Depresiasi Aktiva Tetap depresiasi (1)

Depresiasi Aktiva Tetap

Akuntansi Madya II

Depresiasi Aktiva Tetap

KELOMPOK 3 :

Yayan Albar Watukila (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela Novyndya (1510321053)
Glory Balalembang (1510321055)
Cindy Khaterine Marpaung (1510321056)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2016
Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)

Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

1

Depresiasi Aktiva Tetap

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang kami miliki. Kami juga berterima kasih pada, ibu Nurbayani S.E, M.Si selaku Dosen mata
kuliah Akuntansi Madya II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai aktiva tetap dan depresiasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya

laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 20 Oktober 2016

Penulis

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

2

Depresiasi Aktiva Tetap

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................................
............................................................................................................................................................3
BAB 1PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................................
............................................................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................
............................................................................................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan……………….......................................................................................
............................................................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Aktiva Tetap……………................................................................................
............................................................................................................................................................6
2.2. Pengertian Penyusutan/Depresias Aktiva Tetap ……….................................................
............................................................................................................................................................7
2.3. Faktor-Faktor Yang Terlibat Dalam Proses Penyusutan
2.3.1. Dasar Penyusutan Aktiva …………........................................................................
............................................................................................................................................................8
2.3.2. Estimasi Umur Pelayanan atau Jasa………………………………………................
............................................................................................................................................................9
2.4 Metode Penyusutan

2.41. Metode Aktivitas…………………………………........................................................
..........................................................................................................................................................10
2.4.2. Metode Garis Lurus ...............................................................................................
..........................................................................................................................................................10
2.4.3. Metode Beban Menurun.........................................................................................
..........................................................................................................................................................11
2.5. Metode Penyusutan Khusus
2.5.1. Metode Kelompok dan Gabungan........................................................................
..........................................................................................................................................................12

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

3

Depresiasi Aktiva Tetap


2.5.2. Metode Campuran atau Kombinasi........................................................................
13
2.6. Masalah Penyusutan Khusus
2.6.1. Penyusutan dan Periode persial atau sebagian.....................................................
14
2.6.2. Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap............................................................
14
2.6.3. Revisi Tarif Penyusutan..........................................................................................
14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................
16
3.2. Saran...............................................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
19

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)

Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

4

Depresiasi Aktiva Tetap

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan
didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap
perusahaan mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu guna memperlancar kegiatan yang
dilaksanakan perusahaan.
Aktiva tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan untuk kegiatan
operasionalnya. Aktiva tetap tersebut merupakan salah satu komponen dalam neraca, sehingga
ketelitian dalam pengolahan aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran penilaiannya
dalam laporan keuangan.

Kewajaran penilaian aktiva tetap suatu perusahaan dapat disesuaikan dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2009). Dalam PSAK ini dinyatakan bahwa aset tetap
adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode.
Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

5

Depresiasi Aktiva Tetap

Aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian lebih dari satu tahun, sehingga diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lama. Namun,
manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin menurun manfaatnya secara
terus menerus, dan menyebabkan terjadi penyusutan (depreciation).

Seiring dengan berlalunya waktu, aktiva tetap akan mengalami penyusutan (kecuali tanah).
Faktor yang mempengaruhi menurun kemampuan suatu aktiva tetap untuk memberikan
jasa/manfaaat yaitu : Secara fisik, disebabkan oleh pemakaian dan keausan karena penggunaan
yang berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersedia
dengan yang diminta (misal kemajuan teknologi). Sehingga penurunan kemampuan aktiva tetap
tersebut dapat dialokasikan sebagai biaya.
Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting, karena
mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila menggunakan metode
penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku atau kondisi perusahaan
tersebut, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi. Selain
itu juga mempengaruhi nilai dari aktiva tetap tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
1.

Apa pengertian aktiva tetap?

2.

Apa pengertian penyusutan/depresiasi aktiva tetap?


3.

Apa faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan?

4.

Bagaimana metode penyusutan?

5.

Bagaimana metode penyusutan khusus?

6.

Bagaimana metode campuran atau kombinasi?

7.

Bagaimana masalah penyusutan khusus?


1.3 Tujuan Penulisan
1.

Mengetahui pengertian aktiva tetap.

2.

Mengetahui pengertian penyusutan/depresiasi aktiva tetap

3.

Mengetahui faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan.

4.

Mengetahui metode penyusutan.

5.


Mengetahui metode penyusutan khusus.

6.

Mengetahui metode campuran dan kombinasi.

