KEPENTINGAN AUSTRALIA DIBALIK RATIFIKASI I

KEPENTINGAN AUSTRALIA DIBALIK RATIFIKASI
PROTOKOL KYOTO
(2007-2010)

SANTI SETIAWATI*1
Abstrak
Australia sejak tahun 1977 menjalankan kebijakan developmentalis yang
berfokus pada kesejahteraan ekonomi yang kaku tanpa mentoleransi isu lingkungan.
Reformasi pemerintahan terjadi di Australia pada tahun 2007 ketika P.M Kevin Rudd
mengambil alih kekuasaan. Pada masa ini Australia pada akhirnya meratifikasi Protokol
Kyoto di awal pemerintahan Rudd. Ratifikasi ini mencerminkan berakhirnya oposisi
Australia atas persetujuan-persetujuan iklim global dan komitmen Australia dalam
perlindungan iklim. Melalui metode deskritif eksplanatif, artikel ini berusaha untuk
menganalisis motif Australia meratifikasi Protokol Kyoto pada masa pemerintahan P.M
Kevin Rudd yang bertentangan dengan kebijakan developmentalis sebagai orientasi
ekonomi Australia.
Kata Kunci : Kebijakan Developmentalis, Protokol Kyoto, Australia.

PENDAHULUAN
Sejak kependudukan koloni di tahun 1788, pemerintah Australia telah
memegang teguh kebijakan developmentalis. Kebijakan developmentalis hanya


*Santi Setiawati adalah mahasiswa S1 Hubungan Internasional Universitas Brawijaya. Ia dapat dihubungi
melalui email santi.setiawati91@gmail.com.

berbicara mengenai ekonomi atau lebih sepesifiknya mengenai pertumbuhan ekonomi.
Namun, tidak mencakup prinsip yang lebih luas mengenai kesejahteraan manusia,
martabat manusia, serta integritas ekologi. Cara pandang episteme ini telah merasuk
dalam sejarah Australia dan setiap fasenya ditandai dengan tipe pemerintahan yang
berbeda.
Di tengah semakin meningkatnya kompetisi internasional, pemerintah Australia
selama tiga dekade terakhir telah berusaha mengkapitalis sumber daya alam yang
melimpah dan secara tidak langsung meningkatkan ketergantungan negara ini terhadap
energi untuk kesejahteraan ekonomi. Baik pemerintahan Partai Buruh maupun Liberal
telah memperluas sektor bahan bakar energi dengan meniadakan hambatan ekspor dan
mendorong pemerintahan lain untuk membuka pasar bagi ekspor energi Australia.
Selama ini tidak ada tanda bahwa akan terjadi pergeseran trend di pemerintahan
Australia.
Isu perubahan iklim merupakan salah satu tantangan politik terbesar Australia.
Sebagai kekuatan tengah, banyak pihak yang mengharapkan Australia menjadi “good
international citizen” yang peduli terhadap masalah global. Organisasi masyarakat sipil

dan oposisi pemerintah pada masa itu mengkritik Australia karena tidak melakukan
cukup tindakan atas perubahan iklim sehingga menganggu konsistensi negara ini dalam
negosiasi global. Di sisi lain, Australia merupakan penghasil emisi gas per kapita
terbesar diantara negara maju. Emisi per kapita Australia sejumla h enam kali lipat dari
China serta memproduksi gas rumah kaca lebih banyak dibandingkan Indonesia (dengan
jumlah populasi sepuluh kali lipat dari populasi Australia). Hal ini disebabkan sejak
beberapa dekade lalu Australia menjadi produsen dan eksporter utama dari produk
primer seperti batu bara dan gas alam. Batu bara merupakan komoditi penting di

1

Australia yang berkontribusi banyak bagi ekonomi lokal, dimana harga setiap item batu
bara sebesar 50 milyar dolar Australia. Masyarakat Australia merupakan masyarakat
yang sangat sejahtera jika diukur dalam standar dunia. Kesejahteraan ini dapat
digambarkan melalui penggunaan energi yang tinggi serta sifat masyarakat yang
konsumtif.
Selama periode sebelas tahun (1996-2007), Australia dipimpin oleh Perdana
Menteri (P.M) John Howard yang pemerintahannya merupakan koalisi dari Partai
Liberal dan Partai Nasional. Pada masa pemerintahan P.M Howard, Australia
menjalankan kebijakan developmentalis dengan ketat. P.M Howard


menolak

meratifikasi Protokol Kyoto karena berfokus pada keberlanjutan kemakmuran ekonomi
Australia. Selain itu Howard juga mengesampingkan perjanjian-perjanjian internasional
yang bersifat simbolik dan tidak diikuti oleh seluruh negara seperti halnya Protokol
Kyoto. Meskipun Australia mereduksi gas rumah kaca hingga mencapai angka 0, hal
tersebut tidak akan berdampak signifikan bagi perubahan iklim global jika negara
penghasil emisi terbesar (Amerika Serikat) tidak melakukan upaya yang sama 2 .
Australia pada masa pemerintahan Howard cukup tertinggal dalam perlindungan
iklim seperti halnya Amerika Serikat (AS). 3 Australia dan AS menginginkan negara
berkembang ikut serta dalam menanggulangi emisi yang dihasilkan oleh kedua negara
ini. Argumen dari Australia yang menyatakan negara berkembang seharusnya juga ikut
menandatangani Protokol Kyoto mendapat perlawanan dari para penegak prinsip
keadilan. Protokol Kyoto dalam persepsi Australia akan merugikan ekonomi dari segi
lapangan pekerjaan dan investasi khususnya di bidang pertambangan batu-bara dan
2

Kiyoaki Aburaki et all, Michael J.Green, Charles Freeman, Amy Searight (ed).2010.Green Dragons: The
Politics of Climate Change in Asia. Center for Strategic & International Studies.

