BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum - Strategi Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

  Perpustakaan Umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh danaumum dengan tujuan melayani umum. Perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran yang terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan tempat memperoleh informasi mengenai berbagai masalah, tempat rekreasi intelektual serta tempat belaar berkesinambungan.

  Menurut Sutarno (2006; 37) Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu, dan penggunaanya oleh seluruh lapisan masyarakat dan memberikan kesempatan dan akses layanan bagi semua orang untuk memanfaatkannya.

  Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai leembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama.

  Menurut Reitz yang dikutip oleh hasugian (2009; 77) Perpustakaan umum adalah “ A librarry or library system that provides unrestricted acces to library resources and services free of charge to all the resident of a given community, district, or geographich region, supported wholly or in part by public funds”. Dalam pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa Perpustakaan Umum adalah sebuah peppustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.

  Perpustakaan umum didefenisikan sebagai suatu organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat baik melalui pemerintah lokal, regional maupun nasional atau melalui berbagai bentuk organisasi masyarakat. merupakan sumber ilmu pengetahhuan yang memiliki peran sebagai penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Perpustakaan umum menyediakan dan melayani segala informasi yang dibutuhkan oleh pengguna di suatu daerah tertentu tanpa membedakan penggunannya. Perpustakaan umum didanai oleh umum serta jasa yang diberikan pada dasarnya Cuma-Cuma sebagai media mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

  Tujuan perpustakaan umum adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari pusat informasi lainnya yang bersama-sama bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu masyarakat yang terinsformasi.

  Secara teknis, tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan masyarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras, pekerjaan, serta layanan cuma – cuma bagi umum.

  Menurut Hermawan (2006; 31) perpustakaan umum mempunyai 5 tujuan utama yaitu: a)

  Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

  b) Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

  c) Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

  d) Bertindak selaku agen kultur, sehingga menjjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

e) Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjanag hayat.

  Menurut Siregar (2004; 39), menyatakan bahwa: “Tujuan utama perpustakaan umum adalah memberikan sumberdaya dan pelayanan dalam kebutuhan pendidikan, informasi, dan pengembangan individu/pribadi, termasuk rekreasi dan menisi waktu luang.

  Dilihat dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, Perpustakaan Umum memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebiih baik. Perpustakaan umum menyediakan sumber informasi yang cepat, murah dan tepat mengenai topik-topikn yang sedang hangat dalam masyarakat maupun topik yang berguna bagi mereka. Selain itu perpustakaan umum membantu warga mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat bermanfaat bagi mmasyarakat sekitar.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

  Untuk mencapai tujuan di atas perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan secara umum menurut Hasugian (2009; 82) yakni : 1.

  Penyimpanan 2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural 6. Fungsi rekreasi

  Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari sistem pembelajaran hayat berfunggsi sebagai : a.

  Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.

  b.

  Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang. c.

  Pendidikan, mengembanngkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian dan

  Rekreasi, dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang

  Sedangkan dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000; 6), yakni : 1.

  Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

  2. Penyediaan, langganan, tukar menukar, dan lain-lain 3.

  Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

  4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

  5. Pendayagunaan koleksi 6.

  Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain-lain 7. Pemasyarakatan perpustakaan.

  8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

  9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

  10. Menajalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

  11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan. Sehubungan dengan fungsi tersebut di atas Siregar, (2004; 76) menjelaskan peran utama perpustakaan umum yang ditugaskan pemerintahan negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu : 1.

  Membantu masyarakat terutama remaja dan anak-anak menjadi melek informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca 2. Membantu orang dewasa untuk “belajar sepanjang hayat” dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan karier

  3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya memiliki fungsi yang kompleks, selain sebagai sarana belajar, penelitian dan pengembangan minat baca, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat pelestaraian bahan pustaka lokal atau dengan istilah lain sebagai pusat deposit lokal dalam membantu masyarakat umum untuk belajar dalam mengembbangkan diri.

2.1.4 Peran Perpustakaan Umum

  Peran perpustakaan umum sesungguhnya sangat strategis di tengah-tengah masyarakat. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Perpustakaan juga pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu pengetahuan dan informasi yang teersedia untuk para penggunanya.