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

6

Depresiasi Aktiva Tetap

7.

Mengetahui masalah penyusutan khusus.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, sifatnya permanen dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.
Aktiva tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, artinya aktiva tetap dimiliki untuk digunakan
dalam operasi perusahaan bukan untuk dijual kembali (barang dagang) atau investasi.
b. Masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan dan nilai
manfaatnya dapat diukur.
c. Mempunyai nilai yang cukup material, artinya nilai/harga aktiva tersebut cukup tinggi, misalnya
tanah, bangunan, mesin-mesin, investaris, peralatan dan kendaraan.
d. Memiliki wujud fisik (tangible), artinya dapat dilihat atau diraba.
e. Dapat dipakai atau digunakan secara berulang-ulang.

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

7

Depresiasi Aktiva Tetap

Berdasarkan sifatnya, aktiva tetap dibagi atas :
a. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed assets)
Aktiva tetap berwujud seringkali disebut saja aktiva tetap, yaitu aktiva tetap yang
mempunyai bentuk fisik. Terdapat tiga jenis aktiva tetap berwujud, yaitu :
1) Aktiva yang merupakan sumber penyusutan (depresiasi), seperti gedung, peralatan,
investaris dan kendaraan.
2) Aktiva yang merupakan sumber deplesi seperti tambangdan mineral/sumber-sumber
alam.
3) Aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau deplesi, seperti tanah untuk tempat
bangunan persahaan.
b. Aktiva Tetap Tidak Berwujud ( Intangible Fixed Assets)
Aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi mempunyai niali/manfaat bagi perusahaan
yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, seperti hak paten, goodwill, hak cipta, hak
monopoli, merek dagang, biaya riset dan pengembangannya, dan biaya pendirian
perusahaan.
2.2 Pengertian Penyusutan/Depresiasi Aktiva Tetap
Aset tetap suatu entitas memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dan seiring
dengan pemakaian aset tetap tersebut maka kemampuan potensial aset tetap tersebut untuk
menghasilkan pendapatan akan semakin berkurang. Oleh karena itu, biaya perolehan aset tetap
harus dialokasikan sepanjang umur dari aset tersebut secara sistematis. Pengalokasian ini sesuai
dengan prinsip matching cost against revenue. Depresiasi adalah metode pengalokasian biaya
aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset
tersebut.
Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam mengalokasikan nilai aset
tetap sebagai biaya depresiasi, yaitu :
a.

Nialai biaya aset yang didepresikan (depreciable assets)
Nialai biaya aset yang didepresikan (depreciable assets) merupakan nilai yang akan

dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaat dari aset. Nilai ini dihitung dengan
mengurangkan biaya perolehan dari suatu aset (nilai pada saat pengukuran awal) terhadap
estimasi nilai residu atau nilai sisa dari aset pada akhir periode masa manfaat aset tersebut. Nilai
residu atau nilai sisa merupakan estimasi nilai yang akan diperoleh entitas ketika dilakukan
penjualan aset atau penghentian aset dari penggunanya ketika akhir periode masa manfaat aset.

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

8

Depresiasi Aktiva Tetap

b.

Taksiran masa manfaat aset tetap
Masa manfaat suatu aset merupakan jangka waktu dimana suatu aset diekspetasikan dapat

digunakan oleh suatu entitas. Dalam menentukan masa manfaat suatu aset entitas mendasarkan
pada kebijakan pengelolaan aset entitas yang didasarkan pada pertimbangan akan dilakukannya
penghentian penggunaan suatu aset setelah waktu penggunaan tertentu atau pengonsumsian
proporsi tertentu dari masa ekonomisnya. Selain itu, suatu entitas juga sering kali menetapkan
masa manfaat aset tetap.
Dalam menentukan masa manfaat suatu aset, suatu entitas mempertimbangkan beberapa
factor sebagai berikut :
1)
2)

Ekspatasi penggunaan aset
Keusangan teknis dan komersial dari aset tersebut karena perbahan teknologi atau pasar

3)

aset.
Pemabatasan legal atau penggunan aset, seperti tanggal kadaluarsa penggunaan aset yang
tertera dalam suatu kontrak.

c.

