47. PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA ISBI BANDUNG SALINAN
SALINAN
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 47 TAHUN 2016
TENTANG
STATUTA INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA BANDUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka memberikan acuan pengelolaan
dan penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi di
lingkungan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung,
perlu disusun Statuta Institut Seni Budaya Indonesia
Bandung;
b.
bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 66
ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi dan Pasal 29 ayat (10) Peraturan
Pemerintah
Nomor
4
Tahun
2014
tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi, perlu menetapkan Statuta Institut
Seni Budaya Indonesia Bandung;
c.
bahwa
dimaksud
berdasarkan
dalam
pertimbangan
huruf
a
dan
sebagaimana
huruf
b,
perlu
menetapkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi tentang Statuta Institut Seni Budaya
Indonesia Bandung;
-2-
Mengingat
:
1.
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2012
tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
3.
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 14);
4.
Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
5.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
139
Tahun
2014
tentang
Pedoman
Statuta
dan
Organisasi Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1670);
6.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur pada Perguruan
Tinggi Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur pada Perguruan
Tinggi Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 3);
7.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
Pendidikan
Kementerian
Tinggi
2016
Riset,
(Berita
Indonesia Tahun 2015 Nomor 889);
Teknologi,
Negara
dan
Republik
-3-
8.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia nomor 27 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Budaya
Indonesia Bandung (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1393);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN
MENTERI
RISET,
TEKNOLOGI,
DAN
PENDIDIKAN TINGGI TENTANG STATUTA INSTITUT SENI
BUDAYA INDONESIA BANDUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Institut
Seni
Budaya
Indonesia
Bandung,
yang
selanjutnya disebut ISBI Bandung adalah perguruan
tinggi
negeri
yang
menyelenggarakan
program
pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan
program pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun
ilmu
pengetahuan
dan/atau
teknologi,
serta
jika
memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan
profesi.
2.
Statuta ISBI Bandung yang selanjutnya disebut Statuta
adalah peraturan dasar pengelolaan ISBI Bandung yang
digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan
prosedur operasional di ISBI Bandung.
3.
Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program
sarjana dan/atau program pascasarjana yang diarahkan
pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.
Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi program
diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu sampai program
sarjana terapan.
-4-
5.
Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam
pekerjaan
yang
memerlukan
persyaratan
keahlian
khusus.
6.
Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang
terdiri atas dosen dan mahasiswa ISBI Bandung.
7.
Senat adalah
penyusun
Senat ISBI
kebijakan
Bandung sebagai unsur
yang
menjalankan
fungsi
penetapan, pengawasan dan pertimbangan pelaksanaan
kebijakan di bidang akademik.
8.
Senat
Fakultas
adalah
sebagai
unsur
penyusun
kebijakan di lingkungan Fakultas yang menjalankan
fungsi
penetapan,
pengawasan
dan
pertimbangan
pelaksanaan kebijakan di bidang akademik.
9.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utamanya mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
10. Mahasiswa adalah mahasiswa ISBI Bandung sebagai
peserta didik yang terdaftar dan belajar pada ISBI
Bandung.
11. Tenaga
Kependidikan
adalah
satuan
pelaksana
pengelola administrasi guna menunjang jalannya tugas
dan fungsi ISBI Bandung.
12. Rektor adalah Rektor ISBI Bandung.
13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.
BAB II
IDENTITAS
Pasal 2
(1)
ISBI Bandung merupakan perguruan tinggi negeri di
lingkungan
Kementerian
Riset,
Teknologi,
dan
Pendidikan Tinggi yang berkedudukan di Kota Bandung,
Provinsi Jawa Barat.
-5-
(2)
ISBI Bandung didirikan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 86 Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung menjadi Institut
Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung yang ditetapkan
tanggal 25 Agustus 2014.
(3)
ISBI
Bandung
Sekolah
Tinggi
merupakan
Seni
perubahan
Indonesia
status
(STSI)
dari
Bandung
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2014
tanggal 25 Agustus 2014.
(4)
Sekolah
Tinggi
sebagaimana
Seni
Indonesia
dimaksud
pada
ayat
(STSI)
(3)
Bandung
merupakan
perubahan status dari Akademi Seni Tari Indonesia
(ASTI) Bandung berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
59 Tahun 1995.
(5)
Akademi
Seni
sebagaimana
perubahan
Tari
Indonesia
dimaksud
status
dari
pada
ayat
(ASTI)
(4)
Konservatori
Bandung
merupakan
Tari
(KORI)
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 016/A.I/1970.
Pasal 3
(1)
ISBI Bandung memiliki lambang berwarna biru tarum
dengan kode warna C99, M100, Y3, K16 yang terdiri
atas bunga Cangkok Wijaya Kusumah, busur, sayap
burung yang mengepak, dan rebab/kalam.
(2)
Lambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
makna sebagai berikut:
a. bunga Cangkok Wijaya Kusumah memiliki makna
daya hidup, keberkahan, kejayaan, dan keharuman;
b. busur memiliki makna kefokusan;
c. sayap
burung
dinamis,
yang
energik,
mengepak
memiliki
makna
optimis,
adaptif
sesuai
perkembangan zaman; dan
d. rebab/kalam memiliki makna praktisi dan pengkaji
seni.
-6-
(3)
Lambang ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagai berikut:
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan
lambang diatur dalam Peraturan Rektor.
Pasal 4
(1)
ISBI
Bandung
memiliki
bendera
berbentuk
empat
persegi panjang, dengan ukuran panjang berbanding
lebar 3:2 (tiga banding dua) berwarna dasar putih dan
ditengahnya terdapat lambang ISBI Bandung.
(2)
Bendera ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagai berikut:
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan
bendera ISBI Bandung diatur dalam Peraturan Rektor.
Pasal 5
(1)
Fakultas dan Pascasarjana memiliki bendera berbentuk
4 (empat) persegi panjang, dengan ukuran panjang
berbanding lebar 3:2 (tiga banding dua) dengan warna
dasar yang berbeda pada masing-masing fakultas, dan
-7-
ditengahnya terdapat lambang ISBI Bandung serta di
bawah lambang ISBI Bandung terdapat tulisan sesuai
dengan nama Fakultas/Pascasarjana.
(2)
Bendera
Fakultas
dan
Pascasarjana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. bendera Fakultas Seni Pertunjukan berwarna dasar
merah dan di bawah lambang ISBI Bandung terdapat
tulisan FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN berwarna
putih dengan gambar sebagai berikut:
b. bendera Fakultas Seni Rupa dan Desain berwarna
dasar hijau toska dan di bawah lambang ISBI
Bandung
DAN
terdapat tulisan FAKULTAS SENI RUPA
DESAIN
berwarna
hitam
dengan
gambar
sebagai berikut:
c. bendera Fakultas Budaya dan Media berwarna dasar
kuning
dan
di
bawah
lambang
ISBI
Bandung
terdapat tulisan FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA
berwarna hitam dengan gambar sebagai berikut:
-8-
d. bendera Pascasarjana berwarna dasar ungu dan di
bawah lambang ISBI Bandung terdapat tulisan
SEKOLAH PASCASARJANA berwarna kuning dengan
gambar sebagai berikut:
(3)
Warna dasar bendera Fakultas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
(4)
Kode Warna
Fakultas
Warna
Fakultas Seni
merah
Pertunjukan
Fakultas Seni Rupa
(C,M,Y,K)
C0, M95, Y70, K0
hijau toska C75, M0, Y40, K20
dan Desain
Fakultas Budaya
kuning
dan Media
Pascasarjana
ungu
C20, M0, Y60, K0
C43, M46, Y0, K0
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan
bendera
Fakultas
dan
Pascasarjana
diatur
dalam
Peraturan Rektor.
Pasal 6
(1)
ISBI Bandung memiliki himne dan mars.
(2)
Himne ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memiliki makna tridharma perguruan tinggi, yang
membentuk manusia seutuhnya dengan kompetensi
mencipta, mengkaji, membina, dan mengabdi pada seni
budaya bangsa.
-9-
(3)
Himne ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai berikut:
- 10 -
(4)
Mars ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai berikut:
(5)
Ketentuan mengenai tata cara penggunaan himne dan
mars ISBI Bandung diatur dalam Peraturan Rektor.
Pasal 7
(1) ISBI Bandung memiliki busana akademik dan busana
almamater.
- 11 -
(2) Busana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berbentuk toga, topi, kalung, dan atribut lain.
(3)
Busana almamater sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berbentuk jas almamater berwarna biru tarum dan
bagian dada kiri terdapat lambang ISBI Bandung.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai busana akademik dan
busana almamater diatur dalam Peraturan Rektor.
BAB III
PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
Bagian Kesatu
Pendidikan
Pasal 8
(1)
ISBI Bandung menyelenggarakan Pendidikan Akademik
dan
dapat
apabila
menyelenggarakan
memenuhi
syarat
Pendidikan
dapat
Vokasi,
menyelenggarakan
Pendidikan Profesi.
(2)
Penyelenggaraan
Pendidikan
Akademik
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi program sarjana dan
program magister serta apabila memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan program doktor.
(3)
Penyelenggaraan
Pendidikan
Vokasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi program diploma dan
apabila
memenuhi
syarat
dapat
menyelenggarakan
program magister terapan dan program doktor terapan.
(4)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
penyelenggaraan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan
Senat
dan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
(1)
ISBI Bandung menyelenggarakan pendidikan dengan
menerapkan sistem kredit semester (SKS) yang bobot
- 12 -
belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit semester
(sks).
(2)
Tahun akademik dibagi dalam 2 (dua) semester, yaitu
semester gasal dan semester genap yang terdiri atas
paling sedikit masing-masing 16 (enam belas) minggu
tatap muka perkuliahan termasuk ujian.
(3)
Semester gasal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan pada bulan September sampai dengan
bulan Februari tahun berikutnya.
(4)
Semester genap sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan
Agustus tahun berjalan.
(5)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
tahun
akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan Rektor setelah mendapatkan pertimbangan
Senat.
Pasal 10
(1)
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar
dalam penyelenggaraan pendidikan di ISBI Bandung.
(2)
Bahasa daerah atau bahasa asing dapat digunakan
sebagai
bahasa
pengantar
dalam
penyelenggaraan
pendidikan maupun dalam penyampaian pengetahuan
dan/atau
keterampilan
meningkatkan
daya
tertentu
guna
dan
hasil
untuk
lebih
guna
proses
pembelajaran.
Pasal 11
(1)
Kurikulum
merupakan
seperangkat
rencana
dan
pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
(2)
Kurikulum untuk setiap program studi dikembangkan
oleh ISBI Bandung mengacu pada standar nasional
pendidikan tinggi.
- 13 -
(3)
Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau
secara berkala, sesuai dengan perkembangan keilmuan
dan kebutuhan masyarakat.
(4)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapatkan
pertimbangan Senat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 12
(1)
Penilaian keberhasilan studi didasarkan atas penilaian
hasil belajar setiap mata kuliah pada setiap semester
dan
akhir
studi yang
bertujuan untuk mengukur
penguasaan kompetensi mahasiswa.
(2)
Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas ujian mata kuliah, ujian lapangan, dan
ujian tugas akhir dan komprehensif, serta bentuk
penilaian
lain
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(3)
Ujian mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir
semester (UAS).
(4)
Ujian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan ujian gabungan dari beberapa mata kuliah
praktik yang dilaksanakan di luar kampus.
(5)
Ujian
tugas
akhir
dan
komprehensif
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan ujian hasil penelitian
untuk karya tulis dan ujian kekaryaan untuk karya seni.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian hasil belajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat
(5)
diatur
dalam
peraturan
Rektor
setelah
mendapatkan pertimbangan Senat.
