View of ANALISA PELAYANAN JARINGAN INTERNET DENGAN MENGGUNAKAN SERVICE QUALITY (STUDI KASUS PADA UPT-KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA)

ANALISA PELAYANAN JARINGAN

  

(STUDI KASUS PADA UPT-KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA)

1) 2) 1),2)

Suwarto , Rohadi

Politeknik Negeri Samarinda

Jl. Dr.Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan Samarinda

  

Email :suwartopoltek78@gmail.com

Abstrak . UPT-Komputer salah satu media yang menyediakan akses jaringan internet untuk pelanggan atau

pengguna jaringan internet yang ada di komplek kampus Politeknik Negeri Samarinda. Akses jaringan internet

dengan menggunakan bandwidth sebesar 90 Kbps untuk melayani sebanyak ±4500 orang pelanggan atau

pengguna jaringan internet yang terdaftar pada UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda yang terdiri dari

pegawai (staf pengajar dan staf administrasi) dan Mahasiswa. Permasalahan yang terjadi adalah

ketidaknyamanan pelanggan selama menggunakan fasilitas internet. Untuk menyelesaikan permasalahan

kualitas pelayanan tersebut digunakan metode Servqual (service quality).Hasil kajian diperoleh bahwa

kebutuhan tingkat kepentingan layanan penggunaan jaringan internet adalah: Assurance (3,198), Emphaty

(3,024), Reliability (2,861), dan Responsiveness (2,694). Tangible (2,562). Adapun tingkat Gap secara

berurutan adalah: Tangible (-2,103). Responsiveness (-1,854), Reliability (-1,770), Emphaty (-1,547), dan

Assurance (-1,461). Hal ini berarti bahwa pengguna jaringan internet menaruh harapan yang sangat besar

akan pelayanan yang lebih baik dari pengelola jaringan internet. Kualitas layanan yang dirasakan oleh

pengguna jaringan internet sudah cukup baik karena berada pada interval -0,51 sampai dengan -2,00.

Berdasarkan rasio perbaikan yang diperoleh adalah sebesar 1,220 artinya bahwa sumber daya manusia dan

peralatan yang dimiliki perlu ditingkatkan untuk menunjang qualitas pelayanan kepada pengguna jaringan

internet di lembaga Politeknik Negeri Samarinda.

  Kata kunci: pengguna jaringan internet, rasio perbaikan, service quality

1. Pendahuluan

  UPT-Komputer salah satu media yang menyediakan akses jaringan internet untuk pelanggan atau pengguna jaringan internet yang ada di komplek kampus Politeknik Negeri Samarinda. Akses jaringan internet dengan menggunakan bandwidth sebesar 90 Kbps untuk melayani sebanyak ±4500 orang pelanggan atau pengguna jaringan internet yang terdaftar pada UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda terdiri dari pegawai (staf pengajar dan staf administrasi) dan Mahasiswa. Di kampus Politeknik Negeri Samarinda kebutuhan akan internet pada saat ini sangatlah penting, baik mencari informasi, artikel, ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru yang saat ini sangat dibutuhkan atau bahkan melakukan chatting serta teleconference. Maka saat ini disamping bandwidth kecil dan layanan penggunaan jaringan internet belum memadai seperti yang diharapkan oleh pengguna jaringan internet itu sendiri. Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan jaringan internet untuk kawasan Politeknik Negeri Samarinda, terlebih dahulu harus dianalisa apakah layanan yang dilakukan saat ini sesuai dengan harapan pengguna jaringan internet. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan suatu studi kualitas layanan yang telah dilakukan kepada pengguna jaringan internet yang ada di Politeknik Negeri Samarinda sebagai pelanggan tetap. Peningkatan kualitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Servqual (service quality). Metode ini dikembangkan oleh ahli dalam bidang kualitas layanan, A. Parasuraman, Valarei A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry (1994). Kemudian service quality adalah suatu alat untuk mengukur kualitas layanan dimana nilainya diperoleh dengan mencari selisih antara nilai persepsi dengan nilai harapan. UPT-Komputer sebagai pengelola jaringan internet dalam kampus Politeknik Negeri Samarinda supaya memenuhi keinginan pengguna jaringan internet atas mutu layanan yang dimaksud dan mengupayakan untuk dapat mengoptimalkan pelayanan kepada pengguna jasa jaringan internet dengan menggunakan Service Quality dan untuk mengetahui tingkat gap antara kualitas layanan yang dipersepsikan dengan layanan yang diharapkan.

2. Pembahasan

2.1.Uji Validasi

  Pada pengujian ini ditentukan taraf signifikan 5%. Instrumen dikatakan valid jika angka koefisien korelasi product moment yang diperoleh lebih besar dari nilai kritis (r tabel ). Untuk data kuesioner yang digunakan adalah 90 kuesioner sehingga df = n – 2 = 90–2 = 88 dan taraf signifikan 5% ( α = 5%), tabel karena nilai r , untuk n = 88 tidak terdapat didalam tabel maka dilakukan perhitungan interpolasi

  r tabel

  dan diperoleh adalah 0,2044 Tabel 1. Uji Validitas

  r Tabel

  Tingkat r Hitung Keterangan

11 Harapan 0,772 0,204 Valid

  Persepsi 0,715 0,204 Valid Hasil perhitungan validitas dalam penelitian untuk tingkat harapan kepuasan dan persepsi dapat dilihat pada tabel 1.

2.2 Uji Reliabilitas

  Tabel 2. Uji Reliabilitas Tingkat r Hitung r Tabel Keterangan

11 Harapan 0,875 0,204 Reliabel

  Persepsi 0,863 0,204 Reliabel Uji reliabilitas merupakan indek yang menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan lebih dari satu pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan rumus alpha. Untuk data kuesioner yang digunakan adalah 90 responden. Hasil uji reliabilitas untuk tingkat harapan dan kepentingan dapat dilihat pada tabel 2.

  2.3 Diagram Radar Persepsi untuk item pertanyaan

  Pada gambar 1 yaitu diagram radar tingkat persepsi pengguna jaringan internet untuk tiap item pertanyaan secara keseluruhan, terlihat bahwa gambar tidak sempurna yang berarti bahwa terdapat faktor-faktor tertentu sedang mengalami permasalahan. Untuk persepsi yang memiliki nilai rata-rata dibawah dari 3 sebanyak 18 atribut yaitu pada item pertanyaan K1.1, K1.2, K1.3, K1.4, K1.5, K1.6, K1.7, K2.10, K2.11, K2.12, K2.13, K3.14, K3.15, K3.16, K3.17, K3.18, K3.19, K5.29, yang mempunyai skor dibawah 3 artinya pelayanan yang selama ini dirasakan pengguna jaringan internet belum memenuhi kepuasan dan kebutuhannya. Tetapi dari semua item pertanyaan tersebut tidak semuanya mengalami masalah untuk itu perlu dicari solusi pemecahannya guna peningkatan kualitas pelayanan UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda selaku pengelola jaringan internet.

  Gambar 1. Diagram Radar Persepsi Pengguna Jaringan Internet

  2.4 Nilai rata-rata kualitas pelayanan

  Sampel hasil penilaian pengguna jaringan internet tentang rata-rata tingkat kebaikan atribut pelayanan di UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda, pada kolom nilai rata-rata persepsi. Dengan demikian, maka skala prioritas tingkat kepentingan atribut yang harus diperhatikan oleh pengelola jasa jaringan internet dalam hal ini adalah UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda dalam meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa jaringan internet seperti pada tabel 3 . Hasil skala prioritas persepsi pengguna jaringan internet seperti pada tabel 3 dibawah yang dilihat per dimensi kualitas pelayanan skornya menurut ranking adalah Assurance (3,198), Emphaty (3,024),

  

Reliability (2,861), Responsiveness (2,694), Tangible (2,562) dan hasil prioritas yang diharapkan oleh

  pengguna jaringan internet secara berurut adalah Assurance (4,665),Tangible (4,631), Reliability (4,548), Emphaty (4,659) dan Responsiveness (4,571). Nilai gap yang terjadi antara persepsi dan harapan dari yang tertinggi adalah Tangible (-2,103),Responsiveness(-1,854), Reliability(- 1,770),Emphaty(-1,546) dan Assurance (-1,461) Tabel 3 Nilai Rata-rata Lima Dimensi Kualitas Pelayanan

  No Dimensi Harapan Kondisi Gap

  1 Assurance 4,659 3,198 -1,461

  2 Tangible 4,665 2,562 -2,103

  3 Reliability 4,632 2,861 -1,770

  4 Emphaty 4,571 3,025 -1,546

  5 Responsiveness 4,548 2,694 -1,854

  2.5 Tingkat Kebaikan Pelayanan

  Hasil perhitungan tentang tingkat kebaikan costomer requirement berdasarkan sampel penilaian dari pengguna jaringan internet terhadap lima dimensi kualitas layanan rata-rata sebesar 2,867, hal ini berarti bahwa pengguna jaringan internet menilai tingkat kebaikan costomer requirement dibawah katagori cukup baik, dan menunjukkan pelayanan UPT-Komputer kepada pengguna jaringan internet relatif belum memuaskan. Tabel 4. Klasifikasi Kepuasan Layanan

  No Rentang Gap Skor Katagori 1 4,01 sampai dengan 5,00 Sangat Puas 2 3,01 sampai dengan 4,00 Puas 3 2,01 sampai dengan 3,00 Cukup Puas 4 1,01 sampai dengan 2,00 Kurang Puas 5 0,01 sampai dengan 1,00 Sangat Tidak Puas

  Perhitungan tentang tingkat kebaikan customer requirement berdasarkan penilaian pengguna jaringan internet sampel terhadap lima dimensi kualitas pelayanan adalah rata-rata sebesar 2.868. Hal ini berarti bahwa pengguna jaringan internet menilai tingkat kebaiakan customer requirement di bawah katagori cukup baik, yang berarti pula pelayanan pengelola jasa jaringan internet yaitu UPT-Komputer relatif belum memuaskan.

  2.6 Rasio Perbaikan (Improvement Ratio)

  Rasio perbaikan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah item-item dalam dimensi kualitas pelayanan di UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda dapat dilakukan atau tidak. Adapun hasil perhitungan rasio perbaikan (Improvement ratio ) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Improvement Ratio Tiap dimensi

  No Dimensi Skor

  1 Tangible 1,183

  2 Reliability 1,362

  3 Responsiveness 1,116

  4 Assurance 1,251

  5 Emphaty 1,187 Dengan demikian, maka rasio perbaiakan (Improvement ratio) per dimensi kualitas layanan jasa di UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda sebagai pengelola jaringan internet dalam rangka meningkatkan kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa jaringan internet adalah seperti tabel 5. diatas.Menurut Cohen (1995; 112), katagori rasio perbaikan (Improvement ratio) dapat diklasifikasikan dalam 3 golongan yaitu:

  Nilai Improvement Ratio Keterangan 1,0 No Change

  Moderately Difficult

  1,2

  Improvement

  1,5 Difficult Improvement

  2.7 Spesifikasi Mutu Layanan Berdasarkan Gap Pelayanan

  Sebelum UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda selaku pengelola jaringan internet dalam menentukan langkah-langkah untuk peningkatan layanan kepada pengguna jaringan internet, maka perlu diketahui gap kualitas layanan rata-rata setiap dimensi. Apabila dilihat berdasarkan penggolongan per dimensi ternyata dimensi Tangible berada pada ranking yang tertinggi dengan skor 4,665, pada urutan kedua adalah dimensi Assurance dengan skor 4,659, pada urutan ketiga Reliability dengan skor 4,632, kemudian dimensi Emphaty dengan skor 4,571 dan terendah adalah dimensi

  

Responsiveness dengan skor 4,548. Dan dilihat per dimensi kualitas pelayanan skornya menurut

  adalah Assurance (3,198), Emphaty (3,025), Reliability (2,861), Responsiveness (2,694),

  ranking Tangible (2,562). Pada gambar 2 menunjukkan grafik gap pelayanan yang ada saat ini.

  Gambar 2. Gap Pelayanan UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda

  2.8 Kegiatan yang Harus dilakukan untuk Peningkatan Mutu Layanan

  Dari hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat sejumlah pelayanan di UPT-Komputer selaku pengelola jaringan internet yang harus ditingkatkan dan diproitaskan. Kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jaringan internet adalah:

1. Assurance

  Tabel 6. TK dan Nilai Gap tertinggi Dimensi Assurance Kode Assurance TK Gap

  • K4.22 Rasa aman bagi pengunjung warnet di saat menggunakan fasilitas warnet 4,733

  1,466

  • Pengelola bersikap baik dan tidak mempersulit dalam pelayanan K4.24

  4,722 terhadap pengguna fasilitas internet 1,522

  • K4.25 Pengelola dan teknisi sesuai dengan bidang keahlian 4,689

  1,500

  • Pengelola bersikap baik dan tidak mempersulit dalam pelayanan kepada K4.20

  4,656 pengguna jasa jaringan internet 1,389

  • Petugas administrasi, teknisi memiliki pengetahuan terkini untuk K4.23

  4,644 memenuhi keperluan pengguna jasa internet 1,555

  • Petugas administrasi UPT-Komputer bersikap baik dan tidak K4.21

  4,511 mempersulit dalam melayani pengunjung warnet 1,333 Dimensi kualitas pelayanan ini menekankan kemampuan kepada pengelola jaringan internet, kemampuan ini untuk meningkatkan image dari UPT-Komputer sehingga dapat memberikan reputasi yang baik kepada instansi Politeknik Negeri Samarinda. Dan hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kepentingan atribut ini sebesar 4,659, sedangkan tingkat kebaikan atribut ini adalah sebesar. 3,198 Jadi

  

gap kualitas pelayanan untuk tingkat dimensi ini adalah -1,461. Hal ini berarti bahwa tingkat

  kepentingan atribut kualitas layanan dimensi Assurance yang dapat dipenuhi oleh pengelola jaringan internet Politeknik Negeri Samarinda. Dimensi Assurance dengan tingkat kepentingan (TK) dan nilai gap (G) tertinggi dapat dilihat pada tabel 5. Hal-hal yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jaringan internet dalam dimensi ini adalah: pada K4.22 pengguna jaringan internet mengharapakan bahwa Rasa aman bagi pengunjung warnet di saat menggunakan fasilitas warnet dengan nilai tingkat kepentingan adalah 4,733 dan nilai perbaikannya adalah -1,466. K4.24 menjelaskan bahwa pengelola dapat bersikap baik dan tidak mempersulit dalam melayani pengguna fasilitas internet dengan nilai tingkat harapan sebesar 4,722 dan nilai perbaikan adalah sebesar -1,522.Pada K4.20 adalah diharapkan pada pengelola untuk tidak mempersulit pelayanan kepada pengguna jaringan internet dengan tingkat harapan adalah sebesar 4,511 dengan perbaiakan nilai gap adalah -1,333.

  2. Tangible

  Dimensi kualitas layanan tangible ini berkaitan dengan keberadaan saran fisik untuk menunjang kegiatan utama proses pengiriman sinyal serta perawatan peralatan tersebut. Dimensi tangible ini terdiri dari: ruangan peralatan, peralatan jaringan (Visat, Modem, Router, Switch, Lan Card/wi-fi). Tabel 7. TK dan Nilai Gap Dimensi Tangible

  Kode Tangible TK GAP K1.6 Koneksi jaringan terjangkau di seluruh Politeknik Negeri Samarinda 4,800 -2,578 K1.4 Tersedianya perangkat yang layak untuk fasilitas jaringan internet 4,700 -2,545 K1.7 Ruang fasilitas warnet asri dan nyaman 4,678 -2,078 K1.2 Sinyal jaringan internet saat berinternet 4,667 -1,956 K1.1 Anda sebagai pengguna jasa jaringan internet 4,656 -1,944 K1.5 Peralatan pendukung untuk jaringan internet 4,622 -1,845 K1.3 Jumlah SDM petugas yang cukup 4,533 -1,777

  Hasil analisa menunjukkan angka tingkat kepetingan atribut ini menurut penilaian pengguna jaringan internet adalah sebesar 4,665, sedangkan tingkat kebaikan atribut ini adalah sebesar 2,562. jadi gap kualitas pada dimensi ini adalah -2,103. Hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan untuk dimensi ini adalah cukup memuaskan, dan berarti pula bahwa baru sebagian saja atribut kualitas layanan dimensi tangible yang dapat dipenuhi. Dimensi Tangible dengan tingkat kepentingan (TK) dan nilai Gap tertinggi yang dapat pada tabel 7. Hal utama yang perlu dilakukan perbaiakan adalah pada K1.6 dengan nilai tingkat kepentingan adalah 4,800 disini diharapkan kepada pihak pengelola untuk meningkatkan koneksi jaringan supaya bisa terjangkau di seluruh kawasan Politeknik Negeri Samarinda dan gap yang terjadi sebesar -2,578, pada K1.2 diharapkan supaya sinyal yang dihasilkan dapat diakses dengan baik disini menghasilkan nilai tingkat kepentingan adalah 4,667 dan nilai perbaikannya adalah sebesar -1,956. K1.4 adalah pengelola diharapkan dapat menyediakan perangkat yang layak dan bagus untuk fasilitas jaringan internet dan nilai tingkat kepentingan disini adalah 4,700 dan nilai gap adalah -2,545. K1.5 harapan disini adalah pengelola dapat menyediakan peralatan pendukung untuk jaringan internet yang memadai dengan nilai tingkat harapan adalah 4,622 dan gap adalah -1,845.

  3. Reliability

  Atribut kualitas pelayanan ini menekankan pada kemampuan dan kemauan UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda selaku pengelola jaringan internet untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan handal dan memuaskan, hasil analisa memperlihatkan bahwa tingkat kepentingan atribut menurut pengguna jaringan internet rata-rata 4,631 namun tingkat kebaikan atribut tersebut rata-rata hanya sebesar 2,861, jadi gap untuk dimensi pelayanan ini adalah sebesar -1,770. Hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan di UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda hanya berkisar cukup baik. Meskipun demikian apa yang diharapkan oleh pengguna jaringan internet belum dapat dipenuhi sepenuhnya oleh pengelola jaringan internet. Dimensi Reliabity dengan tingkat kepentingan (TK) dan nilai gap tertinggi dapat dilihat pada tabel 8. dibawah ini, hal-hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jaringan internet dalam dimensi ini adalah: K2.12 yaitu melakukan perbaikan gangguan jaringan internet tepat waktu, nilai tingkat kepentingan yang terjadi disini adalah 4,767 dan gap yang muncul adalah sebesar -2,389, pada K2.13 ditekan bahwa pengelola punya kemampuan dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi pada jaringan internet dengan nilai tingkat kepentingan adalah sebesar 4.733 dan gap yang terjadi adalah 4,711, K2.10 merupakan langkah yang harus diambil oleh pengelola tentang kemudahan dalam menggunakan jaringan internet, pada pernyataan ini terdapat nilai tingkat kepentingan adalah sebesar 4,611 dan nilai gap yang muncul disini adalah -1,911.

  Tabel 8. TK dan Nilai Gap Dimensi Reliability Kode Reliability TK Gap K2.12 Memperbaiki gangguan tepat waktu 4,767 -2,389

  Kehadalan pengelola dan teknisi dalam memperbaiki kerusakan K2.13

  4,711 -2,089 jaringan internet K2.10 Kemudahan dalam menggunakan jaringan internet 4,611 -1,911 K2.8 Anda terdaftar sebagai pengguna jaringan internet 4,600 -1,822 K2.11 Kemudahan bagi pengguna jaringan internet dalam melapor gangguan 4,578 -1,333 K2.9 Kemudahan dalam mendaftar sebagai pengguna jaringan internet 4,522 -1,078

4. Emphaty

  Tabel 9. TK dan Nilai Gap Dimensi Emphaty Kode Emphaty TK Gap

  Pengelola memiliki komunikasi yang baik dengan pengguna K5.26

  4,644 -1,766 jaringan internet K5.29 Para petugas merasa peduli dengan pengguna jaringan internet 4,622 -1,577 K5.30 Kesan yang baik terhadap pengguna jaringan internet 4,556 -1,545

  Petugas administrasi dan teknisi UPT-Komputer menjalin K5.27

  4,533 -1,455 komunikasi dengan pengguna jaringan internet K5.28 Pengaturan jam penggunaan fasilitas di warnet 4,500 -1,389

