BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran - BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

  berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (Arsyad, 2007:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

  Ada lagi pendapat Bretz (Anitah, 2008:1) yang mengatakan bahwa media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, jadi suatu perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah bahwa yang pertama merupakan sesuatu yang berkemampuan untuk menyajikan keseluruhan informasi dan menggerakkan saling tindak antara pebelajar dengan subjek yang

  5 dipelajari, sedangkan yang kedua semata-mata adalah penunjang pada penyajian yang dilakukan oleh guru.

  Sementara itu, Kustandi dan Sutjipto (2013:8) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

  Dari berbagai definisi media pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media dalam kegiatan belajar dan mengajar digunakan guru untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Media dalam proses pembelajaran, dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar guru dan dapat digunakan sendiri oleh siswa untuk membantu memahami materi pelajaran.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

  Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Levie & Lentz (Arsyad, 2007:16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

  b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

  c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

  d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

  Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

  Meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Menurut Kemp & Dayton (1985:3-4) (Arsyad (2007:21-23), mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut: a. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

  b. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik gambar yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prisip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

  d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

  e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.

  f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

  g. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.

  Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, Hernawan, dkk (2007:11) menekankan beberapa hal berikut ini: a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif

  b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

  c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.

  d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.

  e. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

  f. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi. g. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

  Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

  a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

  b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

  c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

  d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru.

3. Macam-macam media

  Media dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu media visual, media audio, dan media audio visual.

  Penggolongkan media pembelajaran menurut Djamarah dan Zain (2010:124) dibagi menjadi tiga yaitu:

  a. Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder.

  b. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan.

  c. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

  Selanjutnya Sadiman (2008:28) membagi media pembelajaran menjadi 3 golongan kelompok besar : a. Media Grafis termasuk media visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, dan globe.

  b. Media Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat perekam piata magnetik, piringan laboratorium bahasa.

  c. Media Proyeksi Diam seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparan, film, televisi, video.

  Berdasarkan pendapat di atas, maka media pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Media Audio

  Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). b. Media Visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.

  c. Media Audio Visual Media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual.

4. Media Poster a. Pengertian Poster

  Poster adalah media yang diharapkan mampu memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Kustandi dan Sutjipto (2011:50) menyebutkan bahwa poster merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif, karena ukurannya yang relatif besar.

  Diungkapkan oleh Hasnun (2006:253) bahwa poster merupakan gambar atau tulisan di atas kertas atau kain yang dipasang di tempat umum berisi pemberitahuan. Hasnun menambahkan, isi dan tujuan poster beragam. Ada poster yang berisi imbauan kepada masyarakat tentang suatu kegiatan. Ada juga poster yang berisi larangan untuk menghindari perbuatan tertentu. Misalnya poster tentang bahaya narkoba, baik melalui kata-kata maupun gambar. Ada juga poster yang berisi ajakan agar masyarakat mau membeli barang tertentu atau menghadiri acara tertentu.

  Sementara itu menurut Sudjana dan Rivai (2005: 51) poster adalah kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya.

  Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa poster diartikan sebagai kombinasi visual yang berisi gambar dan informasi berupa ajakan, pengumuman, atau iklan dengan maksud menarik perhatian dan atau memotivasi tingkah laku yang ditempatkan di tempat umum yang dicetak pada sehelai kertas atau bahan lain dengan ukuran sesuai kebutuhan.

b. Fungsi Poster

  Poster telah mendapatkan perhatian yang cukup besar sebagai suatu media komunikasi visual untuk menyampaikan informasi, saran, pesan, ide dan gagasan. Perannya sangat cepat dalam menanamkan atau mengingatkan kembali kepada para pembaca pada satu gagasan penting. Beberapa fungsi poster menurut Sudjana dan Rivai (2005:56) antara lain: (1) sebagai motivasi, (2) sebagai peringatan, dan (3) sebagai pengalaman yang kreatif. Poster dalam pengajaran berfungsi sebagai pendorong atau motivasi kegiatan belajar peserta didik.

  Dipihak lain poster dapat merangsang peserta didik untuk mempelajari lebih jauh atau ingin lebih tau hakikat dari pesan yang disampaikan melalui poster tersebut. Pesan melalui poster yang tepat akan membantu menyadarkan peserta didik, sehingga diharapkan bisa mengubah perilakunya dalam praktik sehari-hari sehingga menjadi kebiasaan, dan sebagai alat bantu mengajar poster memberi kemungkinan belajar kreatif dan partisipasi. Dengan kata lain, poster memberikan pengalaman baru sehingga menumbuhkan kreatifitas peserta didik dalam cara belajarnya.

