Makalah Aspek Hukum Rekayasa Genetika Ab

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komoditi tanaman pangan memiliki peranan utama sebagai pemenuh kebutuhan pangan,
pakan dan industri dalam negeri, yang setiap tahunnya cenderung meningkatseiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi
Ketahanan Pangan Nasional mempunyai fungsi penting dan strategis.
Komoditi kacang tanah, dan aneka kacang memiliki peran yang cukup besar terutama untuk
memenuhi kebutuhan protein, bahan baku industri pangan olahan dan pakan selain kedelai. Selama
kurun waktu tiga tahun terakhir produksi kacang tanah cenderung terus menurun, untuk memenuhi
kebutuhan kacang tanah dipenuhi dari impor dengan rata-rata sebesar 150.000 ton/tahun.
Peluang pengembangan kacang tanah, dan aneka kacang masih terbuka luas diantaranya
potensi lahan yang cukup besar, kesenjangan hasil per hektar antara hasil penelitian dengan rata-rata
petani, meningkatnya kebutuhan dan berkembangnya industri olahan (susu, tahu, mie, minyak,
biskuit, selai, bubur, dan kosmetik), peluang pasar yang cukup besar, serta tersedianya paket teknologi
baru dan varietas benih unggul bermutu.
Kegiatan pengelolaan tanaman kacang tanah, dan aneka kacang sangat perlu dilakukan dalam
rangka peningkatan produktivitas dan produksi baik melalui pemberian bantuan sarana produksi
(kegiatan pengembangan) maupun dengan memberikan pembinaan dan pengawalan kepada petani.
Pengembangan kacang tanah bagi petani diharapkan dapat mendorong produksi dan
penerapan teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien (spesifik lokasi)

sehingga mampu menghasilkan tanaman yang berproduktivitas tinggi untukmenunjang peningkatan
produksi secara berkelanjutan. Melalui pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah, dan
aneka kacang diharapkan petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah,
air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya dilahan usaha taninya berdasarkan
kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan
usahataninya dalam rangka peningkatan produksi.
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dilakukannya survey ini adalah:
1) Menyediakan acuan bagi pelaksanaan pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah
untuk mendukung kegiatan peningkatan produksi.

2) Mempercepat penerapan komponen inovasi teknologi oleh petani sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan
produksi nasional.
3) Meningkatkan produktivitas dan produksi kacang tanah,kacang hijau dan aneka kacang sesuai
sasaran.
1.3 Manfaat

BAB II
HASIL SURVEI


2.1. Profil Petani dan Kondisi Aktual
2.2 Uraian Teknis Budidaya Mulai Dari Persiapan Lahan Hingga Pasca Panen Terhadap
Komoditi Kacang Tanah
Teknis budidaya yang dilakukan dalam pembudidayaan kacang tanah mulai dari persiapan
lahan hingga pasca panen antara lain:
a. Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
1. Benih berasal dari tanaman sehat, bebas hama dan penyakit, kualitas bijinya baik dan mempunyai
kemurnian tinggi sehingga dapat berkecambah cepat dan merata.
2. Dipanen tepat pada waktunya (sudah cukup tua), polong tidak pecah, pengolahan basil dan
pengupasan benih dilakukan dengan baik.
3. Mempunyai hasil tinggi dan berumur genjah.
4. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
5. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
6. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
7. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
8. Kadar air benih berkisar 9-12 %.
b. Pengolahan Tanah
- Pengolahan Media Tanam

- Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala
macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk
memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan
penyakit.

- Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm.
Diantara bedengan dibuatkan parit.
- Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan
pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah agar
pertumbuhan akar dan pengisapan zat hara oleh tanaman dapat berlangsung dengan baik.
4. Penanaman
1. Waktu tanam
Waktu tanam yang paling baik dilahan tegalan ( kering ) adalah pada awal musim hujan ( Oktober Nopember ). Di lahan

sawah penanaman dapat dilakukan pada bulan April -Juni ( Palawija I ) atau


bulan Juli -September) Palawija II ).
2. Cara tanam
Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal sedalam 3 cm dengan 2 butir benih perlubang
dan jarak tanam 40 cm x 10

cm. Kemudian lubang tanam ditutup tanah secara tipis.

