INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK (5M) DI SMA

  

INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK (5M) DI SMA

Ida Bagus Ketut Perdata

  Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unmas Denpasar

  

ABSTRAK

  Berdasarkan hasil interview dengan guru-guru matematika di SMA negeri dan swasta se-kota Denpasar yang telah melaksanakan pendekatan scientific (5M), didapatkan informasi sebagai berikut: 1) Para guru tidak memiliki instrument berbasis pendekatan scientific untuk mengukur proses belajar, 2) dalam setiap proses belajar mengajar, guru-guru telah melaksanakan penilaian secara umum dan klasikal, 3) hal itu menyebabkan guru-guru tidak mengetahui seberapa jauh tiap siswa atau seluruhnya telah mengalami proses belajar berdasarkan pendekatan scientific dan seberapa besar intensitasnya. Hasil belajar matematika siswa tidak memuaskan karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah passing grade yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena proses belajar mengajar tidak berjalan dengan optimal. Kurikulum 2013 menyarankan pembelajaran matematika berbasis pendekan scientific (5M) dalam kegiatan inti. Pendekatan ini diharapkan untuk mampu mewujudkan pembelajaran matematika yang berkualitas untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak guru yang tidak mengetahui apakah intensitas 5M dalam kegiatan inti bagi salah satu atau semua siswanya termasuk dalam kategori tinggi atau rendah. Ini terjadi karena mereka belum melaksanakan oenilaian proses belajar secara rinci dan mereka juga tidak memiliki instrument pengamatan untuk melakukan penilaian. Berdasarkan penjelasan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah model instrument pengamatan dalam 5M pada aktivitas inti dan bagaimana mengukur tingkan intensitas (tinggi dan rendah) dari tiap siswa atau seluruh siswa. Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan kajian pustaka. Berdasarkan data yang diperoleh dari metode dokumentasi dan analisis data menggunakan analisis deskriptif comparative, dapat disimpulkan bahwa: 1) Model intrument pendekatan scientific dalam kegiatan inti terdiri dari lima komponen, 17 indikator, dan 62 deskripsi. 2) Intensitas dari masing-masing kegiatan dalam komponen 5M diukur dengan menggunakan formula = × 100% , dan dikonversikan kedalam lima skala. 3)

5 Intensitas aktivitas dari seluruh komponen 5M dalam kegiatan inti diukur dengan

  5 = , dan dikonversikan kedalam lima skala. 4) intensitas menggunakan formula

  5

  5

  aktivitas 5M dalam kegiatan inti di sebuah kelas diukur dengan menggunakan formula 5 = , dan dikonversikan kedalam lima skala.

  Kata kunci: instrument, observasi, pendekatan scientific (5M)

  Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  

ABSTRACT

Based on the interviewtowards the teacher of mathematics in both public and

private senior high schools in Denpasar who have conducted the scienific approach

based learning process (hereafter 5M), obtained the information as follows: 1) The

teachers did not have the instruments based on scientifict approach to measure the

learning activity, 2) In every teaching and learning process, the tecahers have

conducted the classical and general assessment, 3) It caused the teachers did not know

how far each studentor the whole students have experienced the scientific approach

based learning process and how big the intensity of it.The students’ mathematic learning

achievement was not satisfying because many students obtained scores below the

intended passing score. This was because the teaching and learning process did not

optimally run. The curriculum 2013 proposes scientific approach based mathematics

learning process or known as 5M in the core activity of learning process. This approach

is expected to conduct quality mathematics learning processto improve the students’

mathematic learning achievement. But, in reality, many teachers did not know whether a

student or all students’ 5M intensity in the core activity has been high or low. It

happened because they have not done the learning process assessment in detail and they

also did not have an observation instrument to conduct the assessment. Based on the

abovementioned explanation, the research purposeswere to know how the observation

instrument model in 5M at the core activity of learning process was and how to measure

the intensity level (high and low) of the individual student or the whole students. To

achieve the research purposes, it was conducted a library research. Based on the

obtained data by means of documentation method and the data analysis done by

comparative descriptive analysis, it was concluded that: (1) the scientific approach

based observation instrument model at the core activity of learning process consisted of

5 components, 17 indicators, and 62 descriptors.(2) The activity intensity of each 5M

component measured by using the formula = × 100% , and converted to five

  5

scales. (3) The activity intensity of all 5M components at the core activity of learning

5

  = ,and converted to five scales. (4)

  process measured by using the formula

  5

  5 The 5M activity intensity at the core learning in a class measured by using the formula 5

  = , and converted to five scales.

  Keywords: Instruments, Observation, Scientific Approach (5M)

  Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016 PENDAHULUAN

  Seperti telah diketahui bahwa peranan kurikulum disekolah adalah sebagai pedoman penyelenggaran proses belajar mengajar. Idi (2014:233) menyatakan bahwa menurutUndang- undangNo. 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalampasal 1, ayat 19 yaitu: kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

  Menurut Depdikbud (1993:19), tujuan pelajaran matematika di SMA adalah: menata dan meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membantu memperjelas menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari- hari dan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol, serta lebih mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, disiplin, dan menghargai kegunaan matematika.