3
Elim Papadakis.2002.Challenges for Global Enviromental Diplo macy in Australia and the European
Union. National Europe Centre Paper No.21.Australian National University page 2.

2

industry aluminium. Anggapan ini didukung oleh Alan Oxley, Director of the
International Trade Strategies yang menyatakan:
“The Kyoto Protokol works against basic Australian economic and trade
interest, more than any other country”.4
Reformasi pemerintahan terjadi di Australia pada tahun 2007 ketika P.M Kevin
Rudd mengambil alih kekuasaan. Perubahan iklim merupakan inti agenda kebijakan di
hari pertama pemerintahan Rudd ditunjukkan melalui pembentukan Department of
Climate Change yang diawasi oleh menteri untuk urusan perubahan iklim dan air. Pada
masa ini kebijakan mitigasi perubahan iklim berorientasi go public serta lebih kreatif
dibandingkan pada masa Howard. Kebijakan Rudd ini seiring dengan tradisi Partai
Buruh yang menyokongnya. Partai Buruh lebih memfokuskan diri dalam alternatifalternatif perubahan iklim sebagai inovasi dari pemerintahan Howard. Pada bulan Maret
2007, Rudd mengadakan one-day climate summit di Parliament House 5 .
Australia dibawah pemerintahan P.M Rudd menjadi lebih terbuka dalam
kebijakan perlindungan iklim. Level- level negosiasi Australia yang dahulu didominasi

di level bilateral dan regional kini meningkat ke level global. Berbagai kebijakan yang
ditawarkan Australia pada dunia internasional antara lain pembentukan Emission
Trading Scheme (ETS). ETS merupakan target Australia untuk mereduksi emisi
negaranya sebesar 60 % dalam jangka waktu hingga tahun 2010. Kebijakan lain
contohnya berinvestasi sebesar 500 juta dolar Australia di bidang energi terbarukan dan

4

Elim Papadakis.2002.Challenges for Global Enviromental Diplo macy in Australia and the European

Union. National Europe Centre Paper No.21.Australian National University. Pg 6 -7.
5

Chris Aulich and Mark Evans. 2011. The Rudd Government: Australian Commonwealth Administration
2007-2010. Canberra: The Australian National University.

3

clean coal, serta peningkatan proporsi listrik yang disuplai dari sumber-sumber yang
dapat diperbaharui.

Pada masa ini Australia pada akhirnya meratifikasi Protokol Kyoto di awal
pemerintahan Rudd. Ratifikasi ini mencerminkan berakhirnya oposisi Australia atas
persetujuan-persetujuan iklim global dan komitmen Australia dalam perlindungan iklim.
Ratifikasi Protokol Kyoto ini dilakukan menjelang perhelatan United Nations Climate
Change Confference (UNFCC) pada Desember 2007 di Bali. 6 Sebelum konferensi
tersebut, beberapa tokoh melakukan lobi politik dengan negara lain untuk menghadiri
perhelatan terbesar dalam lingkungan itu, salah satunya adalah dengan AS yang dulunya
tidak mau diajak berunding. Ratifikasi tersebut memberikan suatu angin segar bagi
UNFCC dimana sebelumnya Australia dan AS bersikeras menolak ratifikasi Protokol
Kyoto. Melalui ratifikasi tersebut Australia memainkan posisi yang lebih kuat dalam
forum UNFCC dan negosiasi iklim internasional lainnya.
Artikel ini berusaha untuk menganalisis motif Australia meratifikasi Protokol
Kyoto pada masa pemerintahan P.M Kevin Rudd yang bertentangan dengan kebijakan
developmentalis sebagai orientasi ekonomi Australia.

KEBIJAKAN DEVELOPMENTALIS AUSTRALIA
Sejak masa kependudukan Eropa di Australia, fokus kebijakan negara ini adalah
melindungi kepentingan ekonomi dan keamanan populasinya yang berjumlah sedikit.
Australia kemudian tumbuh sebagai negara yang besar dan penting yang berstatus
middle power dengan memiliki sumber daya energi dan sumber daya ekonomi lainnya.