  Secara umum menurut Daryanto (2016:148-149), poster memiliki kegunaan yaitu antara lain: 1) Memotivasi siswa, dalam hal ini poster dalam pembelajaran sebagai pendorong atau memotivasi kegiatan belajar siswa.

  Poster tidak berisi informasi namun berupa ajakan, renungan, persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan sesuatu diantaranya belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, dan bekerja sama.

  2) Peringatan, dalam hal ini, poster berisi tentang peringatan- peringatan terhadap suatu pelaksanaan aturan hukum, aturan sekolah, atau peringatan-peringatan tentang sosial, kesehatan bahkan keagamaan.

  3) Pengalaman kreatif, melalui poster pembelajaran siswa dapat lebih kreatif dan pembelajaran lebih baik sehingga pembelajaran tidak terkesan klasikal dan monoton. Melalui poster siswa dapat ditugaskan untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Diskusi kelas akan lebih hidup manakala guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan diskusi.

  Dari beberapa fungsi poster yang disebutkan, dapat diambil kesimpulan bahwa poster memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat baik berupa imbauan, larangan, maupun ajakan. Fungsi poster juga sebagai motivasi, memberi imbauan, larangan, dan mengajak pembaca sesuai tema poster.

c. Manfaat Poster

  Manfaat dari poster menurut Hernawan,dkk. (2007: 13-14) yaitu: 1) Sebagai penggerak perhatian, misalnya di bawah tong sampah, ditulis “jagalah kebersihan” 2) Sebagai petunjuk, misalnya poster pariwisata dengan gambar candi Borobudur disertai tulisan “Candi Borobudur – 10 km”, maksudnya letak candi tersebut 10 km dari tempat poster dipasang.

  3) Sebagai peringatan, misalnya “Awas Meledak”

  4) Pengalaman kreatif, misalnya poster untuk pameran atau suatu pertunjukan/pembelajaran seni 5) Untuk kampanye.

d. Penggunaan Media Poster dalam Pembelajaran

  Poster yang baik sifatnya harus dinamis, sederhana, menarik perhatian, dan tidak memerlukan pemikiran siswa yang terlalu terperinci dan rumit, bila tidak demikian, akan hilang kegunaannya. Menurut Hernawan,dkk. (2007:42) pada prinsipnya, penggunaan poster dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar dengan tujuan menarik perhatian siswa, membujuk atau memberikan motivasi, dan memberikan peringatan. Oleh karena itu, poster yang digunakan hatus menarik, enak dipandang, sedikit kata-kata yang dipakai, dan hanya kata-kata kunci saja yang ditonjolkan.

  Sedangkan penggunaan media poster dalam pembelajaran menurut Daryanto (2016: 149-150) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Digunakan sebagai bahan dari kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini poster digunakan saat guru menerangkan sebuah materi kepada siswa. Poster yang digunakan harus relevan dengan tujuan materi. Baik poster yang disediakan oleh guru maupun dengan cara membuat sendiri. 2) Digunakan di luar pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa, sebagai peringatan, ajakan, propaganda, atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang positif dan penanaman nilai sosial keagamaan. Poster tidak digunakan pada saat pembelajaran, namun dipajang di dalam kelas atau disekitar sekolah yang lokasinya strategis agar terlihat jelas oleh siswa.

  Berdasarkan uraian pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa poster dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran yaitu sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa, menarik perhatian siswa agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

e. Kelebihan dan kelemahan poster sebagai media pembelajaran

  Dalam penggunaan media poster sebagai media pembelajaran, tidak lepas dari kelebihan dan kelemahan media poster. Kelebihan dan kelemahan media poster menurut Kertamukti (2008) adalah sebagai berikut: 1) Kelebihan

  a) Memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi sehingga memikat dan menarik perhatian b) Merangsang motivasi belajar

  c) Simple

  d) Memiliki makna luas

  e) Dapat dinikmati secara individual maupun klasikal

  f) Dapat dipasang atau ditempelkan di mana-mana. Sehingga memberi kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari g) Dapat menyarankan perubahan tingkah laku kepada peserta didik yang melihatnya 2) Kelemahan

  a) Dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang yang melihatnya b) Karena tidak adanya makna penjelasan yang terinci, maka dapat menimbulkan interprestasi yang bermacam-macam c) Suatu poster akan banyak mengandung arti atau makna bagi kalangan tertentu tetapi juga tidak menarik bagi kalangan lainnya.

5. Pengertian Menulis

  Menulis menurut Suparno (2007:1.29) dapat didefinisikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan, adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Sedangkan tulisan, merupakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dengan demikian dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat “empat unsur yang terlibat” penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya.

