MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONES (2)
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
PADA
UPACARA HARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA NASIONAL DAN PERNYATAAN
DIMULAINYA BULAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA NASIONAL TAHUN 2016
JAKARTA, 12 JANUARI 2016
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati :
1. Para pejabat pemerintah pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota;
2. Para Pimpinan Asosiasi Pengusaha tingkat pusat,
Provinsi dan Kab/Kota;
3. Para Pimpinan Serikat Pekerja/Buruh tingkat pusat,
Provinsi dan Kab/Kota;
4. Para Pimpinan Perusahaan dan Pekerja di seluruh
Indonesia;
5. Para peserta upacara dan hadirin yang berbahagia;
Pada hari yang berbahagia ini, marilah kita
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
segala limpahan berkat dan rahmat-Nya, kita masih
diberi keselamatan, kesehatan dan kesempatan, untuk
menghadiri upacara Hari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional Tahun 2016. Upacara pada hari ini,
sekaligus merupakan pernyataan dimulainya Bulan
3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun
2016 yang diselenggarakan secara serentak di seluruh
tanah air.
Saudara-Saudara yang berbahagia,
Peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) pada tanggal 12 Bulan Januari Tahun 2016
merupakan lima tahun kedua bagi bangsa Indonesia
untuk berjuang, berperan aktif dan bekerja secara
kolektif
dan
terus
menerus
dalam
mewujudkan
“Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3
Tahun 2020” sebagai tindak lanjut dari Visi K3
“Indonesia berbudaya K3 Tahun 2015”
Tahun 2015 pula UU No. 1 Tahun 1970 genap
berusia 45 Tahun, suatu usia yang cukup mapan dalam
menapak pengejawantahan penerapan pelaksanaan UU
No. 1 Tahun 1970 di Indonesia, namun Pelaksanaan UU
No. 1 Tahun 1970 masih belum diterapkan secara
maksimal. Seperti yang kita lihat dan dengar beberapa
waktu lalu, masih saja kecelakaan terjadi di beberapa
sector usaha. Yang masih hangat di ingatan kita
4
jatuhnya pesawat lift yang terjadi di perusahaan dengan
korban beberapa pekerja meninggal dunia, kasus
kebakaran
perusahaan
juga
menimbulkan
korban
meninggal yang tidak sedikit. Bahkan kalau kita
perhatikan data dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun
kemarin telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182
kasus dengan korban meninggal dunia 2.375 orang.
Salah satu penyebab kejadian ini adalah pelaksanaan
dan pengawasan K3 sekaligus perilaku masyarakat
industri
pada
khususnya
dan
masyarakat
pada
umumnya belum optimal. Kejadian tersebut diatas harus
kita jadikan pelajaran yang sangat berharga untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama, untuk itu,
peningkatan upaya-upaya K3 masih terus dibutuhkan
dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Perwujudan dari agenda Nawacita Pemerintahan
Kabinet Kerja yaitu “Peningkatan Kualitas Hidup
Manusia,
Produktivitas
dan
Daya
Saing,
5
Kemandirian
Ekonomi,
dan
Revolusi
Karakter
Bangsa”, maka salahsatu tantangan besar yang kita
hadapi disektor ketenagakerjaan pada saat ini adalah
kualitas
sumber daya manusia, baik
yang akan
memasuki dunia kerja maupun yang telah bekerja
ditempat
kerja
dan
perusahaan,
terlebih
dengan
diberlakukannya MEA akhir tahun 2015 kemarin.
Dengan
pemberlakuan
MEA
akan
terjadi
peningkatan mobilisasi tenaga kerja kompeten, baik TKI
yang akan bekerja dinegara-negara ASEAN maupun
tenaga kerja yang bekerja di Indonesia dalam frame
Mutual Recognition Arrangement (MRA).
Masuknya tenaga kerja dari Negara lain yang
ingin bekerja di Indonesia, tentu akan mengurangi
peluang tenaga kerja bagi tenaga kerja dalam negeri.
Oleh karenanya, peran lembaga pelatihan sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pekerja
local. Jurus yang penting dalam menghadapi MEA
adalah percepatan peningkatan kompetensi tenaga
kerja,
percepatan
sertifikasi
kompetensi,
dan
pengendalian tenaga kerja asing.
6
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
bulan agustus 2015, jumlah angkatan kerja Indonesia
122,4 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut
masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan
rendah. Untuk itu tidak heran, dengan kondisi tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kompetensi angkatan kerja
kita secara rata-rata masih rendah. Padahal, kesiapan
SDM angkatan kerja sangat penting untuk dapat
menjadi pemenang dalam kompetensi MEA. Untuk itu
kami sangat menggarisbawahi bahwa kesiapan dalam
menghadapi MEA harus dilakukan tidak hanya oleh
sektor ketenagakerjaan, namun semua sektor terkait
dan lintas instansi/lembaga diseluruh Indonesia harus
dilibatkan.
