Rancang Bangun M-Learning Menuju Pengembangan RSBI dengan Arsitektur Pendekatan Learning Technology System Architecture (LTSA)

  

Rancang Bangun M-Learning Menuju Pengembangan RSBI dengan Arsitektur

Pendekatan Learning Technology System Architecture (LTSA)

Abdullah Basuki Rahmat

  

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo

Email: abdullahbasuki@trunojoyo.ac.id

  

Abstrak

Rintisan Sekolah Berstandard Internasional (RSBI) merupakan standar pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan

pendidikan guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang bermutu, tetapi kurikulum internasional yang akan

diadopsi itu memiliki standar yang harus dipenuhi oleh sekolah. Misalnya, kurikulum internasional itu sudah mengarah ke

basis teknologi informasi. Oleh karena itu pihak sekolah RSBI perlu menyiapkan fasilitas sistem pembelajaran M-Learning

sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah. M-learning atau Mobile learning merupakan

model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile

learning, materi belajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik untuk meningkatkan belajar siswa.

M-learning ini menunjang belajar mengajar secara online, memperlancar komunikasi, serta memberikan kemudahan dalam

penyebaran ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem pembelajaran

interaktif adalah drill and practice, tutorial, simulasi dan problem-solving. Sistem ini menggunakan pendekatan dengan

standar teknologi, Learning Technology System Architecture (LTSA), yaitu sebuah standar internasional untuk penunjang

sistem pembelajaran yang didukung oleh teknologi informasi. Aplikasi ini menggunakan layer 3 yang mendeskripsikan

komponen dasar arsitektur pada LTSA. Standar ini dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers

(IEEE). Hasil penerapan sistem M-Learning ini di sekolah RSBI, proses turorial berjalan dengan efektif dan efi sien, terjadi

peningkatan frekuensi self drill and practice oleh siswa, evaluasi mata pelajaran melalui simulasi dan solving problem

dapat berjalan lebih fl eksibel tanpa harus offl ine di kelas dalam waktu yang bersamaan.

  Kata Kunci: M-Learning, Learning Technology System Architecture(LTSA), RSBI

Abstract

  Pioneering of International Standard School (RSBI) is a standard of education that is expected to improve the quality

of education to produce qualifi ed human resources, but that it will adopt an international curriculum standards that

have to be met by the school. For example, the International curriculum is already leading to information technology

base. Therefore, the school needs to prepare the facility RSBI M-Learning learning system in an effort to improve the

quality of teaching and learning in schools. M-learning or mobile learning is a learning model that uses information and

communication technology, the concept of learning is mobile learning, learning materials can be accessed at any time

and visualization of interesting material to enhance student learning. M-learning support teaching and learning online,

facilitate communication, and provide ease of dissemination of knowledge for the community luas. Metode used in the

development of a learning system interaktif is drill and practice, tutorials, simulations and problem-solving. The system

uses a standard approach to technology, Learning Technology Systems Architecture (LTSA), which is an international

standard for supporting learning system supported by information technology. This application uses a 3 layer architecture

describes the basic components of the LTSA, the standards issued by the Institute of Electrical and Electronics Engineers

(IEEE). The results of the application of the M-Learning in schools RSBI, tutorial processes are operating effectively and

effi ciently, an increase in the frequency of self drill and practice by students, evaluation of subjects through simulations

and problem solving can be more fl exible without having to run offl ine in the classroom at the same time.

  Key words: M-Learning, Learning Technology System Architecture (LTSA), RSBI.

  ilmu pengetahuan dan pengabdian pada masyarakat.

  Pendahuluan

  Dalam pengabdian pada masyarakat salah satu caranya Sekolah adalah tempat terjadinya belajar mengajar dilakukan dengan memberikan pendidikan gratis pada siswa di mana sekolah juga yang menyelenggarakan masyarakat luas berupa penyebaran artikel, makalah,

  126 Rekayasa, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  daya yang dapat diakses dari manapun, kemampuan sistem pencarian yang tangguh, interaksi yang kaya, dukungan yang penuh terhadap pembelajaran yang efektif dan penilaian berdasarkan kinerja [1].

  M-Learning Mobile learning merupakan interseksi dari mobile computing dan e-learning yang menyediakan : sumber

  Penelitian ini dikembangkan dari berbagai literatur yang diambil dari berbagai jurnal, buku teks, prosiding, dan hasil penelitian yang bersesuaian dengan bidang ini. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan ini, kemudian menjadi dasar pemikiran dan kajian dalam penelitian ini untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.

  Metodologi Penelitian

  3. Menjadikan M-learning sebagai media interaktif untuk forum diskusi bagi stake holder (Wali murid, pemerintah, dan swasta) dalam memberikan umpan balik kepada pihak sekolah untuk terus meningkatkan layanan kepada siswa dan wali murid.

  2. Meningkatkan proses belajar mengajar berdasarkan pembelajaran interaktif dengan mengakses sistem pembelajaran M-learning di sekolah dan di luar sekolah untuk guru, siswa, dan orang umum.

  1. Merancang dan membangun M-learning untuk mendukung penyiapan menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.

