Peraturan Dirjen Perbendaharaan | KPPN TANJUNGBALAI

,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERSENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERSENDAHARAAN
NOMOR PER- 34
IPS/2011
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HISAH AUSAID NOMOR EP-58059
PROYEK SCHOOL AND DISTRICT MANAGEMENT (80S TRAINING)

DIREKTUR JENDERAL PERSENDAHARAAN,
Menimbang

Mengingat

a.

bahwa dalam rangka membantu Pemerintah Indonesia untuk
mencapai target Rencana Strategis 2010-2014 melalui peningkatan
kinerja dan transparansi dalam pengelolaan dana Santuan

Operasional Sekolah, Pemerintah Indonesia memperoleh dana hibah
dari Pemerintah Australia melalui Australian Agency for International
Development (AusAID) Nomor EP-58059 School And District
Management (80S Training);

b.

bahwa dalam rangka pengelolaan dana hibah AusAID Nomor EP58059 School And District Management (80S Training), diperlukan
petunjuk pelaksanaan pencairan dana hibah dimaksud;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana
Hibah AusAID Nomor EP-58059 Proyek School and District
Management (80S Training);

1.


Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan

Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang
Sea Masuk, Sea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan
Pajak Penjualan Atas Sarang Mewah dan Pajak Penghasilan dalam
Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Dana
Pinjaman Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4092);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202);

I

6.
7.


8.

9.
10.

11.
12.

13.

14.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun
2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.05/2006 tentang Tata
Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertika l Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan ;
Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas
Nomor 185/KMK.03/1995 dan Kep.031/KeU5/1995 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pemantauan
Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diu bah dengan
SKB Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Nomor 459/KMK.03/1999
dan KEP-264/KET/09/1999;

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas
Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana
telah diu bah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-11/PB/2011 ;
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-4/PB/2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembebanan Dana Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri Melalui Mekanisme Rekening Khusus;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENCAIRAN DANA HIBAH AUSAIO
NOMOR EP-58059 PROYEK SCHOOL AND DISTRICT MANAGEMENT
(BOS TRAINING).

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud

dengan:

-2-

f

1.

BOS Training adalah bantuan dari Pemerintah Australia kepada
Pemerintah Indonesia untuk mencapai target Rencana Strategis 20102014 melalui peningkatan kinerja dan transparansi dalam pengelolaan
dana Bantuan Operasional Sekolah.

2.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

3.


Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran selanjutnya disebut DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA, adalah suatu
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara yang berfungsi sebagai
dokumen pelaksanaan anggaran dan dokumen pendukung akuntansi
pemerintahan.

4.

Hibah Pemerintah yang selanjutnya disebut Hibah adalah setiap
penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan,
rupiah, barang , jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari
Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari
dalam negeri atau luar negeri.

5.

Perjanjian Hibah adalah kesepakatan tertuiis mengenai Hibah antara
Pemerintah dan Pemberi Hibah yang dituangkan dalam dokumen

perjanjian pemberian hibah atau dokumen lain yang dipersamakan.

6.

Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari dalam negeri atau luar
negeri yang memberikan Hibah kepada Pemerintah .

7.

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut PAlKuasa PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau
kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

8.

Executing Agency yang selanjutnya disingkat EA adalah Kementerianl
Lembaga yang menjadi penanggung jawab secara keseluruhan
pelaksanaan kegiatan.


9.

Dana Awal Rekening Khusus yang selanjutnya disebut initial
deposit adalah dana awal yang ditempatkan pada Rekening Khusus
oleh Pemberi Hibah atas permintaan Bendahara Umum Negara atau
Kuasa Bendahara Umum Negara untu k kebutuhan pembiayaan
selama periode tertentu atau sejumlah yang ditentukan dalam
Perjanjian Hibah.

10. Withdrawal Application yang selanjutnya disingkat WA adalah
dokumen yang digunakan untuk melakukan penarikan Initial Deposit
dana hibah, pengisian Rekening Khusus, dan/atau penarikan untuk
penggantian atas pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan
terlebih dahulu oleh Pemerintah .
11 . Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ya ng selanjutnya disingkat
KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dan merupakan Kuasa Bendahara Umum Negara yang melaksanakan
tugas pembayaran sebagaimana tercantum dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran .


-3-

tI

12. Rekening Khusus (special account) yang selanjutnya disebut Reksus
adalah Rekening Pemerintah yang dibuka oleh Menteri Keuangan
pada Bank Indonesia atau Bank yang ditunjuk untuk menampung dan
menyalurkan dana Hibah tertentu dan dapat dipulihkan saldonya
(bersifat revolving) setelah dipertanggungjawabkan kepada Pemberi
Hibah.
13. Backlog atas dana hibah adalah penggunaan dana hibah melalui
mekanisme Reksus yang belum dimintakan dan/atau belum
mendapatkan penggantian dan/atau tidak mendapatkan penggantian
dari Pemberi Hibah.
14. No Objection Letter atau dokumen yang dipersamakan yang
selanjutnya disebut NOL adalah surat persetujuan dari Pemberi Hibah
atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu atau tanpa batasan
nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang ditetapkan.
15. Bank Operasional I yang selanjutnya disebut BO I adalah bank
operasional mitra kerja Kuasa Bendahara Umum Negara di daerah
yang menyalurkan dana APBN untuk pengeluaran non-gaji bulanan
(termasuk kekurangan gaji dan gaji susulan) dan Uang Persediaan.
16. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PAiKuasa PA atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan.
17. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan yang
selanjutnya disebut SPM-GUP adalah surat perintah membayar yang
diterbitkan oleh PAiKuasa PA dengan membebani DIPA, yang
dananya digunakan untuk menggantikan UP yang telah dipakai.
18. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara
Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
19. Surat Perintah Pembebanan SP2D-Reksus yang selanjutnya disebut
SPB-SP2D adalah Surat Perintah Pembebanan Reksus yang
diterbitkan oleh KPPN berdasarkan SP2D-Reksus.
20. Daftar SPB adalah daftar rekapitulasi SPB-SP2D yang diterbitkan oleh
KPPN pada hari berkenaan untuk disampaikan kepada Direktorat
Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat Rekening Pinjaman dan
Hibah.
21. Ineligible adalah pengeluaran atas SP2D Reksus berdasarkan SPM
yang diajukan oleh PAiKuasa PA yang tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Hibah, pengeluaran atas SP2D
Reksus tersebut tidak diakui dan/atau tidak mendapat penggantian
dari Pemberi Hibah.
22. Closing Date adalah batas akhir waktu untuk pencairan dana hibah
luar negeri melalui penerbitan SP2D oleh KPPN.

23. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka
kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat revolving, diberikan kepada
bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional
sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

-4-

\

24. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah
uang yang diberikan kepada Satker untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
Pasal2
(1) Spesifikasi hibah dimaksud adalah sebagai berikut:
a.

Nomor Perjanjian Hibah

EP-58059

b.

Nomor Register

71464001

c.

Tanggal Penandatanganan

14 Februari 2011

d.

Tanggal Efektif

2 Mei 2011

e.

Closing Oate

1 Januari 2012

f.

Jumlah Hibah

AUD26,000,000 .00

g.

Nomor Reksus

602.001311980

h.

InitialOeposit

AUD6,000,000.00

i.

Persentase Pembiayaan

100% Grant

j.

Executing Agency

Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar, Kementerian
Pendidikan Nasional

(2) KPPN hanya diperkenankan menerbitkan SP2D atas beban hibah
berkenaan sampai dengan tanggal 30 Desember 2011.
(3) Perubahan terkait spesifikasi dan kategori hibah dimaksud sesuai
amendment grant agreement dan/atau persetujuan dari Pemberi Hibah,
diatur dan ditetapkan melalui Surat Direktur Pengelolaan Kas Negara
atas nama Direktur Jenderal Perbendaharaan.
BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN
Pasal3
(1) Tata cara pembayaran dana hibah menggunakan mekanisme Reksus.
(2) Pembayaran dana hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibebankan pad a Reksus Nomor 602.001311980 pada Kantor Pusat
Bank Indonesia di Jakarta.
(3) Pembebanan dan pembayaran dana hibah Nomor EP-58059 dilakukan
sesuai dengan Kategori dan Porsi Pembiayaan sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB III
PENCAIRAN DANA
Pasal4
(1) Pencairan dana melalui mekanisme Reksus dilaksanakan melalui
penerbitan SP2D oleh KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh
PAiKuasa PA berdasarkan DIPA.

