T1 692009011 Full text
1.
Pendahuluan
Salatiga adalah sebuah kota kecil yang berada di provinsi Jawa Tengah.
Letaknya yang di kelilingi oleh beberapa gunung menjadikan letak kota
Salatiga menjadi strategis untuk lokasi berolahraga para peminat mountain
biking atau sepeda gunung. Sepeda gunung sendiri adalah olahraga bersepeda
yang memanfaatkan kondisi sekitar lereng gunung untuk menjadi trek
sepedanya. Salah satu lereng gunung di sekitar Salatiga yang dapat digunakan
menjadi trek sepeda gunung adalah lereng gunung Merbabu.
Di daerah Merbabu, terdapat beberapa wilayah yang dapat dimanfaatkan
sebagai trek sepeda gunung, yang salah satunya adalah Ngaduman. Ngaduman
sendiri adalah sebuah pedesaan yang lebih sering digunakan oleh beberapa
penggiat mountain biking, namun keberadaannya belum cukup dikenal oleh
mereka yang belum pernah terlibat secara langsung pada olahraga mountain
biking atau bisa disebut sebagai peminat saja. Adapun intensitas penggunaan
lokasi Ngaduman sebagai trek mountain biking dikarenakan akses jalanannya
jauh lebih mudah ditempuh daripada yang lain.
Mendapatkan informasi mengenai Ngaduman saja belum cukup untuk
dapat memperkenalkan keberadaan trek mountain biking di Ngaduman kepada
masyarakat awam khususnya para peminat sepeda yang bisa dikategorikan
masih pemula, namun diperlukan media yang mampu menginformasikan
mengenai lokasi dan medan trek di Ngaduman. Seperti data yang diperoleh dari
wawancara kepada tiga narasumber yaitu pionir sepeda gunung di Salatiga,
ketua komunitas Salatiga Mountain Bike dan atlet nasional sepeda gunung yang
mengemukakan bahwa para pemula selalu mengalami kecelakaan baik ringan
maupun fatal dan terkadang dialami pula oleh para penggiat sepeda mountain
biking karena kecerobohan rider yang gegabah mengendarai sepedanya
sedangkan belum paham sepenuhnya akan kondisi trek, maka dalam media
informasi ini akan ditampilkan kondisi real trek di Ngaduman itu sendiri.
Adapun konsep media informasi yang digunakan mengacu pada aspek
kedekatan (proximity) yang ditujukan kepada masyarakat Salatiga, yang
wilayah kota tinggalnya tepat berada di lereng gunung Merbabu, tempat desa
Ngaduman berada. Dengan ini, dimungkinkan para peminat sepeda gunung di
Salatiga akan tertarik untuk mencari tahu lebih banyak bahkan mencoba trek di
Ngaduman daripada jika menyampaikan mengenai lokasi trek sepeda gunung
yang berada di luar kota maupun luar provinsi. Secara tidak langsung akan
menambah jumlah peminat olahraga mountain biking yang dalam 6 bulan
terakhir ini sempat mengalami penurunan.
Media informasi ini menyuguhkan beberapa hal penting tentang
Ngaduman dan trek mountain biking yang ada disana, seperti lokasi, sudut
kemiringan trek, jenis trek, obstacle (rintangan) dan perlengkapan yang harus
digunakan saat melakukan olahraga tersebut di Ngaduman.
2
Dengan adanya kelengkapan dan kejelasan informasi tersebut, diharapkan
agar tidak ada lagi kecelakaan yang akan dialami oleh para pemula ataupun
penggiat mountain biking. Adapun semua informasi tersebut dapat ditampilkan
berdampingan dengan suasana alam yang indah dan alami yang tidak kalah
menarik dengan lokasi trek mountain biking yang ada di Ngaduman.
Media informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai letak
Ngaduman, kondisi geografisnya serta gambaran trek yang ada disana adalah
berupa video. Video dipilih karena dalam penyampaiannya dapat memberikan
gambaran real trek hingga detail jalur yang ada di Ngaduman. Adapun
penyampaian informasi tersebut menggunakan infografik yaitu penggabungan
antara simbol dan huruf. Hanya dengan sedikit informasi tertulis saja, maka
setiap orang yang melihat dapat dengan mudah memahami kondisi Ngaduman
yang sebenarnya tanpa harus memasukkan banyak penjelasan berupa narasi
suara lagi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu adanya perancangan
video mengenai Ngaduman mountain biking yang menarik dan dapat
menyampaikan informasi.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu mengenai perancangan Mountain Bicycle Club
Terkait Interaksi kekeluargaan antar Pesepeda Gunung oleh Kumara Keke
diawali dengan pembahasan mengenai sepeda gunung kemudian club-club
yang menaungi para pecinta sepeda gunung dan track yang digunakan dalam
melakukan olahraganya [1]. Penelitian lainnya yaitu perancangan video
Infografik Media Sarana Umum kota Depok yang dirancang oleh Yenni Lilis
Setyaningrum. Pada perancangan ini menginformasikan sarana umum yang
ada di kota depok dengan menggunakan simbol-simbol dan peta dalam
menjabarkan sarana umum apa saja yang ada di kota Depok [2].
Dari penelitian di atas yang membedakan dengan penelitian yang
dilakukan adalah video yang dihasilkan sebelumnya hanya berupa video yang
mengangkat mengenai semua aspek dari sepeda gunung, mulai dari jenis, club
dan track, namun tidak dijelaskan secara terperinci. Sedangkan dalam
penelitian kali ini dengan judul “Perancangan Video Ngaduman Mountain Bike
Sebagai Media Informasi” dibuat video yang khusus memperlihatkan
keseluruhan trek sepeda gunung yang ada di Ngaduman, dari lokasinya dan
juga kondisi medan awal hingga akhir track. Medan dari track juga dijelaskan
menggunakan penjelasan dengan infografik.
Komunikasi visual menurut definisinya adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui
berbagai pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen
grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna
dan layout [3].
3
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu
(tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi,
berkarya dan berkomunikasi [4].
Video adalah sekedar gambar bergerak. Adapun pergerakan tersebut
adalah intermitten movement, yaitu gerakan yang mucul karena keterbatasan
kemampuan mata dan otak manusia dalam menangkap sejumlah pergantian
gambar sepersekian detik. Selain itu, video juga dapat berpengaruh melebihi
media-media lain karena di dalam video terdapat audio dan visual yang
bekerjasama dengan baik sehingga penonton tidak bosan dan mudah mengingat
karena formatnya menarik [5].
Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut
sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi pergerakan pada
gambar yang ditampilkan. Animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara
inbeetween dengan jumlah banyak, bila diproyeksikan akan terlihat seolah-olah
hidup. Animasi terdiri dari dua bagian yaitu animasi dua dimensi dan animasi
tiga dimensi [6].
Futuristik Infografik adalah representasi visual informasi, data atau ilmu
pengetahuan secara grafis science fiksi atau futuristis. Infografik
mengilustrasikan informasi yang memiliki sedikit teks dan berperan sebagai
ringkasan visual [7].
Visual Effect merupakan sub kategori dari special effects, visual effects
adalah sebuah istilah yang banyak digunakan pada dunia visualisasi dan motion
graphic. Pengertian visual effect dalam visualisasi dan motion graphic lebih
menekankan pada kreativitas motion graphic designer agar dapat menghasilkan
efek-efek visual tertentu atau bahkan mungkin lain daripada yang lain. Visual
effect biasanya memanipulasi gambar dan video ke dalam tahap pasca produksi
untuk memvisualisasikan adegan yang tidak dapat dicapai dengan alat biasa.
Seperti halnya adegan ke luar angkasa, ilmu pengetahuan yang bersifat masa
depan, dan adegan kecelakaan yang berbahaya [8].
Informasi adalah sebuah data yang dibentuk menjadi lebih memberikan
pengetahuan berguna, lebih berarti bagi penerimanya, dan memiliki nilai yang
nyata. Informasi memiliki beberapa metode dalam penyampaiannya, yang salah
satunya adalah metode kedekatan atau proximity dimana pada metode ini
informasi disampaikan kepada sasaran masyarakat yang berada dekat atau
berminat terhadap sumber informasi sehingga informasi yang disampaikan akan
lebih berguna [9].