  Sesuai dengan latar belakang pendahuluan dan permasalahan yang telah dirumuskan tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Adapun batasan dalam penelitian ini adalah, pertama, M-Learning dalam proses pembelajaran interaktif ini meliputi materi ajar, latihan soal dan evaluasi, serta forum diskusi. Kedua, M-learning dapat diakses untuk siswa dan guru sekolah, serta masyarakat umum dengan tingkat akses yang berbeda. Ketiga, Studi kasus dilakukan di sekolah SMPN 5 Bangkalan yang merupakan sekolah dalam kategori Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

  practice, tutorial, simulasi dan problem-solving.

  2. Bagaimana membangun sebuah M-learning sekolah berdasarkan pendekatan pembelajaran drill and

  1. Bagaimana membuat rancangan M-learning sekolah RSBI sesuai dengan standar LTSA.

  menarik dan berkesan, sehingga dapat merangsang minat belajar, tingkat penyerapan, dan hasil evaluasi siswa.

  Sekolah dituntut untuk dapat meningkatkan pendidikan yang diselenggarakannya khususnya dalam cara penyampaian. Untuk meningkatkan cara penyampaian pendidikan tersebut dapat dilakukan tidak hanya dengan cara konvensional dilakukan di dalam kelas saja, tetapi dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, salah satunya adalah internet.

  deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu) menjadi lebih

  Dengan model pembelajaran interaktif, menjadikan pengetahuan procedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu) dan pengetahuan

  and practice, tutorial, simulasi dan problem-solving.

  Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada penelitian ini menerapkan model pembelajaran interaktif dengan menggunakan komputer ataupun telepon seluler sebagai media pembelajaran mandiri. Dalam model pembelajaran interaktif materi pelajaran disajikan melalui berbagai metode antara lain drill

  M-learning dapat memenuhi unsur-unsur LTSA sebagai standar internasional dalam hal pembelajaran.

  merupakan sebuah arsitektur yang mengatur suatu sistem pembelajaran beserta hubungannya dengan lingkungan sistem tersebut. Sehingga perancangan

  Technology System Architecture (LTSA). LTSA

  akan lebih baik jika terstandarisasi dengan Learning

  effi ciency, dan technology. Apabila diimplementasikan,

  kemudahan dalam penyebaran ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Aplikasi M-learning ini dapat disajikan secara langsung kepada siswa sehingga dapat menjadi pelengkap dalam proses pembelajaran. Di samping itu dapat dimanfaatkan sebagai pembelajaran jarak jauh/tak langsung. Metode pembelajaran jarak jauh ini memadukan antara communication, self-motivation,

  online, memperlancar komunikasi, serta memberikan

  model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik untuk meningkatkan belajar siswa. M-learning ini dapat memfasilitasi terjadinya belajar mengajar secara

  M-learning atau Mobile learning merupakan

  Teknologi yang diadopsi sebaiknya efektif dan dinilai sebagai sebuah pembaharuan. Selain itu teknologi yang dipilih sebaiknya mudah di akses dan tersedia dengan distrubusi yang merata di lingkungan Abdullah Basuki Rahmat, Rancang Bangun M-Learning 127

  siswa maupun guru [1]. Konsep ini digambarkan pada Gambar 1.

  ini berfokus kepada akuisisi, transfer, pertukaran, formulasi dan penemuan pengetahuan dan atau informasi melalui interaksi dengan lingkungan.

  IEEE 1484 Learning Technology Standards Committee (LTSC) oleh Farance Incorporational, divisi Edutool. LTSA merupakan arsitektur tingkat tinggi yang berfokus pada masalah teknologi pembelajaran, performasi elektronik, instruksi berbantuan komputer, dan lain-lain. Dapat juga diartikan sebagai suatu kerangka kerja untuk mengetahui sistem yang ada dan yang akan dibangun. Apabila digambarkan, LTSA terdiri dari beberapa layer, yakni seperti ditunjukkan pada Gambar 2 [7].

  Gambar 2. Arsitektur LTSA

  LTSA menspesifikasikan lima lapisan (layer), tetapi hanya layer 3 yang bersifat normatif. Setiap

  layer menggambarkan sebuah sistem pada level yang

  berbeda. Layer yang lebih tinggi memiliki prioritas yang lebih besar dan berpengaruh dalam analisis dan perancangan sistem. Berikut ini adalah lima layer yang dispesifi kasikan LTSA:

  Layer 1: Learner and Environment Interaction Layer

  Layer 2: Learner Related Design Features Layer ini

  Learning Technology Standard Architecture (LTSA)

  berfokus kepada pengaruh yang dimiliki learner pada perancangan dari sistem pembelajaran.

  Layer 3: System Components Layer ini mendeskripsikan

  komponen dasar arsitektur yang diidentifi kasi pada layer 2.

  Layer 4: Implementation Perspective and Priorities Layer ini mendeskripsikan sistem pembelajaran dari berbagai perspektif dengan mengacu pada layer 3.

  Setiap stakeholder memiliki perspektif yang berbeda terhadap sistem pembelajaran. Analisis terhadap perspektif dapat menghasilkan verifi kasi dan validasi komponen LTSA pada sistem, penentuan komponen LTSA yang tidak perlu dan perlu ditekankan pada system dan indikasi berbagai prioritas perancangan level tinggi dan level rendah.