6

James Grubel.2007. Australia's new prime minister, Kevin Rudd, took the oath of office on Monday and
immediately signed documents to ratify the Kyoto Protocol, ending his country's decade of opposition to
the global climate agreement. Reuters. < http://www.reuters.com/article/2007/12/03/us -australiapolitics-idUSSYD3784520071203>. Diakses tanggal 13 Maret 2012

4

Negara ini cukup berpengaruh secara internasional namun belum mampu membentuk
outcome. Artinya, Australia masih harus bekerja sama dengan negara lain untuk
mencapai tujuannya.
Kebijakan suatu negara dibentuk dari beberapa faktor yang kompleks. Dalam
kasus Australia, faktor lokasi, struktur sumber daya ekonomi dan pola perdagangan,
sejarah dan nilai merupakan faktor yang berpengaruh. Faktor tersebut mendorong
pemerintah Australia yang berkeinginan untuk sukses secara politik harus mendukung
sekutu Amerika Serikat dan terikat dengan negara-negara tetangga di Asia. Dan
mengingat Australia tidak menjadi anggota dari kelompok geografis manapun, negara
ini juga mendukung sistem perdagangan internasional.
Sejak isu perubahan iklim pertama kali muncul dalam agenda politik tahun
1980an, struktur normatif tata iklim global berubah menjadi arena persaingan. Struktur

yang terbentuk didasari oleh dua prinsip yaitu siapa yang harus bertanggung jawab
untuk melakukan mitigasi perubahan iklim, dan bagaimana mitigasi tersebut seharusnya
dilakukan.

The Government is doing a lot, but in the end, what the Australian Government
does is going to be of negligible importance compared to what China does or
the United States does or India does – that‟s where you‟ve got to really address
this issue.
Alexander Downer, 2006.
Pemerintah Australia selama beberapa dekade berdiri sebagai oposisi dari
struktur normatif tersebut dan mengkonstruksi cara alternatif pemerintahan. Posisi
Australia tersebut dipengaruhi oleh struktur sosial domestik Australia sebagai berikut:

5

DOMES TIC
SOCIAL
STRUCTURE

National

episteme

Political
system

Alreadyinstitutionalised

Material
resources

norms

Diagram 1: Struktur Sosial Domestik Australia 7
Komponen kedua adalah sistem liberal demokratis yang dianut oleh Australia.
Tradisi liberal demokratis memiliki efek penghalang bagi pembentukan kebijakan
lingkungan jangka panjang. Demi mempertahankan pendukung, pemimpin politik
Australia seringkali enggan mempertimbangkan beberapa kebijakan yang memerlukan
penundaan pembiayaan karena merugikan para pemilik hak pilih saat ini. Namun sikap
lain ditunjukkan atas kebijakan-kebijakan yang dapat menghalangi pertumbuhan
ekonomi


Australia.

mamajemen

Kepercayaan bahwa elektorat

ekonomi

yang

baik,

telah

medorong

menginginkan kemampuan
pemimpin


politik

untuk

mengutamakan perlindungan terhadap ekonomi domestik dibandingkan sosial dan
lingkungan. Karakteristik ini mempengaruhi kondisi Australia dalam merespon struktur
normatif tata iklim global.
Komponen

ketiga

adalah

kumpulan

beberapa

norma

yang

telah

terinstitusionalisasi. Norma yang telah terorganisir secara hirarkis di dalam struktur
sosial dan ditempatkan dalam prioritas tertinggi secara umum akan berpengaruh
terhadap prilaku aktor politik.

7

Stevenson, Hayley.2006.Australian Foreign Policy and the Challenge of Climate Change.
. Diakses pada tanggal 6 April 2012.

6

Environmental Governance Norms
1.
2.

Environmental degradation can negatively affect
future productivity and should therefore be managed.
Environmental degradation should be managed
through ‘light-handed regulation’.

Political Economic Norms
1.
2.

In a liberal democracy, the government should avoid policies that may antagonise
voters in the present election term.
Given that government success is measured by economic growth, maximising
growth rates should be treated as the most fundamental priority of policy-makers.

Diagram 2: Hirarki Norma Australia 8
Norma ekonomi politik yang berada di dasar diagram lebih superior dibandingkan
norma lingkungan. Dalam beberapa kasus norma lingkungan tidak dapat disatukan
dengan norma ekonomi politik.
Komponen terakhir adalah sumber daya material. Australia merupakan negara
yang kaya akan sumber daya alam dan kandungan batu bara, gas alam, uranium, dan
berbagai mineral yang membentuk ekonomi negara. Akan tetapi, potensi sumber energi
yang dapat diperbaharui di Australia kurang mendapat perhatian dibandingkan sumber
energi yang tidak dapat diperbaharui.
Australia kurang berkomitmen dalam perjanjian multila teral. Pada tahun 2001
setelah pemilu, pengambil kebijakan luar negeri Australia menjadi lebih terfokus untuk
berkoalisi secara konstruktif daripada memberikan kontribusi bagi proses multilateral
United Nation for Climate Change Confference (UNFCC). Pada tahun 2002 dan 2003,

8

Stevenson, Hayley.2006.Australian Foreign Policy and the Challenge of Climate Change.
. Diakses pada tanggal 6 April 2012.