  Menurut Sutarno (2006; 68) peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan olelh perpustakaan antara lain: a.

  Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestariian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

  b.

  Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi mengghubungkan anatra sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.

  c.

  Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

  d.

  Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya. e.

  Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingi mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agenn pembangunan dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

  g.

  Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nnonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

  h.

  Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak. i.

  Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya. j.

  Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif. k.

  Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimmanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan indispliner.

  Sedangkan Sutarno (2003; 55), menjelaskan bahwa beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan umum antara lain:

  1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

  2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk mennjalin dan mengembangkan komunikasi anatar semua pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayaninya. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

  4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembanngkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

  5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan, agen pengembangan dan agen pembangunan kebudayaan manusia.

  6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.

  Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa perpustakaan umum dapat berpera aktif sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

2.1.5 Koleksi Perpustakaan Umum

  Koleksi perputakaan sangat besar peranannya dalam menunjanng pelayanan informasi yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Pada dasar nya setiap perpustakaan mempunayai koleksi, namun masing-masing perpustakaan tersebut menyediakan koleksi yang dapat menunjang program atau kegiatan sesuai dengan fungsi dan jenis perpustakaan yang bersangkutan. Besar kecilnya koleksi perpustakaan teergantung pada jumlah anggota, bidang spesialisasi, serta dana yang tersedia, disamping itu besar kecil dan ragam koleksi juga tergantunng pada jenis perpustakaan.

  Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliput i segala macam bentuk cetakan dan rekaman. Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggara Perpustakaan Umum (2000; 19), dinyatakan bahwa :

  “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, dan surta kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain”. terdiri dari bahan pustaka, audio visual dan terbitan berseri yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat umum.

  Perpustakaan harus memberikan ciri bagi jenis perpustakaan yang dibentuk. Jennis koleksi yang terdapat di perpustakaan umum harus sesuai dengan kebutuhan pengguna masyarakat. Karena koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah perpustakaan. Koleksi perpustakaan umum harus mencakup semua disiplin ilmu dan dimaksudkan untuk dipakai oleh semua lapisan masyarakat, sehingga penekanannya terlatak pada variasi jenis koleksi.

  Menurut Sutarno (2006; 71) pengelompokkan bahan pustaka diperpustakaan terdiri atas :

  1. Kelompok bahan pustaka umum.

  2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).

  3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar).

  4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar.

  5. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).

  6. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset, video, dan lain-lain.

  7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain.

  8. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan sebagainya.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan harus memperhatikan koleksi guna mendukung, memperlancar, dan meningkatkan kualitas koleksi perpustakaan agar dapat memberikan informasi yang dapat disesuaikan dan dimanfaatkan dengan kebutuhan masyarakat.

2.2 Sistem Pelayanan Perpustakaan

  Pelayanan perpustakaan merupakan tugas penting dari setiap perpustakaan untuk melayani masyarakat umum. Pelayanan perpustakaan berarti kesibukan yang tak ada akhirnya, kecuali perpustakaan menyatakan jam layanan ditutup. Layanan merupakan semua jenis kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan dengan hubungan baik secara langsung kepada pengguna, maka koleksi harus cukup perpustakaan.

  Menurut Darmono (2001; 134) menyatakan bahwa “layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang memiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa pelayanan perpustakaan adalah pemberian informasi kkepada pengguna.

2.2.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Open Access)

  Dalam sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberi kebebasan kepada para pemakai untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan di pinjam serta di kembalikan.

  Menurut Darmono (2001; 139) pengertian sistem layanan terbuka aadalah “sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang di kehendakinya dari jajaran koleksi perpustakaan”. Pendapat-pendapat di atas menyatakan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih langsung bahan pustaka apa yang mereka butuhkan.

  Sistem pelayanan terbuka ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan seperti:

a. Kelebihannya

  Adapun kelebihan dari pelayanan terbuka adalah: 1.