5. Pemeliharaan Tanaman
1. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP36 dan KCI dengan dosis 60-90
kg Urea, 60-90 kg SP36 dan 50 kg KCI. Per hektar. Pemupukan dilakukan dengan memasukkan
pupuk kedalam lubang tugal disisi kiri kanan lubang tanam atau disebar merata kedalam larikan.
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan
membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam terdahulu. Tujuan dari penyulaman ini adalah
untuk mempertahankan populasi.
3. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21
hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 bari setelah tanam. Pada
penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun


didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah menembus
permukaan tanah sehingga pertumbuhannya optimal.
4. Pengairan
Tanaman kacang tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Fase kritis untuk tanaman
Kacang Tanah adalah rase perkecambahan, rase pertumbUhan dan rase pengisian polong. Waktu
pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari dengan cara dileb hingga tanah cukup basah.
6. Hama dan Penyakit Kacang Tanah
1) Penyakit Layu.
Penyakit Layu disebabkan oleh bakteri Xanthomonas Solanacearum. Pada siang hari waktu
sinar matahari terik tanaman sekonyong-konyong terkulai seperti disimm air panas, tanaman langsung
mati. Cara pengendalian dengan pergiliran tanaman.
2) Penyakit Bercak Daun
Penyakit Bercak daun disebabkan oleh cendawan Cercospora personata. Bercak yang
ditimbulkan pada daun sebelah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak
daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari Conidiospora. Cendawan ini timbul pada tanaman
umur 40 -50 hari hingga 70 hari. Cendawan ini dapat dikendalikan dengan Anthmcol atau Daconil.
3) Penyakit Selerotium.
Penyakit ini disebabkan oleh Selerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembab.
Cendawan menyerang pada pangkal batang, bagian dari tanaman yang lunak, menimbulkan bercakbercak hitam. Tanaman yang terserang akan layu dan mati.

Pengendalian : dengan memperbaiki pengairan, agar air pengairan dapat mengalir.
4) Penyakit Karat.
Penyakit ini disebabkan oleh Uromyces arachidae, menyerang tanaman yang masih muda
menyebabkan daun berbintik-bintik coklat daun menjadi mongering. Pengendaliannya dengan
menanam varitas yang tahan.
5) Hama Empoasca.
Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca. Hama ini tidak
terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan Azodrin,
Karphos atau lnsektisida yang tersedia.

* Kontaminasi Alfatoksin
Kacang tanah yang mengalami kontaminasi oleh jamur Aspergillus flavus dapat
menghasilkan alfatoksin (sejenis mikotoksin). Alfatoksin, terutama B1 diketahui sangat karsinogenik,
toksik, hepatotoksin, dan mutagenik pada manusia, mamalia, dan unggas. Pada kacang tanah, B1
ditemukan pada polong segar, polong, kering, biji, dan produk olahan. Untuk mencegah infeksi dapat
dilakukan dengan perbaikan budidaya, terutama pengairan pada periode kritis, pengeringan pasca
panen, pemenuhan kebutuhan gizi, dan pengendalian penyakit daun.
* PENGENDALIAN PENYAKIT VIRUS BELANG PADA TANAMAN KACANG TANAH
Penyakit virus belang pada kacang tanah merupakan penyakit penting dan tersebar luas di
daerah pusat pertanaman kacang tanah di Indonesia. Kehilangan basil akibat serangan penyakit virus