Metode depresiasi yang sesuai
Metode depresiasi menentukan cara dalam mengalokasikan penyusutan nilai aset secara

sistematis selama periode masa manfaat aset. Metode yang dipilih oleh suatu entitas harus
mencerminkan ekspatasi pola pengguna aset. Pola pengguna suatu aset dapat merupakan fungsi
dari waktu atau fungsi dari penggunaan secara fisik.
Tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas adalah sebagai berikut :
1)

Metode garis lurus (akan menghasilkan pembebanan yang konstan selama masa manfaat

2)

aset bila estimasi nilai residu aset tidak berubah dan tidak terjadi penurunan nilai aset)
Metode pembebanan menurun (akan menghasilkan pembebanan yang semakin munurun

3)

selama masa manfaat aset)
Metode unit produksi (akan menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada ekspetasi
penggunaan aset atau output yang dihasilkan)
Alokasi biaya dari aset yang didepresikan dalam biaya depresiasi harus diukur secara

sistematik dan rasional dengan mempertimbangkan nilai biaya aset yang didpresiasikan (biaya
perolehan aset dikurangi nilai residu) selama ekspetasi periode manfaat aset, tanpa melihat
apakah suatu aset dinilai dengan menggunakan model biaya (cost model) atau model revalusi
(revalution model) sebagai kebijakan akuntansinya. Penentuan umur manfaat aset harus
Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

9

Depresiasi Aktiva Tetap

mempertimbangkan banyak hal seperti perubahan teknologi, lama waktukerusakan normal dari
aset, penggunaan fisik dari aset, faktor hukum, kontrak yang mengikat suatu entitas untuk memilih
metode alokasi biaya yang sesuai dengan entitas tersebut. Pemilihan metode tersebut hendaknya
mencerminkan penggunaan dari aset tersebutyang biasa dapat merupakan fungsi dari waktu atau
fungsi penggunaan secara fisik.
2.3 Faktor-faktor yang Terlibat dalam Proses Penyusutan
2.3.1 Dasar Penyusutan Aktiva
Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor: biaya awal dan
nilai sisa. Nilai sisa adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva itu dijual atau
ditarik dari penggunaanya. Nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan nilainya
atau disusutkan selama masa manfaatnya. Sebagai gambaran, jika suatu aktiva memiliki biaya Rp.
10.000,00 dan nilai sisa sebesar Rp. 1.000,00 maka dasar penyusutannya adalah Rp. 9.000,00.
2.3.2 Estimasi Umur Pelayanan atau Jasa
Umur pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya sering kali tidak sama. Sebuah mesin secara
fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah produk tertentu selama beberapa tahun melebihi umur
pelayanannya. Tetapi sebuah perusahaan mungkin tidak menggunakan mesin selama seluruh
tahun itu karena biaya pembuatan dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu tinggi.
Aktiva ditarik dari penggunaan karena dua alasan: faktor-faktor fisik (seperti kerusakan atau
habisnya umur fisik) dan faktor-faktor ekonomi (keusangan). Faktor-faktor fisik adalah keausan,
dekomposisi, dan kerusakan yang membuat aktiva tersebut sulit untuk bekerja tanpa batas. Faktorfaktor fisik ini menetapkan batas luar untuk umur pelayanan aktiva.
Faktor-faktor ekonomi atau fungsional dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori:
1. Ketidaklayakan (inadequacy) terjadi apabila suatu aktiva tidak berguna lagi bagi
perusahaan tertentu karena permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat.
2. Penggantian (supersession) adalah penggantian satu aktiva dengan aktiva lainnya yang
lebih efisien dan ekonomis.
3. Keusangan (obsolescence) adalah tempat pembuangan untuk situasi yang tidak
melibatkan ketidaklayakan dan penggantian.

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

10

Depresiasi Aktiva Tetap

Dalam banyak kasus, perusahaan mengestimasi masa manfaat aktiva berdasarkan
pengalaman masa lalu perusahaan dengan aktiva yang sama atau sejenis yang lainnya
menggunakan metode statistik yang canggih untuk menentukan masa manfaat untuk tujuan
akuntansi.
2.4 Metode Penyusutan
Faktor ketiga yang terlibat dalam proses penyusutan adalah metode pembagian biaya secara
adil. Profesi akuntan mewajibkan metode penyusutan yang digunakan harus ‘sistematis dan
rasional’. Perusahaan menggunakan sejumlah metode penyusutan sebagai berikut.
1. Metode aktivitas (unit penggunaan atau produksi)
2. Metode garis lurus.
3. Metode beban menurun (dipercepat):
a. Jumlah-angka-tahun.
b. Metode saldo menurun.
4. Metode penyusutan khusus:
a. Metode kelompok dan gabungan/komposit.
b. Metode campuran atau kombinasi.
Contoh data yang digunakan untuk mengilustrasikan metode penyusutan:
Biaya mesin derek
Estimasi masa manfaat