  SelanjutnyaPermendikbud RI No. 65 Tahun 2013 telah meregulisasikan penataan yang sistimatis dan prosedural tentang proses pembelajaran sebagai bagian yang inti dari pengelolaan pendidikan. Proses dan tujuan pembelajaran matematika ini belum tercapai dilihat dari hasil ujian nasonal.

  Hal ini dapat diduga bahwa penyebabnya adalah proses belajar matematika yang dilakukan oleh guru dan siswa belum berkualitas bahkan barangkali belum standar sesuai dengan standar proses pembelajaran. Pada hal pemerintah melalui Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai usaha perbaikan antara lain, 1) meningkatkan pelaksanaan kurikulum 2006 (KTSP) dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada proses pembelajaran; juga masih belum memuaskan, dan sekarang 3) menggunakan kurikulum 2013 dengan menintegrasikan pendekatan pembelajaran saintifik (misalnya dengan model ivestigasi, atau model penemuan atau model kontekstual ). Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  Karekterisitik dari pendekatan saintifik inipada kegiatan inti pembelajaran adalah terdiri dari limalangkah yang sering disebut dengan lima M (5M), yaitu: mengobservasi, menanya, mengumpulkan data atau melakukan eksperimen, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Langkah ini sangat kental dengan langkah ilmuwan untuk menemukan ilmu atau menemukancara pemecahan suatu masalah. Proses belajar sepeti ini tentulah sangat penting dan berguna bagi mereka dimasa depan, karena penguasaan Ipteks menjadi salah satu andalan dalam menghadapi permasalahan hidup yang akan muncul. Oleh karena itu kegiatan inti pembelajaran berbasis

  5M sangat diacukan oleh Depdikbud kota Denpasar untuk dilaksanakan oleh semua sekolah di Kota Denpasar.

  Dari wawancara terhadap guru matematika dibeberapa sekolah SMA baik negeri maupun swasta di kota Denpasar yang sudah melaksanakan pendekatan pembelajaran berbasis saintifik (5M) diperolah informasi sebagai berikut. 1) Bahwa mereka belum mempunyai instrumen yang dipakai untuk mengukur kegiatan pembelajaran apakah sudah berbasis

  5M atau belum. 2) Bahwa pada setiap proses pembelajaran mereka sudah melakukan penilain proses hanya saja tidak bersifat detail tapi bersipat umum saja atau klasikal. 3) Akibatnya mereka tidak tahu secara pasti sejauh mana dari setiap anak atau seluruh siswa di kelas sudah melakukan kegiatan 5M dan seberapa besar intensitas 5M tersebut.

  Mengingat tinggi rendahnya prestasi belajar matematika bergantung pada kualitas proses pembelajaran maka pembelajaran matematika di SMA dengan pendekatan saintifik ini haruslah diukur intensitas kegiatannya. Khususnya intensitas kegiatanpada saat terjadi kegiatan inti pembelajaran. Umumnya metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini adalah metode observasidengan instrumen observasi teknik rating scale. Untuk itu kita harus mengetahui bagaimana model instrumenobservasinya, bagaimana mengukur persentase intensitas kegiatan

  5M padasetiap komponen, untuk semua komponen, dan bagaimana mengukur Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016

  persentase intensitas kegiatan 5M untuk suatu kelas.

  PEMBAHASAN Proses Belajar Matematika

  Proses pembelajaran matematika sangat melibatkan mental, fisik dan emosi. Kegiatan melihat (angka dan ruang), mendengar (sebab dan akibat), menanya, menganalisis, mencari tahu dan membuat dugaan, mengumpulkan informasi, menalar dengan logika yang kritis, membuat grafik, pola, memecahkan masalah, menemukan, membuktikan, menyimpulkan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi pada belajar matematika. Proses belajar matematika seperti di atas equivalen dengan pendekatan saintifik atau pendekatan keilmuan seperti yang diharapkan oleh kurikulum 2013 dan Permendikbud RI No. 103 tahun 2014.Di mana pada Permendikbud ini disebutkan bahwa kegiatan pembelajaran hendaknya menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).

  Selanjutnya diwujudkan secara lebih kongkrit dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pendekatan Saintifik atau 5M, yang dalam format RPP-nya mencakup: (1) Identitas, (2) alokasi waktu, (3) KI, KD, indikator, (4) Materi pelajaran, (5) Kegiatan Pembelajaran, (6) Penilaian, (7) Media/alat, bahan, dan sumber belajar. Khusus pada kegiatan pembelajaran memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang teridiri dari: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, mengkomunikasikan, dan kegiatan penutup.

  Kegiatan Inti Pembelajaran Dari Pendekatan Pembelajaran Berbasis

  5M

  Dekripsi langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran berbasis

  5Mmenurut Permendikbud No.81 ATahun 2014).

