BTON Lap Keu 2013 09
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN KEUANGAN INTERIM
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT)
DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)
DAN
PERIODE 9 (SEMBILAN) BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012
(TIDAK DIAUDIT)
Bidang Usaha
Bergerak dalam bidang Industri Besi Beton
Berkedudukan di Gresik, Jawa Timur, Indonesia
Kantor Pusat dan Pabrik
Jl. Raya Krikilan No. 434 Km. 28
Kec. Driyorejo, Gresik 61177
Telepon : (031) 750-7303, 750-7791, Faksimili : (031) 7507302
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN KEUANGAN INTERIM- Pada tanggal 30 September 2013
(Tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode 9 (Sembilan)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012 (Tidak diaudit)
Surat Pernyataan Direksi
1
Laporan Posisi Keuangan Interim
2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Interim
4
Laporan Perubahan Ekuitas Interim
5
Laporan Arus Kas Interim
6
Catatan Atas Laporan Keuangan Interim
7
|
v__
D '-t
--(
PT. BnroNJAya
S t e e [ fuL anufa
Jt QayKri|jkn
MaITUITGGAL Thk
cturing I nfus try
No, 434 Km 28 \ec. rDriorejo - QruiNtetp. 062 - 031 - 7507303, 7507791 faa, 062 - 031 - 7507302
SURAT PER}IYATAAN DIREKSI
TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAIY
PERIODE SEMBILAN BULA}I YAI\G BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013
PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBIC
Kami yang bertanda tangan dibawah
l.Nama
ini
:
Gwie Gunadi Gunawan
Jl. Raya Krikilan No. 434 KM 28 Driyorejo Gresik
Alamat
Alamat Domisili sesuai KTP
atau identitas lain
Jl. Dharmahusada Indah
Nomor Telepon
Mulyorejo - Surabaya 60115
031- 7490598 -psw 307
Jabatan
Direktur Utama
2.Nama
Alamat
Alamat Domisili sesuai KTP
atau identitas lain
Bll47 RT/RW 002/003
Jenny Tanujaya MBA
Jl. Raya Krikilan No. 434 KM 28 Driyorejo Gresik
Nomor Telepon
Jl. MawarNo.2T-29 RT/RW 003/003
Tegalsari - Surabaya 60262
031- 7507791,7507303
Jabatan
Direktur
Menyatakan bahwa :
1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT. Betonjaya
Manunggal Tbk.
2. Laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk. telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk.
telah dimuat secara lengkap dan benar.
b. Laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk. tidak mengandung informasi
atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau
4.
fakta material.
Bertanggung jawab atas system pengendalian intern dalam
Manunggal Tbk.
PT.
Betonjaya
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Surabay4 29 Oktober 2013
Direktur Utamq
Gwie Gunadi 6*ru**I!&bnFv'$ryngE'[ nt Jenny Tanujaya MBA.
I
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Pihak-pihak Berelasi
Pihak Ketiga - Setelah dikurangi
cadangan penurunan nilai masing-masing sebesar
Rp 138.568.990 dan Rp 127.207.749 pada
tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Persediaan
Uang Muka Pembelian
Biaya Dibayar di Muka
30 September 2013
31 Desember 2012
Rp
Rp
2c, 2f, 3, 29
64.313.228.975
50.613.832.135
2e, 2h, 4, 24
-
11.504.999
2h, 4
15.877.898.527
14.349.965.535
2e, 2g,2i,5,24,29
29.791.807.941
22.562.076.454
2j, 6
11.527.294.399
9.735.538.165
7
-
676.556.803
303.032.922
100.139.906
121.813.262.764
98.049.613.997
2i, 9, 24
32.359.980.020
31.172.094.975
2r, 12
1.143.805.239
1.158.766.800
2l 10
15.135.741.115
14.720.052.295
2k, 8
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada Entitas Asosiasi
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Aset Tetap - Setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 27.510.683.853 pada 30 September 2013
dan Rp 26.926.593.239 tahun 2012
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
2
48.639.526.374
47.050.914.070
170.452.789.138
145.100.528.067
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS LANCAR
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Pajak
Utang Lain-lain
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Beban akrual
Jumlah Liabilitas Lancar
30 September 2013
31 Desember 2012
Rp
Rp
2e,11, 24
31.273.130.105
2r, 12
25.809.621.518
326.853.042
446.278.891
2.230.077.471
2.485.544.900
13
14
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas Imbalan Kerja
2q, 23
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Modal Saham - Nilai Nominal
Rp 100 per saham, Modal Dasar 460.000.000 saham, Modal
Ditempatkan dan Disetor
Penuh 180.000.000 saham
Tambahan Modal Disetor
Pendapatan komprehensif lainnya
Saldo Laba tidak Ditentukan
Penggunaannya
15
-
-
190.779.577
153.626.464
1.096.346.101
853.961.255
35.117.186.296
29.749.033.028
2.356.497.413
2.172.538.795
2.356.497.413
2.172.538.795
37.473.683.709
31.921.571.823
18.000.000.000
18.000.000.000
2o, 16
529.666.050
529.666.050
2e, 2n, 5, 9, 24
(299.182.274)
(149.174.977)
114.748.621.654
94.798.465.171
Jumlah Ekuitas
132.979.105.430
113.178.956.244
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
170.452.789.138
145.100.528.067