  Pengguna bebas memilih bukunya sendiri, artinya pemakai dapat melakukan browsing atau pemilihan koleksi secara bebas di rak. Jika pemakai tersebut ingin mencari buku mengenai suara topik tertentu (misalnya saja bertanam dengan cara hidroponik) maka dia dapat memilih-milih sendiri buku yang cocok dengan keinginanya di rak.

  2. Kebebasan ini menimbulkan rangsangan untuk membaca. Ketika dia yang menarik perhatiannya, dan karena tertarik dia akan melihat-lihat dan mungkin saja dia akan membacanya.

3. Kalau buku yang di kehendaki tidak ada, dapat memilih buku yang lain.

  Mungkin pada saat masuk perpustakaan seorang pemakai berniat untuk mencari buku dengan judul dan pengarang tertentu (misalnya saja Manajemen Perpustakaan karangan Sutarno NS). Pemakai tersebut dapat mencari judul buku yang di maksudkannya tersebut langsung ke rak buku (jika dia tahu lokasi buku tersebut), atau mencari dulu di katalog. Pada saat mencari buku di rak, ternyata buku Manajemen Perpustakaan karangan Sutarno NS tidak ada, namun pemakai tersebut menemukan buku lain dengan judul kurang lebih sama misalnya Manajemen Perpustakaan yang di karang oleh Lasa HS, dan isi buku tersebut cocok dengan kebutuhannya. Maka pemakai tersebut dapat menggunakan buku tersebut sebagai pengganti buku yang di carinya karena topik dan isi buku tersebut sama dengan buku yang di carinya.

  4. Pemakai di latih untuk dapat di percaya dan diberi tangggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan

b. Kekurangannya

  Adapun kekurangan dari pelayanan terbuka adalah: 1.

  Susunan buku dalam rak menjadi sulit teratur. Sebagai akibat dari kebebasan pemakai mengambil buku ke rak, maka susunan rak tersebut akan menjadi tidak teratur. Untuk mengurangi ketidak teraturan susunan buku ini, maka perpustakaan harus memberikan peringatan bahwa pemakai tidak boleh menyimpan sendiri koleksi yang sudah di guanakannya ke dalam rak. Juga perlu diingatkan bahwa hanya buku yang di perlukan saja yang di ambil dari rak dan di baca di meja baca yang sudah disediakan, bukan membacanya di sela-sela rak. Pendidikan pemakai perlu dilakukan secara terus menerus agar pemakai mengetahui cara-cara mencari buku seara sistematis dan benar.

  Dengan demikian pemakai tidak akan mencari buku dengan cara mmengacak- acak rak secara sembarangan.

  2. Kemungkinan banyak buku yang hilang. Buku hilang juga merupakan salah baik terutama di pintu keluar. Untuk mengurangi penyobekan halaman buku, maka perlu di lakukan monitoring oleh petugas atau pustakawan. Beberapa perpustakaan besar sering menempatkan kamera pengontrol (atau cermin cembung sebagai cermin pengawas) pada tempat-tempat yang di perkirakan akan terjadi penyobekan. Penyediaan mesin fotokopi yang dekat dengan ruang koleksi juga perlu dipertimbangkan, khususnya apabila di perpustakaan tersebut banyak koleksi yang tidak di pinjamkan. Dengan penyediaan mesin fotokopi tersebut kemudahan mendapatkan salinan buku dapat di peroleh oleh pengguna sehingga mengurangi keinginan untuk melakukan penyobekan atau pencurian oleh pemakai perpustakaan.

  3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa, sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untutk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang di kehendaki dari jajaran koleksi. Namun sistem layanan terbuka membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku hilang relatif lebih besar.

2.2.2 Sistem Pelayanan Tertutup (Close Accsess)

  Kebalikan dari sistem pelayanan terbuka adalah sistem pelayanan tertutup dimana pengunjung tidak boleh masuk ke ruangan koleksi, tetapi koleksi yang di butuhkan harus diambilkan oleh petugas. Penelusuran/pencarian koleksi harus melalui katalog. Petugas selain mencatat peminjaman dan pengembalian, juga mengembilkan dan mengembalikan koleksi ke rak.