  Mengamati (M1). Siswa melakukan

  pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, menonton, mendengar, membaca, dll; dengan atau tanpa alat (hal yang penting dari suatu benda atau objek). Bentuk hasil belajar: perhatian, Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  catatan, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati.

  Menanya (M2). Siswa mengajukan

  pertanyaan, tanyajawab, berdiskusi, tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui atau sebagai klarifikasi. Bentuk hasil belajar: Jenis, kualitas, kuntitas pertanyaan yang diajukan peserta didik (fakta, konsep, prinsip,prosedural, hipotetik).Kompetensi yang dikembangkan: kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan, berpikir kritis dan cerdas, belajar sepanjang hayat

  Mengumpulkan (M3).Siswa

  mengumpulkan informasi/eksperimen.Kegiatan siswa adalahmengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, menirukan bentuk gerak, membacadari sumber lain selain buku teks, wawancara dengan nara sumber, angket, melakukan eksperimen, memodivikasi atau menambah atau mengurangi.Bentuk hasil belajar: Jumlah dan kuantitas sumber yang dikaji, kelengkapan informasi, validitas informasi, dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Kemampuan yang dikembangkan: sikap jujur, teliti, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan data, kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

  Mengasosiasikan/mengolah informasi (M4).Mengolah informasi, menganalisis

  data dalam bentuk membuat katagori, mengasosiasi atau menghubungkan informasi yang terkait dalam rangka menemukan pola, menyimpulkan. Bentuk Hasil belajar: Fakta/konsep/teori, interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan. Kemampuan yang dikembangkan: sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif dan deduktif dalam menyimpulkan.

  Mengkomunikasikan (M4).Menyajikan laporan dalam bentuk

  bagan, diagram, grafik, menyusun laporan dalam bentuk tertulis, menyajikan laporan meliputi: proses, hasil dan kesimpulan secara lisan. Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016

  Bentuk Hasil belajar: menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronoik, multi media, dan lain-lain. Kemampuan yang dikembangkan: sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistimatis, mengemukakan pendapat dengan singkat dan jelas, mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

  Kegiatan dari ke lima di atas dinilai oleh guru baik prosesnya maupun hasil belajar peserta didik atau sekelompok peserta didik.

  Contoh Kegiatan Inti Pembelajaran Berbasis 5M untuk Menemukan Rumus Gradian Garis Lurus pada Bidang Kartesius di R

  pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik selalu menyertakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai ujud dari proses mental, fisik dan emosional.

  Dengan menggunakan LKS ini mereka dibimbing sedemikan rupa sehingan langkah demi langkah selalu berbasis

  5M, meskipun dalam satu kali tatap muka kelima komponen dari 5M itu tidak harus muncul lengkap. Di bawah ini akan disajikan sebuah contoh proses pembelajaran dengan pndekatan berbasis 5M pada pokok bahasan konsep gradien dan dengan tujuan para siswa dapat menemukan rumus gradien suatu garis lurus di bidang koordinat kartesius R

  2 . Dilakukan dengan dua tahap yaitu Tahap A, dan Tahap B.

  Tahap A.Gradien Garis lurus ditinjau

  dari sudut (1) Kegiatan mengamati. Dengan menggunakan tayangan guru menayangkan semua alternatif dari posisi sebuah garis terhadap sumbu-x dan sumbu- y sebagai berikut.

2 Secara umum kegiatan

  y l

  31 0 x Gambar 1. Garis l bersufut 31 dengan sumbu-x

  Gambar 1. Garis l membentuk sudut dengan sumbu-x. Besar sudut yang terbentuk adalah 31 . Karena itu garis l mempunyai ukuran kemiringan sebesar 31 terhadap sumbu- x. Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ... y h

  45 0 x Gambar 2. Garis h bersufut 45 dengan sumbu-x

  (2). Kegiatan menanya

  y m m 2 m

  1 0 x Gambar 3. Garis m, m 1, m 2 , tegak lurus dengan

  Sumbu-x

  y m

  0 x Gambar 4. Garis m tidak miring s umbu-x

  y

  n 0 x Gambar 2. Garis h membentuk sudut dengan sumbu-x. Besar sudut yang terbentuk adalah

  … . Karena itu garis h mempunyai ukuran kemiringan sebesar

  …. terhadap sumbu- x.

  Gambar 3. Garis m membentuk sudut dengan sumbu-x. Besar sudut yang terbentuk adalah …. Karena itu garis m mempunyai ukuran kemiringan sebesar …..terhadap sumbu- x. Bagaimana dengan garis m 1 dan m 2 ? Gambar 4. Garis m membentuk sudut dengan sumbu-x. Besar sudut yang terbentuk adalah

  …. Karena itu garis m mempunyai ukuran kemiringan sebesar …..terhadap sumbu- x. Apakah garis m miring?.......

  Gambar 5. Terhadap gambar 5 susunlah beberapa pertanyaan agar ukuran kemiringan garis n terhadap sumbu x dapat diketahui besarnya! 1). ……………………………. 2). ……………………………. 3). …………………………….. 4) dst Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016 Gambar 5. Garis n kemiringannya Terletak antara 90 dan 180

  y

  Gambar 6. Terhadap gambar 6 susunlah beberapa pertanyaan agar ukuran kemiringan garis n terhadap sumbu x dapat diketahui besarnya! k 1). …………………………….