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM
Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
30 September 2013
30 September 2012
Rp
Rp
PENJUALAN BERSIH
2p, 17, 24
88.142.180.230
117.792.013.720
BEBAN POKOK PENJUALAN
2p, 18, 24
75.771.503.139
95.037.284.996
12.370.677.091
22.754.728.724
LABA KOTOR
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Penghasilan Bunga
Keuntungan (Kerugian) Kurs Mata Uang Asing - Bersih
Laba penjualan investasi sementara - saham
Pemulihan Penyisihan kerugian piutang tak tertagih
Laba penjualan aset tetap
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih
Jumlah
LABA USAHA
2p, 19
(134.628.833)
(112.870.799)
2p, 20
(4.328.782.506)
(3.731.845.697)
21
1.497.292.334
858.264.429
2c, 29
15.241.428.316
3.736.792.808
-
Bagian Laba Entitas Asosiasi
9
LABA DARI OPERASI SEBELUM PAJAK
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
2r, 12
LABA PERIODE BERJALAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Laba (rugi) belum direalisasi dari
Efek yang tersedia untuk dijual
Bagian Laba (Rugi) Entitas Asosiasi dari Rugi Belum
terealisasi atas efek tersedia untuk dijual
Pajak Penghasilan Terkait
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE
BERJALAN SETELAH PAJAK
TOTAL LABA KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Rupiah Penuh)
2s, 22
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
4
282.000.000
(6.775.353)
(12.784.517)
12.268.533.958
1.019.556.224
24.639.211.049
23.774.284.948
1.186.135.467
794.021.815
25.825.346.516
24.568.306.763
(5.875.190.034)
(5.744.985.146)
19.950.156.483
18.823.321.617
(202.342.500)
(58.211.085)
2.332.770
26.626.757
50.002.433
7.896.082
(150.007.297)
(23.688.246)
19.800.149.186
18.799.633.371
110,83
104,57
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM
Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Komponen Ekuitas Lainnya
Catatan
Saldo per 1 Januari 2012
Efek Yang
Tersedia Untuk
Dijual
Rp
Tambahan
Modal Disetor
Rp
Modal Disetor
Rp
18.000.000.000
529.666.050
Jumlah
Pendapatan
Komprehensif
lainnya
Rp
Bagian laba
(Rugi)Entitas
Asosiasi
Rp
(41.218.397)
(342.416)
Saldo Laba Tidak
ditentukan
penggunaannya
Rp
Laba Komprehensif
tahun berjalan
Rp
Jumlah Ekuitas
Rp
(41.560.813)
73.636.838.021
73.595.277.208
92.124.943.258
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
18.823.321.617
18.823.321.617
18.823.321.617
Dividen
-
-
-
-
(3.600.000.000)
(3.600.000.000)
(3.600.000.000)
Pendapatan Komprehensif Lain
Saldo Per 30 September 2012
18.000.000.000
-
(43.658.314)
19.970.068
(23.688.246)
-
(23.688.246)
(23.688.246)
529.666.050
(84.876.711)
19.627.652
(65.249.059)
88.860.159.638
88.794.910.579
107.324.576.629
5.938.305.533
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
5.938.305.533
5.938.305.533
Pendapatan Komprehensif Lain
-
(99.827.239)
15.901.321
(83.925.918)
-
(83.925.918)
(83.925.918)
529.666.050
(184.703.950)
35.528.973
(149.174.977)
94.798.465.171
94.649.290.194
113.178.956.244
19.950.156.483
Saldo per 31 Desember 2012
18.000.000.000
-
Laba bersih periode berjalan
-
-
19.950.156.483
19.950.156.483
Pendapatan komprehensif lain
-
(151.756.875)
1.749.578
(150.007.297)
-
(150.007.297)
(150.007.297)
-
-
(151.756.875)
1.749.578
(150.007.297)
19.950.156.483
19.800.149.186
19.800.149.186
18.000.000.000
529.666.050
(336.460.825)
37.278.551
(299.182.274)
114.748.621.654
114.449.439.380
132.979.105.430
Jumlah
Saldo Per 30 September 2013
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
5
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN ARUS KAS INTERIM
Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
30 September 2013
30 September 2012
Rp
Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
Pembayaran lainnya
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi
95.428.609.019
(67.015.918.955)
(2.893.946.822)
(2.412.769.190)
23.105.974.052
131.382.255.805
(88.006.598.140)
(3.754.119.330)
(7.586.971.445)
32.034.566.890
Penghasilan bunga
Laba Penjualan Aset Tetap
Pembayaran pajak penghasilan
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
1.608.210.424
(5.782.361.204)
18.931.823.272
580.890.588
282.000.000
(5.221.431.000)
27.676.026.478
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian dan pembangunan aset tetap
Pembayaran Dividen Tunai
(999.779.434)
(4.941.239.449)
-
(3.600.000.000)
Investasi Saham dan deposito
Jumlah arus kas dari aktivitas investasi
KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS
(4.210.237.579)
(19.038.192.117)
(5.210.017.013)
13.721.806.259
(27.579.431.566)
96.594.912
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
50.613.832.135
132.738.880
(22.409.419)
(15.819.295)
64.313.228.975
213.514.497
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan.
6
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
1.
Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Betonjaya Manunggal Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 27 Pebruari 1995 dengan akta No. 116 dari Suyati Subadi, SH., notaris di Gresik.
Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C210.173.HT.01.01.th.95 tanggal 16 Agustus 1995, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 18 Tanggal 1 Maret 1996, Tambahan No. 9609a. Anggaran
Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 24 tanggal 23 Juli 2010 dari Dian Silviyana Khusnarini,
SH., notaris di Surabaya, dalam rangka penyesuaian dengan undang - undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akte perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-21994.AH.01.02.
tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 70 tanggal 31 Agustus 2012, Tambahan No 42894.
Kantor pusat dan pabrik Perusahaan beralamat di Jl. Raya Krikilan No. 434, Km 28 Driyorejo - Gresik, Jawa Timur.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang industri besi dan baja. Perusahaan
mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1996 dan saat ini bergerak dalam bidang industri besi beton yang dipasarkan di dalam negeri. Jumlah
karyawan Perusahaan rata-rata 31 karyawan pada tahun 2013 dan 2012. Tenaga kerja untuk bagian produksi disediakan dari pihak ketiga.
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama
: Gwie Gunato Gunawan
Komisaris Independen : Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak.
Direktur Utama
Direktur
Gwie Gunadi Gunawan
: Ny. Jenny Tanujaya, MBA
Drs. Andy Soesanto, MBA, MM
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Ketua
: Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak.
Anggota
: Rahmat Zuhdi, SE, MSA, Ak.
Isomudin SE
Personil manajemen kunci adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Manajer perusahaan.
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 31 karyawan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012. Tenaga kerja untuk bagian produksi
disediakan dari pihak ketiga.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh Pernyataaan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S1600/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 65.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 18 Juli 2001 saham
hasil penawaran tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
7
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan interim telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan pengawas Pasar Modal dan lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) No VIII.G.7 tentang "Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau Perusahaan Publik "yang terdapat dalam
lampiran keputusan ketua Bapepam -LK No KEP -347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini.
b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Interim
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan interim ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu
disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan interim
disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas interim disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
Mata uang fungsional dan penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan interim ini adalah Rupiah (Rp).
Standar Akuntansi Baru
Standar akuntansi baru atau revisi atas standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013,
yang relevan terhadap Perusahaan adalah PSAK 60 “Instrument Keuangan: Pengungkapan”
Perusahaan telah mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari penyesuaian PSAK 60 tersebut, namun tidak material terhadap laporan keuangan.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan
kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan
untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan
laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas dalam mata uang asing disesuaikan kedalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia. Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, nilai tukar yang digunakan adalah masing-masing Rp 11,613 dan Rp 9.670 per 1
USD
d. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan interim sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan Manajemen untuk membuat estimasi
dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas pada tanggal laporan keuangan interim serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun
pelaporan. Nilai aset, liabilitas, pendapatan dan beban sebenarnya kemungkinan berbeda.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan Perusahaan membuat estimasi dan asumsi
yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta
jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang terkait dengan Perusahaan (entitas pelapor).
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:
a Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut :
i Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan.
ii Memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan.
iii Personil manajemen kunci Perusahaan atau induk Perusahaan.
8
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
b. Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut :
i Perusahaan lain dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama.
ii Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau dari perusahaan lain dalam Grup).
iii Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari perusahaan ketiga.
v Perusahaan lain tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan
vi Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).
vi Orang yang diidentifikasikan dalam huruf a) i) yang memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan atau merupakan personil manajemen kunci
i Perusahaan (atau entitas induk dari Perusahaan).
f. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang
tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
g. Investasi
Deposito Berjangka
Deposito Berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan atas hutang dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari
tiga bulan disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi Efek
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) tentang
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengukuran, dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan (catatan 2n.4).
h. Piutang Usaha
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) tentang
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengukuran, dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai.
Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagihkan semua piutang sesuai dengan
persyaratan piutang. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, probabilitas bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan, dan
wanprestasi atau tunggakan dalam pembayaran (lebih dari 30 hari jatuh tempo) dianggap sebagai indikator bahwa piutang usaha telah turun nilainya.
Jumlah penyisihan tersebut adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan, yang didiskontokan pada suku bunga
efektif awal
Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika
piutang usaha tidak dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun penyisihan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah
dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi komprehensif.
i. Investasi pada Entitas Asosiasi
Investasi pada entitas dimana Perusahaan memiliki saham berhak suara kurang dari 20%, namun mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak dapat
mengendalikan, dicatat dengan metode ekuitas.
Keberadaan pengaruh signifikan dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:
1 Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee;
2 Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
3 Adanya transaksi material antara investor dengan investee;
4 Pertukaran personel manajerial; atau
5 Penyediaan informasi teknis pokok.
9
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Keberadaan pengaruh signifikan Perusahaan dengan investee dibuktikan dengan adanya keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris dan
adanya transaksi material antara investor dengan investee.
Berdasarkan metode ekuitas, biaya perolehan investasi ditambahkan atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau entitas anak atas laba atau rugi
bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan dikurangi deviden tunai yang diterima.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian Perusahaan atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung
pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan dalam laporan
perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi
pada jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.
Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan.
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi.
Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas
asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas
investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.
j. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata tertimbang.
k. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
l. Aset Tetap - Pemilikan Langsung
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya
perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai
berikut :
Tahun
20
10 - 16
4 - 15
5 - 10
4
Bangunan dan prasarana
Mesin dan Perlengkapan
Instalasi gas dan listrik
Kendaraan
Inventaris kantor dan pabrik
Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan bahwa perpanjangan
atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Biaya pengurusan legal atas hak atas tanah ketika tanah diperoleh
pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan tanah.
Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak
atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam Iaporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan dalam jumlah
material dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari
aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan Iaba rugi tahun yang bersangkutan.
10
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi dari biaya-biaya pembelian bahan dan peralatan, serta biaya konstruksi lainnya termasuk biaya pinjaman
(beban bunga dan selisih kurs) yang berkaitan langsung dengan pembangunan aset tetap Perusahaan. Biaya-biaya ini direklasifikasi ke aset tetap yang
bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebaga perbedaan antara jumlah neto hasil
pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada akhir periode/tahun buku pelaporan, perusahaan melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat ekonomis aset, nilai residu, metode
penyusutan dan sisa umur pemakaian berdasarkan kondisi teknis.
m. Penurunan Aset Non Keuangan
Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset
tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan
tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu,
Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari
aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat
diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi komprehensif.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam catatan 2n.
n. Instrumen Keuangan
PSAK 60 yang berlaku efektif 1 Januari 2012 memperkenalkan pengungkapan baru untuk meningkatkan informasi mengenai instrumen keuangan. PSAK
ini mewajibkan pengungkapan secara luas mengenai signifikansi pengaruh instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja Perusahaan,
pengungkapan kuantitatif dan kualitatif atas risiko yang timbul dari instrumen keuangan, serta menentukan pengungkapan minimum mengenai risiko
kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan terkait dengan pengukuran nilai wajar menggunakan tingkat hirarki nilai
wajar dimana mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam mengukur nilai wajar dan memberikan arahan dalam bentuk pengungkapan
kuatitatif mengenai pengukuran nilai wajar dan mewajibkan informasi yang diungkapkan dalam format tabel kecuali terdapat lain yang sesuai.
1. Aset Keuangan
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif,
(ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi
ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal
pengakuannya.
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang
ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset
derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) pada nilai wajar dengan keuntungan
atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi.
11
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
(ii)Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai
kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku
bunga efektif (effective interest rate).
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya
atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya termasuk dalam klasifikasi ini.
(iii Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held To Maturity ("HTM"))
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan
memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat
mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount)
dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami
penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan HTM.
(iv Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale ("AFS"))
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga
kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba
rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai,
akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya dakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai
wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga
aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya
diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari
aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
2 Liabilitas Keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii)
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk
diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam
waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan
kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
12
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
(ii)Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses
amortisasi.
Seluruh liabilitas keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman dan utang.
3 Saling Hapus dari Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) jika, dan hanya jika, entitas
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara
neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
4 Estimasi Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada laporan posisi
keuangan.
Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.
Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan
sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan
tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
5 Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembayaran
pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya
transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
6 Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai.
· Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat
bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset
keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset
keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset
dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus
kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki
suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.
13
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut.
Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan cadangan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan
di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, jumlah
taksiran kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan. Jika penghapusan kemudian
dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
· Aset keuangan AFS
Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan
jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan
dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
direklas dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba
rugi komprehensif; kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset
keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat yang telah dikurangi
dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan
nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan bunga” dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai
wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian
penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi
komprehensif.
7 Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2)
Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima
secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian yang memenuhi kriteria “pass-through” dan (a) Perusahaan telah secara
substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh
risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam
kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda
secara substantial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut
diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
14
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
8 Akuntansi Lindung Nilai
Pada saat dimulainya lindung nilai, Perusahaan melakukan penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan
manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. Pendokumentasian tersebut meliputi identifikasi instrumen lindung nilai, item atau
transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai
tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang
dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar
atau perubahan arus kas dan dapat dinilai secara berkelanjutan untuk menentukan bahwa lindung nilai tersebut sangat efektif diseluruh periode
pelaporan keuangan sesuai dengan tujuannya.
Lindung Nilai atas Arus Kas
Bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam ekuitas, sementara
itu bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalamlaporan laba rugi komprehensif.
Jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif ketika transaksi lindung nilai tersebut
mempengaruhi laporan laba rugi komprehensif. Jika suatu item lindung nilai menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau liabilitas non keuangan,
maka jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam biaya perolehan awal atas nilai tercatat aset atau liabilitas non keuangan
tersebut.
Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus dipindahkan ke
dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika instrumen lindung nilai telah jatuh tempo atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan tanpa penggantian atau
perpanjangan atau jika tujuan lindung nilai dibatalkan maka jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi
atau komitmen tersebut terjadi.
o. Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan dikurangkan langsung dari agio saham yang diperoleh dari penawaran
efek tersebut.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan Barang
Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.
