HUBUNGAN UNSAFE ACTION DAN UNSAFE CONDITION TERHADAP KECELAKAAN KERJA BAGIAN PRODUKSI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014.

UNIVERSITAS ANDALAS

HUBUNGAN UNSAFE ACTION DAN UNSAFE CONDITION TERHADAP
KECELAKAAN KERJA BAGIAN PRODUKSI INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014

Oleh :

GUSTY WAHYUNI
No. BP. 1010333035

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
Skripsi, September 2014

GUSTY WAHYUNI No. BP. 1010333035
HUBUNGAN UNSAFE ACTION DAN UNSAFE CONDITION TERHADAP
KECELAKAAN KERJA BAGIAN PRODUKSI INSTALASI GIZI RUMAH
SAKIT M.DJAMIL PADANG TAHUN 2014
xi+66halaman,15tabel,6gambar,9lampiran

ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan unsafeaction dan
unsafecondition terhadap kecelakaan kerja pada bagian produksi instalasi gizi RSUP
M.Djamil Padang Tahun 2014.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional.Populasinya adalah
seluruhpekerja bagian produksi instalasi gizi rumah sakit M.Djamil Padang Tahun
2014. Jumlah sampel sebanyak 34 orangpekerja , dengan teknik pengambilan sampel
adalah total sampel. Data dikumpulkan dengan kuisioner dan observasi.data
dianalisis dengan uji chi-square.
Hasil
Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir semua pekerja mengalami kecelakaan
kerja (85%), dan lebih dari separuh mengalami kecelakaan kerja sedang (73,52%).

Lebih dari separuh pekerja melakukan tindakan tidak aman (64,7%), dan lebih dari
separuh pekerja berada pada kondisi yang tidak aman (67,6%). Dari hasil uji statistik
diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara unsafeaction dengan
kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi instalasi gizi RSUP M.Djamil Padang
Tahun 2014 (p-value= 0,04) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
unsafecondition dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi instalasi gizi
RSUP M.Djamil Padang Tahun 2014 (p-value= 1,000).
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja bagian
produksi instalasi gizi dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Diharapkan agar pihak
K3RS dapat memberikan pelatihan mengenai tindakan dan berperilaku aman saat
melakukan pekerjaan, serta memperbaiki sarana-prasarana, dan menjalankan
peraturan yang berlaku.
daftar pustaka
kata kunci

: 25 (2003-2014)
: Kecelakaan Kerja, Tindakan Tidak Aman, Kondisi Tidak
Aman.


i

FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY
Undergraduate Thesis, September 2014
GUSTY WAHYUNI, No BP. 1010333035
THE RELATION UNSAFE ACTION AND UNSAFE CONDITION ON
OCCUPATION ACCIDENT IN NUTRIENT INSTALLATION SECTION
PRODUCTION OF M.DJAMIL HOSPITAL, YEAR 2014.
xi+66pages,15tables,6pictures,9appendices

ABSTRACT
Research Objectives
The purpose ofthis study wastodetermine the relation unsafe action and unsafe
condition on occupation accident in nutrient installation product section of M.Djamil
Hospital 2014.
Method
The research was used across-sectional studydesign. The populationwasall worker
nutrient installation product section of M.Djamil Hospital Padang. Total sample is
34worker in product section. The research was used total sampling technical.The

datahas collectedbyquestionnaire and observation. Then, datawere analyzedwithChisquare test.
Result
The results showed that almost all workers got accident (85%), and more than half
got medium-accident (73,52%). Morethan half ofworkerdid unsafe action (64,7%),
and morethanhalf of worker have been in unsafe condition location (67,6%).
Theresults of statistical testis known thatthere is asignificant relationshipbetween
occupational accident with unsafe action on product section worker in nutrient
installation M.Djamil Hospital 2014 (p value = 0,04) and there is no significant
relationship between unsafe condition with occupation accident on product section
worker in nutrient installation M.Djamil Hospital 2014 (p value = 1,000)
Conclusion
It can be concludedthat unsafe action who did by product section worker of nutrient
installation may lead an accident in workplace.We are expected that occupational
health and safety hospital can provide training of safety act and safety behavioral,
then recovery all infrastructur and doing the regulation.