Pasal 13
(1)
Persyaratan untuk menjadi mahasiswa ISBI Bandung,
sebagai berikut:
- 14 -
a.
bagi program diploma dan sarjana memiliki ijazah
Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah
Aliyah
atau
sederajat;
b.
bagi program magister memiliki ijazah atau surat
keterangan lulus program sarjana atau sederajat;
c.
bagi program doktor memiliki ijazah atau surat
keterangan lulus program magister atau sederajat;
(2)
d.
telah lulus seleksi; dan
e.
melakukan registrasi.
ISBI Bandung dapat menerima mahasiswa pindahan
yang berasal dari perguruan tinggi lain dan mahasiswa
tugas/ijin belajar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3)
Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa ISBI
Bandung apabila memenuhi persyaratan dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerimaan mahasiswa
baru diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat
dan
sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
(1)
Setiap mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan setiap
mata kuliah dalam satu semester paling sedikit 75%
(tujuh puluh lima persen) dari tatap muka.
(2)
Mahasiswa dinyatakan lulus program diploma, apabila
telah menempuh paling sedikit 112 (seratus dua belas)
sks untuk program Diploma 3 (tiga), dengan IPK minimal
2,25 (dua koma dua puluh lima).
(3)
Mahasiswa dinyatakan lulus program sarjana (S1) dan
program Diploma 4 (empat), apabila telah menempuh
paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) sks
dengan IPK minimal 2,25 (dua koma dua puluh lima).
(4)
Mahasiswa dinyatakan lulus program magister, apabila
telah menempuh paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks
dan telah lulus semua mata kuliah yang dipersyaratkan
dengan IPK minimal 3,00 (tiga koma nol nol).
- 15 -
(5)
Mahasiswa dinyatakan lulus program doktor, apabila
telah menempuh paling sedikit 42 (empat puluh dua) sks
dan telah lulus semua mata kuliah yang dipersyaratkan
dengan IPK minimal 3,25 (tiga koma dua lima).
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kelulusan diatur dalam
Peraturan Rektor setelah mendapatkan pertimbangan
Senat.
Pasal 15
(1)
Pada
akhir
penyelenggaraan
program
pendidikan
diadakan upacara wisuda.
(2)
Upacara wisuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan lebih dari satu kali dalam satu
tahun ajaran.
(3)
Mahasiswa dapat mengikuti wisuda apabila:
a.
menyerahkan keputusan kelulusan dari Fakultas
atau Pascasarjana yang bersangkutan;
b.
menyerahkan surat keterangan bebas pinjaman
perpustakaan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perpustakaan ISBI Bandung;
c.
menyerahkan
bukti
penyerahan
hardcopy
dan
softcopy karya ilmiah pada Bagian Tata Usaha
Fakultas masing-masing atau Pascasarjana; dan
d.
(4)
memenuhi persyaratan lainnya.
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
penyelenggaraan
wisuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Rektor setelah
mendapat pertimbangan Senat.
Bagian Kedua
Penelitian
Pasal 16
(1)
ISBI Bandung melaksanakan penelitian dasar, penelitian
terapan,
penelitian
pengembangan,
dan/atau penelitian masyarakat.
kekaryaan
seni,
- 16 -
(2)
Penelitian
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dilaksanakan untuk:
a.
mencari
dan/atau
menemukan
kebaruan
kandungan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
seni;
b.
menguji teori, konsep, prinsip, prosedur, metode,
dan/atau model yang sudah menjadi kandungan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni; dan
c.
menyelesaikan
permasalahan
di
masyarakat,
pemerintah, dan/atau industri.
(3)
Kegiatan
penelitian
dan/atau
kekaryaan
seni
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan oleh Sivitas Akademika, baik kelompok
maupun perorangan.
(4)
Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan pihak
lain
dengan
mematuhi
kaidah/norma
dan
etika
akademik sesuai dengan prinsip otonomi keilmuan.
Pasal 17
(1)
Hasil
penelitian
dilakukan
oleh
dan/atau
dosen
kekaryaan
untuk
seni
memenuhi
yang
dharma
penelitian wajib diseminarkan dan dipublikasikan.
(2)
Publikasi hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam terbitan berkala ilmiah dalam
negeri atau terbitan berkala ilmiah internasional dan
bentuk
publikasi
ilmiah
lainnya
yang
diakui
Kementerian.
(3)
Hasil penelitian dan/atau kekaryaan seni ISBI Bandung
diakui sebagai penemuan baru setelah dimuat dalam
terbitan
berkala
ilmiah
yang
diakui
Kementerian
dan/atau mendapat hak kekayaan intelektual (HKI).
(4)
ISBI
Bandung
dapat
memfasilitasi
hasil
penelitian
dan/atau kekaryaan seni yang dilakukan oleh dosen
untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual (HKI).
- 17 -
(5)
Hasil penelitian dan/atau kekaryaan seni merupakan
hak kekayaan intelektual (HKI) yang wajib dilindungi
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
(6)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
penyelenggaraan
kegiatan penelitian dan/atau kekaryaan seni diatur
dalam Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan
Senat.
Bagian Ketiga
Pengabdian Kepada Masyarakat
Pasal 18
(1)
ISBI
Bandung
melaksanakan
pengabdian
kepada
masyarakat.
(2)
Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa
secara individu atau berkelompok.
(3)
Hasil
pengabdian
kepada
masyarakat
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dimanfaatkan untuk
pengayaan
pembelajaran,
penelitian/kekaryaan
seni,
keberlanjutan
dan
pemberdayaan
masyarakat.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pengabdian
kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Rektor
setelah mendapat pertimbangan Senat.
Bagian Keempat
Etika Akademik/Kode Etik
Pasal 19
(1)
Etika akademik ISBI Bandung memuat norma yang
mengikat Sivitas Akademika dan merupakan standar
perilaku bagi Sivitas Akademika dalam melaksanakan
kegiatan tridharma perguruan tinggi, ekstrakurikuler,
- 18 -
dan aktivitas akademik lainnya di dalam maupun di luar
ISBI Bandung.
(2)
Etika akademik ISBI Bandung memuat nilai-nilai moral,
kesusilaan, kejujuran, kaidah keilmuan, dan profesi
serta memiliki disiplin dan integritas kepribadian dalam
melaksanakan tugas.
(3)
Sivitas
Akademika
yang
melakukan
kegiatan
mengatasnamakan ISBI Bandung di luar kampus harus
mendapatkan ijin dari Rektor.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai etika akademik ISBI
Bandung sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat.
Bagian Kelima
Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik,
dan Otonomi Keilmuan
Pasal 20
(1)
ISBI Bandung menjunjung tinggi kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan
secara bertanggung jawab sesuai dengan etika dan
norma akademik serta ketentuan peraturan perundangundangan.
(2)
Kebebasan
akademik
dilaksanakan
dalam
upaya
mendalami, menerapkan, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni melalui kegiatan
pendidikan, penelitian dan/atau kekaryaan seni, dan
pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas dan
bertanggung jawab sesuai norma dan kaidah keilmuan.
(3)
Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang
profesor dan/atau dosen yang memiliki otoritas dan
wibawa ilmiah dalam mendiseminasikan hasil penelitian
dan
menyampaikan
pandangan
akademik
melalui
kegiatan orasi ilmiah, perkuliahan, publikasi ilmiah,
seminar,
lokakarya,
simposium,
ceramah,
- 19 -
pertunjukan/pameran, dan pertemuan ilmiah lain yang
sesuai dengan kaidah keilmuan.
(4)
Otonomi
keilmuan
kewenangan
Sivitas
merupakan
keleluasaan
Akademika
dalam
dan
melakukan
kegiatan keilmuan pada suatu cabang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam menemukan, mengembangkan,
mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran
ilmiah
yang
berpedoman
pada
norma
dan
budaya
akademik serta kaidah keilmuan.
(5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (4) diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat.
Pasal 21
(1)
Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan dapat dilakukan di
luar kampus ISBI Bandung.
(2)
Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
ISBI
Bandung
dapat
mengundang tenaga ahli dari luar lingkup ISBI Bandung
untuk menyampaikan pikiran dan pendapat sesuai
dengan norma dan kaidah keilmuan.
Bagian Keenam
Gelar dan Penghargaan
Pasal 22
(1)
ISBI Bandung memberikan ijazah, sertifikat kompetensi,
dan/atau surat keterangan pendamping ijazah serta
gelar akademik kepada lulusan ISBI Bandung.
(2)
Pemberian ijazah, sertifikat kompetensi, dan/atau surat
keterangan pendamping ijazah serta gelar akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
- 20 -
Peraturan Rektor sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 23
(1)
ISBI Bandung dapat memberikan penghargaan kepada
seseorang,
kelompok
orang,
organisasi,
dan/atau
lembaga yang berjasa, berprestasi, dan/atau berdedikasi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan/atau budaya.
(2)
Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa gelar doktor kehormatan (honoris causa), piagam,
medali, trofi, dan/atau bentuk penghargaan lainnya.
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata
cara pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Rektor setelah
mendapat
pertimbangan
Senat
dan
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
SISTEM PENGELOLAAN
Bagian Kesatu
Visi, Misi, Tujuan, dan Rencana Arah Pembangunan
Pasal 24
Visi ISBI Bandung, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi
Seni Budaya yang berjati diri, berkualitas, dan berdaya saing
dalam skala lokal, nasional, dan global.
Pasal 25
Misi ISBI Bandung:
a.
menyelenggarakan tridharma perguruan tinggi di bidang
seni budaya, untuk memperkokoh identitas dan karakter
budaya bangsa, dan berperan aktif dalam mewujudkan
ketahanan budaya;
- 21 -
b.
memberdayakan seni budaya secara kreatif dan inovatif,
dengan menonjolkan aspek keunikan dan kebedaan
dalam bentuk kreasi dan kajian seni budaya;
c.
membangun sumber daya manusia yang berorientasi
pada
budaya
kemampuan
mutu,
bersaing
memiliki
dalam
keunggulan,
bidang
seni
dan
secara
profesional; dan
d.
menjalin kerja sama seni budaya dalam lingkup lokal,
nasional, dan internasional.
Pasal 26
Tujuan ISBI Bandung:
a.
meningkatkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat di bidang seni budaya secara
profesional untuk kemajuan bangsa;
b.
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang seni budaya yang bermanfaat bagi kemaslahatan
manusia;
c.
menghasilkan
sumber
daya
manusia
yang
peka,
berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
terdidik, terampil, dan profesional di bidang seni budaya
dalam menjawab tantangan zaman; dan
d.
mewujudkan upaya pemeliharaan, pengembangan, dan
pemanfaatan pengetahuan dan pengalaman bidang seni
budaya
melalui
jejaring
lokal,
nasional,
dan
internasional.
Pasal 27
(1)
Dalam
rangka
mencapai
visi,
misi,
dan
tujuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Pasal 25, dan
Pasal
26,
ISBI
Bandung
menyusun
rencana
pengembangan jangka panjang, rencana strategis, dan
rencana operasional yang meliputi:
a. rencana pengembangan jangka panjang, memuat
rencana dan program pengembangan 25 (dua puluh
lima) tahun;
- 22 -
b. rencana strategis ISBI Bandung, memuat rencana
dan program pengembangan 5 (lima) tahun; dan
c. rencana
operasional
ISBI
Bandung
merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis yang memuat
program dan kegiatan selama 1 (satu) tahun.
(2)
Ketentuan
rencana
strategis,
mengenai
rencana
pengembangan
dan
arah
jangka
rencana
pengembangan,
panjang,
operasional
rencana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Rektor.
Bagian Kedua
Organisasi ISBI Bandung
Paragraf 1
Umum
Pasal 28
Organ ISBI Bandung terdiri atas:
a. Senat;
b. Rektor;
c. Satuan Pengawas Internal; dan
d. Dewan Penyantun.
