PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN LANDAK

  

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI GURU SMA

NEGERI DI KABUPATEN LANDAK

Asep Saepuloh, Aunurrahman, Wahyudi,

  Program Magister Administrasi Pendidikan FKIP Untan, Pontianak

  

Email: asepshow@ymail.com

Abstract:

  

This study aims to: (1) Find an overview of the Climate Organization and

Leadership Principal at high schools in Landak District, (2) Find an overview of

the achievement motivation of teachers high schools in Landak District, and (3)

Finding an idea of the influence of Climate society together and Leadership

Principal against SMA Achievement Motivation teachers in Landak District. The

method used in this study is a description method by using the approach of

multiple regression analysis using three (3) variables consisting of two

independent variables (exogenous) ie Organizational Climate (X 1 ) and Leadership Principal (X 2 ), as well as the dependent variable (endogenous) that Teacher

Achievement Motivation (Y). The instrument used to collect data in the form of a

questionnaire.The research found that: (1) Organizational Climate influence on

Achievement Motivation Master sig 0.331; (2) Leadership Principle influence on

Achievement Motivation teachers high schools in Landak District sig .440; (3)

Climate Organization and Leadership Principal significant effect on Achievement

Motivation Master SMA in Landak District 0.506 or 50.6% of the remaining

amount of 0.494 or 49.4% is the influence of the other factors that are not

included in this study.

  

Key Word: Organizational Climate, Leadership Principal and Teacher

Achievement Motivation.

  Motivasi berprestasi merupakan menjadi lebih baik atau tidak, dan dapat dorongan yang kuat dari seseorang untuk menentukan sasaran yang cukup mencapai keberhasilan/kesuksesan dalam menantang dengan tingkat kesulitan yang pekerjaan dengan melaksanakan tugas sedang. yang optimal dalam berkompetisi yang Motivasi guru di sekolah mempunyai hasilnya berupa prestasi bagi dirinya peran penting dalam pencapaian tujuan sendiri. Hasrat untuk berprestasi bagi sekolah. Motivasi yang diharapkan dirinya sendiri yang akan menimbulkan diantaranya pada saat ini adalah motivasi motivasi sehingga pegawai tersebut akan guru untuk berprestasi. menyelesaikan apa yang dikerjakan dengan Guru yang memiliki motivasi cara yang lebih baik. Mereka akan berprestasi biasanya akan melaksanakan mengupayakan situasi dimana mereka tugasnya dengan baik, karena ada motif- dapat mencapai tanggung jawab pribadi motif atau tujuan tertentu yang untuk pemecahan masalah-masalah, melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif menerima umpan balik yang cepat atas itulah sebagai faktor pendorong yang kinerja mereka sehingga mereka akan memberi kekuatan kepadanya, sehingga ia kualitas pendidikan tinggi. Sebaliknya apabila motivasi berprestasi guru yang rendah menyebabkan kualitas pendidikan juga rendah. Aspek motivasi guru merupakan aspek yang sangat penting, terutama motivasi guru untuk berprestasi perlu diperhatikan. Menjaga dan mengupayakan guru supaya memiliki motivasi berprestasi yang tinggi mutlak diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam bekerja.

  Selain itu, dalam bekerja, lingkungan kerja berpengaruh langsung terhadap sikap kerja dan menentukan prestasi kerja pegawai. Lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai positif dan memberi dorongan untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik. Sebaliknya, jika situasi lingkungan tidak menyenangkan mereka cenderung meninggalkan lingkungan tersebut. Sebagaimana kita tahu bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja karyawan sehingga pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu lingkungan luar dan lingkungan dalam. Lingkungan luar umumnya menggambarkan kekuatan yang berada di luar organisasi, sedangkan lingkungan dalam merujuk pada faktor-faktor di dalam organisasi yang menciptakan multi kultural dan sosial tempat berlangsungnya kegiatan. Lingkungan dalam ini biasanya disebut dengan istilah iklim organisasi.

  Iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi. Menyadari betapa iklim organisasi memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap setiap individu di organisasi, yang pada ujung-ujungnya akan pula berpengaruh terhadap kualitas kerja, maka dengan sendirinya perlu pemahaman yang baik tentang iklim organisasi. Iklim organisasi yang kondusif menjadi prasyarat peningkatan kinerja pegawai secara maksimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya iklim organisasi antara lain adanya kesempatan untuk promosi sesuai dengan prestasinya serta adanya suatu penghargaan dan kekompakan dalam bekerja. Seperti dikatakan oleh beberapa ahli bahwa bila ingin membahas iklim organisasi, sebenarnya berbicara mengenai sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar atau tidak yang dianggap memengaruhi tingkah laku individu kemudian.

  Dengan demikian iklim dapat dipandang sebagai kepribadian organisasi seperti yang dilihat oleh para anggotanya, jadi bukanlah iklim yang sebenarnya akan tetapi merupakan persepsi dan pengamatan karyawan terhadap situasi organisasi dalam periode tertentu. Iklim organisasi yang dinamis dan kondusif diharapkan mampu meningkatkan komitmen pegawai pada pelaksanaan tugas dan pekerjaannya, terhadap rekan sekerja dalam kelompok kerja, maupun pada organisasi secara umum. Iklim organisasi yang dinamis dan kondusif tentunya sangat dipengaruhi oleh pimpinan organisasi tersebut, dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah. Dalam sebuah organisasi yaitu sekolah, kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu, tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Keutamaan pengaruh (influence) kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan kreatipitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya.

  Para guru membutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya mampu menggerakkan, mengarahkan atau menyuruh, tetapi juga mampu menunjukkan sikap keteladanan. Pengakuan dan penghargaan pimpinan atas prestasi dan hasil kerja bawahan merupakan hal yang cukup penting dalam mewujudkan kepuasan kerja bawahan. Guru yang sering datang terlambat ke sekolah, atau mengajar hanya sekadar melaksanakan kewajiban bisa jadi merupakan ungkapan rasa ketidakpuasan terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Hal itu juga bisa disebabkan karena iklim sekolah yang tidak menyenangkan hati para guru.

  Kepala sekolah sebagai pimpinan dan pengelola sumber daya sekolah, harus mampu mengelola iklim organisasi sekolahnya baik dalam segi SDM maupun potensi-potensi sekolah lainnya. Kepala sekolah dituntut untuk mampu beradaptasi dengan keadaan di sekolahnya, serta dapat menjabarkan kondisi sekolahnya ke dalam visi, misi, dan aksi dengan tujuan agar mampu mencapai target kurikulum di sekolahnya. Sekolah sebagai organisasi pendidikan memerlukan pemimpin yang menaruh perhatian terhadap aspek kepuasan kerja guru karena mempunyai mata rantai dengan sumber daya manusia yaitu guru dan tenaga kependidikan lainnya, dan keberlangsungan hidup organisasi sekolah. Motivasi guru yang tinggi sangat memengaruhi iklim organisasi dan memberikan keuntungan nyata tidak saja bagi guru, kepala sekolah, tapi juga pimpinan sekolah. Guru yang memiliki motivasi yang tinggi akan bekerja dengan semangat sehingga memberikan peluang untuk mencapai hasil kerja yang tinggi.

  Melihat tugas kepala sekolah yang begitu banyak, maka seorang kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial. Jika tidak, maka tidak akan dapat mengelola sekolah dan suasana sekolah menjadi tidak dinamis dan kondusif sehingga akan menyebabkan kurangnya motivasi berprestasi guru. Hal tersebut sangat menarik untuk diteliti, sebab dengan mengetahui kepemimpinan kepala sekolah, akan diketahui sejauhmana kepemimpinan tersebut akan memengaruhi motivasi berprestasi guru. Demikian pula dengan mengatahui iklim organisasi sekolah akan diketahui pula sejauh mana iklim organisasi ini akan memengaruhi motivasi berprestasi guru. Hal ini penting untuk diteliti, sebagai bahan penentuan kebijakan, baik bagi para kepala sekolah, para guru, maupun para penentu kebijakan lain, khususnya dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan.