  Sistem pelayanan tertutup ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan seperti:

a. Kelebihannya

  Adapun kelebihan dari pelayanan tertutup adalah:

  1. Susunan dan letak buku lebih teratur dan terpelihara. Hal ini karena hanya petugas (yang tentunya sudah terampil dalam menyusun buku) yang menyimpan dan mengambil buku ke rak. Tidak perlu ada petugas khusus untuk mengawasi pengguna. Dengan demikian keamanan koleksi dapat terjaga dengan sendirinya dikutip oleh pijiastuti Ramdan 2009 b.

   Kekurangannya

  Adapun kekurangan dari pelayanan tertutup adalah : 1. kebebasan melihat buku tidak ada, harus dicari melalui katalog. Artinya pemakai perpustakaan tidak dapat melakukan browsing atau pemilihan sendiri koleksi yang di butuhkannya di rak. Karena untuk mencari koleksi pemakai tergantung kepada katalog perpustakaan, maka katalog perpustakaan harus betul-betul baik dan dapat diandalkan (reliable).

  2. Meihat dari katalog kadang-kadang mengesalkan, karena dalam catalog ada, tetapi bukunya sering tidak ada, dan harus memilih lagi sampai berulang- ulang.

  3. Petugas harus mengabilkan dan mengembalikan buku. Inilah resiko penerapan sistem pelayanan tertutup. Karena itu di perlukan petugas yang cukup banyak di bagian pelayanan. Kadang-kadang faktor manusia yaitu kelelahan perlu di perhitungkan dalam melayani pemakai. Kadang-kadang, jika petugas lelah dalam melayani, petugas cenderung kurang teliti dalam mencari koleksi yang di butuhkan pengguna sehingga buku yang seharusnya ditemukan di rak dikatakan tidak ada kepada pengguna. Untuk menghindari hal ini pada perpustakaan yang jumalah pemakainya besar, perlu di lakukan pergiiliran tugas (shifft). Dengan demikian petugas bisa secara bergiliran beristirahat.

  4. Katalog harus lengkap. Seperti sudah dijelaskan, karena pemakai perpustakaan sepenuhnya tergantung kepada katalog perpustakaan untuk mencari kebutuhan informasinya, maka katalog tersebut harus lengkap dan dappat diandalkan (Ramdan, 2009)

2.3 Strategi Pustakawan

  2.3.1 Pengertian Strategi

  Sebelum membicarakan tentang strategi pustakawan, terlebih dahulu kita didefinisikan oleh beberapa ahli, yang intinya menyatakan bahwa strategi adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi dapat dikatakan sebagai suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu yang dapat dianggap penting, dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar. Strategi dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas apa yang sedang dan akan dilaksanakan perusahaan demi mencapai tujuan yang ingin dicapai.

  Menurut Hamel dan Prahalad pengertian strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

  2.3.2 Pengertian Pustakawan

  Pustakawan tentunya bertautan erat dengan kata pustaka. Jadi bila akan didefenisikan, maka pustakawan adalah orang yang pekerejaannya atau profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. Bahan pustaka dapat berupa buku, majalah, surat kabar, bahna pandang-dengar, dan multi media. Dalam bahasa Inggris pustakawan disebut sebagai “librarian” yang juga terkait denan kata “library”. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah pustakawan diperkaya lagi dengan istilah-istilah lain, meskipun hakikat pekerjaannya sama, yaitu sama- sama mengelola informasi, diantaranya pakar informasi, pakar dokumentasi, pialang informasi, manager pengetahuan, dan sebagainya.

  Menurut IPI dalam Hermawan (2006; 45) Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesusai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

  Menurut Undang-undang R.I No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan

  Pasal 1 ayat 8 dalam Hasugian ( 2009; 137 ) bahwa Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang di peroleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan pengelolaan dan pelayanan.

  Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi melalui pendidikan yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan dan pelayanan.

2.3.3 Tugas Pokok Pustakawan

  Untuk memenuhi persyaratan jabatan fungsional dan promosi untuk jabatan yang lebih tinggi masing-masing jenjang jabatan pustakawan memiliki tugas pokok yang harus dilakukan.