Penghasilan Bunga
Penghasilan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban
Beban diakui pada saat terjadinya.
q. Imbalan Kerja
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak
terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk
menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain
pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Perusahaan memilih
mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor sehubungan dengan pengakuan keuntungan/ kerugian aktuaria yang
timbul, seperti diuraikan dibawah ini :
- Perhitungan imbalan kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang
melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam
program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban
dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
- Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan
keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
15
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
r. Pajak Penghasilan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk
pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa
depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini
juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari
“Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas
menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan
dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak
LAPORAN KEUANGAN INTERIM
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 (TIDAK DIAUDIT)
DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)
DAN
PERIODE 9 (SEMBILAN) BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013 DAN 2012
(TIDAK DIAUDIT)
Bidang Usaha
Bergerak dalam bidang Industri Besi Beton
Berkedudukan di Gresik, Jawa Timur, Indonesia
Kantor Pusat dan Pabrik
Jl. Raya Krikilan No. 434 Km. 28
Kec. Driyorejo, Gresik 61177
Telepon : (031) 750-7303, 750-7791, Faksimili : (031) 7507302
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN KEUANGAN INTERIM- Pada tanggal 30 September 2013
(Tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode 9 (Sembilan)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 dan 2012 (Tidak diaudit)
Surat Pernyataan Direksi
1
Laporan Posisi Keuangan Interim
2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Interim
4
Laporan Perubahan Ekuitas Interim
5
Laporan Arus Kas Interim
6
Catatan Atas Laporan Keuangan Interim
7
|
v__
D '-t
--(
PT. BnroNJAya
S t e e [ fuL anufa
Jt QayKri|jkn
MaITUITGGAL Thk
cturing I nfus try
No, 434 Km 28 \ec. rDriorejo - QruiNtetp. 062 - 031 - 7507303, 7507791 faa, 062 - 031 - 7507302
SURAT PER}IYATAAN DIREKSI
TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAIY
PERIODE SEMBILAN BULA}I YAI\G BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2013
PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBIC
Kami yang bertanda tangan dibawah
l.Nama
ini
:
Gwie Gunadi Gunawan
Jl. Raya Krikilan No. 434 KM 28 Driyorejo Gresik
Alamat
Alamat Domisili sesuai KTP
atau identitas lain
Jl. Dharmahusada Indah
Nomor Telepon
Mulyorejo - Surabaya 60115
031- 7490598 -psw 307
Jabatan
Direktur Utama
2.Nama
Alamat
Alamat Domisili sesuai KTP
atau identitas lain
Bll47 RT/RW 002/003
Jenny Tanujaya MBA
Jl. Raya Krikilan No. 434 KM 28 Driyorejo Gresik
Nomor Telepon
Jl. MawarNo.2T-29 RT/RW 003/003
Tegalsari - Surabaya 60262
031- 7507791,7507303
Jabatan
Direktur
Menyatakan bahwa :
1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT. Betonjaya
Manunggal Tbk.
2. Laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk. telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk.
telah dimuat secara lengkap dan benar.
b. Laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk. tidak mengandung informasi
atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau
4.
fakta material.
Bertanggung jawab atas system pengendalian intern dalam
Manunggal Tbk.
PT.
Betonjaya
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Surabay4 29 Oktober 2013
Direktur Utamq
Gwie Gunadi 6*ru**I!&bnFv'$ryngE'[ nt Jenny Tanujaya MBA.
I
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Pihak-pihak Berelasi
Pihak Ketiga - Setelah dikurangi
cadangan penurunan nilai masing-masing sebesar
Rp 138.568.990 dan Rp 127.207.749 pada
tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012
Aset Keuangan Lancar Lainnya
Persediaan
Uang Muka Pembelian
Biaya Dibayar di Muka
30 September 2013
31 Desember 2012
Rp
Rp
2c, 2f, 3, 29
64.313.228.975
50.613.832.135
2e, 2h, 4, 24
-
11.504.999
2h, 4
15.877.898.527
14.349.965.535
2e, 2g,2i,5,24,29
29.791.807.941
22.562.076.454
2j, 6
11.527.294.399
9.735.538.165
7
-
676.556.803
303.032.922
100.139.906
121.813.262.764
98.049.613.997
2i, 9, 24
32.359.980.020
31.172.094.975
2r, 12
1.143.805.239
1.158.766.800
2l 10
15.135.741.115
14.720.052.295
2k, 8
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada Entitas Asosiasi
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Aset Tetap - Setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 27.510.683.853 pada 30 September 2013
dan Rp 26.926.593.239 tahun 2012
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
2
48.639.526.374
47.050.914.070
170.452.789.138
145.100.528.067
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS LANCAR
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Pajak
Utang Lain-lain
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Beban akrual
Jumlah Liabilitas Lancar
30 September 2013
31 Desember 2012
Rp
Rp
2e,11, 24
31.273.130.105
2r, 12
25.809.621.518
326.853.042
446.278.891
2.230.077.471
2.485.544.900
13
14
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas Imbalan Kerja
2q, 23
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Modal Saham - Nilai Nominal