  2). ……………………………. 0 x 3). ……………………………..

  4) dst Gambar 6.Garis k kemiringannya terletak antara 90 dan 180

  masing-masing pertanyaan yang ada pada gambar 3 sampai dengan gambar

  Gambar 7. Terhadap gambar 7 susunlah beberapa

  y

  6. Sebelum itu perhatikan dengan

  pertanyaan agar ukuran kemiringan garis q,r, dan s terhadap sumbu-x dapat diketahui besarnya!

  saksama 1). …………………………….

  q 2). …………………………….

  3). …………………………….. r 0 x

  

4) dst

s Gambar 7. Garis q,r, dan s sejajar dan kemiringannya 0 terhadap sumbu-x

  (Dalam hal ini kita tentu kita berharap bahwa bentuk-bentuk pertanyaan yang utama dan terakhir diharapkan dari para siswa berbentuk implikasi atau be- implikasi. Yaitu jika p, maka … atau p variabel apa saja yang harus dicarikan jika dan hanya jika ………….) datanya. (3) Mengumpulkan

  Kegiatan (4)

  Kegiatan Mengasosiasi/menalar Data/eksperimen

  Berdasarkan data dari variabel yang Kumpulkanlah data atau informasi sudah terkumpulkan buatlah hubungan yang diperlukan untuk menjawab yang terkait antara variabel tersebut Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  dalam bentuk kalimat dari setiap pendapat teman dan terkhir masukan persoalan!. Sesudah itu berikan suatu dari bapak/ibu guru matampelajaran kesimpulan dari setiap persoalan matematika. Kemudian hasil masukan tersebut! dari teman dan gurumu jadikan (5) kesimpulan akhir dari semua pertanyyan

  Kegiatan Mengkomunikasikan Karena kesimpulan akan yang ada dari gambar 3 sampai dengan disampaikan secara lisan dan tertulis

  6. kepada teman-temanmu maka tulisalah

  Tahap

  B. Gradien garis lurus

  kesimpulan itu dan sajikan didepan melibatkan variabelx dan varibel y kelas. Selanjutnya didiskusikan untuk

  (1) Kegiatan mengamati. Perhatikan mencari yang mana sudah benar yang tayangan gambar berikut. mana sudah betul. Mintalah saran atau yl

  Gambar 8. BC sejajar dan berimpit dengan sumbu-x, oleh karena itu BC dapat dipandang sebagai komponen x. AC

  A

  sejajar dengan sumbu y oleh karena itu dapat dipandang

y sebagai komponen y. ABC adalah segitiga siku-siku di C.

Jika AC bertambah panjang atau pendek maka sudut

0 B x C x kemiringan garil lakan bertambah besar atau kecil.

  Gambar 8. Kemiringan garis l dilihat dari komponen x dan y

Sementara itu garis BC tidak perlu berubah. Oleh karena itu ukuran kemiringan garis l

dapat dilihat dari AC dengan BC. Yaitu ukuran kemiringan garis l adalah:

  = =

Ukuran kemiringan garis lurus diistilahkan dengan gradien. Jadi gradien dari setiap garis

lurus didifinisikan sebagai:

  = m = gradien Kegiatan Menanya.

  yl

  Gambar 9. Terhadap gambar 9 susunlah beberapa pertanyaan yang mengkaitkan antara sudut ABC, tan B,

,m, gradien garis l,

  . Pertanyaan di arahkan untuk mencari gradien garil l Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016

  A

  0 B C x Gambar 9. Gars l gradiennya, =

  yl Gambar 10. Terhadap gambar 10 susunlah beberapa

  pertanyaan yang mungkin mengkaitkan antara sudut A(x ,y ) y 1 1 1 .

  di arahkan untuk mencari gradien garil l.

  1). ……………………………. y B (x 2 2 ,y 2 )C 2). …………………………….

  0 x x x 2 1 3).

  …………………………….. 4) dst Gambar 10. Garis l melalui titik

  A(x 1, y 1 ) dan B (x 2 ,y 2 ) Gambar 11. Terhadap gambar 11 susunlah beberapa

  yl

  pertanyaan yang mungkin mengkaitkan antara sudut y A(x 1 1 ,y 1 )

  ABC, tan B, ,m gradiaen garis l,

  Pertanyaan . di arahkan untuk mencari gradien garil l.

  1). …………………………….

  B (x ,y )C y 2 2 2 2). …………………………….

  0 x x x 2 1 3). ……………………………..

  4) dst Gambar 11. Garis l melalui titik

  A(x 1, y 1 ) dan B (x 2 ,y 2 ). Gradien garis

  2

  1 − , ℎ =

  2

  1 − Gambar 12. Terhadap gambar 12 susunlah beberapa

  yl

  pertanyaan yang di arahkan untuk mencari gradien y A(x 1 1 ,y 1 ) garil l.