Paragraf 2
Senat
Pasal 29
(1)
Senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a
merupakan organ yang menjalankan fungsi penetapan
dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik di
lingkungan ISBI Bandung.
(2)
Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Senat mempunyai tugas dan wewenang:
a.
menetapkan kebijakan, norma/etika, dan kode etik
Sivitas Akademika;
- 23 -
b.
melakukan pengawasan terhadap:
1. penerapan norma/etika akademik dan kode etik
sivitas akademika;
2. penerapan ketentuan akademik;
3. pelaksanaan penjaminan mutu perguruan tinggi
paling sedikit mengacu pada standar nasional
pendidikan tinggi;
4. pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;
5. pelaksanaan tata tertib akademik;
6. pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen;
dan
7. pelaksanaan proses pembelajaran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
c.
memberikan pertimbangan dan usul perbaikan
proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat kepada Rektor;
d.
memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam
pembukaan dan penutupan program studi;
e.
memberikan
pertimbangan
terhadap
pemberian
atau pencabutan gelar dan penghargaan akademik;
f.
memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam
pengusulan profesor; dan
g.
memberikan
rekomendasi
penjatuhan
sanksi
terhadap pelanggaran norma, etika, dan peraturan
akademik yang dilakukan oleh Sivitas Akademika
kepada Rektor.
(3)
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Senat menyusun laporan hasil
pengawasan dan menyampaikan kepada Rektor untuk
ditindaklanjuti.
Pasal 30
(1)
Senat dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh
seorang sekretaris.
(2)
Keanggotaan Senat terdiri atas:
a. Wakil Dosen sesuai dengan bidang keilmuannya;
- 24 -
b. Rektor dan Wakil Rektor;
c. Dekan/Direktur Pascasarjana; dan
d. Ketua Lembaga.
(3)
Anggota Senat yang berasal dari wakil Dosen terdiri atas
wakil Dosen profesor dan wakil Dosen yang bukan
profesor.
(4)
Anggota Senat yang berasal dari wakil Dosen yang
profesor 2 (dua) orang tiap fakultas.
(5)
Anggota Senat yang berasal dari wakil Dosen yang
bukan profesor 2 (dua) orang tiap fakultas.
(6)
Keanggotaan Senat yang berasal dari wakil Dosen
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
diusulkan oleh Dekan setelah mendapat pertimbangan
Senat Fakultas.
(7)
Anggota Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Rektor.
(8)
Senat terdiri atas:
a. ketua merangkap anggota;
b. sekretaris merangkap anggota; dan
c. anggota.
(9)
Ketua dan sekretaris Senat sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) huruf a dan b dijabat oleh anggota Senat yang
bukan Rektor.
(10) Ketua, sekretaris, dan anggota Senat sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) ditetapkan oleh Rektor.
(11) Masa jabatan anggota Senat 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(12) Senat dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk
komisi/badan pekerja.
(13) Komisi/badan pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(12) dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan
oleh Senat.
(14) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan
anggota Senat dari wakil dosen yang bukan profesor
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
Peraturan Senat.
- 25 -
Pasal 31
(1)
ISBI Bandung memiliki Senat Fakultas.
(2)
Senat
Fakultas
merupakan
menjalankan
fungsi
pertimbangan
terhadap
unsur
penetapan
Dekan
fakultas
dan
dalam
yang
pemberian
pelaksanaan
akademik di lingkungan fakultas.
(3)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
Senat
Fakultas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Rektor.
Paragraf 3
Rektor
Pasal 32
(1)
Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b
menjalankan fungsi penetapan kebijakan non-akademik
dan pengelolaan ISBI Bandung.
(2)
Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh Rektor.
(3)
Untuk menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Rektor mempunyai tugas dan wewenang:
a.
menyusun statuta beserta perubahannya untuk
diusulkan
kepada
Menteri
setelah
mendapat
persetujuan organ ISBI Bandung;
b.
menyusun
dan/atau
mengubah
rencana
pengembangan jangka panjang 25 (dua puluh lima)
tahun ISBI Bandung;
c.
menyusun dan/atau mengubah Rencana Strategis 5
(lima) tahun ISBI Bandung;
d.
menyusun dan/atau mengubah rencana kerja dan
anggaran
tahunan
(rencana
operasional)
ISBI
Bandung;
e.
mengelola pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat sesuai dengan rencana kerja
dan anggaran tahunan ISBI Bandung;
f.
mengangkat
dan/atau
memberhentikan
Rektor
pimpinan
unit
dan
di
bawah
Wakil
Rektor
- 26 -
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan;
g.
menjatuhkan sanksi kepada Sivitas Akademika yang
melakukan pelanggaran terhadap norma, etika,
dan/atau
peraturan
akademik
berdasarkan
rekomendasi Senat;
h.
menjatuhkan sanksi kepada Dosen dan Tenaga
Kependidikan yang melakukan pelanggaran sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
i.
membina dan mengembangkan Dosen dan Tenaga
Kependidikan;
j.
menerima,
membina,
mengembangkan,
dan
memberhentikan Mahasiswa;
k.
mengelola anggaran ISBI Bandung sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l.
menyelenggarakan
sistem
informasi
manajemen
berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
handal
yang
perguruan
mendukung
tinggi,
pengelolaan
akuntansi
dan
tridarma
keuangan,
kepersonaliaan, kemahasiswaan, dan kealumnian;
m. menyusun
dan
pertanggungjawaban
menyampaikan
laporan
penyelenggaraan
tridharma
kepada Menteri;
n.
mengusulkan
pengangkatan
profesor
kepada
Menteri setelah mendapat pertimbangan Senat;
o.
membina dan mengembangkan hubungan ISBI
Bandung dengan alumni dan semua pemangku
kepentingan; dan
p.
memelihara keamanan dan ketertiban kampus serta
kenyamanan kerja untuk menjamin kelancaran
kegiatan tridarma perguruan tinggi.
Pasal 33
(1)
Rektor sebagai organ pengelola terdiri atas:
a. Rektor dan Wakil Rektor;
b. Biro;
c. Fakultas dan Pascasarjana;
- 27 -
d. Lembaga, dan
e. Unit Pelaksana Teknis.
(2)
Susunan organisasi, tugas, dan fungsi unit organisasi di
bawah organ pengelola ISBI Bandung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 27 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Budaya
Indonesia Bandung.
(3)
ISBI Bandung dapat mengusulkan perubahan unit
organisasi pada Pemimpin ISBI Bandung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebutuhan
kepada Menteri.
(4)
Perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat
persetujuan
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
menyelenggarakan
bidang
pendayagunaan
aparatur negara.
Bagian Ketiga
Satuan Pengawas Internal
Pasal 34
(1)
Satuan Pengawas Internal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 huruf c merupakan organ institut yang
menjalankan fungsi pengawasan bidang non-akademik
untuk dan atas nama Rektor.
(2)
Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Satuan Pengawas Internal memiliki tugas dan
wewenang:
a.
penetapan kebijakan pengawasan internal bidang
non-akademik;
b.
pengawasan
internal
terhadap
pengelolaan
pendidikan bidang non-akademik;
c.
penyusunan laporan hasil pengawasan internal; dan
d.
pemberian saran dan/atau pertimbangan mengenai
perbaikan
pengelolaan
kegiatan
non-akademik
- 28 -
kepada
Rektor
atas
dasar
hasil
pengawasan
internal.
Pasal 35
(1)
Satuan Pengawas Internal sedikitnya terdiri atas 5 (lima)
orang
anggota
dengan
komposisi
keahlian
sebagai
berikut:
(2)
(3)
a.
bidang akuntansi/keuangan;
b.
bidang manajemen sumber daya manusia;
c.
bidang manajemen aset;
d.
bidang hukum; dan
e.
bidang ketatalaksanaan.
Satuan Pengawas Internal terdiri atas:
a.
ketua merangkap anggota;
b.
sekretaris merangkap anggota; dan
c.
anggota.
Anggota Satuan Pengawas Internal berasal dari unsur
Dosen dan/atau Tenaga Kependidikan di lingkungan
ISBI Bandung.
(4)
Masa jabatan anggota Satuan Pengawas Internal 4
(empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan.
(5)
Ketua, sekretaris, dan anggota Satuan Pengawas Internal
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh
Rektor.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai Satuan Pengawas
Internal diatur dalam Peraturan Rektor sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Dewan Penyantun
Pasal 36
(1)
Dewan Penyantun sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 huruf d merupakan organ ISBI Bandung yang
menjalankan fungsi pemberian pertimbangan bidang
non-akademik.
- 29 -
(2)
Pertimbangan
non-akademik
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) meliputi bidang organisasi, keuangan,
kemahasiswaan, ketenagaan, sarana prasarana, kerja
sama, dan hubungan masyarakat.
(3)
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Dewan Penyantun mempunyai tugas dan
wewenang:
a.
memberikan
pertimbangan
terhadap
kebijakan
Rektor di bidang non-akademik;
b.
merumuskan saran/pendapat terhadap kebijakan
Rektor di bidang non-akademik;
c.
memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam
mengelola ISBI Bandung; dan
d.
membantu ISBI Bandung dalam bidang pendanaan,
sarana dan prasarana, kerja sama, dan tenaga.
Pasal 37
(1)
Anggota Dewan Penyantun berjumlah 9 (sembilan) orang
yang terdiri atas unsur:
(2)
(3)
a.
Gubernur Jawa Barat;
b.
Walikota Bandung;
c.
1 (satu) orang dari wakil alumni;
d.
2 (dua) orang dari wakil tokoh masyarakat;
e.
1 (satu) orang dari wakil pakar seni budaya;
f.
2 (dua) orang dari wakil pakar pendidikan; dan
g.
1 (satu) orang dari wakil dunia usaha.
Dewan Penyantun terdiri atas:
a.
ketua merangkap anggota;
b.
sekretaris merangkap anggota; dan
c.
anggota.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
Ketua
Dewan
Penyantun dapat menunjuk salah satu anggota Dewan
Penyantun sebagai ketua harian.
(4)
Ketua,
Sekretaris,
dan
Anggota
Dewan
Penyantun
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
Rektor.
- 30 -
(5)
Masa jabatan anggota Dewan Penyantun 4 (empat)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata
cara pemilihan anggota Dewan Penyantun diatur dalam
Peraturan Rektor.
BAB V
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PIMPINAN ORGAN
Bagian Kesatu
Pemimpin ISBI Bandung
Paragraf 1
Umum
Pasal 38
(1)
Dosen di lingkungan ISBI Bandung dapat diberi tugas
tambahan sebagai Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Wakil
Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris
Lembaga,
Ketua
dan
Sekretaris
Laboratorium/bengkel/studio,
Jurusan,
dan
Kepala
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
(2)
Kepala
Unit
Pelaksana
Teknis
(UPT)
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
akademik.
(3)
Pengangkatan dosen sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan apabila terdapat lowongan jabatan.
(4)
Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disebabkan:
(5)
a.
masa jabatan berakhir; dan/atau
b.
perubahan organisasi.
Masa jabatan berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf a disebabkan:
a.
berhalangan tetap;
- 31 -
b.
permohonan sendiri;
c.
diangkat dalam jabatan negeri yang lain;
d.
dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
perbuatan yang diancam pidana kurungan;
e.
diberhentikan sementara dari jabatan negeri;
f.
menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan
atau ijin belajar dalam rangka studi lanjut yang
meninggalkan tugas tridharma perguruan tinggi;
(6)
g.
dibebaskan dari tugas jabatan dosen; dan/atau
h.
cuti di luar tanggungan Negara.
Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf a meliputi:
a.
meninggal dunia; atau
b.
sakit yang tidak dapat disembuhkan dibuktikan
dengan Berita Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan
Pegawai Negeri Sipil.