  Layer 5: Operational Components and interoperability

  LTSA (IEEE 1484) adalah suatu standar internasional sistem pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan

  3. Sistem yang mendukung pembelajaran synchronous dan asynchronous sekaligus.

  Gambar 1. Usulan model penerapan Mobile learning.

  3. Ketersediaan koneksi internet permanen antara sistem dan pengguna;

  Dari sudut pandang teknologi pengajaran maka

  m-learning dapat diklasifi kasikan berdasar indikator

  berikut [2];

  1. Mendukung pembelajaran asynchronous dan atau

  synchronous;

  2. Mendukung standar e-learning;

  4. Lokasi pengguna;

  asynchronous dapat digunakan email, bulletin board/forum, atau SMS.

  5. Layanan akses ke materi pembelajaran dan/atau administrasi.

  Berdasarkan waktu dari pengajar dan siswa berbagi informasi, m-learning dapat diklasifikasi sebagai berikut;

  1. Sistem yang mendukung pembelajaran synchronous dimana antara pengajar dan siswa maupun antar siswa dapat berkomunikasi secara real-time, misalnya menggunakan komunikasi suara, teks (chat) atau video conference;

  2. S i s t e m y a n g m e n d u k u n g p e m b e l a j a r a n

  asynchronous, dimana komunikasi tidak dapat

  dilakukan secara real-time. Dalam berkomunikasi

  (codings, APIs, protocols) Layer ini mendeskripsikan

  128 Rekayasa, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011

  arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi Model-model Multimedia Pembelajaran seperti yang diidentifi kasi pada layer 4.

  Model-model multimedia pembelajaran tersebut Pada arsitektur sistem LTSA terdapat 5 layer, menurut Hannafi n & Peck (1998: 139-158) adalah namun hanya layer 3 yang merupakan layer normatif, sebagai berikut.

  layer lainnya temasuk layer informatif. Normatif

  a. Model Tutorial Model tutorial adalah model yang menyajikan adalah istilah yang digunakan dalam LTSA sebagai pembelajaran secara interaktif antara siswa dengan petunjuk pada spesifi kasi sistem secara teknis pada komputer. Materi belajar diajarkan, dijelaskan, dan implementasi yang akan dilakukan. Sedangkan diberikan melalui interaksi siswa dengan komputer. Informatif adalah istilah pada LTSA yang cukup

  Pada umumnya model tutorial ini digunakan untuk membantu dalam perancangan arsitekturnya, namun menyajikan informasi yang relatif baru bagi siswa, bukan merupakan hal yang diperlukan untuk mengerti keterampilan tertentu, dan informasi atau konsep isi dari standar LTSA. Hal ini tidak termasuk spesifi kasi tertentu. Segala sesuatu yang diperlukan untuk teknis dan bukan berasal dari bagian terintegrasi dari mendapatkan informasi tersedia dalam komputer. standar LTSA[8].

  Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, Komponen LTSA dibagi menjadi tiga kelompok model tutorial ini dilengkapi dengan pertanyaan utama yaitu : pada setiap bagian materi. Ciri-ciri model tutorial

  1. Proses (Process) ini yaitu: (1) pembelajaran mencakup informasi Proses dideskripsikan dengan batasan, input, orientasi pelajaran, arahan selama pelajaran, fungsionalitas dan output. Proses terdiri dari umpan balik, dan program remedial yang sesuai;

  learner entity, evaluasi, coach dan delivery. Proses

  (2) pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang digambarkan dengan simbol elips. memusatkan perhatian siswa kepada monitor

  2. Penyimpanan Data (Storage) agar siap dalam belajar; (3) pembelajaran selalu Penyimpanan data dideskripsikan sebagai informasi mengandung informasi tentang materi pembelajaran yang disimpan. Penyimpanan data terdiri dari yang baru; (4) pembelajaran konsep disajikan data siswa (learner record) dan sumber daya sedikit demi sedikit; (5) pemberian umpan balik pembelajaran (learner resources). Penyimpanan bagi siswa berdasarkan jawaban atau respons siswa; data digambarkan dengan simbol persegi dan (6) penggunaan strategi yang berbeda dalam panjang. pembelajaran ditujukan untuk memperdalam proses

  3. Aliran Data (Flow) pemahaman siswa.

  Aliran data dideskripsikan dengan konektivitas dan

  b. Model Drill and Practice tipe dari informasi yang dialirkan. Aliran data terdiri Model drill and practice adalah model yang dari perilaku (behavior), penilaian (assessment), memberi penekanan bagaimana siswa belajar untuk informasi siswa (learner information), materi menguasai materi melalui latihan atau praktik. pembelajaran (learning content).