Science fiction atau bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan fiksi adalah
sebuah ilmu pengetahuan yang dipandang secara fiksi atau tidak nyata karena
biasanya masih bersifat berada dimasa depan atau masih angan-angan manusia
semata. Science fiction ini biasanya diperlihatkan pada sebuah gambaran berupa
hologram (holograpich), luar angkasa (space), dan robot (cyborg) yang biasa
dimunculkan pada film-film yang bersifat futuristik atau masa depan [10].
4
Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris.
Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya
belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem
pedal yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Kemudian
dikembangkan lagi pada tahun 1839 sehingga sepeda bisa digunakan untuk
berkebun dan melewati medan perkebunan.
Dari situlah muncul bahwa sepeda bisa digunakan di medan bersifat
offroad hingga terus dikembangkan pada sampai saat ini sepeda digunakan
sebagai olahraga di daerah pegunungan yang memiliki medan offroad dan
disebut mountain bike. Prototipe pertama Sepeda Gunung dikembangkan oleh
Marin Co. di San Fransisco, AS. Produksi massal sepeda gunung diawali pada
tahun 1981 [11].
3.
Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian video “ Ngaduman Mountain Bike” ini
metode yang diterapkan adalah metode cyclic strategy. Strategi berputar ini
pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya pada
strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu di ulang kembali untuk menampung
umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan
tahap ini lazim di sebut loop [12]. Tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan
dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahap 1
Tahap 2
Lanjut/kembali
Tahap 3
Gambar 1. Metode Cyclic strategy [12]
Pada tahap 1 merupakan tahap dimana ditemukannya masalah yang akan
diangkat dari penelitian. Kemudian dilakukan pengumpulan data untuk
memperkuat dasar penelitian, pengumpulan data untuk penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi serta dokumen. Wawancara dilakukan
dengan menemui Bapak Kelik selaku pionir pesepeda gunung disalatiga, Bapak
Shawor Kurniawan selaku ketua SALMOUNT (Salatiga Mountain Bike) dan
juga saudara Hastu Pinandyo selaku atlet sepeda gunung nasional.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran
trek sepeda gunung Ngaduman secara detail dari awal sampai akhir. Sedangkan
dokumen, berisi gambaran-gambaran singkat yang didapat dari observasi dan
wawancara yang telah dilakukan.
5
Pada tahap 2 dimulai dengan perancangan video yang akan dibuat
dimulai dari pembuatan ide atau konsep sampai hasil akhir berupa video.
Sebelum video memasuki proses pengujian, video dapat kembali lagi ke proses
editing karena adanya revisi atau umpan balik dari pembimbing ataupun
refrensi sesama mahasiswa DKV. Setelah video yang dirancang sudah benarbenar selesai, maka dapat dilanjutkan menuju tahap 3.
Tahap 3 merupakan proses dari pengujian video itu sendiri, pengujian
dilakukan dengan melakukan pembagian kuesioner kepada masyarakat setelah
masyrakat menonton video yang telah selesai sehingga dapat ditemukan
kesimpulan dari pengujian dan menjadi hasil akhir dari penelitian.
Dalam perancangan Video Ngaduman Mountain Bike terdapat tahapantahapan sebelum menjadi video yang utuh dan layak ditonton. Adapun bagan
proses pembuatan video dapat dilihat pada Gambar 2.
Ide / Konsep
Revisi
Observasi
Konsep Video
Storyline
Pra - Produksi
Audio
(Backsound)
Treatment
Storyboard
Produksi
Seleksi Scene
Video
(Shooting)
Editing
Pasca - Produksi
Pemberian Efek
Revisi
Pengujian
Backsound
Fix
Gambar 2. Bagan Perancangan Video
6
Ide merupakan sebuah pemikiran awal yang akan dilakukan terhadap
tema atau latar belakang masalah yang ada. Permasalahan yang diangkat adalah
kurangnya informasi atau pengenalan mengenai trek sepeda gunung yang ada di
sekitar daerah Salatiga. Dengan melihat latar belakang, maka dirancang sebuah
video “Ngaduman Mountain Bike” yang bertujuan untuk memperkenalkan trek
bersepeda gunung di sekitar daerah Salatiga kepada masyarakat.
Konsep yang digunakan dalam perancangan media informasi Ngaduman
Mountain Bike ini berupa penggunaan video yang memperlihatkan keseluruhan
track sepeda gunung yang ada di Ngaduman. Track Ngaduman memiliki
beberapa pos di dalamnya dan di setiap pos akan diberikan penjelasan
mengenai jenis rintangan, sudut kemiringan dan nama pos. Penjelasan tersebut
dikemas menggunakan infografik berupa penggabungan antara simbol dan
huruf yang dikombinasikan dan menunjuk langsung ke tempat yang
diinformasikan.
Penggunaan font Agency FB pada tipografinya dikarenakan font Agency
FB memiliki lekukan yang tegas, pipih dan berkesan digital sehingga video bisa
terlihat berkesan masa depan atau futuristik. Font tersebut termasuk dalam jenis
font modern atau didone karena muncul pada awal jaman modern. Selain itu,
font agency FB juga pernah digunakan pada game yang berjenis science fiction
yaitu Call of Duty, Crysis 2 dan Interstellar Marines sebagai font dalam video
glass yang terdapat di dalam game tersebut. Font Agency FB dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Font Agency FB
Observasi merupakan langkah untuk mendapatkan data-data lisan
maupun tertulis yang mendukung proses perancangan video. Observasi
dilakukan dengan wawancara terhadap Bapak Kelik selaku pionir pesepeda
gunung di salatiga, Bapak Shawor Kurniawan selaku ketua SALMOUNT
(Salatiga Mountain Bike) juga saudara Hastu Pinandyo selaku atlet sepeda
gunung nasional dan terjun secara langsung di daerah observasi yaitu trek
sepeda gunung itu sendiri.
7
Pra-Produksi adalah tahap awal dari perancangan video “Ngaduman
Mountain Bike”. Langkah awalnya adalah membuat konsep video berupa
urutan dari adegan yang diawali dari pemberian effect futuristic dan 3D Gunung
Merbabu sebagai opening, diteruskan dengan video keseluruhan trek disertai
dengan penjelasan disetiap bagian trek. Sampai pada bagian closing, ditutup
dengan pemberian tagline sebagai pengingat dari identitas track Ngaduman.
Kemudian storyline yang merupakan penggambaran cerita dalam video
diawali dengan munculnya efek televisi menyala kemudian muncul tulisan
judul. Lalu, muncul lingkaran berisi 3D gunung Merbabu dan muncul pula
penjelasan-penjelasan singkat mengenai gunung tersebut. Selanjutnya, 3D
gunung diperbesar menuju daerah lokasi Ngaduman, dan disitu muncul
penjelasan singkat mengenai desa ngaduman dimana trek mountain bike
tersebut berawal.
Rider bersiap untuk memulai kegiatan bersepeda gunung, dengan
mengecek kelengkapan keamanan untuk bersepeda dan menurunkan sepedanya
dari mobil pikup. Rider mulai mengayuh sepedanya dari trek awal yaitu trek
yang berupa jalanan batu yang dibuat oleh manusia. Disitu, muncul sedikit
penjelasan tentang trek awal disambung dengan penjelasan lain disetiap rider
memasuki bagian trek yang berbeda. Kemudian rider mulai memasuki bagian
trek lain yang disebut trek watu ketek. Pada bagian ini, rider terlihat sedikit
kesulitan meneruskan laju sepeda dikarenakan jenis trek yang berisi batu besar
sebesar kepala kera.
Meninggalkan trek watu ketek, rider mulai memasuki hutan pinus alami
Gunung Merbabu dan rider sangat lihai melewati trek yang berliku liku itu.
Selanjutnya, rider memasuki pos bayangan yang memiliki rintangan berupa
tanah bergelombang yang memaksa rider melakukan lompatan-lompatan kecil
untuk melewatinya.