belang berkisar 10 -60% tergantung dari jenis kacang tanah. Musim dan umur tanaman pada saat
terinfeksi.
* PENYEBAB DAN GEJALA PENYAKIT
Penyakit belang disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai virus Belang Kacang Tanah
atau Groundnut Mottle Virus.
Gejala yang sering dijumpai di lapang adalah gejala belang berwama hijau tua dikelilingi
daerah yang lebih terang atau hijau kekuning-kuningan. Pada umumnya gejala awal pada daun muda
terluhat adanya bintik- bintik klorotik yang selanjutnya berkembang menjadi belang-belang
melingkar. Pada daun tua berwarna hijau kekuningan dengan belang-belang berwarna hijau tua.
Pertembuhan tanaman yang terinfeksi menjadi terhambat sehingga tanaman menjadi pendek
dibandingkan tanaman sehat terutama apabila terinfeksi pada saat tanaman muda. Penyimpangan
anatomi juga terdapat pada lembaga biji tanaman sakit.
*PENULARAN PENYAKIT
a. Penularan secara mekanik
Penyakit belang dapat ditularkan secara mekanik dengan menggosokkan cairan daun sakit ke
daun tanaman yang diuji dengan efektivitas penularan 22,5 - 100 %. Penularan secara mekanik
melalui kontak gesekan daun atau akar tanaman sangat kecil kemungkinannya terjadi.
b. Penularan oleh serangga vector
Di lapang penyebaran virus dilakukan oleh serangga vector. Serangga vector yang dapat
menularkan penyakit belang kacang tanah adalah beberapa jenis kutu daun yaitu Aphis craccivora, A.

glysines, A. porii, Rhopalosiphum maydis, R, padi. Scizaphis rotundiventrism Trichosiphonaphis sp.
Hysteroneura setariae dan Mycus persicae.

c. Penularan melalui biji
Biji-biji kacang tanah yang mengandung virus tidak dapat dibedakan dengan biji sehat hanya
dengan mendasarkan pada pengamatan biji secara visual, meskipun ada tendensi bahwa biji kacang
tanah yang kecil dan keriput kemungkinan mengandung virus lebih besar dibandingkan yang besar
dan bernas. Besar penularan penyakit melalui biji kacang tanah ditentukan oleh strain virus, varietas
kacang tanah, umur tanaman pada saat terinfeksi dan beberapa factor lain yang terkait.
d. Tanaman Inang
Selain tanarnan kacang tanah, virus belang kacang tanah dapat menginfeksi tanaman kacangkacangan lain seperti kedelai, kacang buncis, kapri dan lain-lain.
* PENGENDALIAN PENYAKIT BELANG PADA KACANG TANAH
a. Menanam varietas tahan
b. Menanam benih sehat
c. Pengendalian serangga vector
d. Mengatur waktu tanam
e. Sanitasi
7. P A N E N
Penentuan saat panen yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan produk Kacang
Tanah. Pedoman umum yang digunakan sebagai kriteria penentuan saat panen Kacang Tanah adalah

sebagai berikut :
- Sebagian besar daun menguning dan gugur ( rontok ).
- Tanaman berumur 85 -110 hari tergantung,Varietasnya. -Sebagian besar polongnya ( 80 % ) telah
tua.
- Kulit polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-hitaman.
- Kulit biji tipis dan mengkilap.
- Rongga polong telah berisi penuh dengan biji.
Panen dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polongnya tidak
tertinggal dalam tanah.

8. PASCA PANEN
Kegiatan pokok pasca panen Kacang Tanah adalah sebagai berikut :
a. Setelah dipanen brangkasan Kacang Tanah dipotong lebih kurang 10 cm kemudian dibersihkan.
b. Pemipilan
Pipil polong Kacang Tanah dari batangnya dengan tangan.
c. Pengeringan
Tebarkan polong Kacang Tanah di atas anyaman bambu atau tabir sambil dijemur dibawah terik
matahari sampai kering (Kadar air 9% - 12%).
d. Penyimpanan.
1) Penyimpanan dalam bentuk polong kering

Masukkan polong kering kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat, lalu simpan digudang
penyimpanan yang tempatnya kering.
2) Penyimpanan dalam bentuk biji kering
Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur biji kacang
tanah hingga berkadar air 9% lalu masukkan ke dalam wadah tertutup untuk disimpan atau dijual.