-5-

r

(2) Terhadap SPM UPITUP yang diajukan oleh PNKuasa PA, KPPN
menerbitkan SP2D UPITUP atas beban Kas Negara pada BO I mitra
kerja KPPN.
(3) Terhadap SPM-LS Reksus yang diajukan oleh PNKuasa PA, KPPN
menerbitkan SP2D-LS Reksus atas beban Kas Negara pad a BO I
mitra kerja KPPN, sekaligus menerbitkan SPB-SP2D sebesar jumlah
pengeluaran yang tercantum di dalam SPM-LS Reksus yang
bersangkutan.
(4) Terhadap SPM-GUP lsi Reksus yang diajukan oleh PNKuasa PA,
KPPN menerbitkan SP2D-GUP lsi Reksus atas beban Kas Negara
pada BO I mitra kerja KPPN, sekaligus menerbitkan SPB-SP2D
sebesar jumlah pengeluaran yang tercantum di dalam SPM-GUP lsi
Reksus yang bersangkutan.
(5) Terhadap SPM-GUP Potongan Reksus yang diajukan oleh PNKuasa
PA, KPPN menerbitkan SP2D-GUP Potongan Reksus sebesar jumlah
yang masih dapat dibayarkan atas beban Kas Negara pada BO I mitra
kerja KPPN, sekaligus menerbitkan SPB-SP2D sebesar jumlah
pengeluaran yang tercantum di dalam SPM-GUP Potongan Reksus
yang bersangkutan.
(6) Terhadap SPM-GUP Nihil Reksus yang diajukan oleh PNKuasa PA,
KPPN menerbitkan SP2D-GUP Nihil Reksus, sekaligus menerbitkan
SPB-SP2D sebesar jumlah pengeluaran atau potongan yang
tercantum di dalam SPM-GUP Nihil Reksus yang bersangkutan.
(7) Terhadap penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (3), (4),
(5), dan (6), KPPN mengirimkan lembar kedua SP2D dimaksud
kepada PNKuasa PA.
(8) Terhadap penerbitan SPB-SP2D sebagaimana pada ayat (3), (4), (5),
dan (6), KPPN menyampaikan SPB-SP2D asli kepada Direktorat
Pengelolaan Kas Negara dan tembusan kepada PNKuasa PA.
(9) Terhadap SPM-GUP Potongan Reksus atau SPM-GUP Nihil Reksus
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6), KPPN tidak
menerbitkan SPM/SP2D Reksus Pengganti.
Pasal5
Dalam penerbitan SP2D, KPPN harus memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
a.

Pad a SPM harus tercantum nomor hibah, nomor register, nomor
Reksus, kode kategori, porsi pembiayaan , nilai, nom or dan tanggal
kontrak termasuk addendum, nomor dan tanggal Berita Aca ra
Pembayaran serta tanggal NOLIApproval (apabila dipersyaratkan).

b. Dalam hal penerbitan SP2D untuk keperluan pembayaran kontrakkontrak dalam valuta asing, tidak diperkenankan merupiahkan tagihan
valuta asing terse but.
c.

Pengajuan dokumen untuk pembayaran sebagaimana dimaksud pada
h, , ' h dl"m ",ikoo k,,,,d, KPP N Kh" '"' J,k,", VI

-6-

r

BAB IV
PENGISIAN DANA REKENING KHUSUS
Pasal6
(1) Pengisian dana Reksus menjadi tanggung jawab EA dan dilaksanakan
secara berkala dengan menyampaikan WA kepada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
(2) Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas
Negara meneruskan WA sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) kepada
Pemberi Hibah sesuai ketentuan yang berlaku.
(3) Apabila EA tidak melaksanakan kewajiban untuk menyampaikan WA
sesuai perjanjian hibah, dan mengakibatkan saldo dana yang tersedia
pada Reksus berkenaan di Bank Indonesia tidak mencukupi, Direktur
Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara dapat
menerbitkan surat perintah penghentian pembayaran sementara
kepada KPPN .
(4) Pembayaran kembali atas penghentian pembayaran sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat dilaksanakan setelah
KPPN menerima surat pemberitahuan dari Direktur Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara.
BAB V
PELAP.ORAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN
Pasal7
(1) KPPN menerbitkan Daftar SPB dalam rangkap 2 (dua), lembar asli
untuk Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan lembar kedua sebagai
pertinggal KPPN.
(2) KPPN membukukan SPM-LS/GUP IsilPotonganl Nihil Reksus yang
telah diterbitkan SP2D-nya sebagai pengeluaran anggaran dengan
membebankan pad a akun terkait.
(3) KPPN paling lambat puku117.00 waktu setempat pad a hari yang sama
dengan tanggal penerbitan SP2D Reksus dan SPB-SP2D,
menyampaikan:
a.

Daftar SPB berupa Arsip Data Komputer (ADK) menggunakan
program aplikasi yang tersedia melalui saluran komunikasi data
ke alamat http://komda.perbendaharaan.go.idlfileup/oad1.php;

b.

Daftar SPB yang telah ditandatangani oleh Kepala KPPN atau
pejabat yang ditunjuk (softcopy dengan format PDF)
menggunakan aplikasi e-SPB pada web-intranet dengan alamat
http://10.0.32. 152.

(4) KPPN menyampaikan SPB-SP2D asli dan Daftar SPB asli beserta
seluruh copy SP2D Reksus yang diterbitkan minggu sebelumnya
kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara pad a hari Senin atau awal
hari kerja minggu berikutnya dengan sarana ekspedisi tercepat.

-7-

(5) Alamal penyampaian dokumen sebagaimana dialur pada ayal (4)
adalah:
Direkloral Pengelolaan Kas Negara
u.p. Subdirekloral Rekening Pinjaman dan Hibah
Gedung Prijadi Praplosuhardjo I Lanlai 4
Jalan Lapangan Banleng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

BABVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 8
(1) Dalam hal dipersyaralkan, PNKuasa PA dan Executing Agency
menyusun Laporan Keuangan (Financial Report).
(2) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayal (1),
disampaikan kepada Pemberi Hibah dan Direklur Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direklur Pengelolaan Kas Negara.

Pasal9
(1) PPN, PPnBM, dan PPh yang lerulang unluk porsi hibah luar negeri
dilaksanakan sesuai kelenluan yang berlaku.
(2) Pengesahan faklur pajak dan Sural Seloran Pajak dilakukan sesuai
kelenluan.
Pasal10
(1) Pengeluaran alas SP2D yang lelah membebani Reksus lela pi belum
diminlakan pengganliannya kepada PHLN dinyalakan backlog sampai
SP2D
Reksus
berkenaan
diajukan
replenishmentl
dengan
reimbursement dan lelah mendapal pengganlian.
(2) Pengeluaran alas SP2D Reksus berdasarkan SPM yang diajukan oleh
PNKuasa PA yang lidak sesuai dengan kelenluan sebagaimana dialur
dalam perjanjian dikalegorikan sebagai pengeluaran ineligible .
(3) Alas pengeluaran yang dikalegorikan ineligible sebagaimana dimaksud
pada ayal (2), Direklur Jenderal Perbendaharaan menyampaikan sural
pemberilahuan kepada Pimpinan Kemenlerian/Lembaga dengan
lembusan kepada Direklur Jenderal Anggaran.
(4) Pengeluaran yang dikalegorikan ineligible sebagaimana dimaksud
pad a ayal (3), menjadi langgung jawab Kemenlerian/Lembaga yang
bersangkulan dan harus diperhilungkan dalam revisi DIPA lahun
anggaran berjalan alau dibebankan dalam DIPA lahun
berikulnya

'"99'''"

-8-

t

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal11
Peraluran Direklur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada lang gal
dilelapkan.
Dilelapkan di Jakarta
padalanggal 16 Juni

-9-

2011

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
IPB/2011 PETUNJUK PELAKSANAAN
NOMOR PER- 3'+
PENCAIRAN DANA HIBAH AUSAIO NOMOR EP-5B059
PROYEK SCHOOL AND DISTRICT MANAGEMENT (BOS
TRAINING

DAFTAR PERSENTASE PEMBIAYAAN DANA HIBAH AUSAID NOMOR EP-58059
SCHOOL AND DISTRICT MANAGEMENT (BOS TRAINING)
Grant Category

Code

Amount of the
Grant Allocated
(in AUD)

Percentage

(3)

(4)

(1 )

(2)

I.

Accommodation, transportation and per diems
for BOS Master Trainers, BOS Trainers and
Team,
Management
and
School
BOS
Honorariums for BOS Master Trainers and BOS
Trainers*)

20,900,000

100 %

II.

Printing of 650,000 BOS Training and Resource
Packages

4,200,000

100%

III.

Management, monitoring and evaluation of 2011
Training
covering
accommodation,
BOS
transportation, per diems and Operating Costs
for Central BOS Training Team and Provincial
and District BOS Management Teams

900,000

100%

26,000,000

Total

*) Honorariums for BOS Master Trainers and BOS Trainers sesuai dengan grant agreement

Rp230.000,- per hari

セB M
#J

; pl'EKTUR JENDERAL,

セ BセG@

/' セ@ .,.."

I·/j;

I t;

-:
" ",

q

k

t..

£l