Menginjak ke trek berikutnya, dimana rider memasuki wilayah alas
karpet yang mengharuskan rider memacu sepedanya dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Setelah itu Hutan Pinus Krangkeng pun telah siap didepan mata.
Hutan yang terlihat menyerupai jeruji besi tersebut harus ditaklukkan dengan
kecepatan yang cukup tinggi disertai dengan beberapa lompatan yang lumayan
tinggi pula.
Dengan dilewatinya hutan pinus Krangkeng, dapat diartikan bahwa rider
telah berhasil melewati seluruh bagian trek Ngaduman. Pada bagian ini, rider
terlihat berhenti untuk sekedar mengambil nafas. Tampilan tersebut hilang
disertai dengan munculnya tagline guna membuat video ini mudah diingat oleh
penonton.
Kini, masuk ke tahap pembuatan treatment yaitu, tahap yang menentukan
jenis shot dan komposisi pengambilan gambar yang akan dilakukan. Treatment
video “Ngaduman Mountain Bike” dapat dilihat pada Tabel 1.
8
Tabel 1. Treatment Video “ Ngaduman Mountain Bike “
No SCENE
1
Opening
WAKTU
Siang
JENIS SHOOT
FS
2
Jalur awal
ngaduman
Watu kethek
Siang
FS
Siang
FS-ECU
Hutan Pinus
Merbabu
Pos
Bayangan
Alas Karpet
Siang
FS-ECU
Siang
ELS-FS
Siang
FS-ECU
7
Hutan Pinus
Krangkeng
Siang
FS-MCU
8
Jalur Akhir
Ngaduman
Tagline
Siang
FS
Siang
FS
3
4
5
6
9
KETERANGAN
Opening berupa animasi yang
menjelaskan tentang gunung
merbabu dan ngaduman
Menampilkan jalur awal
ngaduman
Menampilkan jalur Watu
Kethek yang berisi batu-batu
besar
Menampilkan Jalur Hutan Pinus
detail jalur dan bentuk jalur
Menampilkan Jalur Pos
Bayangan
Menampilkan Jalur Alas Karpet
dan kecepatan saat melewatinya
Menampilkan Jalur Hutan
Krangkeng yang berbentuk
seperti jeruji penjara
Menampilkan bentuk jalur akhir
Ngaduman atau Finish point
Ditampilkan tagline “ tantang
dirimu nikmati alammu” sebagai
identitas dari track ngaduman
Tahap berikutnya adalah pembuatan storyboard yaitu gambaran sketsa
dari treatment yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah
pengambilan gambar. Storyboard Video “Ngaduman Mountain Bike” dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Storyboard Video “Ngaduman Mountain Bike”
9
Produksi merupakan tahap utama untuk menghasilkan sebuah produk
sebelum akhirnya masuk ke pasca produksi diantaranya video (shooting) yaitu
melakukan kegiatan shooting dari proses kegiatan bersepeda ditrek Ngaduman,
audio (backsound) yaitu melakukan kegiatan pemilihan lagu untuk mengisi
suara backsound sebagai pengiring suasana video.
Pasca-produksi merupakan tahap yang dilakukan setelah proses produksi,
diantaranya seleksi scene yaitu pemilihan scene-scene yang sesuai dengan
treatment, shootlist dan storyboard yang telah dibuat. Editing yaitu proses
penyatuan seluruh stok scene yang sudah dipilih. Setelah proses editing selesai,
dilakukan penambahan efek berupa untuk menunjang penampilan video yang
telah dibuat. Ditambahkan pula sound effect futuristic serta ditambahkan sebuah
lagu yang jenisnya disesuaikan dengan mood dan suasana video.
4.
Hasil Pembahasan dan Implementasi
Video “Ngaduman Mountain Bike” ini berdurasi 4 menit 37 detik ini
dibagi menjadi 9 scene yang diawali dengan scene 1 yaitu opening dan ditutup
dengan scene 9 yang berisi tagline. Scene 1 video “Ngaduman Mountain Bike”
dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Scene 1
Pada Gambar 5
opening berupa 3D
penjelasan mengenai
itu berganti menjadi
yaitu Ngaduman.
scene 1, memperlihatkan bahwa video ini diawali dengan
Gunung Merbabu yang dilanjutkan dengan muncul
gunung tersebut menggunakan model futuristic. Setelah
penjelasan mengenai daerah di lereng gunung tersebut
10
Gambar 6. Scene 2
Pada Gambar 6 scene 2, memperlihatkan awal dari track sepeda
Ngaduman yang berisi persiapan sebelum melakukan kegiatan dan jenis track
awal. Jenis shot yang digunakan adalah full shoot agar penonton dapat melihat
bentuk track dan sudut kemiringan track.
Gambar 7. Scene 3
Pada Gambar 7 scene 3, track watu kethek, yang merupakan bagian track
setelah start. Scene ini memperlihatkan kontur jalan track yang berisi batu-batu
besar sebesar kepala kera. Jenis shoot yang dipakai adalah extreme shoot untuk
mengambil detail batu dan bird eye view untuk memperlihatkan keseluruhan
bagian track watu kethek.
11
Gambar 8. Scene 4
Pada Gambar 8 scene 4, berisi kelanjutan dari track sebelumnya, dimana
rider melintasi hutan pinus asli merbabu yang memiliki jenis track yang
berkelak kelok dan beberapa drop dari kayu yang melintang. Jenis shoot yang
digunakan adalah full dan follow agar penonton bisa melihat pergerakan rider
dari jauh kemudian mendekati kamera dan diikuti kamera hingga keluar dari
frame.
Gambar 9. Scene 5
Pada Gambar 9 scene 5, memperlihatkan rider sedang melewati track pos
bayangan yang berada di dataran luas dan berisi rintangan-rintangan yang
mudah dilewati. Digunakan full shot untuk mengambil view dataran yang luas
dan medium shot untuk mengambil detail kontur tanah.
12
Gambar 10. Scene 6
Pada Gambar 10 scene 6, tampak rider memasuki track alas karpet yang
mewajibkan rider memacu sepedanya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
Digunakan full shot dan panning agar rider terlihat melintas dengan cepat dari
kejauhan. Digunakan pula extreme shot untuk memperlihatkan detail tanah
pada track alas karpet.
Gambar 11. Scene 7
Pada Gambar 11 scene 7, memperlihatkan bahwa rider sampai di kebun
pinus Krangkeng yang berisi pohon-pohon pinus yang tersusun menyerupai
jeruji besi penjara. Shoot yang digunakan adalah full dan follow dari samping
untuk memperlihatkan bentuk kebun pinus sehingga terlihat menyerupai jeruji
besi.
13
Gambar 12. Scene 8
Pada Gambar 12 scene 8, memperlihatkan bahwa rider telah sampai pada
akhir dari keseluruhan track Ngaduman. Shot yang digunakan adalah follow
shoot yang dilakukan dari belakang memiliki tujuan agar penonton bisa ikut
merasakan bagaimana kerasnya getaran saat bersepeda di Ngaduman.
Kemudian follow juga dilakukan memutari rider yang berhenti agar terlihat
bahwa rider sudah menyelesaikan keseluruhan track Ngaduman.
Gambar 13. Scene 9
Pada Gambar 13 scene 9, menampilkan tagline dari video Ngaduman
Mountain Bike yaitu “Tantang Dirimu Nikmati Alammu” yang memiliki arti
bahwa bersepeda gunung di trek Ngaduman adalah kegiatan yang menantang.
Namun, jika dilakukan maka tantangan itu terbayar dengan keadaan alam
disekitarnya yang berada di daerah gunung.
Pada tahap ini dilakukan pengujian kepada 30 responden yaitu para
mahasiswa yang belajar di bidang multimedia seperti FTI-DKV dan FISKOMBROADCAST UKSW. Selain itu, dilakukan juga pada 30 responden yang
merupakan masyarakat umum pada usia remaja-dewasa sekitar 18-45 tahun.
Pengujian dilakukan dengan cara memberikan 2 lembar kuesioner. Kuesioner
pertama merupakan kuesioner yang bertujuan mengetahui kualitas video
“Ngaduman Mountain Bike” dari kalangan yang memiliki pengetahuan di
bidang multimedia. Hasil kuesioner pertama dapat dilihat pada Tabel 2.
