ProdukHukum PerumahanRakyat UU No 4 Tahun 1992

Unda ng Unda ng N o. 4 Ta hun 1 9 9 2
Te nt a ng : Pe r um a ha n da n Pe m uk im a n
Oleh
Nom or
Tanggal
Sum ber

:
:
:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
4 TAHUN 1992 ( 4/ 1992)
10 MARET 1992 ( JAKARTA)
LN 1992/ 23; TLN NO. 3469

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Presiden Republik I ndonesia,

Menim bang:

a.

bahwa dalam pem bangunan nasional yang pada hakikat nya adalah
pem bangunan m anusia I ndonesia seut uhnya dan pem bangunan
seluruh m asyarakat I ndonesia, perum ahan dan perm ukim an yang
layak, schat , am an, scrasi, dan t erat ur m erupakan salah sat u
kebut uhan dasar m anusia dan m erupakan fakt or pent ing dalam
peningkat an harkat dan m art abat , m ut u kehidupan sert a
kesej aht eraan rakyat dalam m asyarakat adil dan m akm ur berdasarkan
Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945;

b.

bahwa dalam rangka peningkat an harkat dan m art abat , m ut u
kehidupan dan kesej aht eraan t ersebut bagi set iap keluarga I ndonesia,
pem bangunan perum ahan dan perm ukim an sebagai bagian dari
pem bangunan nasional perlu t erus dit ingkat kan dan dikem bangkan
secara t erpadu, t erarah, berencana, dan berkesinam bungan;

c.


bahwa peningkat an dan pengem bangan pem bangunan perum ahan dan
perm ukim an dengan berbagai aspek perm asalahannya perlu
diupayakan sehingga m erupakan salu kesat uan fungsional dalam
wuj ud t at a ruang fisik, kehidupan ekonom i, dan sosial budaya unt uk
m endukung ket ahanan nasional, m am pu m enj am in kelest arian
lingkungan hidup, dan m eningkat kan kualit as kehidupan m anusia
I ndonesia dalam berkeluarga, berm asyarakat , berbangsa, dan
bernegara;

d.

bahwa Undang- undang Nom or 1 Tahun 1964 t ent ang Penet apan
Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang- undang Nom or 6 Tahun 1962
t ent ang Pokok- pokok Perum ahan ( Lem baran Negara Tahun 1962

Nom or 40, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2476) m enj adi
Undang- undang ( Lem baran Negara Tahun 1964 Nom or 3, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 2611) sudah t idak sesuai dengan kebut uhan
dan perkem bangan keadaan, dan oleh karenanya dipandang perlu

unt uk m engat ur kem bali ket ent uan m engenai perum ahan dan
perm ukim an dalam Undang- undang yang baru;

Mengingat :
Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20 ayat ( 1) , Pasal 27 ayat ( 2) , dan Pasal 33 UndangUndang Dasar 1945;

Dengan perset uj uan
DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUI I LI K I NDONESI A

MEMUTUSKAN:
Menet apkan:
UNDANG- UNDANG TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKI MAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang- undang ini yang dim aksud dengan:
1.
Rum ah adalah bangunan yang berfungsi sebagai t em pat t inggal at au

hunian dan sarana pem binaan keluarga;
2.

Perum ahan adalah kelom pok rum ah yang berfungsi sebagai
lingkungan t em pat t inggal at au lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan;

3.

Perm ukim an adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan perkot aan m aupun perdesaan
yang berfungsi sebagai lingkungan t em pat t inggal at au lingkungan
hunian dan t em pat kegiat an yang m endukung perikehidupan dan
penghidupan;

4.

Sat uan lingkungan perm ukim an adalah kawasan perum ahan dalam
berbagai bent uk dan ukuran dengan penat aan t anah dan ruang,
prasarana dan sarana lingkungan yang t erst rukt ur;


5.

Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
m em ungkinkan lingkungan perm ukim an dapat berfungsi sebagaim ana
m est inya;

6.

Sarana lingkungan adalah fasilit as penunj ang, yang berfungsi unt uk
penyelenggaraan dan pengem bangan kehidupan ekonom i, sosial dan
budaya;

7.

Ut ilit as um um adalah sarana penunj ang unt uk pelayanan lingkungan;

8.

Kawasan siap bangun adalah sebidang t anah yang fisiknya t elah

dipersiapkan unt uk pem bangunan perum ahan dan perm ukim an skala
besar yang t erbagi dalam sat u lingkungan siap bangun at au lebih yang
pelaksanaannya dilakukan secara bert ahap dengan lebih dahulu
dilengkapi dengan j aringan prim er dan sekunder prasarana lingkungan
sesuai dengan rencana t at a ruang lingkungan yang dit et apkan oleh
Pem erint ah Daerah Tingkat I I dan m em enuhi persyarat an pem bakuan
pelayanan prasrana dan sarana lingkungan, khusus unt uk Daerah
Khusus I bukot a Jakart a rencana t at a ruang lingkungannya dit et apkan
oleh Pem erint ah Daerah Khusus lbukot a Jakart a;

9.

Lingkungan siap bangun adalah sebidang t anah yang m erupakan
bagian dari kawasan siap bangun at aupun berdiri sendiri yang t elah
dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain
it u j uga sesuai dengan persyarat an pem bakuan t at a lingkungan
t em pat t inggal at au lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan
unt uk m em bangun kaveling t anah m at ang;

10.


Kaveling t anah m at ang adalah sebidang t anah yang t elah dipersiapkan
sesuai dengan persyarat an pem bakuan dalam penggunaan,
penguasaan, pem ilikan t anah, dan rencana t at a ruang lingkungan
t em pat t inggal at au lingkungan hunian unt uk m em bangun bangunan;
11. Konsolidasi t anah perm ukim an adalah upaya penat aan kem bali
penguasaan, penggunaan, dan pem ilikan t anah oleh m asyarakat
pem ilik t anah m elalui usaha bersam a unt uk m em bangun lingkungan
siap bangun dan m enyediakan kaveling t anah m at ang sesuai dengan
rencana t at a ruang yang dit et apkan Pem erint ah Daerah Tingkat I I ,
khusus unt uk Daerah Khusus I bukot a Jakart a rencana t at a ruangnya
dit et apkan oleh Pem erint ah Daerah Khusus I bukot a Jakart a.

Pasal 2
( 1)

Lingkup pengat uran Undang- undang ini m eliput i penat aan dan
pengelolaan perum ahan dan perm ukim an, baik di daerah perkot aan
m aupun di daerah perdesaan, yang dilaksanakan secara t erpadu dan
t erkoordinasi.


( 2)

Lingkup pengat uran sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) yang
m enyangkut penat aan perum ahan m eliput i kegiat an pem bangunan
baru, pem ugaran, perbaikan, perluasan, pem eliharaan, dan
pem anfaat annya, sedangkan yang m enyangkut penat aan perm ukim an
m eliput i kegiat an pem bangunan baru, perbaikan, perem aj aan,
perluasan, pem eliharaan, dan pem anfaat annya.

BAB I I
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 3
Penat aan perum ahan dan perm ukim an berlandaskan pada asas m anfaat , adil
dan m erat a, kebersam aan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri,
ket erj angkauan, dan kelest arian lingkungan hidup.