  Menurut Hermawan (2006; 50) tugas pokok pustakawan adalah tugas kepustakawanan yang wajib dilakukan oleh setiap pustakawan sesuai dengan jenjang jabatannya. Tugas pokok pustakawan adalah sebagai berikut: A.

   Tugas Pokok Pustakawan Tingkat Terampil

  Menurut Hermawan (2006; 51) Pustakawan tingkat terampil mempunyai tugas pokok yang meliputi:

  1. Pengorganisasian dan pendayahgunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, kegiatannya : a.

  Pengembangan koleksi adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tetap mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan pemakai.

  b.

  Pengelolaan bahan pustaka/koleksi adalah kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu kembali informasi.

  c.

  Penyimpana dan melestarikan bahan pustaka adalah kegiatan menjaga penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk memudahkan penemuan kembali, memperkecil kerusakan dan memperpanjang usia bahan pustaka. d.

  Pelayanan informasi adalah memberikan bantuan dan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan yang terdiri dari layanan sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan pandang dengar, penyajian bahan bimbingan pemakai perpustakaan, membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa keputusan, bercerita kepada anak-anak, dan statistik.

2. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, kegiatannya: a.

  Penyuluhan; Penyuluhan terdiri dari dua jenis kegiatan, yaitu penyuluhan kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah pemberian keterangan atau penjelasan kepada masyarakat pemakai tentang manfaat dan penggunaan perpustakaan, dokumentasi dan informasi sehingga mereka lebih mengenal perpustakaan dan terdorong untuk memanfaatannya.

  b.

  Publisitas adalah menyebarluaskan informasi tentang kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak dan elektronik seperti: artikel, brosur, flim, slide, situs-web dan lain-lain.

  c.

  Pameran adalah kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat tentang aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber informasi perpustakaan, dokumentasi dan informasi disertai pemberian keterangan/ penjelasan dengan mempergunakan bahan peraga.

B. Tugas Pokok Pustakawan Tingkat Ahli

  Pustakawan Tingkat Ahli mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, kegiatannya: a.

  Pengembangan koleksi, adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tetap mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan pemakai, meliputi kegiatan: membuat desiderata, melakukan survei minat poemakai, meregistrasi bahan pustaka, menyeleksi bahan pustaka, mengevaluasi dan menyiangi koleksi. b.

  Pengelolaan bahan pustaka/koleksi, adalah kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu kembali informasi, meliputi kegiatan katalogisasi deskripsi, klasifikasi, penetapan tajuk c. Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka, adalah kegiatan menjaga penempatan koleksi perpustakaan yang ditujukan untuk memudahkan penemuan kembali, memperkecil kerusakan dan memperpanjang usia bahan pustaka.

  d.

  Pelayanan informasi, adalah memberikan bantuan dan jasa informasi kepada pemakai perpustakaan yang terdiri dari layanan sirkulasi, perpustakaan keliling, layanan pandang dengar, penyajian bahan pustaka, layanan rujukan, penelusuran literatur, bimbingan membaca, bimbingan pemakai perpustakaan, membina kelompok pembaca, menyebarkan informasi terbaru atau kilat, penyebaran informasi terseleksi, membuat analisa keputusan, bercerita kepada anak-anak, dan statistik.

2. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, kegiatannya: a.

  Penyuluhan; Penyuluhan terdiri dari dua jenis kegiatan, yaitu penyuluhan kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah pemberian keterangan atau penjelasan kepada masyarakat pemakai tentang manfaat dan penggunaan perpustakaan, dokumentasi dan informasi sehingga mereka lebih mengenal perpustakaan dan terdorong untuk memanfaatannya.

  b.

  Publisitas adalah menyebarluaskan informasi tentang kegiatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak dan elektronik seperti: artikel, brosur, flim, slide, situs-web dan lain-lain.

  c.

  Pameran adalah kegiatan mempertunjukkan kepada masyarakat tentang aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber informasi perpustakaan, dokumentasi dan informasi disertai pemberian keterangan/ penjelasan dengan mempergunakan bahan peraga.

  3. Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, kegiatannya: Kegiatan ini meliputi penyusunan instrumen, pengumpulan, pengelolaan

  Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1.