14
Tabel 2. Kuesioner 1
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
JAWABAN
PERTANYAAN
Apakah video Ngaduman Mountain
Bike yang anda lihat menarik?
Bagaimanakah visualisasi dari video
Ngaduman Mountain Bike yang anda
lihat?
Menurut anda, bagaimanakah
sinematografi yang digunakan dalam
video Ngaduman Mountain Bike?
Bagaimana pencahayaan yang ada di
dalam video Ngaduman Mountain
Bike?
Apakah transisi dari scene per scene
menarik?
Apakah soundtrack yang digunakan
sudah sesuai dengan tema video?
Apakah pesan yang disampaikan
Video Ngaduman Mountain Bike
anda tangkap dengan baik?
Apakah Video Ngaduman Mountain
Bike ini menyampaikan informasi
mengenai track Ngaduman secara
jelas?
TOTAL
TOTAL
A
B
C
D
E
14
12
4
-
-
30
9
15
6
-
-
30
9
14
7
-
-
30
5
20
5
-
-
30
8
15
7
-
-
30
10
20
-
-
-
30
8
19
3
-
-
30
8
15
5
2
-
30
71
130
37
2
0
240
Perhitungan kuisoner ini mengunakan skala likert, Skala likert adalah
suatu skala psikometrik yang digunakan dalam kuesioner dan merupakan salah
satu teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi suatu program atau kebijakan
perencanaan. Skala likert juga dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi orang [13]. Biasanya disediakan lima pilihan jawaban
dengan skor masing-masing, seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Skala Likert
Jawaban
Skor
Keterangan
A
B
C
D
E
5
4
3
2
1
Sangat (menarik, baik, jelas)
Menarik, baik, jelas
Tidak (menarik, baik, jelas)
Kurang (menarik, baik, jelas)
Sangat tidak (menarik, baik, jelas)
15
Sedangkan jika mengacu pada kuesioner 1 yang diberikan kepada
masyarakat yang berpengetahuan di bidang multimedia, maka didapatkan data
presentase jawaban responden sebagai berikut :
Responden menjawab A
Responden menjawab B
Responden menjawab C
Responden menjawab D
Responden menjawab E
: 29.6 %
: 54.2 %
: 15.4 %
: 0.8 %
:0%
jaw aban
B
jaw aban
A
jaw aban
E
jaw aban
D
jaw aban
C
Gambar 14. Diagram Hasil questioner 1
Dengan melihat Gambar 14 yaitu diagram hasil kuesioner 2 diketahui
hasil presentase jawaban A = 29.58 % dan jawaban B = 54.16 % sehingga
dapat disimpulkan bahwa video “Ngaduman Mountain Bike” memiliki
visualisasi yang baik, backsound yang sesuai, dapat menyampaikan informasi
dengan jelas dan menarik untuk ditonton.
Kuesioner kedua diberikan kepada masyarakat yang berminat pada
olahraga bersepeda dan diserahkan setelah responden menyaksikan video
“Ngaduman Mountain Bike”. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian
dari masyarakat umum mengenai penyampaian informasi tentang track
Ngaduman. Kuesioner 2 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kuesioner 2
JAWABAN
NO
1
PERTANYAAN
Apakah Video Ngaduman
Mountain Bike yang anda lihat
menarik?
TOTAL
A
B
C
D
E
16
9
5
-
-
30
16
2
3
4
5
6
7
Apakah penjelasan detail tiap
trek menarik untuk anda?
Apakah anda mendapatkan
gambaran mengenai olahraga
sepeda gunung melalui video
ini?
Apakah anda menjadi tahu
kondisi jalur yang ada di trek
Ngaduman setelah melihat
video ini?
Apakah anda menjadi tertarik
untuk mencoba olahraga
sepeda gunung?
Apakah anda menjadi tahu
kondisi geografis Ngaduman
sebagai trek sepeda gunung?
Apakah anda ingin mengetahui
lebih lanjut tentang sepeda
gunung setelah melihat video
ini?
TOTAL
7
19
4
-
-
30
22
8
-
-
-
30
11
18
1
-
-
30
16
10
4
-
-
30
10
20
-
-
-
30
19
7
3
1
-
30
101
91
17
1
0
210
Sedangkan jika mengacu pada kuesioner 2 yang diberikan kepada
masyarakat awam yang berminat terhadap olahraga bersepeda, maka
didapatkan data presentase jawaban responden sebagai berikut:
Responden menjawab A
: 48.1 %
Responden menjawab B
: 43.3 %
Responden menjawab C
: 8.1 %
Responden menjawab D
: 0.5 %
Responden menjawab E
:0%
jawaban C
jawaban B
jawaban D
jawaban E
jawaban A
Gambar 15. Diagram Hasil Questioner 2
17
Dengan melihat gambar 15 tentang diagram hasil questioner 2, diketahui
hasil prosentase jawaban A = 50.83 % dan jawaban B = 41.67 % sehingga
dapat disimpulkan bahwa video “ Ngaduman Mountain Bike “ menarik untuk
ditonton dan dapat menyampaikan informasi dengan jelas.
Dari kedua kuesioner yang telah dibagikan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa video Ngaduman Mountain Bike memiliki visualisasi yang
baik dan backsound yang sesuai sehingga video ini menarik untuk ditonton.
Selain itu, informasi yang disampaikan dalam video pun dapat ditangkap
dengan baik dan jelas oleh pemula.
5.
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa perancangan video Ngaduman Mountain Bike dapat memberikan
informasi secara lebih lengkap dan menarik kepada para peminat sepeda
gunung. Penggunaan video sebagai media informasi memiliki keunggulan
seperti, visualisasi, pencahayaan, transisi, backsound, sinematografi yang baik
sehingga mampu membuat video menjadi lebih baik dan menarik.
Penggambaran asli keadaan track dalam video juga menjadi keunggulan
lain dimana hal tersebut mampu mendukung penyampaian pesan, serta dapat
disebarkan pada masyarakat secara lebih luas. Penggunaan infografik dalam
menyampaikan informasi yang adalah gabungan dari simbol dan huruf, juga
membuat video bisa menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan menarik.
Sehingga video Ngaduman Mountain Bike diharapkan dapat mewakili
dan dijadikan media informasi mengenai track sepeda gunung yang ada di desa
Ngaduman.
6.
Daftar Pustaka
[1] Kumara Keke, 2011. Perancangan Mountain Bicycle Club Terkait
Interaksi kekeluargaan antar Pesepeda Gunung
[2] Yenni Lilis Sulistyaningrum, 2011. Perancangan Infografik sebagai
Media Informasi Sarana Umum Kota Depok
[3] Adi kusrianto, 2007, Pengantar Desain Komunikasi Visual,
yogyakarta:Andi
[4] Elista, 2010, pengantar Multimedia,
(elista.akprind.ac.id/upload/files/9055_01Pengantar_MULTIMEDIA.pdf) diakses 20 april 2014 23.00 WIB.
[5] D Joseph, 2011, Landasan teori film
(e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217) diakses 21 april 2014, 21:00 WIB.
[6] Purnama Mey Lan, 2011, Skripsi, Penerapan Multimedia Pada Aplikasi
Pembelajaran Anak Sekolah Minggu.
[7] Mark Smiciklas, 2012. The Power of Infographics: Using Pictures to
Communicate and Connect with Your Audience.
18
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
Nugroho, Sahid, Herdika, 2013, Penerapan Visual Efek Dalam
Pembuatan Film “Evo”
Ika Yulia, 2012, Sumber Daya Data
Florida Atlantic University, MA in Literature & Theory with a
concentration in Science Fiction and Fantasy
Handayani, 2011, Pola Komunikasi Paguyuban Sapedah Baehula.
Sarwono, Jonathan, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi
Visual, Yogyakarta : Andi.
Alfiana Hafidian, 2013, Skala likert sebagai Teknik evaluasi,
(http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/12/skala-likert-568158.html)
diakses 22 april 2014 22:00 WIB
19
Pendahuluan
Salatiga adalah sebuah kota kecil yang berada di provinsi Jawa Tengah.
