MANAJEMEN TATA RUANG PERPUSTAKAAN KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT ARTIKEL PENELITIAN

MANAJEMEN TATA RUANG PERPUSTAKAAN KOLEKSI
DEPOSIT PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
PUTRI RANIJA
NIM. F0271151010

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018

MANAJEMEN TATA RUANG PERPUSTAKAAN KOLEKSI DEPOSIT
PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

Putri Ranija, Sisilya Saman Madeten

Program Studi Diploma 3 Perpustakaan
Email: putriranija@yahoo.co.id

Abstract
Library Collection Deposit Library and Archive Service West Kaliamantan
Province is a Public library. The Deposit Collection Library occupies a 7m wide
wide area of 14m = 98 m2 width which is still not in accordance with the
National Library Standards, which requires the building area for the library to
be at least 200m2. Spatial Deposit Library Collection has not applied the
principles and principles of spatial management. The purpose of this research is
to know the spatial management efforts conducted by deposit collection libraries
and constraints encountered in the spatial process. In taking data for
completeness of Final Project, the author uses qualitative research methods that
describe events based on the data obtained. Data collection is done by direct
observation in the field. interviews, and documentation. The interview was
conducted with a deposit section, and two users. Spatial collection of deposit
libraries have not implemented the appropriate SNP spatial management due to
constrained space, facilities and infrastructure and human resources who do not
understand the science of library. For that library trying to do the arrangement
of the room in accordance with the SNP In order to maximize the arrangement of

space in the library is adequate and convenient for pemustaka.
Keywords: Spatial Management, Library Deposit Collection, SNP

PENDAHULUAN
Pada
era
globalisasi
ini
perkembangan teknologi yang semakin
pesat mengharuskan kita mengikuti
perkembangan zaman yang tidak akan
pernah ada habisnya kita sebagai
pustakawan harusnya lebih tanggap lagi
dengan masalah seperti ini. Kita harus
memberikan perubahan dan pandangan
jelek orang –orang tentang perpustakaan.
Di perpustakaan juga terdapat berbagai
bentuk informasi yang disajikan, baik
dalam bentuk tercetak maupun berbentuk
elekronik. Orang memerlukan informasi

yang secara praktis dan cepat, baik dapat
diperoleh melalui perpustakaan maupun
tempat lain yang menyediakan segala
macam jenis informasi. Perpustakaan yang

sekarang ada dan berkembang dengan
berbagai jenis dan bentuk koleksi bahan
pustaka merupakan salah satu ciri
kehidupan
modern.
Perpustakaan
merupakan salah satu sumber informasi,
ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Meskipun sebenarnya perpustakaan sudah
ada sejak zaman dulu.
Perpustakaan
sebagai
pusat
informasi memiliki tugas dan fungsi yang
harus dijalankan setiap saat, seperti

kegiatan
administrasi,
menyediakan
informasi dan memberikan layanan yang
optimal. Eksistensinya sebagai suatu
tempat untuk memperoleh informasi
dianggap sangat urgen demi terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas.

Perpustakaan sebagai pusat informasi memiliki
tugas dan fungsi yang harus dijalankan setiap
saat,
seperti
kegiatan
administrasi,
menyediakan informasi dan memberikan
layanan yang optimal. Eksistensinya sebagai
suatu tempat untuk memperoleh informasi
dianggap sangat urgen demi terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas.

Perpustakaan umum menurut Standar Nasional
Indonesia adalah perpustakaan yang berada
pada satuan pendidikan formal di lingkungan
pendidikan dasar dan menengah yang
merupakan bagian integral dari kegiatan
sekolah yang bersangkutan, serta merupakan
pusat sumber belajar untuk mendukung
tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang
bersangkutan.
Perpustakaan
sekolah
merupakan salah satu sarana dalam
mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
dan
sikap
para
murid.
Dalam
penyelenggaraannya,perpustakaan
memerlukan ruang tersendiri beserta berbagai

pelengkapannya.
Semakin
lengkap
perlengkapannya
semakin
menunjang
penyelenggaraan
perpustakaan
sekolah
tersebut. Ruang dan perlengkapan yang
tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik
sehingga dapat menunjang penyelenggaraan
perpustakaan sekolah secara efektif dan efisien
(Bafadal, 2008:150). Tata ruang merupakan
salah satu aspek pembinaan perpustakaan yang
memiliki pengaruh dan peranan yang sangat
besar dalam memperlancar layanan maupun
pelaksanaan fungsi perpustakaan. Tata ruang
yang baik membuat para pengunjung merasa
nyama berada di perpustakaan yang