  Model ini dirancang untuk mencapai keterampilan Semua komponen dalam LTSA dapat dijelaskan tertentu, memberi umpan balik yang cepat bagi pada Gambar 3. siswa atas respons yang diberikan, dan menyajikan beberapa bentuk koreksi atau pengulangan atas jawaban yang salah. Ciri-ciri model drill and

  practice yaitu: (1) memberi kesempatan yang

  luas bagi siswa untuk melatih keterampilan yang diperolehnya; (2) memberi arahan yang jelas, umpan balik yang tepat, pembelajaran korektif, dan program remedial; (3) memiliki asumsi bahwa informasi atau materi dasar sudah diperoleh siswa atau sudah diajarkan; (4) memiliki tujuan untuk memperkuat dan memberi penekanan pada jawaban yang benar, mengidentifi kasi, dan memperbaiki jawaban yang salah; (5) memberi

  Gambar 3. Komponen LTSA

  jawaban pendek dan cepat; (6) memberi perhatian terhadap satu atau dua keterampilan saja; Abdullah Basuki Rahmat, Rancang Bangun M-Learning 129

  (7) memiliki tingkat keluwesan yang baik karena kemampuan komputer dalam mengelola suara, warna, animasi, dan sebagainya; (8) memiliki kecepatan dalam memperoleh dan menyimpan data tentang kemampuan siswa; dan (9) memiliki kecepatan memilih permasalahan atau kekurangan yang muncul dalam belajar.

  Adanya petunjuk dalam perangkat lunak pembelajaran siswa bisa menggunakan atau mengoperasikan program secara individual dengan mudah tanpa bantuan orang lain. Dan apabila mendapat kesulitan, siswa bisa memanggil ”HELP” menu dari program tersebut.

  2. Studi Lapangan

  Di samping itu juga dibutuhkan kajian literatur tentang aspek proses pembelajaran di sekolah RSBI, manajemen sekolah, dan Pelayanan prima pada sekolah sebagai bagian dari ciri sekolah RSBI.

  Learning diperlukan untuk merumuskan model sistem yang sesuai dalam membangun M-Learning.

  Kegiatan studi literatur dari beberapa buku teks, jurnal, paper, prosiding, dan artikel tentang M-

  1. Studi Literatur

  Metodologi penelitian yang di gunakan adalah sebagai berikut:

  Perlu diperhatikan jenis informasi, komponen tampilan, dan keterbacaan. Jenis informasi yang ditampilkan bisa berupa teks, gambar, suara, animasi, atau video klip. Ilustrasi dan warna bisa menarik perhatian

  f. Tampilan

  e. Petunjuk

  c. Model Simulasi yang dapat menekan biaya yang terlalu tinggi, memudahkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep, dan menghilangkan risiko dalam belajar. Misalnya, dalam pendidikan pilot, berlatih menerbangkan pesawat sangat tidak mungkin dilakukan dengan menerbangkan pesawat sesungguhnya karena memiliki risiko yang tinggi dan biaya yang relatif besar. Ciri-ciri model simulasi ini, yaitu: (1) memiliki skenario atau rancangan kejadian; (2) memiliki tampilan gambar berkualitas tinggi; (3) menyediakan pilihan jawaban yang rasional; (4) mempunyai petunjuk yang jelas yang dibutuhkan siswa; (5) memiliki kemampuan mengidentifi kasi perubahan saat situasi kritis; (6) menyediakan skenario versi modifi kasi berdasarkan respons atau jawaban siswa; dan (7) memiliki tiga pilihan jawaban yang diberikan siswa yaitu efektif, tidak efektif, atau tidak jadi.

  Untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi yang dipelajari, pada setiap topik siswa perlu diberi tes atau soal latihan. Hasil penilaian bila perlu terdokumentasi secara otomatis, sehingga guru dapat memonitor di waktu lain. Perangkat lunak pembelajaran lebih efektif bila selalu memberi informasi kepada siswa pada bagian mana dia sedang bekerja dari materi yang sedang dipelajari, apa yang akan dipelajari berikutnya dan yang akan dicapai setelah selesai nanti. Penyampaian tujuan yang jelas pada awal materi berkaitan erat dengan hasil pencapaian belajar pada perangkat lunak pembelajaran. Sebelum mengerjakan suatu materi, siswa diberi ulasan singkat materi sebelumnya. Di akhir penyampaian materi siswa diberi pula ulasan tentang materi yang akan datang.

  c. Penilaian

  Beberapa alternatif jalan yang perlu ditempuh oleh siswa dalam kegiatan belajarnya melalui perangkat lunak pembelajaran. Program memberikan percabangan berdasarkan respons siswa. Misalnya, siswa yang selalu salah dalam menjawab pertanyaan tertentu, maka program harus merekomendasikan siswa mencapai skor tertentu, siswa bisa langsung ke tingkat atas dan sebaliknya.

  b. Percabangan

  peringatan, atau perintah tertentu bahwa respons siswa tersebut benar atau salah. Umpan balik akan semakin menarik dan menambah motivasi belajar apabila disertai ilustrasi suara, gambar atau video klip. Informasi kemajuan belajar harus juga diberikan kepada siswa, baik selama kegiatan belajarnya atau setelah selesai suatu bagian pelajaran tertentu. Misalnya memberikan jumlah skor yang benar dari sejumlah soal yang dikerjakan.

  a. Umpan balik yaitu bisa berupa komentar, pujian,

  D a l a m p e r e n c a n a a n p e m b e l a j a r a n p e r l u diperhatikan aspek-aspek pembelajaran menurut Simonson dan Thompson (1994, 45–51), antara lain:

  Aspek-Aspek Program Pembelajaran

  Pada tahap studi lapangan atau Survey dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari sistem pembelajaran yang digunakan di sekolah, selain itu untuk mengetahui dan melihat secara langsung dan

  130 Rekayasa, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011

  Perancangan sistem digunakan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai sistem M-Learning yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan aplikasi sehingga kebutuhan akan aplikasi tersebut dapat diketahui.