  Melakukan pengkajian perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

  Pengkajian merupakan satu kesatuan kegiatan yang utuh, yang dilaksanakan melalui lima sub kegiatan, yaitu penyusunan instrumen, pengumpulan, pengolahan dan analisis data, serta perumusan, evaluasi dari penyempurnaan hasil kajian.

  2. Melakukan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah kegiatan untukmemperoleh cara baru guna meningkatkan nilai tambah dari berbagai aspek pelaksanaan perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang sedang atau sudah berjalan, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal, efektif dan efisian.

  3. Menganalisis / kritik karya kepustakawanan adalah kegiatan membaca, menganalisis karya kepustakawanan orang lain baik dalam bentuk tulisan maupun informasi terekam lainnya.

4. Menelaah pengembangan di bidang perpustakaan dokumentasi dan informasi, setiap naskah.

2.3.4 Peranan Pustakawan Peranan pustakawan dalam melayani penggunanya, sangat beragam.

  Misalnya pada lembaga pendidikan seperti di Perpustakaan Sekolah, di samping berperan sebagai pustakawan dapat pula berperan sebagai guru. Di perguruan tinggi dapat pula berperan sebagai dosen atau peneliti. Di perpustakaan khusus, di samping sebagai pustakawan, dapat pula menjadi peneliti, minimal sebagai mitra peneliti.

  Menurut Hermawan (2006; 57) dalam banyak hal perpustakaan memainkan berbagai peran (berperan ganda) yang dapat disingkat dengan akronim EMAS dengan rincian sebagai berikut: a.

  Edukator, Sebagai edukator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik. Sebagai seorang pustakawan pendidik, pustakawan juga harus memahami prinsip-prinsip tuloda, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.

  b.

  Manajer, pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Sebagai manajer pustakawan harus mempunyai jiwa kepemimpinan, kemampuan memimpin dan menggerakkan, serta mampu bertindak sebagai koordinator dan integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari.

  c.

  Administrator, pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisi atas hasil yang telah dicapai.

  d.

  Supervisor, sebagai supervisor pustakawan harus dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, dapat meningkatkan prestasi pengetahuan dan keterampilan, mampu berkoordinasi, baik sesama pustakawan maupun pembinanya.

2.3.5 Strategi Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat

  Menurut gulistera (2010) untuk meningkatkan minat baca masyarakat, maka pustakawan melakukan strategi – strategi sebagai berikut :

1. Pemasyarakatan Gerakan Peningkatan Minat Baca

  Gerakan peningkatan minat baca merupakan unsur penting yang perlu mendapat perhatian serius di semua kalangan. Minat baca tidak bisa muncul tiba- tiba tapi harus dipupuk sejak dini dan perlu upaya-upaya yang maksimal untuk mewujudkannya. Seperti yang dilansir oleh Taufik Ismail, bahwa Negara kita adalah bangsa dengan minat baca yang rendah di antara bangsa-bangsa di dunia. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam proses peningkatan minat baca karena bangsa kita bangsa yang lebih familiar dengan budaya tutur.

  Beberapa cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan minat baca masyarakat ialah: a.

  Sosialisasi bacaan ke keluarga Dari keluarga inilah diharapkan orangtua mulai menanamkan kecintaan anak- anaknya untuk mencintai bacaan, misalnya dilakukan dengan membacakan buku cerita pada anak-anak menjelang tidur. Apabila dilakukan secara kontinyu, kegiatan ini lambat laun akan menggugah anak untuk membaca sendiri. Peran perpustakaan di sini bisa dilakukan dengan jalan mengadakan lomba mendongeng orang tua kepada anaknya. Ketika kebiasaan membaca sudah tertanam di setiap keluarga maka kebutuhan akan bahan bacaan akan meingkat dan diharapkan mereka akhirnya akan mencari tempat sumber koleksi bacaan. Dari sinilah perpustakaan diharapkan untuk menangkap kegelisahan masyarakat yang haus akan bacaan.

  b.