Letaknya yang di kelilingi oleh beberapa gunung menjadikan letak kota
Salatiga menjadi strategis untuk lokasi berolahraga para peminat mountain
biking atau sepeda gunung. Sepeda gunung sendiri adalah olahraga bersepeda
yang memanfaatkan kondisi sekitar lereng gunung untuk menjadi trek
sepedanya. Salah satu lereng gunung di sekitar Salatiga yang dapat digunakan
menjadi trek sepeda gunung adalah lereng gunung Merbabu.
Di daerah Merbabu, terdapat beberapa wilayah yang dapat dimanfaatkan
sebagai trek sepeda gunung, yang salah satunya adalah Ngaduman. Ngaduman
sendiri adalah sebuah pedesaan yang lebih sering digunakan oleh beberapa
penggiat mountain biking, namun keberadaannya belum cukup dikenal oleh
mereka yang belum pernah terlibat secara langsung pada olahraga mountain
biking atau bisa disebut sebagai peminat saja. Adapun intensitas penggunaan
lokasi Ngaduman sebagai trek mountain biking dikarenakan akses jalanannya
jauh lebih mudah ditempuh daripada yang lain.
Mendapatkan informasi mengenai Ngaduman saja belum cukup untuk
dapat memperkenalkan keberadaan trek mountain biking di Ngaduman kepada
masyarakat awam khususnya para peminat sepeda yang bisa dikategorikan
masih pemula, namun diperlukan media yang mampu menginformasikan
mengenai lokasi dan medan trek di Ngaduman. Seperti data yang diperoleh dari
wawancara kepada tiga narasumber yaitu pionir sepeda gunung di Salatiga,
ketua komunitas Salatiga Mountain Bike dan atlet nasional sepeda gunung yang
mengemukakan bahwa para pemula selalu mengalami kecelakaan baik ringan
maupun fatal dan terkadang dialami pula oleh para penggiat sepeda mountain
biking karena kecerobohan rider yang gegabah mengendarai sepedanya
sedangkan belum paham sepenuhnya akan kondisi trek, maka dalam media
informasi ini akan ditampilkan kondisi real trek di Ngaduman itu sendiri.
Adapun konsep media informasi yang digunakan mengacu pada aspek
kedekatan (proximity) yang ditujukan kepada masyarakat Salatiga, yang
wilayah kota tinggalnya tepat berada di lereng gunung Merbabu, tempat desa
Ngaduman berada. Dengan ini, dimungkinkan para peminat sepeda gunung di
Salatiga akan tertarik untuk mencari tahu lebih banyak bahkan mencoba trek di
Ngaduman daripada jika menyampaikan mengenai lokasi trek sepeda gunung
yang berada di luar kota maupun luar provinsi. Secara tidak langsung akan
menambah jumlah peminat olahraga mountain biking yang dalam 6 bulan
terakhir ini sempat mengalami penurunan.
Media informasi ini menyuguhkan beberapa hal penting tentang
Ngaduman dan trek mountain biking yang ada disana, seperti lokasi, sudut
kemiringan trek, jenis trek, obstacle (rintangan) dan perlengkapan yang harus
digunakan saat melakukan olahraga tersebut di Ngaduman.
2
Dengan adanya kelengkapan dan kejelasan informasi tersebut, diharapkan
agar tidak ada lagi kecelakaan yang akan dialami oleh para pemula ataupun
penggiat mountain biking. Adapun semua informasi tersebut dapat ditampilkan
berdampingan dengan suasana alam yang indah dan alami yang tidak kalah
menarik dengan lokasi trek mountain biking yang ada di Ngaduman.
Media informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai letak
Ngaduman, kondisi geografisnya serta gambaran trek yang ada disana adalah
berupa video. Video dipilih karena dalam penyampaiannya dapat memberikan
gambaran real trek hingga detail jalur yang ada di Ngaduman. Adapun
penyampaian informasi tersebut menggunakan infografik yaitu penggabungan
antara simbol dan huruf. Hanya dengan sedikit informasi tertulis saja, maka
setiap orang yang melihat dapat dengan mudah memahami kondisi Ngaduman
yang sebenarnya tanpa harus memasukkan banyak penjelasan berupa narasi
suara lagi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu adanya perancangan
video mengenai Ngaduman mountain biking yang menarik dan dapat
menyampaikan informasi.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu mengenai perancangan Mountain Bicycle Club
Terkait Interaksi kekeluargaan antar Pesepeda Gunung oleh Kumara Keke
diawali dengan pembahasan mengenai sepeda gunung kemudian club-club
yang menaungi para pecinta sepeda gunung dan track yang digunakan dalam
melakukan olahraganya [1]. Penelitian lainnya yaitu perancangan video
Infografik Media Sarana Umum kota Depok yang dirancang oleh Yenni Lilis
Setyaningrum. Pada perancangan ini menginformasikan sarana umum yang
ada di kota depok dengan menggunakan simbol-simbol dan peta dalam
menjabarkan sarana umum apa saja yang ada di kota Depok [2].
Dari penelitian di atas yang membedakan dengan penelitian yang
dilakukan adalah video yang dihasilkan sebelumnya hanya berupa video yang
mengangkat mengenai semua aspek dari sepeda gunung, mulai dari jenis, club
dan track, namun tidak dijelaskan secara terperinci. Sedangkan dalam
penelitian kali ini dengan judul “Perancangan Video Ngaduman Mountain Bike
Sebagai Media Informasi” dibuat video yang khusus memperlihatkan
keseluruhan trek sepeda gunung yang ada di Ngaduman, dari lokasinya dan
juga kondisi medan awal hingga akhir track. Medan dari track juga dijelaskan
menggunakan penjelasan dengan infografik.
Komunikasi visual menurut definisinya adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui
berbagai pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen
grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna
dan layout [3].
3
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu
(tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi,
berkarya dan berkomunikasi [4].
Video adalah sekedar gambar bergerak. Adapun pergerakan tersebut
adalah intermitten movement, yaitu gerakan yang mucul karena keterbatasan
kemampuan mata dan otak manusia dalam menangkap sejumlah pergantian
gambar sepersekian detik. Selain itu, video juga dapat berpengaruh melebihi
media-media lain karena di dalam video terdapat audio dan visual yang
bekerjasama dengan baik sehingga penonton tidak bosan dan mudah mengingat
karena formatnya menarik [5].
Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut
sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi pergerakan pada
gambar yang ditampilkan. Animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara
inbeetween dengan jumlah banyak, bila diproyeksikan akan terlihat seolah-olah
hidup. Animasi terdiri dari dua bagian yaitu animasi dua dimensi dan animasi
tiga dimensi [6].
Futuristik Infografik adalah representasi visual informasi, data atau ilmu
pengetahuan secara grafis science fiksi atau futuristis. Infografik
mengilustrasikan informasi yang memiliki sedikit teks dan berperan sebagai
ringkasan visual [7].
Visual Effect merupakan sub kategori dari special effects, visual effects
adalah sebuah istilah yang banyak digunakan pada dunia visualisasi dan motion
graphic. Pengertian visual effect dalam visualisasi dan motion graphic lebih
menekankan pada kreativitas motion graphic designer agar dapat menghasilkan
efek-efek visual tertentu atau bahkan mungkin lain daripada yang lain. Visual
effect biasanya memanipulasi gambar dan video ke dalam tahap pasca produksi
untuk memvisualisasikan adegan yang tidak dapat dicapai dengan alat biasa.
Seperti halnya adegan ke luar angkasa, ilmu pengetahuan yang bersifat masa
depan, dan adegan kecelakaan yang berbahaya [8].
Informasi adalah sebuah data yang dibentuk menjadi lebih memberikan
pengetahuan berguna, lebih berarti bagi penerimanya, dan memiliki nilai yang
nyata. Informasi memiliki beberapa metode dalam penyampaiannya, yang salah
satunya adalah metode kedekatan atau proximity dimana pada metode ini
informasi disampaikan kepada sasaran masyarakat yang berada dekat atau
berminat terhadap sumber informasi sehingga informasi yang disampaikan akan
lebih berguna [9].