  METODE

  Memperhatikan tujuan penelitian ini, penelitian dirancang untuk menguji hipotesis dan mendeskripsikan fakta dan data atau kecenderungan yang saling berpengaruh atas variabel. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka.

  Menurut Sugiyono (2011: 55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah 3 macam, yaitu instrumen untuk variabel persepsi guru tentang iklim organisasi sekolah, variable kepemimpinan kepala sekolah, dan variabel motivasi kerja guru. Instrumen tersebut berupa angket yang disusun sesuai dengan variabel tersebut.

  Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang ditempuh dalam menjaring data yang diperlukan dalam mengambil suatu kesimpulan penelitian. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tidak langsung. Angket merupakan alat pengumpulan data dalam bentuk formulir yang dan disebarkan untuk menjaring informasi-

  Cukup Baik

  Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori jawaban angket mengenai Ikilim Organisasi sekolah :

  Sangat Baik Baik

  42 30,53% 31,29% 32,06%

  41

  40

  59

  68

  77

  Interval Frekuensi Persentase Kategori

  Tabel 2 Deskripsi Iklim Organisasi Sekolah

  Interval = 85

  informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh responden secara terperinci. Menurut Arikunto (2010: 194) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunanakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Adapun angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau lazim disebut angket berstruktur dengan jawaban terbatas.

  Interval = Skor total tertinggi

  Dari tabel diatas dapat diketahui skor tertinggi 85, skor terendah 54, range 31, rata-rata 70,91 dan standar deviasi 8,106. Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval dengan rumus sebagai berikut :

  85 70.91 8.106 Valid N (listwise) 131

  54

  31

  N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Iklim Sekolah 131

  Tabel 1 Hasil Analisis deskriptif Iklim Organisasi Sekolah Descriptive Statistics

  Mengenai data dari hasil penelitian mengenai variabel bebas yaitu Iklim organisasi (X1) yang dijaring melalui penyebaran angket, dengan indicator keterampilan konseptual teknik dengan jumlah pernyataan 22 butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala empat (4 option), yang telah dikerjakan oleh para guru setelah dianalisis menggunakan komputer program SPSS. Hasil dari penyebaran angket kepada responden dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows, berdasarkan skor yang diperoleh maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data ini dimaksudkan untuk memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan sebagaimana Angket tertutup adalah angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya atau tidak, jawaban singkat dan jawaban yang membutuhkan tanda check list ( ) pada item yang termuat alternatif jawaban.

  • – 54 /4 = 31 / 4 = 7,78 dibulatkan menjadi 8
  • – skor total terendah/ 4 option
  • – 85
  • – 76
  • – 67
  • – 85, sebanyak 41 responden atau sebesar 31,29% memiliki kategori baik dengan variasi jumlah skor dari 68
  • – 76. Kemudian sebanyak 42 responden atau 32,06% memilki kategori cukup baik dengan variasi jumlah skor 59

  • – 67, dan sebanyak 8 responden atau sebensar 6,10% memiliki kategori kurang baik dengan variasi jumlah skor dari 50 – 58.
  • – 34 : 4 = 6,5 dibulatkan menjadi 7

  • – skor terendah : 4
  • – 60
  • – 52
  • – 44
  • – 36

  Berdasarkan data tabel, maka ppenyebaran jumlah skor untuk variabel Kepemimpinan kepala sekolah yaitu sebanyak 40 responden atau sebesar

  Kurang Baik Jumlah 131 100%

  Baik Cukup Baik

  9,16% Sangat Baik

  12 30,53% 37,40% 22,90%

  30

  49

  40

  29

  37

  45

  53

  Interval Frekuensi Persentase Kategori

  Tabel 4 Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah

  Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori jawaban angketmengenai kepemimpinan kepala Sekolah.