7

Australia membentuk kemitraan bilateral dengan empat negara di kawasan Asia-Pasifik
yaitu: AS, Jepang, Selandia Baru, dan China. Berbeda dengan fokus Protokol Kyoto
tentang pengurangan emisi, kemitraan ini didasarkan pada perkembangan teknologi,
pertukaran keahlian, dan mempromosikan partisipasi yang lebih besar dalam
menanggapi perubahan iklim. Fokus baru pada kemitraan perubahan iklim bilateral
bertepatan dengan pengumuman resmi John Howard bahwa Australia tidak akan
meratifikasi Protokol Kyoto. Pada minggu yang sama saat Uni Eropa dan Jepang
meratifikasi Protokol, Howard menyatakan kepada parlemen bahwa kepentingan
nasional Australia tidak terletak pada ratifikasi Kyoto. Itulah sebabnya Australia
menentang Protokol Kyoto. Tanpa partisipasi aktif lebih dari negara berkembang dan
AS, Howard menyatakan, Protokol Kyoto akan merusak industri dan lapangan
pekerjaan Australia. Manifestasi yang paling signifikan dari upaya Australia untuk
membangun proses alternatif tata iklim adalah penciptaan Asia-Pasific Partnership on
Clean Development pada bulan Juli 2005 yang merupakan sebuah inisiatif multilateral
selektif antara Amerika Serikat, Australia, Republik Korea, Cina , India, dan Jepang.
Menurut komunike kemitraan, salah satu tujuan utama dari inisiatif ini adalah bekerja
sama untuk mengembangkan, menunjukkan dan menerapkan teknologi emisi yang lebih
bersih dan lebih rendah yang memungkinkan untuk penggunaan ekonomi berkelanjutan
melalui bahan bakar fosil sambil menanggulangi polusi udara dan emisi gas rumah
kaca. Berbeda dengan fokus UNFCCC pada pengurangan langsung emisi gas rumah
kaca melalui target nasional dan terjadwal, Asia-Pacific Partnership menempatkan
fokus dalam teknologi bersih, dan berpotensi di bidang energi nuklir untuk mengurangi
akumulasi gas rumah kaca di atmosfer sambil memanfaatkan semua sumber energi yang
tersedia. Meskipun teknologi Australia dipromosikan sebagai teknologi yang bersih dan

8

hijau, teknologi Australia tidak ramah terhadap sumber energi terbarukan dan
menggunakan penangkapan dan penyimpanan karbon bawah tanah yang dipancarkan
dari pembakaran batubara.

ORIENTASI KEBIJAKAN PARTAI BURUH DAN KEVIN RUDD
Partai Buruh merupakan salah satu partai politik federal dan demokratis di
Australia. Di pemerintahan dan parlemen, Partai Buruh berkuasa di Australia Selatan,
Tazmania, dan wilayah ibukota Australia. Partai Buruh berkompetisi melawan Partai
Liberal/Koalisi Nasional untuk memperebutkan kursi politik di level federal maupun
level negara. Partai Buruh diakui sebagai partai federal setelah berhasil menduduki
parlemen Australia pada tahun 1901.
Sejak isu perubahan iklim muncul dalam agenda politik internasional, Australia
telah merubah pemerintahan nasional dan pengambil kebijakan. Di akhir tahun 1980an
hingga 1996, Partai Buruh berkuasa, dan sejak tahun 1996 koalisi Partai Liberal dan
Partai Nasional mengambil alih kekuasaan. Perilaku pengambil kebijakan luar negeri di
kedua pemerintahan ini begitu kuat merefleksikan kebijakan developmentalis. Namun
bagaimanapun perbedaan identitas diantara dua pemerintahan tersebut menciptakan
gaya yang berbeda dalam pengambilan kebijakan, termasuk respon yang berbeda atas
struktur normatif yang diciptakan tata iklim. Partai Liberal dan Nasionalis memiliki
kepercayaan atas hubungan bilateral yang mendalam dengan sekutu khususnya Amerika
Serikat. Sedangkan dalam tradisi Partai Buruh menitik beratkan pada kerjasama
multilateral melalui Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan internasional lainnya.
Pandangan umum stakeholder Partai Buruh merefleksikan Idealisme dan
Realisme. Melalui pandangan ini, kerjasama antar negara dalam komunitas

9

internasional merupakan hal penting untuk mencapai kepentingan bersama sebagaimana
kepentingan nasional Australia. Pandangan ini secara eksplisit mencerminkan gagasan
good international citizenship, yang menjadi prinsip utama identitas Australia pada
pemerintahan Hawke dan Keating. Prinsip ini juga menggarisbawahi pentingnya
menyeimbangkan pengejaran kepentingan nasional Australia dan tanggungjawab
Australia sebagai anggota dari komunitas internasional. Good international citizenship
bukan hanya sebuah pendekatan pragmatis Australia, namun juga keharusan yang
muncul akibat adanya ketergantungan atas lingkungan internasional.
Terdapat dua masalah yang terkait dengan perubahan iklim sebagai suatu isu
politik. Pertama, isu perubahan iklim merupakan isu jangka panjang yang harus
mendapatkan respon sesegera mungkin namun hasilnya baru terlihat dalam jangka
waktu yang lama. Meskipun publik Australia mengakui pentingnya isu perubahan iklim
pada periode Rudd, namun ada kalanya pihak-pihak epistemik berusaha untuk
menghalangi usaha implementasi kebijakan-kebijakan yang mendukung keadilan
internasional dan tanggungjawab berkelanjutan. Hal ini menjadi penyebab bagi masalah
kedua yang terkait dengan sistem politik demokratik liberal. Sebagai contoh, adanya
kecenderungan menciptakan kebijakan jangka pendek pada masa pemilu untuk
mendapatkan keuntungan jangka pendek pula.

10

DIPLOMASI LINGKUNGAN AUSTRALIA PADA MASA PEMERINTAHAN
P.M KEVIN RUDD
Rezim

internasional

menurut

Stephen

Krasner 9

didefinisikan

sebagai

seperangkat norma-norma, peraturan-peraturan dan prosedur pembuatan keputusan baik
yang eksplisit maupun implisit dimana semua harapan para aktor berkumpul dalam
hubungan

internasional.

Rezim

internasional dianggap

memiliki kemampuan

mengkoordinasikan prilaku negara.
Partai Buruh dengan pimpinan Kevin Rudd terpilih menggantikan John Howard
pada tahun 2007. Agenda Partai Buruh muncul untuk mereformasi sistem hubungan
industrial, sektor kesehatan dan pendidikan, dan kebijakan perubahan iklim 10 . Di tahun
yang sama, Kevin Rudd segera mengambil kebijakan untuk meratifikasi Protokol Kyoto
yang merupakan kebijakan yang mustahil dilakukan oleh pemerintahan John Howard.
Pemerintahan Rudd di awal kepemimpinannya meratifikasi Protokol Kyoto pada
tanggal 3 Desember 2007 yang kemudian berefek 90 hari setelahnya, tepatnya pada
tanggal 11 Maret 2008.
Ratifikasi Protokol Kyoto kemudian diturunkan dalam perundang-undangan
domestik. Australia menciptakan undang- undang mengenai air yaitu Water Act 2007,
Water Amandement Act 2008, dan Water Regulations. Water Act 2007 mulai
dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2008 dan mengimplementasikan manajemen air di
Australia. Isi pokok dari undang-undang ini antara lain:

9

Stephen D. Krasner. 1982. “Structural Causes and Regime Consequenc es: Regimes as Intervening
Variables.” International Organization 36/2 (Spring). Reprinted in Stephen D. Krasner, ed., International
Regimes, Ithaca, NY: Cornell University Press.
10
Tourism Australia. 2012. . Diakses
pada tanggal 8 April 2012.

11

a. Menetapkan Murray-Darling Basin Authority (MDBA) dengan fungsi dan
kekuatan, termasuk kekuatan penegakan hukum, yang diperlukan untuk
memastikan bahwa sumber daya air dikelola secara terpadu dan berkelanjutan.
b. Mengharuskan MDBA untuk mempersiapkan Basin plan-rencana strategis untuk
pengelolaan air terpadu dan berkelanjutan di Teluk Murray-Darling.
c. Menetapkan Commonwealth Environmental Water Holder untuk melindungi
dan mengelola asset di Teluk Murray-Darling dan di luar wilayah teluk yang
masih dikuasai oleh persemakmuran Australia.
d. Membentuk Australian Competition and Consumer Commission (ACCC)
dengan peran kunci dalam mengembangkan dan menegakkan harga air dan
aturan pasar air sepanjang kesepakatan National Water Initiative.
e. Memberikan fungsi informasi mengenai air kepada Biro Meteorologi yang
merupakan perluasan dari fungsi sebelumnya di bawah Meteorology Act 1995.
Pada Desember 2008, Water Act 2007 kemudian diamandemen oleh Water
Amendment Act 2008. Isi pokok dari undang-undang ini adalah:
a. Fungsi Murray-Darling Basin Commission dialihkan ke Murray-Darling Basin
Authority. Badan ini bertanggung jawab untuk mengawasi perencanaan sumber
daya air di Teluk Murray-Darling.
b.

Kekuasaan ACCC saat itu diperpanjang untuk menentukan dan mengakreditasi
pengaturan bagi semua biaya air di area non-perkotaan.

c. Memungkinkan Basin-Plan untuk melakukan pengaturan untuk memenuhi
kebutuhan krisis air manusia.
Selain itu Australia juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan perubahan iklim
yang didasarkan pada tiga pilar kebijakan yaitu:

12

a. Mitigasi: untuk menurunkan emisi gas rumah kaca Australia
b. Adaptasi: untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim yang tidak dapat
ditanggulangi.
c. Solusi global: untuk membantu mendorong respon bersama antar bangsa.
Keputusan meratifikasi Protokol Kyoto bukanlah keputusan yang mudah untuk
diambil. Ratifikasi Protokol Kyoto mengancam kesejahteraan ekonomi Australia. Partai
Buruh di bawah pimpinan Kevin Rudd berani mengambil keputusan yang
mencerminkan

perubahan

konsistensi

prilaku

Australia

pada

pemerintahan-

pemerintahan sebelumnya yang beroposisi terhadap perubahan iklim.
P.M Rudd bersama partai buruh Australia dihadapkan pada isu perubahan iklim
dan

tantangan

akan

keberlanjutan

kesejahteraan

ekonomi.

Berbeda

dengan

pemerintahan Howard, Rudd dan Partai Buruh berkeinginan lebih kuat untuk mengatasi
perubahan iklim. Rudd berusaha untuk menggeser kebijakan developmentalis yang
diadopsi oleh Howard. Sikap tersebut terlihat dalam pernyataan kampanye Rudd pada
tahun 2007.
I am determined to make Australia part of the global climate change solution –
not just part of the global climate change problem...and I want Australia to be a
leader in the global negotiations on climate change – rather than Australia
being excluded from the negotiating table (Rudd, 2007) 11 .
Ratifikasi Protokol Kyoto berpengaruh bagi posisi Australia pada umumnya dan
Partai Buruh pada khususnya. Pengaruh tersebut dapat dianalisis dari dua motif yaitu
bagi pamor Partai Buruh di publik domestik Australia dan sebagai implementasi
kebijakan luar negeri pemerintahan P.M Rudd.

11

Emma Wannell.2008.The Australian Climate Debate: Positioning Australia within an International
Climate Change Context. Australia: University of Canberra.

13

Perubahan iklim secara konsisten merupakan isu yang menjadi perhatian
masyarakat Australia. Di tahun 1997 saat usulan mengenai pembuatan Protokol Kyoto
gencar diperbincangkan, isu perubahan iklim menjadi perhatian 90% masyarakat
Australia. Di tahun 2003 sebanyak 78%, bahkan di tahun 2007 masyarakat Australia
menjadi lebih khawatir akan isu perubahan iklim dibandingkan isu- isu global lainnya
serta lebih khawatir dibandingkan masyarakat bangsa-bangsa lain di dunia. Dalam
periode kritis, masyarakat Australia menunjukkan dukungan yang sangat besar atas
Protokol Kyoto. Di tahun 2001 saat pemerintahan Howard menunjukkan sikap oposisi
atas Protokol Kyoto, 80% masyarakat Australia percaya bahwa Australia sebaiknya
meratifikasi tanpa keikutsertaan AS sekalipun.
Mayoritas masyarakat Australia menerima bahwa perubahan iklim telah terjadi
Pandangan mengenai terjadinya perubahan iklim memang berbeda sesuai garis politik di
Australia. Politik sayap kiri percaya bahwa perubahan iklim terkait dengan aktivitas
manusia, maka manusia perlu berfokus pada efek perubahan iklim. Sebagai contoh
menurut survei CSIRO Baseline melaporkan bahwa masyarakat yang percaya bahwa
perubahan iklim terjadi karena ulah manusia adalah pemilih Green Party (82%) dan
Partai Buruh (63%). Namun sebaliknya, masyarakat yang percaya bahwa perubahan
iklim merupakan fluktuasi norma bumi merupakan mayoritas pemilih Partai Liberal
(59%) 12 .
Ratifikasi Protokol Kyoto yang dilakukan oleh pemerintahan Rudd sebagai aksi
pertama dalam kemenangan Partai Buruh merupakan sebuah pemenuhan janji Partai
Buruh dalam kampanye pemilu. Setelah meratifikasi Protokol Kyoto,

Rudd

mengimplementasikan 60% karbon target dan 20% target energi terbarukan, serta
12

Zoe Leviston.2011. Australian’s Views of Climate Change. CSIRO Ecosystem Sciences.

14

membangun inovasi batu bara hijau. Hal terpenting yang diperkenalkan Rudd adalah
Emission Trading Scheme (ETS). Rudd tidak hanya mengagetkan komunitas
internasional dengan adanya komitmen baru Australia ini, namun juga memancing
perhatian masyarakat domestik yang sangat mendukung keputusan ini.
Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi wujud diplomasi lingkungan Partai Buruh
terhadap publik Australia. Berdasarkan data dari Lowy Institute for International Policy,
di tahun 2007 mitigasi perubahan iklim menjadi tujuan kebijakan luar negeri terbesar
bagi publik Australia dan 75 persen masyarakat menyatakan bahwa isu perubahan iklim
sebagai isu yang sangat penting. Ratifikasi Protokol Kyoto telah menjadi pergeseran
kebijakan yang signifikan dalam mitigasi perubahan iklim selama 10 terakhir pada
tahun 2007. Berikut merupakan sebuah grafik peningkatan kesadaran publik Australia
mengenai isu perubahan iklim yang dicerminkan melalui kajian-kajian media Australia
di tahun 1999-2007.

Diagram 3: Ulasan Media Mengenai Isu Perubahan Iklim tahun 1999-200713

13

Desley Lousie Speck. 2010. A Hot topic? Climate Change Mitigation Policies, politic, and the Media in
Australia. Fenner School Environment and Society. Australia: Australian National University.

15

Isu ratifikasi Protokol Kyoto telah dipromosikan oleh Partai Buruh sejak
sebelum tahun 2007. Partai Buruh mampu menarik perhatian masyarakat domestik
mengenai isu ratifikasi Protokol Kyoto dan mengantarkan Kevin Rudd sebagai Perdana
Menteri terpilih dalam Pemilu tahun 2007 mengalahkan lawannya, Nelson, dari Partai
Liberal.
Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi suatu kebijakan yang meningkatkan pamor
Kevin Rudd sebagai seorang pemimpin selama tiga tahun. Tabel dibawah merupakan
poling yang dilakukan oleh Newspoll dan dipublish dalam media The Australian. Tabel
tersebut menggambarkan Kevin Rudd selama tiga tahun (2007-2010) mendapatkan
kepercayaan yang lebih tinggi dari masyarakat dibandingkan pesaing-pesaing
politiknya.
Date