Science fiction atau bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan fiksi adalah
sebuah ilmu pengetahuan yang dipandang secara fiksi atau tidak nyata karena
biasanya masih bersifat berada dimasa depan atau masih angan-angan manusia
semata. Science fiction ini biasanya diperlihatkan pada sebuah gambaran berupa
hologram (holograpich), luar angkasa (space), dan robot (cyborg) yang biasa
dimunculkan pada film-film yang bersifat futuristik atau masa depan [10].
4
Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris.
Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya
belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem
pedal yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Kemudian
dikembangkan lagi pada tahun 1839 sehingga sepeda bisa digunakan untuk
berkebun dan melewati medan perkebunan.
Dari situlah muncul bahwa sepeda bisa digunakan di medan bersifat
offroad hingga terus dikembangkan pada sampai saat ini sepeda digunakan
sebagai olahraga di daerah pegunungan yang memiliki medan offroad dan
disebut mountain bike. Prototipe pertama Sepeda Gunung dikembangkan oleh
Marin Co. di San Fransisco, AS. Produksi massal sepeda gunung diawali pada
tahun 1981 [11].
3.
Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian video “ Ngaduman Mountain Bike” ini
metode yang diterapkan adalah metode cyclic strategy. Strategi berputar ini
pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya pada
strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu di ulang kembali untuk menampung
umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan
tahap ini lazim di sebut loop [12]. Tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan
dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahap 1
Tahap 2
Lanjut/kembali
Tahap 3
Gambar 1. Metode Cyclic strategy [12]
Pada tahap 1 merupakan tahap dimana ditemukannya masalah yang akan
diangkat dari penelitian. Kemudian dilakukan pengumpulan data untuk
memperkuat dasar penelitian, pengumpulan data untuk penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi serta dokumen. Wawancara dilakukan
dengan menemui Bapak Kelik selaku pionir pesepeda gunung disalatiga, Bapak
Shawor Kurniawan selaku ketua SALMOUNT (Salatiga Mountain Bike) dan
juga saudara Hastu Pinandyo selaku atlet sepeda gunung nasional.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran
trek sepeda gunung Ngaduman secara detail dari awal sampai akhir. Sedangkan
dokumen, berisi gambaran-gambaran singkat yang didapat dari observasi dan
wawancara yang telah dilakukan.
5
Pada tahap 2 dimulai dengan perancangan video yang akan dibuat
dimulai dari pembuatan ide atau konsep sampai hasil akhir berupa video.
Sebelum video memasuki proses pengujian, video dapat kembali lagi ke proses
editing karena adanya revisi atau umpan balik dari pembimbing ataupun
refrensi sesama mahasiswa DKV. Setelah video yang dirancang sudah benarbenar selesai, maka dapat dilanjutkan menuju tahap 3.
Tahap 3 merupakan proses dari pengujian video itu sendiri, pengujian
dilakukan dengan melakukan pembagian kuesioner kepada masyarakat setelah
masyrakat menonton video yang telah selesai sehingga dapat ditemukan
kesimpulan dari pengujian dan menjadi hasil akhir dari penelitian.
Dalam perancangan Video Ngaduman Mountain Bike terdapat tahapantahapan sebelum menjadi video yang utuh dan layak ditonton. Adapun bagan
proses pembuatan video dapat dilihat pada Gambar 2.
Ide / Konsep
Revisi
Observasi
Konsep Video
Storyline
Pra - Produksi
Audio
(Backsound)
Treatment
Storyboard
Produksi
Seleksi Scene
Video
(Shooting)
Editing
Pasca - Produksi
Pemberian Efek
Revisi
Pengujian
Backsound
Fix
Gambar 2. Bagan Perancangan Video
6
Ide merupakan sebuah pemikiran awal yang akan dilakukan terhadap
tema atau latar belakang masalah yang ada. Permasalahan yang diangkat adalah
kurangnya informasi atau pengenalan mengenai trek sepeda gunung yang ada di
sekitar daerah Salatiga. Dengan melihat latar belakang, maka dirancang sebuah
video “Ngaduman Mountain Bike” yang bertujuan untuk memperkenalkan trek
bersepeda gunung di sekitar daerah Salatiga kepada masyarakat.
Konsep yang digunakan dalam perancangan media informasi Ngaduman
Mountain Bike ini berupa penggunaan video yang memperlihatkan keseluruhan
track sepeda gunung yang ada di Ngaduman. Track Ngaduman memiliki
beberapa pos di dalamnya dan di setiap pos akan diberikan penjelasan
mengenai jenis rintangan, sudut kemiringan dan nama pos. Penjelasan tersebut
dikemas menggunakan infografik berupa penggabungan antara simbol dan
huruf yang dikombinasikan dan menunjuk langsung ke tempat yang
diinformasikan.
Penggunaan font Agency FB pada tipografinya dikarenakan font Agency
FB memiliki lekukan yang tegas, pipih dan berkesan digital sehingga video bisa
terlihat berkesan masa depan atau futuristik. Font tersebut termasuk dalam jenis
font modern atau didone karena muncul pada awal jaman modern. Selain itu,
font agency FB juga pernah digunakan pada game yang berjenis science fiction
yaitu Call of Duty, Crysis 2 dan Interstellar Marines sebagai font dalam video
glass yang terdapat di dalam game tersebut. Font Agency FB dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Font Agency FB
Observasi merupakan langkah untuk mendapatkan data-data lisan
maupun tertulis yang mendukung proses perancangan video. Observasi
dilakukan dengan wawancara terhadap Bapak Kelik selaku pionir pesepeda
gunung di salatiga, Bapak Shawor Kurniawan selaku ketua SALMOUNT
(Salatiga Mountain Bike) juga saudara Hastu Pinandyo selaku atlet sepeda
gunung nasional dan terjun secara langsung di daerah observasi yaitu trek
sepeda gunung itu sendiri.
7
Pra-Produksi adalah tahap awal dari perancangan video “Ngaduman
Mountain Bike”. Langkah awalnya adalah membuat konsep video berupa
urutan dari adegan yang diawali dari pemberian effect futuristic dan 3D Gunung
Merbabu sebagai opening, diteruskan dengan video keseluruhan trek disertai
dengan penjelasan disetiap bagian trek. Sampai pada bagian closing, ditutup
dengan pemberian tagline sebagai pengingat dari identitas track Ngaduman.
Kemudian storyline yang merupakan penggambaran cerita dalam video
diawali dengan munculnya efek televisi menyala kemudian muncul tulisan
judul. Lalu, muncul lingkaran berisi 3D gunung Merbabu dan muncul pula
penjelasan-penjelasan singkat mengenai gunung tersebut. Selanjutnya, 3D
gunung diperbesar menuju daerah lokasi Ngaduman, dan disitu muncul
penjelasan singkat mengenai desa ngaduman dimana trek mountain bike
tersebut berawal.
Rider bersiap untuk memulai kegiatan bersepeda gunung, dengan
mengecek kelengkapan keamanan untuk bersepeda dan menurunkan sepedanya
dari mobil pikup. Rider mulai mengayuh sepedanya dari trek awal yaitu trek
yang berupa jalanan batu yang dibuat oleh manusia. Disitu, muncul sedikit
penjelasan tentang trek awal disambung dengan penjelasan lain disetiap rider
memasuki bagian trek yang berbeda. Kemudian rider mulai memasuki bagian
trek lain yang disebut trek watu ketek. Pada bagian ini, rider terlihat sedikit
kesulitan meneruskan laju sepeda dikarenakan jenis trek yang berisi batu besar
sebesar kepala kera.
Meninggalkan trek watu ketek, rider mulai memasuki hutan pinus alami
Gunung Merbabu dan rider sangat lihai melewati trek yang berliku liku itu.
Selanjutnya, rider memasuki pos bayangan yang memiliki rintangan berupa
tanah bergelombang yang memaksa rider melakukan lompatan-lompatan kecil
untuk melewatinya.