  Sejalan dengan pandangan tersebut, menurut Akhadiah (1997:13) (Kusumaningsih, 2013:66) berpendapat menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Karena menulis itu sulit, kegiatan menulis perlu mendapatkan bimbingan dari guru.

  Pengertian menulis menurut Lado (Tarigan, 2013:22) ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa. Namun, menulis sering dipandang berlebihan sebagai suatu ilmu dan seni. Karena selain memiliki aturan-aturan pada unsur-unsurnya, juga mengandung tuntutan bakat yang menyebabkan suatu tulisan tidak semata-mata sebagai batang tubuh sistem yang mengandung makna tetapi juga membuat penyampaian maksud menjadi unik dan menarik serta menyenangkan pembacanya.

  Berdasarkan penjelasan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu yang baik berupa ide atau pun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan.

6. Tujuan menulis

   Tujuan utama menulis adalah sebagai alat komunikasi secara tidak

  langsung. Menurut Kusumaningsih (2013:67) penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Pada prinsipnya menulis adalah menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca memahami maksud yang dituangkan atau maksud yang disampaikan melalui tulisan tersebut.

  Tujuan menulis sebagaimana yang mungkin diharapkan akan mengembangkan situasi menulis, ada 3 tujuan menulis yang dikemukakan oleh O’Malley dan Pieres (1996) (Kristiantari,101) yaitu: (1) informatif, (2) ekspresif, dan (3) persuasif. Seseorang akan menggunakan tujuan informatif untuk berbagi pengetahuan dan informasi, memberi petunjuk atau mengungkapkan gagasan. Tujuan ekspresif digunakan seseorang jika ingin menulis sebuah cerita atau esai. Tujuan persuasif ketika seseorang berusaha untuk mempengaruhi orang lain atau memprakarsai suatu aksi atau perubahan.

  Setiap tulisan memiliki beberapa tujuan, D’Angelo (Tarigan, 2013:25) mengungkapkan antara lain untuk memberitahukan atau menginformasikan, menghibur, meyakinkan, dan mengungkapkan perasaan atau emosi. Tetapi dalam kebanyakan tujuan menulis, ada satu tujuan yang menonjol atau dominan; dan yang dominan inilah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut.

  Dari semua tujuan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis seseorang sangat bergantung pada kesesuaian antara pengetahuan awal yang dimiliki penulis dengan topik yang kan ditulisnya.

7. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

  Sekolah dasar yang merupakan penggalan awal dari pendidikan dasar adalah fondasi untuk menompang dan memperkokoh pendidikan di atasnya. Demikian pula dengan keterampilan berbahasa di SD, yang salah satu diantaranya adalah menulis, merupakan dasar yang akan menentukan menulis di tingkat selanjutnya. Menurut Kristiantari (98) pembelajaran menulis di SD, baik menulis permulaan maupun menulis lanjut, tentulah merupakan dasar untuk menulis pada tingkat selanjutnya. Kalau dasarnya sudah kuat, pembentukan dan pengembangan ke tingkat selanjutnya tak akan terlalu menjadi masalah lagi. Tujuan pengajaran menulis di SD yang tercermin pada paparan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia SD Kurikulum 2004 yakni: mampu menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf dengan tulisan yang rapi dan jelas, menulis karangan sederhana, teks percakapan, surat proibadi, surat resmi dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca dan menggunakan ejaan, tanda baca serta kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk, menulis berbagai formulir, pengumuman, tata tertib, berbagai laporan, buku harian, poster, teks pidato, sambutan, ringkasan dan rangkuman, dan prosa sederhana. Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis. Dari dua hal diatas, yaitu menulis sebagai dasar dan dikaitkan dengan tujuan pembelajaran di SD, terlihat bahwa pada dasarnya siswa SD diharapkan dapat memperoleh dasar yang kokoh untuk dapat berkomunikasi secara tertulis dalam kehidupannya.

  Mendapat perhatian dan pembinaan. Para siswa perlu didorong untuk mampu dan gemar menulis.

8. Pengertian Pengumuman Pengumuman menurut Nuraini (2008:101) berarti memberitakan.

  Pengumuman dibuat dengan bahasa yang singkat, padat, dan dapat dipahami. Pengumuman bersifat umum, artinya isi pengumuman unruk diketahui oleh banyak orang. Pengumuman dapat disampaikan secara lisan, sehingga kamu dapat mendengarnya. Pengumuman juga dapat ditempel di papan pengumuman atau majalah dinding sekolah, sehingga kamu dapat membacanya. Pengumuman bersifat menginformasikan secara langsung atau di tempat. Isi pengumuman harus jelas, agar mudah dipahami. Karena isi sebuah pengumuman untuk diketahui banyak orang, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut: a) kepada siapa pengumuman ditujukan, b) berita apa yang akan disampaikan, c) keterangan waktu pembuat pengumuman, d) pembuat pengumuman, lembaga atau nama terang.