  Interval = 60

  Interval = skor tertinggi

  Dari tabel diatas dapat dikatehui skor tertinggi 60, skor terendah 34, range 26, rata-rata 48,46 dan standar deviasi 7,083. Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval dengan rumus sebagai berikut :

  60 48.46 7.083 Valid N (listwise) 131

  34

  26

  131

  N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kepemimpinan Kepala Sekolah

  Tabel 3 Hasil Analisis Deskriptif Kepemimpinan Kepala Sekolah Descriptive Statistics

  Mengenai data dari hasil penelitian mengenai variabel bebas yaitu Iklim Organisasi (X2) yang dijaring melalui penyebaran angket, dari jumlah pertanyaan sebanyak 23 butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala 4 (4 option). Hasil dari penyebaran angket kepada responden dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows dapat dilihat pada tabel berdasarkan skor yang diperoleh maka hasilnya s ebagai berikut :

  Jumlah 131 100% Berdasarkan data tabel, maka penyebaran jumlah skor untuk variabel iklim organisasi yaitu sebanyak 40 responden atau sebesar 30,53% sangat baik dengan variasi jumlah skor dari 77

  30,53% sangat baik dengan variasi jumlah skor dari 53

  • – 60, sebanyak 49 responden atau sebesar 37,40% memiliki kategori baik dengan variasi jumlah skor dari 45
  • – 44, dan sebanyak 12 responden atau sebesar 9,16% memiliki kategori kurang baik dengan variasi jumlah skor dari 29 – 36.

  • – 69 ) : 4 =

  • – Skor terendah : 4
  • – 108
  • – 97
  • – 86
  • – 75
  • – 86, dan sebanyak 16 responden atau sebesar 12,21% memiliki kategori kurang baik dengan variasi jumlah skor dari 65 – 75.
  • – 108, sebanyak 39 responden atau sebesar 29,77% memiliki kategori baik dengan variasi jumlah skor 87
  • – 97. Kemudian sebanyak 57 responden atau sebesar

  Motivasi berprestasi yaitu sebanyak 19 responden atau sebesar 14,50% sangat baik dengan variasi jumlah skor dari 98

  Jumlah 131 100% Berdasarkan data tabel, maka penyebaran jumlah skor untuk variabel

  Cukup Baik Kurang Baik

  Sangat Baik Baik

  16 14,50% 29,77% 43,51% 12,21%

  57

  39

  19

  65

  76

  87

  98

  Tabel 6 Deskripsi data Motinasi Berprestasi

  Interval Frekuensi Persentase Kategori

  9,75 dibulatkan menjadi 10 Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori jawaban angket mengenai Motinasi berprestasi.

  Interval = (108

  Interval = Skor teringgi

  31 Dari tabel diatas dapat dikatehui skor tertinggi 108, skor terendah 69, range 39, rata-rata 85,67 dan standar deviasi 9,070. Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval dengan rumus sebagai berikut :

  1

  39 69 108 85.67 9.070 Valid N (listwise)

  31

  1

  NRange Minimum Maximum Mean Std. Deviation Motivasi Berprestasi

  Tabel 5 Hasil Analisis Deskriptif Motivasi Berprestasi Descriptive Statistics

  Mengenai data dari hasil penelitian mengenai variabel terikat yaitu Motivasi Berprestasi (Y) yang dijaring melalui penyebaran angket dan jumlah pertanyaan sebanyak 32 butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala empat (4 option) yang telah dikerjakan para guru setelah dianalisis menggunakan SPSS versi 17 for windows dapat dilihat pada tabel berikut :

  52. Kemudian sebanyak 30 responden atau sebesar 22,90% memiliki kategori cukup baik dengan variasi jumlah skor 37

  43,51% memiliki kategori cukup baik dengan variasi jumlah skor 76

  Pembahasan

  Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh iklim organisasi dan kepemimpinan krepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru.

  Hasil analisis data tersebut memperlihatkan bahwa iklim organisasi memiliki pengaruh terhadap motivasi berprestasi guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung pada pengujian hipotesis penelitian sebesar 3,997, sedangkan t tabel sebesar 1,960, nilai t tabel pada taraf signifikansi α=0,05 dan dk = n-1 = 130, sehingga nilai t hitung >t tabel . Dilihat dari nilai koefisien regresi, koefisien regresi pengaruh Iklim organisasi sebesar 0,376, yang berarti bahwa setiap 1% pengaruh Iklim organisasi akan meningkatkan motivasi berprestasi guru sebesar 0,376%.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara iklim organisasi dengan motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Ini berarti pengaruh Iklim Organisasi masih belum kuat dampaknya terhadap peningkatan motivasi berprestasi guru di SMA Negeri di Kabupaten Landak.. Individu-individu menganggap atribut- atribut organisasional sebagai nilai-nilai mereka dan penerimaan atribut-atribut ini dijadikan sebagai pengakuan terhadap keberadaan mereka.