  Pembelajaran ini sebagai pembelajaran mandiri. Pembelajaran juga dilengkapi dengan Latihan Soal yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi yang diberikan. Disediakan Halaman Forum, di mana siswa bisa berdiskusi mengenai topik tertetentu, selain siswa bisa berdiskusi dengan siswa yang lain, siswa juga bisa berdiskusi dengan guru. Forum Sebagai sarana diskusi,

  yang digunakan adalah MySQL. Dalam perancangan tampilan pembelajaran M-Learning ini digunakan beberapa menu yang mencakup semua fasilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah SMPN 5 Bangkalan.

  dipadukan dengan javascript, sedangkan database

  Pembelajaran ini dibuat berbasis web, dengan menggunakan bahasa pemrograman web PHP

  VII sampai dengan kelas IX. Sistem M-Learning sekolah ini menyediakan fasilitas tutorial , penugasan, evaluasi, forum diskusi. Bahan Pelajaran diambil dari beberapa buku yang relevan sesuai standar isi bahan ajar, di antaranya diambil dari Buku Sekolah Elektronik (BSE), serta buku-buku sejenis yang lain. Perpaduan Beberapa buku-buku yang ada, diharapkan mampu menyajikan materi yang detail dan berkualitas.

  Perangkat Lunak Pembelajaran mobile M- Learning sekolah RSBI yang dikembangkan adalah sistem pembelajaran mobile yang diimplementasikan di sekolah SMPN 5 Bangkalan yang dapat diakses baik dengan Personal Komputer maupun perangkat telepon genggam melalui jaringan internet. Sistem M- Learning dapat menyediakan proses belajar mengajar interaktif untuk semua mata pelajaran sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi, mulai jenjang kelas

  Hasil dan Pembahasan Deskripsi Sistem

  Perancangan dan Implementasi

  lebih mendetail permasalahan yang akan diteliti, sehingga diperoleh data-data atau informasi primer seperti data siswa, guru, admin, latihan soal, modul praktikum. Pada tahap ini dilakukan dengan cara:

  Setelah dilakukan implementasi dan uji coba maka hasil data tersebut akan dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan.

  5. Pengambilan Kesimpulan

  sistem pembelajaran. Selama implementasi, pada tiap-tiap bagian tertentu dilakukan proses pengujian secara bertahap hingga pada akhirnya seluruh hasil implementasi telah mengalami pengujian dengan baik. Hasil dari implementasi ini juga rencananya akan diujikan ke beberapa sekolah SMP untuk memenuhi standard kelayakan baik dari materi maupun rancangan softwarenya.

  software maupun hardware yang mensupport

  4. Proses Implementasi dan Pengujian Tahap ini menjelaskan tentang proses implementasi dan uji coba berdasarkan semua kebutuhan pengguna (user requirement), pengumpulan data dan informasi proses pembelajaran di sekolah khususnya SMP. Pada tahap ini akan di implementasikan dengan menggunakan tools baik

  Perancangan sistem digunakan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai sistem M- Learning yang akan dibangun dan dikembangkan. Hal ini berguna untuk menunjang pembangunan sistem sehingga kebutuhan sistem dapat diidentifikasi dengan tepat. Perangkat Lunak Pembelajaran yang akan dirancang adalah sistem Pembelajaran mobile yang dapat diakses melalui mobile phone maupun komputer melalui jaringan internet yang dikenal sebagai M-Learning. Sistem pembelajaran interaktif M-Learning ini dibuat berdasarkan bahan Pelajaran yang disesuaikan dengan standar kompetensi SMP untuk Kelas VII sampai dengan kelas IX. Bahan Pelajaran diambil dari beberapa buku yang relevan yang beredar sesuai standar isi bahan ajar, di antaranya diambil dari Buku Sekolah Elektronik (BSE), serta buku- buku sejenis yang lain. Perpaduan Beberapa buku- buku yang ada, diharapkan mampu menyajikan materi yang detail dan berkualitas. Perancangan Perangkat Lunak ini meliputi desain database, desain struktur data, desain antar muka, desain akses user, dan perencanaan penggunaan bahasa pemrograman web.

  1. Interview yaitu suatu cara mendapatkan data melalui wawancara langsung dengan pihak manajemen sekolah yang berhubungan langsung dengan masalah. dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dengan pihak sekolah dan sistem pembelajaran yang digunakan.

3. Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak

  Abdullah Basuki Rahmat, Rancang Bangun M-Learning 131

  7. Use Case mengelola data, digunakan oleh user admin

  dapat membantu siswa untuk belajar dengan aktif, tidak untuk update data. hanya terpaku dengan materi yang disajikan, namun

  8. Use Case setting mata pelajaran, digunakan oleh Admin

  siswa dapat mengeluarkan gagasan-gagasan dari topik

  dalam untuk proses update mata pelajaran beserta materi yang dibahas. dengan penentuan guru pengajarnya.