Bibliography
Keywords

: 25 (2003-2014)

: Occupation accident, unsafe action, unsafe condition.

ii

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, layanan medik,
serta penunjang medik dan non medik. Kegiatan di rumah sakit yang begitu
kompleks sangat berpotensi menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan manusia
(pekerja). Untuk itu, perlu diterapkan pelaksanaan kesehatan keselamatan para
pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan.(1)
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal
23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai
risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang. Jika kita perhatikan isi pasal tersebut, jelas bahwa rumah
sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan bermacam ancaman bahaya

yang mampu menimbulkan gangguang terhadap kesehatan, tidak hanya kepada
pekerja tetapi juga kepada pasien dan pengunjung rumah sakit. Maka dari itu,
sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakitmenerapkan upaya-upaya K3 di
rumah sakit.(2)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) merupakan upaya
untuk melindungi keselamatan pekerja untuk mencapai produktivitas kerja yang
optimal di rumah sakit.Upaya tersebut dimaksudkan dengan memberikan jaminan
kesehatan dan keselamatan para pekerja dengan meminimalisir potensi terjadinya

1

2

kecelakaan kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.(3)
Dalam Kepmenkes RI No. 432 Tahun 2007 terdapat hasil laporan dari
National Safety Council(1988)yang menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di
rumah sakit41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi
adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, dan
penyakit infeksi dan lain-lain. Sejumlah kasus dilaporkan mendapatkan

kompensasi pada pekerja rumah sakit, yaitu terkilir 52%; luka memar, jatuh
(crushing), lebam (bruising) : 11%; terpotong, luka terbuka (laceration), tertusuk
(punctures): 10.8%; patah tulang (fractures): 5.6%;multipleinjuries: 2.1%;
thermal burns: 2%; luka goresan (scratches), luka di kulit karena tergores sesuatu
(abrasions): 1.9%; infeksi(infections): 1.3%; dermatitis: 1.2%; dan lain-lain:
12.4%. (4)
Bagian Pelayanan Manusia dan Kesehatan (US Department of Health and
Human Service) tahun 1990 di Amerika Serikat, menyatakan bahwa risiko tinggi
di rumah sakitterdapat pada bagian-bagian berikut; pusat persediaan (central
supply), instalasi gizi (food service), housekeeping, laundry, perawatan mesin
(maintenance engeenering), area kantor (office area), print shops, area rawat inap
(patient care area), laboratorium, dan ruang operasi (surgical service). Hal ini
menunjukan bahwa Instalasi Gizi merupakan salah satu tempat di rumah sakit
yang memiliki potensi bahaya yang berisiko tinggi.(5)
Menurut Danggur Konradus (2006) mengatakan bahwa pelaksanaan
program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja

3


(zero accident) dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.(6)
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
merupakan suatu upaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari bahaya serta pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari Penyakit Akibat Kerja (PAK), dan Kecelakaan Kerja (KK) yang
kemudian dapat meningkatkan efektifitas, efesiensi kerja dan produktivitas kerja.
Dari angka pencatatan ILO (International Labour Organisation) setiap
hari terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal kira-kira 6000
kasus, sementara di Indonesia setiap 100.000 tenaga kerja terdapat 29 orang fatal
akibat kecelakaan kerja. Angka ini menunjuknya bahwa masih tingginya tingkat
kecelakaan kerja yang terjadi umunya di dunia dan khususnya di Indonesia.(7)
Prestasi K3 Indonesia sampai saat ini belum membanggakan, hasil survei
ILO menyatakan bahwa berdasarkan tingkat daya saing karena faktor K3, prestasi
K3 Indonesia berada pada urutan ke 98 dari 100 negara yang disurvei. Angka
kecelakaan kerja dan PAK di Indonesia masih tinggi. Peningkatan angka kasus
kecelakaan kerja bisa dilihat dari data yang diberikan oleh PT Jamsostek, yaitu
pada 2007 ada 83.714 kasus kecelakaan kerja, di 2008 terdapat 94.736 kasus,
tahun 2009 ada 96.314 kasus dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus. Untuk tahun

