbuktikan bahwa penggunaan
pendekatan partisipatif dalam
pefiyusunan anggaran akan
menghasilkan kirlerja yang tinggr
(Brownell, 1982\, namun penggunaan
pendekatan partisipatif dalam
penyusunan anggaran bukan tak
rnemiliki dampak negatif sebagaimana
telah disinggrmg di atas. Bila anggaran
digunakan sebagai alat ukur kinerja
dan anggaran dipersiapkan dengan
pendekatan ini, maka setiap bawahan
tentu akan be,nrpaya untuk mencapai
atau bahkan melampaui target
anggaran (pendapatan atau penjualan)
dan mpnekan realisasi biaya serendah
mungkin agar dinilai atasan memiliki
kinerja yang baik. Berbagai cara tentu
akan ditempuh guna mencapai hel ini
mungkin
dengan
mengabaikan apakatr cara-cara
tersebut etis ataupun tidak. Salah satu
bentuk upaya tersebut yang dapat
dipandang sebagai suatu perilaku yang
menyimpang
dengan
Meskipun metode partisipatif
menawarkan berbagai keunggulan
antara lain estimasi anggaran yang
dihasilkan akan lebih alarat kare,na
adanya keterlibatan manajer lini depan
yang tentu lebih mengetahui kondisi
bahwa
lapangan yang
dihadapinya,
menimbulkan dan menaikkan motivasi
salah satu
yang
kerja dari para manajer yang ikut
dilibatkan dalam
penyusunan
anggararl dan juga dapat mendorong
pelaksanaan anggaran tersebut de,ngan
sepenuh hati dan tidak ada alasan
unfuk mengatakan bahwa anggaran
tersebut tidak realistis (Garrison et al,
2006), namun pendekatan ini juga
mengandung berbagai kelemahan.
Kel ernahan-kelernahan
tersebut
sebagaimana disebut oleh Hansen &
Mowen (2005) antara lain adalah
kemungkinan terjadinya penetapan
standar yang terlalu tinggi atau terlalu
rendatu kernungkinan adanya
partisipasi yang bersifat semu, dan
kemungkinan diajukannya anggaran
yang bersifat longgar yang disebut
sebagai senjangan anggaran.
Secara sederhana senjangan
anggaran dapat diartikan sebagai
upaya merendahkan anggaran
pendapatan atau meninggikan
anggaran biaya (Hilton, 2005) dari
angka yang seharusnya mampu
dicapai, dengan tujuan agar target
anggaran (dalam hal pendapatan)
mudah dicapai/dilampaui atau agar
target anggaran (dalam hal biaya) tidak
yang
juga
adalah
3
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.1, Novernber 2009
Maksum
partisipasi anggaran dan senjangan
anggafirn, dirasa perlu untuk menguji
lebih lanjut hubungan keduanya
dengan melibatkan faktor-faktor lain
menciptakan senjangan anggaran,
bahkan beberapa ahli (antara lain
Lyne, 1995; Walker and Choudhury
1987) menyatakan bahwa timbulnya
yang mungkin berfrrngsi
senjangan anggaran dalam penyusunan
anggaran secara partisipatif adalah
merupakan hal yang biasa(common).
- Berdasarkan tinjauan teoritis yang
dikemukakan sebelumnya terlihat
bahwa model partisipasi dalam
penyusunan anggaran akan
memberikan berbagai manfaat bagr
perusatraan dan juga para manajemya,
antara lain dapat menimbulkan dan
meningkatkan motivasi kerja para
manajer, terutama apabila kinerjanya
dievaluasi berdasarkan tingkat
pencapaiannya atas anggaran yang
telah disusun. Dorongan untuk
Dalam pendekatan kontinjensi
(contingency approach) dianggap
bahwa pembuatan dan penggunaan
desain sistem
pengendalian
manajemen (termasuk penganggaran)-
yang efektif tidaklah berlaku secara
universal (lihat Bruns & Waterhouse,
1975; Merchant, 1981; Chenhall &
Morris, 1986 dan lainJain).
Keefektifannya bergantung kepada
berbagai fbktor kontekstual yang
selalu dikenal dengan faktor-fhktor
kontinjensi yang terdiri dari antara lain
ketidakpastian lingkungan, teknologi
mencapai kinerja yang tinggi ini,
memungkinkan
sebagai
variabel pernoderasi.
para
yang diadopsi, budaya organisasi dan
lain-lain. Ketidal*onsistenan hasil
penelitian sebelumnya mengenai
partisipasi
hubungan
penganggaran dan senjangan anggaran
diperkirakan terjadi kare,na adanya
faktor-faktor kontinjensi ini. Dalam
manajer
melalarkan tindakan terte,ntu dengan
merendabkan qnggaran pendapatan
atau meninggikan anggaran biaya agar
anggaran dimaksud dapat mudah
dicapai tanpa pengguman ke,rnampuan
dan kapasitas maksimumnya yang
disebut sebagai senjangan anggaran.
Oleh sebab itu dapat dibuat-hipotesis
pertama sebagai berikut : "partisipasi
anggaran berpenganrh positif terhadap
senjangan anggaran".
antara
penelitian
ini
akan diakses
dua
variable kontinjensi yang diprediksi
akan
mempengaruhi hubungan
partisipasi anggaran dan senjangan
anggarair,
yaitu
ketidakpastian
lingkungan dan karakter personal.