2.3 Hasil Identifikasi dan Analisis Permasalahan Sistem Budidaya Tanaman Dari Praktek
Praktek Petani Selama Ini Guna Menuju Pengembangan Pertanian Berbasis Ekologis
Hasil identifikasi dan analisi permasalahan yang terjadi pada sistem budidaya tanaman kacang
tanah dari praktek-praktek petani yang selama ini digunakan menuju pengembangan pertanian
berbasis ekologi adalah:
1. Kesenjangan antara produktifias kacang tanah dengan kebutuhan kacang tanah. Kebutuhan kacang
tanah dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun peningkatan produksi kacang tanah masih
belum mampu mencukupi kebutuhan tersebut.
2. Produsen yang menghasilkan benih kacang tanah masih sedikit sehingga petani menggunakan benih
lokal seadanya. Dikarenakan produsen masih cenderung untuk memproduksi tanaman pangan pokok
dibadingkan dengan tanaman kacang-kacangan.
3. Penerapan teknologi belum sesuai anjuran. Teknologi yang diterapkan oleh petani masih belum
sesuai dengan aturan yang seharusnya. Misalnya petani menggunakan pupuk secara berlebihan dan
terbiasa dengan perkiraan tanpa perhitungan.


4. Saprodi kurang tersedia pada saat dibutuhkan. Pendistribusian subsidi dari pemerintah masih belum
terealisasikan dengan baik, sehingga pengadaan saprodi seperti pupuk dan atau benih tidak tersedia
saat dibutuhkan.
5. Lahan usahatani semakin terbatas persaingan dengan komoditi tanaman pangan lainnya.
Kecendrungan konsumen untuk mengkonsumsi nasi, mengakibatkan kebutuhan akan tanaman pangan
yaitu padi semakin meningkat sehingga petani lebih memilih menanam tanaman pangan daripada
tanaman kacang-kacangan.
6. Kurangnya permodalan dan prosedur permodalan yang menyulitkan petani. Dapat diketahui bahwa
petani di Indonesia mayoritas berada pada kelas social menengah kebawah.Sehingga para petani sulit
untuk memiliki modal. Dan apa bila para petani meminjam modal pada lembaga pengkreditan, syaratsyarat yang diajukan pun cukup menyulitkan petani, hal ini mengakibatkan petani tidak dapat
memulai kegiatan usaha taninya.
7. Kualitas dari kacang tanah yang dihasilkan dari varietas lokal masih terdapat kekurangan yaitu kulit
benih kurang mengkilap
8. Para petani hanya memperkirakan untuk menentukan kebutuhan benih.
9. Hama penyakit
2.4 Uraian Bagaimana Petani Dalam Menyelesaikan Masalah Selama Ini
Ada beberapa solusi yang dilakukan para petani kacang tanah dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh mereka yaitu:
1. Pemanfaatan Lahan kering untuk penanaman kacang tanah. Hal tersebut terbukti bahwa lahan kering
memberikan konstribusi dalam peningkatan produksi kacang tanah.
2. Pengembangan pola tanam tumpang sari. Misalnya, tumpangsari ubi kayu dan kacang tanah.
3. Meningkatkan kinerja petani yang tergabung dalam kelembagaan petani. Karena kelembagaan
merupakan unsur penting dalam penyediaan saprodi dan teknologi sehingga peani dapat
memanfaatkan saprodi dengan baik sehingga dapat melancarkan kegiatan produksi.
2.5 Rekomendasi Solusi Terhadap Permasalahan Budidaya Pertanaman Yang Didasarkan Dari
Kajian Paling Tidak Dari Buku “Building Soil for Better Crops: Sustainable Soil”
Beberapa solusi yang kami dapat berdasarkan literatur atau yang kami dapat dari buku yang
berjudul “Building Soil For Better Crops: Sustainable Soil” terhadap permasalahan untuk budidaya
tanaman kacang tanah yaitu:
1. Peningkatan Produktivitas
Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui penerapan dan pengembangan teknologi,
perlindungan tanaman dari gangguan OPT, penurunan kehilangan hasil panen.
2. Perluasan Areal dan Optimasi Lahan
Perluasan areal dan optimasi lahan dilaksanakan melalui optimasi lahan melalui peningkatan indeks
pertanaman (IP), optimasi lahan pertanian lainnya, dan optimasi lahan terlantar.
3. Penyempurnaan Manajemen

Strategi ini dilakukan melalui pengembangan kebijakan fiskal, perbaikan sistem perkreditan
pertanian, pengembangan sistem resi gudang, penguatan petugas lapangan, pemantapan pola
pengadaan saprodi, penataan kebijakan subsidi pertanian, dan pengembangan kemitraan.