Rp. 500.000
5 tahun

Estimasi nilai sisa

Rp. 50.000

Umur produktif dalam jam

30.000 jam

2.4.1 Metode Aktivitas
Metode aktivitas juga disebut pendekatan beban variabel atau pendekatan unit produksi,
mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan
dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang disediakan
(unit-unit yang diproduksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Secara konseptual,
asosiasi biaya yang tepat ditetapkan dalam istilah output bukan jam yang digunakan, tetapi sering
kali output ini sulit untuk diukur. Dalam kasus seperti ini, ukuran input seperti jam mesin adalah
metode yang lebih tepat dalam mengukur jumlah dollar beban penyusutan selama periode
akuntansi tertentu.
Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

11

Depresiasi Aktiva Tetap

Penentuan umur mesin derek tidak memiliki masalah tertentu karena penggunaan (jam) relatif
lebih mudah untuk diukur. Jika seseorang menggunakan mesin derek itu selama 4.000 jam pada
tahun pertama, maka beban penyusutannya adalah:
(Biaya dikurangi nilai sisa) x Jam tahun ini
Total estimasi jam
= Beban penyusutan
(Rp. 500.000 – Rp. 50.000) x 4.000
30.000
= Rp. 60.000
Keterbatasan dalam metode ini adalah bahwa metode itu tidak tepat untuk digunakan pada
situasi dimana penyusutan merupakan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas.
2.4.2 Metode Garis-Lurus
Metode ini mempertimbangkkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu ke waktu, bukan
fungsi dari penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek karena
kemudahannya. Prosedur garis-lurus secara konseptual sering kali juga merupakan prosedur
penyusutan yang paling sesuai. Apabila keusangan bertahap merupakan alasan utama atas
terbatasnya umur pelayanan, maka penurunan kegunaannya akan konstan dari periode ke
periode. Stanley menghitung beban penyusutan untuk mesin derek sebagai berikut.
(Biaya dikurangi nilai sisa)
Estimasi umur pelayanan
= Beban penyusutan
(Rp. 500.000 – Rp. 50.000)
5
= Rp. 90.000

Keberatan utama terhadap metode ini adalah bahwa metode ini didasarkan atas dua asumsi
yang tidak realistis: (1) kegunaan ekonomi aktiva itu sama setiap tahun, dan (2) beban reparasi
dan pemeliharaan pada dasarnya sama setiap periode.
2.4.3 Metode Beban Menurun
Metode beban menurun menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun
awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena metode ini membolehkan

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

12

Depresiasi Aktiva Tetap

pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibanding metode garis lurus, sehingga
sering disebut metode penyusutan dipercepat.
Apakah justifikasi utama pada pendekatan ini? Justifikasi utama untuk pendekatan ini adalah
bahwa lebih banyak penyusutan harus dibebankan pada tahun-tahun awal karena aktiva lebih
produktif pada tahun-tahun tersebut. Argumen lainnya yang diajukan adalah bahwa metode
dipercepat memberikan biaya yang konstan karena beban penyusutan lebih rendah dalam periode
terakhir, dimana pada waktu itu biaya reparasi dan pemeliharaan sering kali lebih tinggi. Secara
umum, satu dari dua metode beban menurun digunakan: metode jumlah-angka-tahun atau metode
saldo menurun.
Metode jumlah-angka-tahun menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan
pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa). Setiap
pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1 = 15) jumlah tahun
estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Dengan metode ini, pembilang
menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan. Pada akhir masa manfaat aktiva, saldo
yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.
Metode saldo menurun menggunakan tarif penyusutan berupa beberapa kelipatan metode
garis-lurus. Sebagai contoh, tarif saldo menurun berganda untuk aktiva 10 tahun akan menjadi
20% (dua kali tarif garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%). Tarif saldo menurun tetap konstan dan
diaplikasikan pada nilai buku yang menurun setiap tahun.
Tidak seperti metode lainnya, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan
dalam menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aktiva pada
awal setiap periode. Karena nilai buku menurun yang kkonstan diaplikasikan pada nilai buku yang
terus menurun yang ini terus berlangsung hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi
nilai sisanya, dimana pada saat tersebut penyusutan akan dihentikan.
Perusahaan sering kali beralih dari metode saldo menurun ke metode garis-lurus mendekati
akhir dari masa manfaat aktiva untuk meyakinkan bahwa aktiva hanya disusutkan sampai pada
nilai sisa.
2.5 Metode Penyusutan Khusus