diharapkan dapat meningkatkan minat
pemustaka
untuk
mengunjungi
dan
perpustakaan
koleksi
deposit
sudah
menerapkan sistem otomasi perpustakaan dan
ruangannya sudah dilengkapi dengan fasilitas
seperti 2 komputer dan AC akan tetapi kurang
memperhatikan penataan ruangan di mana
penataan ruangannya tidak mementingkan
aspek keindahan. Berdasarkan hasil observasi,
perpustakaan
koleksi
deposit
dinas
perpustakaan dan kearsipan terlihat kurang

terawat dan tertata dengan baik, sebab
dikarenakan
ruangan
yang
tidak
memungkinkan karena sangat kecil dan sempit
jadi membutuhkan ruangan baru yang khusus
untuk koleksi deposit tanpa harus bergabung
dengan ruangan staff perpustakaan.
Tata ruang perpustakaan koleksi deposit dinas
perpustakan dan kearsipan juga terlihat kurang

menarik dan kurang nyaman. Hal ini
dikarenakan hanya terdapat 1 meja baca,
kurangnya jumlah rak, dan sangat sempit
penataan ruangan kurang rapi yang sangat
mengganggu
kenyamanan
pemustaka,
sehingga dapat dikatakan bahwa tata ruang

perpustakaan
koleksi
deposit
dinas
perpustakan dan kearsipan belum sesuai
dengan Standar Nasional Perpustakaan.
Masalah lain yang peneliti temui yaitu
perpustakaan tidak memiliki ruangan khusus
koleksi deposit sehingga ruangan deposit
digabung dengan ruang seksi deposit dan 5
orang staff ditanbah lagi dengan 2 komputer
menjadi satu ruangan dan hanya di batasi oleh
rak buku hal ini yang membuat perpustakaan
koleksi deposit dinas perpustakan dan
kearsipan tidak indah dipandang dan membuat
para pemustaka tidak nyaman berada di
dalamnya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
berasumsi bahwa salah satu cara agar
perpustakaan tetap berada pada fungsi dan

tujuannya, maka perpustakaan Koleksi Deposit
Dinas Perpustakan dan Kearsipan perlu
menerapkan manajemen tata ruang. Hal ini
pula yang membuat peneliti tertarik untuk
membahas dan meneliti lebih jauh tata ruang
Perpustakaan perpustakaan Koleksi Deposit
Dinas Perpustakan dan Kearsipan
Adapun landasan teori yang saya
gunakan, yaitu : Manajemen Tata Ruang
Perpustakaan menurut Azwar dan Rusli (2016
: 14) Manajemen tata ruang adalah pengaturan
dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat
perlengkapan kantor, serta perabot kantor pada
tempat yang tepat sehingga pegawai dapat
berkerja dengan baik, nyaman leluasa dan
bebas bergerak, sehingga tercapai efesiensi
kerja. Manajemen tata ruang merupakan
penataan atau penyusunan segala fasilitas di
ruang atau gedung yang tersedia.
Menurut Sutarno (2006:20), Manajemen

perpustakaan adalah pengelolaan perpustakaan
yang didasarkan kepada teori dan prinsip –
prinsip manajemen. Teori manajemen adalah
suatu konsep pemikiran atau pendapat yang
dikemukakan mengenai bagaimana ilmu
manajemen untuk diterapkan di dalam suatu
organisasi.
Penataan ruangan perpustakaan perlu
dilakukan
secara
hati-hati
dan
mempertimbangkan berbagai aspek. Untuk
dapat memikat perhatian pemustaka agar mau
datang ke perpustakaan, salah satu cara yang

