MAKALAH KIMIA UNSUR REKRISTALISASI docx

MAKALAH
REKRISTALISASI

KELAS A
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Annisa Y. M.
Findy Vitta U.
Rinu Larasati
Rufaida M. H

(K3315007)
(K3315021)
(K3315047)
(K3315053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017

I.

JUDUL : REKRISTALISASI

II.

TUJUAN
Untuk mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan
penerapannya pada pemurnian garam dapur

III.

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Data
B. Perhitungan

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1

Memanaskan 62,5 ml aquades (dengan
penanggas dan air) sampai mendidih

M cawan kosong : 30,46 gr
Garam : kristaal putih

2

Menambahkan 10 gr garam dapur ,
mengaduk sampai larut

Garam +aquades larut


3

Menyaring larutan dan membagi filtrat
menjadi 2

Disaring : filtrat bening

Filtrat 1
1

Menguapkan filtrat diatas cawan porselin
sampai larut

Terbentuk kristal putih

2

Menimbang kristal yang terbentuk


Massa cawan + kristal : 36,02
Massa kristal : 5,56 gr

Filltrat 2
1

Menambahkan 0,25 gr Cao

CaO :putih
CaO + filtrat  larutan putih
keruh dan ada ppt

2

Menambahkan Ba(OH)2 sampai tidak
membentuk endapan

Masih terdapat sedikit ppt

3


Menetesi filtrat dengan (NH4)2 CO3
sampai keruh

Larutan putih susu , ppt hitam ,
bau menyengat

4

Menyaring larutan dan menetralkan filtrat
dengan HCl (uji lakmus)

Memerahkan lakmus

5

Menguapkan filtrat sampai kering dengan
cawam

Terbentuk kristal putih


6

Menimbang kristal yang terbentuk

Massa cawan + kristal : 33,5gr

1. Rendemen NaCl tanpa perlakuan :
Massa NaCl

= (massa cawan + kristal ) – massa cawan kosong
= 36,02 – 30,46
= 5,56 gr

Massa NaCl awal = 10 gr
Rendemen = massa NaCl / massa NaCl awal x 100%
= 5,56 gr /10 gr X 100%
= 55,6 %
2. Rendemen NaCl dengan Perlakuan
Massa NaCl = (massa cawan + kristal) – massa cawan kosong

= 33,5 – 30,46
= 3,04 gr
Rendemen = 3,04 / 10 gr X 100%
= 30,4 %

IV.

PEMBAHASAN
Percobaan yang berjudul “Pemurnian Bahan Melalui Rekristalisasi” bertujuan
untuk mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan penerapannya
pada pemurnian garam dapur kasar.
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dimana zat-zat
tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali (Oxtorty,2001).
Metode rekristalisasi didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan
dengan zat pengotor pada suatu pelarut (Gernaseoni, 1995).
Proses rekristalisasi terdiri dari:

1.
2.
3.

4.

Melarutkan zat murni dalam pelarut tetentu pada atau dekat pelarut.
Menyaring larutan panas dan partikel bahan zat terlarut.
Mendinginkan larutan panas sehingga zat terlarut menjadi kristal.
Memisahkan kristal dari larutan “supernatan” (Robinson, 1998).
Adapun syarat suatu pelarut yang baik untuk rekristalisasi adalah:

1. Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
2.
3.
4.
5.

dengan zat pengotor.
Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal.
Menghasilkan bentuk kristal yang baik dari senyawa yang dimurnikan.
Mudah dipisahan dari kristal.
Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal (Cotton, 1989)
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara memurnikan natrium klorida dari


garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. NaCl merupakan komponen
utama dalam garam dapur. Komponen lainnya merupakan pengotor yang biasanya
berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I-, Br-. Agar perbedaan daya larut antara
NaCl dengan pengotornya cukup besar, maka perlu dilakuan penambahan zat-zat
tertentu. Zat-zat tambahan itu akan membentuk senyawa terutama garam yang sukar
larut dalam air. Selain itu, rekristalisasi dapat dilakukan dengan cara membuat larutan
jenuh dengan menambahkan ion sejenis ke dalam zat yang akan dipisahkan (Saputro,
2017).
Pemurnian garam pada percobaan dibuat dua tahapan perlakuan, yaitu:
1.

Perlakuan awal
Prinsip kerjanya adalah memanaskan 62,5 ml akuades sampai mendidih.
Lalu menambahan 10 gram garam dapur dan mengaduk hingga larut. Menyaring
larutan dan membagi menjadi dua. Tujuan pelarutan garam dapur dengan akuades
yang medidih adalah agar garam dapur melarut sempurna sehingga zat pengotor
hilang. Pelarutan juga mengakibatkan NaCl terionisasi dalam air mebentuk ion Na +
dan Cl-.
Reaksi: NaCl (s) → Na+ (aq) + Cl- (aq) didalam H2O (l)

2. Rekristalisasi melalui penguapan
a. Filtrat tanpa perlakuan
Prinsip kerjanya yaitu menguapkan filtrat dengan cawan porselin,
terbentuk kristal putih. Lalu menimbang massa kristal, diperoleh 5,56 gram.

