PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 229/PMK.04/2015
MENTERl KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
.
229/PMK. 04/2015
TENTANG
MITRA UTAMA KEPABEANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Meninbang
a.
bahwa dalam rangka mengurangi ·biaya logistik yang
diharapkan
dapat
pertunbuhan
pelayanan
neningkatkan
ekonomi
khusus
nasional,
di
bidang
daya
perlu
saing
dan
nenberikan
kepabeanan
yang
nendukung kelancaran pengeluaran arus barang dari
Kawasan Pabean;
b.
bahwa guna nengapresiasi inportir dan/ atau eksportir
yang meniliki riwayat kepatuhan yang baik, perlu diberi
pelayanan khusus di bidang kepabeanan;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagainana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalan
rangka
melaksanakan
Undang-Undang
Nonor
ketentuan
10
Pasal
Tahun
3
1995
ayat
(4)
tentang
Kepabeanan sebagainana telah diubah dengan Undang
Undang Nonor
Peraturan
17
Menteri
Tahun
2006,
Keuangan
perlu
tentang
nenetapkan
Mitra
Utana
Kepabeanan;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2 -
Mengingat
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor
93,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4661);
·MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATUAN MENTER! KEUANGAN TENTANG MITRA UTAMA
KEPABEANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1.
Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang
Nomor
10
sebagaimana
Tahun
1995
tentang
telah diubah
dengan
Kepabeanan
Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006.
2.
Pembayaran Secara Berkala yang selanjutnya disebut
Pembayaran
Berkala
adalah
penundaan
kewajiban
pembayaran bea masuk, cukai, dan/ atau pajak dalam
rangka impor tanpa dikenai bunga.
3.
Mitra Utama Kepabeanan yang selanjutnya disebut MITA
Kepabeanan adalah importir dan/ atau eksportir yang
diberikan pelayanan khusus di bidang kepabeanan.
4.
Kantor
Pabean
adalah
kantor
dalam
lingkungan
Direktorat Jenderal Bea lan Cukai tempat dipenuhinya
kewajiban
pabean
sesuai
dengan
Undang-Undang
Kepabeanan.
5.
Pejabat
Bea
dan . Cukai
adalah
pegawai
Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan
tertentu
untuk
melaksanakan
tugas
tertentu
berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-3 -
Client Coordinator Khusus MITA
6.
Kepabeanan adalah
Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pabean
untuk
melakukan
fungsi
koordinasi
dan
bimbingan terhadap MITA Kepabeanan.
7.
Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
8.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan
Cukai.
BAB II
MITA KEPABEANAN
Pasal 2
(1)
Importir
sebagai
dan/ atau
MITA
eksportir
Kepabeanan
yang
telah
ditetapkan
mendapatkan
pelayanan
khusus di bidang kepabeanan berupa:
a.
penelitian dokumen dan/ atau
pemeriksaan
isik
yang relatif sedikit;
b.
pembongkaran barang 1mpor langsung dari sarana
pengangkut yang datang dari luar daerah pabean ke
sarana
pengangkut
darat
tanpa
dilakukan
penimbunan dengan tidak mengajukan permohonan
(truck loosing);
c.
pengeluaran barang impor sebagian dari peti kemas
tanpa dilakukan stipping (part off container) dengan
tidak mengajukan permohonan;
d.
penggunaan
jaminan
·
perusahaan
(Corporate
Guarantee) dapat diberikan untuk seluruh kegiatan
kepabeanan
sesuai
yang
persyaratan
wajib
menggunakan
sebagaimana
diatur
Jamman
dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan;
e.
dalam hal MITA Kepabeanan merupakan importir
produsen, pembayaran atas penyelesaian kewajiban
kepabeanan
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
Pembayaran Berkala;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-4-
.
dalam hal kegiatan kepabeanan berupa proses impor,
diberikan pengecualian untuk menyampikan:
1.
hasil cetak Pemberitahun Impor Barang (PIB)
kecuali impor barang yng mendapatkan asilitas;
2.
dokumen
pelengkap
pelunasan bea masuk,
pa bean
dan
bukti
cukai,
pajak
dalam
rangka impor, penerimaan negara bukan pajak,
dan dokumen pemesanan pita cukai; dan
3.
perizinan dari instansi teknis pada
Pabean
yang
sudah
Kepabeanan,
kecuali
berdasarkan
peraturan
menggunakan
ditetapkan
Kantor
PDE
lain
perundang-undangan
yang mengatur mengenai pengeluaran barang
impor untuk dipakai; dan/ atau
g.
pelayanan khusus oleh Pejabat Bea dan Cukai yang
menangani layanan inormasi atau Client Coordinator
Khusus MITA Kepabeanan.
