Press Release KSEI 29 Juni 2015

Berita Pers

Penyelesaian Dana Transaksi Pasar Modal
Kini Menggunakan Bank Sentral
Jakarta, 29 Juni 2015 - Memasuki akhir semester pertama tahun 2015, PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) berhasil menyelesaikan salah satu pengembangan infrastruktur berupa fasilitas
penyelesaian transaksi dana pasar modal melalui bank sentral (Bank Indonesia/BI). Implementasi
fasilitas tersebut ditandai dengan peresmian penggunaan fasilitas dan penyerahan piagam kepada
Bank Kustodian pada hari ini (29/6) di Main Hall, Galeri Bursa Efek Indonesia.
Peresmian atas penggunaan fasilitas ini dihadiri oleh para pejabat di lingkungan pasar modal dan
perbankan, yaitu Deputi Gubernur BI Ronald Waas serta jajaran Direksi dari Bank Indonesia,
M. Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Direksi PT Bursa Efek Indonesia, Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Direksi dan
Komisaris KSEI dan perwakilan dari Bank Kustodian serta asosiasi di pasar modal.
Sebelum penerapan ini, penyelesaian transaksi dana di pasar modal Indonesia oleh Pemegang
Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) dilakukan menggunakan Bank
Pembayaran yang bekerjasama dengan KSEI. Jalinan kerja sama antara KSEI dan Bank
Pembayaran dilakukan mengingat KSEI sebagai lembaga non perbankan tidak dapat menjalankan
fungsi pemindahbukuan dana, terutama untuk transaksi yang terkait dengan penerimaan dan
pembayaran dana kepada Pemakai Jasa. Hal ini terkait juga dengan persyaratan penempatan
posisi dana pada rekening khusus di bank yang tercantum dalam Peraturan Bapepam-LK

No.III.C.6. Seluruh dana yang tercatat dalam Rekening Efek milik Pemegang Rekening akan
ditempatkan oleh KSEI pada Bank Pembayaran dalam rekening giro khusus.
Dengan peresmian fasilitas penyelesaian transaksi dana pasar modal melalui bank sentral, maka
pemindahbukuan dana dapat dilakukan di Bank Pembayaran dan Real Time Gross Settlement
System (BI-RTGS) Bank Indonesia. Fasilitas ini memungkinkan Pemegang Rekening KSEI untuk
melakukan penyelesaian dana secara lebih mudah dan cepat, karena menggunakan sistem bank
sentral yang lebih terpusat. Tahap pertama implementasi ini, seluruh Bank Kustodian wajib
melakukan penyelesaian dana menggunakan sistem BI-RTGS untuk semua transaksi dalam mata
uang Rupiah. Kedepannya seluruh Pemegang Rekening KSEI, baik Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek akan melakukan penyelesaian dana menggunakan sistem BI-RTGS untuk
semua transaksi dalam mata uang Rupiah.
Penggunaan sistem BI-RTGS ini telah berlaku efektif sejak tanggal 18 Juni 2015 yang diikuti oleh
20 Bank Kustodian secara serentak. Implementasi fasilitas tersebut merupakan tindak lanjut dari
penandatanganan Addendum Perjanjian Penggunaan Sistem BI-RTGS antara KSEI dan Bank
Indonesia pada 28 Mei 2015.
Salah satu alasan diimplementasikannya fasilitas penyelesaian dana transaksi pasar modal melalui
bank sentral adalah untuk memenuhi syarat dari International Organization of Securities
Commissions (IOSCO), yang merupakan asosiasi yang mengatur regulasi internasional untuk
pasar modal. Pada principle Nomor 9 tentang penyelesaian dana, disebutkan bahwa institusi pasar
keuangan harus melaksanakan penyelesaian dana menggunakan rekening giro pada bank sentral.

Tujuannya, untuk mitigasi risiko kredit dan risiko likuiditas atas penyelesaian dana tersebut.
Alasan lainnya adalah untuk memenuhi rekomendasi Financial Sector Assessment Program
(FSAP) dan Financial System Stability Assessment (FSSA) dari International Monetary Fund (IMF)
dan World Bank pada tahun 2010. Kedua institusi internasional tersebut merekomendasikan agar
industri pasar modal melakukan kajian implementasi penggunaan central bank money yaitu sistem
BI-RTGS untuk penyelesaian dana transaksi Efek di KSEI.