  Taguiri dalam Arni (2005: 82) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadai dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. Iklim kelas adalah speksosial informal dan aktivitas guru kelas secara spontan mempengaruhi tingkah laku. Iklim dapat juga dikatakan sepertihanya “kepribadian” pada manusia.

  Sehingga dapat dijabarkan bahwa iklim kerja adalah sekumpulan atribut yang dirasakan dalam organisasi dan subsistemnya, yang mungkin tumbuh dari cara organisasi tersebut menghadapi para anggota dan lingkungannya.

  2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Berprestasi Guru

  Hasil analisis data pengaruh kepemimppinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru memperlihatkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berprestasi guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru dengan nilai t hitung sebesar 5,326, sedangkan t tabel sebesar 1,960, yang berarti t hitung >t tabel . Dengan demikian, artinya dimensi kepemimpinan kepala sekolah tergolong cukup baik. Nilai koefisien regresi variabel Kepemimpinan kepala sekolah yaitu sebesar 0,506, yang berarti bahwa setiap 1% peningkatan kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan motivasi berprestasi guru sebesar 0,506%. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan motivasi berprestasi guru.

  Menurut Owen dalam (Mulyadi 2010:3, menegaskan bahwa kepemimpinan merupakan dimensi hubungan sosial dalam oorganisasi dalam rangka memberikan pengaruh antara individu atau kelompok melalui interaksi sosial, mengidnetifikasi kepemimpinan sebagai berikut : Leraderships is function of grouf, not indiviudal. We speak of course of individual as being leaders but leaderships pccurs of two of more people. An interacting proces one person is able to induce other to thinks and behave in certain desired ways that beings up thje scond key point which desired ways that beings up the scond key point which in influence leadership involves intentionally exercising influence organization behavior of other people.

  (Kepemimpinan merupakan fungsi dari kelompok, tetapi kepemimpinan terjadi dari dua atau lebih dari interaksi manusia. Proses interaksi dari satu orang dapat mempengaruhi orang yang lainnya, hal ini menjadi point kunci kedua dalam yang mempengaruhi kepemimpinan, dimana melibatkan kesengajaan untuk berlatih mempengaruhi perilaku organisasi dari orang lain). Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan, kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.

  Berdasarkan paparan pengertian dari kepemimpinan di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur kunci dari kepemimpinan adalah pengaruh yang dimiliki sesorang dan pada gilirannya akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak dipengaruhi. Peranan penting dalam kepemimpinan adalah upaya seseorang yang memainkan peran sebagai pemimpin guna memengaruhi orang lain di dalam organsiasi/lembaga tertentu untuk mencapai tujuan.

  Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika pengertian kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi pendidikan, maka kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Di samping itu kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin di sekolah. Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah perlu senantiasa meningkatkan kemampuan, pengabdian, dan kreativitas agar dapat melaksanakan tugas secara profesional.

  Menurut Wahjosumidjo (2002:83) memberikan definisi kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyau kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya.

  3. Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi berprestasi guru.

  Hasil pengujian hipotesis simultan untuk membuktikan pengaruh Iklim organisasi dan Kepemimpinan Kepala sekolah secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi guru.Hal ini bisa dilihat dari nilai F hitung hasil pengujian hipotesis parsial menggunakan uji F. Nilai F hitung yang dihasilkan yaitu 65,450, sedangkan nilai F tabel yaitu sebesar 6,84, dimana F hitung > F tabel . Besarnya antara pengaruh Iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap motivasi berprestasi guru yaitu sebesar 50,6% dimana sisanya sebesar 49,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

  Berdasarkan hasil penelitian, dapat digarisbawahi iklim organisasi berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru. Motivasi berprestasi merupakan keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Motivasi berprestasi tentunya dapat berupa motivasi

  intrinsic dan ekstrinsic. Dimana motivasi

  yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi seperti dorongan untuk berprestasi dan maju, disiplin dalam bekerja, komitmen dalam pekerjaan dan pengakuan elemen-elemen diluar pekerjaan yang untuk melakukan apa yang mereka kerjakan antara lain gaji dan benefit, promosi jabatan, hubugan antarteman sejawat dan lingkungan kerja.