  1). ……………………………. 2). …………………………….

  B (x ,y ) y 2 2 2 3). ……………………………..

  0 x 4) dst Gambar 12.

  Garis l melalui titik

  Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  A(x 1, y 1 ) dan B (x 2 ,y 2 ) dan tegak lurus dengan sumbu-x

  y

  l B (x 2 ,y 2 )A(x 1 ,y 1 )

  0 x x x Gambar 13.

  Garis l melalui titik A(x 1, y 1 ) dan B (x 2 ,y 2 ) dan sejajar dengan sumbu-x

  (Dalam hal ini kita tentu kita berharap bahwa bentuk-bentuk pertanyaan yang utama dan terakhir diharapkan dari para siswa berbentuk implikasi atau be- implikasi. Yaitu jika p, maka … atau p jika dan hanya jika …………. ) (2)

  Kegiatan mengumpulkan data/eksperimen

  Kumpulkanlah data atau informasi yang diperlukan untuk menjawab masing-masing pertanyaan yang ada pada gambar 8 sampai dengan gambar 11. Sebelum itu perhatikan dengan saksama variabel apa saja yang harus dicarikan datanya. (3)

  Kegiatan Mengasosiasi/menalar Berdasarkan data dari variabel yang sudah terkumpulkan buatlah hubungan yang terkait antara variabel tersebut dalam bentuk kalimat dari setiap persoalan!. Sesudah itu berikan suatu kesimpulan dari setiap persoalan tersebut! (4)

  Kegiatan Mengkomunikasikan Karena kesimpulan akan disampaikan secara lisan dan tertulis kepada teman-temanmu maka tulisalah kesimpulan itu dan sajikan didepan kelas. Selanjutnya didiskusikan untuk mencari yang mana sudah benar yang mana sudah betul. Mintalah saran atau pendapat teman dan terkhir masukan dari bapak/ibu guru matapelajaran matematika. Kemudian hasil masukan dari teman dan gurumu jadikan kesimpulan akhir dari semua pertanyaan yang ada dari gambar 8 sampai dengan 12.

  Gambar 13. Terhadap gambar 13 susunlah beberapa pertanyaan yang di arahkan untuk

  mencari gradien garil l.

  1). ……………………………. 2). ……………………………. 3). ……………………………..

  4) dst Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016

  Dari kedua tahapan di atas kesimpulan yang diharapkan untuk dapat ditemukan adalah rumus gradien garis lurus yang melalui titik A(x

  Instrumen observasi yang umum digunakan dalam mengobervasi akivitas belajar siswa proses pembelajaran antara lain: check list, anecdotal record

  rating scale) yaitu: 0 (tidak pernah), 1

  instrumen observasi yang memuat tingkah laku yang diobervasi dikatagorikan dalam bentuk skala. Misalnya dalam katagori: (1) selalu, kadang-kadang dan tidak pernah, (2) dalam katagori ukuran angka (numerical

  rating scale atau skala penilaian adalah

  adalah instrumen obervasi yang digunakan untuk mencatat kejadian- kejadian penting yang muncul diluar kasus yang sedang diamati. Sedangkan

  Anecdotal record atau catatan anekdot

  cek adalah instrumen observasi yang memuat daftar dari semua aspek tingkah laku yang akan diamati. Bila tingkah laku yang diamati itu muncul maka diberi tanda cek (v), yang tidak muncul dikosongkan.

  dan rating scale. Check list atau daftar

  Menurut Sanjaya (2014:270) observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Hal-hal yang diamati biasanya gejala-gejala tingkah laku, benda-benda hidup ataupun mati. Melalui observasi observer atau peneliti dapat menggunakan indra matanya untuk melihat secara langsung tingkah laku siswa (observant) yang muncul saat proses pembelajaran, kemudian mencatatnya pada instrumen observasi atau lembar observasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

  1 , y 1 )

  Pengertian Observasi

  (ii) Gradien dari garis yang tegak lurus sumbu-x adalah tidak didifinisikan (iii) Gradien dari garis lurus yang sejajar sumbu-x adalah m = 0.

  , di mana adalah yang dibtuk oleh garis tersebut dengan sumbu-x

  1− 2 1− 2

  (i) = tan =

  2 ) yaitu:

  2 ,y

  dan titik B(x

  kadang-kadang), 2 (selalu) atau: 1 = untuk sangat kurang, 2 = kurang, 3= sukup, 4 = tinggi 5 = sangat tinggi. Dalam penelitian inti yangdigunakan

  4

  5 M yang ke

  adalah instrumen observasi dengan rating scale 5 (skla likert).

  Kontruksi Butir Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran Matematika Berbasis 5M

  Langkah-langkah untuk mendapatkan butir-butir instrumenobservasi adalah sebagai berikut: 1) menyusun kisi-kisi 5M, 2) menentukan indikator 5M, 3) Menyusun deskriptor dari setiap indikator, 4) menetukan skala dari indikator. Dalam hal ini akan dipakai sekala Likert, 5) menentukan jumlah skor, 6) Menentukan besar intensitas proses belajar dengan menggunakan penilaian skala limauntuk setiap siswa, 7) menentukan besar persentase proses pembelajaran berbasis 5M dengan menggunakan penilaian norma absolut.