  9. Use Case update materi, proses yang digunakan untuk UML (Unifi ed Modeling Language) menambah, menyunting dan menghapus materi oleh The Unifi ed Modeling Language (UML) adalah user guru.

  bahasa standart untuk melakukan spesifi kasi, visualisasi,

  10. Use Case update latihan soal, digunakan user guru

  konstruksi, dan dokumentasi dari komponen-komponen untuk proses menambah, menyunting dan menghapus soal latihan. perangkat lunak.

  11. Use Case mengakses informasi, digunakan user siswa dan guru untuk melihat perkembangan informasi/ Use Case pengumuman mengenai pembelajaran.

  Keterangan diagram Use Case:

  12. Use Case mengatur profi l pribadi, digunakan oleh semua user untuk melihat profi l dan mengatur profi lnya

  1. Use Case Login/Logout, digunakan untuk proses masing-masing. otentikasi oleh setiap user dan juga mengakhiri atau keluar dari sistem

  13. Use Case mengakses materi, digunakan user siswa dan guru untuk melihat materi atau download materi yang

  2. Use Case update kalender akademik, digunakan user dibutuhkan. admin untuk update agenda baik menambah, edit dan menghapus jadwal kegiatan yang berhubungan dengan

  14. Use Case mengerjakan soal latihan, digunakan siswa kegiatan pembelajaran. untuk proses mengerjakan soal-soal latihan yang ada baik isian maupun soal latihan pilihan ganda.

  3. Use Case mengelola data user guru, digunakan user

  15. Use Case mengakses nilai, digunakan siswa untuk admin untuk update profi l baik menambah, edit dan mengetahui hasil penilaian dari tugas yang telah menghapus data profi l user guru. dikerjakan.

  4. Use Case mengelola data user siswa, digunakan oleh

  16. Use Case evaluasi, digunakan untuk proses evaluasi Admin dalam untuk proses update profi l khususnya terhadap user guru dan siswa terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran, berupa penilaian atas hasil pengerjaan latihan soal, khususnya

  5. Use Case mengelola forum, digunakan oleh admin guru di sini dapat juga melihat grafi k/statistik dari untuk mengatur forum/topik diskusi. perolehan nilai siswa di tiap kelas berdasarkan materi

  6. Use Case mengelola informasi/berita, juga digunakan pelajarannya masing-masing oleh user admin sebagai media publikasi informasi/ berita yang terkait dengan pembelajaran. Login Mengupdate Materi Admin Mata Pelajaran Mengolah Data Mengolah Data User Siswa User Guru Setting Update Latihan Soal Mengupdate Latihan Soal <<extend>> Mengolah Data Nilai/ Guru Mengelola Informasi Mengelola Forum Mengakses Informasi Mengakses Materi Mengatur Profil Pelajaran Pengunjung Mengolah Data Kelas Mengerjakan Soal Latihan Mengakses Forum Mengakses Nilaii Siswa

  Logout Mengerjakan Soal \

  132 Rekayasa, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011

17. Use Case mengakses forum, digunakan untuk proses sharing/interaksi antar user.

  c. D a p a t m e n g a k s e s / d o w n l o a d m a t e r i pembelajaran di tiap-tiap kelas. Materi yang didownload berupa fi le dokumen, dan file multimedia sebagai bahan/referensi pembelajaran.

  login dan beberapa menu yang dapat diakses untuk user umum tanpa melakukan login terlebih dahulu.

  Interface utama merupakan tampilan awal sebelum masuk ke form login user. Interface utama berisi menu

  layout-nya sebagai berikut : Interface Utama

  Tampilan/user interface dirancang sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang akan dibuat. Interface pertama kali yakni tahap login, kemudian user akan masuk berdasarkan hak aksesnya masing-masing. Adapun

  Rancangan Tampilan

  m-Learning.

  4. User Pengunjung Adapun user pengunjung, dalam sistem ini hanya dapat mengakses informasi pada halaman utama

  f. Siswa juga terlibat dalam interaksi forum sebagai sarana untuk share/berbagi baik dengan sesame siswa maupun dengan guru pengajar untuk menambah wawasan/masukan dengan cara membuka topik diskusi yang diinginkan. Sehingga topik diskusi yang telah dibuat dapat diikuti bersama-sama oleh semua siswa dan guru.

  e. Siswa dapat melihat hasil penilaian secara langsung yakni pada latihan soal pilihan ganda, sedangkan penilaian untuk soal isian, menunggu hasil koreksi dari guru pengajar.

  d. Sesuai dengan standard L.T.S.A, siswa dapat mengerjakan latihan soal baik soal pilihan ganda maupun soal essai.

  a. Siswa dapat mengganti profil/biodata dan mengganti password b. Dapat mengakses informasi sekolah

  Keterangan berdasarkan tiap user:

  3. User Siswa Ketika siswa melakukan login selanjutnya sistem melakukan proses otentikasi berupa cek username dan password, jika benar maka siswa dapat masuk ke dalam m-learning untuk melakukan akses sebagai berikut;

  forum sebagai sarana untuk share/berbagi pengetahuan terhadap siswa. Sehingga siswa memiliki kesempatan untuk menambah wawasan/masukan yang berkaitan dengan pelajaran masing-masing apabila menemui suatu kendala.