Rudd

Abbot

18–20 Jun 2010

46%

37%

4–6 Dec 2009

60%

23%

Rudd

Turnbull

27–29 Nov 2009

65%

14%

5–7 Dec 2008

66% 19%

66% 19%

Rudd

Nelson

5–7 Sep 2008

62%

16%

30 Nov – 2 Dec 2007

61%

14%

Rudd

Howard

47%

44%

20–22 Nov 2007

Tabel 1. Rating Pemimpin Australia Tahun 2007-2010

16

Selama Partai Buruh berkuasa dibawah P.M Rudd, Partai Liberal mengalami
kesulitan kepemimpinan terkait atas isu perubahan iklim. Tony Abbot terpilih pada
Desember 2009 dan juga merupakan seorang yang skeptis atas perubahan iklim. Kevin
Rudd tidak mampu mengimplementasikan ETS yang telah ditargetkan pada awal
kepemimpinannya, sehingga mendekati kepemimpinan di tahun ketiga isu ini mulai
memudar dalam agenda politik dengan hanya sedikit kemajuan. Hal ini mengakibatkan
Abbot berhasil membloking legislasi di senat. Seiring dengan memudarnya pamor isu
perubahan iklim di Australia, Partai Buruh melepas Kevin Rudd sebagai pemimpin dan
pada Juni 2010 Julia Gillard mengambil alih kepemimpinan Partai Buruh Australia. Isu
perubahan iklim telah mengangkat Kevin Rudd sekaligus menjatuhkan di akhir
kepemimpinannya. Dan tidak mengejutkan bahwa di dalam kampanye, kandidat Partai
Buruh selanjutnya, Julia Gillard, tidak mengusung isu perubahan iklim.

RATIFIKASI PROTOKOL KYOTO SEBAGAI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
LUAR NEGERI P.M KEVIN RUDD
Dalam tradisi pemerintahan Australia, pada setahun pertama perdana menteri
bertugas akan diwarnai kesulitan dan masalah tertentu. Pada awal pemerintahan Hawke,
Australia mengalami masalah dengan Indonesia dan Amerika Serikat di awal tahun
1980. Begitu pula pada masa pemerintahan Howard, Australia mengalami masalah
dengan beberapa negara Asia, khususnya China. Namun berbeda dengan awal
pemerintahan Kevin Rudd yang cenderung berjalan halus.
P.M Rudd memiliki kebijakan luar negeri yang didasarkan pada tiga pilar
yaitu hubungan dengan Amerika Serikat, keterikatan dengan Asia, dan keanggotaan
dalam PBB. Protokol Kyoto merupakan pendekatan Partai Buruh dalam kebijakan luar

17

negeri tersebut. Pemerintah Australia telah melakukan awal yang baik dalam kebijakan
luar negeri berbasis lingkungan. Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi suatu langkah
simbolik yang penting. Reputasi Australia sebagai good international citizenship juga
dipertahankan melalui upaya-upaya transfer pengetahuan dan bantuan teknologi bagi
alam dan lingkungan. Dalam kaitan dengan ratifikasi Protokol Kyoto penulis
menspesifikkan analisis melalui dua pilar yaitu hubungan dengan Amerika Serikat dan
keanggotaan dalam PBB.
Menjaga hubungan dengan Amerika Serikat merupakan hal yang sulit dalam
pemerintahan Rudd. John Howard yang mengunjungi AS saat teroris menyerang pada
September 2001 telah terlanjur membangun hubungan personal yang sangat dekat
dengan Presiden Bush. Namun, kebijakan Partai Buruh justru bertolak belakang dengan
beberapa kebijakan AS seperti Perang Irak dan perubahan iklim yang memiliki potensi
memicu ketegangan. Rudd tidak meragukan sentralitas AS di dunia. Dalam National
Security Statement Australia, ia menyatakan “The United States is our key strategic
partnership and the central pillar of Australian national security policy”. Melalui
kerjasama yang intens dengan AS, Rudd mengatur transisi yang dilakukan Australia
dengan keahlian tertentu 14 .
Pemerintah Australia pada masa P.M Howard pernah menandatangani Protokol
Kyoto pada tahun 1998 namun tidak terdapat keberlanjutan. Kegagalan tersebut sempat
memberikan reputasi buruk bagi Australia dalam negosiasi perubahan iklim global dan
mengancam statusnya sebagai middle power maupun good international citizenship.

14

Lowy Institute. 2008. Ambition: The Emerging Foreign Policy of The Rudd Government.
.
Diakses tanggal 12 Juni 2012.

18

Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi instrumen diplomasi lingkungan Australia
dalam forum negosiasi perubahan iklim global. Diplomasi adalah seni mengedepankan
kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Definisi tersebut jika
ditinjau dari konteks hubungan internasional tampaknya lebih mengena.Tetapi secara
konventional, diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha untuk memperjuangkan
kepentingan nasionalnya dikalangan masyarakat internasional15 . Sedangkan menurut
Harold dan Margaret Sprouts dalam Teori Lingkungan “A Man Millieu Relationship”
mengatakan bahwa faktor lingkungan sangat mempengaruhi suatu masyarakat politik
dalam menentukan kebijakan politiknya. Masyarakat politik memiliki basis geografis
untuk menerangkan tingkah laku politik. Masing- masing masyarakat politik terletak
pada suatu wilayah yang merupakan kombinasi unik dalam hal lokasi, ukuran, bentuk,
iklim, dan sumber-sumber alamnya. Disamping itu sebagian besar aktivitas manusia
dipengaruhi oleh distribusi yang tidak rata dari sumber-sumber human dan non
human. 16
P.M Rudd memimpin delegasi Australia dalam Konferensi Internasional
Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali. Perwakilan delegasi Australia, Howard Damsey,
berpidato menyatakan komitmen negara Australia untuk meratifikasi Protokol Kyoto.
Pidato tersebut mendapatkan tepuk tangan membahana dari forum selama tiga menit.
Selama tiga menit sidang terhenti dimana para peserta sidang berdiri sembari memuji
komitmen Australia tersebut 17 . Selama ini Australia bersama Amerika Serikat
merupakan dua negara yang menolak ratifikasi Protokol Kyoto.