  Mengundang anak TK/PAUD Kunjungan ke Perpustakaan Kegiatan ini bisa berupa; mewarnai, membaca, dan bisa juga melihat film yang diputar di perpustakaan. Aktivitas ini secara tidak langsung bisa memberikan pengalaman kepada anak-anak mengenai aktivitas perpustakaan. Anak-anak secara tidak langsung akan mengamati perilaku pengunjung dan petugas perpustakaan ketika mereka berada di ruang perpustakaan. Dari sini diharapkan mereka tidak canggung lagi ketika harus berkunjung sendiri ke perpustakaan kelak.

  c.

  Mengadakan lomba membaca naskah sastra Lomba membaca naskah sastra merupakan salah satu kegiatan yang dapat merangsang minat baca. Ini disebabkan karena masing-masing individu mempunyai selera yang berbeda. Mereka akan memilih dan memilah jenis bacaan yang sesuai dengan perasaannya.

  Dari beberapa poin di atas diharapkan nantinya bisa tercipta kebiasaan membaca di masyarakat sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat pembelajar sepanjang hayat ( long life education ).

2. Promosi Perpustakaan

  Promosi perpustakaan adalah kegiatan pengenalan sosialisasi mengenai seluk beluk dunia perpustakaan. Tujuan dari promosi perpustakaan ini adalah: a.

  Untuk menginformasikan kepada pemakai layanan dan program kegiatan yang ada di perpustakaan; b.

  Untuk menbangkitkan minat dan keinginan pemakai terhadap perpustakaan dan layanannya; c.

  Untuk memelihara kesadaran pemakai terhadap layanan perpustakaan; d.

  Untuk meningkatkan penggunaan perpustakaan.

  Jika melihat dari tujuan promosi perpustakaan tersebut maka diperlukan cara- cara yang jitu sebagaimana cara-cara promosi di dunia usaha supaya promosi perpustakaan bisa tepat sasaran dan menghasilkan hasil yang optimal.

  Beberapa alat alat promosi yang dipergunakan pustakawan dalam meningkatkan minat baca masyarakat yaitu:

  1. Menggunakan media elektronik a.

  Media televisi Media televisi sangat efektif dipakai untuk memromosikan suatu produk barang atau jasa karena jangkauannya yang luas dan juga karena bentuk medianya yang audio visual.

  b.

  Internet Yaitu melalui penggunaan website yang menarik bagi perpustakaan yang bersangkutan akan memancing user untuk mendatangi perpustakaan tersebut. Website ini bisa menjadi perwakilan perpustakaan di dunia maya. Di sini bisa dituntukkan seluk beluk perpustakaan mulai dari cara pendaftaran, Gedung, daftar koleksi, dan informasi lainnya.

  c.

  Radio Bagi perpustakaan local bisa memanfaatkan media radio untuk perpustakaannya. Mengingat radio adalah media audio maka bentuk atau isi iklannya ditiktik beratkan pada informasi-informasi incidental. Misalnya program perpustakaan yang berlangsung hanya mingguan.

  2. Menggunakan Media Cetak a.

  Surat kabar

  Media surat kabar ini bisa dipakai untuk mendisplaiikan buku-buku terbaru atau buku-buku yang sedang best seller di pasaran dan sudah dimiliki oleh perpustakaan. Majalah

  Majalah bisa dipakai untuk menampilkan profil singkat perpustakaan serta apa saja keunggulan maupun kekhasan sebuah perpustakaan yang bersangkutan yang tidak dimiliki oleh perpustakaan lainnnya.

  c.

  Brosur Brosur sangat efektif dipakai untuk memberikan informasi yang sifatnya beralur misalanya, cara menjadi anggota, di situ ditunjukkan prosesnya mulai dari datang ke perpustakaan sampai mendapat kartu anggota hinnga terjadi proses transaksi meminjam buku.

  d.

  Pameran Pameran buku merupakan ajang yang bagus untuk memancing masyarakat datang ke perpustakaan. Dengan rajin mengikuti pameran buku maupun mengadakan pameran sendiri akan membuat perpustakaan dikenal secara langsung oleh masyarakat.

2.4 Minat baca Masyarakat

  Liliawati dikutip oleh Sandjaja (2005) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri.