  5. Guru dapat memberi penilaian terhadap siswa khususnya yang telah mengerjakan soal isian, sedangkan penilaian pada soal pilihan ganda diproses langsung oleh sistem berdasarkan prosentase jumlah soal yang disusun.

  4. Sesuai dengan standard L.T.S.A, Guru dapat memberikan latihan sebagai bahan evaluasi terhadap siswa berupa latihan soal baik soal pilihan ganda maupun soal essai. Disamping itu terdapat fasilitas untuk menampilkan grafi k perolehan nilai tiap siswa berdasarkan materi pelajarannya.

  3. Guru dapat menambah materi pembelajaran di tiap-tiap kelas. Materi yang diupload dapat berupa hasil tulisan sendiri, dapat berupa fi le dokumen, dan fi le multimedia sehingga dapat membantu memudahkan siswa mendapatkan referensi ilmiah.

  2. Dapat mengakses informasi sekolah

  1. Guru dapat mengganti profil/biodata dan mengganti password

  melakukan proses otentikasi berupa cek username dan password, jika benar maka guru dapat masuk ke dalam m-Learning sehingga dapat melakukan akses berupa;

   User guru melakukan login selanjutnya sistem

  2. User Guru

  1. User Admin Admin melakukan login selanjutnya sistem melakukan proses otentikasi berupa cek username dan password, jika benar maka admin dapat masuk ke dalam m-Learning sehingga dapat mengatur data semua user yakni data user operator, guru dan user siswa, update profi l sekolah dalam m-Learning, mengatur mata pelajaran terhadap masing-masing guru serta melakukan update informasi yang berkaitan dengan agenda sekolah di dalam m- Learning.

6. User guru juga berhak atas interaksi di dalam

  Abdullah Basuki Rahmat, Rancang Bangun M-Learning 133

  dan di mana saja dengan perangkat PC ataupun

  Logo Telepon seluler.

  2. Penerapan M-Learning dapat memberikan

  Ber Infor Ma Lo Lo Kirim

  kemudahan bagi guru menginformasikan jadwal

  Informasi Slide Slide

  pelajaran, meng-upload materi ajar, memberikan tugas, soal ulangan, dan penilaian hasil ulangan secara otomatis.

  Berita Terkini Selamat Datang

  3. Pada sistem M-Learning di SMP Negeri 5 Pesan Anda.. ajar dengan mudah setiap saat dan di mana saja, dan guru dapat memberikan soal latihan dan ulangan

  Gambar 5. Tampilan Interface Utama

  secara on-line kepada siswa dengan penilaian otomatis.

  4. Para siswa dapat mengakses materi pelajaran

  Implementasi Sistem M-Learning

  kemudian mengerjakan soal latihan dan ulangan Implementasi perangkat lunak ini pembelajaran secara on-line dengan perangkat PC ataupun ditampilkan dalam sebuah halaman web. Adapun menu telepon seluler kapan pun dan di mana pun yang tersedia pada pembelajaran M-Learning dapat melalui jaringan internet. Sehingga siswa dapat dilihat pada Gambar 6. melihat secara langsung nilai ujian setelah selesai mengerjakan semua soal ulangan atau latihan.

  5. Sistem pembelajaran M-Learning sekolah ini memberikan fasilitas kepada guru, siswa, ataupun wali murid untuk berdiskusi dalam upaya peningkatan proses belajar mengajar di sekolah ataupun yang terkait dengan pengawasan wali murid terhadap siswa di luar sekolah.

  Pengembangan dari sistem pembelajaran M- Learning sekolah terus diperlukan sebagai bagian dari upaya penyempurnaan sebuah sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efi sien yang dapat diterapkan di

  Gambar 6. Halaman Depan

  sekolah-sekolah RSBI, khususnya SMP. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan beberapa saran sebagai Uji coba sistem pembelajaran M-Learning berikut: dilakukan berdasarkan beberapa scenario. Skenario

  1. Pada sistem pembelajaran M-Learning perlu dibagi menjadi tiga level user yaitu Administrator, ditambahkan fitur animasi untuk memberikan

  User Guru, User Siswa, dan User Tamu/Umum. Dari daya tarik siswa atau pengguna untuk terus belajar beberapa pengujian diperoleh hasil yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran interaktif ini. dalam tabel 1, tabel 2, tabel 3 pada lampiran.

  2. Diperlukan fasilitas hak akses kepada guru mata pelajaran untuk mengembangkan materi ajar berbasis animasi sehingga materi ajar yang akan

  Simpulan

  diupdate selalu memberikan daya tarik lebih kepada Dari hasil uji coba dan analisis sistem M-Learning siswa. Hal ini akan berdampak kepada siswa untuk sekolah RSBI dengan beberapa skenario pada proses mengakses materi ajar secara aktif. pembelajaran yang ada di sekolah SMPN 5 Bangkalan,

  3. Implementasi sistem M-Learning sekolah ini sehingga dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai membutuhkan ketersediaan layanan internet yang berikut: cukup memadai dengan band yang besar, dan harus

  1. Sistem pembelajaran M-Learning dapat memberikan mempunyai Hosting di Layanan internet. Sehingga kemudahan bagi sivitas akademika sekolah untuk jangkauan aksesibilitas sistem pembelajaran melaksanakan kegiatan belajar mengajar setiap saat M-Learning sekolah ini menjadi lebih luas.