(7)
Perubahan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf b meliputi:
a.
penambahan, perubahan, dan/atau pengurangan
unit kerja; dan/atau
b.
(8)
perubahan bentuk ISBI Bandung.
Untuk dapat diangkat sebagai Rektor harus memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(9)
Untuk dapat diangkat sebagai Wakil Rektor, Dekan,
Wakil Dekan, Direktur Pascasarjana, Wakil Direktur
Pascasarjana,
Ketua
Ketua
Jurusan,
Lembaga,
Sekretaris
Sekretaris
Laboratorium/bengkel/studio,
Lembaga,
Jurusan,
dan
Kepala
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT) harus memenuhi persyaratan:
a.
berstatus pegawai negeri sipil;
b.
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
- 32 -
c.
sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat
keterangan
dokter
pemerintah
yang
berwenang;
d.
bersedia dicalonkan menjadi calon Wakil Rektor,
Dekan, Wakil Dekan, Direktur Pascasarjana, Wakil
Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, Sekretaris
Lembaga,
Ketua
Jurusan,
Sekretaris
Jurusan,
Kepala Laboratorium/Bengkel/Studio, dan Kepala
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dinyatakan secara
tertulis;
e.
berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada
saat diangkat sebagai Wakil Rektor, Dekan, Wakil
Dekan,
Direktur
Pascasarjana,
Wakil
Direktur
Pascasarjana, Ketua Lembaga, Sekretaris Lembaga,
Ketua
Jurusan,
Sekretaris
Jurusan,
Laboratorium/bengkel/studio,
dan
Kepala
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT);
f.
memiliki
pengalaman
perguruan
tinggi
manajerial
paling
rendah
di
lingkungan
sebagai
Ketua
Jurusan atau Sekretaris Jurusan atau yang setara,
bagi, Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Direktur
dan
Wakil
Direktur
Pascasarjana
dan
Ketua
Lembaga;
g.
berpendidikan Doktor (S3) bagi calon Wakil Rektor,
Dekan, Direktur Pascasarjana, dan Wakil Direktur
Pascasarjana dan paling rendah Magister (S2) bagi
calon Wakil Dekan,
Lembaga,
Ketua
Ketua Lembaga, Sekretaris
Jurusan,
Sekretaris
Jurusan,
Koordinator Program Studi, Kepala Pusat, Ketua
Laboratorium/bengkel/studio,
dan
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT);
h.
menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor
Kepala bagi calon Wakil Rektor, Dekan, Direktur
Pascasarjana, dan Ketua Lembaga;
i.
menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor
bagi
calon
Wakil
Dekan,
Wakil
Direktur
Pascasarjana, Ketua Jurusan, Koordinator Program
- 33 -
Studi, Kepala Laboratorium/bengkel/studio, dan
Kepala Unit Pelaksana Teknis;
j.
setiap unsur penilaian
prestasi pegawai bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
k.
tidak sedang menjalani tugas belajar/ijin belajar
lebih dari 6 (enam) bulan dalam rangka studi lanjut
yang meninggalkan tugas tridharma perguruan
tinggi yang dinyatakan secara tertulis;
l.
tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat
sedang atau berat;
m. tidak
pernah
dipidana
berdasarkan
keputusan
pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
paling rendah pidana kurungan;
n.
tidak pernah melakukan plagiat sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
o.
tidak merangkap jabatan di dalam atau di luar ISBI
Bandung
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 39
(1)
Tenaga Kependidikan di lingkungan ISBI Bandung dapat
diangkat sebagai pejabat struktural (jabatan tinggi
pratama, administrator, dan pengawas) atau pimpinan
unit pelaksana teknis.
(2)
Pengangkatan pejabat struktural atau pimpinan unit
pelaksana teknis dilakukan apabila terdapat lowongan
jabatan.
(3)
Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disebabkan:
(4)
a.
masa jabatan berakhir; dan/atau
b.
perubahan organisasi.
Masa jabatan berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a disebabkan:
a.
berhalangan tetap;
b.
permohonan sendiri;
- 34 -
c.
diangkat dalam jabatan negeri yang lain;
d.
dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
perbuatan yang diancam pidana kurungan;
e.
diberhentikan sementara dari jabatan negeri;
f.
menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan
atau ijin belajar dalam rangka studi lanjut yang
meninggalkan tugas; dan/atau
g.
(5)
cuti di luar tanggungan Negara.
Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a meliputi:
a.
meninggal dunia; atau
b.
sakit yang tidak dapat disembuhkan dibuktikan
dengan Berita Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan
Pegawai Negeri Sipil.
(6)
Perubahan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b meliputi:
a.
penambahan, perubahan, dan/atau pengurangan
unit kerja; dan/atau
b.
(7)
perubahan bentuk ISBI Bandung.
Untuk dapat diangkat sebagai pejabat struktural atau
pimpinan unsur pelaksana administrasi seorang tenaga
kependidikan
harus
memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Rektor
Pasal 40
(1)
Rektor adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas tambahan sebagai pemimpin ISBI Bandung.
(2)
Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
(3)
Masa jabatan Rektor 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
- 35 -
Pasal 41
Pengangkatan Rektor dilakukan melalui tahap:
a.
penjaringan bakal calon;
b.
penyaringan calon;
c.
pemilihan calon; dan
d.
pengangkatan.
Pasal 42
Tahap
penjaringan
bakal
calon
Rektor
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 huruf a sebagai berikut:
a.
Senat membentuk panitia pemilihan paling lambat 5
(lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor
yang sedang menjabat;
b.
panitia pemilihan mengumumkan persyaratan bakal
calon
Rektor
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan;
c.
dosen yang memenuhi persyaratan bakal calon Rektor
dapat mendaftarkan diri ke panitia pemilihan;
d.
panitia
pemilihan
melakukan
verifikasi
persyaratan
bakal calon Rektor;
e.
panitia pemilihan menyampaikan nama bakal calon
Rektor yang memenuhi persyaratan paling sedikit 4
(empat)
orang
bakal
calon
kepada
Senat
untuk
ditetapkan;
f.
apabila bakal calon Rektor yang mendaftar kurang dari 4
(empat) orang, Ketua Senat dengan persetujuan anggota
Senat menunjuk dosen yang memenuhi persyaratan
untuk didaftarkan sebagai bakal calon Rektor; dan
g.
panitia pemilihan mengumumkan nama bakal calon
Rektor yang telah ditetapkan oleh Senat.
Pasal 43
Tahap penyaringan calon Rektor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 huruf b dilakukan dengan cara:
a.
penyaringan bakal calon Rektor dilakukan dalam rapat
Senat secara khusus;
- 36 -
b.
rapat Senat sebagaimana dimaksud pada huruf a
dinyatakan sah apabila dihadiri paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) dari seluruh anggota senat;
c.
bakal calon Rektor menyampaikan program kerja dan
pengembangan institut mendatang di hadapan Senat;
d.
Senat melakukan pemilihan bakal calon Rektor melalui
musyawarah untuk mufakat;
e.
apabila
musyawarah
untuk
mufakat
sebagaimana
dimaksud pada huruf d tidak tercapai, pemilihan bakal
calon Rektor dilakukan dengan pemungutan suara
untuk mendapatkan 3 (tiga) orang calon Rektor;
f.
pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada huruf e
dilakukan dengan ketentuan 1 (satu) orang anggota
Senat memiliki 1 (satu) hak suara;
g.
apabila
terdapat
jumlah
suara
yang
sama
untuk
peringkat kedua kebawah sehingga belum didapatkan 3
(tiga) orang calon Rektor, dilakukan pemungutan suara
pada hari yang sama bagi calon yang memperoleh suara
sama; dan
h.
Senat menyampaikan 3 (tiga) nama calon Rektor hasil
penyaringan kepada Menteri dilengkapi data riwayat
hidup dan program kerja masing-masing calon Rektor
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
jabatan Rektor yang sedang menjabat.
Pasal 44
Tahap pemilihan calon Rektor dan pengangkatan Rektor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf c dan huruf d
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Paragraf 3
Wakil Rektor
Pasal 45
(1)
Wakil Rektor adalah dosen pegawai negeri sipil yang
diberi tugas tambahan sebagai pimpinan ISBI Bandung.
- 37 -
(2)
Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.
(3)
Wakil Rektor dipilih dan diangkat oleh Rektor setelah
mendapatkan pertimbangan Senat.
(4)
Pengangkatan
Wakil Rektor
sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah pelantikan Rektor.
(5)
Masa jabatan Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berakhir pada saat berakhirnya masa jabatan
Rektor.
(6)
Masa jabatan Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) paling lama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, baik untuk
jabatan yang sama atau jabatan Wakil Rektor lainnya.
(7)
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan khusus
dan tata cara pengangkatan Wakil Rektor diatur dalam
Peraturan Rektor.
Paragraf 4
Pimpinan Fakultas
Pasal 46
Pimpinan Fakultas terdiri atas:
a.
Dekan;
b.
Wakil Dekan;
c.
Ketua Jurusan; dan
d.
Sekretaris Jurusan.
Pasal 47
(1)
Dekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf a,
diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.
(2)
Masa jabatan Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Pasal 48
(1)
Pengangkatan Dekan dilakukan melalui:
a. tahap penjaringan;
- 38 -
b. tahap penyaringan;
c. tahap pemilihan; dan
d. tahap pengangkatan.
(2)
Pengangkatan Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan Dekan yang sedang menjabat.
Pasal 49
(1)
Tahap penjaringan bakal calon Dekan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) huruf a dilakukan
oleh panitia pemilihan Dekan yang dibentuk oleh Senat
Fakultas.
(2)
Panitia Pemilihan Dekan terdiri atas 3 (tiga) orang, yaitu:
a.
2 (dua) orang dosen bukan dari anggota Senat
Fakultas
dan
yang
tidak
mencalonkan
atau
dicalonkan sebagai Dekan; dan
b.
(3)
1 (satu) orang dari Bagian Tata Usaha Fakultas.
Susunan panitia pemilihan terdiri atas:
a. Ketua merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota; dan
c. Anggota.
Pasal 50
(1)
Tahap penjaringan bakal calon Dekan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) huruf a dilakukan
dengan cara:
a.
panitia pemilihan mengumumkan persyaratan bakal
calon Dekan;
b.
dosen yang berminat dan memenuhi persyaratan
bakal calon Dekan mendaftarkan diri pada panitia
pemilihan;
c.
panitia pemilihan melakukan verifikasi persyaratan
bakal calon Dekan;
d.
panitia pemilihan menyampaikan nama bakal calon
Dekan hasil penjaringan paling sedikit 4 (empat)
orang kepada Senat Fakultas untuk ditetapkan
sebagai bakal calon Dekan;
- 39 -
e.
apabila jumlah bakal calon Dekan tidak mencapai 4
(empat) orang sebagaimana dimaksud pada huruf d,
Senat Fakultas menunjuk dosen yang memenuhi
persyaratan untuk menjadi bakal calon Dekan; dan
f.
panitia pemilihan mengumumkan nama bakal calon
Dekan.
(2)
Tahap
penyaringan
Dekan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 48 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:
a.
penyaringan calon Dekan dilakukan dalam rapat
Senat Fakultas secara khusus;
b.
rapat Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada
huruf a dinyatakan sah apabila dihadiri paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh anggota Senat
Fakultas;
c.
bakal calon Dekan menyampaikan program kerja
dan pengembangan fakultas mendatang di hadapan
Senat Fakultas;
d.