  Dimensi kualitas pelayanan ini berhubungan dengan sikap dan perhatian pengelola kepada pengguna jaringan internet. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kepentingan atribut ini menurut penilaian pengguna jaringan internet adalah sebesar 4,571, sedangkan tingkat perbaikan atribut ini adalah sebesar 3,024 jadi gap kualitas pelayanan untuk dimensi ini adalah -1,547, hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan untuk dimensi ini adalah cukup baik. Meskipun demikian sebenarnya baru sebagian atribut kualitas layanan dimensi emphaty yang dapat dipenuhi. Dimensi emphaty dengan tingkat kepentingan (TK) dan nilai gap tertinggi, seperti terlihat pada tabel 6 dengan dimensi emphaty dan dapat dijelaskan bahwa pada K5.29 dijelaskan bahwa pengelola merasa peduli dengan pengguna jaringan internet tingkat kepentingan disini adalah 4,500 dengan gap yang terjadi adalah -1,389. K5.30 pengelola dapat memberikan kesan yang baik terhadap pengguna jaringan internet dengan nilai harapan adalah sebesar 4,556 dan nilai gap adalah -1,545, dan pada K5.26 pengelola internet memberdayakan komunikasi yang baik dengan pengguna jaringan internet dengan harapan sebesar 4,644 dengan nilai gap sebesar -1,766.

5. Responsiveness

  Atribut kualitas pelayanan responsiveness berkaiatan dengan keinginan dan kesigapan dalam memperbaiki pelayanan kepada pengguna jaringan internet secara tepat waktu. Inti dari atribut ini adalah bagaimana pengelola UPT-Komputer dapat memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk melakukan pelayanan kepada pengguna jaringan internet yang ada di kawasan Politeknik Negeri Samarinda. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kepentingan atribut ini adalah sebesar 4,548, sedangkan tingkat kebaikan atribut ini adalah sebesar 2,694, jadi gap kualitas pelayanan untuk dimensi ini adalah sebesar -1,854. Hal ini berarti kualitas pelayanan untuk dimensi ini adalah cukup baik dan baru sebagian saja atribut kualitas dimensi ini yang dapat dipenuhi. Dimensi responsiveness dengan tingkat kepentingan (TK) dan nilai gap tertinggi seperti terlihat pada tabel 10 dibawah ini, pada K3.18 adalah pengelola dapat memberikan informasi yang baik tentang gangguan sinyal disini terdapat angka tingkat kepentingan sebesar 4,600 dan gap yang terjadi sebesar - 2,011. K3.17 adalah sesuatu yang terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola jaringan internet supaya untuk bisa menambah bandwidth sesuai dengan kebutuhan dan mencukupi untuk seluruh pengguna jaringan internet yang ada di UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda, angka tingkat kepentingan yang terlihat disini adalah sebesar 4,578 dan yang terjadi adalah -1,856. K3.16 terdapat tingkat kepentingan 4,622 dimana pengelola cepat tanggap terhadap laporan yangn disampaikan tentang gangguan terhadap jaringan internet dan gap yang terjadi sebesar -2,034. Dalam pernyataan K3.19 dijelaskan bahwa kemauan dari pada pengolola untuk dapat melayani dengan baik terhadap pengguna jaringan internet disini terdapat angka kepentingan sebesar 4,578 dan gap yang terjadi adalah -1,956. Tabel 10. TK dan Nilai Gap Dimensi Responsiveness

  Responsiveness

  Kode

  TK Gap

  K3.16 Petugas cepat tanggap terhadap pelaporan gangguan 4,622 -2,034 Pemberian informasi tentang kondisi sinyal pada pengguna jasa

  K3.18 4,600 -2,011 jaringan internet

  Kemauan pengelola dan tenaga administrasi dalam melayani pengguna K3.19

  4,578 -1,956 jaringan K3.17 Kesiapan pengelola merespon untuk penambahab bandwidth 4,578 -1,856 K3.14 Menginformasi tentang pendaftaran 4,467 -1,711 K3.15 Menginformasi tentang perbaikan perangkat jaringan 4,444 -1,556

2.10 Tingkat Kemudahan Peningkatan Pelayanan di UPT-Komputer

  Hasil dari data-data diatas menunjukkan bahwa semua permasalah telah diuji secara empiris dilapangan, dengan menerapkan Service Quality diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pengguna jaringan internet di UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda. Pendekatan yang digunakan yaitu berorientasi pada tingkat kepentingan dan tingkat kebaikan atribut pelayanan yang ada di UPT- Komputer. Peningkatan dan perbaikan kualitas pelayanan tersebut sangat memungkinkan dilkukan, sebab bila dilihat dari rasio perbaikan (improvement ratio) kelima dimensi kualitas pelayanan rata-rata sebesar 1,220. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesulitan yang dihadapi pihak pengelola jaringan internet UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda adalah sedang artinya bahwa sumber daya dan peralatan yang dimiliki mampu menunjang peningkatan kualitas pelayanan kepada pengguna jaringan internet.