  Minat membaca merupakan karakteristik tetap dari proses pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning) yang berkontribusi pada perkembangan, seperti memecahkan persoalan, memahami karakter orang lain, menimbulkan rasa aman, hubungan interpersonal yang baik serta penghargaan yang bertambah terhadap aktifitas keseharian .

  Dari berbagai defenisi minat membaca diatas dapat disimpulkan, bahwa minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intlektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat.

  Perkembangan minat baca tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap terhadap bahan-bahan bacaan, banyak faktor yang mempengaruhi, baik itu di dalam diri maupun di luar diri, faktor lain yang juga turut mempengaruhi adalah terbatasnya jumlah karya cetak, khususnya buku yanng diterbitkan baik jumlah eksemplar maupun judulnya yang sesuai dengan kebutuhan.

  Menurut Dawson dan Bamman yang dikutip oleh Rachman (1985; 6) mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan bacaan jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan cara penyajiannya sesuai dengan kenyataan individunya.

  2. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau bermanfaat jika memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhn- kebutuhan dasarnya.

  3. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu.

  4. Tersedianya sarana perpustakaan yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca.

2.4.2 Kendala Minat Baca

  Menurut IPI (2006; 273) mengapa minat baca di Indonesia dikatakan rendah:

  1. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat anak- anak/siswa/mahasiswa harus membaca buku, mencari informasi/pengetahuan lebih dari yang diajarkan.

  2. Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita terbiasa mendengar dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orangtua, tokoh masyarakat, penguasa pada zaman dulu, 3. Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan masih merupakan barang aneh dan langka, lebih lagi jika dikaitkan dengan tingkat konsumsi masyarakat dalam membeli buku.

4. Masalah sumber daya manusia dalam segala bidang yang bersangkutan dengan minat baca.

  Dari uraian di atas dapat diperkirakan bahwa mengapa selama ini minat baca masih terus menjadi masalah karena berbagai kendala yang ada tersebut belum berhasil ditangani dengan tepat, masalah mencari dan menggunakan strategi yang tepat dan terarah serta standart langkah-langkah yang akan dilakukan (apakah secara hura-hura atau secara konseptual).

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik - Pengaruh waktu pemolesan bahan poles bubuk pumice terhadap kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas

0 1 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembentukan Konsep Diri Remaja - Kehamilan Diluar Nikah dan Putus Sekolah di Kalangan Remaja Putri di Desa Patumbak 1 (Studi Kasus Pada Remaja Putri Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Kehamilan Diluar Nikah dan Putus Sekolah di Kalangan Remaja Putri di Desa Patumbak 1 (Studi Kasus Pada Remaja Putri Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 0 16

Kehamilan Diluar Nikah dan Putus Sekolah di Kalangan Remaja Putri di Desa Patumbak 1 (Studi Kasus Pada Remaja Putri Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 0 9

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Picture Health Warning di Kotak rokok Terhadap Minat Merokok Siswa (Studi Korelasional Komunikasi Visual Peringatan Bahaya Merokok di Kotak Rokok Terhadap Minat Merokok Aiswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

0 0 31

Picture Health Warning di Kotak rokok Terhadap Minat Merokok Siswa (Studi Korelasional Komunikasi Visual Peringatan Bahaya Merokok di Kotak Rokok Terhadap Minat Merokok Aiswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

1 1 13

Peran dan Fungsi Legislasi DPRD kota Medan Periode 2009 – 2014 Dalam Pembuatan Peraturan Daerah

0 0 28

Bab I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Peran dan Fungsi Legislasi DPRD kota Medan Periode 2009 – 2014 Dalam Pembuatan Peraturan Daerah

0 0 23

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran - Analisis Strategi Pemasaran Berdaya Saing Produk Ayam Kampung Organik (Studi Pada Lembaga Pusat Pelatihan Pengembangan Masyarakat Huria Kristen Indonesia)

0 1 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Strategi Pemasaran Berdaya Saing Produk Ayam Kampung Organik (Studi Pada Lembaga Pusat Pelatihan Pengembangan Masyarakat Huria Kristen Indonesia)

0 1 11