Senat Fakultas melakukan pemilihan bakal calon
Dekan dengan cara musyawarah untuk mufakat
untuk mendapatkan 3 (tiga) orang calon Dekan;
e.
apabila musyawarah untuk mufakat sebaga
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 47 TAHUN 2016
TENTANG
STATUTA INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA BANDUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka memberikan acuan pengelolaan
dan penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi di
lingkungan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung,
perlu disusun Statuta Institut Seni Budaya Indonesia
Bandung;
b.
bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 66
ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi dan Pasal 29 ayat (10) Peraturan
Pemerintah
Nomor
4
Tahun
2014
tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi, perlu menetapkan Statuta Institut
Seni Budaya Indonesia Bandung;
c.
bahwa
dimaksud
berdasarkan
dalam
pertimbangan
huruf
a
dan
sebagaimana
huruf
b,
perlu
menetapkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi tentang Statuta Institut Seni Budaya
Indonesia Bandung;
-2-
Mengingat
:
1.
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2012
tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
3.
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 14);
4.
Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;
5.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
139
Tahun
2014
tentang
Pedoman
Statuta
dan
Organisasi Perguruan Tinggi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1670);
6.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur pada Perguruan
Tinggi Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur pada Perguruan
Tinggi Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 3);
7.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
Pendidikan
Kementerian
Tinggi
2016
Riset,
(Berita
Indonesia Tahun 2015 Nomor 889);
Teknologi,
Negara
dan
Republik
-3-
8.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia nomor 27 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Budaya
Indonesia Bandung (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1393);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN
MENTERI
RISET,
TEKNOLOGI,
DAN
PENDIDIKAN TINGGI TENTANG STATUTA INSTITUT SENI
BUDAYA INDONESIA BANDUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Institut
Seni
Budaya
Indonesia
Bandung,
yang
selanjutnya disebut ISBI Bandung adalah perguruan
tinggi
negeri
yang
menyelenggarakan
program
pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan
program pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun
ilmu
pengetahuan
dan/atau
teknologi,
serta
jika
memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan
profesi.
2.
Statuta ISBI Bandung yang selanjutnya disebut Statuta
adalah peraturan dasar pengelolaan ISBI Bandung yang
digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan
prosedur operasional di ISBI Bandung.
3.
Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi program
sarjana dan/atau program pascasarjana yang diarahkan
pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.
Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi program
diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu sampai program
sarjana terapan.
-4-
5.
Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam
pekerjaan
yang
memerlukan
persyaratan
keahlian
khusus.
6.
Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang
terdiri atas dosen dan mahasiswa ISBI Bandung.
7.
Senat adalah
penyusun
Senat ISBI
kebijakan
Bandung sebagai unsur
yang
menjalankan
fungsi
penetapan, pengawasan dan pertimbangan pelaksanaan
kebijakan di bidang akademik.
8.
Senat
Fakultas
adalah
sebagai
unsur
penyusun
kebijakan di lingkungan Fakultas yang menjalankan
fungsi
penetapan,
pengawasan
dan
pertimbangan
pelaksanaan kebijakan di bidang akademik.
9.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utamanya mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
10. Mahasiswa adalah mahasiswa ISBI Bandung sebagai
peserta didik yang terdaftar dan belajar pada ISBI
Bandung.
11. Tenaga
Kependidikan
adalah
satuan
pelaksana
pengelola administrasi guna menunjang jalannya tugas
dan fungsi ISBI Bandung.
12. Rektor adalah Rektor ISBI Bandung.
13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.
BAB II
IDENTITAS
Pasal 2
(1)
ISBI Bandung merupakan perguruan tinggi negeri di
lingkungan
Kementerian
Riset,
Teknologi,
dan
Pendidikan Tinggi yang berkedudukan di Kota Bandung,
Provinsi Jawa Barat.
-5-
(2)
ISBI Bandung didirikan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 86 Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung menjadi Institut
Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung yang ditetapkan
tanggal 25 Agustus 2014.
(3)
ISBI
Bandung
Sekolah
Tinggi
merupakan
Seni
perubahan
Indonesia
status
(STSI)
dari
Bandung
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2014
tanggal 25 Agustus 2014.
(4)
Sekolah
Tinggi
sebagaimana
Seni
Indonesia
dimaksud
pada
ayat
(STSI)
(3)
Bandung
merupakan
perubahan status dari Akademi Seni Tari Indonesia
(ASTI) Bandung berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
59 Tahun 1995.
(5)
Akademi
Seni
sebagaimana
perubahan
Tari
Indonesia
dimaksud
status
dari
pada
ayat
(ASTI)
(4)
Konservatori
Bandung
merupakan
Tari
(KORI)
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 016/A.I/1970.
Pasal 3
(1)
ISBI Bandung memiliki lambang berwarna biru tarum
dengan kode warna C99, M100, Y3, K16 yang terdiri
atas bunga Cangkok Wijaya Kusumah, busur, sayap
burung yang mengepak, dan rebab/kalam.
(2)
Lambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
makna sebagai berikut:
a. bunga Cangkok Wijaya Kusumah memiliki makna
daya hidup, keberkahan, kejayaan, dan keharuman;
b. busur memiliki makna kefokusan;
c. sayap
burung
dinamis,
yang
energik,
mengepak
memiliki
makna
optimis,
adaptif
sesuai
perkembangan zaman; dan
d. rebab/kalam memiliki makna praktisi dan pengkaji
seni.
-6-
(3)
Lambang ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagai berikut:
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan
lambang diatur dalam Peraturan Rektor.
Pasal 4
(1)
ISBI
Bandung
memiliki
bendera
berbentuk
empat
persegi panjang, dengan ukuran panjang berbanding
lebar 3:2 (tiga banding dua) berwarna dasar putih dan
ditengahnya terdapat lambang ISBI Bandung.
(2)
Bendera ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagai berikut:
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan
bendera ISBI Bandung diatur dalam Peraturan Rektor.
Pasal 5
(1)
Fakultas dan Pascasarjana memiliki bendera berbentuk
4 (empat) persegi panjang, dengan ukuran panjang
berbanding lebar 3:2 (tiga banding dua) dengan warna
dasar yang berbeda pada masing-masing fakultas, dan
-7-
ditengahnya terdapat lambang ISBI Bandung serta di
bawah lambang ISBI Bandung terdapat tulisan sesuai
dengan nama Fakultas/Pascasarjana.
(2)
Bendera
Fakultas
dan
Pascasarjana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. bendera Fakultas Seni Pertunjukan berwarna dasar
merah dan di bawah lambang ISBI Bandung terdapat
tulisan FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN berwarna
putih dengan gambar sebagai berikut:
b. bendera Fakultas Seni Rupa dan Desain berwarna
dasar hijau toska dan di bawah lambang ISBI
Bandung
DAN
terdapat tulisan FAKULTAS SENI RUPA
DESAIN
berwarna
hitam
dengan
gambar
sebagai berikut:
c. bendera Fakultas Budaya dan Media berwarna dasar
kuning
dan
di
bawah
lambang
ISBI
Bandung
terdapat tulisan FAKULTAS BUDAYA DAN MEDIA
berwarna hitam dengan gambar sebagai berikut:
-8-
d. bendera Pascasarjana berwarna dasar ungu dan di
bawah lambang ISBI Bandung terdapat tulisan
SEKOLAH PASCASARJANA berwarna kuning dengan
gambar sebagai berikut:
(3)
Warna dasar bendera Fakultas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
(4)
Kode Warna
Fakultas
Warna
Fakultas Seni
merah
Pertunjukan
Fakultas Seni Rupa
(C,M,Y,K)
C0, M95, Y70, K0
hijau toska C75, M0, Y40, K20
dan Desain
Fakultas Budaya
kuning
dan Media
Pascasarjana
ungu
C20, M0, Y60, K0
C43, M46, Y0, K0
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan
bendera
Fakultas
dan
Pascasarjana
diatur
dalam
Peraturan Rektor.
Pasal 6
(1)
ISBI Bandung memiliki himne dan mars.
(2)
Himne ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memiliki makna tridharma perguruan tinggi, yang
membentuk manusia seutuhnya dengan kompetensi
mencipta, mengkaji, membina, dan mengabdi pada seni
budaya bangsa.
-9-
(3)
Himne ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai berikut:
- 10 -
(4)
Mars ISBI Bandung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai berikut:
(5)
Ketentuan mengenai tata cara penggunaan himne dan
mars ISBI Bandung diatur dalam Peraturan Rektor.
Pasal 7
(1) ISBI Bandung memiliki busana akademik dan busana
almamater.
- 11 -
(2) Busana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berbentuk toga, topi, kalung, dan atribut lain.
(3)
Busana almamater sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berbentuk jas almamater berwarna biru tarum dan
bagian dada kiri terdapat lambang ISBI Bandung.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai busana akademik dan
busana almamater diatur dalam Peraturan Rektor.
BAB III
PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
Bagian Kesatu
Pendidikan
Pasal 8
(1)
ISBI Bandung menyelenggarakan Pendidikan Akademik
dan
dapat
apabila
menyelenggarakan
memenuhi
syarat
Pendidikan
dapat
Vokasi,
menyelenggarakan
Pendidikan Profesi.
(2)
Penyelenggaraan
Pendidikan
Akademik
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi program sarjana dan
program magister serta apabila memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan program doktor.
(3)
Penyelenggaraan
Pendidikan
Vokasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi program diploma dan
apabila
memenuhi
syarat
dapat
menyelenggarakan
program magister terapan dan program doktor terapan.
(4)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
penyelenggaraan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan
Senat
dan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
(1)
ISBI Bandung menyelenggarakan pendidikan dengan
menerapkan sistem kredit semester (SKS) yang bobot
- 12 -
belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit semester
(sks).
(2)
Tahun akademik dibagi dalam 2 (dua) semester, yaitu
semester gasal dan semester genap yang terdiri atas
paling sedikit masing-masing 16 (enam belas) minggu
tatap muka perkuliahan termasuk ujian.
(3)
Semester gasal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan pada bulan September sampai dengan
bulan Februari tahun berikutnya.
(4)
Semester genap sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan
Agustus tahun berjalan.
(5)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
tahun
akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan Rektor setelah mendapatkan pertimbangan
Senat.
Pasal 10
(1)
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar
dalam penyelenggaraan pendidikan di ISBI Bandung.
(2)
Bahasa daerah atau bahasa asing dapat digunakan
sebagai
bahasa
pengantar
dalam
penyelenggaraan
pendidikan maupun dalam penyampaian pengetahuan
dan/atau
keterampilan
meningkatkan
daya
tertentu
guna
dan
hasil
untuk
lebih
guna
proses
pembelajaran.
Pasal 11
(1)
Kurikulum
merupakan
seperangkat
rencana
dan
pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
(2)
Kurikulum untuk setiap program studi dikembangkan
oleh ISBI Bandung mengacu pada standar nasional
pendidikan tinggi.
- 13 -
(3)
Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau
secara berkala, sesuai dengan perkembangan keilmuan
dan kebutuhan masyarakat.
(4)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapatkan
pertimbangan Senat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 12
(1)
Penilaian keberhasilan studi didasarkan atas penilaian
hasil belajar setiap mata kuliah pada setiap semester
dan
akhir
studi yang
bertujuan untuk mengukur
penguasaan kompetensi mahasiswa.
(2)
Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas ujian mata kuliah, ujian lapangan, dan
ujian tugas akhir dan komprehensif, serta bentuk
penilaian
lain
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(3)
Ujian mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir
semester (UAS).
(4)
Ujian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan ujian gabungan dari beberapa mata kuliah
praktik yang dilaksanakan di luar kampus.
(5)
Ujian
tugas
akhir
dan
komprehensif
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan ujian hasil penelitian
untuk karya tulis dan ujian kekaryaan untuk karya seni.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian hasil belajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat
(5)
diatur
dalam
peraturan
Rektor
setelah
mendapatkan pertimbangan Senat.