Menginjak ke trek berikutnya, dimana rider memasuki wilayah alas
karpet yang mengharuskan rider memacu sepedanya dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Setelah itu Hutan Pinus Krangkeng pun telah siap didepan mata.
Hutan yang terlihat menyerupai jeruji besi tersebut harus ditaklukkan dengan
kecepatan yang cukup tinggi disertai dengan beberapa lompatan yang lumayan
tinggi pula.
Dengan dilewatinya hutan pinus Krangkeng, dapat diartikan bahwa rider
telah berhasil melewati seluruh bagian trek Ngaduman. Pada bagian ini, rider
terlihat berhenti untuk sekedar mengambil nafas. Tampilan tersebut hilang
disertai dengan munculnya tagline guna membuat video ini mudah diingat oleh
penonton.
Kini, masuk ke tahap pembuatan treatment yaitu, tahap yang menentukan
jenis shot dan komposisi pengambilan gambar yang akan dilakukan. Treatment
video “Ngaduman Mountain Bike” dapat dilihat pada Tabel 1.
8
Tabel 1. Treatment Video “ Ngaduman Mountain Bike “
No SCENE
1
Opening
WAKTU
Siang
JENIS SHOOT
FS
2
Jalur awal
ngaduman
Watu kethek
Siang
FS
Siang
FS-ECU
Hutan Pinus
Merbabu
Pos
Bayangan
Alas Karpet
Siang
FS-ECU
Siang
ELS-FS
Siang
FS-ECU
7
Hutan Pinus
Krangkeng
Siang
FS-MCU
8
Jalur Akhir
Ngaduman
Tagline
Siang
FS
Siang
FS
3
4
5
6
9
KETERANGAN
Opening berupa animasi yang
menjelaskan tentang gunung
merbabu dan ngaduman
Menampilkan jalur awal
ngaduman
Menampilkan jalur Watu
Kethek yang berisi batu-batu
besar
Menampilkan Jalur Hutan Pinus
detail jalur dan bentuk jalur
Menampilkan Jalur Pos
Bayangan
Menampilkan Jalur Alas Karpet
dan kecepatan saat melewatinya
Menampilkan Jalur Hutan
Krangkeng yang berbentuk
seperti jeruji penjara
Menampilkan bentuk jalur akhir
Ngaduman atau Finish point
Ditampilkan tagline “ tantang
dirimu nikmati alammu” sebagai
identitas dari track ngaduman
Tahap berikutnya adalah pembuatan storyboard yaitu gambaran sketsa
dari treatment yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah
pengambilan gambar. Storyboard Video “Ngaduman Mountain Bike” dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Storyboard Video “Ngaduman Mountain Bike”
9
Produksi merupakan tahap utama untuk menghasilkan sebuah produk
sebelum akhirnya masuk ke pasca produksi diantaranya video (shooting) yaitu
melakukan kegiatan shooting dari proses kegiatan bersepeda ditrek Ngaduman,
audio (backsound) yaitu melakukan kegiatan pemilihan lagu untuk mengisi
suara backsound sebagai pengiring suasana video.
Pasca-produksi merupakan tahap yang dilakukan setelah proses produksi,
diantaranya seleksi scene yaitu pemilihan scene-scene yang sesuai dengan
treatment, shootlist dan storyboard yang telah dibuat. Editing yaitu proses
penyatuan seluruh stok scene yang sudah dipilih. Setelah proses editing selesai,
dilakukan penambahan efek berupa untuk menunjang penampilan video yang
telah dibuat. Ditambahkan pula sound effect futuristic serta ditambahkan sebuah
lagu yang jenisnya disesuaikan dengan mood dan suasana video.
4.
Hasil Pembahasan dan Implementasi
Video “Ngaduman Mountain Bike” ini berdurasi 4 menit 37 detik ini
dibagi menjadi 9 scene yang diawali dengan scene 1 yaitu opening dan ditutup
dengan scene 9 yang berisi tagline. Scene 1 video “Ngaduman Mountain Bike”
dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Scene 1
Pada Gambar 5
opening berupa 3D
penjelasan mengenai
itu berganti menjadi
yaitu Ngaduman.
scene 1, memperlihatkan bahwa video ini diawali dengan
Gunung Merbabu yang dilanjutkan dengan muncul
gunung tersebut menggunakan model futuristic. Setelah
penjelasan mengenai daerah di lereng gunung tersebut
10
Gambar 6. Scene 2
Pada Gambar 6 scene 2, memperlihatkan awal dari track sepeda
Ngaduman yang berisi persiapan sebelum melakukan kegiatan dan jenis track
awal. Jenis shot yang digunakan adalah full shoot agar penonton dapat melihat
bentuk track dan sudut kemiringan track.
Gambar 7. Scene 3
Pada Gambar 7 scene 3, track watu kethek, yang merupakan bagian track
setelah start. Scene ini memperlihatkan kontur jalan track yang berisi batu-batu
besar sebesar kepala kera. Jenis shoot yang dipakai adalah extreme shoot untuk
mengambil detail batu dan bird eye view untuk memperlihatkan keseluruhan
bagian track watu kethek.
11
Gambar 8. Scene 4
Pada Gambar 8 scene 4, berisi kelanjutan dari track sebelumnya, dimana
rider melintasi hutan pinus asli merbabu yang memiliki jenis track yang
berkelak kelok dan beberapa drop dari kayu yang melintang. Jenis shoot yang
digunakan adalah full dan follow agar penonton bisa melihat pergerakan rider
dari jauh kemudian mendekati kamera dan diikuti kamera hingga keluar dari
frame.
Gambar 9. Scene 5
Pada Gambar 9 scene 5, memperlihatkan rider sedang melewati track pos
bayangan yang berada di dataran luas dan berisi rintangan-rintangan yang
mudah dilewati. Digunakan full shot untuk mengambil view dataran yang luas
dan medium shot untuk mengambil detail kontur tanah.
12
Gambar 10. Scene 6
Pada Gambar 10 scene 6, tampak rider memasuki track alas karpet yang
mewajibkan rider memacu sepedanya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
Digunakan full shot dan panning agar rider terlihat melintas dengan cepat dari
kejauhan. Digunakan pula extreme shot untuk memperlihatkan detail tanah
pada track alas karpet.
Gambar 11. Scene 7
Pada Gambar 11 scene 7, memperlihatkan bahwa rider sampai di kebun
pinus Krangkeng yang berisi pohon-pohon pinus yang tersusun menyerupai
jeruji besi penjara. Shoot yang digunakan adalah full dan follow dari samping
untuk memperlihatkan bentuk kebun pinus sehingga terlihat menyerupai jeruji
besi.
13
Gambar 12. Scene 8
Pada Gambar 12 scene 8, memperlihatkan bahwa rider telah sampai pada
akhir dari keseluruhan track Ngaduman. Shot yang digunakan adalah follow
shoot yang dilakukan dari belakang memiliki tujuan agar penonton bisa ikut
merasakan bagaimana kerasnya getaran saat bersepeda di Ngaduman.
Kemudian follow juga dilakukan memutari rider yang berhenti agar terlihat
bahwa rider sudah menyelesaikan keseluruhan track Ngaduman.
Gambar 13. Scene 9
Pada Gambar 13 scene 9, menampilkan tagline dari video Ngaduman
Mountain Bike yaitu “Tantang Dirimu Nikmati Alammu” yang memiliki arti
bahwa bersepeda gunung di trek Ngaduman adalah kegiatan yang menantang.
Namun, jika dilakukan maka tantangan itu terbayar dengan keadaan alam
disekitarnya yang berada di daerah gunung.
Pada tahap ini dilakukan pengujian kepada 30 responden yaitu para
mahasiswa yang belajar di bidang multimedia seperti FTI-DKV dan FISKOMBROADCAST UKSW. Selain itu, dilakukan juga pada 30 responden yang
merupakan masyarakat umum pada usia remaja-dewasa sekitar 18-45 tahun.
Pengujian dilakukan dengan cara memberikan 2 lembar kuesioner. Kuesioner
pertama merupakan kuesioner yang bertujuan mengetahui kualitas video
“Ngaduman Mountain Bike” dari kalangan yang memiliki pengetahuan di
bidang multimedia. Hasil kuesioner pertama dapat dilihat pada Tabel 2.