Pasal 4
Penat aan perum ahan dan perm ukim an bert uj uan Unt uk:

a.
m em enuh ikebut uhan rum ah sebagai salah sat u kebut uhan dasar
m anusia, dalam rangka peningkat an dan pem erat aan kesej aht eraan
rakyat ;
b.

m em wuj udkan perum ahan dan perm ukim an yang layak dalam
lingkungan yang sehat , am an, serasi, dan t erat ur;

c.

m em beri arah pada pert um buhan wilayah dan persebaran penduduk
yang rasional;

d.

m enunj ang pem bangunan di bidang ekonom i, sosial , budaya, dan
bidang- bidang lain.

BAB I I I

PERUMAHAN

Pasal 5
( 1)

Set iap warganegara m em punyai hak unt uk m enem pat i dan/ at au
m enikm at i dan/ at au m em iliki rum ah yang layak dalam lingkungan
yang sehat , am an, serasi, dan t erat ur.

( 2)

Set iap warga negara m em punyai kewaj iban dan t anggung j awab
unt uk berperansert a dalam pem bangunan perum ahan dan
perm ukim an.

Pasal 6
( 1)

Kegiat an pem bangunan rum ah at au perum ahan dilakukan oleh pem ilik
hak at as t anah sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang

berlaku.

( 2)

Pem bangunan rum ah at au perum ahan oleh bukan pem ilik hak at as
t anah dapat dilakukan at as perset uj uan dari pem ilik hak at as t anah
dengan suat u perj anj ian t ert ulis.

Pasal 7
( 1)

Set iap orang at au badan yang m em bangun rum ah at au perum ahan
waj ib:
a.
m engikut i persyarat an t eknis, ekologis, dan adm inist rat if;
b.
m elakukan pem ant auan lingkungan yang t erkena dam pak
berdasarkan rencana pcm ant auan lingkungan;
c.
m elakukan pengelolaan lingkungan berdasarkan
rencana
pengelolaan lingkungan.

( 2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diat ur
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 8
Set iap pem ilik rum ah at au yang dikuasakannya waj ib:
a.
m em anfaat kan rum ah sebagaim ana m est inya sesuai dengan fungsinya
sebagai t em pat t inggal at au hunian;
b.
m engelola dan m em elihara rum ah sebagaim ana m est inya.

Pasal 9
Pem erint ah dan badan- badan sosial at au keagam aan dapat
m enyelenggarakan pem bangunan perum ahan unt uk m em enuhi kebut uhan
khusus dengan t et ap m em perhat ikan ket ent uan Undang- undang ini.
Pasal 10
Penghunian, pengelolaan dan pengalihan st at us dan hak at as rum ah yang
dikuasai Negara diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 11
( 1)
( 2)

Pem erint ah m elakukan pendat aan rum ah unt uk m enyusun
kebij aksanaan di bidang perum ahan dan perm ukim an.
Tat a cara pendat aan rum ah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 12
( 1)

Penghunian rum ah oleh bukan pem ilik hanya sah apabila ada
perset uj uan at au izin pem ilik.

( 2)

Penghunian sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dilakukan baik
dengan cara sewa- m enyewa m aupun dengan cara bukan sewam enyewa.

( 3)

Penghunian rum ah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dengan
cara sewa- m enyewa dilakukan dengan perj anj ian t ert ulis, sedangkan
penghunian rum ah dengan cara bukan sewa- m enyewa dapat
dilakukan dengan perj anj ian t ert ulis.

( 4)

Pihak penyewa waj ib m enaat i berakhirnya bat as wakt u sesuai dengan
perj anj ian t ert ulis.

( 5)

Dalam hal penyewa sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 4) t idak
bersedia m eninggalkan rum ah yang disewa sesuai dengan bat as wakt u
yang disepakat i dalam perj anj ian t ert ulis, penghunian dinyat akan t idak
sah at au t anpa hak dan pem ilik rum ah dapat m em int a bant uan
inst ansi Pem erint ah yang berwenang unt uk m enert ibkannya.

( 6)

Sew a- m enyewa rum ah dengan perj anj ian t idak t ert ulis at au t ert ulis
t anpa bat as wakt u yang t elah berlangsung sebelum berlakunya
Undang- undang ini dinyat akan t elah berakhir dalam wakt u 3 ( t iga)
t ahun set elah berlakunya Undang- undang ini.

( 7)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat
( 2) ,ayat ( 3) , ayat ( 4) , ayat ( 5) , dan ayat ( 6) , diat ur dengan Perat uran
Pem erint ah.

Pasal 13
( 1)

Pem erint ah m engendalikan harga sewa rum ah yang dibangun dengan
m em peroleh kem udahan dari Pem erint ah.

( 2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 14
Sengket a yang berkait an dengan pem ilikan dan pem anfaat an rum ah
diselesaikan m elalui badan peradilan sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 15
( 1)

Pem ilikan rum ah dapat dij adikan j am inan ut ang.

( 2)

a.

b.

Pem bebanan fidusia at as rum ah dilakukan dengan akt a ot ent ik
yang dibuat oleh not aris sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.
Pem bebanan hipot ek at as rum ah besert a t anah yang haknya
dim iliki pihak yang sam a dilakukan dengan akt a Pej abat
Pem buat Akt a Tanah sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.

Pasal 16
( 1)

Pem ilikan rum ah dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan
at au dengan cara pem indahan hak lainnya sesuai dengan ket ent uan
perat uran perundang- undangan yang berlaku.

( 2)

Pem indahan pem ilikan rum ah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
dilakukan dengan akt a ot ent ik.

Pasal 17
Peralihan hak m ilik at as sat uan rum ah susun dilakukan sesuai dengan
perat uran perundang- undangan yang berlaku.

BAB I V
PERMUKI MAN

Pasal 18
( 1)

Pem enuhan kebut uhan perm ukim an diwuj udkan m elalui pem bangunan
kawasan perm ukim an skala besar yang t erencana secara m enyeluruh
dan t erpadu dengan pelaksanaan yang bert ahap.

( 2)

Pem bangunan kawasan perm ukim an sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dit uj ukan unt uk:
a.
m encipt akan kawasan perm ukim an yang t ersusun at as sat uansat uan lingkungan perm ukim an;
b.
m engint egrasikan secara t erpadu dan m eningkat kan kualit as
lingkungan perum ahan yang t elah ada di dalam at au di
sekit arnya.

( 3)

Sat uan- sat uan lingkungan perm ukim an sat u dengan yang lain saling
dihubungkan oleh j aringan t ransport asi sesuai dengan kebut uhan
dengan kawasan lain yang m em berikan berbagai pelayanan dan
kesem pat an kerj a.

( 4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat
( 2) ,ayat ( 3) dilaksanakan sesuai dengan rencana t at a ruang wilayah
perkot aan dan rencana t at a ruang wilayah bukan perkot aan.

Pasal 19
( 1)

Unt uk m ewuj udkan kawasan perm ukim an sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 18, pcm erint ah daerah m enet apkan sat u bagian at au lebih
dari kawasan perm ukim an m enurut rencana t at a ruang wilayah
perkot aan dan rencana t at a ruang wilayah. bukan perkot aan yang
t elah m em enuhi persyarat an sebagai kawasan siap bangun.

( 2)

Persyarat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) sekurangkurangnya m eliput i penyediaan :
a.
rencana t at a ruang yang rinci;
b.
dat a m engenai luas, bat as, dan pem ilikan t anah;
c.
j aringan prim er dan sekunder prasarana lingkungan.

( 3)

Program pem bangunan daerah dan program pem bangunan sekt or
m engenai prasarana, sarana lingkungan, dan ut ilit as um um sebagian
diarahkan unt uk m endukung t erwuj udnya kawasan siap bangun
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

( 4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat
( 2) , dan ayat ( 3) , diat ur dengan Pcrat uran Pem erint ah.

Pasal 20
( 1)

Pengelolaan kawasan siap bangun sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
19 ayat ( 1) dan ayat ( 2) dilakukan oleh Pem erint ah.

( 2)

Penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan oleh badan usaha m ilik negara
dan/ at au badan lain yang dibent uk olch Pem erint ah yang dit ugasi
unt uk it u.

( 3)

Pem bent ukan badan lain sert a penunj ukan badan usaha m ilik negara
dan/ at au badan lain sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) diat ur
dengan Perat uran Pem erint ah.

( 4)

Dalam m enyclenggarakan pengelolaan kawasan siap bangun, badan
usaha m ilik negara at au badan lain sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 2) dan ayat ( 3) dapat bekerj asam a dengan badan usaha m ilik negara,
badan usaha m ilik daerah, koperasi, dan badan- badan usaha swast a di
bidang pem bangunan perum ahan.

( 5)

Kerj asam a sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 4) t idak
m enghilangkan wewenang dan t anggung j awab badan usaha m ilik
negara at au badan lain sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) .

( 6)

Persyarat an dan t at acara kerj asam a sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 4) diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 21
( 1)

Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan siap bangun yang berdiri
sendiri yang bukan dilakukan oleh m asyarakat pem ilik t anah,
dilakukan oleh badan usaha di bidang pem bangunan perum ahan yang
dit unj uk oleh Pem erint ah.

( 2)

Tat a cara penunj ukan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 22
( 1)

Diwilayah yang dit et apkan sebagai kawasan siap bangun Pem erint ah
m em berikan penyuluhan dan bim bingan, bant uan dan kem udahan
kepada m asyarakat pem ilik t anah sehingga bersedia dan m am pu

( 2)

m elakukan konsolidasi t anah dat a rangka penyediaan kaveling t anah
m at ang.
Pelepasan hak at as t anah di wilayah yang dit et apkan sebagai kawasan
siap bangun hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakat an pem ilik
t anah yang bersangkut an.

( 3)

Pelepasan hak at as t anah di lingkungan siap bangun yang berdiri
sendiri yang bukan hasil konsolidasi t anah oleh m asyarakat pem ilik
t anah, hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakat an dengan
pem ilik hak at as t anah.

( 4)

Pelepasan hak at as t anah di wilayah yang dit et apkan sebagai kawasan
siap bangun yang belum berwuj ud kaveling t anah m at ang, hanya
dapat dilakukan kepada Pem erint ah m elalui badan- badan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 20 ayat ( 2) .

( 5)

Tat a cara pelepasan hak at as t anah sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 2) , ayat ( 3) , dan ayat ( 4) , diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 23
Pem bangunan perum ahan yang dilakukan oleh badan usaha di bidang
pem bangunan perum ahan dilakukan hanya di kawasan siap bangun at au di
lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri.

Pasal 24
Dalam m em bangun lingkungan siap bangun selain m em enuhi ket ent uan
pada Pasal 7, badan usaha di bidang pem bangunan perum ahan waj ib:
a.
m elakukan pem at angan t anah, penat aan penggunaan t anah, penat aan
penguasaan t anah, dan penat aan pem ilikan t anah dalam rangka
penyediaan kaveling t anah m at ang;
b.

m em bangun j aringan prasarana lingkungan m endahului kegiat an
m em bangun rum ah, m em elihara, dan m engelolanya sam pai dengan
pengesahan dan penyerahannya kepada pem erint ah daerah;

c.

m engkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan ut ilit as um um ;

d.

m em bant u m asyarakat pem ilik t anah yang t idak berkeinginan
m elepaskan hak at as t anah di dalam at au disekit arnya dalam
m elakukan konsolidasi t anah;

e.

m elakukan penghij auan lingkungan;

f.

m enyediakan t anah unt uk sarana lingkungan;

g.

m em bangun rum ah.

Pasal 25
( 1)

Pem bangunan lingkungan siap bangun yang dilakukan m asyarakat
pem ilik t anah m elalui konsolidasi t anah dengan m em perhat ikan
ket ent uan pada Pasal 7, dapat dilakukan secara bert ahap yang
m eliput i kegiat an- kegiat an:
a.
pem at angan t anah;
b.
penat aan, penggunaan, penguasaan dan pem ilikan t anah;
c.
penyediaan prasarana lingkungan;
d.
penghij auan lingkungan;
e.
pengadaan t anah unt uk sarana lingkungan.

( 2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dat a ayat ( 1) diat ur
dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 26
( 1)

Badan usaha di bidang pem bangunan perum ahan yang m em bangun
lingkungan siap bangun dilarang m enj ual kaveling t anah m at ang t anpa
rum ah.

( 2)

Dengan m em perhat ikan ket ent uan Pasal 24, sesuai dengan kebut uhan
set em pat , badan usaha di bidang pem bangunan perum ahan yang
m em bangun lingkungan siap bangun dapat m enj ual kaveling t anah
m at ang ukuran kecil dan sedang t anpa rum ah.

( 3)

Kaveling t anah m at ang ukuran kecil, sedang, m enengah, dan besar
hasil upaya konsolidasi t anah m ilik m asyarakat dapat diperj ual belikan
t anpa rum ah.

Pasal 27
( 1)

Pem erint ah m em berikan bim bingan, bant uan dan kem udahan kepada
m asyarakat baik dalam t ahap perencanaan m aupun dalam t ahap
pelaksanaan, sert a, m elakukan pengawasan dan pengendalian unt uk
m eningkat kan kualit as perm ukim an.

( 2)

Peningkat an kualit as perm ukim an sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 1) berupa kegiat an- kegiat an:
a.
perbaikan at au pem ugaran;
b.
perem aj aan;
c.
pengelolaan dan pem eliharaan yang berkelanj ut an.

( 3)

Penyelenggaraan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan
ayat ( 2) diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 28
( 1)

Pem erint ah daerah dapat m enet apkan suat u lingkungan perm ukim an
sebagai perm ukim an kum uh yang t idak layak huni.

( 2)

Pem erint ah daerah bersam a- sam a m asyarakat m engupayakan
langkah- langkah pelaksanaan program perem aj aan lingkungan kum uh
unt uk m eningkat kan kesej aht eraan m asyarakat penghuni.

( 3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan
ayat ( 2) diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 29
( 1)

Set iap warga negara m em punyai hak dan kesem pat an yang sam a dan
seluas- luasnya unt uk berperan sert a dalam pem bangunan perum ahan
dan perm ukim an.

( 2)

Pelaksanaan peran sert a m asyarakat sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dapat dilakukan secara perseorangan at au dalam bent uk
usaha bersam a.

BAB VI
PEMBI NAAN

Pasal 30
( 1)

Pem erint ah m elakukan pem binaan di bidang perum ahan dan
perm ukim an dalam bent uk pengat uran dan pem bim bingan, pem berian
bant uan dan kcm udahan, penelit ian dan pengem bangan, perencanaan
dan pelaksanaan, sert a pengawasan dan pengendalian.

( 2)

Pem erint ah m elakukan pem binaan badan usaha di bidang perum ahan
dan perm ukim an.

( 3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan
ayat ( 2) diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 31
Pem bangunan perum ahan dan perm ukim an diselenggarakan berdasarkan
rencana t at a ruang wilayah perkot aan dan rencana t at a ruang wilayah bukan
perkot aan yang m enyeluruh dan t erpadu yang dit et apkan olch pem erint ah
daerah dengan m epert im bangkan berbagai aspck yang t erkait sert a rencana,
program , dan priorit as pem bangunan perum ahan dan perm ukim an.

Pasal 32
( 1)

Penyediaan t anah unt uk pem bangunan perum ahan dan perm ukim an
diselenggarakan dengan:
a.
penggunaan t anah yang langsung dikuasai Negara;
b.
konsolidasi t anah oleh pem ilik t anah;
c.
pelepasan hak at as t anah oleh pem ilik t anah yang dilakukan
sesuai dengan perat uran pcrundang- undangan yang berlaku.

( 2)

Tat acara penggunaan t anah yang langsung dikuasai Negara dan t at acara konsolidasi t anah oleh pem ilik t anah sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) but ir a dan b diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

Pasal 33
( 1)

Unt uk m em berikan bant uan dana/ at au kem udahan kepada
m asyarakat dalam m em bangun rum ah sendiri at au m em iliki rum ah,
Pem erint ah m elakukan upaya pem upukan dana.

( 2)

Bant uan dan/ at au kem udahan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
berupa kredit perum ahan.

Pasal 34
Pem erint ah m em berikan pem binaan agar penyelenggaraan pem bangunan
perum ahan dan pem ukim an selalu m em anfaat kan t eknik dan t eknologi,
indust ri bahan bangunan, j asa konst ruksi, rekayasa dan rancang bangun
yang t epat guna dan serasi dengan lingkungan.

Pasal 35
( 1)

Pem erint ah dapat m enyerahkan sebagian urusan di bidang perum ahan
dan perm ukim an kepada pem erint ah daerah.

( 2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur
dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB VI I
KETENTUAN PI DANA

Pasal 36
( 1)

Set iap orang at au badan dengan sengaj a m elanggar ket ent uan dalam
Pasal ( 7) ,ayat ( 1) , Pasal 24, dan Pasal 26 ayat ( 1) dipidana dengan
pidana penj ara selam a- lam anya 10 ( sepuluh) t ahun dan/ at au denda
set inggi- t ingginya Rp 100.000.000,00 ( serat us j ut a rupiah) .

( 2)

Set iap orang karena kelalaiannya m engakibat kan pelanggaran at as
ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 ayat ( 1) dipidana
dcngan pidana kurungan selam a- lam anya 1 ( sat u) t ahun dan/ at au
denda set inggi- t ingginya Rp 10.000.000,00 ( sepuluh j ut a rupiah) .

( 3)

Set iap badan karena kelalaiannya m engakibat kan pelanggaran alas
ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 ayat ( 1) , Pasal 24,
Pasal 26 ayat ( 1) dipidana dengan pidana kurungan selam a- lam anya 1
( sat u) t ahun dan/ at au denda set inggi- t ingginya Rp 100.000.000,00
( serat us j ut a rupiah) .

( 4)

Set iap orang at au badan dengan sengaj a m elanggar ket ent uan dalam
Pasal 12 ayat ( 1) dipidana dengan pidana penj ara selam a- lam anya 2
( dua) t ahun dan/ at au denda set inggi- t ingginya Rp 20.000.000,00 ( dua
puluh j ut a rupiah) .

Pasal 37
Set iap orang at au badan dengan sengaj a m elanggar ket ent uan harga
t ert inggi sewa sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 dipidana dengan
pidana penj ara selam a- lam anya 2 ( dua) t ahun dan denda set inggi- t ingginya
Rp 20.000.000,00 ( dua puluh j ut a rupiah) .

BAB VI I I
KETENTUAN LAI N- LAI N

Pasal 38
Penerapan ket ent uan pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 36 t idak
m enghilangkan kewaj ibannya unt uk t et ap m em enuhi ket ent uan Undangundang ini.

Pasal 39
Jika kewaj iban sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38 t idak dipenuhi oleh
suat u badan usaha di bidang pem bangunan perum ahan dan perm ukim an,
m aka izin usaha badan t ersebut dicabut .

BAB I X
KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 40
Pada saat m ulai berlakunya Undang- undang ini, sem ua perat uran
pelaksanaan di bidang perum ahan dan perm ukim an yaang t elah ada t et ap
berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dengan Undang- undang ini at au belum
digant i at au diubah berdasarkan Undang- undang ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41
Pada saat m ulai berlakunya Undang- undang ini, Undang- undang Nom or 1
Tahun 1964 t ent ang Perat uran Pcm erint ah Penggant i Undang- undang Nom or
6 Tahun 1962 t ent ang Pokok- pokok Perum ahan ( Lem baran Negara Tahun
1962 Nom or 40, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2476) m enj adi
Undang- undang ( Lem baran Negara Tahun 1964 Nom or 3, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 261 1) dinyat akan t idak berlaku.

Pasal 42
Undang- undang ini m ulai berlaku pada t anggal diundangkan dan
penerapannya diat ur dengan Perat uran Pem erint ah selam bat - lam bat nya 2
( dua) t ahun sej ak Undang- undang ini diundangkan.

Agar set iap orang m cnget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Undangundang ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.

Disahkan di Jakart a
pada t anggal 10 Maret 1992
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 10 Maret 1992
MENTERI / SEKRETARI S NEGARA
REPUBLI K I NDONESI A
MOERDI ONO

PENJELASAN ATAS UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A NOMOR 4
TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKI MAN

I . UMUM
Unt uk m em aj ukan kesej aht eraan um um sebagaim ana dim uat di dalam
Undang- Undang Dasar 1945 dilaksanakan pem bangunan nasional, yang pada
hakikat nya adalah pem bangunan m anusia I ndonesia seut uhnya dan
pem bangunan seluruh m asyarakat I ndonesia yang m enekankan pada
keseim bangan pem bangunan kem akm uran lahiriah dan kepuasan bat iniah,
dalam suat u m asyarakat I ndonesia yang m aj u dan berkeadilan sosial
berdasarkan Pancasila.
Perum ahan dan perm ukim an m erupakan kebut uhan dasar m anusia
dan m em punyai peranan yang sangat st rat egis dalam pem bent ukan wat ak
sert a kepribadian bangsa, dan perlu dibina sert a dikem bangkan dem i
kelangsungan dan peningkat an kehidupan dan penghidupan m asyarakat .
Perum ahan dan perm ukim an t idak dapat dilihat sebagai sarana
kebut uhan kehidupan sem at a- m at a, t et api lebih dari it u m erupakan proses
berm ukim m anusia dalam m encipt akan ruang kehidupan unt uk
m em asyarakat kan dirinya, dan m enam pakkan j at i diri.
Unt uk m enj am in kepast ian dan ket ert iban hukum dalam pem bangunan
dan pem ilikan, set iap pem bangunan rum ah hanya dapat dilakukan di at as
t anah yang dim iliki berdasarkan hak- hak at as t anah sesuai dengan perat uran
perundang- undangan yang berlaku.
Sist em penyediaan t anah unt uk perum ahan dan perm ukim an harus
digant i secara nasional karena t anah m erupakan sum ber daya alam yang
t idak dapat bert am bah akan t et api harus digunakan dan dim anfaat kan
sebesar- besarnya bagi kesej aht eraan m asyarakat . Proses penyediaannya
harus dikelola dan dikendalikan oleh Pem erint ah agar supaya penggunaan
dan pem anfaat annya dapat m enj angkau m asyarakat secara adil dan m erat a
t anpa m enim bulkan kesenj angan ekonom i dan sosial dalam proses
berm ukim nya m asyarakat .
Unt uk m ewuj udkan perum ahan dan perm ukim an dalam rangka
m em enuhi kebut uhan j angka pendek, m enengah, dan panj ang dan sesuai
dengan rencana t at a ruang, suat u wilayah perm ukim an dit et apkan sebagai
kawasan siap bangun yang dilengkapi j aringan prasarana prim er dan
sekunder lingkungan.
Penyelenggaraan pem bangunan perum ahan dan perm ukim an
m endorong dan m em perkukuh dem okrasi ekonom i sert a m em berikan
kesem pat an yang sam a dan saling m enunj ang ant ara badan usaha negara,
koperasi, dan swast a berdasarkan asas kekeluargaan.
Pem bangunan di bidang perum ahan dan perm ukim an yang bert um pu
pada m asyarakat m em berikan hak dan kesem pat an yang seluas- luasnya
bagi m asyarakat unt uk berperan sert a.
Di sam ping usaha peningkat an pem bangunan perum ahan dan
perm ukim an perlu diwuj udkan adanya ket ert iban dan kepast ian hukum
dalam pem anfaat an dan pengelolaannya.

Sej alan dengan peran sert a m asyarakat di dalam pem bangunan
perum ahan dan perm ukim an, Pem erint ah m em punyai kewaj iban dan
t anggung j awab unt uk m elakukan pem binaan dalam wuj ud pengat uran dan
pem bim bingan, pendidikan dan pelat ihan, pem berian bant uan dan
kem udahan, penelit ian dan pengem bangan yang m eliput i berbagai aspek
yang t erkait ant ara lain t at a ruang, pert anahan, prasarana lingkungan,
indust ri bahan dan kom ponen, j asa konst ruksi dan rancang bangun,
pem biayaan, kelem bagaan, sum ber daya m anusia sert a perat uran
perundang- undangan.
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokokpokok Agraria yang m enj am in perlindungan hak- hak at as t anah yang dim iliki
pem ilik t anah, dalam pelepasan hak at as t anah didasarkan pada asas
kesepakat an, m em berikan landasan bagi set iap kegiat an pem bangunan di
bidang perum ahan dan perm ukim an unt uk t erj am innya kepast ian dan
ket ert iban hukum t ent ang penggunaan dan pem anfaat an t anah.
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok- pokok
Pem erint ahan Di Daerah m em berikan landasan bagi pem bangunan
perum ahan dan perm ukim an yang pada hakikat nya sangat kom pleks dan
bersifat m ult idim ensional sert a m ult isekt oral, perlu dit angani secara t erpadu
m elalui koordinasi yang berj enj ang di set iap t ingkat pem erint ahan sert a
harus sesuai dengan t at a ruang.
Di sam ping it u, Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974, j uga
m em berikan landasan bagi pem binaan perangkat kelem bagaan di daerah
dalam rangka penyerahan urusan pem erint ahan di daerah dengan
pelaksanaan ot onom i daerah yang nyat a dan bert anggung j awab dengan t it ik
berat pada daerah t ingkat I I .
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1979 t ent ang Pem erint ahan Desa,
m em berikan landasan bagi pem binaan penyuluhan kegiat an pem bangunan
perum ahan dan perm ukim an di daerah perdesaan dalam rangka m endorong
dan m enggerakkan usaha bersam a m asyarakat secara swadaya.
Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup m em berikan landasan bagi kewaj iban
m elakukan pem ant auan dan pengelolaan lingkungan perum ahan dan
perm ukim an, sej alan dengan kewaj iban set iap orang at au badan yang
m elakukan kegiat an pem bangunan rum ah at au perum ahan unt uk m em enuhi
persyarat an t eknis, ekologis, dan adm inist rat if.
Guna m enj awab t unt ut an kebut uhan perum ahan dan perm ukim an
pada m asa kini dan m asa yang akan dat ang, Undang- undang Nom or 1 Tahun
1964 t ent ang Penet apan Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang- undang
Nom or 6 Tahun 1962 t ent ang Pokok- pokok Perum ahan ( Lem baran Negara
Tahun 1962 Nom or 40, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2476) m enj adi
Undang- undang ( Lem baran Negara Tahun 1964 Nom or 3, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 2611) sudah t idak sesuai. Sehubungan dengan it u,
m aka dipandang perlu unt uk m enggant i Undang- undang Nom or 1 Tahun
1964 t ersebut dengan Undang- undang baru t ent ang Perum ahan dan
Perm ukim an.

I I . PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Angka 1
Selain berfungsi sebagai t em pat t inggal at au hunian yang digunakan
m anusia unt uk berlindung dari gangguan iklim dan m akhluk hidup lainnya,
rum ah j uga m erupakan t em pat awal pengem bangan kehidupan dan
penghidupan keluarga, dalam lingkungan yang sehat , am an, serasi, dan
t erat ur.
Angka 2
Selain berfungsi sebagai lingkungan t em pat t inggal at au lingkungan hunian
unt uk m engem bangkan kehidupan dan penghidupan keluarga, perum ahan
j uga m erupakan t em pat unt uk m enyelenggarakan kegiat an berm asyarakat
dalam lingkup t erbat as. Penat aan ruang dan kelengkapan prasarana dan
sarana lingkungan dan sebagainya, dim aksudkan agar lingkungan t ersebut
akan m erupakan lingkungan yang sehat , am an, serasi, dan t erat ur sert a
dapat berfungsi sebagaim ana diharapkan.
Angka 3
Perm ukim an yang dim aksud dalam Undang- undang ini m em punyai lingkup
t ert ent u yait u kawasan yang didom inasi oleh lingkungan hunian dengan
fungsi ut am a sebagai t em pat t inggal yang dilengkapi dengan prasarana,
sarana lingkungan, dan t em pat kerj a yang m em berikan pelayanan dan
kesem pat an kerj a t erbat as unt uk m endukung perikehidupan dan
penghidupan sehingga fungsi perm ukim an t ersebut dapat berdaya guna dan
berhasil guna.
Angka 4
Sat uan lingkungan perm ukim an m erupakan kawasan perum ahan dengan
luas wilayah dan j um lah penduduk yang t ert ent u, yang dilengkapi dengan
sist em prasarana, sarana lingkungan, dan t em pat kerj a t erbat as dan dengan
penat aan ruang yang t erencana dan t erat ur sehingga m em ungkinkan
pelayanan dan pengelolaan yang opt im al.
Angka 5
Sarana dasar yang ut am a bagi berfungsinya suat u lingkungan perm ukim an
adalah:
1.
j aringan j alan unt uk m obilit as m anusia dan angkut an barang,
m encegah peram bat an kebakaran sert a unt uk m encipt akan
ruang dan bangunan yang t erat ur.
2.
j aringan saluran pem buangan air lim bah dan t em pat
pem buangan sam pah unt uk kesehat an lingkungan.
3.
j aringan saluran air huj an unt uk pem at usan ( drainase) dan
pencegahan banj ir set em pat .

Dalam keadaan t idak t erdapat air t anah sebagai sum ber air
bersih, j aringan air bersih m erupakan sarana dasar.
Angka 6
Fasilit as penunj ang dim aksud dapat m eliput i aspek ekonom i yang ant ara
lain, berupa bangunan perniagaan at au perbelanj aan yang t idak m encem ari
lingkungan, sedangkan fasilit as penunj ang yang m eliput i aspek sosial
budaya, ant ara lain berupa bangunan pelayanan um um dan pem erint ahan,
pendidikan dan kesehat an, peribadat an, rekreasi dan olah raga, pem akam an,
dan pert am anan.
Angka 7
Ut ilit as um um m eliput i ant ara lain j aringan air bersih, j aringan list rik,
j aringan t elepon, j aringan gas, j aringan t ransport asi, dan pem adam
kebakaran. Ut ilit as um um m em but uhkan pengelolaan secara berkelanj ut an
dan profesional oleh badan usaha agar dapat m em berikan pelayanan yang
m em adai kepada m asyarakat .
Angka 8
Yang dim aksud dengan j aringan prim er prasarana lingkungan dalam
kawasan siap bangun adalah j aringan ut am a yang m enghubungkan ant ar
kawasan perm ukim an at au ant ara kawasan perm ukim an dan kawasan yang
lain.
Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah j aringan cabang dari
j aringan prim er prasarana lingkungan yang m elayani kebut uhan di dalam
sat u- sat uan lingkungan perm ukim an.
Dengan adanya j aringan prim er dan j aringan sekunder m aka dapat
t erbent uk suat u sist em j aringan prasarana lingkungan dalam kawasan siap
bangun secara hierarkis berj enj ang.
Angka 9
Cukup j elas
Angka 10
Penggunaan, penguasaan, dan pem ilikan t anah perkot aan perlu dibakukan,
selain unt uk m enghem at dalam invest asi prasarana lingkungan j uga unt uk
m encegah penggunaan di bawah st andar at au m elam paui st andar m elalui
penerapan persyarat an pem bakuan dan penet apan pola rencana t at a ruang.
Angka 11
Pem bangunan lingkungan siap bangun yang dilakukan sendiri oleh
m asyarakat pem ilik t anah m elalui konsolidasi t anah, dapat dilaksanakan
dengan dana yang lebih kecil dari pada yang dilakukan oleh badan usaha di
bidang perum ahan dan perm ukim an.
Penyelenggaraannya dilakukan oleh usaha bersam a m asyarakat secara
swadaya dengan bim bingan pem erint ah daerah sert a dapat m elibat kan
kelom pok profesi dan kelom pok m inat di dalam m asyarakat di bidang
pem bangunan perum ahan dan perm ukim an.

Pasal 2
Ayat ( 1)
Undang- undang ini m engat ur rum ah dan perum ahan, baik di dalam m aupun
di luar kawasan at au lingkungan perm ukim an, dan m encegah adanya
anggapan bahwa t idak ada rum ah dan perum ahan selain yang berada di
kawasan at au di lingkungan perm ukim an.
Rum ah dan perum ahan yang berada di luar kawasan at au lingkungan
perm ukim an, m isalnya rum ah dan perum ahan di dalam kawasan indust ri,
kawasan pariwisat a, sert a rum ah- rum ah yang let aknya t erpencar- pencar dan
t idak m em bent uk suat u lingkungan perm ukim an.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 3
Asas m anfaat m em berikan landasan agar pelaksanaan pem bangunan
perum ahan dan perm ukim an yang m enggunakan berbagai sum ber daya
yang t erbat as dapat dim anfaat kan sebesar- besarnya bagi kesej aht eraan dan
kem akm uran rakyat .
Asas adil dan m erat a m em berikan landasan agar hasil- hasil
pem bangunan perum ahan dan perm ukim an dapat dinikm at i secara adil dan
m erat a oleh seluruh rakyat .
Asas kebersam aan dan kekeluargaan m em berikan landasan agar
golongan m asyarakat yang kuat m em bant u golongan m asyarakat yang
lem ah dan m encegah t erj adinya lingkungan perm ukim an yang eksklusif.
Asas kepercayaan kepada diri sendiri m em berikan landasan agar
segala usaha dan kegiat an dalam pem bangunan perum ahan dan
perm ukim an bert um pu pada prakarsa, swadaya dan peran sert a m asyarakat
sehingga m am pu m em bangkit kan kepercayaan akan kem am puan dan
kekuat an sendiri.
Asas ket erj angkauan m em berikan landasan agar hasil pem bangunan
perum ahan dan perm ukim an dapat dij angkau oleh m asyarakat
berpenghasilan rendah.
Asas kelest arian lingkungan hidup m em berikan landasan unt uk
m enunj ang pem bangunan berkelanj ut an bagi peningkat an kesej aht eraan,
baik generasi sekarang m aupun generasi yang akan dat ang.
Pasal 4
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas

Huruf c
Cukup j elas
Huruf d
Bidang- bidang lain adalah bidang yang ant ara lain dapat
m endukung ket ert iban kehidupan m asyarakat dan st abilit as nasional
yang dinam is.

Pasal 5
Ayat ( 1)
Pem enuhan hak warga negara t ersebut dapat dilakukan dengan cara
m em bangun sendiri at au dengan cara sewa, m em beli secara t unai at aupun
angsuran, hibah dan cara lain yang sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.
Menem pat i at au m enikm at i rum ah m erupakan pem enuhan hak
sebelum dapat m em iliki rum ah sendiri.
Rum ah yang layak adalah bangunan rum ah yang sekurang- kurangnya
m em enuhi persyarat an keselam at an bangunan dan kecukupan m inim um luas
bangunan sert a kesehat an penghuniannya.
Lingkungan yang sehat , am an, serasi, dan t erat ur adalah lingkungan
yang m em enuhi persyarat an penat aan ruang, persyarat an penggunaan
t anah, pem ilikan hak at as t anah, dan kelayakan prasarana sert a sarana
lingkungannya.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 6
Ayat ( 1)
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m em perj elas hubungan st at us rum ah dan
t anah.
Hal ini diperlukan unt uk m ewuj udkan ket ert iban, dan ket ent eram an
baik dalam pem bangunan rum ah m aupun dalam pem anfaat annya.
Ayat ( 2)
Perj anj ian t ert ulis dim aksud m em uat ket ent uan m engenai:
a.
hak dan kewaj iban pihak yang m em bangun rum ah dan pihak
yang m em iliki hak at as t anah;
b.
j angka wakt u pem anfaat an t anah dan penguasaan rum ah oleh
pihak yang m em bangun rum ah at au yang dikuasakannya.
Dengan dem ikian dapat dicegah hal- hal yang m em ungkinkan
dikuasai at au digunakannya t anah oleh bukan pem ilik hak at as t anah

t anpa bat as wakt u dan penyim pangan dari perat uran perundangundangan di bidang agraria.

Pasal 7
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan m em bangun rum ah at au perum ahan t erm asuk
m em bangun baru, m em ugar, m em perluas rum ah at au perum ahan, dengan
m em pert im bangkan fakt or- fakt or set em pat m engenai keadaan fisik,
ekonom i, sosial dan budaya sert a ket erj angkauan m asyarakat , baik di daerah
perkot aan m aupun di daerah pedesaan.
Pengert ian set iap orang at au badan adalah warga negara I ndonesia
dan badan hukum I ndonesia sert a warga negara asing penduduk I ndonesia
dan badan asing yang berkedudukan di I ndonesia, yang m enurut perat uran
perundang- undangan yang berlaku t elah dibenarkan unt uk m em bangun
rum ah at au perum ahan.
Unt uk m ewuj udkan rum ah yang layak dalam lingkungan yang sehat ,
am an, serasi, dan t erat ur, m aka pem bangunan rum ah at au perum ahan waj ib
m engikut i persyarat an t eknis, ekologis, dan adm inist rat if sert a waj ib
m elakukan pem ant auan dan pengelolaan lingkungan.
Persyarat an t eknis berkait an dengan keselam at an dan kenyam anan
bangunan, dan keandalan sarana sert a prasarana lingkungannya.
Persyarat an ekologis berkait an dengan keserasian dan keseim bangan, baik
ant ara lingkungan buat an dengan lingkungan alam m aupun dengan
lingkungan sosial budaya, t erm asuk nilai- nilai budaya bangsa yang perlu
dilest arikan.
Persyarat an adm inist rat if berkait an dengan pem berian izin usaha, izin
lokasi, dan izin m endirikan bangunan sert a pem berian hak at as t anah.
Pem ant auan lingkungan bert uj uan unt uk m enget ahui dam pak negat if
yang t erj adi selam a pelaksanaan pem bangunan rum ah at au perum ahan,
sedangkan pengelolaan lingkungan bert uj uan unt uk dapat m engam bil
t indakan koreksi bila t erj adi dam pak negat if dari pem bangunan rum ah at au
perum ahan.
Rencana pem ant auan dan pengelolaan lingkungan disusun dan
dilaksanakan dengan m em pert im bangkan t ingkat an dam pak yang t im bul
sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 8
Kewaj iban ini dit ekankan unt uk m ewuj udkan pem anfaat an rum ah sesuai
dengan fungsinya yang ut am a sebagai t em pat t inggal at au hunian dan
pem binaan keluarga dan t idak unt uk keperluan lain.

Pem anfaat an dan penggunaan unt uk keperluan lain yang berbeda
dengan fungsi ut am a rum ah, perlu dicegah agar t idak m enim bulkan
gangguan bagi lingkungan dan t idak m elanggar perat uran yang berlaku.
Kewaj iban pengelolaan dan pem eliharaan diarahkan unt uk m enj aga
keselarasan dengan lingkungan dan sekaligus dim aksudkan unt uk
m ewuj udkan ket ert iban pem anfaat an ruang sesuai dengan rencana t at a
ruang.

Pasal 9
Pem bangunan perum ahan oleh Pem erint ah unt uk m em enuhi kebut uhan
khusus ant ara lain t ransm igrasi, pem ukim an kem bali korban bencana dan
perm ukim an yang t erpencar- pencar. Yang t erm asuk kebut uhan khusus
t ersebut adalah pem bangunan rum ah dinas, sedangkan pem bangunan
perum ahan oleh badan- badan sosial at au keagam aan ant ara lain unt uk
m enam pung orang lanj ut usia ( j om po) , dan yat im piat u.

Pasal 10
Perat uran Pem erint ah ini sekaligus dim aksudkan unt uk m enggant i perat uran
m engenai perum ahan yang dikuasai negara yang berlaku selam a ini, yait u
Burgelij ke Woning Regeling ( St bl. 1934 Nom or 147 j o St bl. 1949 Nom or
338) .

Pasal 11
Ayat ( 1)
Penyusunan kebij aksanaan di bidang perum ahan dan perm ukim an yang
m eliput i penat aan dan pengelolaan sert a ket ert iban penyelenggaraannya
m em erlukan dat a yang bersifat rinci, m enyeluruh, dan dilaksanakan secara
berkala.
Dat a rum ah t ersebut m eliput i berbagai hal m engenai rum ah dan
perum ahan ant ara lain aspek lokasi, kondisi, st at us rum ah dan t anah, sarana
dan prasarananya.
Dat a m engenai set iap unit rum ah dapat dim anfaat kan dalam
m ewuj udkan ket ert iban penat aan dan pengelolaan rum ah, ant ara lain,
bilam ana diperlukan oleh m asyarakat dapat dibuat t anda bukt i pem ilikan
rum ah.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 12
Ayat ( 1)
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m encegah penghunian rum ah t anpa
perset uj uan at au izin pem ilik, dalam rangka m ewuj udkan ket ert iban dan
kepast ian hukum .
Ayat ( 2)
Penghunian m eliput i pem akaian dan penggunaan rum ah sesuai dengan
fungsi ut am a rum ah sebagai t em pat hunian dan pem binaan keluarga, sert a
t idak unt uk keperluan lain.
Yang dim aksud penghunian dengan cara bukan sewa- m enyewa ant ara lain
m eliput i:
a.
penghunian rum ah inst ansi;
b.
penghunian dengan cara m enum pang;
c.
penghunian sem ent ara.
Ayat ( 3)
Perj anj ian t ert ulis penghunian rum ah dengan cara sewa- m enyewa, sekurangkurangnya m em uat ket ent uan m engenai :
a.
besarnya harga sewa;
b.
bat as wak t u sewa- m enyewa;
c.
hak dan kewaj iban penyewa dan pem ilik rum ah.
Perj anj ian t ert ulis penghunian rum ah dengan cara bukan sewam enyewa, sekurang- kurangnya m em uat ket ent uan m engenai:
a.
bat as wakt u penghunian;
b.
hak dan kewaj iban pem ilik dan penghuni rum ah.
Ayat ( 4)
Cukup j elas
Ayat ( 5)
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m enj am in ket ert iban dalam pem anfaat an
rum ah dan m em percepat pengosongan rum ah sewa yang dihuni t anpa hak
agar pem ilik rum ah t erlindungi haknya. Hal t ersebut akan m encipt akan iklim
yang dapat m endorong m asyarakat unt uk m em bangun rum ah sewa.
Ayat ( 6)
Cukup j elas
Ayat ( 7)
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat ( 1)
Pengendalian harga sewa oleh Pem erint ah dim aksudkan agar dapat
diwuj udkan asas ket erj angkauan.

Di dalam ket ent uan ini yang dim aksud dengan kem udahan adalah
bant uan Pem erint ah ant ara lain, berupa kredit pem bangunan perum ahan
dengan bunga yang ringan m aupun bant uan pengadaan prasarana dan
sarana lingkungan.
Besarnya harga sewa rum ah yang dibangun dengan t idak m em peroleh
kem udahan dan bant uan Pem erint ah dit et apkan berdasarkan kesepakat an
ant ara pem ilik rum ah dan penyewa.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 14
Sengket a m engenai pem anfaat an rum ah yang dim aksud adalah yang t erj adi
selam a m asa berlakunya perj anj ian ant ara pem ilik dan penghuni rum ah.
Dengan diundangkannya Undang- undang Nom or 14 Tahun 1970 t ent ang
Ket ent uan- ket ent uan Pokok Kekuasaan Kehakim an, yang ant ara lain di
dalam Pasal 10 dinyat akan bahwa kekuasaan kehakim an dilakukan dalam
lingkungan Peradilan Um um , Peradilan Agam a, Peradilan Milit er, Peradilan
Tat a Usaha Negara, m aka penyelesaian sengket a t ersebut disesuaikan
dengan Undang- undang Nom or 14 Tahun 1970.

Pasal 15
Ayat ( 1)
Pem ilikan rum ah oleh bukan pem ilik hak at as t anah, dengan perset uj uan
t ert ulis pem ilik hak at as t anah, dapat dij adikan j am inan ut ang dengan
dibebani fidusia.
Pem ilikan rum ah oleh pem ilik hak at as t anah, rum ahnya dapat
dij adikan j am inan ut ang dengan dibebani fidusia.
Pem ilikan rum ah oleh pem ilik hak at as t anah, rum ah besert a t anahnya
dapat dij adikan j am inan ut ang dengan dibebani hipot ek.
Ayat ( 2)
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas

Pasal 16
Ayat ( 1)
Cukup j elas

Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan akt a ot ent ik adalah akt a yang dibuat yang
berwenang.

Pasal 17
Peralihan hak m ilik yang dim aksud, dilakukan berdasarkan ket ent uan Pasal
10 Undang- undang Nom or 16 Tahun 1985 t ent ang Rum ah Susun.

Pasal 18
Ayat ( 1)
Pem bangunan rum ah, perum ahan, dan perm ukim an diarahkan dalam
kawasan perm ukim an skala besar dengan perencanaan yang m enyeluruh
dan t erpadu, yang pelaksanaannya. secara bert ahap unt uk m em enuhi
kebut uhan perm ukim an j angka pendek, j angka m enengah, dan j angka
panj ang.
Luas perm ukim an skala besar disesuaikan dengan lokasi dan besarnya
kot a, j um lah penduduk, j um lah unit rum ah, dan luas kawasan perm ukim an.
Ayat ( 2)
Dengan kawasan perm ukim an skala besar yang t ersusun at as sat uan- sat uan
lingkungan perm ukim an m em ungkinkan
Huruf a
1.

2.

penat aan t anah dan ruang lingkungan t em pat t inggal
at au lingkungan hunian dalam berbagai bent uk dan
ukuran, sert a sarana lingkungan secara serasi dan
seim bang;
penat aan j aringan prasarana lingkungan dan sarana
lingkungan secara t erencana dan t erat ur dengan hierarki
yang berj enj ang, yait u:
1)
di daerah perkot aan m em ungkinkan adanya
pengem bangan ket erpaduan sist em j aringan
j alan unt uk angkut an perkot aan yang
selam at , am an, cepat , lancar, t ert ib, t erat ur,
dan m assal dengan sist em j aringan j alan
lingkungan yang m enam pung j asa berbagai
m oda angkut an berkecepat an sedang unt uk
m obilit as m anusia dan/ at au angkut an
barang;
2)
di daerah pedesaan m em ungkinkan adanya
pengem bangan ket erpaduan sist em j aringan
j alan unt uk angkut an ant ar desa dengan
sist em j aringan j alan angkut an int ra desa.

Huruf b
I nt egrasi lingkungan perm ukim an yang sudah ada ke dalam
lingkungan baru berskala besar dim aksudkan unt uk m encegah
t erj adinya lingkungan yang t idak serasi at au yang eksklusif,
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Yang dim aksud dengan wilayah bukan perkot aan adalah wilayah yang
m eliput i kawasan perdesaan dan kawasan yang m em punyai fungsi t ert ent u
yang berada di kawasan budidaya, sepert i ant ara lain kawasan indust ri dan
kawasan pariwisat a.

Pasal 19
Ayat ( 1)
Penet apan kawasan siap bangun dim aksud agar pada j angka wakt u t ert ent u
m endapat perhat ian sesuai dengan skala priorit as dalam pelaksanaan
invest asi prasarana dan sarana lingkungan perm ukim an.
Ayat ( 2)
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas
Huruf c
Jaringan prim er dan sekunder prasarana lingkungan t erdiri at as
j aringan j alan unt uk m em perlancar hubungan ant ar lingkungan,
saluran pem buangan air huj an unt uk m elakukan pem at usan
( drainase) , dan saluran pem buangan air lim bah unt uk
kesehat an lingkungan, dalam kawasan siap bangun.
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Cukup j elas

Pasal 20
Ayat ( 1)
Pengelolaan kawasan siap bangun yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan pada hakikat nya m engubah fungsi dan nilai

t anah sehingga m enyebabkan harga t anah yang t inggi di luar
kem am puan m asyarakat berpenghasilan rendah.
Agar m em ungkinkan m enyerap kem bali kenaikan nilai t anah
t ersebut unt uk m em ulihkan biaya invest asi berbagai prasarana dan
sarana lingkungan dan m em berikan subsidi silang kepada m asyarakat
berpenghasilan rendah, m aka pengelolaan kawasan siap bangun
dilakukan oleh Pem erint ah.
Ayat ( 2)
Mengingat sifat dan fungsinya, sudah selayaknya penyelenggaraan
pengelolaan kawasan siap bangun dilakukan oleh badan usaha m ilik
negara ( BUMN) .
Pem erint ah dapat m em bent uk dan/ at au m enunj uk badan lain di
pusat dan di daerah ( badan usaha m ilik daerah) .
Badan usaha m ilik negara at au badan- badan lain t ersebut dalam
m enyelenggarakan usahanya dit uj ukan unt uk m eningkat kan
kesej aht eraan m asyarakat dan kem anfaat an um um dan t idak sem at am at a unt uk m encari keunt ungan.
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Dalam rangka m eningkat kan peran sert a usaha negara, koperasi dan
swast a dalam penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun,
badan