bisa dilakukan adalah melalui penataan ruang
yang menarik dan fungsional. Ruangan yang
tertata rapi dan buku-buku yang juga tertata
akan membuat suatu perpustaan memberikan
nuansa nyaman sehingga pemustaka tertarik
untuk membaca buku dan betah berada di
perpustakaan.
Menurut Sutarno (2006:20), Manajemen
perpustakaan adalah pengelolaan perpustakaan
yang didasarkan kepada teori dan prinsip –
prinsip manajemen. Teori manajemen adalah
suatu konsep pemikiran atau pendapat yang
dikemukakan mengenai bagaimana ilmu
manajemen untuk diterapkan di dalam suatu
organisasi. Sementara prinsip – prinsip
manajemen adalah dasar atau asas kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir di dalam
manajemen. Kandungan teori dan prinsip –
prinsip manajemen itu seperti kepemimpinan,
penatalaksanaan,
pengendalian,
dan
pemanfaatan sumber – sumber daya agar dapat
mencapai hasil yang maksimal, supaya dapat
lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Manajemen perpustakaan tidak semata – mata
berdasarkan teoritis, tetapi yang terpenting
adalah bagaimana mengimplementasikan teori
tersebut di dalam praktik operasional. Di
dalam kenyataan tidak semua teori dapat
diterapkan sepenuhnya, melainkan perlu
dilakukan modifikasi dan penyesuaian agar di
dalam praktik dapat berjalan mulus.
Untuk kenyamanan pengguna maupun
petugas dalam meningkatkan produktivitas,
efesiensi, dan efektifitas kerjanya di dalam
ruangan perpustakaan, perlu di perhatikan
penataan ruangan seperti ruang baca, ruang
koleksi dan ruang
sirkulasi dengan
menggunakan beberapa sistem tata ruang
perpustakaan yaitu : Sistem tata sekat : yaitu
cara pengaturan ruangan perpustakaan yang
menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca
pengunjung. Dalam sistem ini, pengunjung
tidak di perkenankan masuk ke ruang koleksi
dan petugaslah yang akan mengambilkan dan
mengembalikan koleksi yang di pinjam atau di
baca di tempat itu. Namun demikian sistem ini
juga diterapkan pada sistem terbuka, yakni
pemakai mengambil sendiri lalu di catatkan
atau dilaporkan kepada petugas, selanjutnya
petugas lah yang mengembalikan ke rak
semula.
Sistem tata parak : yaitu sistem
pengaturan ruangan perpustakaan yang
menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca.
Hanya saja dalam sistem ini pembaca

dimungkinkan untuk mengambil koleksi
sendiri, lalu di catat atau dibaca di ruang lain
yang tersedia. Cara ini cocok untuk
perpustakaan yang menganut sistem pinjam
terbuka.
Sistem tata baur : yaitu suatu cara
penempatan koleksi yang di campur dengan
ruang baca agar pembaca lebih mudah
mengambil dan mengembalikan sendiri.
Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan
yang menggunakan sistem terbuka.
Tujuan Tata Ruang Perpustakaan
Pengaturan tata ruang yang menarik dan
fungsional akan mengakibatkan pelaksanaan
tugas dan fungsi perpustakaan dapat di atur
secara tertib dan lancar. Dengan demikian
komunikasi baik antar petugas perpustakaan
(pustakawan) maupun pengguna perpustakaan
akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan
pengawasan
semakin
mudah
serta
mendapatkan
pencapian
efesiensi
dan
kenyamanan kerja. Tata atau penataan ruang
perpustakaan bertujuan untuk : Memperoleh
efektifitas kegiatan dan efesiensi waktu, tenaga
dan anggaran, Menciptakan lingkungan yang
aman suara, nyaman cahaya, nyaman udara
dan nyaman warna,Meningkatkan kualitas
pelayanan, dan Meningkatkan kinerja petugas
perpustakaan.
Astutik (2016:3) Penghawaan ruangan
ada dua macam yaitu penghawaan alami dan
buatan.Penghawaan alami: Penghawaan ini
merupakan
sistem
penghawaan
yang
menggunakan udara alam sebagai sumber
penghawaan.Sifat dari penghawaan adalah
permanen karena udara yang dihasilkan oleh
alam tidak habis. Biasanya melalui
penghawaan alam dengan cara buka-bukaan,
seperti jendela, pintu atau ventilasi udara yang
lainnya. Untuk merancang sistem penghawaan
alami diperlukan syarat berupa tersedia udara
luar yang bebas dari bau, debu dan polusi;
suhu udara luar tidak terlalu tinggi; tidak
banyak bangunan yang menghalangi aliran
udara horizontal sehingga angin menembus
lancar. Penghawaan buatan: Penghawaan ini
menggunakan udara buatan. Sifat penghawaan
buatan ini hanya sementara, tidak dapat
digunakan selamanya. Penghawaan dengan
sistem ini adalah penggunaan air conditioning
(AC). Ruang baca biasa menggunakan AC
yang jenis AC Cassette. Ukuran AC ini
berkisar antara 100cm x 100cm atau 120cm x
120cm. Dapat digunakan untuk satu atau
beberapa ruangan dengan peletakan di ceiling.