2011 terdapat 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per
hari. Secara umum, kejadian kecelakaan disebabkan karena dua hal, unsafe
action dan unsafe condition.Dan 80% kasus kecelakaan di Indonesia disebabkan
oleh unsafe action.(8)
Berdasarkan teori Domino yang telah dikembangkan oleh Frank E Bird,
menggolongkan penyebab kecelakaan kerja menjadi sebab langsung dan faktor

4

dasar.Penyebab langsung kecelakaan adalah pemicu yang langsung menyebabkan
tejadinya kecelakaan.Sebab langsung hanyalah sekedar gejala bahwa ada sesuatu
yang tidak baik dalam organisasi yang mendorong terjadinya kondisi tidak
aman.Adanya sebab langsung harus dievaluasi lebih dalam untuk mengetahui
faktor dasar yang turut mendorong terjadinya kecelakaan. Sedangkan penyebab
tidak langsung merupakan faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap
kejadian kecelakaan tersebut.(9)
Kecelakaan kerja pada petugas kesehatan dan petugas non-kesehatan di
Indonesia belum tercatat dengan baik.Jika dipelajari angka kecelakaan kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan
peningkatan.Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi kejadian tersebut yakni

kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang tidak
memenuhi standar.Tidak sedikit pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga
tidak menggunakan alat-alat pelindung diri (APD) walaupun sudah disediakan.
Rumah Sakit adalah fasilitas kesehatan yang kompleks. Salah satunya
adalah Rumah Sakit M.Djamil ber-Tipe B yang memiliki kegiatan yang cukup
padat dalam melakukan pelayanan yang kompleks terhadap pasien. Dilihat dari
waktu pelayanan 24 jam dalam sehari dan membutuhkan SDM yang tidak sedikit,
sangat besar potensi kecelakaan kerja akan terjadi. Terlebih kepada pelayanan
rawat inap pasien di Rumah Sakit, salah satunya adalah pelayanan dari Instalasi
Gizi.
Pelayanan instalasi gizi di rumah sakit merupakan pelayanan yang
diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien.Kegiatan yang dilakukan di
instalasi gizi meliputi kegiatan penyelenggaraan makanan, pelayanan gizi di ruang
rawat, penyuluhan konsultasi dan rujukan gizi, dan penelitian dan pengembangan

5

gizi.Kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi kegiatan perencanaan menu,
persiapan bahan, pengolahan makanan, sampai pendistribusian makanan kepada
pasien.Pada kegiatan persiapan dan pengolahan bahan inilah terdapat banyak

potensi terjadinya kecelakaan pada pekerja di instalasi Gizi.(10)
Dari hasil laporan rekapitulasi kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di
Instalasi Gizi RS.M.Djamil Padang pada tahun 2011-2013, kecelakaan yang
terjadi di instalasi gizi mengalami fluktuatif kejadian kecelakaan kerja, dan
peningkatan terjadi dari tahun 2012 ke tahun 2013.Pada tahun 2011 terdapat 24
kasus kecelakaan kerja, tahun 2012 terdapat 11 kasus dan tahun 2013 terdapat 21
kasus kejadian kecelakaan kerja.(11)
Kegiatan pelayanan yang berlangsung di instalasi gizi meliputi; pengadaan
dan penyediaan makanan, pelayanan gizi ruang rawat inap, penyuluhan dan
konsultasi diet, serta penilaian dan pengembangan gizi terapan. Tahapan
pelayanan pengadaan dan penyediaan makanan ini merupakan serangkaian
kegiatan yang dimulai dari perencanaan macam dan jumlah bahan makanan,
pengadaan bahan makanan, hingga proses penyediaan makanan matang bagi
pasien di ruang perawatan, yang memungkinkan para pekerja yang melakukan
proses produksi memiliki potensi bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pekerja yang melakukan proses
produksi meliputi kegiatan memotong, membersihkan, mengiris, mengupas,
mencuci, menumbuk, menggiling, dan lain-lainnya.(12)
Jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di instalasi gizi adalah
jari terpotong, terkena minyak panas, kulit yang melepuh akibat luka bakar, dan
terpeleset.Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