2.2. Faktor-f,'aktor Pemoderasi
2.2.1. Ketidakpastian Lingkungan
Beberapa penelitian terdatrulu yang
pemah dilakukan di Indonesia antara
Kondisi ketidakpastian lingkungan
lain adalah Asnawi (1997) yang
menemukan bahwa antara partisipasi
akan mernpengaruhi kemampuan para
manajer dalam memprediksi masa
yang akan datang termasuk dalam
mernpersiapkan anggaran yang akan
diajukan kepada pihak atasan (Kren,
1992). Oleh sebab itu, upaya para
anggaran dan senjangan anggaran
tidak terdapat hubungan langsung
yang sigrufikan. Sebaliknya Yuwono
(1999) telah menernukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari
manajer bawahan untuk menciptakan
senjangan anggaran ketika mereka
berpartisipasi dalam penylapan
angg{lran tentu akan dipengaruhi pula
oleh persepsi para manajer ini terhadap
partisipasi anggaran
terhadap
Oleh karena
senjangan anggaran.
adanya hasil penelitian yang tidak
konsisten mengenai hubungan antara
4
Malaum
Jumal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.l, Novenrber 2009
Govindarajan (1986) berkesimpulan
bahwa ketidakpastian lingkungan yang
rendah akan mendorong bawatran yang
penyiapan
berpartisipasi
anggaran untuk melakukan senjangan
anggaran. Kesimpulan ini didasarkan
atas adanya asumsi batrwa para
bawahan tidak mau membedkan
kondisi lingkungan yang dihadapinya.,
mendefinisikan
Duncan (1972)
lingkungan (erwironment)
sebagai
dalam
totalitas faktor-faktor fisik dan sosial
yang secara langsung ikut
meurpengaruhi
perilaku
dalam
pengambilan keputusan dari para
organisasi.
Berdasarkan definisi
maka
lingkungan itu dapat dibedakan antara
individu dalam
ini
lingkungan internal
informasi pribadi yang dimilikinya
untuk kepentingan organisasi sehingga
terjadilah informasi yang tidak
simetris. Peneliti justru bertolak dari
asumsi bahwa manusia itu dilatrirkan
dengan dibekali sifat-sifat yang baik
dan akan memberikan informasi
pribadi yang dimilikinya untuk
kepentingan perusahaan. Selain itu,
perkerribangan teknologi informasi
meurungkinkan semua individra baik
atasan maupun bawahan yang bertugas
langsung
lapangan memiliki
(internal
environment) dan lingkungan ekstemal
(external environmenrl. Penelitian ini
membatasi lingkungan dimaksud
sebagai lingkungan internal saja yang
terdiri dari faktor-faktor fisik
dan
sosial dalam batas-batas ruang lingkup
organisasi atau unit-unit organisasi.
Duncan (1972)
mengemukakan faktor-faktor atau
Lebih lanjut
di
komponen lingkungan internal itu
meliputi komponen tingkat personal,
komponen tingkat unit fungsional dan
staf, serta
komponen
informasi yang sama,
mengurangi atau
sehingga
bahkan
menghilangkan - terjadinya asimetri
informasi.
Beberapa
telah
pengaruh
mernbuktikan adanya
tingkat
organisasi.
peneliti
Para individu dalam organisasi
akan dapat meurprediksi dan menrbuat
perencanaan dengan lebih akurat bila
kondisi ketakpastian lingkungan yaag
dihadapinya rendah, dalam arti
komponen-komponen lingkungan
internal sebagaimana disebut di atas
relatif sedikit, relatif tidak berbeda
antar satu de,ngan lainnya dan relatif
stabil. Hal yang sebaliknya akan
terjadi
komponen-komponen
tersebut banyak, berbeda antar yang
satu dengan yang lainnya serta selalu
berubah-ubah. Keadaan yang seperti
ini juga akan dihadapi oleh para
individu yang ikut berpartisipasi dalam
penyu.sunan anggaran. Para bawahan
yang berperan sebagai ujung tombak
ketidakpastian lingkungan sebagai
variabel moderating dalam hubungan
antara partisipasi anggaran dengan
senjangan anggaran. Seperti yang
ditemukan oleh Yuwono (1999) bahwa
faktor ketidakpastian lingkungan dapat
mempengaruhi hubungan antara
partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran, di mana tingginya tingkat
partisipasi anggaran berhubungan
dengan tingginya senjangan anggaran
ketidakpastian
lingkungan yang rendah. Sebaliknya,
ketidakpastian
lingkungan yang tinggi, tingkat
jika
dalam kondisi
dalam kondisi
partisipasi anggaran yang tinggi
di
lapangan akan selalu memiliki
informasi pribadi mengenai kondisi
lingkungan yang dapat digunakan
berhubungan dengan tingkat senjangan
anggaran yang rendah. Begitu juga
Darlis QA0D yang telah meneliti
pengaruh komitnen organisasional
ketidakpastian lingkungan
dalam mempersiapkan anggaran secara
dan
akurat. Simon (1962)
dan
5
Jumal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.l, November 2009
melakukannya, se,mentara individu
terhadap hubungan antara partisipasi
arggamn dengan senjangan anggaran.
De,ngan mengadopsi
deugan karakter pesimistis
kontinjensi, penelitian ini memperoleh
hasil batrwa interaksi antara komitmen
organisasi, dimensi ketidakpastian
lingkungan dengan partisipasi
anggaran mernpengaruhi individu
melakukan senjangan anggaran. Oleh
s_ebab itu peneliti merrbuat hipotesis
ke dua sebagai berikut : "jika kondisi
ketidakpastian lingkungan intemal
yang dihadapi para bawahan tinggr,
partisipasi anggaran akan me,naikkan
senjangan anggaran; dan sebaliknya
jika kondisi ketidakpastian lingkungan
intemal yang dihadapi para bawatran
rendah, maka partisipasi anggaran
akan menurunkan
akan
cenderung unfuk menciptakan
senjangan anggaran bila ia
pe,ndekatan
berkesempatan berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran. Sejauh yang
diketahui belum ada penelitian
trrdahulu yang melibatkan karakterpersonal ini dalam meneliti pengaruh
partisipasi anggaran
terhadap
senjangan anggaran. Faktor personal
yang pernah diteliti adalah faktor locus
of control (Brownell, 1982) yang
dipandang berbeda dengan karalter
personal yang diteliti
De,ngan berdasarkan pada pendapat
yang dikemukakan
di
atas dapat
diajukan hipotesis ketiga sebagai
berikut : 'Jika para bawatran memiliki
karakter personal yang optimistis,
senjangan
anggaran".