Penggunaan
AC
memungkinkan
pengkondisian udara yang nyaman bagi
pemustaka dan aman untuk pemeliharaan
buku.
AspekImran (2014:2) 4 aspek yang perlu
diperhatikan
dalam
penataan
ruang
perpustakaan, aspek-aspek tersebut antara lain:
Aspek Fungsional Dalam penataan ruang
harus memperhatikan masing-masing fungsi
dan kegunaan komponen-komponen penyusun
perpustakaan termasuk benda-benda yang
diletakkan di perpustakaan. Masing-masing
komponen maupun perabot dan benda lain
dalam perpustakaan harus ditempatkan dan
harus memiliki fungsi dalam perpustakaan,
jangan sampai terdapat terlalu banyak benda
yang tidak memiliki fungsi banyak yang
diletakkan. Hubungan dan alur antar sekat dan
ruang juga sangat penting agar pergerakan
pemustaka
maupun
pustakawan
tidak
terganggu. Aspek Psikologis Pengguna
Bahwa penataan ruang perpustakaan
dapat mempengaruhi aspek psikologis
pengguna. Meliputi hal utama bagaimana agar
pengunjung merasa nyaman ketika berada di
perpustakaan, leluasa menggunakan seluruh
fasilitas perpustakaan serta mampu mendapat
informasi yang diinginkan dengan baik.
Harmonisasi dan keserasian ruang menjadi hal
penting untuk mempengaruhi psikologis
pengguna agar dalam perpustakaan tidak
hanya
merasa
tenang,
namun
juga
memunculkan kesenangan.
Aspek estetika merupakan hal-hal yang
terkait dengan keindahan. Kerapian penataan
perabot dan benda-benda yang dipergunakan
serta aksesoris lain yang menunjang keindahan
ketika mata memandang perlu ditambahkan.
Pemilihan warna, lukisan, jika perlu musik
yang membuat jiwa pemustaka tenang sangat
bisa dimanfaatkan agar keindahan tata ruang
semakin lengkap.
Aspek Keamanan Bahan Pustaka
Keamanan sangat penting diperhatikan dalam
perpustakaan, apalagi ini berkaitan dengan
koleksi fisik yang kemungkinan mudah rusak
atau hilang kapan saja. Desain tata ruang perlu
memperhatikan hal-hal yang mengancam
keberadaan koleksi diperpustakaan baik yang
bersifat alamiah maupun atas campur tangan
pengguna, jika perlu penggunaan teknologi
sangat dianjurkan untuk digunakan.
Ketika aspek-aspek penataan ruang
perpustakaan tersebut mampu diterapkan
mengikuti hakikb
atnya dengan baik, maka