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan khusus di
bidang kepabeanan diatur dengan Peraturan Direktur
Jenderal.
Pasal 3
(1)
Untuk
importir
dapat
ditetapkan
dan/ atau
sebagai
eksportir
MITA
Kepabeanan,
harus
memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.
memiliki reputasi kepatuhan yang baik selama 6
( enam) bulan terakhir;
b.
tidak mempunyai tunggakan kewajiban
kepabeanan,
cukai, dan/ atau pajak dalam rangka impor yang sudah
jatuh tempo;
c.
tidak pernah melakukan pelanggaran pidana di
bidang kepabeanan dan/ atau cukai;
d.
mendapatkan penetapan jalur hijau selama 6 (enam)
bulan terakhir;
e.
mempunyai bidang usaha (nature of bussiness) yang
jelas dan spesiik;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 5-
f.
mendapatkan penetapan sebagai wjib pajak patuh
dari Direktorat Jenderal Pajak; dan
g.
menyatakan kesediaan untuk ditetapkan sebagai
MITA Kepabeanan.
(2)
Pernyataan kesediaan untuk ditetapkan sebagai MITA
Kepabeanan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
huruf g dilakukan dengan membuat surat pernyataan
sesuai contoh ormat sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3)
Dalam hal importir dan/ atau eksportir telah memenuhi
persyaratan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
Direktur Jenderal menetapkan MITA Kepabeanan deng.n
menerbitkan
penetapan
Keputusan Direktur Jenderal
sebagai
MITA
Kepabeanan
mengenai
menggunakan
ormat sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan sebagai MITA
Kepabeanan diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.
Pasal 4
( 1)
MITA Kepabeanan dapat memberi rekomendasi terhadap
perusahaan
mitra dagang
MITA
Kepabeanan
untuk
memperoleh pelayanan khusus di bidang kepabeanan
yang
berhubungan
percepatan
dengan
pengeluaran
barang (locomotive facility).
(2)
Pelayanan khusus di bidang kepabeanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), hanya diberikan terhadap impor
dan/ atau ekspor yang dilakukan oleh perusahaan mitra
dagang
MITA
Kepabeanan
untuk
keperluan
MITA
Kepabeanan.
(3)
Perusahaan
sebagaimana
mitra
dimaksud
dagang
pada
MITA
ayat
(1)
Kepabeanan
mendapatkan
prioritas untuk ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan
(member get member).
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 5
(1)
Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang
ditunjuk melakukan monitoring dan evaluasi terbadap
MITA
Kepabeanan
untuk
memastikan
3 ayat (1) tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
terpenubi.
(2)
persyaratan
Dalam bal basil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
menyimpulkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
babwa
3 ayat
(1) buruf a, buruf b, buruf d, buruf e, dan buruf f tidak
terpenubi, Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai
yang ditunjuk membekukan penetapan sebagai MITA
Kepabeanan
dengan
menerbitkan
surat
pembekuan
sebagai MITA Kepabeanan.
(3)
Direktur Jenderal dapat mencabut penetapan sebagai
MITA Kepabeanan dalam bal:
a.
dalam jangka waktu
surat
pembekuan
sebagaimana
Kepabeanan
3 (tiga) bulan sejak diterimanya
sebagai
dimaksud
MITA
pada
belum
ayat
Kepabeanan
(2),
menindaklanjuti
MITA
basil
monitoring dan evaluasi;
b.
MITA Kepabeanan melakukan
pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasl
c.
adanya
permobonan
pidaha
3 ayat (1) buruf c;
pencabutan
dari
MITA
Kepabeanan;
d.
berdasarkan
3 (tiga) kali basil monitoring dan
evaluasi dalam jangka waktu 2 (dua) tabun terakbir,
MITA
Kepabeanan
tidak
memenubi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
e.
persyaratan
3 ayat (1); atau
MITA Kepabeanan dinyatakan pailit berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(4)
Pelayanan kbusus di bidang kepabeanan tidak diberikan
selama penetapan sebagai MITA Kepabeanan dibekukan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 7-
(5 )
Pencabutan
penetapan
sebagai
MITA
Kepabeanan
sebagaimana limaksul pala ayat (3) lilakukan oleh
Direktur
Jenderal
lengan
menerbitkan
Keputusan
Direktur Jenleral mengenai pencabutan sebagai MITA
Kepabeanan
menggunakan
ormat
sebagaimana
tercantum lalam Lampiran III yang merupakan bagian
tilak terpisahkan lari Peraturan Menteri ini.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai monitoring, evaluasi,
pembekuan,
lan
pencabutan
terhadap
MITA
Kepabeanan, liatur lengan Peraturan Direktur Jenleral.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 6
Pala saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1.
terhalap importir jalur prioritas yang telah litetapkan
berdasarkan Peraturan Direktur Jenleral Bea dan Cukai
Nomor
P-11/ BC/ 2005
tentang
Jalur
Prioritas
sebagaimana telah diubah lengan Peraturan Direktur
Jenleral
Bea
ditetapkan
lan
sebagai
Cukai
MITA
Nomor
P-06/ BC/ 2006,
Kepabeanan
berlasarkan
Peraturan Menteri ini;
2.
terhadap importir peserta ji coba Mitra Utama yang
litunjuk lengn Keputusan Direktur Jenleral Bea dan
Cukai
Nomor
Kep-91/ BC/ 2007
tentang
Perusaha_ Peserta Uji Coba Mitra Utma,
Penunjukan
litetapkan
sebagai MITA Kepabeanan berlasarkan Peraturan Menteri
ini, lengan ketentuan penetapan sebagai MITA Kepabeanan
kan licabut apabila dlm jangka wktu 1 (satu) tahun,
MITA
Kepabeann
tilak
dapat
memenuhi
ketentuan
sebagaimna liatur lalam Peraturan Menteri ini; lan
3.
importir yang telah menyampaikan permohonan sebagai
importir jalur prioritas sebelum berlakunya Peraturan
Menteri
u
penyelesaiannya
lan
belum
dilakukan
mendapat
berdasarkan
keputusan,
Peraturan
Menteri ini.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal
16
Desember
2015
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG P.S.BRODJONEGORO
Diundangkan di Jakarta
17 Desember 2015
Pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATUAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 20 15 NOMOR
1899
www.jdih.kemenkeu.go.id
-9-
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 29/PMK.04/ 2015
TENTANG
MITRA UTAMA KEPABEANAN
FORMAT PERNYATAAN KESEDIAN
UNTUK DITETAPKAN SEBAGAI MITA KEPABEANAN
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
Nonor ...... ...... (1) ..................
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nana
........ (2) .......
Jabatan
........ (3) .......
Nonor Identitas
........ (4) .......
Ala1at
........ (5) .......
Atas
nana
perusahaan
alanat ...... ... ...
.
...........
.. (8) ...............
.
... (6) ...............
NPWP
............... (7) ...............
dengan ini saya nenyatakan kesediaan untuk
ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
serta ne1enuhi senua ketentuan tenta.g MITA Kepabea.a..
Denikia.
surat
pernyataan
in1
dibuat
de.gan
sebenar- benarnya
da.
ditandata.gani dengan pe.uh kesadara. tanpa paksaan dari siapapun serta
bertanggu.g jawab atas segala akibat huku. yang tinbul.
............... (9)
·. · . . . . . . . . . . . .
.
Yang Menberi Pernyataan
............... (6) .... ... .. . .
. .
.
.
..... .......... (10) ...............
............... (2) ..............
.
.... . .. . ....... (3) ...............
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor
(1)
Diisi nomor surat pernyataan oleh importir.
Nomor
(2)
Diisi
nama
orang
yang
bertanggung
jawab
yang
Utama,
atau
menanlatangani surat pernyataan.
Nomor
(3)
Diisi
jabatan
Presilen
Direktur,
Direktur
Direktur.
Nomor
( 4)
Diisi
nomor
iclentitas
(KTP,
IGTAS,
Passpor)
Presiclen
Direktur, Direktur Utama. atau Direktur.
Nomor
(5)
Diisi alamat lomisili Presilen Direktur, Direktur Utama atau
Direktur.
Diisi nama perusahaan.
Nomor (6)
Nomor
(7 )
Diisi nomor Nomor Pokok Wajib Pjak perusahaan.
Nomor
(8)
Diisi alamat lengkap perusahaan.
Nomor
Nomor
(9)
Diisi tempat,· tanggal, bulan lan tahun surat pernyataan di
buat.
(10)
Diisi lengan materai yang libubuhi tanla tangan lan cap
perusahaan.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum�
�,.�'"b : _·�.-2�
�t ' . '.
,
Kepalal '
. I
�
.
GIARTO
NIP l
ian T.U. Kenenterin
'
; ,i 1;
u ly)J1•
I
I
\\
\\
\') .
I
'S,9042019849 2106·1
�
�r
"..�'
jt"'
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 LAMPIRAN II
PEATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 29/PMK.04/ 2015
TENTANG
MITA UTAMA KEPABEANAN
FORMAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDEAL BEA DAN CUKAI
MENGENAI PENETAPAN SEBAGAI MITRA UTAMA KEPABEANAN
KEMENTERIAN·KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR ......... (1)..........
TENTANG
PENETAPAN ......... (2).........
.
SEBAGAI MITRA UTAMA KEPABEANAN
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Meni.bang
a.
bhwa berdasarkan penelitian dan penilain oleh Diretorat
Jenderl Bea dart Cuki terhadap ......... (2) .. .. , ......... (2) ......... .
telal. memenuhi persyaratn untuk dapat ditetapkan sebagi Mitra
Utama Kepabeanan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuang.n
Nomor ......... (5)........../PMK.04/2015 tentng Mitra Utama
Kepabenan;
. .
b.
. .
. .
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksul
lalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai tentang Penetapan ......... (2).........
Sebagai Mitra Utama Kepabeanan;
.
Mengingat
Peraturn Menteti Keungn Nomor
tentang Mitra Utama Kepabeanan;
......... (5) .......... /PMK.04/2015
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENETAPAN
......... (2)..........
SEBAGAI
MITRA
UTAMA
KEPABEANAN.
PERTAMA
Memberikan penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan kepala:
Nama Perusahaan
......... (2).........
NPWP
: ......... (6)
Alam at
: ......... (7) ......... .
.
. . . . . . . • . .
KEDUA
Dalam ha! Pemberitahuan Impor Barang tidak liberitahukan senliri
oleh ......... (2).........., Pemberitahuan Impor Barang ......... (2) ......... .
likuasakan pada PPJK:
I I
No
I I
Nama PPJK
NPWP
Alam at
. ..... (9) ....
......... (8) ....
.... (10) ..
...... (9)
.. (8)
..
...... (10) ..
KETIGA
Pelayanan impor terhadap Mitra Utaina Kepabeanan lilayani di
..... .. (11)..........
KEEMPAT
Keputusan Direktur
ditetapkan.
.
.
Jenderal
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Salinan Keputusan Direktur Jenleral ini disampaikan kepala:
1. ......... (12)..........;
2. ......... (12) .......... ;
yang bersangkutan untuk liketahui lan dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pala tanggal ......... (13) .........
.
Direktur Jenleral,
.............. (14) ..............
.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1)
Diisi no.or Keputusan Direktur Jenderal mengenai penetapan sebagai
Mitra Utana Kepabeanan.
Diisi nana inportir yang nendapat penetapan sebagai Mitra Utama
Nonor (2)
Kepabeanan.
Nomor (3)
Nomor
Nomor
Diisi
nonor
surat
permohonan
penetapan
sebagai
Mitra
Utama
permohonan
penetapan
sebagai
Mitra
Utama
Mitra
Utama
Kepabeanan.
(4)
Diisi
tanggal
surat
Kepabeanan.
(5)
Diisi
nomor
Peraturan
Menteri
Keuangan
ten.tang
Kepabeanan.
Diisi
Nomor (6)
Nomor
Pokok
Wajib
Pajak
(NPWP)
importir
yang
mendapat
penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
Diisi alamat lengkap importir yang nenlapat penetapan sebagai Mitra
Nomor (7}
Nomor
Nomor
Utama Kepabeanan.
(8)
Diisi nama PPJK yang liberi kuasa,
(9)
Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PPJK yang liberi kuasa.
Diisi alamat PPJK yang liberi kuasa.
Nomor (10)
Diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenleral Bea lan Cukai/Kantor
Nomor (11)
Pelayanan Utama/I\antor Pengawasan lan Pelayanan Bea lan Cukai,
tempat pemenuhan kewajiban pabean.
Diisi pihak-pihak yang berhak menerima salinan Keputusan Direktur
Nomor (12)
Jenleral mengenai penetapan sebagai Mitra Utana Kepabeanan.
Diisi
Nomor (13)
tanggal,
bulan,
lan
tahun
Keputusan
Direktur
Jenleral
mengenai penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
Diisi
Nomor (14)
nama
Keputusan
Direktur
Direktur
Jenleral
Jenleral
Bea
Bea
lan
lan
Cukai
Cukai
yang
menetapkan
te.tang
Penetapan
Sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttl.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Salin.an sesuai l�ngan aslinya
�
t'u m R[p, >
'-
Kepla Bir
Kepla
II "'i
N,;:
\
,
,
- -
_
..
�
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
.
229/PMK. 04/2015
TENTANG
MITRA UTAMA KEPABEANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Meninbang
a.
bahwa dalam rangka mengurangi ·biaya logistik yang
diharapkan
dapat
pertunbuhan
pelayanan
neningkatkan
ekonomi
khusus
nasional,
di
bidang
daya
perlu
saing
dan
nenberikan
kepabeanan
yang
nendukung kelancaran pengeluaran arus barang dari
Kawasan Pabean;
b.
bahwa guna nengapresiasi inportir dan/ atau eksportir
yang meniliki riwayat kepatuhan yang baik, perlu diberi
pelayanan khusus di bidang kepabeanan;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagainana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalan
rangka
melaksanakan
Undang-Undang
Nonor
ketentuan
10
Pasal
Tahun
3
1995
ayat
(4)
tentang
Kepabeanan sebagainana telah diubah dengan Undang
Undang Nonor
Peraturan
17
Menteri
Tahun
2006,
Keuangan
perlu
tentang
nenetapkan
Mitra
Utana
Kepabeanan;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2 -
Mengingat
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor
93,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4661);
·MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATUAN MENTER! KEUANGAN TENTANG MITRA UTAMA
KEPABEANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1.
Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang
Nomor
10
sebagaimana
Tahun
1995
tentang
telah diubah
dengan
Kepabeanan
Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006.
2.
Pembayaran Secara Berkala yang selanjutnya disebut
Pembayaran
Berkala
adalah
penundaan
kewajiban
pembayaran bea masuk, cukai, dan/ atau pajak dalam
rangka impor tanpa dikenai bunga.
3.
Mitra Utama Kepabeanan yang selanjutnya disebut MITA
Kepabeanan adalah importir dan/ atau eksportir yang
diberikan pelayanan khusus di bidang kepabeanan.
4.
Kantor
Pabean
adalah
kantor
dalam
lingkungan
Direktorat Jenderal Bea lan Cukai tempat dipenuhinya
kewajiban
pabean
sesuai
dengan
Undang-Undang
Kepabeanan.
5.
Pejabat
Bea
dan . Cukai
adalah
pegawai
Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan
tertentu
untuk
melaksanakan
tugas
tertentu
berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-3 -
Client Coordinator Khusus MITA
6.
Kepabeanan adalah
Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pabean
untuk
melakukan
fungsi
koordinasi
dan
bimbingan terhadap MITA Kepabeanan.
7.
Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
8.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan
Cukai.
BAB II
MITA KEPABEANAN
Pasal 2
(1)
Importir
sebagai
dan/ atau
MITA
eksportir
Kepabeanan
yang
telah
ditetapkan
mendapatkan
pelayanan
khusus di bidang kepabeanan berupa:
a.
penelitian dokumen dan/ atau
pemeriksaan
isik
yang relatif sedikit;
b.
pembongkaran barang 1mpor langsung dari sarana
pengangkut yang datang dari luar daerah pabean ke
sarana
pengangkut
darat
tanpa
dilakukan
penimbunan dengan tidak mengajukan permohonan
(truck loosing);
c.
pengeluaran barang impor sebagian dari peti kemas
tanpa dilakukan stipping (part off container) dengan
tidak mengajukan permohonan;
d.
penggunaan
jaminan
·
perusahaan
(Corporate
Guarantee) dapat diberikan untuk seluruh kegiatan
kepabeanan
sesuai
yang
persyaratan
wajib
menggunakan
sebagaimana
diatur
Jamman
dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan;
e.
dalam hal MITA Kepabeanan merupakan importir
produsen, pembayaran atas penyelesaian kewajiban
kepabeanan
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
Pembayaran Berkala;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-4-
.
dalam hal kegiatan kepabeanan berupa proses impor,
diberikan pengecualian untuk menyampikan:
1.
hasil cetak Pemberitahun Impor Barang (PIB)
kecuali impor barang yng mendapatkan asilitas;
2.
dokumen
pelengkap
pelunasan bea masuk,
pa bean
dan
bukti
cukai,
pajak
dalam
rangka impor, penerimaan negara bukan pajak,
dan dokumen pemesanan pita cukai; dan
3.
perizinan dari instansi teknis pada
Pabean
yang
sudah
Kepabeanan,
kecuali
berdasarkan
peraturan
menggunakan
ditetapkan
Kantor
PDE
lain
perundang-undangan
yang mengatur mengenai pengeluaran barang
impor untuk dipakai; dan/ atau
g.
pelayanan khusus oleh Pejabat Bea dan Cukai yang
menangani layanan inormasi atau Client Coordinator
Khusus MITA Kepabeanan.
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan khusus di
bidang kepabeanan diatur dengan Peraturan Direktur
Jenderal.
Pasal 3
(1)
Untuk
importir
dapat
ditetapkan
dan/ atau
sebagai
eksportir
MITA
Kepabeanan,
harus
memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.
memiliki reputasi kepatuhan yang baik selama 6
( enam) bulan terakhir;
b.
tidak mempunyai tunggakan kewajiban
kepabeanan,
cukai, dan/ atau pajak dalam rangka impor yang sudah
jatuh tempo;
c.
tidak pernah melakukan pelanggaran pidana di
bidang kepabeanan dan/ atau cukai;
d.
mendapatkan penetapan jalur hijau selama 6 (enam)
bulan terakhir;
e.
mempunyai bidang usaha (nature of bussiness) yang
jelas dan spesiik;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 5-
f.
mendapatkan penetapan sebagai wjib pajak patuh
dari Direktorat Jenderal Pajak; dan
g.
menyatakan kesediaan untuk ditetapkan sebagai
MITA Kepabeanan.
(2)
Pernyataan kesediaan untuk ditetapkan sebagai MITA
Kepabeanan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
huruf g dilakukan dengan membuat surat pernyataan
sesuai contoh ormat sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3)
Dalam hal importir dan/ atau eksportir telah memenuhi
persyaratan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
Direktur Jenderal menetapkan MITA Kepabeanan deng.n
menerbitkan
penetapan
Keputusan Direktur Jenderal
sebagai
MITA
Kepabeanan
mengenai
menggunakan
ormat sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan sebagai MITA
Kepabeanan diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.
Pasal 4
( 1)
MITA Kepabeanan dapat memberi rekomendasi terhadap
perusahaan
mitra dagang
MITA
Kepabeanan
untuk
memperoleh pelayanan khusus di bidang kepabeanan
yang
berhubungan
percepatan
dengan
pengeluaran
barang (locomotive facility).
(2)
Pelayanan khusus di bidang kepabeanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), hanya diberikan terhadap impor
dan/ atau ekspor yang dilakukan oleh perusahaan mitra
dagang
MITA
Kepabeanan
untuk
keperluan
MITA
Kepabeanan.
(3)
Perusahaan
sebagaimana
mitra
dimaksud
dagang
pada
MITA
ayat
(1)
Kepabeanan
mendapatkan
prioritas untuk ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan
(member get member).
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 5
(1)
Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang
ditunjuk melakukan monitoring dan evaluasi terbadap
MITA
Kepabeanan
untuk
memastikan
3 ayat (1) tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
terpenubi.
(2)
persyaratan
Dalam bal basil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
menyimpulkan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
babwa
3 ayat
(1) buruf a, buruf b, buruf d, buruf e, dan buruf f tidak
terpenubi, Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai
yang ditunjuk membekukan penetapan sebagai MITA
Kepabeanan
dengan
menerbitkan
surat
pembekuan
sebagai MITA Kepabeanan.
(3)
Direktur Jenderal dapat mencabut penetapan sebagai
MITA Kepabeanan dalam bal:
a.
dalam jangka waktu
surat
pembekuan
sebagaimana
Kepabeanan
3 (tiga) bulan sejak diterimanya
sebagai
dimaksud
MITA
pada
belum
ayat
Kepabeanan
(2),
menindaklanjuti
MITA
basil
monitoring dan evaluasi;
b.
MITA Kepabeanan melakukan
pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasl
c.
adanya
permobonan
pidaha
3 ayat (1) buruf c;
pencabutan
dari
MITA
Kepabeanan;
d.
berdasarkan
3 (tiga) kali basil monitoring dan
evaluasi dalam jangka waktu 2 (dua) tabun terakbir,
MITA
Kepabeanan
tidak
memenubi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
e.
persyaratan
3 ayat (1); atau
MITA Kepabeanan dinyatakan pailit berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(4)
Pelayanan kbusus di bidang kepabeanan tidak diberikan
selama penetapan sebagai MITA Kepabeanan dibekukan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 7-
(5 )
Pencabutan
penetapan
sebagai
MITA
Kepabeanan
sebagaimana limaksul pala ayat (3) lilakukan oleh
Direktur
Jenderal
lengan
menerbitkan
Keputusan
Direktur Jenleral mengenai pencabutan sebagai MITA
Kepabeanan
menggunakan
ormat
sebagaimana
tercantum lalam Lampiran III yang merupakan bagian
tilak terpisahkan lari Peraturan Menteri ini.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai monitoring, evaluasi,
pembekuan,
lan
pencabutan
terhadap
MITA
Kepabeanan, liatur lengan Peraturan Direktur Jenleral.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 6
Pala saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1.
terhalap importir jalur prioritas yang telah litetapkan
berdasarkan Peraturan Direktur Jenleral Bea dan Cukai
Nomor
P-11/ BC/ 2005
tentang
Jalur
Prioritas
sebagaimana telah diubah lengan Peraturan Direktur
Jenleral
Bea
ditetapkan
lan
sebagai
Cukai
MITA
Nomor
P-06/ BC/ 2006,
Kepabeanan
berlasarkan
Peraturan Menteri ini;
2.
terhadap importir peserta ji coba Mitra Utama yang
litunjuk lengn Keputusan Direktur Jenleral Bea dan
Cukai
Nomor
Kep-91/ BC/ 2007
tentang
Perusaha_ Peserta Uji Coba Mitra Utma,
Penunjukan
litetapkan
sebagai MITA Kepabeanan berlasarkan Peraturan Menteri
ini, lengan ketentuan penetapan sebagai MITA Kepabeanan
kan licabut apabila dlm jangka wktu 1 (satu) tahun,
MITA
Kepabeann
tilak
dapat
memenuhi
ketentuan
sebagaimna liatur lalam Peraturan Menteri ini; lan
3.
importir yang telah menyampaikan permohonan sebagai
importir jalur prioritas sebelum berlakunya Peraturan
Menteri
u
penyelesaiannya
lan
belum
dilakukan
mendapat
berdasarkan
keputusan,
Peraturan
Menteri ini.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal
16
Desember
2015
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG P.S.BRODJONEGORO
Diundangkan di Jakarta
17 Desember 2015
Pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATUAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 20 15 NOMOR
1899
www.jdih.kemenkeu.go.id
-9-
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 29/PMK.04/ 2015
TENTANG
MITRA UTAMA KEPABEANAN
FORMAT PERNYATAAN KESEDIAN
UNTUK DITETAPKAN SEBAGAI MITA KEPABEANAN
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
Nonor ...... ...... (1) ..................
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nana
........ (2) .......
Jabatan
........ (3) .......
Nonor Identitas
........ (4) .......
Ala1at
........ (5) .......
Atas
nana
perusahaan
alanat ...... ... ...
.
...........
.. (8) ...............
.
... (6) ...............
NPWP
............... (7) ...............
dengan ini saya nenyatakan kesediaan untuk
ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
serta ne1enuhi senua ketentuan tenta.g MITA Kepabea.a..
Denikia.
surat
pernyataan
in1
dibuat
de.gan
sebenar- benarnya
da.
ditandata.gani dengan pe.uh kesadara. tanpa paksaan dari siapapun serta
bertanggu.g jawab atas segala akibat huku. yang tinbul.
............... (9)
·. · . . . . . . . . . . . .
.
Yang Menberi Pernyataan
............... (6) .... ... .. . .
. .
.
.
..... .......... (10) ...............
............... (2) ..............
.
.... . .. . ....... (3) ...............
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor
(1)
Diisi nomor surat pernyataan oleh importir.
Nomor
(2)
Diisi
nama
orang
yang
bertanggung
jawab
yang
Utama,
atau
menanlatangani surat pernyataan.
Nomor
(3)
Diisi
jabatan
Presilen
Direktur,
Direktur
Direktur.
Nomor
( 4)
Diisi
nomor
iclentitas
(KTP,
IGTAS,
Passpor)
Presiclen
Direktur, Direktur Utama. atau Direktur.
Nomor
(5)
Diisi alamat lomisili Presilen Direktur, Direktur Utama atau
Direktur.
Diisi nama perusahaan.
Nomor (6)
Nomor
(7 )
Diisi nomor Nomor Pokok Wajib Pjak perusahaan.
Nomor
(8)
Diisi alamat lengkap perusahaan.
Nomor
Nomor
(9)
Diisi tempat,· tanggal, bulan lan tahun surat pernyataan di
buat.
(10)
Diisi lengan materai yang libubuhi tanla tangan lan cap
perusahaan.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum�
�,.�'"b : _·�.-2�
�t ' . '.
,
Kepalal '
. I
�
.
GIARTO
NIP l
ian T.U. Kenenterin
'
; ,i 1;
u ly)J1•
I
I
\\
\\
\') .
I
'S,9042019849 2106·1
�
�r
"..�'
jt"'
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 LAMPIRAN II
PEATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 29/PMK.04/ 2015
TENTANG
MITA UTAMA KEPABEANAN
FORMAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDEAL BEA DAN CUKAI
MENGENAI PENETAPAN SEBAGAI MITRA UTAMA KEPABEANAN
KEMENTERIAN·KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR ......... (1)..........
TENTANG
PENETAPAN ......... (2).........
.
SEBAGAI MITRA UTAMA KEPABEANAN
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Meni.bang
a.
bhwa berdasarkan penelitian dan penilain oleh Diretorat
Jenderl Bea dart Cuki terhadap ......... (2) .. .. , ......... (2) ......... .
telal. memenuhi persyaratn untuk dapat ditetapkan sebagi Mitra
Utama Kepabeanan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuang.n
Nomor ......... (5)........../PMK.04/2015 tentng Mitra Utama
Kepabenan;
. .
b.
. .
. .
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksul
lalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai tentang Penetapan ......... (2).........
Sebagai Mitra Utama Kepabeanan;
.
Mengingat
Peraturn Menteti Keungn Nomor
tentang Mitra Utama Kepabeanan;
......... (5) .......... /PMK.04/2015
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENETAPAN
......... (2)..........
SEBAGAI
MITRA
UTAMA
KEPABEANAN.
PERTAMA
Memberikan penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan kepala:
Nama Perusahaan
......... (2).........
NPWP
: ......... (6)
Alam at
: ......... (7) ......... .
.
. . . . . . . • . .
KEDUA
Dalam ha! Pemberitahuan Impor Barang tidak liberitahukan senliri
oleh ......... (2).........., Pemberitahuan Impor Barang ......... (2) ......... .
likuasakan pada PPJK:
I I
No
I I
Nama PPJK
NPWP
Alam at
. ..... (9) ....
......... (8) ....
.... (10) ..
...... (9)
.. (8)
..
...... (10) ..
KETIGA
Pelayanan impor terhadap Mitra Utaina Kepabeanan lilayani di
..... .. (11)..........
KEEMPAT
Keputusan Direktur
ditetapkan.
.
.
Jenderal
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Salinan Keputusan Direktur Jenleral ini disampaikan kepala:
1. ......... (12)..........;
2. ......... (12) .......... ;
yang bersangkutan untuk liketahui lan dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pala tanggal ......... (13) .........
.
Direktur Jenleral,
.............. (14) ..............
.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1)
Diisi no.or Keputusan Direktur Jenderal mengenai penetapan sebagai
Mitra Utana Kepabeanan.
Diisi nana inportir yang nendapat penetapan sebagai Mitra Utama
Nonor (2)
Kepabeanan.
Nomor (3)
Nomor
Nomor
Diisi
nonor
surat
permohonan
penetapan
sebagai
Mitra
Utama
permohonan
penetapan
sebagai
Mitra
Utama
Mitra
Utama
Kepabeanan.
(4)
Diisi
tanggal
surat
Kepabeanan.
(5)
Diisi
nomor
Peraturan
Menteri
Keuangan
ten.tang
Kepabeanan.
Diisi
Nomor (6)
Nomor
Pokok
Wajib
Pajak
(NPWP)
importir
yang
mendapat
penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
Diisi alamat lengkap importir yang nenlapat penetapan sebagai Mitra
Nomor (7}
Nomor
Nomor
Utama Kepabeanan.
(8)
Diisi nama PPJK yang liberi kuasa,
(9)
Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PPJK yang liberi kuasa.
Diisi alamat PPJK yang liberi kuasa.
Nomor (10)
Diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenleral Bea lan Cukai/Kantor
Nomor (11)
Pelayanan Utama/I\antor Pengawasan lan Pelayanan Bea lan Cukai,
tempat pemenuhan kewajiban pabean.
Diisi pihak-pihak yang berhak menerima salinan Keputusan Direktur
Nomor (12)
Jenleral mengenai penetapan sebagai Mitra Utana Kepabeanan.
Diisi
Nomor (13)
tanggal,
bulan,
lan
tahun
Keputusan
Direktur
Jenleral
mengenai penetapan sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
Diisi
Nomor (14)
nama
Keputusan
Direktur
Direktur
Jenleral
Jenleral
Bea
Bea
lan
lan
Cukai
Cukai
yang
menetapkan
te.tang
Penetapan
Sebagai Mitra Utama Kepabeanan.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttl.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Salin.an sesuai l�ngan aslinya
�
t'u m R[p, >
'-
Kepla Bir
Kepla
II "'i
N,;:
\
,
,
- -
_
..