14
Tabel 2. Kuesioner 1
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
JAWABAN
PERTANYAAN
Apakah video Ngaduman Mountain
Bike yang anda lihat menarik?
Bagaimanakah visualisasi dari video
Ngaduman Mountain Bike yang anda
lihat?
Menurut anda, bagaimanakah
sinematografi yang digunakan dalam
video Ngaduman Mountain Bike?
Bagaimana pencahayaan yang ada di
dalam video Ngaduman Mountain
Bike?
Apakah transisi dari scene per scene
menarik?
Apakah soundtrack yang digunakan
sudah sesuai dengan tema video?
Apakah pesan yang disampaikan
Video Ngaduman Mountain Bike
anda tangkap dengan baik?
Apakah Video Ngaduman Mountain
Bike ini menyampaikan informasi
mengenai track Ngaduman secara
jelas?
TOTAL
TOTAL
A
B
C
D
E
14
12
4
-
-
30
9
15
6
-
-
30
9
14
7
-
-
30
5
20
5
-
-
30
8
15
7
-
-
30
10
20
-
-
-
30
8
19
3
-
-
30
8
15
5
2
-
30
71
130
37
2
0
240
Perhitungan kuisoner ini mengunakan skala likert, Skala likert adalah
suatu skala psikometrik yang digunakan dalam kuesioner dan merupakan salah
satu teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi suatu program atau kebijakan
perencanaan. Skala likert juga dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi orang [13]. Biasanya disediakan lima pilihan jawaban
dengan skor masing-masing, seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Skala Likert
Jawaban
Skor
Keterangan
A
B
C
D
E
5
4
3
2
1
Sangat (menarik, baik, jelas)
Menarik, baik, jelas
Tidak (menarik, baik, jelas)
Kurang (menarik, baik, jelas)
Sangat tidak (menarik, baik, jelas)
15
Sedangkan jika mengacu pada kuesioner 1 yang diberikan kepada
masyarakat yang berpengetahuan di bidang multimedia, maka didapatkan data
presentase jawaban responden sebagai berikut :
Responden menjawab A
Responden menjawab B
Responden menjawab C
Responden menjawab D
Responden menjawab E
: 29.6 %
: 54.2 %
: 15.4 %
: 0.8 %
:0%
jaw aban
B
jaw aban
A
jaw aban
E
jaw aban
D
jaw aban
C
Gambar 14. Diagram Hasil questioner 1
Dengan melihat Gambar 14 yaitu diagram hasil kuesioner 2 diketahui
hasil presentase jawaban A = 29.58 % dan jawaban B = 54.16 % sehingga
dapat disimpulkan bahwa video “Ngaduman Mountain Bike” memiliki
visualisasi yang baik, backsound yang sesuai, dapat menyampaikan informasi
dengan jelas dan menarik untuk ditonton.
Kuesioner kedua diberikan kepada masyarakat yang berminat pada
olahraga bersepeda dan diserahkan setelah responden menyaksikan video
“Ngaduman Mountain Bike”. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian
dari masyarakat umum mengenai penyampaian informasi tentang track
Ngaduman. Kuesioner 2 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kuesioner 2
JAWABAN
NO
1
PERTANYAAN
Apakah Video Ngaduman
Mountain Bike yang anda lihat
menarik?
TOTAL
A
B
C
D
E
16
9
5
-
-
30
16
2
3
4
5
6
7
Apakah penjelasan detail tiap
trek menarik untuk anda?
Apakah anda mendapatkan
gambaran mengenai olahraga
sepeda gunung melalui video
ini?
Apakah anda menjadi tahu
kondisi jalur yang ada di trek
Ngaduman setelah melihat
video ini?
Apakah anda menjadi tertarik
untuk mencoba olahraga
sepeda gunung?
Apakah anda menjadi tahu
kondisi geografis Ngaduman
sebagai trek sepeda gunung?
Apakah anda ingin mengetahui
lebih lanjut tentang sepeda
gunung setelah melihat video
ini?
TOTAL
7
19
4
-
-
30
22
8
-
-
-
30
11
18
1
-
-
30
16
10
4
-
-
30
10
20
-
-
-
30
19
7
3
1
-
30
101
91
17
1
0
210
Sedangkan jika mengacu pada kuesioner 2 yang diberikan kepada
masyarakat awam yang berminat terhadap olahraga bersepeda, maka
didapatkan data presentase jawaban responden sebagai berikut:
Responden menjawab A
: 48.1 %
Responden menjawab B
: 43.3 %
Responden menjawab C
: 8.1 %
Responden menjawab D
: 0.5 %
Responden menjawab E
:0%
jawaban C
jawaban B
jawaban D
jawaban E
jawaban A
Gambar 15. Diagram Hasil Questioner 2
17
Dengan melihat gambar 15 tentang diagram hasil questioner 2, diketahui
hasil prosentase jawaban A = 50.83 % dan jawaban B = 41.67 % sehingga
dapat disimpulkan bahwa video “ Ngaduman Mountain Bike “ menarik untuk
ditonton dan dapat menyampaikan informasi dengan jelas.
Dari kedua kuesioner yang telah dibagikan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa video Ngaduman Mountain Bike memiliki visualisasi yang
baik dan backsound yang sesuai sehingga video ini menarik untuk ditonton.
Selain itu, informasi yang disampaikan dalam video pun dapat ditangkap
dengan baik dan jelas oleh pemula.
5.
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa perancangan video Ngaduman Mountain Bike dapat memberikan
informasi secara lebih lengkap dan menarik kepada para peminat sepeda
gunung. Penggunaan video sebagai media informasi memiliki keunggulan
seperti, visualisasi, pencahayaan, transisi, backsound, sinematografi yang baik
sehingga mampu membuat video menjadi lebih baik dan menarik.
Penggambaran asli keadaan track dalam video juga menjadi keunggulan
lain dimana hal tersebut mampu mendukung penyampaian pesan, serta dapat
disebarkan pada masyarakat secara lebih luas. Penggunaan infografik dalam
menyampaikan informasi yang adalah gabungan dari simbol dan huruf, juga
membuat video bisa menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan menarik.
Sehingga video Ngaduman Mountain Bike diharapkan dapat mewakili
dan dijadikan media informasi mengenai track sepeda gunung yang ada di desa
Ngaduman.
6.
Daftar Pustaka
[1] Kumara Keke, 2011. Perancangan Mountain Bicycle Club Terkait
Interaksi kekeluargaan antar Pesepeda Gunung
[2] Yenni Lilis Sulistyaningrum, 2011. Perancangan Infografik sebagai
Media Informasi Sarana Umum Kota Depok
[3] Adi kusrianto, 2007, Pengantar Desain Komunikasi Visual,
yogyakarta:Andi
[4] Elista, 2010, pengantar Multimedia,
(elista.akprind.ac.id/upload/files/9055_01Pengantar_MULTIMEDIA.pdf) diakses 20 april 2014 23.00 WIB.
[5] D Joseph, 2011, Landasan teori film
(e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217) diakses 21 april 2014, 21:00 WIB.
[6] Purnama Mey Lan, 2011, Skripsi, Penerapan Multimedia Pada Aplikasi
Pembelajaran Anak Sekolah Minggu.
[7] Mark Smiciklas, 2012. The Power of Infographics: Using Pictures to
Communicate and Connect with Your Audience.
18
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
Nugroho, Sahid, Herdika, 2013, Penerapan Visual Efek Dalam
Pembuatan Film “Evo”
Ika Yulia, 2012, Sumber Daya Data
Florida Atlantic University, MA in Literature & Theory with a
concentration in Science Fiction and Fantasy
Handayani, 2011, Pola Komunikasi Paguyuban Sapedah Baehula.
Sarwono, Jonathan, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi
Visual, Yogyakarta : Andi.
Alfiana Hafidian, 2013, Skala likert sebagai Teknik evaluasi,
(http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/12/skala-likert-568158.html)
diakses 22 april 2014 22:00 WIB
19