perpustakaan pasti dapat menjadi tempat yang
sangat kondusif sebagai penyimpan koleksi
referensi dan informasi. Pengguna atau
pemustaka maupun pengelola atau pustakawan
tentu akan sangat nyaman dan betah
menjalankan aktivitas di perpustakaan.
Bukan tidak mungkin pula konsep
penataan ruang yang khusus namun tetap
memperhatikan aspek-aspek penataan ruang
tersebut mampu menjadi ciri khas dan menarik
banyak pengunjung. Beberapa perpustakaan
sudah dirancang dengan konsep-konsep
khusus seperti konsep klasik bahkan ada yang
menyatukan kafe dengan perpustakaan.
Pengunjung tentu akan sangat tertarik
mengunjungi perpustakaan dan berlama-lama
menggunakan perpustakaan berkonsep khusus
tadi karena dalam penataan ruang tetap
memperhatikan aspek-aspek yang telah
disebutkan sebelumnya
Perpustakaan Umum Sutarno (2006:37)
Perpustakaan umum berada di tiga tingkatan
pemerintah yakni (1) perpustakaan umum
kabupaten dan kota di seluruh indonesia, (2)
perpustakaan umum kecamatan (baru sebagian
kecil, sekitar 33 unit, (perpusnas RI,2002), dan
(3) perpustakaan umum desa/kelurahan.
Perpustakaan umum tersebut milik pemerintah
daerah dan dikelolah oleh pemerintah daerah
yang bersangkutan. Sumber dana pembiayaan
dari dana umum, yang berasal dari masyarakat.
Tugas dan fungsinya memberikan layanan
kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai
pusat informasi pusat, sumber belajar, tempat
rekreaksi, penelitian, dan pelestarian koleksi
bahan
METODE PENELITIAN
Adapun jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitik dengan melakukan
analisis data dengan memperkaya informasi,
mencari
hubungan,
membandingkan,
menemukan pola atas dasar data aslinya. Hasil
analisis data berupa pemaparan mengenai
situasi yang diteliti disajikan dalam bentuk
uraian naratif. Pada dasarnya pemaparan data
dilakukan untuk menjawab pertanyaan
pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu
fenomena terjadi. Peneliti dituntut memahami
dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya
sehingga dapat memberikan justifikasi
mengenai konsep dan makna yang terkandung
dalam data (Mania, 2013: 40). Pendekatan
penelitian kualitatif mengkaji perspektif
partisipan dengan menggunakan strategi-

strategi yang bersifat interaktif, fleksibel dan
multi strategi, seperti observasi langsung,
observasi partisipatif, wawancara mendalam,
dokumen-dokumen teknik-teknik pelengkap
seperti foto, rekaman dan lainlain. Hal tersebut
karena penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomenafenomena social dari
sudut pandang partisipan (Sugiyono, 2005). Di
dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk
menggali data deskriptif selengkap mungkin
yang berupa ucapan hasil wawancara nantinya,
ataupun dari data-data tertulis lainnya yang
mendukung terhadap kepentingan Peneliti.
Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk
mengungkapkan datadata deskriptif tentang
manajemen tata ruang Penelitian ini berlokasi
di Perpustakaan Kolesksi Deposit pada Dinas
Perpustakaan
dan
Kearsipan
Provinsi
Kalimantan Barat. Alasan pemilihan tempat ini
karena peneliti menemukan permasalahan tata
ruang di perpustakaan tersebut saat sedang
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Menurut Hartinah (2014:2.12) tipe penelitian
kualitatif bidang perpustakaan yang sering
dilakukan adalah penelitian lapangan, analisis
konten, dan penelitian dokumen.
1. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti
dari sumber asli (langsung dari informan)
yang memiliki informasi atau data tersebut.
Data yang di peroleh peneliti langsung dengan
melakukan
observasi, dokumentasi dan
wawancara dengan seksi deposit di tempat
penelitian yaitu di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat.
Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari sumber kedua (bukan orang yang pertama,
bukan asli) data yang memiliki informasi atau
data tersebut, dengan demikian peneliti tidak
hanya terfokus ke satu orang saja untuk
mendapatkan informasi tetapi bisa dua atau
tiga orang yang mempunyai informasi tentang
tata ruang perpustakaan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data
dengan mengadakan tanya jawab dalam
penelitian dimana dua orang atau lebih saling
bertatap muka secara langsung. Penulis
melakukan tanya jawab dengan bagian bidang
Kepala Seksi Deposit Dinas Perpustakaan Dan
Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat.
Metode untuk mendapatkan data –data
dengan melakukan pengamatan secara
langsung terhadap keseluruhan kegiatan pada
obyek penelitian. Observasi dilakukan untuk

mengamati secara langsung kegiatan yang
dilakukan pada ruang deposit di Dinas
Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi
Kalimantan Barat sehingga data lebih yang
dikumpulkan akan lebih cepat dan akurat
karena penulis yang mengumpulkan sendiri
dan langsung mengetahui permasalahannya.
Dokumenter merupakan teknik pengumpulan
data oleh penulis dengan dengan cara
mengumpulkan dokumen – dokumen dari
sumber
yang
dianggap
terpercaya.
Pengumpulan data dengan cara dokumentasi
dilakukan penulis untuk mengumpulkan data
yang relevan. Alat / Instrumen Penelitian
Pedoman
wawancara
berupa
panduan
pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan
kepada subyek penelitian untuk mendapatkan
data yang diinginkan dengan dibantu alat- alat
seperti alat perekam suara, kamera, alat tulis.
Pedoman
wawancara
digunakan
agar
wawancara yang akan dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman
wawancara tidak hanya disusun berdasarkan
tujuan penelitian tetapi juga berdasarkan teori
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Pedoman observasi yaitu berupa panduan
yang digunakan untuk mengumpulkan dengan
melihat secara langsung atau dengan mencatat
setiap informasi yang berkaitan dengan
penelitian. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif
untuk menggambarkan atau mendeskipsikan
suatu data agar data yang tersaji menjadi
mudah dipahami dan informatif bagi orang
yang membacanya.
Lokasi dan tempat melakukan penelitian
yaitu bertempat di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat Jalan
Letjen Sutoyo No. 6 Pontianak, Kalimantan
Barat.
Adapun
waktu
pelaksanaan
pengumpulan data dan menulis penelitian
dilaksanakan bersamaan dengan waktu
penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) yaitu 3 (tiga) bulan terhitung dari awal
bulan Maret sampai akhir bulan Mei.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil dan
pembahasan
penelitian
mengenai

Manajemen Tata Ruang Perpustakaan
“Koleksi Deposit ’’Pada Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat’’.
Manajemen Tata Ruang dilakukan karena
selama praktik kerja lapangan (PKL) penulis
melihat perpustakaan koleksi deposit sangat

sempit dan masih kurang dalam penataan
ruangannya. oleh karena itu, penulis mencoba
untuk meneliti lebih dalam mengenai
manajemen tata ruang yang dilakukan di
perpustakaan koleksi deposit.
Seksi deposit mengatakan bahwa
penataan ruangan belum dapat menghasilkan
yang representatif karena belum terdapatnya
Sumber Daya manusia yang memiliki ilmu
perpustakaan / minimal mendapatkan pelatihan
singkat, sarana dan prasarana yang terbatas
dan luas ruangan koleksi deposit yang kecil.
Data pada penelitian didapatkan melalui
wawancara terhadap informan yaitu Seksi
deposit dan pemustaka sebanyak 2 (dua)
orang, yang dilakukan melalui observasi dalam
kurun waktu selama 4 bulan. Penulis
melakukan wawancara yang ditujukan kepada
informan dengan meminta ketersedian
informan dan menjelaskan maksud serta tujuan
dilakukannya
wawancara
ini.
Setelah
dilakukan penelitian, penulis penyusun
pedoman wawancara dan menghasilkan
beberapa
kategori
pembahasan terkait
manajemen tata ruang di perpustakaan koleksi
deposit, yaitu:
1) Tata Ruang Perpustakaan Koleksi
Deposit
Perpustakaan koleksi deposit berada pada
lokasi bangunan (gedung) yang kurang
strategis. Lokasi Perpustakaan Koleksi Deposit
berada di gedung ke 2 pada Dinas
Perpustakaan
dan
Kearsipan
Provinsi
Kalimantan Barat. Ruang koleksi Deposit
berada di lantai 2 pemustaka sulit menemukan
ruang deposit sehingga harus bertanya kepada
pegawai disana. Susunan Tata ruang di
perpustakaan Koleksi Deposit tidak beraturan
karena ruangan yang sempit penempatan rak
koleksi dekat dengan meja dan kursi baca
sehingga pemustaka yang membaca merasa
terganggu dengan pemustaka yang sedang
mencari koleksi karena saling berdekatan.
Penempatan ruang kerja untuk staff dan
material yang ada di perpustakaan belum di
letakkan sesuai dan sejalan dengan keadaan di
perpustakaan koleksi deposit yang membuat
suasana kurang nyaman ketika pemustaka
berada di perpustakaan. Perpustakaan koleksi
deposit belum ada SDM yang memiliki ilmu
perpustakaan dalam mengelola perpustakaan
dan pengetahuan yang masih minim tentang
penataan ruang perpustakaan. Pemanfaatan
ruang yang ada di ruang deposit belum

berjalan dengan baik. Karena penempatannya
masih perlu diperhatikan karena jarak antara
kursi, meja baca dekat dengan rak koleksi
buku.
Jika koleksi bahan pustaka dan meja kursi
baca tidak memiliki jarak hal itu akan
menimbulkan ketidaknyamanan pemustaka
saat sedang memilih koleksi atau berada di
ruang deposit. Perpustakaan koleksi deposit
belum pernah melakukan penataan ruang yang
sesuai dengan standar perpustakaan, karena
dengan pertimbangan belum adanya SDM di
bidang perpustakaan yang mampu dalam
mengelola perpustakaan dan kurangnya
pengetahuan menganai penataan ruang.
sehingga untuk menciptakan ruangan yang
nyaman dan memiliki nilai estetika belum
terwujud.
Melakukan manajemen tata ruang
merupakan upaya dalam rangka untuk
membenahi perpustakaan yang sesuai standar
agar pemanfaatan setiap ruang dapat terencana
dan dikembangkan secara maksimal. Melihat
keadaan tata ruang yang ada di dalam
perpustakaan koleksi deposit saat ini.
Perpustakaan koleksi deposit perlu mengatur
ruang yang berwujud struktural dan pola yang
nyaman untuk kenyamanan setiap pemustaka
dan
tentunya
oleh
penyelenggaraan
perpustakaan
serta
pengendalian
pemanfataatan ruang itu sendiri dapat
memberikan hasil perencanaan tata ruang yang
menarik dan nyaman.
2) Kendala yang Dihadapi dalam Proses
Manajemen Tata Ruang Perpustakaan
Koleksi Deposit
Kendala yang dihadapi di perpustakaan
koleksi deposit dalam menata perpustakaan
ialah luas ruangan koleksi deposit yang kecil ,
sarana dan prasarana yang belum memadai,
dan Sumber daya manusia (SDM) yang
memiliki (ilmu perpustakaan)/ minimal
mendapatkan pelatihan singkat (BIMTEK
Perpustakaan) belum tersedia sehingga susah
untuk
melakukan
penataan
ruang
peerpustakaan koleksi deposit.
Ruang
perpustakaan perlu ditata sedemikian rupa agar
memiliki daya tarik dan memberikan
kenyamanan. Menurut pengunjung yang saat
itu berada di perpustakaan koleksi deposit
mengatakan” Ruang koleksi deposit kecil
penataan ruangnya kurang di tata dengan rapi
sehingga mereka bingung untuk mencari
koleksi yang mereka cari, meja baca tersedia

1(satu) jadi jika pengunjung ramai ada yang
duduk dan ada juga yang berdiri, meja baca
terlalu dekat dengan rak koleksi bahan pustaka
sehingga jika saya duduk akan mengganggu
pemustaka yang sedang mencari koleksi”. (Sri
Sugiarti Siswa SMK 7 Pontianak).
Tidak ada jarak dalam penataan ruangan
antara rak koleksi bahan pustaka dengan kursi
dan meja yang ada di perpustakaan menjadi
kendala dalam dalam penataan ruang
perpustakaan koleksi deposit. Kurangnya
penataan ruang yang nyaman dan memiliki
nilai estetika bagi pemustaka atau siapa saja
yang berkunjung ke perpustakaan merupakan
hal yang perlu diperhatikan. SDM juga
berperan besar dalam menata ruang
perpustakaan. Karena jika terdapat SDM yang
mempunyai pengetahuan yang luas dibidang
penataan ruang perpustakaan, hal tersebut akan
mengantarkan luas di bidang penataan ruang
perpustakaan, hal tersebut akan mengantarkan
perpustakaan menjadi lebih baik.
3).

Sistem Tata Ruang Perpustakaan
Koleksi Deposit
Menurut SNI 003 (2011:5) Ruang
perpustaaan sekurang-kurangnya terdiri dari
ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala,
ruang staf, ruang pengolahan, ruang serba
guna, area publik (mushola, dan toilet tidak
berada
didalam
ruang
koleksi).
Peprpustakaan koleksi
deposit
dinas
perpustakaan
dan
kearsipan
tidak
menggunakan tata sekat yaitu penempatan
koleksi yang dicampur dengan ruang baca
dan ruang staff. Hal ini menjadi perhatian
karena melihat kondisi ruang perpustakaan
deposit yang kecil, terbatasnya sarana dan
prasarana yang tersedia sehingga sulit untuk
melakukan kegiatan tata ruang di
perpustakaan deposit selain itu SDM yang
mengetahui ilmu bperpustakaan tidak ada.
Perpustakaan koleksi deposit dalam
menata ruangnya memanfaatkan ruangan
yang ada meskipun kecil tetapi cukup untuk
ruang rak koleksi, ruang baca agar
pemustaka dapat memilih dan mengambil
koleksi yang dibutuhkan. Mengenai fisik tata
ruang di perpustakaan koleksi deposit tata
letak/lokasinya kurang strategis sehingga
susah untuk menemukannya karena tidak ada
petunjuk
untuk
mengetahui
lokasi.
pengunjung untuk mengetahui lokasi.
pengunjung banyak yang tidak mengetahui
keberadaan koleksi deposit.