  Kisi-Kisi Instrumen Obervasi Kegiatan Inti Pembelajaran Berbasis 5M Tabel

  1. Kisi-Kisi Instrumen ObervasiKomponen Mengamati Kegiatan 5M Indikator Deskriptor Skor

  1

  2

  3

  Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  • – satu: Mengamati Melihat 1.

  

memperhatikan tayangan dengan seksama

2.

tidak terpengaruh oleh situasi di luar kelas

3. mencatat bagian penting 4. Kesabaran/emosi 5. Ketepatan waktu menangkap tayangan Mendengar

  6.

mendengarkan tayangan dengan seksama

7.

  Tidak terpengaruh oleh situasi di luar kelas 8. mencatat bagian penting yang diberikan oleh guru 9. Kesabaran/emosi

  10. Ketepatan waktu mendengarkan Informasi Menyimak

11. Berikap positif terhadap apa ditayangan 12.

  Menyiapkan kondosi badan 13. Menindaklanjuti dalam bentuk gerakan 14. Ada catatan atau hal lain yang dihasilkan Jumlah

  Total skor Mengamati

  Berdasarkan tabel kisi-kisi observasi komponen mengamati di atas maka dapat dilihat bahwa komponen mengamati mempunyai tiga indikator dengan masing deskriptor sebagai berikut: Indikator melihat mempunyai lima deskriptor, indikator mendengar mempunyai 5 deskriptor, dan indikator menyimak mmpunyai 4 deskriptor. Sehingga deskriptor dari komponen mengamati ada sebanyak 14. Oleh karena itu skor maksimal idealnya adalah 14

  × 5 = 70.Sedangkan skor

  • – dua: Menanya Mengajukan pertanyaan 1.

  14. Melakukan tanya jawab dengan teman 15.

  5

  2 ≤

  atau 2

  4

  5

  22 × 1 = 22. Dengan cara perhitungan yang sama maka rentang skor dari intensitas menanya disingkat

  Berdasarkan tabel kisi-kisi observasi komponen menanya di atas maka dapat dilihat bahwa komponen menanya mempunyai enam indikator dengan 22 deskriptor, sehingga skor maksimal idealnya adalah 22 × 5 = 110.Sedangkan skor minimal idalnya adalah

  

Total skor menanya

  Menyetujui saran 22. Mengajukan saran Jumlah

  Saran 20.

memperhatikan saran

21.

  Tidak setuju 19. Menyetuju Mengajukan

  17. Menyela 18.

  Melakukan tanya jawab dengan guru 16. Merumuskan pertanyaan Interupsi

  Menanggapi pendapat 11. Menengahi pendapat 12. Merumuskan pendapat 13. Menyetuji pertanyaan Mendiskusikan

  Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016

  Mengemukakan pendapat 10.

  Mengemukan fakta 6. Mengemukakan fakta bertentangan 7. Mengemukakan prinsip 8. Merumuskan pertanyaan Mengemu- kakan pendapat 9.

  Dengan kata apa 2. Dengan kata mengapa 3. Dengan kata bagaimana 4. Dengan kata yang lain Mengemukakan fakta atau prinsip 5.

  5 M yang ke

  4

  3

  2

  1

  2. Kisi-Kisi Instrumen Obervasi Menanya Kegiatan 5M Deskriptor Skor Indikator

  5 1 ≤ 70 Tabel

  atau14 ≤

  5 1 14 70,

  minimal idalnya adalah 14 × 1 = 14. Jadi rentang dari intensitas mengamati disingkat

  2 ≤ 110.

3. Kisi-Kisi Instrumen Obervasi Mengumpulkan data/eksperimen Kegiatan 5M Indikator Deskriptor Skor

  5 M yang ke

  Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  Tabel

  1

  2

  3

  4

  • –tiga: Mengum-pulkan data/ eksperimen Mengeks- plorasi.

  1. Menggali informasi 2.

  4

  Memilah informasi 2. Menganalisis data dalam bentuk katagori 3. Menghubungkan informasi terkait

  5 M yang ke

  4

  3

  2

  1

  Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen ObervasiMengasosiasi/menalar Kegiatan 5M Indikator Deskriptor Skor

  3 ≤ 110.

  5

  2 ≤

  2

  bergerak dari 12 samapai dengan 60 atau

  5

  Menggorganisasikan informasi Mencoba

  12. Dengan caraperhitungan yang sama maka rentang skor dari intensitasmengumpulkan data/eksperimen disingkat

  × 5 = 60.Sedangkan skor minimal idalnya adalah 12 × 1 =

  Berdasarkan tabel kisi-kisi observasi komponen mengumpulkan data/eksperimen di atas maka dapat dilihat bahwa komponen mengumpulkan data/eksperimen mempunyai enam indikator dengan 12 deskriptor, sehingga skor maksimal idealnya adalah 12

  11. Wawancara dengan guru pengajar 12.

  10. Dari buku teks yang lain Wawancara dengan nara sumber,

  Mencari data dari sumber lain seperti dari internet

  Menyampaikan data dalam bentuk diagram/gambar 8. Menyamapaikan data dalam bentuk grafik Membaca dari sumber lain 9.

  Menambah/mengurangi informasi Mendeons- trasikan 7.

  5. Tanya jawab informasi 6.

  Mencocokan informasi Berdiskusi

  3. Mengecek informasi 4.

  Wawancara dengan selain guru pengajar Jumlah Total skor

  • – empat: Mengolah informasi, 1.

  Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen ObervasiMengkomunikasikan Kegiatan 5M Indikator Deskriptor Skor

  5

  4

  3

  2

  1

  Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016 Mengasosiasi/ Menalar

  4 ≤ 25.

  bergerak dari 5 samapai dengan 25 atau 5 ≤

  Dalam bentuk bagan 2. Dalam bentuk diagram 3. Dalam bentuk grafik menyusun laporan dalam bentuk tertulis 4.

  4

  5

  25.Sedangkan skor minimal idalnya adalah 5 × 1 = 5. Dengan caraperhitungan yang sama maka rentang skor dari intensitasmengasosiasi/menalardisingkat

  Berdasarkan tabel kisi-kisi observasi komponen mengasosiasi/menalar di atas maka dapat dilihat bahwa komponen mengasosiasi/menalar mempunyai dua indikator dengan 5 deskriptor, sehingga skor maksimal idealnya adalah 5 × 5 =

  5. Ketepatan menyimpulkan jawaban/penemun Jumlah Total skor

  4. Mencoba menyusun jawaban atas pertanyaan di kegiatan menanya

  Menyim- Pulkan

  5 M yang ke

  • – lima: Mengko- munikasikan Menyajikan laporan dalam bentuk gambar 1.

  Sesuai dengan format 5. Sistematis 6. Lengkap menyajikan laporan meliputi: proses, hasil dan kesimpulan secara lisan.

7. Kualitas bahasa pengantar 8.

  Argumentasi dalam menyimpulkan 9. Ketepatan kesimpulan Jumlah

  Total skor

  Berdasarkan tabel kisi-kisi observasi komponen mengkomunikasikan di atas maka dapat dilihat bahwa komponen mengkomunikasikan mempunyaitiga indikator dengan 9 deskriptor, sehingga skor maksimal idealnya adalah 9 × 5 =

  45.Sedangkan skor minimal idalnya adalah 9 × 1 = 9. Dengan cara perhitungan yang sama maka rentang skor dari intensitasmengkomunikasikandisingkat Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  5

  5

  70

  54

  =

  1

  5

  siswa misalnya adalah ∑s= 54 maka intensitas kegiatannya adalah:

  1 seorang

  ∑S= 14 x 5 = 70, dan skor minimal idealnya adalah 14. Sehingga jika total skor dari 5m

  , ada sebanyak 14 maka sekor maksimal idealnya adalah,

  1

  5M ke-i ideal Contoh:Intensitas pada kegiatan mengamati. Karena deskriptor dari kegiatan mengamati yaitu 5m

  5M ke-i terobervasi ∑S = Jumlah skor observasi kegiatan

  = 1,2,3,4,5) ∑s = Jumlah skor observasi kegiatan

  = Intensitas kegiatan 5M ke − i (i

  = × 100% , dimana :

  5

  5

  Rumus yang digunakan untuk perhitungan intensitas masing-masing komponen dar 5M adalah:

  Perhitungan persentase intensitas kegiatan masing komponen dari 5M

  Dari tabel 4.04 di atas dapat disimpulkan bahwa model dari instrumen observasi kegiatan inti pembelajaran matematika berbasis saintifik (5M) adalah terdiri dari 5 komponen, 17 indikator dan 62 deskriptor. Bila semua deskriptor ini muncul maka skor maksimal idealnya adalah 310 dan skor minimal idealnya adalah 62.

  17 62 62 sampai dengan 310

  6 12 (1,2,3,4,5) 12 sampai dengan 60 Mengasosiasi/menalar 2 5 (1,2,3,4,5) 5 sampai dengan 25 Mengkomunikasikan 3 9 (1,2,3,4,5) 9 sampai dengan 45 Jumlah

  3 14 (1,2,3,4,5) 14 sampai dengan 70 Menanya 6 22 (1,2,3,4,5) 22 samapi dengan 110 Mengumpulkan data/eksperimen

  6. Rekapitulasi Butir Lembar Observasi Kegiatan 5M, Indiktor dan Deskriptor Komponen Banyak Indikator Banyak Deskriptor Skala Lima Rentang Mengamati

  Tabel

  5M, indiktor dan deskriptor sebagai berikut.

  Berdasarkan pemaparan tabel di atas maka dapat dibuat rekapitulasi kegiatan

  5 ≤ 45.

  5

  bergerak dari 9 sampai dengan 45 atau 9 ≤

  × 100% = 77,14%. Artinya siswa tersebut intensitas kegiatan mengamatinya adalah 70,14% atau sekitar 29,86% melakukan pengamatan lain diluar deskriptor. Demikian pula untuk perhitungan dari intensitas Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016 ISSN 2087-9016

  kegiatan yang lain. Atau: =

  5 ℎ ℎ

  , =menanya =mengumpulkan

  5

  5

  2

  3

  × informasi/eksperimen, 100%

  =mengasosiasi/menanlar,

  5

4 Perhitungan persentase intensitas =mengkomunikasi.

  5

  5 kegiatan 5M pada inti pembelajaran Perhitungan persentase intensitas dari suatu kelas. kegiatan semua komponen dari 5M

  Rumus yang digunakan untuk Rumus yang digunakan untuk perhitungan intensitas kegiatan dari perhitungan intensitas semua komponen

  5M pada inti pembelajaran dari suatu dari 5M adalah: 5 kelas adalah: = , dimana = intensitas 5

  5

  5

  5

  = =kegiatan dari , dimana: kegiatan rata-rata dari semua komponen

  5M pada inti pembelajaran dari suatu dari 5M . kelas.

  =Jumlah siswa dalam suatu

  • =

  5

  5

  1

  5

  2

  5

  3

  5

  4

  kelas. =jumlahintensitas kegiatan

  5

  5

  5

  rata-rata dari semua komponen dari 5M untuk n siswa dari suatu kelas. Atau

  

ℎ ℎ × 100%

=

ℎ ( )

  Kriteria tinggi rendahnya intensitas kegiatan 5M pada inti pembelajaran Tabel 7. Kriteria Tinggi Rendahnya

  Kriteria yang digunakan untuk

  Intensitas Kegiatan 5M No Persentas

  menentukn tinggi rendahnya intensitas Keteranga

  . e (%) n

  kegitan 5M pada inti pembelajaran 1.

  86 A A A Sangat

  • – 100 tinggi

  matematika di SMA adalah mengacu 2.

  70 B B B Tinggi

  • – 85 3.

  55 C C C Cukup

  • – 69

  apada skala lima seperti tabel di bawah 4.

  40 D D D Rendah

  • – 54
  • – 39 rendah

  5. E E E Sangat ini.

  Keterangan: Ida Bagus Ketut Perdata - Instrumen Observasi Kegiatan Inti Pembelajaran ...

  5

  5

  Berdasarkan apa yang telah dikaji pada bab-bab sebelumnya dan telah disimpulkan di atas maka penulis ingin memberi saran bahwa instrumen ini hendaknya dapat digunakan sebagai instrumen observasi untuk mengukur intensitas kegiatan inti prembelajaran matematika berbasis saintifik di SMA maupun di SMP. Kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian pengembangan instrumen observasi yang standar terhadap kegiatan inti pembelajaran matematika hendaknya dapat menggunakan hasil peneltian ini sebagai acuan.

  Saran

  = ℎ ℎ × 100% ℎ ( ) dan dikonversi ke skala lima.

  × 100% dikonversi ke skala lima. (4) Intensitas kegiatan 5M pada inti pembelajaran dari suatu kelas diukur dengan menggunakan rumus = 5 , atau

  ℎ ℎ

  =

  5

  ,atau:

  = 5

Dokumen yang terkait

TARI BARIS KATEKOK JAGO DI SESA DARMASABA, KECAMATAN ABIANSEMAL, KABUPATEN BADUNG

0 0 6

KREASI PHOTOVOICE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) HASIL PHOTOVOICE BERBASIS JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) SISWA SMPN 12 DENPASAR I Wayan Agus Permadi, Dewa Ayu Puspawati dan Sang Putu Kaler Surata Program Stu

1 2 10

67 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP N 2 MENGWI BADUNG Dewa Ayu Nyoman Apriliana, I Made Diarta Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguru

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA VIDEO BERPARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA UNMAS DENPASAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI

0 0 11

Kata kunci : strategi pembelajaran, keterampilan berbicara ABSTRACT - ALTERNATIF STRATEGI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA

1 2 12

Key words : culture, learning mathematics, creative learning PENDAHULUAN - BUDAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA

0 0 7

REKONSTRUKSI PENGEMBANGAN KARIER JABATAN FUNGSIONAL PANITERA PENGGANTI PERADILAN DI INDONESIA THE CAREER DEVELOPMENT RECONSTRUCTION OF REGISTRAR FUNCTIONAL POSITION IN INDONESIAN JUDICIARY

0 0 16

MEMANTAPKAN PENERAPAN GESTUR CALON GURU DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR PADA MATA KULIAH MICRO TEACHING MAHASISWA SEMESTER VI PGPAUD UNDIKSHA I Ketut Adnyana Putra

0 3 13

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN PENGGUNAAN MODUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK, PAIR AND SHARE)

0 0 19

URGENSITAS PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PELAKSANAAN MEDIASI DI PENGADILAN PSYCHOLOGICAL APPROACH IMPORTANCES IN MEDIATION PROCESS

0 0 16