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

13

Depresiasi Aktiva Tetap

Kadang-kadang perusahaan menggunakan penyusutan khusus. Karena aktiva yang terlibat
memiliki karekteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metode
penyusutan khusus. Dua dari metode khusus ini akan dibahas berikut ini.
1. Metode kelompok dan gabungan/komposit.
2. Metode campuran atau kombinasi.
2.5.1 Metode Kelompok dan Gabungan
Terdapat dua metode penyusutan untuk beberapa akun aktiva yang digunakan, yaitu: metode
kelompok dan metode gabungan. Pemilihan metode bergantung pada jenis aktiva yang terlibat.
Metode kelompok sering digunakan apabila aktiva yang bersangkutan cukup homogen dan
memiliki masa manfaat yang hampir sama. Pendekatan gabungan digunakan apabila aktiva
bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. Metode kelompok lebih mendekati
prosedur biaya unit tunggal karena penyimpangan dari rata-rata tidak besar. Metode perhitungan
kelompok atau gabungan pada dasarnya sama: yaitu, menemukan rata-rata dan menyusutkannya
atas dasar rata-rata tersebut.
Perusahaan menentukan tarif penyusutan gabungan dengan membagi penyusutan per tahun
dengan total biaya aktiva. Perbedaan antara metode gabungan dan kelompok dengan metode
penyusutan unit tunggal menjadi jelas ketika kita membahas penarikan aktiva. Jika suatu aktiva
ditarik sebelum, atau sesudah rata-rata masa manfaat kelompok aktiva dicapai, maka kerugian
atau keuntungan yang timbul dicatat dalam akun Akuntansi Penyusutan. Praktek ini dibenarkan
karena beberapa aktiva akan ditarik sebelum masa manfaat rata-rata dan lainnya setelah masa
manfaat rata-rata. Karena alasan ini, debet kke akun Akumulasi Penyusutan adalah perbedaan
antara biaya awal dan kas yang diterima. Tidak ada untung atau rugi atas disposisi yang dicatat.
Metode kelompok atau gabungan menyederhanakan proses pembukuan dan cenderung
merata-ratakan kesalahan yang disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan penyusutan. Sebagai
akibatnya, laba periodik tidak terdistorsi oleh keuntungan atau kerugian atas pelepasan aktiva.
Di pihak lain, metode unit memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode kelompok
atau gabungan: (1) metode unit menyederhanakan perhitungan secara sistematis. (2)
mengidentifikasi keuntungan dan kerugian atas pelepasan. (3) mengisolasi penyusutan atas
peralatan yang menganggur (4) merupakan estimasi terbaik untuk penyusutan setiap aktiva, bukan
hasil perata-rataan biaya selama suatu periode waktu yang lebih panjan. Sebagai konsekuensinya,
Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

14

Depresiasi Aktiva Tetap

metode unit umumnya digunakan dalam praktek dan diasumsikan digunakan dalam soal-soal
pekerjaan rumah kecuali dinyatakan lain.
2.5.2 Metode Campuran atau Kombinasi
Selain metode penyusutan yang sudah disinggung, perusahaan juga bebas mengembangkan
metode penyusutan sendiri yang khusus atau dibuat khusus. Prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu menghasilkan pengalokasian biaya aktiva
selama umur aktiva dengan cara yang sistematis dan rasional.
Sebagai contoh, metode penyusutan campuran digunakan secara luas pada industri baja
yang merupakan kombinasi dari pendekatan garis-lurus/aktivitas dan sering disebut metode
produksi variabel.

2.6 Masalah Penyusutan Khusus
2.6.1 Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebagian
Dalam menghitung beban penyusutan periode parsial, perusahaan harus menentukan beban
penyusutan untuk setahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban penyusutan ini pada dua
periode yang terlibat. Proses ini seharusnya terus berlangsung selama masa manfaat aktiva.
Terkadang perusahaan seperti Steeltex memodifikasi proses pengalokasian biaya ke periode
parsial untuk menangani akuisisi dan pelepasan aktiva tetap secara lebih sederhana. Penyusutan
dapat dihitung selama periode penuh pada saldo pembukaan akun aktiva bersangkutan dan tidak
ada penyusutan yang dibebankan atas akuisisi selama tahun tersebut. Kemudian, membebankan
penyusutan setahun penuh pada tahun pelepasan. Variasi lainnya adalah membebankan
penyusutan setengah tahun pada tahun akuisisi dan pelepasan (disebut sebagai konvensi
“setengah tahun”), atau membebankan satu tahun penuh pada tahun akuisisi dan tidak melakukan
pembebanan pada tahun pelepasan.
Kenyataannya, Steeltex menggunakan salah satu dari beberapa kebijakan pecahan tahun
dalam mengalokasikan biaya ke tahun pertama dan terakhir dari umur aktiva selama metode
tersebut diaplikasikan secara konsisten. Akan tetapi, kecuali dinyatakan lain, penyusutan biasanya
dihitung atas dasar bulan penuh terdekat.
Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