6

dengan tujuan mengetahui hubungan unsafe action dan unsafecondition di
instalasi gizi rumah sakit M.Djamil, Padang.(11)

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada HubunganUnsafe Action dan
Unsafe Condition terhadapKejadian Kecelakaan Kerjadi Bagian Produksi Instalasi
Gizi Rumah Sakit M. Djamil Padang Tahun 2014?”

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
UnsafeAction dan UnsafeCondition terhadap kejadiankecelakaan kerja pada
pekerja bagian produksi Instalasi Gizi Rumah Sakit M. Djamil Padang Tahun
2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi kecelakaan kerja pada pekerja bagian
produksi Instalasi Gizi RS. M.Djamil Padang
2. Mengetahui distribusi frekuensi unsafe action pada pekerja bagian
produksi Instalasi Gizi RS M.Djamil Padang
3. Mengetahui distribusi frekuensi unsafe condition pada pekerja bagian
produksi Instalasi Gizi RS M.Djamil Padang
4. Mengetahui hubungan unsafe action dengan kejadian kecelakaan kerja
bagian produksi Instalasi Gizi Rumah Sakit M.Djamil Padang
5. Mengetahui hubungan unsafe condition dengan kejadian kecelakaan kerja
bagian produksi Instalasi Gizi Rumah Sakit M.Djamil Padang

7

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menemukan hubungan
unsafeaction dan unsafe conditiondengan kecelakaan kerja pada karyawan
bagian produksi Instalasi Gizi Rumah Sakit M. Djamil Padang tahun 2014
2. Untuk

memberikan

mempersiapkan,

kemampuan

mengumpulkan,

lebih

kepada

mengolah,

peneliti

menganalisis,

dalam
dan

menginformasikan data yang diperoleh
3. Sebagai bahan tambahan referensi ilmu kesehatan masyarakat khususnya
di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.
1.4.2 Bagi Praktis
1. Bagi Instalasi Gizi Rumah Sakit M. Djamil Padang
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan
pemikiran bagi pihak Instalasi Gizi agar lebih memperhatikan tindakan
dan kondisi yang aman pada setiap pekerja serta dapat melakukan tindakan
pencegahan kecelakaan.
2. Bagi Tenaga Kerja
Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai
tindakan dan kondisi yang aman dalam melakukan pekerjaan serta dapat
mencegah kecelakaan kerja terkait tindakan dan kondisi yang tidak aman
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam membuat
penulisan karya tulis ilmiah khususnya yang berhubungan dengan
kecelakaan kerja pada pekerja sehingga ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan dapat diaplikasikan.

8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah kecelakaan kerja yang diteliti
dan dapat diamati oleh panca indra sepertiterjatuh, terpeleset, terpotong benda
tajam, terciprat minyak panas, dan luka bakar.Unsafe Action adalah tindakan tidak
aman yang dilakukan oleh pekerja seperti bekerja terburu-buru, menggunakan alat
yang rusak, tidak ergonomis dan tidak sesuai standar, merokok saat bekerja
hingga menggunakan alat komunikasi saat bekerja.Sedangkan UnsafeCondition
adalah konsidi yang tidak aman dimana terdapat keadaan yang dapat
membahayakan pekerja, seperti lantai licin atau berlubang, tidak memiliki SOP,
kurang ventilasi dan penerangan, dll.Serta melihat hubungan UnsafeAction dan
UnsafeConditionyang ada di lingkungan Instalasi Gizi Rumah Sakit M.Djamil
Padang khususnya di bagian produksi.