Pasal 13
(1)
Persyaratan untuk menjadi mahasiswa ISBI Bandung,
sebagai berikut:
- 14 -
a.
bagi program diploma dan sarjana memiliki ijazah
Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah
Aliyah
atau
sederajat;
b.
bagi program magister memiliki ijazah atau surat
keterangan lulus program sarjana atau sederajat;
c.
bagi program doktor memiliki ijazah atau surat
keterangan lulus program magister atau sederajat;
(2)
d.
telah lulus seleksi; dan
e.
melakukan registrasi.
ISBI Bandung dapat menerima mahasiswa pindahan
yang berasal dari perguruan tinggi lain dan mahasiswa
tugas/ijin belajar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3)
Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa ISBI
Bandung apabila memenuhi persyaratan dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerimaan mahasiswa
baru diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat
dan
sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
(1)
Setiap mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan setiap
mata kuliah dalam satu semester paling sedikit 75%
(tujuh puluh lima persen) dari tatap muka.
(2)
Mahasiswa dinyatakan lulus program diploma, apabila
telah menempuh paling sedikit 112 (seratus dua belas)
sks untuk program Diploma 3 (tiga), dengan IPK minimal
2,25 (dua koma dua puluh lima).
(3)
Mahasiswa dinyatakan lulus program sarjana (S1) dan
program Diploma 4 (empat), apabila telah menempuh
paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) sks
dengan IPK minimal 2,25 (dua koma dua puluh lima).
(4)
Mahasiswa dinyatakan lulus program magister, apabila
telah menempuh paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks
dan telah lulus semua mata kuliah yang dipersyaratkan
dengan IPK minimal 3,00 (tiga koma nol nol).
- 15 -
(5)
Mahasiswa dinyatakan lulus program doktor, apabila
telah menempuh paling sedikit 42 (empat puluh dua) sks
dan telah lulus semua mata kuliah yang dipersyaratkan
dengan IPK minimal 3,25 (tiga koma dua lima).
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kelulusan diatur dalam
Peraturan Rektor setelah mendapatkan pertimbangan
Senat.
Pasal 15
(1)
Pada
akhir
penyelenggaraan
program
pendidikan
diadakan upacara wisuda.
(2)
Upacara wisuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan lebih dari satu kali dalam satu
tahun ajaran.
(3)
Mahasiswa dapat mengikuti wisuda apabila:
a.
menyerahkan keputusan kelulusan dari Fakultas
atau Pascasarjana yang bersangkutan;
b.
menyerahkan surat keterangan bebas pinjaman
perpustakaan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perpustakaan ISBI Bandung;
c.
menyerahkan
bukti
penyerahan
hardcopy
dan
softcopy karya ilmiah pada Bagian Tata Usaha
Fakultas masing-masing atau Pascasarjana; dan
d.
(4)
memenuhi persyaratan lainnya.
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
penyelenggaraan
wisuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Rektor setelah
mendapat pertimbangan Senat.
Bagian Kedua
Penelitian
Pasal 16
(1)
ISBI Bandung melaksanakan penelitian dasar, penelitian
terapan,
penelitian
pengembangan,
dan/atau penelitian masyarakat.
kekaryaan
seni,
- 16 -
(2)
Penelitian
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dilaksanakan untuk:
a.
mencari
dan/atau
menemukan
kebaruan
kandungan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
seni;
b.
menguji teori, konsep, prinsip, prosedur, metode,
dan/atau model yang sudah menjadi kandungan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni; dan
c.
menyelesaikan
permasalahan
di
masyarakat,
pemerintah, dan/atau industri.
(3)
Kegiatan
penelitian
dan/atau
kekaryaan
seni
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan oleh Sivitas Akademika, baik kelompok
maupun perorangan.
(4)
Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan pihak
lain
dengan
mematuhi
kaidah/norma
dan
etika
akademik sesuai dengan prinsip otonomi keilmuan.
Pasal 17
(1)
Hasil
penelitian
dilakukan
oleh
dan/atau
dosen
kekaryaan
untuk
seni
memenuhi
yang
dharma
penelitian wajib diseminarkan dan dipublikasikan.
(2)
Publikasi hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam terbitan berkala ilmiah dalam
negeri atau terbitan berkala ilmiah internasional dan
bentuk
publikasi
ilmiah
lainnya
yang
diakui
Kementerian.
(3)
Hasil penelitian dan/atau kekaryaan seni ISBI Bandung
diakui sebagai penemuan baru setelah dimuat dalam
terbitan
berkala
ilmiah
yang
diakui
Kementerian
dan/atau mendapat hak kekayaan intelektual (HKI).
(4)
ISBI
Bandung
dapat
memfasilitasi
hasil
penelitian
dan/atau kekaryaan seni yang dilakukan oleh dosen
untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual (HKI).
- 17 -
(5)
Hasil penelitian dan/atau kekaryaan seni merupakan
hak kekayaan intelektual (HKI) yang wajib dilindungi
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
(6)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
penyelenggaraan
kegiatan penelitian dan/atau kekaryaan seni diatur
dalam Peraturan Rektor setelah mendapat pertimbangan
Senat.
Bagian Ketiga
Pengabdian Kepada Masyarakat
Pasal 18
(1)
ISBI
Bandung
melaksanakan
pengabdian
kepada
masyarakat.
(2)
Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa
secara individu atau berkelompok.
(3)
Hasil
pengabdian
kepada
masyarakat
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dimanfaatkan untuk
pengayaan
pembelajaran,
penelitian/kekaryaan
seni,
keberlanjutan
dan
pemberdayaan
masyarakat.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pengabdian
kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Rektor
setelah mendapat pertimbangan Senat.
Bagian Keempat
Etika Akademik/Kode Etik
Pasal 19
(1)
Etika akademik ISBI Bandung memuat norma yang
mengikat Sivitas Akademika dan merupakan standar
perilaku bagi Sivitas Akademika dalam melaksanakan
kegiatan tridharma perguruan tinggi, ekstrakurikuler,
- 18 -
dan aktivitas akademik lainnya di dalam maupun di luar
ISBI Bandung.
(2)
Etika akademik ISBI Bandung memuat nilai-nilai moral,
kesusilaan, kejujuran, kaidah keilmuan, dan profesi
serta memiliki disiplin dan integritas kepribadian dalam
melaksanakan tugas.
(3)
Sivitas
Akademika
yang
melakukan
kegiatan
mengatasnamakan ISBI Bandung di luar kampus harus
mendapatkan ijin dari Rektor.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai etika akademik ISBI
Bandung sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat.
Bagian Kelima
Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik,
dan Otonomi Keilmuan
Pasal 20
(1)
ISBI Bandung menjunjung tinggi kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan
secara bertanggung jawab sesuai dengan etika dan
norma akademik serta ketentuan peraturan perundangundangan.
(2)
Kebebasan
akademik
dilaksanakan
dalam
upaya
mendalami, menerapkan, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni melalui kegiatan
pendidikan, penelitian dan/atau kekaryaan seni, dan
pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas dan
bertanggung jawab sesuai norma dan kaidah keilmuan.
(3)
Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang
profesor dan/atau dosen yang memiliki otoritas dan
wibawa ilmiah dalam mendiseminasikan hasil penelitian
dan
menyampaikan
pandangan
akademik
melalui
kegiatan orasi ilmiah, perkuliahan, publikasi ilmiah,
seminar,
lokakarya,
simposium,
ceramah,
- 19 -
pertunjukan/pameran, dan pertemuan ilmiah lain yang
sesuai dengan kaidah keilmuan.
(4)
Otonomi
keilmuan
kewenangan
Sivitas
merupakan
keleluasaan
Akademika
dalam
dan
melakukan
kegiatan keilmuan pada suatu cabang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam menemukan, mengembangkan,
mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran
ilmiah
yang
berpedoman
pada
norma
dan
budaya
akademik serta kaidah keilmuan.
(5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (4) diatur dalam Peraturan Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat.
Pasal 21
(1)
Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan dapat dilakukan di
luar kampus ISBI Bandung.
(2)
Dalam melaksanakan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
ISBI
Bandung
dapat
mengundang tenaga ahli dari luar lingkup ISBI Bandung
untuk menyampaikan pikiran dan pendapat sesuai
dengan norma dan kaidah keilmuan.
Bagian Keenam
Gelar dan Penghargaan
Pasal 22
(1)
ISBI Bandung memberikan ijazah, sertifikat kompetensi,
dan/atau surat keterangan pendamping ijazah serta
gelar akademik kepada lulusan ISBI Bandung.
(2)
Pemberian ijazah, sertifikat kompetensi, dan/atau surat
keterangan pendamping ijazah serta gelar akademik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
- 20 -
Peraturan Rektor sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 23
(1)
ISBI Bandung dapat memberikan penghargaan kepada
seseorang,
kelompok
orang,
organisasi,
dan/atau
lembaga yang berjasa, berprestasi, dan/atau berdedikasi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan/atau budaya.
(2)
Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa gelar doktor kehormatan (honoris causa), piagam,
medali, trofi, dan/atau bentuk penghargaan lainnya.
(3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata
cara pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Rektor setelah
mendapat
pertimbangan
Senat
dan
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
SISTEM PENGELOLAAN
Bagian Kesatu
Visi, Misi, Tujuan, dan Rencana Arah Pembangunan
Pasal 24
Visi ISBI Bandung, yaitu menjadi Institusi Pendidikan Tinggi
Seni Budaya yang berjati diri, berkualitas, dan berdaya saing
dalam skala lokal, nasional, dan global.
Pasal 25
Misi ISBI Bandung:
a.
menyelenggarakan tridharma perguruan tinggi di bidang
seni budaya, untuk memperkokoh identitas dan karakter
budaya bangsa, dan berperan aktif dalam mewujudkan
ketahanan budaya;
- 21 -
b.
memberdayakan seni budaya secara kreatif dan inovatif,
dengan menonjolkan aspek keunikan dan kebedaan
dalam bentuk kreasi dan kajian seni budaya;
c.
membangun sumber daya manusia yang berorientasi
pada
budaya
kemampuan
mutu,
bersaing
memiliki
dalam
keunggulan,
bidang
seni
dan
secara
profesional; dan
d.
menjalin kerja sama seni budaya dalam lingkup lokal,
nasional, dan internasional.
Pasal 26
Tujuan ISBI Bandung:
a.
meningkatkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat di bidang seni budaya secara
profesional untuk kemajuan bangsa;
b.
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang seni budaya yang bermanfaat bagi kemaslahatan
manusia;
c.
menghasilkan
sumber
daya
manusia
yang
peka,
berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
terdidik, terampil, dan profesional di bidang seni budaya
dalam menjawab tantangan zaman; dan
d.
mewujudkan upaya pemeliharaan, pengembangan, dan
pemanfaatan pengetahuan dan pengalaman bidang seni
budaya
melalui
jejaring
lokal,
nasional,
dan
internasional.
Pasal 27
(1)
Dalam
rangka
mencapai
visi,
misi,
dan
tujuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Pasal 25, dan
Pasal
26,
ISBI
Bandung
menyusun
rencana
pengembangan jangka panjang, rencana strategis, dan
rencana operasional yang meliputi:
a. rencana pengembangan jangka panjang, memuat
rencana dan program pengembangan 25 (dua puluh
lima) tahun;
- 22 -
b. rencana strategis ISBI Bandung, memuat rencana
dan program pengembangan 5 (lima) tahun; dan
c. rencana
operasional
ISBI
Bandung
merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis yang memuat
program dan kegiatan selama 1 (satu) tahun.
(2)
Ketentuan
rencana
strategis,
mengenai
rencana
pengembangan
dan
arah
jangka
rencana
pengembangan,
panjang,
operasional
rencana
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Rektor.
Bagian Kedua
Organisasi ISBI Bandung
Paragraf 1
Umum
Pasal 28
Organ ISBI Bandung terdiri atas:
a. Senat;
b. Rektor;
c. Satuan Pengawas Internal; dan
d. Dewan Penyantun.