15

Depresiasi Aktiva Tetap

2.6.2 Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap
Suatu konsepsi yang salah tentang penyusutan adalah bahwa penyusutan menyediakan
dana bagi penggantian aktiva tetap. Penyusutan sama dengan beban lain yang mengurangi laba
bersih. Perbedaannya adalah penyusutan tidak melibatkan arus kas keluar periode berjalan.
Dana untuk penggantian aktiva berasal dari pendapatan (yang dihasilkan melalui
penggunaan aktiva). Tanpa pendapatan, tidak ada laba yang diwujudkan dan tidak ada arus kas
masuk yang dihasilkan.
2.6.3 Revisi Tarif Penyusutan
Ketika aktiva tetap dibeli, tarif penyusutan ditentukan dengan hati-hati berdasarkan
pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasi lainnya yang berkaitan. Akan tetapi,
provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan mungkin perlu untuk merevisinya selama
umur aktiva. Kemunduran fisik yang tidak diharapkan atau keusangan yang tidak terduga dapat
membuat masa manfaat aktiva lebih pendek daripada yang diestimasikan semula. Prosedur
pemeliharaan yang ditingkatkan, revisi prosedur operasi, atau pengembangan sejenis dapat
memperpanjang umur aktiva melebihi periode yang diharapkan

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

16

Depresiasi Aktiva Tetap

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan penting dalam kegiatan
usaha perusahaan. Aktiva tetap biasanya menyangkut jumlah dana yang sangat besar dan untuk
beberapa perusahaan tertentu jumlah aktiva tetap adalah yang terbesar dibandingkan jenis aktiva
lainnya.
Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan
jenis kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Secara umum, menurut
Kieso, dkk (2004) penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:
1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari: Aktiva Berwujud (Tangible Assets) dan
Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets).
2. Dari sudut pandang penyusutannya, terdiri dari: Aktiva Tetap yang Disusutkan
(Depreciated Plant Asset) dan Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan (Undepreciated
Plant Asset).
3. Dari sudut pandang umurnya, terdiri dari: Aktiva tetap berwujud yang umur atau
masa kegunaannya tidak terbatas, Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa
kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya telah berakhir serta Aktiva berwujud yang umur atau masa
kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya sudah habis.
Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama
masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematik.
Metode–metode penyusutan yaitu metode Garis-Lurus, metode Saldo Menurun, metode
Jumlah angka – angka tahun dan sebagainya.
Pengeluaran Selama Masa Pemakaian Aktiva Tetap dapat dikelompokkan menjadi reparasi
dan pemeliharaan, penggantian, perbaikan, penambahan dan penyusunan kembali aktiva tetap.

3.2 Saran
Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

17

Depresiasi Aktiva Tetap

Masalah pengalokasian biaya penyusutan merupakan masalah penting, karena
mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila menggunakan metode
penyusutan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku atau kondisi perusahaan
tersebut, maka akan mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan setiap periode akuntansi. Yang
perlu diingat bahwa manajemen dapat memilih satu atau lebih metode yang dianggap paling
sesuai. Dan bila sudah menetapkan satu metode, harus ditetapkan secara konsisten, sepanjang
masa penggunaan aktiva yang bersangkutan, sehingga laporan keuangan dari periode ke periode
dapat diperbandingkan.

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

18

Depresiasi Aktiva Tetap

Daftar Pustaka
Kieso, Donald E, 2009, Akuntansi Intermedite, Edisi Keduabelas Jilid2, Yogyakarta : Erlangga
Sucipto, Toto, Dkk, 2011, Akuntansi tingkat Menengah, Edisi Pertama, Bogor : Yudistira
Martani, Dwi, Dkk, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Buku 1, Jakarta : Salemba Empat

Kelompok 3 :
Yayan AW (15103210)
Arnes (1510321052)
Bela N (1510321053)
Cindy CM (15103210)
Glory B (15103210)

19