Dalam memenuhi Standar Nasional
Perpustakaan umum. Lokasi perpustakaan
juga perlu diperhatikan yakni berada pada
lokasi yang mudah dilihat, dikenal, dan di
jangkau masyarakat, di bawah kepemilikan
atau kekuasaan pihak pemerintah daerah,
memiliki status hukum yang jelas, jauh dari
lokasi
rawan
bencana
dan
lokasi
perpustakaan harus berada di pusat mudah
dilihat serta mudah dijangkau oleh setiap
pemustaka yang ingin berkunjung. Lokasi
perpustakaan
koleksi
deposit
belum
memenuhi standar nasional perpustakaan, hal
ini dilihat karena lokasi yang tidak strategis
dan susah untuk dijangkau.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
manajemen
tata
ruang
perpustakaan koleksi deposit tentang penataan
ruangan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut: Manajemen Tata
Ruang Perpustakaan koleksi deposit belum
memenuhi Standar Nasional Perpustakaan bisa
dikatakan masih 50% dikarenakan luas
ruangan yang kecil, kurangnya sarana dan
prasarana, dan tidak adanya Sumber daya
manusia yang ahli dalam manajemen tata
ruang perpustakaan dan Kendala yang
dihadapi dalam melakukan penataan ruang
koleksi deposit yaitu luas ruangan yang sempit
dan tidak memadai untuk dijadikan ruang
koleksi, sarana dan prasarana di perpustakaan
koleksi deposit kurang memadai , dan sumber
daya manusia yang ahli dalam manajemen tata
ruang perpustakaan tidak ada.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dijabarkan, bahwa dapat dikatakan dalam
upaya atau saran dalam manajemen tata ruang
perpustakaan koleksi deposit yaitu sebagai
berikut: Sebaiknya perpustakaan koleksi
deposit melakukan tata ruang perpustakaan
mengikuti Standar Nasional Perpustakaan
Umum agar ruangan koleksi deposit tertata
dengan rapi dan pemustaka merasa betah
ketika berada di perpustakaan koleksi deposit
dan Saran saya untuk perpustakaan koleksi
deposit sebaiknya dari segi SDM yaitu
mengikuti pelatihan tentang ilmu perpustakaan
agar mengetahui bagaimana sistem tata cara
menata ruangan dari segi yang baik dan indah
sesuai dengan Standar Nasioanal perpustakaan

dan meningkatkan sarana dan prasarana
perpustakaan koleksi deposit, gedung koleksi
tidak boleh disatukan dengan ruang staff dan
untuk sarana prasarana menggunakan sarana
dan prasarana yang disediakan.

.

DAFTAR RUJUKAN
Sutarno, NS.
(2006). Manajemen
Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
Sjahrial, N. R., & Pamuntjak. (1976).
Pedoman
Penyelenggaraan
Perpustakaan. Djambatan
Astutik, Sundari Juni. 2016. " Menata Ruang
Perpustakaan Guna Menarik Minat
Baca". (online), diakses tanggal 23 April
2018
pada
laman
(https://digilib.isiska.ac.id/?p=709)m(http
://ejournal.unp.ac.id/indek.php/iipk/article
/viewfile/1077/911)
Azwar, Muhammad dan Agung Nugraha
Rusli.

2016. “Manajemen Tata Ruang
Perpustakaan
Pesanten
Madani
Alauddin Pao – Pao Makassar”.
(online), diakses pada tanggal 23 April
2018
pada
laman
(http://www.journal.uinjkt.ac.id/index.ph
p/almaktabah/article/viewfile4714/3245
Mania,
Sitti.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan dan Sosial. Makassar:
Alauddin University Press, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2010.
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Bumi Askara, 2008.

Perpustakaan Nasional RI. (2012). Standar
Nasional Perpustakaan. Jakarta:
Perpustakaan