3. Simpulan 1.

  Tingkat kepentingan kebutuhan layanan penggunaan jaringan internet di Politeknik Negeri Samarinda diukur berdasarkan dimensi kualitas service quality, secara berurut adalah: Tangible (4,665), Assurance (4,659), Reliability (4,631), Emphaty (4,571), dan Responsiveness (4,548).

  Dari data-data ini berarti pengguna jasa jaringan internet sangat mengharapakan dengan harapan yang besar akan pelayanan yang baik dari pengelola jaringan internet.

  2. Tingkat kepuasan layanan penggunaan jaringan internet dengan dimensi kualitas service quality secara berurutan adalah: Assurance (3,198), Emphaty (3,024), Reliability (2,861), dan

  Responsiveness (2,694). Tangible (2,562).

  3. Nilai servqual gap nya adalah: Tangible (-2,103). Responsiveness (-1,854), Reliability (-1,770),

  Emphaty -1,547), dan Assurance -1,461). Hal ini berarti bahwa kualitas layanan sudah cukup baik

  karena berada pada interval -0,51 sampai -2,0. namun demikian masih ada kesenjangan antara kualitas layanan yang diharapkan oleh pengguna jaringan internet dan tingkat kebaikan pelayanan yang diberikan sehingga belum sepenuhnya seperti yang diharapkan.

  4. Peningkatan dan perbaikan layanan jaringan internet di UPT-Komputer Politeknik Negeri Samarinda sangat mungkin dilakukan karena improvement ratio nya sebesar 1,220 (moderately

  difficult improvement ) yang berari sumberdaya yang dimiliki oleh UPT-Komputer selaku pengelola jaringan internet mampu menunjang dengan baik.

  Daftar Pustaka [1].

  Azwar, Saifuddin (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi kedua, Pustaka Pelajar, Yokyakarta. [2].

  Ciptono, Wakhid S. (1995). Kajian Strategi ISO 9001/9002 untuk Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yokyakarta. PPS-Undip Semarang. [3].

  Doraswamy, Naganand dan Dan Harkins (1999), IPsec: The New Security Standard for the Internet,Intranet, and Virtual Private Networks , Prentice-Hall. [4].

  Hany Ferdinando dkk (2002), Plant Monitoring Systems Using Ethernet Network, Proceeding, Indutrial Electronic Seminar, volume 1, Surabaya. [5].

  Keiser, G (2002), Local Area Network, Second Edition, McGraw-Hill. [6].

  Nasution dan M. Nur (2004), Manajemen Jasa Terpadu (Total Service Quality), Bogor, Graha Indonesia. [7].

  Nevil Brownlee (1999), Internet Traffic Measurement: an Overview, ICAIS, Miyazaki, Japan. [8].

  Preasetia Melala, Y (2009), Analisa Manajemen Bandwidth Menggunakan Simple Queue Pada MikroTik RouterOS, Tugas Akhir D III Teknik Komputer dan Jaringan Politeknik Negeri Samarinda.

  [9].

  Suhardi dkk (2000), Pengukuran Kinerja Jaringan TCP/IP Secara Objektif dan Subjektif, Proceeding, Indutrial Electronic Seminar, volume 1, Surabaya. [10].

  Tjipto, Fandy, (2004), Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Penerbit Andy Offset, Yogyakarta. [11].

  Uyanto S. Stannislaus (2006), Pedoman analisa Data dengan SPSS. Graha Ilmu Yogyakarta. [12].

  Williams, Brian.K (2003). Using Information Technology, A Practical Introduction to Computers and Communications. McGrawHilll.NY. [13].

  Zeithaml A, Parasuraman, Berry L. (1990). Delivening Quality Service. The Free Press New York.