1/2

Penerapan serupa telah dilaksanakan lembaga sejenis di negara lain yaitu Korea Selatan dan
Thailand. Korean Securities Depository (KSD) dan Thailand Securities Depository (TSD)
menggunakan bank sentral dan bank komersial dalam penyelesaian dana transaksi di pasar modal
di masing-masing negara tersebut.
Pada kesempatan ini, Direktur Utama KSEI, Margeret Tang mengemukakan bahwa "Hal ini
merupakan lompatan besar di industri pasar modal Indonesia, karena berhasil menyelesaikan
salah satu rekomendasi kunci dari prinsip IOSCO, yang memungkinkan pasar modal Indonesia
mencapai tingkatan yang lebih tinggi lagi sehingga dapat bersaing dengan pasar modal global".
Margeret menambahkan, untuk mendukung implementasi ini KSEI telah menerbitkan Peraturan
KSEI Nomor I-D tentang Rekening Dana pada tanggal 3 Juni 2015.
Dalam sambutannya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas menyatakan bahwa

kontribusi yang diberikan Bank Indonesia terhadap penerapan ini, merupakan salah satu upaya
konkrit Bank Indonesia dalam menjalankan misi di bidang sistem pembayaran. “Kerja sama dan
kolaborasi antara Bank Indonesia dengan OJK, KSEI, dan Bank Kustodian, dapat memperkuat
sistem pembayaran di Indonesia, khususnya terhadap transaksi di pasar modal. Kolaborasi yang
sinergis ini, diharapkan dapat berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter, serta
stabilitas sistem keuangan, dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan
nasional.”
M. Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK menyatakan bahwa kerja
sama dan harmonisasi pengembangan semacam ini dapat berlanjut guna mendorong penguatan
fondasi serta daya saing pasar modal Indonesia di dunia internasional. “Dengan dukungan dari
seluruh pihak baik regulator maupun pelaku pasar dan SRO, maka upaya pengembangan pasar
dapat kita lakukan secara lebih efektif sehingga kita harapkan akan mendorong industri pasar
modal ke arah yang lebih baik.”
Menanggapi penerapan ini, Supranoto Prayogo, wakil ketua Asosiasi Bank Kustodian Indonesia
(ABKI) menyambut baik inisiatif dari KSEI untuk menyelenggarakan penyelesaian dana transaksi di
pasar modal melalui sistem BI-RTGS. "Tanpa mengurangi peran dari Bank Pembayaran yang telah
bekerjasama dengan seluruh anggota ABKI, inisiatif ini juga lebih meningkatkan efisiensi dari
proses penyelesaian transaksi Efek karena kami dapat menerima dana hasil penyelesaian
transaksi Efek tersebut secara langsung ke rekening masing-masing bank di Bank Indonesia tanpa
melalui pihak perantara (intermediaries)," ungkap Supranoto. Implementasi dari inisiatif ini dapat

terlaksana sebagai hasil dari sinergi antara KSEI dengan para partisipan, serta koordinasi antara
KSEI dengan Bank Indonesia. ABKI sangat mengharapkan adanya inisiatif-inisiatif baru lainnya
yang dapat memberikan manfaat kepada pengguna jasa KSEI serta industri pasar modal di
Indonesia secara keseluruhan.
Dengan melihat perkembangan nilai penyelesaian transaksi Efek yang dilakukan oleh Bank
Kustodian selama tahun 2015 melalui Bank Pembayar, maka dapat terlihat bahwa fasilitas ini
memang benar-benar dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan efisiensi di pasar modal
Indonesia. Nilai transaksi yang dilakukan oleh Bank Kustodian sejak diimplementasikannya sistem
ini berjumlah sekitar Rp 2 triliun setiap harinya.
---***--Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Divisi Komunikasi dan Perencanaan Strategis
Media Contact: Adisty Widyasari
Phone. (021) 5299 1033
Fax. (021) 5299 1199

2/2