  McClellend dalam Tuti Sulastri (2007:16) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

  Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi atau achievement motivation merupakan suatu dorongan yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, lebih efisien dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetensi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri dalam melaksanakan pekerjaannya.

  Pengaruh iklim organisasi merupapak faktor penting dalam meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan tugasnya. Iklim organisasi yang sehat dan harmonis dapat membuat pegawai/ guru dalam bekerja dengan baik. Demikian juga pengarug seorang pemimpin merupakan faktor yang sangat penting dalam memengaruhi motivasi berprestasi guru, karena pengaru yang dimiliki kepala sekolah merupakan aktivitas yang utama dimana tujuan organisasi dapat tercapai. Pada umumnya pengaruh kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Pengaruh kepemimpinan yang dapat diterima bawahan, membuat guru/karyawan dapat bekerja lebih berprestasi dan mempercepat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulan secara umum bahwa Iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Secara khusus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. ) Iklim Organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Hal ini berarti bahwa iklim organisasi yang baik dan kondusif dapat meningkatkan Motivasi guru dalam melaksanakan tugas sehingga prestasi mereka akan meningkat. 2.) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Hal ini berarti bahwa penerapan kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan sesuai dengan harapan guru dapat meningkatkan motivasi berprestasinya. 3.) Iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi Guru SMA Negeri di Kabupaten Landak dengan besarnya pengaruh sebesar 50,6% dimana sisanya sebesar 49,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Hal ini berarti bahwa iklim organisasi yang baik dan kepemimpinan kepala sekolah yang sesuai secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi berprestasi guru di sekolah.

  Saran

  Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyumbangkan motivasi agar guru bisa lebih saran yaitu sebagai berikut : 1.) Kepala meningkatkan motivasi berprestasi. 3.) Sekolah sebagai pemimpin disarankan untuk Bagi para peneliti yang berminat membangun komunikasi yang lebih baik melakukan penelitian mengenai motivasi dengan guru, memberikan apresiasi dan berprestasi guru, perlu mempertimbangkan penghargaan yang sesuai kepada guru yang keterlibatan variabel-variabel lain yang berprestasi, sehingga guru di SMA Negeri di relevan seperti supervisi, pengalaman Kabupaten Landak dapat meningkatkan kerja, budaya organisasi sekolah, kualitas kerjanya.2.) Para guru perlu kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, meningkatkan kesadaran dirinya terhadap efektivitas kepemimpinan, dan beban pentingnya motivasi berprestasi dalam kerja. Dengan melibatkan variabel-variabel pelaksanaan tugas di sekolah. Hal ini tersebut, maka akan diperoleh informasi penting dilakukan untuk peningkatan yang lebih komprehensif mengenai kualitas kinerja personal dari guru itu variabel-variabel yang berpengaruh sendiri. Selain itu, pimpinan dalam hal ini terhadap motivasi berprestasi guru. Kepala Sekolah perlu memberikan

  Sulastri Tuti. Hubungan Motivasi

  Berprestasi dan Disiplin dengan Kinerja Dosen . Jurnal Optimal.

  Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Volume 01. Nomor 01. Maret

  Penelitian Suatu Pendekatan 2007: 13-16. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

  Wahjosumidjio. 2013. Kepemimpinan Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi

  Kepala Sekolah. Tinjauan Organisasi . Jakarta: Bumi Aksara. teoritik dan permasalahannya .

  Mulyadi, H. 2010. Kepemimpinan Sekolah Jakarta: Raja Grafindo Persada.

  dalam Mengembangkan Budaya

  Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Mutu. Malang: UIN-Maliki Press.

  Organisasi . Jakarta: Salemba Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

  Empat.

  Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.