Paragraf 2
Senat
Pasal 29
(1)
Senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a
merupakan organ yang menjalankan fungsi penetapan
dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik di
lingkungan ISBI Bandung.
(2)
Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Senat mempunyai tugas dan wewenang:
a.
menetapkan kebijakan, norma/etika, dan kode etik
Sivitas Akademika;
- 23 -
b.
melakukan pengawasan terhadap:
1. penerapan norma/etika akademik dan kode etik
sivitas akademika;
2. penerapan ketentuan akademik;
3. pelaksanaan penjaminan mutu perguruan tinggi
paling sedikit mengacu pada standar nasional
pendidikan tinggi;
4. pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;
5. pelaksanaan tata tertib akademik;
6. pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen;
dan
7. pelaksanaan proses pembelajaran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
c.
memberikan pertimbangan dan usul perbaikan
proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat kepada Rektor;
d.
memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam
pembukaan dan penutupan program studi;
e.
memberikan
pertimbangan
terhadap
pemberian
atau pencabutan gelar dan penghargaan akademik;
f.
memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam
pengusulan profesor; dan
g.
memberikan
rekomendasi
penjatuhan
sanksi
terhadap pelanggaran norma, etika, dan peraturan
akademik yang dilakukan oleh Sivitas Akademika
kepada Rektor.
(3)
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Senat menyusun laporan hasil
pengawasan dan menyampaikan kepada Rektor untuk
ditindaklanjuti.
Pasal 30
(1)
Senat dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh
seorang sekretaris.
(2)
Keanggotaan Senat terdiri atas:
a. Wakil Dosen sesuai dengan bidang keilmuannya;
- 24 -
b. Rektor dan Wakil Rektor;
c. Dekan/Direktur Pascasarjana; dan
d. Ketua Lembaga.
(3)
Anggota Senat yang berasal dari wakil Dosen terdiri atas
wakil Dosen profesor dan wakil Dosen yang bukan
profesor.
(4)
Anggota Senat yang berasal dari wakil Dosen yang
profesor 2 (dua) orang tiap fakultas.
(5)
Anggota Senat yang berasal dari wakil Dosen yang
bukan profesor 2 (dua) orang tiap fakultas.
(6)
Keanggotaan Senat yang berasal dari wakil Dosen
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
diusulkan oleh Dekan setelah mendapat pertimbangan
Senat Fakultas.
(7)
Anggota Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Rektor.
(8)
Senat terdiri atas:
a. ketua merangkap anggota;
b. sekretaris merangkap anggota; dan
c. anggota.
(9)
Ketua dan sekretaris Senat sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) huruf a dan b dijabat oleh anggota Senat yang
bukan Rektor.
(10) Ketua, sekretaris, dan anggota Senat sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) ditetapkan oleh Rektor.
(11) Masa jabatan anggota Senat 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(12) Senat dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk
komisi/badan pekerja.
(13) Komisi/badan pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(12) dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan
oleh Senat.
(14) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan
anggota Senat dari wakil dosen yang bukan profesor
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
Peraturan Senat.
- 25 -
Pasal 31
(1)
ISBI Bandung memiliki Senat Fakultas.
(2)
Senat
Fakultas
merupakan
menjalankan
fungsi
pertimbangan
terhadap
unsur
penetapan
Dekan
fakultas
dan
dalam
yang
pemberian
pelaksanaan
akademik di lingkungan fakultas.
(3)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
Senat
Fakultas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Rektor.
Paragraf 3
Rektor
Pasal 32
(1)
Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b
menjalankan fungsi penetapan kebijakan non-akademik
dan pengelolaan ISBI Bandung.
(2)
Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh Rektor.
(3)
Untuk menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Rektor mempunyai tugas dan wewenang:
a.
menyusun statuta beserta perubahannya untuk
diusulkan
kepada
Menteri
setelah
mendapat
persetujuan organ ISBI Bandung;
b.
menyusun
dan/atau
mengubah
rencana
pengembangan jangka panjang 25 (dua puluh lima)
tahun ISBI Bandung;
c.
menyusun dan/atau mengubah Rencana Strategis 5
(lima) tahun ISBI Bandung;
d.
menyusun dan/atau mengubah rencana kerja dan
anggaran
tahunan
(rencana
operasional)
ISBI
Bandung;
e.
mengelola pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat sesuai dengan rencana kerja
dan anggaran tahunan ISBI Bandung;
f.
mengangkat
dan/atau
memberhentikan
Rektor
pimpinan
unit
dan
di
bawah
Wakil
Rektor
- 26 -
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan;
g.
menjatuhkan sanksi kepada Sivitas Akademika yang
melakukan pelanggaran terhadap norma, etika,
dan/atau
peraturan
akademik
berdasarkan
rekomendasi Senat;
h.
menjatuhkan sanksi kepada Dosen dan Tenaga
Kependidikan yang melakukan pelanggaran sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
i.
membina dan mengembangkan Dosen dan Tenaga
Kependidikan;
j.
menerima,
membina,
mengembangkan,
dan
memberhentikan Mahasiswa;
k.
mengelola anggaran ISBI Bandung sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l.
menyelenggarakan
sistem
informasi
manajemen
berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
handal
yang
perguruan
mendukung
tinggi,
pengelolaan
akuntansi
dan
tridarma
keuangan,
kepersonaliaan, kemahasiswaan, dan kealumnian;
m. menyusun
dan
pertanggungjawaban
menyampaikan
laporan
penyelenggaraan
tridharma
kepada Menteri;
n.
mengusulkan
pengangkatan
profesor
kepada
Menteri setelah mendapat pertimbangan Senat;
o.
membina dan mengembangkan hubungan ISBI
Bandung dengan alumni dan semua pemangku
kepentingan; dan
p.
memelihara keamanan dan ketertiban kampus serta
kenyamanan kerja untuk menjamin kelancaran
kegiatan tridarma perguruan tinggi.
Pasal 33
(1)
Rektor sebagai organ pengelola terdiri atas:
a. Rektor dan Wakil Rektor;
b. Biro;
c. Fakultas dan Pascasarjana;
- 27 -
d. Lembaga, dan
e. Unit Pelaksana Teknis.
(2)
Susunan organisasi, tugas, dan fungsi unit organisasi di
bawah organ pengelola ISBI Bandung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 27 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Budaya
Indonesia Bandung.
(3)
ISBI Bandung dapat mengusulkan perubahan unit
organisasi pada Pemimpin ISBI Bandung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebutuhan
kepada Menteri.
(4)
Perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat
persetujuan
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang
menyelenggarakan
bidang
pendayagunaan
aparatur negara.
Bagian Ketiga
Satuan Pengawas Internal
Pasal 34
(1)
Satuan Pengawas Internal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 huruf c merupakan organ institut yang
menjalankan fungsi pengawasan bidang non-akademik
untuk dan atas nama Rektor.
(2)
Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Satuan Pengawas Internal memiliki tugas dan
wewenang:
a.
penetapan kebijakan pengawasan internal bidang
non-akademik;
b.
pengawasan
internal
terhadap
pengelolaan
pendidikan bidang non-akademik;
c.
penyusunan laporan hasil pengawasan internal; dan
d.
pemberian saran dan/atau pertimbangan mengenai
perbaikan
pengelolaan
kegiatan
non-akademik
- 28 -
kepada
Rektor
atas
dasar
hasil
pengawasan
internal.
Pasal 35
(1)
Satuan Pengawas Internal sedikitnya terdiri atas 5 (lima)
orang
anggota
dengan
komposisi
keahlian
sebagai
berikut:
(2)
(3)
a.
bidang akuntansi/keuangan;
b.
bidang manajemen sumber daya manusia;
c.
bidang manajemen aset;
d.
bidang hukum; dan
e.
bidang ketatalaksanaan.
Satuan Pengawas Internal terdiri atas:
a.
ketua merangkap anggota;
b.
sekretaris merangkap anggota; dan
c.
anggota.
Anggota Satuan Pengawas Internal berasal dari unsur
Dosen dan/atau Tenaga Kependidikan di lingkungan
ISBI Bandung.
(4)
Masa jabatan anggota Satuan Pengawas Internal 4
(empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan.
(5)
Ketua, sekretaris, dan anggota Satuan Pengawas Internal
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh
Rektor.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai Satuan Pengawas
Internal diatur dalam Peraturan Rektor sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Dewan Penyantun
Pasal 36
(1)
Dewan Penyantun sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 huruf d merupakan organ ISBI Bandung yang
menjalankan fungsi pemberian pertimbangan bidang
non-akademik.
- 29 -
(2)
Pertimbangan
non-akademik
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) meliputi bidang organisasi, keuangan,
kemahasiswaan, ketenagaan, sarana prasarana, kerja
sama, dan hubungan masyarakat.
(3)
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Dewan Penyantun mempunyai tugas dan
wewenang:
a.
memberikan
pertimbangan
terhadap
kebijakan
Rektor di bidang non-akademik;
b.
merumuskan saran/pendapat terhadap kebijakan
Rektor di bidang non-akademik;
c.
memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam
mengelola ISBI Bandung; dan
d.
membantu ISBI Bandung dalam bidang pendanaan,
sarana dan prasarana, kerja sama, dan tenaga.
Pasal 37
(1)
Anggota Dewan Penyantun berjumlah 9 (sembilan) orang
yang terdiri atas unsur:
(2)
(3)
a.
Gubernur Jawa Barat;
b.
Walikota Bandung;
c.
1 (satu) orang dari wakil alumni;
d.
2 (dua) orang dari wakil tokoh masyarakat;
e.
1 (satu) orang dari wakil pakar seni budaya;
f.
2 (dua) orang dari wakil pakar pendidikan; dan
g.
1 (satu) orang dari wakil dunia usaha.
Dewan Penyantun terdiri atas:
a.
ketua merangkap anggota;
b.
sekretaris merangkap anggota; dan
c.
anggota.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
Ketua
Dewan
Penyantun dapat menunjuk salah satu anggota Dewan
Penyantun sebagai ketua harian.
(4)
Ketua,
Sekretaris,
dan
Anggota
Dewan
Penyantun
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
Rektor.
- 30 -
(5)
Masa jabatan anggota Dewan Penyantun 4 (empat)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan.
(6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata
cara pemilihan anggota Dewan Penyantun diatur dalam
Peraturan Rektor.
BAB V
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PIMPINAN ORGAN
Bagian Kesatu
Pemimpin ISBI Bandung
Paragraf 1
Umum
Pasal 38
(1)
Dosen di lingkungan ISBI Bandung dapat diberi tugas
tambahan sebagai Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Wakil
Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris
Lembaga,
Ketua
dan
Sekretaris
Laboratorium/bengkel/studio,
Jurusan,
dan
Kepala
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
(2)
Kepala
Unit
Pelaksana
Teknis
(UPT)
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
akademik.
(3)
Pengangkatan dosen sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan apabila terdapat lowongan jabatan.
(4)
Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disebabkan:
(5)
a.
masa jabatan berakhir; dan/atau
b.
perubahan organisasi.
Masa jabatan berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf a disebabkan:
a.
berhalangan tetap;
- 31 -
b.
permohonan sendiri;
c.
diangkat dalam jabatan negeri yang lain;
d.
dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
perbuatan yang diancam pidana kurungan;
e.
diberhentikan sementara dari jabatan negeri;
f.
menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan
atau ijin belajar dalam rangka studi lanjut yang
meninggalkan tugas tridharma perguruan tinggi;
(6)
g.
dibebaskan dari tugas jabatan dosen; dan/atau
h.
cuti di luar tanggungan Negara.
Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf a meliputi:
a.
meninggal dunia; atau
b.
sakit yang tidak dapat disembuhkan dibuktikan
dengan Berita Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan
Pegawai Negeri Sipil.