maka partisipasi anggaran akan
22.2. Karakter Personal
Dalam penelitian
metrwunkan senjangan
ini
sebaliknya jika para bawatran meiniliki
karakter personal yang pesimistis,
maka partisrpasi anggaran akan
variabel
karakter personal diartikan
persepsi individu
sebagai
menge,nai
menaikkan se,njangan anggaran".
kemampuan pribadinya
dalarn
melaksanakan atau mencapai sesuatu
di masa depan. Ada individu yang
memiliki karakter optimistis yarg
selalu memiliki keyakinan
3. Metode Penelitian
3.1. Jenis Penelitian
dan
ini
kepercayaan batrwa dia akan mampu
untuk melaksanakan atau me,ncapai
Penelitian
adalatr penelitian
kausal yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menguji dan mengetatrui
pengaruh suatu variabel (disebut
variabel bebas, independent variable\
terhadap satu atau lebih variabel
lainnya (disebut variabel terikat,
dependent variable). Dalam hal ini
variabel bebas tidak dikendalikan oleh
peneliti, melainkan menrpakan sesuatu
yang sudali terjadi, sehingga penelitian
ini disebut sebagai penelitian kausal
komparatif (Kuncoro, 2003). Yang
berperan sebagai variabel bebas adalah
di
masa depan (Ajzen &
Fishbein, 2005). Sebaliknya, ada
sesuatu
anggaran;
individu yang merniliki
karakter
pesimistis, yaitu pribadi yang selalu
rnerasa tidak percaya akan
kernampuan pribadinya dalam
mewujudkan sesuatu di masa depan.
Karakter personal diperkirakan
akan berpengaruh pula
terhadap
kemungkinan diciptakannya senjangan
anggaran. Individu yang merniliki
karakter optimistis
diperkirakan
cenderung untuk tidak menciptakan
senjangan anggaran meskipun ia
memiliki kesempatan untuk
partisipasi anggaran,
variabel
sedangkan
terikatnya adalah senjangan
anggaran.
6
Di
samping
itq dilibatkan
Maksum
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.l, November 2009
juga dua variabel lainnya, yaitu
ketidakpastian lingkungan dan
perusahaan. Waktu pengisian
kuesioner yang diberikan kepada
karakater personal yang diposisikan
responden adalah satu minggu, di
mana setelah masa satu minggu sejak
sebagai variabel pemoderasi.
pe,nyerahan
ini dilakukan di
kuesioner-kuesioner
tersebut diambil secara langsung dari
masing-masing responden. Untuk
kuesioner yang belum selesai diisi atau
responden yang bersangkutan tak
berhasil ditemui, maka pengambilan
kuesioner akan diulangi seminggu
kemudian. Untuk kuesioner yang
sampai batas tersebut juga tidak
terkumpul dianggap tidak kembali.
Selanjutnya dilakukan tabulasi dan
berbagai proses pengujian lebih lanjut.
sebuah
perusahaan manufakfur
yang
memproduksi pakan ternak untuk
tujuan ekspor. Yang diamati dalam
penelitian ini
adalah
perilaku
individual dari para pelaksana dalam
penyiapan anggaran,
dan
dangan
demikian yang menjadi unit analisis
dalam penelitian
ini
adalah
para
manajer, supervisor, dan staf lainnya
yang ikut terlibat dalam penyusunan
anggaran perusahaan. Seluruh
manajer, supervisor, dan staf yang ikut
terlibat dalam penyusunan anggaftrn
3.4. Yariabel Penelitian dan
Pengukurannya
3.4.1. Variabel Terikat
49 orang.
terinci mereka terdiri atas: (1)
berjumlah hanya
sekretaris
penrsahaan,
3.2. Lokasi, Populasi dan Sampel
Penelitian
Peneliiian
kepada
Secara
Yang berperan sebagai variabel
terikat dalam penelitian ini adalatr
Manajer: 15 orang; (2) Supervisor: 15
orang; dan (3) Staf lainnya: 19 orang.
variabel senjangan
Oleh karena populasinya
anggaran.
Senjangan anggaran diartikan dalam
penelitian ini sebagai tindakan para
supervisor -yang
manajer
merendahkan target pendapatan dalam
anggaran dari target yang sebenarnya
mampu mereka hasilkan dan
33. Jenis Data dan Teknik
meninggikan target biaya dalam
Pengumpulan Data Penelitian
anggaran dari target yang seharusnya.
panelitian
Dalam mengukur senjangan anggaran
Data
ini bersumber dari
digunakan instrumen yang
data primer, yaitu data yang berasal
dikernbangkan oleh Dunk (1993) yang
dari objek yang diteliti dan belum
mengandung enam item pertanyaan
mengalami pengolahan sama sekali.
dengan memakai 5 skala Likert mulai
Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulannya adalah daftar
dari 1 (Sangat Tidak Setuju) hingga 5
(Sangat Setuju).
pertanyaan atau kuesioner yang telah
enam item
pertanyaan tersebut adalah berkaitan
dipersiapkan terlebih dahulu dan
dengan (1) standar yang digunakan
berisikan berbagai pertanyaan dan
pernyataan yang berkaitan dengan
dalam anggaran guna mendorong
produktivitas yang tinggr; (2)
variabel-variabel yang diteliti.
Kuesioner-kuesioner dimaksud kepastian mengenai terlaksananya
anggaran departemen; (3) memonitor
didistribusikan kepada masing-masing
menjadi
responden
sekretaris pengeluaran
hanya
populasi
sedikit, maka seluruh anggota
ditetapkan menjadi responden atau
sampel.
dan
ini
Ke
yang
melalui
7
furnal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.1, November 2009
pertanyaan di atas menggunakan 5
skala likert yang dimulai dari angka
terendah yaitu (1) dan angka tertinggi
yaitu (5). Skor
menunjukkan
tingkat partisipasi yang rendah dari
manajer ataupun supervisor terkait,
sementara skor (5) menunjukkan
tingkat partisipasi yang tinggr.
kewenangan; (4) tingkat kesulitan
pencapaian anggaran yang menjadi
tanggungjawab; (5) persepsi responden
(l)
mengenai tinggi rendahnya tingkat
efisiensi anggaran yang harus dicapai;
dan (6) tingkat kesulitan pencapaian
sasaran
anggtrT.
3.4.2. Variabel Bebas
3.4.2.2. Ketidakpastian .Lingkungan
3.4.2.1. Partisipasi Anggaran
Ada dua variabel yang berperan
sebagai varaibel moderasi datam
Partisipasi anggaran ditempatkan
sebagai variabel bebas yang
diperkirakan akan mempengaruhi
penelitian
variabel terikat. Partisipasi anggaran
diartikan sebagai tingkat keterlibatan
atau keikut sertaan para manajer dan
akan
supervisor dalam penyiapan anggaran
perusahaan. Tingkat keterlibatan ini
akan diukur dengan instrumen yang
diadopsi dari Milani (1975). Alasan
utama dipilihnya instrumen inj adalatt
'ini
karena berdasarkan beberapa
penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya (seperti penelitian Nouri
dan Parker, 1996; Supomo dan
Indriantoro, 1998), diperoleh bahwa
tingkat validitas ini adalah tinggi.
Variabel partisipasi anggaran ini
diukur dengan menggunakan enam
itern pertanyaan yang meliputi
pertanyaan mengenai (1) tingkat
keterlibatan responden
ini, yaitu
variabel
ketidakpastian lingfuungan dan variabel
karaktEr personal. Diperkirakan
mempengaruhi
keduanya
hubungan di antara variabel partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran.
Ketidakpastian lingkungan dalam
penelitian
diartikan sebagai
persepsi para responde,n mengenai
tingkat ketidakpastian lingkungan
internal organisasi. Sejalan dengan
pendapat Duncan (1972) faktor dan
kompone,n dalarn lingkungan intemal
organisasi meliputi komponen internal
tingkat personal, komponen internal
-tingkat fungsional dan staf, dan
komponen internal tingkat organisasi
de,ngan mempertratikan banyak
sedikitnya jumlah komponen dan
faktor, perbedaan antara masingmasing komponen dan faktor, serta
perubahan masing-masing komponen
dan fbktor dari waktu ke waktu.
Variabel ketidakpastian lingkungan ini
dengan
menggunakan enam item pertanyaan
dengan 5 skala likert yang dimulai dari
sampai
Sangat Tidak Setuju
dengan Sangat Setuju (5). Ke enam'
iteur pertanyaan tersebut meliputi: (l)
kebutuhan personal dengan latar
belakang pendidikan dan keatrlian
tingkat ketersediaan
berbeda;
tenaga kerja yang dibutuhkan; (3)
variasi produk yang dihasilkan
dalam
penyusunan anggaran; (2) tingkat
penerimaan responden atas alasan
atasannya dalam merevisi anggaran
yang diajukan; (3) tingkat keseringan
kemudian diukur
responden dalam
memberikan
pendapat mengenai anggaran; (4)
besarnya pengaruh responden dalam
penetapan anggaran aktrir; (5) persepsi
responden mengenai seberapa
pentingnya kontribusi mereka dalam
proses penyusunan anggaran; dan (6)
tingkat keseringan atasan meminta
pendapat atau usulan saat anggaran
sedang disusun. Jawaban atas ke enam
(l)
(2)
I
Jurnal Keuangan dan Bisais
Vol. l, No.l, November 2009
organisasi;
Maksum
(4) tingkat perubahan,
3.5. Pengujian llipotesis
teknologi yang dibutuhkan; (5) tingkat
kerumitan teknologi dan manajerial
yang digunakan; dan (6) tingkat
ketergantungan antar unit-unit yang
Pengujian hipotesis pertama akan
dilakukan dengan menggunakan model
regresi sederhana (simple regression
analysis), sernentara hipotesis kedua
dan ketiga menggunakan model
regresi pemoderasian (moderated
regression analysis)- Model regresi
ada dalam organisasi.
3.4.23, Karakter Personal
yang digunakan adalah
Karakter personal dalam penelitian
ini didefinisikan sebagai tingkat
sebagai
berikut:
kepercayaan diri dan pandangan
pribadi masing-masing responden
terhadap keberhasilan yang akan
dicapainya di masa depan. Karakter ini
Model untuk menguji hipotesis
1
adalah:
Y:a+blXl
terletak dalam dua dimensi
yang
berbeda,
optimistis dan
pesimistis (Simon
2000).