2.6 Uraian Rancangan Kegiatan-Kegiatan Perbaikan Habitat Pertanaman Baik Diatas dan
Didalam Tanah
Adapun beberapa rancangan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka perbaikan
habitat pertanaman baik yang dilakukan diatas tanah maupun dibawah tanah yaitu:
a. Diatas tanah:


Pilih tanaman dan varietas yang tahan terhadap lokal hama (di samping kualitas lain seperti



hasil, rasa, dll).
Menanam tanaman perimeter (trap) atau tanaman yang lebih menarik untuk hama tertentu



dibandingkan dengan tanaman ekonomi (s) sehingga dapat mencegat masuk serangga.
Menggunakan mulsa plastik ataupun mulsa organik sebagau penutup tanah, dan membuat



guludan agar pertumbuhan kacang tanah maksimal
Pengolahan tanah tidak dilakukan secara intensif dan menerapkan sistem bero serta rotasi
tanaman.
b. Dibawah tanah:



Tambahkan pupuk bahan - hewan organik, kompos, daun pohon, tanaman penutup, tanaman



rotasi yang meninggalkan sejumlah besar residu, dll secara teratur.
Gunakan berbagai jenis bahan organik karena mereka memiliki efek positif yang berbeda
pada biologi tanah, kimia, dan sifat fisik.

2.7 Uraian Teknologi dan Cara Serta Lokasi Penerapan Teknologi yang Sebaiknya Diterapkan
Guna Mencapai Sasaran Hasil Tanaman Kacang Tanah yang Optimal dan Berkualitas Dengan
Memberikan Dampak Lingkungan Positif Yang Tinggi dan Dampak Negatif yang Rendah
Teknologi yang diterapkan untuk mecapai sasaran hasil dari tanaman kacang tanah yang
optimal dan berkualitas dan penerapan teknologi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif
bagi lingkungan dan juga mengurangi dampak negatif yang rendah bagi lingkungan antara lain:
1. Teknologi menggunakan Teknik Aplikasi Pupuk Mikroba dan Mikoriza Pada Kacang Tanah
Di Lahan Kering
Teknologi menggunakan teknik aplikasi pupuk mikroba pada kacang tanah di lahan kering
untuk meningkatkan produktivitas lahan kering dalam meningkatkan produksi kacang tanah dengan
memanfaatkan sumber daya lokal yaitu pupuk kandang dan pupuk mikroba.

-Takaran yang digunakan dalam teknologi teknik aplikasi mikroba pada kacang tanah adalah :
Berbagai takaran pupuk kimia, pupuk mikroba dan pupuk organik dikombinasikan untuk
memperoleh

hasil yang maksimum dalam peningkatan produksi kacang tanah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perlakuan Tanpa NPK+Nodulin+P-Alam (setara ½ takaran rekomendasi SP36)+BioPhos+Bio-organik 2t/ha menghasilkan polong kering kacang tanah tertinggi yaitu 1,52 t/ha,
hasil ini meningkat sebesar 25,62% dibandingkan takaran rekomendasi setempat (50 kg/ha Urea, 50
kg/ha SP-36, 100 kg/ha KCl), atau meningkat sebesar 17,83% dibandingkan takaran petani ((Tanpa
pupuk N+30 kg/ha SP-36+30 kg/ha KCl+1 t/ha pupuk kandang). Populasi bakteri tertinggi dicapai
pada perlakuan takaran rekomendasi (50 ka/ha Urea+50 kg/ha SP36+100 kg/ha KCl) yaitu sebesar
3,23 x 106 spk/g tanah. Perlakuan Tanpa pupuk N+Nodulin 200 g/ha+BioPhos 200 g/ha+12,5 kg/ha
SP-36+25 kg/ha KCl menunjukkan aktivitas respirasi tertinggi yaitu sebesar 10,88 mgC-CO2/100 g
tanah.
- Manfaat-manfaat pada tanaman yang diberikan mikoriza adalah :
a) Peningkatan Ketahanan terhadap Kekeringan
Tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dari pada yang tidak
bermikoriza. Rusaknya jaringan korteks akibat kekeringan dan matinya akar tidak akan permanen
pengaruhnya pada akar yang bermikoriza.
b) Lebih Tahan terhadap Serangan Patogen Akar
Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui perlindungan tanaman dari
patogen akar dan unsur toksik. Dilain pihak, cendawan mikoriza ada yang dapat melepaskan
antibiotik yang dapat mematikan pathogen.
c) Produksi Hormon dan Zat Pengatur Tumbuh
Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa cendawan mikoriza dapat menghasilkan
hormon seperti, sitokinin dan giberalin. Zat pengatur tumbuh seperti vitamin juga pernah dilaporkan
sebagai hasil metabolisme cendawan mikoriza. Cendawan mikoriza bisa membentuk hormon seperti
auxin, citokinin, dan giberalin, yang berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman.
d) Manfaat Tambahan dari Mikoriza tehadap Efisiensi Pupuk
Penggunaan inokulum yang tepat dapat menggantikan sebagian kebutuhan pupuk. Sebagai
contoh mikoriza dapat menggantikan kira-kira 50% kebutuhan fosfor, 40% kebutuhan nitrogen, dan
25% kebutuhan kalium.
e) Perbaikan Struktur Tanah.

Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur merupakan suatu alat yang dapat
memantapkan struktur tanah.
f) Meningkatkan Serapan Hara P
Hal sangat penting, yaitu Mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut
fosfat atau bakteri pengikat N. Inokulasi bakteri pelarut fosfat ( PSB) dan mikoriza dapat
meningkatkan serapan P



Teknologi penggunaan Pertanian Organik dalam budidaya kacang tanah pada lahan normal

Teknologi budidaya kacang tanah secara organik akan maksimal jika dilakukan pada lahan biasa.
Teknik budidaya pertanian organik hampir sama dengan budidaya pada umumnya. Hanya

memiliki perbedaan pada pengolahan tanah, yaitu:
-

Menggemburkan tanah dengan dibajak hingga menjadi butiran halus.

-

Kemudian menambahkan kapur sebanyak 2 ton per hektar.

-

Kemudian dicampur secara merata dengan tanah yang dibajak.

-

Tanah didiamkan selama 2 hari sebelum masa tanam.



Untuk mendapatkan hasil maksimal, gunakan pupuk kandang yang telah matang (melalui proses

dekomposisi) dan pupuk kompos sebagai pupuk dasar.


Kelebihan teknologi pertanian organik pada budidaya kacang tanah adalah

-

Aman bagi lingkungan sekitar dan tidak merusak ekologi pada lahan

-

Tidak meninggalkan redusi pada tanah

2. Teknologi menggunakan Teknik Pola Tanam
a. Rotasi/Pola tanam kacang tanah adalah satu kali dalam satu tahun untuk mencegah hama dan
penyakit.
b. Di lahan sawah penanaman dilakukan di awal musim kemarau sedangkan di lahan kering umumnya
penanaman dilakukan di awal musim hujan. Musim ini berbeda-beda pada masing-masing daerah
yang memungkinkan penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun di seluruh nusantara.
c. Di lahan kering dimana kebutuhan air kacang tanah semata-mata bergantung pada curah hujan,
pada bulan pertama diperlukan curah hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan ketiga antara 50100 mm/bulan.

d. Di lahan Sawah tanaman kacang tanah ditanam sesudah padi yang jatuh pada musim kemarau
untuk itu perlu pengairan dan irigasi

3. Teknologi menggunakan Teknik Varietas yang unggul
a. Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas unggul nasional yang mempunyai
potensi hasil tinggi seperti Gajah, Macan, Kidang, Biawak, Kancil, Turangga dll.
b. Pemilihan varietas sebaiknya selain memperhatikan produksinya dan adaptasinya terhadap
lingkungan juga memperhatikan kebutuhan pasar. Untuk kacang garing misalnya lebih baik
digunakan varietas berbiji dua dengan bentuk biji dan polong yang bagus seperti Jerapah, Kancil, dan
Tuban.
c. Kebutuhan benih tergantung pada ukuran biji sekitar 80 kg biji/ha atau 120 kg polong/ha dengan
daya tumbuh benih lebih 80 %.

2.8 Uraian Kegiatan-Kegiatan yang Perlu Dilakukan Dalam Mengkonservasi Biodiversitas
Dengan Memperhatikan Sepuluh Prinsip Konservasi Biodiversitas Dalam Landcape Pertanian