Disisi lain peningkatan sumber daya manusia juga
harus diikuti dengan pemahaman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). K3 merupakan salah satu aspek
penting dalam perlindungan ketenagakerjaan disamping
perlindungan pengupahan, jaminan sosial, kebebasan
berserikat,
hubungan
kerja,
dan
lainnya.
Serta
merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja, yang
7
ruang lingkupnya telah berkembang pada keselamata
dan kesehatan masyarakat secara nasional.
Saudara-saudara sekalian,
Sebagaimana
diamanatkan
dalam
Undang-
undang No 1 Tahun 1970 tenatang Keselamatan Kerja,
pelaksanaan kegiatan K3 tidak hanya ditujukan pada
tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat kerja
agar terjamin keselamatannya, tetapi juga bagaimana
dapat mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset
dan sumber produksi, sehingga dapat digunakan secara
aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Tujuan tersebut dapat terlaksana
apabila seluruh unsure yang berada diperusahaan, baik
pihak manajemen, serikat pekerja/serikat buruh dan
tenaga
kerja/buruh
bersama-sama
berkomitmen
melaksanakan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Dalam
rangka
mendorong
terlaksananya
perlindungan K3 yang efektif dan efisien, meningkatkan
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan
8
dalam menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman
dalam mendorong produktifitas, maka upaya yang
paling tepat dalam menerapkan K3 adalah melalui
kesisteman, yaitu system manajemen K3 sebagaimana
amanat pasal 87 Undang-undang No.13 Tahun 2003,
yang telah diatur dalam pedoman penerapan SMK3
melalui Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012.
Perkembangan lain yang perlu dicermati oleh
semua pihak adalah adanya persyaratan baru oleh
negara pengimpor terutama negara maju terhadap
persyaratan suatu produk atau jasa, anatar lain harus
memiliki mutu yang baik, aman dipergunakan, ramah
lingkungan dan memenuhi standar internasional tertentu
diantara sistem manajemen mutu, sistem manajemen
lingkungan, sistem manajemen K3 serta standar-standar
lainnya. Kondisi tersebut harus kita jadikan sebagai
tantangan sekali tantangan sekaligus peluang dalam
meraih
keberhasilan
perdagangan
bebas
dan
meningkatkan daya saing.
9
Saudara-saudara yang berbahagia,
Menteri Ketenagakerjaan sebagai leading sector
atau pemegang kebijakan nasional tentang K3, sangat
mengharapkan dukungan semua pihak untuk lebih
mengoptimalkan pelaksanaan K3 di lapangan. Mulai
dari unsur pemerintah, pemerintah daerah, lembaga,
serta masyarakat industry, berkewajiban untuk berperan
aktif sesuai fungsi dan kewajiban masing-masing untuk
terus-menerus melakukan berbagai upaya dibidang K3.
Apabila K3 terlaksana dengan baik maka kasus
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat
ditekan, biaya-biaya yang tidak perlu akibat adanya
kasus-kasus tersebut dapat dihindari sehingga dapat
tercapai suasana kerja yang aman, nyaman, sehat dan
tercipta produktifitas. Apabila produktifitas kerja dan
usaha meningkat, maka akan dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Pada
kesempatan
yang
baik
ini
saya
menghimbau, mengajak, dan mendorong agar semua
Kementrian,
Pemerintah
Provinsi,
Pemerintah
Kabupaten/Kota, Para cendekiawan, Perguruan Tinggi,
10
Organisasi Profesi, Asosiasi, Pemimpin Perusahaan,
Pekerja serta masyarakat lainnya, melakukan upayaupaya
kongkrit
pelaksanaan
K3
dilingkungannya
masing-masing. Sehingga budaya K3 benar-benar
terwujud disetiap tempat kerja dan masyarakat umum
diseluruh tanah air.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Dalam
upaya
peningkatan
pelaksanaan
K3
secara Nasional, telah banyak keberhasilan yang telah
kita capai, antara lain:
• Makin
meningkatnya
jumlah
dan
kualitas
peraturan Perundang-Undangan serta standart
dibidang K3, sehingga diharapkan pedoman
tentang
K3
bisa
dengan
mudah
diimplementasikan;
• Meningkatnya jumlah pengawas ketenagakerjaan
bidang K3 yang tersebar diwilayah Republik
Indonesia, dan dengan diberlakukannya UndangUndang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah
maka
system
pengawasan
dan
11
penempatan pengawas dapat terlaksana dengan
optimal;
• Meningkatnya peran serta masyarakat dalam
upaya pembinaan K3 yang ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah lembaga K3 dan pemeduli
K3;
• Meningkatnya
kesadaran
tenaga
kerja
dan
masyarakat melalui peningkatan jumlah personil
yang memiliki kompetensi K3;
• Meningkatnya perusahaan yang mendapatkan
penghargaan K3;
• Meningkatnya Asosiasi – Asosiasi Profesi K3 dan
Perguruan Tinggi yang memiliki Program K3.