  134 Rekayasa, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011 Daftar Pustaka

  Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Pembelajaran IPS Sejarah di SMP Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. 8–2007

  8. Mengelola forum agar user siswa dan guru dapat terlibat di dalamnya Uji coba berhasil.

  7. Melakukan update jadwal mata pelajaran Uji coba berhasil.

  6. Melakukan update informasi agar dapat diakses oleh umum maupun guru dan siswa Uji coba berhasil.

  Uji coba berhasil.

  5. Menentukan mata pelajaran berdasarkan masing-masing guru pengajar. Sehingga guru yang bersangkutan dapat menambah materinya sendiri.

  4. Melakukan penambahan kelas Uji coba berhasil.

  3. Menambah/update data yakni profi l siswa pada halaman daftar siswa sehingga halaman tersebut nantinya dapat diakses oleh guru maupun siswa Uji coba berhasil.

  2. Menambah/update data yakni profi l guru pada halaman daftar guru sehingga halaman tersebut nantinya dapat diakses oleh guru maupun siswa Uji coba berhasil.

  Melakukan proses update pada profi l Uji coba berhasil.

  Uji Coba User Admin Uji Coba Hasil Uji Coba 1.

  Lampiran Tabel 1. Uji coba Untuk Level Administrator No

  7–8: 26–27. 2009 [12] Muslich Mashur. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara. 2008. [13] Basuki Dwi Sulistyo. Implementasi Kurikulum

  [1] Suharno Tri., Tantangan RSBI adalah mengubah B u d a y a M e n g a j a r. < U R L : h t t p : / / w w w. koranpendidikan.com/artikel/348/tantangan- rsbi.html .> Diakses pada tanggal 23 September 2010. [2] Suyanto, AH., 2005. Pengenalan e-Learning,

  Ajar untuk e-Learning. 2006 [11] Juju, D., dan Syukrie M. Jurus Jitu Web Master Freelance. Jakarta. Elex Media Komputindo.

  Standar Learning Technology System Architecture (LTSA). 2006. [9] Empy E., Hartono Z., e-Learning Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset. 2005. [10] salahudin Hervin. Sistem Rekomendasi Bahan

  eDuCourse (Distance Learning) Mengadopsi

  [7] Frank F., Joshua., LTSA Specification. 9- 11.1999. [8] Utami, RD., Roestam, R., Syarif, A. Aplikasi

  [6] Riyanto B., Tamimuddin M., Widayati S., Perancangan dan Implementasi Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java. 2–3. 2000

  Bumi Yogyakarta. 1–4. 2007. <URL:http:// visipramudia.wordpress.com/ >. diakses pada tanggal 17 Juni 2010

  Pembelajaran Alternatif bagi Pemulihan Pendidikan di daerah Bencana Alam Gempa

  < h t t p : / / m e d i a . d i k n a s . g o . i d / m e d i a / document/4929.pdf>.Diakses pada tanggal 3 Mei 2010. [5] Wijaya S.W. Mobile Learning Sebagai Model

  di Sekolah pada Mata Pelajaran TIK Tingkat SMP,

  e-Learning dalam Proses Belajar Mengajar

  <http://docs.docstoc.com/orig/1497347/ e01e25fd-b802-4f79-b8ac-17e1d84d0b80.pdf>. Diakses tanggal 3 Mei 2010. [3] Wahono, SR., 2003. Pengantar e-Learning dan pengembangannya, <http://bpplsp-jateng.com/e- learning/download/1122167682romi-elearning2. pdf>.Diakses pada tanggal 3 Mei 2010. [4] Afifuddin Andi., 2007. Penggunaan Metode

9. Mengganti profi l e-learning hingga mengganti password Admin Uji coba berhasil.

  Abdullah Basuki Rahmat, Rancang Bangun M-Learning 135 Tabel 2. Uji coba Untuk Level User Guru Uji Coba User Guru

  No Uji Coba Hasil Uji Coba 1. Menambah materi baru pada mata pelajaran masing-masing, sehingga nantinya Uji coba berhasil.

  dapat diakses oleh siswa 2. Membuat soal latihan dan memberi penilaian pada siswa yang mengerjakan soal. Uji coba berhasil.

  3. Mengikuti forum di antaranya dengan menjawab pertanyaan siswa serta menambah Uji coba berhasil. topik bahasan 4.

  Uji coba berhasil.

  Setting account di antaranya mengganti profi l dan password Tabel 3. Uji coba Untuk Level User Siswa Uji Coba User Siswa

  No Uji Coba Hasil Uji Coba 1. User siswa mengakses pelajaran dan download materi Uji coba berhasil.

  2. Siswa dapat mengerjakan soal latihan Uji coba berhasil.

  3. Siswa yang telah mengerjakan soal, tidak dapat mengerjakan kembali. Siswa dapat Uji coba berhasil. langsung mengetahui hasil/nilai dari tugas yang telah dikerjakan.

  4. Mengikuti forum berinteraksi dalam topik diskusi Uji coba berhasil.

  5. Uji coba berhasil.

  Setting account user siswa di antaranya mengganti profi l dan password