Sebagai negara

15

K.J.Holsti. 1978. International Politics A Framework fo r Analysis Third Edition. New Delhi: Practice Hall
of India, page 82-83.
16
James E.Dougherty, Robert LP fallzgraf, Jr. 1990. Contending Theories of International Relations: A
Comprehensive Survey, Third Edition. New York: Harper Collins Publisher.
17
Okezone.com. Edisi Senin, 3 Desember 2007. Aplaus 3 Menit Sambut Ko mitmen Aussie Teken Protokol
Kyoto.. Diakses pada tanggal 8 April 2012.

19

penghasil emisi gas terbesar per kapita, penolakan ratifikasi Protokol Kyoto oleh
Australia telah membuat efektivitas Protokol Kyoto tertunda. Implikasi lain dari
penolakan Australia adalah meningkatnya penawaran karbon di pasar global sementara
permintaannya tetap, sesuai dengan jatah emisi menurut ketentuan Protokol Kyoto 18 .
Hal ini berakibat pada penurunan harga karbon di pasar global.
Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi awal pembuktian Partai Buruh tidak hanya
aktif namun juga menjadi aktivis dalam negosiasi perubahan iklim global. Minister for
Climate Change and Water dalam kabinet baru Partai Buruh, Penny Wong, dihargai
atas kontribusinya dalam mengarahkan negosiasi dalam ke arah penciptaan Bali
Roadmap. Minister for the Environment, Heritage and the Arts, Peter Garrett,
mengirimkan kapal Oceanic Viking untuk menanggulangi armada penangkapan ikan
paus Jepang dan mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk mendukung
tindakan hukum internasional terhadap perburuan paus.
Pemerintah Australia melakukan berbagai upaya untuk membuktikan keseriusan
meratifikasi Protokol Kyoto. Pemerintah telah menetapkan Clean Energy Future (CEF)
yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk membentuk ulang
perekonomian mencegah peningkatan biaya akibat penundaan penanggulangan
perubahan iklim. Tujuan komprehensif dari rencana tersebut adalah menghentikan
polusi udara, menciptakan harga karbon, dan berinvestasi milyaran dolar dalam energi
terbarukan. Rencana tersebut mencakup transformasi sektor energi yang dahulu
menggunakan sumber energi polusi tinggi seperti batubara dan penyimpanan karbon
menjadi manajemen tanah yang lebih baik. Selain itu melalui komitmen dalam Protokol

18

Murdiyarso, Daniel. 2003. Protokol Kyoto Implikasinya bagi Negara Berkembang. Jakarta: Kompas.

20

Kyoto, Australia memiliki target untuk menurunkan emisi karbon yang diatur dalam
National Greenhouse Accounts.
Dalam berbagai perjanjian global, harapan yang muncul seringkali adalah
negara maju akan menjadi pemimpin dalam kerusakan-kerusakan lingkungan global dan
transnasional yang diciptakannya, serta memberikan bantuan bagi negara berkembang
untuk beradaptasi pada kerusakan lingkungan. Dunia global berharap banyak pada
Partai Buruh dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai negara maju, karena di masa
pemerintahan Howard, Australia mengabaikan kewajibannya dalam UNFCCC.
Ratifikasi Protokol Kyoto oleh Australia juga meningkatkan kepercayaan
negara-negara untuk bekerjasama dengan Australia dalam hal perlindungan iklim.
Australia menjadikan perubahan iklim sebagai langkah awal dalam bernegosiasi untuk
memenuhi kepentingan nasional Australia dan memfokuskan kerjasama pada negaranegara Asia Pasifik. Pada bulan April 2008, P.M Rudd dan Menteri Perubahan Iklim
Australia menyetujui Joint Statement on Closer Cooperation on Climate Change
dengan China. Kerjasama perubahan iklim menjadi penting dalam hubungan bilateral
kedua negara ini karena China diprediksikan akan segera menjadi negara penghasil
emisi gas terbesar menurut International Energy Agency (IEA)19 . Kerjasama untuk
menanggulangi perubahan iklim menjadi prioritas kedua negara dan secara regular
didiskusikan dalam pertemuan tingkat tinggi. Australia juga menjadi pendukung kuat
Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim. Australia mengalokasikan $45 juta untuk
Indonesia sebagai bagian dari $599 juta anggaran tindaka n cepat mitigasi perubahan
iklim Australia. P.M Kevin Rudd menyatakan bahwa Australia menyambut baik
kepemimpinan Indonesia dalam hal perubahan iklim dan membuka peluang untuk
19

Australian Government. 2010. Overview of Australia-China
gov.au/geo/index.html >. Diakses tanggal 8 April 2012.

Relations.