Pengukuran variabel ini menggunakan
yaitu
Model untuk menguji hip6tesis
et al.,
Y
delapan item pertanyaan 5 skala likert
yang diadopsi dari skala optimistis
:
a+
blXt +b2X2+
b3X1X2 +
3
adalah:
Y
Chance optimism, and Social support
optimism) yang dibangun oleh Urbig
ini terdiri atas 16 item pertanyaan yang
kernudian dimodifikasi oleh peneliti
sesuai dengan kebutuhan yang dimulai
dari Sangat Tidak Setuju (1) sampai
Sangat Setuju (5). Ke delapan itern
pertanyaan tersebut meliputi
pertanyaan mengenai: (1) keyakinan
kemampuan dalam
akan
menyelesaikan tugas sulit; (2')
keyakinan akan kemampuan dalam
mengatasi tantangan; (3) tingkat
kesernpatan dalam manenangkan
persaingan dengan staf lain; (4)
pengalaman persaingan dengan staf
:
a+
blxl
+b2X3 + b3XlX3 +
e
di mana:
Y:
A:
Senjangan Anggaran
Konstanta
b1-3 : Koefisien regresi
Xl : Partisipasi anggaran
X2 : Ketidakpastian lingkungan
X3 : Karakter personal
XlX2 : Interaksi antara partisipasi
anggaran
dengan
ketidakpastian lingkungan
XlX3 : Interaksi antara partisipasi
anggaran dengan karakter
personal
e: tingkat kesalahan pengganggu
atas
kejelekan sendiri; (6) sikap pribadi
atas tindakan spekulatif; (7)
4. Analisis Data
pandangan mangenai dukungan yang
diperoleh dibandingkan dengan pihak
4.1. Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas
lain; dan (8) rasa optimis
e
Model untuk menguji hip6tesis
ARCS yang dibangun oleh Urbig
(2008). Skala optimistis ARCS
(Ability optimism, Rivalry optimism,
yang lain; (5) sikap pribadi
2
adalah:
terhadap
Sebelum data yang terkumpul
dukungan pihak lain.
diolah lebih lanjut, maka terlebih
I
Maksum
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. I, No.l, November 2009
adalatr reliabel, karena memiliki nilai
Cronbach Alpha > 0,60.
dahulu dilakukan pengujian mengenai
kualitas data karena lcualitas hasil
penelitian sangat tergantung .kepada
kualitas data yang dikumpulkan, yaitu
dengan melalflrkao uji validitas dan
reliabilitas data.
validitas bertujuan untuk
me,ngetahui valid (satr) atau tidaknya
4.2. Statistik Deskriptif
Yang menjadi unit analisis dalam
penelitian ini adalah individu, yaitu
para manajer, supervisor, dan staf
lainnya yang terlibat langsung dalam
penylapan anggaran perusahaan. Dari
Uji
instnrme,n
yang digunakan. Uji
ini
dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi product
dengan
membandingkan nilai ryi1-, (Corrected
Item Total Correlation) de'lrgan qu6"1.
Kriterianya adalah (l) jika r6;1ung positif
validitas
momen\
49
yaifu
rtabel
maka butir pertanyaan adalah tidak
valid.
De,ngan degree of freedom (d0 :
38 (iumlah sampel - 2) dan alpha
sebesar 5o/o, maka suatu indikator
dikatakan valid jika nilai r hihmg lebih
besar dari angka r tabel sebesar 0,264.
Hasil pengujian membuktikan bahwa
selunrh
butir
yang
disebarkan, hanya 40 eksemplar yang
kernbali dan dapat diolah lebih lanjut,
sehingga respond rate adalah: 81,60/o.
Profil dari ke 40 drang responden
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden adalah laki-laki (27 orang)
de,ngan tingkat pendidikan tertinggi
yang dominan adalah Sarjana (31
orang) meskipun ada juga di antaranya
pertanyaan adalah valid; sebaliknya
jika 166,, negatif atau 156,, (
eksernplar kuesioner
yang
sudah
berpendidikan
Pascasarjana. Jabatan responden
antara manajer,
menyebar
zupernisor dan staf lain yang terlibat
di
dalarn penyusunan
anggutran
perusahaaq sedangkan masa kerja
responden yang dominan adalah 10
pertanyaan untuk
tahrm atau lebih.
variabel partisipasi anggaran adalah
valid, sedangkan untuk variabel
senjangan anggaran, butir ke-6 tidak
valid sehingga tidak diikutkan dalam
tahapan pengujian selanjutnya. Untuk
variabel ketidakpastian lingkungan,
seluruh butir pertanyaannya valid,
Statistik deskriptif menunjukkan
nilai frekuensi absolut dari masing-
masing variabel yaog
diteliti.
Gambaran tersebut ditunjukkan dalam
nilai terendatr dan tertinggl baik
menurut kisaran teoritis maupun
kisaran aktualnya
tetapi untuk variabel karakter personal,
terdapat dua butir yang tidak valid
yaitu butir ke-7 dan ke-8.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dengan
rata-rata
(mean)
standar deviasinya.
Pengambilan nilai-nilai dari jawaban
responden tersebut dimaksudkan untuk
memudahkan identifikasi variabel.
Statistik deskriptif dari masing-masing
variabel ditunjukkan dalam Tabel 4-1
bawah ini.
menunjukkan
juga nilai
dan
dilakukan dengan cara One Shot
Measure melalui penggunaan fasilitas
yang tersedia dalam Program SPSS. Alat uji yang digunakan adalah uji
statistik Cronbach Alpha di mana
suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nrlai Cronbach Alpha >
0,60 (Nunn ally, 1967). Hasil pengujian
menyimpulkan bahwa seluruh variabel
{o
Jumal Keuangan dan Bisnis
Vol- I, No.l, November 2009
Maksum
Tabel 4-l
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel
Mean
Standar
Deviasi
Partisipasi Anggaran
Seniangan Anggaran
Ketidakpastian Linpkunean
Karakter Personal
20,48
20,00
23,85
28,98
6,73
4,84
4,25
5,36
Sumber : Data Primer Diolah
Ketidakpastian Lingkungan (X2)
6-30
6-30
6-30
6-30
8 -40
6-30
15-30
18-40
yang tersedia dalam program SPSS.
Uji nonnalitas ini bertujuan untuk
mengetahui apakatr dalam model
regresi variabel pengganggu atau
residua-l berdistibusi normal atau
tidak. Data yang baik dan memenuhi
tingkat partisipasi mereka
yaitu
Kisaran
Aktual
pengujian data ini akan dilakukan
dengan menggunakan paket statistik
Dari nilai mean sebesar 20,48 dan
standar deviasi sebesar 6,73, vaiabel
Partisipasi Anggaran (Xl) tergambar
batrwa me,nurut pandangan responden
dalam
penyusunan anggaran adalatr tinggi,
sementara variabel Senjangan
Anggaran 0O menunjukkan bahwa
menurut pandangan responden tingkat
senjangan anggaran juga tinggr, yaitu
melebihi titik tengahnya. Variabel
pemoderasi
variabel
ketidakpastian lingkungan dan
karakter personal. Deskripsi variabel
Kisaran
Teoritis
syarat adalah data yang berdistribusi
normal atau mendekati normal. Uji
normalitas yang dilakukan dalam
penelitian
ini
adalatr deggan
menggunakan rasio skewness yaifu
-nilai
skewness/standard etror
sketvness. Bila cara ini yang digunakan
menunjukkan batrwa menurut periepsi
responden kondisi ketidakpastian
lingkungan yang dihadapi responden
cukup tinggr. Akhimya variabel
Karakter Personal (X3) menyimpulkan
bahwa sebatragian besar responden
memiliki pandangan yang optimis atas
kemampuan pribadinya dalam
mencapai sesuatu yang ingin dicapai.
maka aturan umum yang dipakai untuk
mernastikan apakah data memenuhi
syarat berdistribusi normal atau tidak
adalah dengan melihat nilai rasio
sl
furnal Keuangan dan Bisnis
Maksum
Vol. l, No.l, November2009
10. Hasil pengujian
terikat di mana tingkat signifikansinya
di atas tingkat kepercayaan 5%.
Dengan kata lain model regresi ini
membuktikan
ini terbebas dari gejala
multikolinieritas karena semua
bahwa model
terbebas
variabel memiliki nilai VIF < 10.
Uji heteroskedastisitas dilakukan
de,ngan tujuan untuk menguji apakah
dalam
regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah
bersifat homoskedastisitas,
artinya variance dai residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap (Ghozali, 2005). Untuk menguji
tidaknya gejala
dari
gejala
heteroskedastisitas.
model
I
4.4. Hasil Pengujian Hipotesis
4.4.1. Pengaruh Partisipasi
Anggaran terhadap
Senjangan Anggaran
yang
Pengujian
hipotesis
1
menggunakan model regresi sederhana
yang hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh partisipasi anggaran
yang positif dan signifikan terhadap
senjangan anggaran. Il'*rtisar hasil
pengujian ini dapat dilihat dalam Tabel
4-Z dibawah ini.
ada atau
heteroskedastisitas digunakan uji
Glejser. Hasil
pengujiannnya
murunjukkan bahwa tidak sbtupun di
antara variabel bebas yang signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel
Tabel4-2
Hasil Pengujian Hipotesis I
Koefisien
Beta
Standard
Konstanta
1,454
Partisipasi
Anggaran
0,579
Variabel
RSquare:0,518
t-value
p
Keterangan
0,325
4,476
0,000
S
0,091
6,396
0,000
S
Error
p:0,000
F:40,903
n:40
Adjusted R Square
:
0,506
Sumber : Data Primer Diolah
Dari Tabel 4-2 teriihat bahwa
5l,8Yo perubahan dalam senjangan
anggaran dapat ddelaskan oleh
anggaran adalah sebesar 0,579 dengan
tingkat signifikansi I%. Ini bermakna
bahwa kenaikan I dalam partisipasi
anggaran berkaitan dengan kenaikan
perubahan dalam partisipasi anggaran
dengan tingkat signifikansi lYo 1p
0,000).
berarti bahwa model
membuktikan bahwa partisipasi
anggaran
mempengaruhi
senjangan anggaran. Selanjutnya
(standardized
p/
coe/ficient
untuk variabel partisipasi
:
sebesar 0,6 dalam senjangan anggaran.
Ini
D"rrgan demikian dapat disimpulkan
(
bahwa secara statistik
I
partisipasi
anggaran berpengaruh positif terhadap
senjangan anggaran. Dengan kata lain,
hipotesis I diterima.
dapat
koefisien beta
12
I
I
I
I
Maksum
Jur,nal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.1, November 2009
lingkungan yang dihadapi, maka
diprediksi bahwa partisipasi yang
tinggi akan mengakibatkan senjangan
anggaran yang tinggi pula. Pengujian
atas hipotesis ini dilakukan dengan
4.4.2. Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan terhadap
flubungan antara Partisipasi
Anggaran dan Senjangan
Anggaran
i
Hipotesis 2 menyatakan bahwa
tinggr rendahnya pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran
ditentukan oleh kondisi ketidakpastian
lingkungan yang dihadapi perusahaan,
semakin tinggi tingkat ketidakpastian
menggunakan model regresi berganda
dengan uji interaksi yang disebut
dengan analisis regresi pemoderasian
(moderated regression analysis).
Hasilnya dapat dilihat dalam Tabel4-3
di bawah ini.
Tabel4-3
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Koefisien
Beta
Standard
Konstanta
2,567
Ketidakpastian
Lingkungan
lnteraksi
Variabel
R
Square:0,583
t-value
p
Keterangan
a,463
5,541
0,000
S
-0,268
0,140
-1,912
0,064
TS
0,138
0,020
6,861
0,000
S
Error
F :25,283
p:0,000
n:40
Adjusted R Square
:
0,560
Sumber : Data Primer Diolah
Hasilnya sebagaimana terlihat di
atas menunjukkan nilai R Square
sama berpengaruh terhadap senjangan
anggaran.
statistik t atau uji
signifikansi para meter individual,
terlihat bahwa koefisien beta untuk
variabel ketidakpastian lingkungan
menunjukkan nilai sebesar -0,268
dengan tingkat signifikansi sebesar
0,064 (tidak signifikan karena berada
Dalam
sebesar 0,583 bahwa 58,3oh perubahan
dalam senjangan anggaran dapat
dijelaskan oleh perubahan dalam
interaksi antara partisipasi afiggarurt
dan ketidakpastian lingkungan dengan
tingkat signifikansi 0,000. Uji Anova F
test menunjukkan nilai F hitung
sebesar 25,283 dengan tingkat
sinifikansi 0,000 atau jauh lebih kecil
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
model regresi dapat digunakan untuk
mernprediksi senjangan anggaran atau
variabel partisipasi anggaran,
ketidakpastian lingkungan, dan
interaksi keduanya secara bersama-
uji
di atas 0,05) yang membuktikan
bahwa variabel ketidakpastian
lingkungan sendiri tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap senjangan
anggaran. Namun interaksi antara
partisipasi anggaran dan
lingkungan
ketidakpastian
menunjukkan nilai koefisien beta
{3
Iurnal Keuangan dan Bisnis
Vol.