(7)
Perubahan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf b meliputi:
a.
penambahan, perubahan, dan/atau pengurangan
unit kerja; dan/atau
b.
(8)
perubahan bentuk ISBI Bandung.
Untuk dapat diangkat sebagai Rektor harus memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(9)
Untuk dapat diangkat sebagai Wakil Rektor, Dekan,
Wakil Dekan, Direktur Pascasarjana, Wakil Direktur
Pascasarjana,
Ketua
Ketua
Jurusan,
Lembaga,
Sekretaris
Sekretaris
Laboratorium/bengkel/studio,
Lembaga,
Jurusan,
dan
Kepala
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT) harus memenuhi persyaratan:
a.
berstatus pegawai negeri sipil;
b.
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
- 32 -
c.
sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat
keterangan
dokter
pemerintah
yang
berwenang;
d.
bersedia dicalonkan menjadi calon Wakil Rektor,
Dekan, Wakil Dekan, Direktur Pascasarjana, Wakil
Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, Sekretaris
Lembaga,
Ketua
Jurusan,
Sekretaris
Jurusan,
Kepala Laboratorium/Bengkel/Studio, dan Kepala
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dinyatakan secara
tertulis;
e.
berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada
saat diangkat sebagai Wakil Rektor, Dekan, Wakil
Dekan,
Direktur
Pascasarjana,
Wakil
Direktur
Pascasarjana, Ketua Lembaga, Sekretaris Lembaga,
Ketua
Jurusan,
Sekretaris
Jurusan,
Laboratorium/bengkel/studio,
dan
Kepala
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT);
f.
memiliki
pengalaman
perguruan
tinggi
manajerial
paling
rendah
di
lingkungan
sebagai
Ketua
Jurusan atau Sekretaris Jurusan atau yang setara,
bagi, Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Direktur
dan
Wakil
Direktur
Pascasarjana
dan
Ketua
Lembaga;
g.
berpendidikan Doktor (S3) bagi calon Wakil Rektor,
Dekan, Direktur Pascasarjana, dan Wakil Direktur
Pascasarjana dan paling rendah Magister (S2) bagi
calon Wakil Dekan,
Lembaga,
Ketua
Ketua Lembaga, Sekretaris
Jurusan,
Sekretaris
Jurusan,
Koordinator Program Studi, Kepala Pusat, Ketua
Laboratorium/bengkel/studio,
dan
Kepala
Unit
Pelaksana Teknis (UPT);
h.
menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor
Kepala bagi calon Wakil Rektor, Dekan, Direktur
Pascasarjana, dan Ketua Lembaga;
i.
menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor
bagi
calon
Wakil
Dekan,
Wakil
Direktur
Pascasarjana, Ketua Jurusan, Koordinator Program
- 33 -
Studi, Kepala Laboratorium/bengkel/studio, dan
Kepala Unit Pelaksana Teknis;
j.
setiap unsur penilaian
prestasi pegawai bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
k.
tidak sedang menjalani tugas belajar/ijin belajar
lebih dari 6 (enam) bulan dalam rangka studi lanjut
yang meninggalkan tugas tridharma perguruan
tinggi yang dinyatakan secara tertulis;
l.
tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat
sedang atau berat;
m. tidak
pernah
dipidana
berdasarkan
keputusan
pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan perbuatan yang diancam pidana
paling rendah pidana kurungan;
n.
tidak pernah melakukan plagiat sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
o.
tidak merangkap jabatan di dalam atau di luar ISBI
Bandung
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 39
(1)
Tenaga Kependidikan di lingkungan ISBI Bandung dapat
diangkat sebagai pejabat struktural (jabatan tinggi
pratama, administrator, dan pengawas) atau pimpinan
unit pelaksana teknis.
(2)
Pengangkatan pejabat struktural atau pimpinan unit
pelaksana teknis dilakukan apabila terdapat lowongan
jabatan.
(3)
Lowongan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disebabkan:
(4)
a.
masa jabatan berakhir; dan/atau
b.
perubahan organisasi.
Masa jabatan berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a disebabkan:
a.
berhalangan tetap;
b.
permohonan sendiri;
- 34 -
c.
diangkat dalam jabatan negeri yang lain;
d.
dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
perbuatan yang diancam pidana kurungan;
e.
diberhentikan sementara dari jabatan negeri;
f.
menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan
atau ijin belajar dalam rangka studi lanjut yang
meninggalkan tugas; dan/atau
g.
(5)
cuti di luar tanggungan Negara.
Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a meliputi:
a.
meninggal dunia; atau
b.
sakit yang tidak dapat disembuhkan dibuktikan
dengan Berita Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan
Pegawai Negeri Sipil.
(6)
Perubahan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b meliputi:
a.
penambahan, perubahan, dan/atau pengurangan
unit kerja; dan/atau
b.
(7)
perubahan bentuk ISBI Bandung.
Untuk dapat diangkat sebagai pejabat struktural atau
pimpinan unsur pelaksana administrasi seorang tenaga
kependidikan
harus
memenuhi
persyaratan
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Rektor
Pasal 40
(1)
Rektor adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas tambahan sebagai pemimpin ISBI Bandung.
(2)
Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
(3)
Masa jabatan Rektor 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
- 35 -
Pasal 41
Pengangkatan Rektor dilakukan melalui tahap:
a.
penjaringan bakal calon;
b.
penyaringan calon;
c.
pemilihan calon; dan
d.
pengangkatan.
Pasal 42
Tahap
penjaringan
bakal
calon
Rektor
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 huruf a sebagai berikut:
a.
Senat membentuk panitia pemilihan paling lambat 5
(lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor
yang sedang menjabat;
b.
panitia pemilihan mengumumkan persyaratan bakal
calon
Rektor
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan;
c.
dosen yang memenuhi persyaratan bakal calon Rektor
dapat mendaftarkan diri ke panitia pemilihan;
d.
panitia
pemilihan
melakukan
verifikasi
persyaratan
bakal calon Rektor;
e.
panitia pemilihan menyampaikan nama bakal calon
Rektor yang memenuhi persyaratan paling sedikit 4
(empat)
orang
bakal
calon
kepada
Senat
untuk
ditetapkan;
f.
apabila bakal calon Rektor yang mendaftar kurang dari 4
(empat) orang, Ketua Senat dengan persetujuan anggota
Senat menunjuk dosen yang memenuhi persyaratan
untuk didaftarkan sebagai bakal calon Rektor; dan
g.
panitia pemilihan mengumumkan nama bakal calon
Rektor yang telah ditetapkan oleh Senat.
Pasal 43
Tahap penyaringan calon Rektor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 huruf b dilakukan dengan cara:
a.
penyaringan bakal calon Rektor dilakukan dalam rapat
Senat secara khusus;
- 36 -
b.
rapat Senat sebagaimana dimaksud pada huruf a
dinyatakan sah apabila dihadiri paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) dari seluruh anggota senat;
c.
bakal calon Rektor menyampaikan program kerja dan
pengembangan institut mendatang di hadapan Senat;
d.
Senat melakukan pemilihan bakal calon Rektor melalui
musyawarah untuk mufakat;
e.
apabila
musyawarah
untuk
mufakat
sebagaimana
dimaksud pada huruf d tidak tercapai, pemilihan bakal
calon Rektor dilakukan dengan pemungutan suara
untuk mendapatkan 3 (tiga) orang calon Rektor;
f.
pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada huruf e
dilakukan dengan ketentuan 1 (satu) orang anggota
Senat memiliki 1 (satu) hak suara;
g.
apabila
terdapat
jumlah
suara
yang
sama
untuk
peringkat kedua kebawah sehingga belum didapatkan 3
(tiga) orang calon Rektor, dilakukan pemungutan suara
pada hari yang sama bagi calon yang memperoleh suara
sama; dan
h.
Senat menyampaikan 3 (tiga) nama calon Rektor hasil
penyaringan kepada Menteri dilengkapi data riwayat
hidup dan program kerja masing-masing calon Rektor
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
jabatan Rektor yang sedang menjabat.
Pasal 44
Tahap pemilihan calon Rektor dan pengangkatan Rektor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf c dan huruf d
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Paragraf 3
Wakil Rektor
Pasal 45
(1)
Wakil Rektor adalah dosen pegawai negeri sipil yang
diberi tugas tambahan sebagai pimpinan ISBI Bandung.
- 37 -
(2)
Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.
(3)
Wakil Rektor dipilih dan diangkat oleh Rektor setelah
mendapatkan pertimbangan Senat.
(4)
Pengangkatan
Wakil Rektor
sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah pelantikan Rektor.
(5)
Masa jabatan Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berakhir pada saat berakhirnya masa jabatan
Rektor.
(6)
Masa jabatan Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) paling lama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, baik untuk
jabatan yang sama atau jabatan Wakil Rektor lainnya.
(7)
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan khusus
dan tata cara pengangkatan Wakil Rektor diatur dalam
Peraturan Rektor.
Paragraf 4
Pimpinan Fakultas
Pasal 46
Pimpinan Fakultas terdiri atas:
a.
Dekan;
b.
Wakil Dekan;
c.
Ketua Jurusan; dan
d.
Sekretaris Jurusan.
Pasal 47
(1)
Dekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf a,
diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.
(2)
Masa jabatan Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Pasal 48
(1)
Pengangkatan Dekan dilakukan melalui:
a. tahap penjaringan;
- 38 -
b. tahap penyaringan;
c. tahap pemilihan; dan
d. tahap pengangkatan.
(2)
Pengangkatan Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan Dekan yang sedang menjabat.
Pasal 49
(1)
Tahap penjaringan bakal calon Dekan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) huruf a dilakukan
oleh panitia pemilihan Dekan yang dibentuk oleh Senat
Fakultas.
(2)
Panitia Pemilihan Dekan terdiri atas 3 (tiga) orang, yaitu:
a.
2 (dua) orang dosen bukan dari anggota Senat
Fakultas
dan
yang
tidak
mencalonkan
atau
dicalonkan sebagai Dekan; dan
b.
(3)
1 (satu) orang dari Bagian Tata Usaha Fakultas.
Susunan panitia pemilihan terdiri atas:
a. Ketua merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota; dan
c. Anggota.
Pasal 50
(1)
Tahap penjaringan bakal calon Dekan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) huruf a dilakukan
dengan cara:
a.
panitia pemilihan mengumumkan persyaratan bakal
calon Dekan;
b.
dosen yang berminat dan memenuhi persyaratan
bakal calon Dekan mendaftarkan diri pada panitia
pemilihan;
c.
panitia pemilihan melakukan verifikasi persyaratan
bakal calon Dekan;
d.
panitia pemilihan menyampaikan nama bakal calon
Dekan hasil penjaringan paling sedikit 4 (empat)
orang kepada Senat Fakultas untuk ditetapkan
sebagai bakal calon Dekan;
- 39 -
e.
apabila jumlah bakal calon Dekan tidak mencapai 4
(empat) orang sebagaimana dimaksud pada huruf d,
Senat Fakultas menunjuk dosen yang memenuhi
persyaratan untuk menjadi bakal calon Dekan; dan
f.
panitia pemilihan mengumumkan nama bakal calon
Dekan.
(2)
Tahap
penyaringan
Dekan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 48 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:
a.
penyaringan calon Dekan dilakukan dalam rapat
Senat Fakultas secara khusus;
b.
rapat Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada
huruf a dinyatakan sah apabila dihadiri paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh anggota Senat
Fakultas;
c.
bakal calon Dekan menyampaikan program kerja
dan pengembangan fakultas mendatang di hadapan
Senat Fakultas;
d.
Senat Fakultas melakukan pemilihan bakal calon
Dekan dengan cara musyawarah untuk mufakat
untuk mendapatkan 3 (tiga) orang calon Dekan;
e.
apabila musyawarah untuk mufakat sebaga