Rp 100 per saham, Modal Dasar 460.000.000 saham, Modal
Ditempatkan dan Disetor
Penuh 180.000.000 saham
Tambahan Modal Disetor
Pendapatan komprehensif lainnya
Saldo Laba tidak Ditentukan
Penggunaannya
15
-
-
190.779.577
153.626.464
1.096.346.101
853.961.255
35.117.186.296
29.749.033.028
2.356.497.413
2.172.538.795
2.356.497.413
2.172.538.795
37.473.683.709
31.921.571.823
18.000.000.000
18.000.000.000
2o, 16
529.666.050
529.666.050
2e, 2n, 5, 9, 24
(299.182.274)
(149.174.977)
114.748.621.654
94.798.465.171
Jumlah Ekuitas
132.979.105.430
113.178.956.244
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
170.452.789.138
145.100.528.067
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM
Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
30 September 2013
30 September 2012
Rp
Rp
PENJUALAN BERSIH
2p, 17, 24
88.142.180.230
117.792.013.720
BEBAN POKOK PENJUALAN
2p, 18, 24
75.771.503.139
95.037.284.996
12.370.677.091
22.754.728.724
LABA KOTOR
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Penghasilan Bunga
Keuntungan (Kerugian) Kurs Mata Uang Asing - Bersih
Laba penjualan investasi sementara - saham
Pemulihan Penyisihan kerugian piutang tak tertagih
Laba penjualan aset tetap
Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih
Jumlah
LABA USAHA
2p, 19
(134.628.833)
(112.870.799)
2p, 20
(4.328.782.506)
(3.731.845.697)
21
1.497.292.334
858.264.429
2c, 29
15.241.428.316
3.736.792.808
-
Bagian Laba Entitas Asosiasi
9
LABA DARI OPERASI SEBELUM PAJAK
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
2r, 12
LABA PERIODE BERJALAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Laba (rugi) belum direalisasi dari
Efek yang tersedia untuk dijual
Bagian Laba (Rugi) Entitas Asosiasi dari Rugi Belum
terealisasi atas efek tersedia untuk dijual
Pajak Penghasilan Terkait
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE
BERJALAN SETELAH PAJAK
TOTAL LABA KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Rupiah Penuh)
2s, 22
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
4
282.000.000
(6.775.353)
(12.784.517)
12.268.533.958
1.019.556.224
24.639.211.049
23.774.284.948
1.186.135.467
794.021.815
25.825.346.516
24.568.306.763
(5.875.190.034)
(5.744.985.146)
19.950.156.483
18.823.321.617
(202.342.500)
(58.211.085)
2.332.770
26.626.757
50.002.433
7.896.082
(150.007.297)
(23.688.246)
19.800.149.186
18.799.633.371
110,83
104,57
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM
Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Komponen Ekuitas Lainnya
Catatan
Saldo per 1 Januari 2012
Efek Yang
Tersedia Untuk
Dijual
Rp
Tambahan
Modal Disetor
Rp
Modal Disetor
Rp
18.000.000.000
529.666.050
Jumlah
Pendapatan
Komprehensif
lainnya
Rp
Bagian laba
(Rugi)Entitas
Asosiasi
Rp
(41.218.397)
(342.416)
Saldo Laba Tidak
ditentukan
penggunaannya
Rp
Laba Komprehensif
tahun berjalan
Rp
Jumlah Ekuitas
Rp
(41.560.813)
73.636.838.021
73.595.277.208
92.124.943.258
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
18.823.321.617
18.823.321.617
18.823.321.617
Dividen
-
-
-
-
(3.600.000.000)
(3.600.000.000)
(3.600.000.000)
Pendapatan Komprehensif Lain
Saldo Per 30 September 2012
18.000.000.000
-
(43.658.314)
19.970.068
(23.688.246)
-
(23.688.246)
(23.688.246)
529.666.050
(84.876.711)
19.627.652
(65.249.059)
88.860.159.638
88.794.910.579
107.324.576.629
5.938.305.533
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
5.938.305.533
5.938.305.533
Pendapatan Komprehensif Lain
-
(99.827.239)
15.901.321
(83.925.918)
-
(83.925.918)
(83.925.918)
529.666.050
(184.703.950)
35.528.973
(149.174.977)
94.798.465.171
94.649.290.194
113.178.956.244
19.950.156.483
Saldo per 31 Desember 2012
18.000.000.000
-
Laba bersih periode berjalan
-
-
19.950.156.483
19.950.156.483
Pendapatan komprehensif lain
-
(151.756.875)
1.749.578
(150.007.297)
-
(150.007.297)
(150.007.297)
-
-
(151.756.875)
1.749.578
(150.007.297)
19.950.156.483
19.800.149.186
19.800.149.186
18.000.000.000
529.666.050
(336.460.825)
37.278.551
(299.182.274)
114.748.621.654
114.449.439.380
132.979.105.430
Jumlah
Saldo Per 30 September 2013
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
5
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
LAPORAN ARUS KAS INTERIM
Untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
30 September 2013
30 September 2012
Rp
Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok
Pembayaran kas kepada karyawan
Pembayaran lainnya
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi
95.428.609.019
(67.015.918.955)
(2.893.946.822)
(2.412.769.190)
23.105.974.052
131.382.255.805
(88.006.598.140)
(3.754.119.330)
(7.586.971.445)
32.034.566.890
Penghasilan bunga
Laba Penjualan Aset Tetap
Pembayaran pajak penghasilan
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
1.608.210.424
(5.782.361.204)
18.931.823.272
580.890.588
282.000.000
(5.221.431.000)
27.676.026.478
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian dan pembangunan aset tetap
Pembayaran Dividen Tunai
(999.779.434)
(4.941.239.449)
-
(3.600.000.000)
Investasi Saham dan deposito
Jumlah arus kas dari aktivitas investasi
KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS
(4.210.237.579)
(19.038.192.117)
(5.210.017.013)
13.721.806.259
(27.579.431.566)
96.594.912
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
50.613.832.135
132.738.880
(22.409.419)
(15.819.295)
64.313.228.975
213.514.497
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan.
6
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
1.
Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Betonjaya Manunggal Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 27 Pebruari 1995 dengan akta No. 116 dari Suyati Subadi, SH., notaris di Gresik.
Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C210.173.HT.01.01.th.95 tanggal 16 Agustus 1995, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 18 Tanggal 1 Maret 1996, Tambahan No. 9609a. Anggaran
Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 24 tanggal 23 Juli 2010 dari Dian Silviyana Khusnarini,
SH., notaris di Surabaya, dalam rangka penyesuaian dengan undang - undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akte perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-21994.AH.01.02.
tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 70 tanggal 31 Agustus 2012, Tambahan No 42894.
Kantor pusat dan pabrik Perusahaan beralamat di Jl. Raya Krikilan No. 434, Km 28 Driyorejo - Gresik, Jawa Timur.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang industri besi dan baja. Perusahaan
mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1996 dan saat ini bergerak dalam bidang industri besi beton yang dipasarkan di dalam negeri. Jumlah
karyawan Perusahaan rata-rata 31 karyawan pada tahun 2013 dan 2012. Tenaga kerja untuk bagian produksi disediakan dari pihak ketiga.
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama
: Gwie Gunato Gunawan
Komisaris Independen : Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak.
Direktur Utama
Direktur
Gwie Gunadi Gunawan
: Ny. Jenny Tanujaya, MBA
Drs. Andy Soesanto, MBA, MM
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Ketua
: Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak.
Anggota
: Rahmat Zuhdi, SE, MSA, Ak.
Isomudin SE
Personil manajemen kunci adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Manajer perusahaan.
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 31 karyawan pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012. Tenaga kerja untuk bagian produksi
disediakan dari pihak ketiga.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh Pernyataaan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S1600/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 65.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 18 Juli 2001 saham
hasil penawaran tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
7
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan interim telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan pengawas Pasar Modal dan lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) No VIII.G.7 tentang "Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau Perusahaan Publik "yang terdapat dalam
lampiran keputusan ketua Bapepam -LK No KEP -347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini.
b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Interim
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan interim ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu
disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan interim
disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas interim disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
Mata uang fungsional dan penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan interim ini adalah Rupiah (Rp).
Standar Akuntansi Baru
Standar akuntansi baru atau revisi atas standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013,
yang relevan terhadap Perusahaan adalah PSAK 60 “Instrument Keuangan: Pengungkapan”
Perusahaan telah mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari penyesuaian PSAK 60 tersebut, namun tidak material terhadap laporan keuangan.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan
kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan
untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan
laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas dalam mata uang asing disesuaikan kedalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia. Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, nilai tukar yang digunakan adalah masing-masing Rp 11,613 dan Rp 9.670 per 1
USD
d. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan interim sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan Manajemen untuk membuat estimasi
dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas pada tanggal laporan keuangan interim serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun
pelaporan. Nilai aset, liabilitas, pendapatan dan beban sebenarnya kemungkinan berbeda.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan Perusahaan membuat estimasi dan asumsi
yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta
jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang terkait dengan Perusahaan (entitas pelapor).
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:
a Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut :
i Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan.
ii Memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan.
iii Personil manajemen kunci Perusahaan atau induk Perusahaan.
8
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
b. Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut :
i Perusahaan lain dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama.
ii Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau dari perusahaan lain dalam Grup).
iii Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari perusahaan ketiga.
v Perusahaan lain tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan
vi Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).
vi Orang yang diidentifikasikan dalam huruf a) i) yang memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan atau merupakan personil manajemen kunci
i Perusahaan (atau entitas induk dari Perusahaan).
f. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang
tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
g. Investasi
Deposito Berjangka
Deposito Berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan atas hutang dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari
tiga bulan disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi Efek
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) tentang
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengukuran, dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan (catatan 2n.4).
h. Piutang Usaha
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) tentang
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengukuran, dan PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai.
Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagihkan semua piutang sesuai dengan
persyaratan piutang. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, probabilitas bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan, dan
wanprestasi atau tunggakan dalam pembayaran (lebih dari 30 hari jatuh tempo) dianggap sebagai indikator bahwa piutang usaha telah turun nilainya.
Jumlah penyisihan tersebut adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan, yang didiskontokan pada suku bunga
efektif awal
Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika
piutang usaha tidak dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun penyisihan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah
dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi komprehensif.
i. Investasi pada Entitas Asosiasi
Investasi pada entitas dimana Perusahaan memiliki saham berhak suara kurang dari 20%, namun mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak dapat
mengendalikan, dicatat dengan metode ekuitas.
Keberadaan pengaruh signifikan dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:
1 Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee;
2 Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
3 Adanya transaksi material antara investor dengan investee;
4 Pertukaran personel manajerial; atau
5 Penyediaan informasi teknis pokok.
9
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Keberadaan pengaruh signifikan Perusahaan dengan investee dibuktikan dengan adanya keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris dan
adanya transaksi material antara investor dengan investee.
Berdasarkan metode ekuitas, biaya perolehan investasi ditambahkan atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau entitas anak atas laba atau rugi
bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan dikurangi deviden tunai yang diterima.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian Perusahaan atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung
pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan dalam laporan
perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi
pada jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.
Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan.
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi.
Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas
asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas
investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.
j. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata tertimbang.
k. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
l. Aset Tetap - Pemilikan Langsung
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya
perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai
berikut :
Tahun
20
10 - 16
4 - 15
5 - 10
4
Bangunan dan prasarana
Mesin dan Perlengkapan
Instalasi gas dan listrik
Kendaraan
Inventaris kantor dan pabrik
Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan bahwa perpanjangan
atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Biaya pengurusan legal atas hak atas tanah ketika tanah diperoleh
pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan tanah.
Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak
atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam Iaporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan dalam jumlah
material dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari
aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan Iaba rugi tahun yang bersangkutan.
10
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi dari biaya-biaya pembelian bahan dan peralatan, serta biaya konstruksi lainnya termasuk biaya pinjaman
(beban bunga dan selisih kurs) yang berkaitan langsung dengan pembangunan aset tetap Perusahaan. Biaya-biaya ini direklasifikasi ke aset tetap yang
bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebaga perbedaan antara jumlah neto hasil
pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada akhir periode/tahun buku pelaporan, perusahaan melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat ekonomis aset, nilai residu, metode
penyusutan dan sisa umur pemakaian berdasarkan kondisi teknis.
m. Penurunan Aset Non Keuangan
Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset
tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan
tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu,
Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari
aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat
diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi komprehensif.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam catatan 2n.
n. Instrumen Keuangan
PSAK 60 yang berlaku efektif 1 Januari 2012 memperkenalkan pengungkapan baru untuk meningkatkan informasi mengenai instrumen keuangan. PSAK
ini mewajibkan pengungkapan secara luas mengenai signifikansi pengaruh instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja Perusahaan,
pengungkapan kuantitatif dan kualitatif atas risiko yang timbul dari instrumen keuangan, serta menentukan pengungkapan minimum mengenai risiko
kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan terkait dengan pengukuran nilai wajar menggunakan tingkat hirarki nilai
wajar dimana mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam mengukur nilai wajar dan memberikan arahan dalam bentuk pengungkapan
kuatitatif mengenai pengukuran nilai wajar dan mewajibkan informasi yang diungkapkan dalam format tabel kecuali terdapat lain yang sesuai.
1. Aset Keuangan
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif,
(ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi
ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal
pengakuannya.
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang
ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset
derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) pada nilai wajar dengan keuntungan
atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi.
11
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
(ii)Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai
kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku
bunga efektif (effective interest rate).
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya
atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya termasuk dalam klasifikasi ini.
(iii Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held To Maturity ("HTM"))
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan
memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat
mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount)
dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami
penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan HTM.
(iv Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale ("AFS"))
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga
kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba
rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai,
akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya dakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai
wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga
aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya
diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari
aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
2 Liabilitas Keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii)
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk
diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam
waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan
kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
12
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
(ii)Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses
amortisasi.
Seluruh liabilitas keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman dan utang.
3 Saling Hapus dari Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) jika, dan hanya jika, entitas
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara
neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
4 Estimasi Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada laporan posisi
keuangan.
Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.
Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan
sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan
tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
5 Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembayaran
pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya
transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
6 Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai.
· Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat
bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset
keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset
keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset
dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus
kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki
suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.
13
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut.
Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan cadangan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan
di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, jumlah
taksiran kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan. Jika penghapusan kemudian
dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
· Aset keuangan AFS
Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan
jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan
dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
direklas dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba
rugi komprehensif; kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset
keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat yang telah dikurangi
dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan
nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan bunga” dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai
wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian
penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi
komprehensif.
7 Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2)
Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima
secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian yang memenuhi kriteria “pass-through” dan (a) Perusahaan telah secara
substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh
risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam
kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda
secara substantial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut
diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
14
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
8 Akuntansi Lindung Nilai
Pada saat dimulainya lindung nilai, Perusahaan melakukan penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan
manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. Pendokumentasian tersebut meliputi identifikasi instrumen lindung nilai, item atau
transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai
tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang
dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar
atau perubahan arus kas dan dapat dinilai secara berkelanjutan untuk menentukan bahwa lindung nilai tersebut sangat efektif diseluruh periode
pelaporan keuangan sesuai dengan tujuannya.
Lindung Nilai atas Arus Kas
Bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam ekuitas, sementara
itu bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalamlaporan laba rugi komprehensif.
Jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif ketika transaksi lindung nilai tersebut
mempengaruhi laporan laba rugi komprehensif. Jika suatu item lindung nilai menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau liabilitas non keuangan,
maka jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam biaya perolehan awal atas nilai tercatat aset atau liabilitas non keuangan
tersebut.
Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus dipindahkan ke
dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika instrumen lindung nilai telah jatuh tempo atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan tanpa penggantian atau
perpanjangan atau jika tujuan lindung nilai dibatalkan maka jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi
atau komitmen tersebut terjadi.
o. Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan dikurangkan langsung dari agio saham yang diperoleh dari penawaran
efek tersebut.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan Barang
Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.
Penghasilan Bunga
Penghasilan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban
Beban diakui pada saat terjadinya.
q. Imbalan Kerja
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak
terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk
menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain
pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Perusahaan memilih
mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor sehubungan dengan pengakuan keuntungan/ kerugian aktuaria yang
timbul, seperti diuraikan dibawah ini :
- Perhitungan imbalan kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang
melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam
program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban
dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
- Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan
keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
15
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM (Lanjutan)
Pada Tanggal 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit)
Serta untuk Periode 9 (Sembilan) Bulan yang Berakhir Pada Tanggal
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)
(Disajikan Dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain)
r. Pajak Penghasilan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk
pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa
depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini
juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari
“Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas
menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan
dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak