Peraturan Dirjen Perbendaharaan | KPPN TANJUNGBALAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Gedung Perbendaharaan I Lantai II Jalan
Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4
Jakarta 10710 KotakPos 1139

Telepon

344-9230 (20 saluran)
345-0959, 386-5130, 344-0107
Faksimili 34834814,3846402, 3457490

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR : PER- 07 /PB/2005
TENTANG
TATA CARA. PELAKSANAAN PEMBAYARAN MELALUI MEKANISME
PEMBERIAN KUASA ANTAR KUASA PENGGUNA ANGGARAN
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 606/PMK.06/2004 tanggal 28
Desember 2004 telah diatur Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN);

b. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembayaran sebagaimana
dimaksud pada huruf a, memandang perlu mengatur mekanisme pembayaran
melalui pemberian kuasa antar Kuasa Pengguna Anggaran;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
di atas, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran melalui mekanisme pemberian kuasa antar
Kuasa Pengguna Anggaran;
Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4406);
5. Keputusan Presiden ...
-1-

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
6. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4 330) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor
61 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
77);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 571/PMK.06/2004 tentang Petunjuk
Teknis dalam Penyelesaian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun

Anggaran 2005;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 606/PMK.06/2004 tentang Pedoman
Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2005;
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-02/PB/2005 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN PEMBAYARAN MELALUI MEKANISME
PEMBERIAN KUASA ANTAR KUASA PENGGUNA ANGGARAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan:
1. Surat Kuasa Penggunaan Anggaran, yang selanjutnya disebut SKPA, adalah
surat kuasa yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) unit,
eselon yang lebih tinggi (selaku KPA Asal) kepada KPA unit eselon yang

lebih rendah (selaku KPA Penerima) dalam unit eselon I yang sama pada suatu
departemen/kementerian negara/lembaga untuk menggunakan bagian tertentu
dari pagu anggaran yang dimilikinya dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang
telah ditentukan.
2. KPA Asal adalah KPA yang memberi kuasa penggunaan bagian tertentu dari
pagu anggaran yang dimilikinya.
3. KPA Penerima.

-2-

3.

KPA Penerima adalah KPA yang menerima kekuasaan untuk
menggunakan bagian tertentu dari pagu anggaran yang dimiliki KPA Asal.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Asal selanjutnya disebut KPPN
Asal adalah KPPN mitra kerja KPA Asal.

4.
5.


Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Penerima selanjutnya disebut
KPPN Penerima adalah KPPN mitra kerja KPA Penerima.

6.

Surat Perintah Pencairan Dana selanjutnya disebut SP2D adalah surat
perintah kepada Bank Operasional (BO), yang diterbitkan oleh KPPN selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara, berdasarkan Surat Perintah Membayar
(SPM) yang diterbitkan oleh KPA untuk melakukan pembebanan terhadap
saldo rekening bendahara umum negara pada BO berkenaan.
Pasal 2

(1)

Penerbitan SKPA dilakukan dalam rangka efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan pembayaran antar wilayah.

(2)

SKPA diterbitkan per jenis belanja untuk jangka waktu satu tahun

anggaran sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I.

(3)

SKPA diterbitkan oleh KPA unit eselon yang lebih tinggi kepada KPA unit
eselon yang lebih rendah, dalam unit eselon I yang sama pada suatu
departemen/kementeriannegara/lembaga.

(4)

Pengecualian terhadap ketentuan pada ayat (3) dimungkinkan setelah
memperoleh persetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

(5)

SKPA diterbitkan sesuai program, kegiatan, sub kegiatan, dan MAK
sebagaimana tercantum dalam DIPA.

(6)


SKPA mengurangi alokasi pagu anggaran KPA Asal dan menambah
alokasi pagu anggaran KPA Penerima.
Pasal 3

(1) Mekanisme pembayaran melalui SKPA dilaksanakan sesuai ketentuan
yang mengatur tentang pedoman pembayaran dalam pelaksanaan APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
(2) Penerbitan SPM atas dasar SKPA harus mencantumkan kode:
a. Fungsi, sub fungsi, program, kegiatan, sub kegiatan sebagaimana
dimaksud pada Lampiran I lajur II,
b. KPA dan lokasi KPA Penerima SKPA sebagaimana dimaksud pada
Lampiran I lajur III huruf A.
BAB II
PENERBITAN SKPA

(1)

Pasal 4
KPA Asal menerbitkan SKPA dalam rangkap 10 (sepuluh) yang digunakan
sebagai dasar penggunaan anggaran oleh KPA Penerima.

(2) SKPA dalam

(2) SKPA dalam rangkap 10 (sepuluh) disampaikan kepada KPPN Asal untuk
mendapat pengesahan.
Pasal 5
(1) KPPN Asal mengesahkan SKPA dan mencatatnya dalam kartu pengawasan
DIPA terkait, meliputi:
a. Tanggal dan nomor SKPA;
b. Nama dan alamat KPPN Penerima;
c. Saldo Pagu DIPA setelah dikurangi dengan jumlah tersebut dalam
SKPA;
(2) KPPN Asal menyampaikan SKPA yang telah disahkan dalam rangkap 5
(lima) kepada KPA Asal, menyimpan satu berkas sebagai pertinggal, dan
mengirimkan masing-masing satu lembar, kepada:
a. KPPN Penerima yang ditunjuk selaku penerbit SP2D,
b. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang membawahi
KPPN Asal,
c. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang membawahi
KPPN Penerima, dan
d. Direktorat Informasi

Perbendaharaan.

dan

Akuntansi

Direktorat

Jenderal

Pasal 6
KPA Asal, selanjutnya, mengirimkan SKPA yang telah disahkan dalam rangkap
4 (empat) kepada KPA Penerima untuk dijadikan dasar penggunaan anggaran,
dan menyimpan 1 (satu) lembar sebagai pertinggal.
BAB III PENCAIRAN
DANA SKPA
Pasal 7
(l) KPA Penerima menyampaikan SKPA yang diterimanya dalam rangkap 3
(tiga) kepada KPPN Penerima pada saat pengajuan pertama SPM yang
diterbitkannya.

(2) KPPN Penerima meneliti SKPA dimaksud pada ayat (1), mencocokkannya
dengan SKPA yang diterima dari KPPN Asal, dan mempergunakannya
sebagai dasar dalam penerbitan SP2D terkait dengan penguasaan penggunaan
anggaran dimaksud.
Pasal 8
(1) Sisa pagu SKPA pada KPA Penerima tidak dapat digunakan oleh KPA Asal.
(2) Sisa Uang Persediaan ..
-4-

(2) Sisa Uang Persediaan yang tidak digunakan lagi disetor ke Rekening Kas
Umum Negara.
BAB IV
PELAPORAN REALISASI SKPA
Pasal 9
Setelah pelaksanaan pembayaran berakhir dan/atau pada akhir tahun anggaran:
a. KPPN Penerima menyampaikan laporan realisasi penerbitan SP2D yang
dilakukannya atas dasar SKPA terkait kepada KPPN Asal, dan menyampaikan
tembusan kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
membawahinya dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
membawahi KPPN Asal sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam

Lampiran II;
b. atas 3 (tiga) berkas SKPA yang diterimanya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1), KPPN Penerima menyampaikan kembali 2 (dua) berkas
SKPA yang telah dilengkapi catatan penerbitan SP2D yang telah dilakukan,
kepada KPA Penerima sebagai laporan;
c. atas SKPA yang diterimanya, sebagaimana dimaksud pada huruf b,
selanjutnya KPA Penerima menyampaikan 1 (satu) berkasnya kepada KPA
Asal dan 1 (satu) berkas copy SKPA dimaksud kepada Kantor Wilayah yang
membawahi KPA Penerima sebagai laporan;
d. laporan realisasi atas SKPA merupakan bagian takterpisahkan dari laporan
realisasi KPPN dan/atau KPA Penerima.
BAB V
PENUTUP
Pasal 10
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku, Surat
Edaran Direktur Jenderal Anggaran yang mengatur tentang Surat Kuasa
Penerbitan SPM dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan menempatkannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
15 Juni 2005

Jenderal Perbendaharaan,

SURAT KUASA PENGGUNAAN ANGGARAN (SKPA)

Lam pi ran II
DAFTAR REALISASI SP2D BERDASARKAN PENERBITAN SPM
ATAS SKPA NOMOR......................... TANGGAL..................

Nomor
urut

Penerbitan SPM
Nomor

Tanggal

Nilai (Rp.)
Kotor

Jumlah

Penerbitan SP2D

Potongan

Nomor

Tanggal

Bersih

Jumlah

Penjelasan:
Jumlah dana yang dikuasakan sebesar Rp.
Jumlah dana yang di SPM-kan sebesar Rp.
Sisa dana SKPA
sebesar Rp.

Kepala KPPN (Penerima).

NIP. 0600

Nilai (Rp.)

LAMPIRAN III

Bag an 1 : Penerbitan dan
Distribusi SKPA

Kanwil DJPBN
(Penerima)
Dlrektorat
Inform a si Dan
AkuntansI

Kanwil DJPBN
(Asal)

Bagan 2 : Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban
PenggunaanSKPA

Bab
3E &4

Kanwil
KPA
(Asal)
Rangkap 1

Dlrektorat
Informasl Dan
AkuntansI
Kangkap I

KPPN
(Asal)
Rangkap 1

Kanwil DJPBN

KPPN
(Penerima)
Kangkap l

Kanwil DJPBN
(Penerima)
Rangkap 1

Keteranqan atas Baqan 1 dan Bagan 2 dalam Lampiran III:
1. KPA Asal mengajukan permintaan pengesahan SKPA kepada KPPN Asal
dalam rangkap 10 (sepuluh).
2. Setelah melakukan pengesahan SKPA, KPPN Asal mengirimkan SKPA
dimaksud kepada KPA Asal dalam rangkap 5 (lima), menyimpan satu
lembar sebagai pertingga!, dan mengirimkan masing-masing satu lembar
kepada :
- KPPN Penerima yang ditunjuk selaku penerbit SP2D;
- Kanwit yang membawahi KPPN Asal;
- Kanwil yang membawahi KPPN Penerima yang ditunjuk; dan
- Direktorat Informasi dan Akuntansi.
3. Selanjutnya, oleh KPA Asal, 1 (satu) lembar SKPA disimpan sebagai
pertinggal (yang diteruskan kepada Bendahara asal untuk dibukukan
sebagai pengurangan pagu DIPA).
4. KPA Penerima setelah menerima SKPA dalam rangkap 4 (empat),
menyimpan 1 (satu) lembar sebagai pertinggal dan meneruskan kepada
Bendahara untuk dibukukan sebagai dokumen penambahan pagu DIPA.
5. KPA Penerima, setelah menerima SKPA yang telah disahkan, dapat
menerbitkan dan mengajukan SPM beserta kelengkapan Iainnya kepada
KPPN Penerima yang ditunjuk selaku penerbit SP2D. Khusus untuk
pengajuan pertama, SPM dilampiri puia dengan SKPA yang. telah
disahkan dalam rangkap 3 (tiga).
6. Dalam rangka penerbitan SP2D atas SPM yang diterbitkan berdasarkan
SKPA, KPPN Penerima meneliti SKPA yang dilampirkan oleh KPA
Penerima dan mencocokkannya dengan lembar SKPA yang diterima
langsung dari KPPN Asal.
7. KPPN Penerima selaku penerbit SP2D memberitahukan realisasi (format
lampiran II) kepada KPPN Asal yang tembusannya disampaikan kepada
Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang membawahi KPPN Penerima.
8. KPA Penerima membuat faporan realisasi penerbitan SPM untuk
disampaikan kepada KPA Asal dan menyampaikan tembusannya kepada
Kanwil yang membawahi KPA Penerima.
9. Setelah pembayaran atas beban SKPA selesai dilakukan dan/atau pada
akhir Tahun Anggaran, KPPN Penerima mengirimkan SKPA yang telah
diisi lengkap dengan data pencairan dana yang teiah diiakukan kepada
KPPN Asa!, Kanwil yang membawahi KPPN Asal, dan sebagai laporan
kepada Kanwif yang membawahinya.

Lampiran IV
Contoh Surat Pengantar
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Gedung Perbendaharaan I Lantai il Jalan
Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4
Jakarta 10710 KotakPos 1139

Telepon 344-9230 (20 saluran)
345-0959,386-5130,344-0107
Faksimiii 34834814, 3846402, 34574

2005

Yth.

SURAT PENGANTAR
Nomor: SPNaskah Dinas/barang

No.

/........ /.........
Banyaknya

Surat Kuasa Penggunaan Anggaran
(SKPA)
No....................................... *)
Tanggal ............................. *)
Rp.......................................

Keterangan
Disampaikan dengan hormat
untuk penyelesaian selanjutnya

Diterima tanggal
Yang menerima
KepalaKPPN ...................(Asal)
Nama Lengkap
NIP..................
NIP.

Tembusan:

Catatan : Setelah diterima, Lembar ke dua harap dikirim
Kembali kepada pengirim