Jadi rendemen yang dihasilkan pada percobaan adalah 55,6%. Penguapan
bertujuan untuk menguapkan pelarut dan membentuk kristal NaCl yang lebih
murni.
b. Filtrat dengan perlakuan
Prinsip kerjanya yaitu menambahkan filtrat II dengan 0,25 gram CaO,
larutan menjadi keruh dan terdapat endapan. Fungsi penambahan CaO adalah
membentuk garam sukar larut dalam air, yang akan mengendap sehingga
memperbesar perbedaan daya larut antara NaCl dan pengotornya.
Reaksi : 2NaCl (aq) + CaO (s) → CaCl2 (s) + Na2O (aq)
Kemudian menambahan Ba(OH)2 sampai tidak terbentuk endapan.
Ba(OH)2 yang ditambahkan sudah 8 ml, namun masih ada sedikit endapan.
Penambahan

Ba(OH)2


bertujuan

untuk

menjenuhkan

larutan

dan

menghilangkan endapan dari CaO dan pengotornya.
Reaksi yang terjadi :
CaCl2(s) + Na2O(aq) + Ba(OH)2(aq) → BaCl2(aq) + 2NaOH(aq) + CaO(aq)
Lalu menambahkan (NH4)2CO3 sampai keruh, larutan menjadi
berwarna putih susu (keruh), ada endapan hitam dan muncul bau
menyengat. Fungsi penambahan (NH4)2CO3 adalah untuk mengembalikan
ion Cl- agar kembali membentuk NaCl dengan cara mengikat Ba 2+ dari
BaCl2.
Reaksi yang terjadi :
BaCl2(aq) + 2NaOH(aq) + CaO(aq) + (NH4)2CO3(aq) → 2NaCl(s) + Ba(OH)2(aq) + CaCO3(aq) + 2NH4OH(aq)

Lalu menyaring larutan dan menetralkan filtrat dengan HCl encer,
dibutuhkan 25 ml HCl encer dan 1 ml HCl 3M untuk menentralkan filtrat
yang ditandai dengan tidak beubahnya warna kertas lakmus merah. HCl
berfungsi untuk menetralkan filtrat, karena sebelumnya filtrat bersifat basa
akibat penambahan Ba(OH)2 berlebih.
Reaksi yang terjadi :

2NaCl(aq) + Ba(OH)2(aq) + CaCO3(aq) + 2NH4OH(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + BaCl2(aq) +
Ca(OH)2(aq) + 2NH3(g) + H2O(l) + CO2(g) + O2(g)
Lalu menguapkan filtrat sampai kering dengan cawan porselein,
terbentuk kristal putih dengan massa 33,5 gram dengan rendemen 30,4%.
Berdasaran teori, rekristalisasi dengan perlakuan akan menghasilan garam
yang lebih banyak daripada rekristalisasi tanpa perlakuan. Hal ini dikarenakan zat-zat
pengotor lebih banyak terpisahkan dari garam murninya. Namun dari percobaan
rekristalisasi tanpa perlakuan menghasilan 5,56 gram garam, lebih banyak dari
rekristalisasi dengan perlakuan (3,04 gram). Hal ini tidak sesuai teori, yang dapat
disebabkan karena kristal belum benar-benar kering dan masih terdapat zat lain
(pengotor) pada kristal.

V.

KESIMPULAN
1. Rekristalisasi adalah proses pemurnian senyawa padat dan pengotornya
berdasarkan daya larut zat padat dengan pengotornya pada pelarut yang sesuai
2. Berdasarkan Percobaan diperoleh :
a. Rekristalisasi tanpa perlakuan :
m kristal : 5,56 gr ;rendemen : 55,6 %
b. Rekristalisasi dengan perlakuan :
m kristal : 3,04 gr ; rendemen : 30,4 %
3. Reaksi yang terjadi :
NaCl Na+ (aq) + Cl-(aq)
2NaCl (aq) + CaO (aq)  CaCl2 (s) + Na2O (aq)
CaCl2(s) + Na2O (aq) + Ba(OH)2 (aq)  2 NaOH(aq)+ BaCl2 (aq) + CaO(aq)
2NaOH(aq) + BaCl2(aq) + CaO (aq) + (NH4)2CO3 (aq)  NaCl (aq) + Ba(OH)2 (aq) +
CaCO3 (aq)
NaCl (aq) + Ba(OH)2 (aq) +CaCO3 (aq) +HCl (aq) BaCl (aq) + NaCl (aq) + NH3 (g) +Cl2(g)
+H2O(l)

VI.

DAFTAR PUSTAKA
Bernasoni, E. (1995). Teknologi Kimia. Jakarta: PT Padya Pranita.
Cotton. (2010). Kimia Anorganik. Jakarta: UI Press.
Oxitoby, D.W. (2001). Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Robinson, Wiliam R. (1998). General Chemistry. New York: Hoghton Mifflin
Company.

Saputro, Agung N.C. (2017). Petunjuk Praktikum Kimia Unsur. Surakarta:
Laboratorium Kimia FKIP UNS.