  Pengumuman menurut Mulyati (2009:8.37) adalah suatu pernyataan formal yang ditujukan kepada masyarakat umum atau kepada kelompok tertentu mengenai suatu kejadian, fakta atau suatu permintaan.

  Sedangkan menurut Yunus dan Suparno (2013: 6.55) mengatakan bahwa pengumuman adalah surat yang berisi pemberitahuan mengenai sesuatu hal yang ditunjukkan kepada para pegawai atau masyarakat umum.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengumuman pada umumnya bertujuan untuk memberitahukan suatu hal yang dianggap penting, baik tentang pelaksanaan suatu kegiatan, pemberitahuan tentang kehilangan, duka cita, dan sebagainya. Isi pengumuman disesuaikan dengan tujuannya. Pada hakikatnya pengumuman dapat berisi dua hal yaitu pemberitahuan dan iklan.

C. Hasil Penelitian Yang Relevan

  Beberapa penelitian tentang penggunaan media dalam pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Rumalean (2014) tentang media poster sebagai sarana peningkatan kemampuan menulis karangan persuasi siswa kelas IX SMP Negeri Pulau Gorom. Peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I mencapai 59,94 , pada siklus II mencapai 68,16. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media poster dapat meningkatkan kemampuan menulis persuasi bagi siswa kelas IX SMP Negeri Pulau Gorom.

  Penelitian yang dilakukan oleh Ahsan Akhtar ( 2006) tentang “Use of

  

Media for Effective Intruction its Importance: Some Consideration ”. Hasil dari

  penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya penggunaan media dalam pendidikan terutama untuk tujuan intruksional dan untuk membuat belajar- mengajar yang lebih efektif dan efisien. Dalam proses belajar mengajar, media digunakan sebagai alat untuk melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Media cetak yaitu misalnya majalah, poster, buletin dapat digunakan untuk membuat pengalaman belajar dari peserta didik yang lebih konkrit dan realistis. Hal ini membantu keterampilan pemahaman dan kejelasan komunikasi peserta didik dapat ditingkatkan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Yu-Feng Lan (2011) tentang “Effects Of

  

Guided Writing Strategies On Students’ Writing Attitudes Based On Media

Richness Theory

  ”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media yang digunakan dalam strategi menulis memiliki perbedaan signifikan lebih tinggi daripada hanya menggunakan pena dan kertas. Temuan ini menyiratkan bahwa menyediakan pembelajaran berbasis media yang inovatif dan kreatif bisa membimbing siswa untuk menulis dan mempermudah siswa dalam menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan.

  Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini karena terdapat beberapa variabel yang diteliti memiliki kesamaan yaitu penggunaan media yang digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap keterampilan siswa dalam menulis. Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, karakteristik subjek penelitian, dan metode penelitian.

D. Kerangka Pikir Keberadaan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD dianggap penting.

  Mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat berfungsi untuk membekali siswa agar mempunyai kemampuan berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan maupun tulis. Guru hendaknya menggunakan berbagai media yang bervariasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar bisa membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

  Guru sebagai pengelola kelas harus dapat mencari media pembelajaran yang dapat membawa pengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa khususnya dalam kompetensi dasar menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan di kelas IV SD, yaitu dengan menggunakan media poster.

  Berdasarkan kajian teoritis di atas, selanjutnya diajukan kerangka pikir dan media pembelajaran. Siswa akan dituntut aktif dalam mengamati media poster yang ada sehingga mampu menanamkan suatu konsep.

  Perumusan kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut: Keterampilan menulis

  Penggunaan media poster dalam pengumuman masih rendah pembelajaran

   Siswa termotivasi dalam Keterampilan menulis pembelajaran menulis pengumuman pengumuman menjadi lebih  Siswa mampu mengungkapkan idenya yang ditulis dalam bentuk baik pengumuman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir E. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

  Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

  Hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Tidak terdapat pengaruh penggunaan media poster terhadap keterampilan siswa menulis pengumuman di kelas IV SD Negeri 1 Pekaja

  2. Terdapat pengaruh penggunaan media poster terhadap keterampilan siswa menulis pengumuman di kelas IV SD Negeri 1 Pekaja.