PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 229/PMK.04/2015

MENTERl KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR

.

229/PMK. 04/2015

TENTANG
MITRA UTAMA KEPABEANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Meninbang

a.


bahwa dalam rangka mengurangi ·biaya logistik yang
diharapkan

dapat

pertunbuhan
pelayanan

neningkatkan

ekonomi

khusus

nasional,

di

bidang


daya
perlu

saing

dan

nenberikan

kepabeanan

yang

nendukung kelancaran pengeluaran arus barang dari
Kawasan Pabean;
b.

bahwa guna nengapresiasi inportir dan/ atau eksportir
yang meniliki riwayat kepatuhan yang baik, perlu diberi

pelayanan khusus di bidang kepabeanan;

c.

bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagainana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalan
rangka

melaksanakan

Undang-Undang

Nonor


ketentuan
10

Pasal

Tahun

3

1995

ayat

(4)

tentang

Kepabeanan sebagainana telah diubah dengan Undang­
Undang Nonor

Peraturan

17

Menteri

Tahun

2006,

Keuangan

perlu

tentang

nenetapkan
Mitra

Utana


Kepabeanan;

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 2 -

Mengingat

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor

93,

Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 4661);

·MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERATUAN MENTER! KEUANGAN TENTANG MITRA UTAMA
KEPABEANAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1.

Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang
Nomor

10


sebagaimana

Tahun

1995

tentang

telah diubah

dengan

Kepabeanan

Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2006.
2.

Pembayaran Secara Berkala yang selanjutnya disebut

Pembayaran

Berkala

adalah

penundaan

kewajiban

pembayaran bea masuk, cukai, dan/ atau pajak dalam
rangka impor tanpa dikenai bunga.
3.

Mitra Utama Kepabeanan yang selanjutnya disebut MITA
Kepabeanan adalah importir dan/ atau eksportir yang
diberikan pelayanan khusus di bidang kepabeanan.

4.


Kantor

Pabean

adalah

kantor

dalam

lingkungan

Direktorat Jenderal Bea lan Cukai tempat dipenuhinya
kewajiban

pabean

sesuai

dengan


Undang-Undang

Kepabeanan.
5.

Pejabat

Bea

dan . Cukai

adalah

pegawai

Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan
tertentu

untuk

melaksanakan

tugas

tertentu

berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

www.jdih.kemenkeu.go.id

-3 -

Client Coordinator Khusus MITA

6.

Kepabeanan adalah

Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pabean

untuk

melakukan

fungsi

koordinasi

dan

bimbingan terhadap MITA Kepabeanan.
7.

Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.

8.

Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan
Cukai.

BAB II
MITA KEPABEANAN

Pasal 2
(1)

Importir
sebagai

dan/ atau
MITA

eksportir

Kepabeanan

yang

telah

ditetapkan

mendapatkan

pelayanan

khusus di bidang kepabeanan berupa:
a.

penelitian dokumen dan/ atau

pemeriksaan

isik

yang relatif sedikit;
b.

pembongkaran barang 1mpor langsung dari sarana
pengangkut yang datang dari luar daerah pabean ke
sarana

pengangkut

darat

tanpa

dilakukan

penimbunan dengan tidak mengajukan permohonan
(truck loosing);
c.

pengeluaran barang impor sebagian dari peti kemas
tanpa dilakukan stipping (part off container) dengan
tidak mengajukan permohonan;

d.

penggunaan

jaminan

·

perusahaan

(Corporate

Guarantee) dapat diberikan untuk seluruh kegiatan

kepabeanan
sesuai

yang

persyaratan

wajib

menggunakan

sebagaimana

diatur

Jamman
dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan;
e.

dalam hal MITA Kepabeanan merupakan importir
produsen, pembayaran atas penyelesaian kewajiban
kepabeanan

dapat

dilakukan

dalam

bentuk

Pembayaran Berkala;

www.jdih.kemenkeu.go.id

-4-

.

dalam hal kegiatan kepabeanan berupa proses impor,
diberikan pengecualian untuk menyampikan:
1.

hasil cetak Pemberitahun Impor Barang (PIB)
kecuali impor barang yng mendapatkan asilitas;

2.

dokumen

pelengkap

pelunasan bea masuk,

pa bean

dan

bukti

cukai,

pajak

dalam

rangka impor, penerimaan negara bukan pajak,
dan dokumen pemesanan pita cukai; dan

3.

perizinan dari instansi teknis pada
Pabean

yang

sudah

Kepabeanan,

kecuali

berdasarkan

peraturan

menggunakan
ditetapkan

Kantor
PDE
lain

perundang-undangan

yang mengatur mengenai pengeluaran barang
impor untuk dipakai; dan/ atau
g.

pelayanan khusus oleh Pejabat Bea dan Cukai yang
menangani layanan inormasi atau Client Coordinator
Khusus MITA Kepabeanan.

(2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan khusus di
bidang kepabeanan diatur dengan Peraturan Direktur
Jenderal.

Pasal 3
(1)

Untuk
importir

dapat

ditetapkan

dan/ atau

sebagai

eksportir

MITA

Kepabeanan,

harus

memenuhi

persyaratan sebagai berikut:
a.

memiliki reputasi kepatuhan yang baik selama 6
( enam) bulan terakhir;

b.

tidak mempunyai tunggakan kewajiban

kepabeanan,

cukai, dan/ atau pajak dalam rangka impor yang sudah
jatuh tempo;
c.

tidak pernah melakukan pelanggaran pidana di
bidang kepabeanan dan/ atau cukai;

d.

mendapatkan penetapan jalur hijau selama 6 (enam)
bulan terakhir;

e.

mempunyai bidang usaha (nature of bussiness) yang
jelas dan spesiik;

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 5-

f.

mendapatkan penetapan sebagai wjib pajak patuh
dari Direktorat Jenderal Pajak; dan

g.

menyatakan kesediaan untuk ditetapkan sebagai
MITA Kepabeanan.

(2)

Pernyataan kesediaan untuk ditetapkan sebagai MITA
Kepabeanan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

huruf g dilakukan dengan membuat surat pernyataan
sesuai contoh ormat sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

(3)

Dalam hal importir dan/ atau eksportir telah memenuhi
persyaratan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1),

Direktur Jenderal menetapkan MITA Kepabeanan deng.n
menerbitkan
penetapan

Keputusan Direktur Jenderal

sebagai

MITA

Kepabeanan

mengenai

menggunakan

ormat sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(4)

Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan sebagai MITA
Kepabeanan diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.

Pasal 4
( 1)

MITA Kepabeanan dapat memberi rekomendasi terhadap
perusahaan

mitra dagang

MITA

Kepabeanan

untuk

memperoleh pelayanan khusus di bidang kepabeanan
yang

berhubungan

percepatan

dengan

pengeluaran

barang (locomotive facility).
(2)

Pelayanan khusus di bidang kepabeanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), hanya diberikan terhadap impor
dan/ atau ekspor yang dilakukan oleh perusahaan mitra
dagang

MITA

Kepabeanan

untuk

keperluan

MITA

Kepabeanan.

(3)

Perusahaan
sebagaimana

mitra
dimaksud

dagang
pada

MITA
ayat

(1)

Kepabeanan
mendapatkan

prioritas untuk ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan
(member get member).

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 6 -

BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 5
(1)

Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang
ditunjuk melakukan monitoring dan evaluasi terbadap
MITA

Kepabeanan

untuk

memastikan

3 ayat (1) tetap

sebagaimana dimaksud dalam Pasal
terpenubi.
(2)

persyaratan

Dalam bal basil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud

pada

ayat

(1)

menyimpulkan

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

babwa

3 ayat

(1) buruf a, buruf b, buruf d, buruf e, dan buruf f tidak
terpenubi, Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai
yang ditunjuk membekukan penetapan sebagai MITA
Kepabeanan

dengan

menerbitkan

surat

pembekuan

sebagai MITA Kepabeanan.

(3)

Direktur Jenderal dapat mencabut penetapan sebagai
MITA Kepabeanan dalam bal:
a.

dalam jangka waktu
surat

pembekuan

sebagaimana
Kepabeanan

3 (tiga) bulan sejak diterimanya
sebagai

dimaksud

MITA

pada

belum

ayat

Kepabeanan
(2),

menindaklanjuti

MITA
basil

monitoring dan evaluasi;
b.

MITA Kepabeanan melakukan

pelanggaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasl
c.

adanya

permobonan

pidaha

3 ayat (1) buruf c;

pencabutan

dari

MITA

Kepabeanan;
d.

berdasarkan

3 (tiga) kali basil monitoring dan

evaluasi dalam jangka waktu 2 (dua) tabun terakbir,
MITA

Kepabeanan

tidak

memenubi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal
e.

persyaratan

3 ayat (1); atau

MITA Kepabeanan dinyatakan pailit berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

(4)

Pelayanan kbusus di bidang kepabeanan tidak diberikan
selama penetapan sebagai MITA Kepabeanan dibekukan.

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 7-

(5 )

Pencabutan

penetapan

sebagai

MITA

Kepabeanan

sebagaimana limaksul pala ayat (3) lilakukan oleh
Direktur

Jenderal

lengan

menerbitkan

Keputusan

Direktur Jenleral mengenai pencabutan sebagai MITA
Kepabeanan

menggunakan

ormat

sebagaimana

tercantum lalam Lampiran III yang merupakan bagian
tilak terpisahkan lari Peraturan Menteri ini.
(6)

Ketentuan lebih lanjut mengenai monitoring, evaluasi,
pembekuan,

lan

pencabutan

terhadap

MITA

Kepabeanan, liatur lengan Peraturan Direktur Jenleral.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 6
Pala saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1.

terhalap importir jalur prioritas yang telah litetapkan
berdasarkan Peraturan Direktur Jenleral Bea dan Cukai
Nomor

P-11/ BC/ 2005

tentang

Jalur

Prioritas

sebagaimana telah diubah lengan Peraturan Direktur
Jenleral

Bea

ditetapkan

lan

sebagai

Cukai
MITA

Nomor

P-06/ BC/ 2006,

Kepabeanan

berlasarkan

Peraturan Menteri ini;
2.

terhadap importir peserta ji coba Mitra Utama yang
litunjuk lengn Keputusan Direktur Jenleral Bea dan
Cukai

Nomor

Kep-91/ BC/ 2007

tentang

Perusaha_ Peserta Uji Coba Mitra Utma,

Penunjukan
litetapkan

sebagai MITA Kepabeanan berlasarkan Peraturan Menteri
ini, lengan ketentuan penetapan sebagai MITA Kepabeanan
kan licabut apabila dlm jangka wktu 1 (satu) tahun,
MITA

Kepabeann

tilak

dapat

memenuhi

ketentuan

sebagaimna liatur lalam Peraturan Menteri ini; lan
3.

importir yang telah menyampaikan permohonan sebagai
importir jalur prioritas sebelum berlakunya Peraturan
Menteri

u

penyelesaiannya

lan

belum

dilakukan

mendapat
berdasarkan

keputusan,
Peraturan

Menteri ini.

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 8 -

BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
padatanggal

16

Desember

2015

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG P.S.BRODJONEGORO
Diundangkan di Jakarta
17 Desember 2015
Pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATUAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 20 15 NOMOR

1899

www.jdih.kemenkeu.go.id

-9-

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 29/PMK.04/ 2015
TENTANG
MITRA UTAMA KEPABEANAN
FORMAT PERNYATAAN KESEDIAN
UNTUK DITETAPKAN SEBAGAI MITA KEPABEANAN

KOP PERUSAHAAN

SURAT PERNYATAAN
Nonor ...... ...... (1) ..................

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nana

........ (2) .......

Jabatan

........ (3) .......

Nonor Identitas

........ (4) .......

Ala1at

........ (5) .......

Atas

nana

perusahaan

alanat ...... ... ...

.

...........

.. (8) ...............

.

... (6) ...............

NPWP

............... (7) ...............

dengan ini saya nenyatakan kesediaan untuk

ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
serta ne1enuhi senua ketentuan tenta.g MITA Kepabea.a..

Denikia.

surat

pernyataan

in1

dibuat

de.gan

sebenar- benarnya

da.

ditandata.gani dengan pe.uh kesadara. tanpa paksaan dari siapapun serta
bertanggu.g jawab atas segala akibat huku. yang tinbul.

............... (9)

·. · . . . . . . . . . . . .

.

Yang Menberi Pernyataan

............... (6) .... ... .. . .
. .

.

.

..... .......... (10) ...............
............... (2) ..............

.

.... . .. . ....... (3) ...............

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 10 -

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor

(1)

Diisi nomor surat pernyataan oleh importir.

Nomor

(2)

Diisi

nama

orang

yang

bertanggung

jawab

yang

Utama,

atau

menanlatangani surat pernyataan.
Nomor

(3)

Diisi

jabatan

Presilen

Direktur,

Direktur

Direktur.
Nomor

( 4)

Diisi

nomor

iclentitas

(KTP,

IGTAS,

Passpor)

Presiclen

Direktur, Direktur Utama. atau Direktur.
Nomor

(5)

Diisi alamat lomisili Presilen Direktur, Direktur Utama atau
Direktur.
Diisi nama perusahaan.

Nomor (6)
Nomor

(7 )

Diisi nomor Nomor Pokok Wajib Pjak perusahaan.

Nomor

(8)

Diisi alamat lengkap perusahaan.

Nomor

Nomor

(9)

Diisi tempat,· tanggal, bulan lan tahun surat pernyataan di
buat.

(10)

Diisi lengan materai yang libubuhi tanla tangan lan cap
perusahaan.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum�

�,.�'"b : _·�.-2�
�t ' . '.
,

Kepalal '
. I



.

GIARTO
NIP l

ian T.U. Kenenterin
'

; ,i 1;

u ly)J1•

I

I

\\
\\

\') .
I

'S,9042019849 2106·1


�r

"..�'
jt"'

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 11 LAMPIRAN II
PEATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 2 29/PMK.04/ 2015
TENTANG
MITA UTAMA KEPABEANAN

FORMAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDEAL BEA DAN CUKAI
MENGENAI PENETAPAN SEBAGAI MITRA UTAMA KEPABEANAN
KEMENTERIAN·KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR ......... (1)..........
TENTANG
PENETAPAN ......... (2).........

.

SEBAGAI MITRA UTAMA KEPABEANAN
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Meni.bang

a.

bhwa berdasarkan penelitian dan penilain oleh Diretorat
Jenderl Bea dart Cuki terhadap ......... (2) .. .. , ......... (2) ......... .
telal. memenuhi persyaratn untuk dapat ditetapkan sebagi Mitra
Utama Kepabeanan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuang.n
Nomor ......... (5)........../PMK.04/2015 tentng Mitra Utama
Kepabenan;
. .

b.

. .

. .

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksul
lalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai tentang Penetapan ......... (2).........
Sebagai Mitra Utama Kepabeanan;
.

Mengingat

Peraturn Menteti Keungn Nomor
tentang Mitra Utama Kepabeanan;

......... (5) .......... /PMK.04/2015

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENETAPAN
......... (2)..........
SEBAGAI
MITRA
UTAMA
KEPABEANAN.

PERTAMA

Memberikan penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan kepala:
Nama Perusahaan
......... (2).........
NPWP
: ......... (6)
Alam at
: ......... (7) ......... .
.

. . . . . . . • . .

KEDUA

Dalam ha! Pemberitahuan Impor Barang tidak liberitahukan senliri
oleh ......... (2).........., Pemberitahuan Impor Barang ......... (2) ......... .
likuasakan pada PPJK:

I I
No

I I

Nama PPJK

NPWP

Alam at

. ..... (9) ....

......... (8) ....

.... (10) ..

...... (9)

.. (8)

..

...... (10) ..

KETIGA

Pelayanan impor terhadap Mitra Utaina Kepabeanan lilayani di
..... .. (11)..........

KEEMPAT

Keputusan Direktur
ditetapkan.

.

.

Jenderal

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal

Salinan Keputusan Direktur Jenleral ini disampaikan kepala:
1. ......... (12)..........;
2. ......... (12) .......... ;
yang bersangkutan untuk liketahui lan dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pala tanggal ......... (13) .........

.

Direktur Jenleral,

.............. (14) ..............

.

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 12 -

PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1)

Diisi no.or Keputusan Direktur Jenderal mengenai penetapan sebagai
Mitra Utana Kepabeanan.
Diisi nana inportir yang nendapat penetapan sebagai Mitra Utama

Nonor (2)

Kepabeanan.
Nomor (3)
Nomor
Nomor

Diisi

nonor

surat

permohonan

penetapan

sebagai

Mitra

Utama

permohonan

penetapan

sebagai

Mitra

Utama

Mitra

Utama

Kepabeanan.

(4)

Diisi

tanggal

surat

Kepabeanan.

(5)

Diisi

nomor

Peraturan

Menteri

Keuangan

ten.tang

Kepabeanan.
Diisi

Nomor (6)

Nomor

Pokok

Wajib

Pajak

(NPWP)

importir

yang

mendapat

penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
Diisi alamat lengkap importir yang nenlapat penetapan sebagai Mitra

Nomor (7}
Nomor
Nomor

Utama Kepabeanan.

(8)

Diisi nama PPJK yang liberi kuasa,

(9)

Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PPJK yang liberi kuasa.
Diisi alamat PPJK yang liberi kuasa.

Nomor (10)

Diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenleral Bea lan Cukai/Kantor

Nomor (11)

Pelayanan Utama/I\antor Pengawasan lan Pelayanan Bea lan Cukai,
tempat pemenuhan kewajiban pabean.
Diisi pihak-pihak yang berhak menerima salinan Keputusan Direktur

Nomor (12)

Jenleral mengenai penetapan sebagai Mitra Utana Kepabeanan.
Diisi

Nomor (13)

tanggal,

bulan,

lan

tahun

Keputusan

Direktur

Jenleral

mengenai penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
Diisi

Nomor (14)

nama

Keputusan

Direktur
Direktur

Jenleral
Jenleral

Bea
Bea

lan
lan

Cukai
Cukai

yang

menetapkan

te.tang

Penetapan

Sebagai Mitra Utama Kepabeanan.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttl.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Salin.an sesuai l�ngan aslinya



t'u m R[p, >
'-

Kepla Bir
Kepla

II "'i

N,;:
\
,

,

- -

_

..