1,
Maksum
No.l, November 2009
sebesar 0,138 dengan
4.4.3, Pengaruh Karakter Personal
terhadap llubungan antara
Partisipasi Anggaran dan
Senjangan Anggaran
tingkat
(signifikan)
signifikansi sebesar 0,000
sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel ketidakpastian lingkungan
memang berperan sebagai variabel
moderasi. Dengan dernikian hipotesis
2 dapat diterima yang menyatakan
3
Dalam hipotesis
variabel
karakter personal dimasukkan sebagai
variabel yang dapat memoderasi
antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran.
Sebagaimana halnya dengan hipotesis
bahw4 jika kondisi
ketidakpastian
lingkungan intemal yang dihadapi para
bawahan tingg, maka partisipasi
anggaran akan menaikkan senjangan
anggaran. Sebaliknya jika kondisi
ketidakpastian lingkungan intemal
yang dihadapi para bawahan re,ndah,
di
pengujian hipotesis 3 ini
dilakukan dengan memakai model
2, maka
regresi berganda dengan uji interaksi.
Hasil pengujian hipotesis 3 ini secara
ringkas dapat dilihat dalam Tabel 4-4
di
bawah
ini.
maka partisipasi anggaran akan
menurunkan senj angan anggaran.
Tabel4-4
Hasil Pengujian Hipotesis
Koefisie,n
Beta
Standard
Konstanta
1,605
Karakter
Variabel
3
t-value
p
Keterangan
0,375
4,283
0,000
S
0,013
0,145
0,092
0,927
TS
0,149
0,024
6,189
0,000
S
Error
Personal
Interaksi
RSquare:0,663
p:0,000
F:36,418
n:40
Adjusted R Square
:
0,648
Sumber : Data Primer Diolah
model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi senjangan anggaran atau
variabel partisipasi anggaran, karakter
Hasilnya sebagaimana terlihat pada
Tabel 4-4 menunjukkan nilai R Square
sebesar 0,663 bahwa 66,3oh perubahan
dalam sorjangan anggaran dapat
dijelaskan oleh perubahan dalam
interaksi antara partisipasi anggaran
dan karakter personal dengan tingkat
signifikansi l% (p = 0,000). Uji Anova
F test menunjukkan nilai F hitung
sebesar 36,418 dengan tingkat
sinifikansi 0,00 atau jauh lebih kecil
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
personal, dan interaksi keduanya
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap surjangan anggaran.
Dalam uji statistik t atau uji
signifikansi parameter individual,
terlihat bahwa koefisien beta untuk
variabel karakter
personal
sebesar 0,013
menunjukkan nilai
dengan tingkat signifikansi
14
sebesar
Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.l, November 2009
Maksum
0,927 (tidak signifikan) yang
membuktikan bahwa variabel karakter
penional sendiri tak berpengaruh
secara signifikan terhadap senjangao
anggaran. Namun interaksi antara
partisipasi anggaran dan karakter
personal menunjukkan nilai koefisien
beta sebesar 0,149 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 (signifikan)
sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel karakter personal memang
berperan sebagai variabel moderasi.
Dengan demikian hipotesis 3 dapat
diterima yang menyatakan bahwa, jika
penelitian ini juga sejalan dengan
ternuan penelitian Yuwono (1999),
2.
intemal yang dihadapi 'para
bawatran dapat mempengaruhi
hubungan antara partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran.
Dalam kondisi
ketidakpastian
lingkungan intemal yang tinggi,
partisipasi anggaran akan
menail&an senjangan anggaran;
sebaliknya
kondisi
ketidakpastian lingkungan internal
yang rendah, par,tisipasi anggaran
akan menurunkan senjangan
anggaran. Temuan
bertolak
belakang dengan teori yang
dikernukakan oleh Simon (1962)
dan Govindarajan (1986) yang
didasarkan atas asumsi adanya
asimetri informasi. Sebaliknya
dengan asumsi asimetri informasi
tidak terjadi, t€,muan penelitian ini
sejalan dengan temuan Yuwono
(1999) dan Darlis (2002).
para bawahan merniliki
karakter
personal yang optimistis, maka
partisipasi anggaran akan menurunkan
senjangan anggaran. Sebaliknya jika
para bawahan memiliki karakter
personal yang pesimistis, maka
partisipasi anggaran akan menaikkan
senjangan anggaran.
5.
dalam
ini
Kesimpulan, Keterbatasan, dan
Saran
Kesimpulan yang diperoleh dari
hasil pengujian statistik adalah sebagai
berikut:
1. Variabel partisipasi
berpengaruh
positif
tetapi tidak sejalan dengan temuan
Asnawi (1997).
Dalam pengujian hipotesis
berikutnya disimpulkan bahwa
kondisi ketidakpastian lingkungan
3. Akhirnya penelitian ini
anggaran
terhadap
menyimpulkan bahwa karakter
personal dapat
senjangan anggaran,
artinya
partisipasi
anggaran, maka akan semakin
tinggi pula senjangan anggaran.