• Peran
serta
Indonesia
dalam
forum-forum
ASEAN, Regional dan Internasional dibidang K3.
Dalam peringatan hari K3 Nasional sebagai tanda
dimulainya bulan K3 Nasional taun ini mengambil tema
pokok,
yaitu
“Tingkatkan
Budaya
K3
untuk
Mendorong Produktivitas dan Daya Saing Di Pasar
Internasional”, sangat tepat dan strategis umtuk
12
mendorong
semua
pihak
berpartisipasi
aktif
membudayakan K3.
Dalam jangka panjang, diaharapkan masyarakat
industri di Indonesia pada khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya memiliki kemandirian dalam
berbudaya K3. Budaya K3 merupakan bagian integral
pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan. Oleh karena itu perlu
dikembangkan oleh semua pihak secara terus menerus.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Saya sampaikan rasa terimakasih kepada semua
pihak
yang
telah,
sedang
dan
akan
terus
mengembangkan serta membudayakan K3, sebagai
bagian dari kontribusi kita untuk membangun bangsa
dan Negara yang semakin maju dan dapat bersaing
dengan bangsa dan Negara maju lainnya.
Demikian sambutan saya dan akhirnya, dengan
memohon bimbingan dan perlindungan kepada Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, kiranya peringatan hari
K3 yang dilanjutkan dengan pelaksanaan bulan K3
13
Nasional tahun 2016, dapat diselenggarakan sesuai
rencana dan semoga apa yang kita kerjakan berguna
bagi nusa dan bangsa.
Terima kasih,
Wallahul muwafiq illa aqwami thorieq.
Wassalamualaikum Wr.Wb
14
REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
PADA
UPACARA HARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA NASIONAL DAN PERNYATAAN
DIMULAINYA BULAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA NASIONAL TAHUN 2016
JAKARTA, 12 JANUARI 2016
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati :
1. Para pejabat pemerintah pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota;
2. Para Pimpinan Asosiasi Pengusaha tingkat pusat,
Provinsi dan Kab/Kota;
3. Para Pimpinan Serikat Pekerja/Buruh tingkat pusat,
Provinsi dan Kab/Kota;
4. Para Pimpinan Perusahaan dan Pekerja di seluruh
Indonesia;
5. Para peserta upacara dan hadirin yang berbahagia;
Pada hari yang berbahagia ini, marilah kita
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
segala limpahan berkat dan rahmat-Nya, kita masih
diberi keselamatan, kesehatan dan kesempatan, untuk
menghadiri upacara Hari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional Tahun 2016. Upacara pada hari ini,
sekaligus merupakan pernyataan dimulainya Bulan
3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun
2016 yang diselenggarakan secara serentak di seluruh
tanah air.
Saudara-Saudara yang berbahagia,
Peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) pada tanggal 12 Bulan Januari Tahun 2016
merupakan lima tahun kedua bagi bangsa Indonesia
untuk berjuang, berperan aktif dan bekerja secara
kolektif
dan
terus
menerus
dalam
mewujudkan
“Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3
Tahun 2020” sebagai tindak lanjut dari Visi K3
“Indonesia berbudaya K3 Tahun 2015”
Tahun 2015 pula UU No. 1 Tahun 1970 genap
berusia 45 Tahun, suatu usia yang cukup mapan dalam
menapak pengejawantahan penerapan pelaksanaan UU
No. 1 Tahun 1970 di Indonesia, namun Pelaksanaan UU
No. 1 Tahun 1970 masih belum diterapkan secara
maksimal. Seperti yang kita lihat dan dengar beberapa
waktu lalu, masih saja kecelakaan terjadi di beberapa
sector usaha. Yang masih hangat di ingatan kita
4
jatuhnya pesawat lift yang terjadi di perusahaan dengan
korban beberapa pekerja meninggal dunia, kasus
kebakaran
perusahaan
juga
menimbulkan
korban
meninggal yang tidak sedikit. Bahkan kalau kita
perhatikan data dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun
kemarin telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182
kasus dengan korban meninggal dunia 2.375 orang.
Salah satu penyebab kejadian ini adalah pelaksanaan
dan pengawasan K3 sekaligus perilaku masyarakat
industri
pada
khususnya
dan
masyarakat
pada
umumnya belum optimal. Kejadian tersebut diatas harus
kita jadikan pelajaran yang sangat berharga untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama, untuk itu,
peningkatan upaya-upaya K3 masih terus dibutuhkan
dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Perwujudan dari agenda Nawacita Pemerintahan
Kabinet Kerja yaitu “Peningkatan Kualitas Hidup
Manusia,
Produktivitas
dan
Daya
Saing,
5
Kemandirian
Ekonomi,
dan
Revolusi
Karakter
Bangsa”, maka salahsatu tantangan besar yang kita
hadapi disektor ketenagakerjaan pada saat ini adalah
kualitas
sumber daya manusia, baik
yang akan
memasuki dunia kerja maupun yang telah bekerja
ditempat
kerja
dan
perusahaan,
terlebih
dengan
diberlakukannya MEA akhir tahun 2015 kemarin.
Dengan
pemberlakuan
MEA
akan
terjadi
peningkatan mobilisasi tenaga kerja kompeten, baik TKI
yang akan bekerja dinegara-negara ASEAN maupun
tenaga kerja yang bekerja di Indonesia dalam frame
Mutual Recognition Arrangement (MRA).
Masuknya tenaga kerja dari Negara lain yang
ingin bekerja di Indonesia, tentu akan mengurangi
peluang tenaga kerja bagi tenaga kerja dalam negeri.
Oleh karenanya, peran lembaga pelatihan sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pekerja
local. Jurus yang penting dalam menghadapi MEA
adalah percepatan peningkatan kompetensi tenaga
kerja,
percepatan
sertifikasi
kompetensi,
dan
pengendalian tenaga kerja asing.
6
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
bulan agustus 2015, jumlah angkatan kerja Indonesia
122,4 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut
masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan
rendah. Untuk itu tidak heran, dengan kondisi tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kompetensi angkatan kerja
kita secara rata-rata masih rendah. Padahal, kesiapan
SDM angkatan kerja sangat penting untuk dapat
menjadi pemenang dalam kompetensi MEA. Untuk itu
kami sangat menggarisbawahi bahwa kesiapan dalam
menghadapi MEA harus dilakukan tidak hanya oleh
sektor ketenagakerjaan, namun semua sektor terkait
dan lintas instansi/lembaga diseluruh Indonesia harus
dilibatkan.
Disisi lain peningkatan sumber daya manusia juga
harus diikuti dengan pemahaman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). K3 merupakan salah satu aspek
penting dalam perlindungan ketenagakerjaan disamping
perlindungan pengupahan, jaminan sosial, kebebasan
berserikat,
hubungan
kerja,
dan
lainnya.
Serta
merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja, yang
7
ruang lingkupnya telah berkembang pada keselamata
dan kesehatan masyarakat secara nasional.
Saudara-saudara sekalian,
Sebagaimana
diamanatkan
dalam
Undang-
undang No 1 Tahun 1970 tenatang Keselamatan Kerja,
pelaksanaan kegiatan K3 tidak hanya ditujukan pada
tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat kerja
agar terjamin keselamatannya, tetapi juga bagaimana
dapat mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset
dan sumber produksi, sehingga dapat digunakan secara
aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Tujuan tersebut dapat terlaksana
apabila seluruh unsure yang berada diperusahaan, baik
pihak manajemen, serikat pekerja/serikat buruh dan
tenaga
kerja/buruh
bersama-sama
berkomitmen
melaksanakan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Dalam
rangka
mendorong
terlaksananya
perlindungan K3 yang efektif dan efisien, meningkatkan
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan
8
dalam menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman
dalam mendorong produktifitas, maka upaya yang
paling tepat dalam menerapkan K3 adalah melalui
kesisteman, yaitu system manajemen K3 sebagaimana
amanat pasal 87 Undang-undang No.13 Tahun 2003,
yang telah diatur dalam pedoman penerapan SMK3
melalui Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012.
Perkembangan lain yang perlu dicermati oleh
semua pihak adalah adanya persyaratan baru oleh
negara pengimpor terutama negara maju terhadap
persyaratan suatu produk atau jasa, anatar lain harus
memiliki mutu yang baik, aman dipergunakan, ramah
lingkungan dan memenuhi standar internasional tertentu
diantara sistem manajemen mutu, sistem manajemen
lingkungan, sistem manajemen K3 serta standar-standar
lainnya. Kondisi tersebut harus kita jadikan sebagai
tantangan sekali tantangan sekaligus peluang dalam
meraih
keberhasilan
perdagangan
bebas
dan
meningkatkan daya saing.
9
Saudara-saudara yang berbahagia,
Menteri Ketenagakerjaan sebagai leading sector
atau pemegang kebijakan nasional tentang K3, sangat
mengharapkan dukungan semua pihak untuk lebih
mengoptimalkan pelaksanaan K3 di lapangan. Mulai
dari unsur pemerintah, pemerintah daerah, lembaga,
serta masyarakat industry, berkewajiban untuk berperan
aktif sesuai fungsi dan kewajiban masing-masing untuk
terus-menerus melakukan berbagai upaya dibidang K3.
Apabila K3 terlaksana dengan baik maka kasus
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat
ditekan, biaya-biaya yang tidak perlu akibat adanya
kasus-kasus tersebut dapat dihindari sehingga dapat
tercapai suasana kerja yang aman, nyaman, sehat dan
tercipta produktifitas. Apabila produktifitas kerja dan
usaha meningkat, maka akan dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Pada
kesempatan
yang
baik
ini
saya
menghimbau, mengajak, dan mendorong agar semua
Kementrian,
Pemerintah
Provinsi,
Pemerintah
Kabupaten/Kota, Para cendekiawan, Perguruan Tinggi,
10
Organisasi Profesi, Asosiasi, Pemimpin Perusahaan,
Pekerja serta masyarakat lainnya, melakukan upayaupaya
kongkrit
pelaksanaan
K3
dilingkungannya
masing-masing. Sehingga budaya K3 benar-benar
terwujud disetiap tempat kerja dan masyarakat umum
diseluruh tanah air.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Dalam
upaya
peningkatan
pelaksanaan
K3
secara Nasional, telah banyak keberhasilan yang telah
kita capai, antara lain:
• Makin
meningkatnya
jumlah
dan
kualitas
peraturan Perundang-Undangan serta standart
dibidang K3, sehingga diharapkan pedoman
tentang
K3
bisa
dengan
mudah
diimplementasikan;
• Meningkatnya jumlah pengawas ketenagakerjaan
bidang K3 yang tersebar diwilayah Republik
Indonesia, dan dengan diberlakukannya UndangUndang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah
maka
system
pengawasan
dan
11
penempatan pengawas dapat terlaksana dengan
optimal;
• Meningkatnya peran serta masyarakat dalam
upaya pembinaan K3 yang ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah lembaga K3 dan pemeduli
K3;
• Meningkatnya
kesadaran
tenaga
kerja
dan
masyarakat melalui peningkatan jumlah personil
yang memiliki kompetensi K3;
• Meningkatnya perusahaan yang mendapatkan
penghargaan K3;
• Meningkatnya Asosiasi – Asosiasi Profesi K3 dan
Perguruan Tinggi yang memiliki Program K3.
• Peran
serta
Indonesia
dalam
forum-forum
ASEAN, Regional dan Internasional dibidang K3.
Dalam peringatan hari K3 Nasional sebagai tanda
dimulainya bulan K3 Nasional taun ini mengambil tema
pokok,
yaitu
“Tingkatkan
Budaya
K3
untuk
Mendorong Produktivitas dan Daya Saing Di Pasar
Internasional”, sangat tepat dan strategis umtuk
12
mendorong
semua
pihak
berpartisipasi
aktif
membudayakan K3.
Dalam jangka panjang, diaharapkan masyarakat
industri di Indonesia pada khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya memiliki kemandirian dalam
berbudaya K3. Budaya K3 merupakan bagian integral
pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan. Oleh karena itu perlu
dikembangkan oleh semua pihak secara terus menerus.
Saudara-saudara yang berbahagia,
Saya sampaikan rasa terimakasih kepada semua
pihak
yang
telah,
sedang
dan
akan
terus
mengembangkan serta membudayakan K3, sebagai
bagian dari kontribusi kita untuk membangun bangsa
dan Negara yang semakin maju dan dapat bersaing
dengan bangsa dan Negara maju lainnya.
Demikian sambutan saya dan akhirnya, dengan
memohon bimbingan dan perlindungan kepada Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, kiranya peringatan hari
K3 yang dilanjutkan dengan pelaksanaan bulan K3
13
Nasional tahun 2016, dapat diselenggarakan sesuai
rencana dan semoga apa yang kita kerjakan berguna
bagi nusa dan bangsa.
Terima kasih,
Wallahul muwafiq illa aqwami thorieq.
Wassalamualaikum Wr.Wb
14