Temuan ini sejalan dengan teori
agensi yang mengasumsikan
bahwa agen (dalam penelitian ini
manajer, supervisor, dan staf yang
diikut sertakan dalam penyusunan
anggaran) yan1 berkesempatan
berpartisipasi dalam penyusunan
anggaran akan membuat senjangan
anggaran dengan tujuan dapat
mencapai dan menunjukkan
kinerja yang tinggi kepada
atasannya guna mengharapkan
berbagai reward tertentu. Temuan
semakin tinggi
mempengaruhi
hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan
anggaran, di mana bawahan yang
memiliki karakter personal yang
optimistis, maka
partisipasi
menurunkan
senjangan anggaran; sebaliknya
anggaran
akan
bag para
bawahan memiliki
karakter personal yang pesimistis,
kesempatan berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran
akan
menaikkan senjangan anggaran.
Beberapa keterbatasan yang
melekat pada penelitian ini antara lain
adalah:
{5
Mal$um
Iurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. l, No.l, November 2009
1.
Penelitian ini hanya dilakukan
dalam sebuah perusatraan dan
dengan de,rrikian g€neralisasi dari
hasil penelitian ini adalah amat
terbatas dan kernungkinan hanya
berlaku dalam ruang lingkup
perusahaan yang diteliti saja.
dikumpulkan dengan
menggunakan instnrment berupa
kuesioner dan tidak diikuti dengan
wawancara langsung kepada para
responden, sehingga tidak dapat
diketahui dengan gambaran yang
bagaimana praktik
partisipasi anggaran yang
sebenarnya berlaku di perusahaan.
Mungkin saja terjadi bahwa
partisipasi yang terjadi hanyalah
2. Data
terjadinya bias
diminimalkan.
3. Walaupun teknik
=
4.
komplit
Ajzen,I., and Fishbein, M. (2005). The
memakai kuesioner
In/luence of
,,/
dengan
terdapat
kemungkinan adanya data yang
bias yang antara lain mungkin
terjadi karena adanya responden,
yang menjawab kuesioner secara
tidak serius, tidak jujur,
pengumpulan
data dengan memakai kuesioner
masih memungkinkan untuk
digunakan, namun disarankan agar
pengisian kuesioner dilengkapi
pula dengan wawancara dan
pengamatan langsung ke objek
yang diteliti.
Akhimya juga disarankan agar
peneliti selanjutnya mencari pula
variabel-variabel lain yang
diperkirakan akan dapat berperan
sebagai variabel moderasi
DAIITAR PUSTAKA
berupa partisipasi sernu Qtseudo
participation).
3. Selain itu, dengan pengumpulan
data yang dilakukan
dapat
Attitudes
on
Behaviour. In Albarracin, D.,
Jhonson, B.T., and Zanna, M.P.
(eds.) The _Handbook of Attitudes,
Erlbaum ;173-221.
Asnawi, M. (1997).
Partisipasi
Anggaran, Komitmen Organisasi
dan Keterlibatan Pekerjaan
nt P"ngorrhnya
terhadap Senjangan
atau
batrkan kuesioner tidak diisi oleh
orang yang sebenamya harus
mengisinya.
Sehubungan dengan keterbatasan
sebagaimana dikernukakan
atas,
disarankan agar:
Dalam penelitian selanjutnya, data
yang dikumpulkan hendaknya
berasal dari beberapa perusahaan
agar tingkat generalisasi hasil
penelitian akan lebih baik. Selain
disarankan agar
perusahaan-perusahaan yang
dijadikan objek penelitian berasal
dari bidang usaha yang sama atau
sejenis.
2. Dalam penelitian selanjutnya juga
disarankan agar metode yang
digunakan
metode
eksperimen sehingga kemungkinan
Anggaran (Slack Budgeting). Tesis
52, Universitas Gadjah Mada.
di
Blocher, E, J., K. H., Cheq G, Cokins,
and T., W., Lin. (2005). Cost
,.. Management, A
Strategic
Emphasis. Third Edition, McGraw
l.
Hill.
Brownell, P. (1981), Participation in
- Budgeting, Locus of Control and
Organizational Effectiveness. fhe
Accounting Review, October :844-
itu, juga
860.
,\
--(-t--.
(1982). Participation [n The
B(dgeting Process: When It Works
and When It Doesn't. Journal of
Accounting LiteraturerVol. 1.
adalatr
{6
Maksum
Jumal Keuangan dan Bisnis
Vol. 1, No.l, November2009
Bruns, W.J., and Waterhouse, J.H.
(1975). Budgetary Control and
Organization Structure. Journal'
/
Semarang.
Govindarajan,
Cammann, C. (1976). Effects of the
Use of Control Systan.
Accounting, Organizations, and
Society,Vol. 4: 301-3 13.
Chenhall, R.H., and Morris, D. (1986).
The Impact of Structure,
Environment, and lnterdependence
on the Perceived Usefulness of
Management Accounting Systern.
The Accounting Review, January :
V.
(1986). Impact of
Participation in the Budgetary
Process on Managerial Attitudes
and Performance: Universalistic
and Contingency Perspectives.
Decision Sciences, 17, Fall: 496-
177-203.
{.
Hansen,
D.R., and Mowen M. (2005).
Management
Accounting,
Intemational Thomson Publishing.
/
Hilton, R. (2005). Managerial
Dynamic Business Environment.
6ih edition, McGraw-Hill
Darlis, E. (2002). Analisis Pengaruh
Komitmen Organisasional dan
International Edition.
(1992). Budgetary
Participation and Managerial
Performance: The Impact of
Kren, L.
Lingkungan
terhadap Hubungan
antara
dengan
Senjangan Anggaran. Jurnal Riset
Alatntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1,
Partisipasi Anggaran
lnformation and Environmental
Volatility. The Accounting Review,
Vol. 67, No. 3, July: