PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT.

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI
AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam
Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
ARINI MUSTIKA DEWI
0913010128 / FE / AK

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI


PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT

Yang diajukan
Arini Mustika Dewi
0913010128/FE/AK

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si

Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, Ms

NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT
Disusun Oleh :
Arini Mustika Dewi
0913010128/FE/AK
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing:
Pembimbing Utama


Tim Penguji:
Ketua

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si
Sekretaris

Drs. Ec. Muslimin, M.Si
Anggota

Drs. Ec. Sjafii, Ak., MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM
NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya,
penulis

dapat

menyelesaikan

KOMPETENSI

DAN

skripsi

yang

INDEPENDENSI


berjudul

“PENGARUH

AUDITOR

TERHADAP

KUALITAS AUDIT”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program
S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini
banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang telah
memberikan

segala

bantuan,


dorongan

dan

saran

dari

awal

hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini
izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus dan penghormatan
yang tinggi kepada :
1. Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama
menyusun skripsi ini.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah berkenan memberikan ilmunya dan
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa restu, kasih
sayang, dukungan moril dan materiil selama kuliah hingga penyelesaian
skripsi ini.
6. Rizka Elis S., Nidya Laras M., Desy Anggraeni S., Anis Paramitha S.,
Setyaningsih, Sesza Vilisia P. serta sahabat-sahabat lainnya yang telah
menjadi sahabat seperjuangan, teman diskusi dan banyak memberikan
dukungan, doa dan perhatian kepada penulis selama proses penyelesaian
skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan di masa mendatang dan pengembangan ilmu pengetahuan. Besar
harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis lain dan para
pembaca.
Surabaya, Mei 2013
Arini Mustika Dewi

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….

i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………


iii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………...

vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..

viii

ABSTRAKSI ………………………………………………………………

ix

BAB

BAB

I


PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah …………………………………...

1

1.2

Rumusan Masalah …………………………………...........

5

1.3

Tujuan Penelitian ………………………………….............

6


1.4

Manfaat Penelitian …………………………………...........

6

II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………...

7

2.2

Landasan Teori …………………………………................

8

2.2.1

Auditing …………………………………..............

8

2.2.1.1

Pengertian Auditing ……………………

8

2.2.1.2

Tujuan Auditing ……………………….

10

2.2.1.3

Standar Auditing ……………………….

12

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB

2.2.1.4

Standar Profesional Akuntan Publik ….

14

2.2.1.5

Tahap-Tahap Pelaksanaan Audit ………

16

2.2.1.6

Jenis-Jenis Auditing ……………………

18

2.2.1.7

Jenis-Jenis Auditor …………………….

19

2.2.1.8

Jenis-Jenis Pendapat Auditor ………….

21

2.2.2

Kompetensi ……………….………………………

25

2.2.3

Independensi ……………….……………………..

26

2.2.4

Kualitas Audit ……………….……………………

28

2.2.5

Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit ….

31

2.2.6

Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit …

31

2.2.7

Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap
Kualitas Audit ……………….……………………

32

2.3

Kerangka Pikir ……………….……………….……………

33

2.4

Hipotesis ……………….……………….………………….

34

III

METODE PENELITIAN

3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel …………...

35

3.1.1

Definisi Operasional ……………….……………..

35

3.1.2

Pengukuran Variabel ……………….……………..

36

Teknik Penentuan Sampel ……………….………………...

37

3.2.1

37

3.2

Populasi ……………….……………….………….

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.2

Sampel ……………….……………………………

38

Teknik Pengumpulan Data ……………….………………..

39

3.3.1

Jenis Dan Sumber Data ……………….…………..

39

3.3.2

Metode Pengumpulan Data ………………………

39

Uji Kualitas Data ……………….……………….…………

39

3.4.1

Uji Validitas Data ……………….………………...

39

3.4.2

Uji Realibilitas ……………….…………………...

40

3.4.3

Uji Normalitas ……………….……………………

41

3.5

Uji Asumsi Klasik ……………….……………….………..

41

3.6

Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ……………….…….…

43

3.6.1

Teknik Analisis ……………….…………………..

43

3.6.2

Uji Hipotesis ……………….……………………..

44

3.6.2.1

Uji Kesesuaian Model …………………

44

3.6.2.2

Uji Parsial ……………….……………..

45

3.3

3.4

BAB

IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Obyek Penelitian ………………………………..

46

4.2

Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………

49

4.3

Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas …………………

52

4.3.1

Uji Validitas ……………………………………..

52

4.3.2

Uji Reliabilitas …………………………………..

54

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.3
4.4

4.5

55

Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ……..

56

4.4.1

Uji Autokorelasi …………………………………

56

4.4.2

Uji Multikolinierittas ……………………………

56

4.4.3

Uji Heteroskedastisitas …………………………

57

Analisis dan Pengujian Hipotesis ………………………….

58

4.5.1

Persamaan Regresi ………………………………

58

4.5.2

Pengujian Hipotesis dengan Uji Kesesuaian
Model (Uji F) ……………………………………

60

Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t) ….

62

4.6

Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………

63

4.7

Keterbatasan Penelitian ……………………………………

66

V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan ………………………………………………...

68

5.2

Saran ……………………………………………………….

69

4.5.3

BAB

Uji Normalitas …………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT
Oleh :
ARINI MUSTIKA DEWI
Abstr ak
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Akuntan
publik berfungsi sebagai pihak yang menilai atas kewajaran laporan keuangan
perusahaan apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU).
Dari hasil auditnya tersebut kemudian auditor akan menyampaikan penilaian atas
kewajaran laporan keuangan melalui opini atau pendapat yang disajikan dalam
“Laporan Auditor Independen”. Dari profesi akuntan publik ini masyarakat
mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Auditor harus bersikap
independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum (terkecuali untuk auditor internal).
Pertanyaan tentang kualitas audit yang dilakukan akuntan publik oleh
masyarakat bertambah besar setelah terjadi beberapa kasus yang berkaitan dengan
hasil audit para akuntan publik. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat
akuntan publik harus memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Hendaknya
seorang auditor dapat meningkatkan potensi diri tersebut baik secara formal maupun
informal untuk memenuhi tanggung jawab kualitas audit yang dilakukannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi dan
independensi auditor terhadap kualitas audit.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 68 auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya Timur. Sedangkan sumber data yang
digunakan berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 22 Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Surabaya Timur. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer,
yang menggunakan program SPSS.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan
terdapat pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dari
auditor yang bekerja di KAP Surabaya Timur teruji kebenarannya.
Keyword : Kompetensi, Independensi Auditor , dan Kualitas Audit

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT
By :
ARINI MUSTIKA DEWI
Abstr act
Profession public accountant is profession of public confidence. Public
accounting serves as the party assesses the reasonableness of the company’s financial
statements have been in accordance with Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP). From the results, the auditor will pass judgement on the fairness of financial
reporting through the opinion or opinion that served in “Report of Independent
Auditor”. From this public accountant society expects the non-impartial assessment
of information presented by management in the financial statements. The auditors
must be independent, this means not easily influenced, because he has carried out the
job a general interest (exception for internal auditor).
Questions about the quality of an audit conducted by the public accountant
grew after several cases relating to the audit results from the public accountant. To
restore public confidence, public accountants should pay attention to the quality of
the audit. A auditors should be able to improve their potential either in formal and
informal to fulfill the responsibility of audit quality. This research was meant to find
out the influence of competence and independence from auditors against the quality
of the audit.
Samples used in this research is 68 auditor who work in the office of the public
accountant in East Surabaya. While the source of the data used come from answers of
the questionnaire that presented in 22 public accountant office in Surabaya. The data
obtained were analyzed using multiple linear regression analysis technique with
computer tools, using the SPSS program.
From the analysis results can be concluded that a hypotheses which said there
were the influence of competence and independence of auditor against the quality of
an audit from an auditor who work in East Surabaya tested the truth.
Keyword : Kompetensi, Independensi Auditor , dan Kualitas Audit

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH
Profesi auditor akhir-akhir ini menunjukkan perkembangannya. Hal ini
disebabkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat usaha akan
pentingnya jasa akuntan. Tujuan utama dari keberadaan auditor adalah untuk
melakukan pemeriksaan (audit) yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
para pemakainya.
Laporan

keuangan

yang

disajikan

oleh

manajemen

perusahaan

merupakan refleksi dari kondisi perusahaan secara umum tentang kinerja
manajemen

dalam

mempertanggungjawabkan

pengelolaan

dana

yang

diinvestasikan oleh pemilik, dan kondisi perusahaan secara khusus mengenai
tingkat posisi keuangan perusahaan. Informasi yang tersaji dalam laporan
keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomis. Oleh karena itu,
informasi yang tersaji harus dapat diandalkan, akurat dan terpercaya. Agar
informasi dalam laporan keuangan dapat dipercaya, maka dibutuhkan suatu
pengesahan oleh pihak ketiga yang independen untuk menjembatani berbagai
kebutuhan para pihak yang berkepentingan. Pihak ketiga yang dipercaya untuk
melakukan audit atas laporan keuangan suatu perusahaan adalah auditor.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Auditor berfungsi sebagai pihak yang menilai atas kewajaran laporan
keuangan perusahaan apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku
Umum (PABU). Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus melaksanakan
audit menurut ketentuan yang ada pada standar auditing yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar auditing tersebut meliputi (1)
Standar Umum, (2) Standar Pekerjaan Lapangan dan (3) Standar Pelaporan.
Standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang auditor, dimana auditor diharuskan memiliki keahlian dan pelatihan
yang cukup dalam melaksanakan program audit. Standar pekerjaan lapangan
berkaitan dengan kriteria dan ukuran mutu kinerja auditor dalam melakukan
pelaporan (Anonim, Standar Profesional Akuntan Publik, 2001). Sedangkan
standar pelaporan yaitu auditor harus memeriksa apakah manajemen
perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan telah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia (IAI, 2001:400).
Seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak
semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak
lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yang telah diaudit
tersebut. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan para
pemakai laporan keuangan lainnya, auditor dituntut untuk memiliki kompetensi
yang memadai (Herawaty dan Susanto, 2008). Kepercayaan yang besar dari
pemakai laporan keuangan yang telah diaudit atau jasa lainnya yang diberikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

oleh auditor ini mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya.
Dari hasil akhir audit yang dilakukan, auditor akan menyampaikan
penilaian atas kewajaran laporan keuangan melalui opini atau pendapat yang
disajikan dalam “Laporan Auditor Independen”.
Masyarakat mengharapkan penilaian auditor yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan. Auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum
(terkecuali untuk auditor internal).
Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun
terakhir. Mulai dari perusahaan-perusahaan besar di Amerika seperti Enron,
Tyco, Global Crossing, dan Worldcom sampai dengan perusahaan besar di
Indonesia seperti Kimia Farma, Bank Lippo dan PT. Kereta Api Indonesia
(KAI). Kasus yang terjadi pada PT. KAI dimulai dari Komisaris PT KAI yang
mengungkapkan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut di mana
seharusnya perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan.
Menurut Hekinus Manao, salah satu komisaris PT KAI, ada sejumlah pos yang
sebetulnya harus dinyatakan sebagai beban bagi perusahaan tetapi malah
dinyatakan masih sebagai aset perusahaan. Jadi ada trik akuntansi. Ia
menyebutkan, hingga kini dirinya tidak mau menandatangani laporan keuangan
itu

karena

adanya

ketidakbenaran

dalam laporan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

keuangan

BUMN

4

perhubungan itu. Hekinus Manao mengetahui bahwa laporan yang diperiksa
oleh auditor itu tidak benar karena ia sedikit banyak mengerti akuntansi, yang
mestinya rugi dibuat laba.
Selain fenomena di atas, kredibilitas auditor juga dipertanyakan dengan
adanya kasus yang menimpa Telkom. Kasus Telkom tentang tidak diakuinya
KAP Eddy Pianto oleh SEC, dimana SEC tentu memiliki alasan khusus
mengapa mereka tidak mengakui keberadaan KAP Eddy Pianto. Hal tersebut
bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh
auditor masih diragukan oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi
merupakan dua karakteristik yang harus dimiliki oleh auditor (Alim dkk, 2007).
Pertanyaan masyarakat mengenai kualitas audit yang dilakukan auditor
bertambah besar setelah terjadi beberapa kasus yang berkaitan dengan hasil
audit para auditor. Hal ini bisa kita lihat pada kasus yang terjadi pada tahun
2009, yaitu adanya sanksi pembekuan yang diberikan oleh Menteri Keuangan
terhadap beberapa KAP dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Keuangan, Sri
Mulyani, membekukan ijin dua akuntan publik (AP) dan satu kantor akuntan
publik (KAP). Mereka adalah KAP Atang Djaelani dan AP Muhammad Zen
serta AP Rutlat Hidayat. Izin KAP Atang Djaelani dikenai pembekuan izin
selama 3 bulan melalui KMK Nomor 877/KM.1/2008 terhitung mulai tanggal
17 Desember 2008. KAP tersebut telah dikenai sanksi peringatan sebanyak 3
kali dalam jangka waktu 48 bulan terakhir, pelanggaran yang telah dilakukan
yaitu tidak menyampaikan laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan KAP

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

tahun takwin 2004 dan 2007, sehingga berpengaruh cukup signifikan terhadap
kualitas audit yang diberikan oleh KAP Atang Djaelani.
Kejadian-kejadian tersebut menyebabkan timbulnya keraguan atas
kredibilitas auditor dan juga beberapa pertanyaan yang muncul mengenai
apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh auditor yang
mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun
auditor justru ikut mengamankan praktik manipulasi tersebut. Tentu saja jika
yang terjadi adalah auditor tidak dapat mendeteksi trik rekayasa laporan
keuangan, maka masyarakat akan mepertanyakan seberapa tinggi kompetensi
dan independensi auditor saat ini, dan apakah kompetensi dan independensi
berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
ter hadap Kualitas Audit”.

1.2

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalahnya adalah :
a. Apakah kompetensi auditor berpengaruh secara positif terhadap kualitas
audit di Surabaya ?
b. Apakah independensi auditor berpengaruh secara positif terhadap kualitas
audit di Surabaya ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.3

TUJ UAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh kompetensi
auditor terhadap kualitas audit di Surabaya.
b. untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh independensi
auditor terhadap kualitas audit di Surabaya.

1.4

MANFAAT PENELITIAN
1.

Kegunaan Teoritis
a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris
tentang pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit
akuntan publik di Surabaya.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
sumbangan

konseptual

mengembangkan

ilmu

bagi

peneliti

pengetahuan

sejenis

dalam

rangka

untuk perkembangan

dan

kemajuan dunia pendidikan.
2. Kegunaan Praktis
a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi auditor independen dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya.
b. Sebagai bahan evaluasi bagi para akuntan publik sehingga dapat
meningkatkan kualitas auditnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Masyarakat mengharapkan auditor memiliki penilaian yang bebas dan
tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajamen perusahaan
dalam bentuk laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan
keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh auditor sehingga
mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya.
Berbagai penelitian tentang kompetensi, independensi dan kualitas audit
yang pernah dilakukan menghasilkan temuan yang berbeda. Beberapa
penelitian sebelumnya yang dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.

Feny Ilmiyati dan Yohanes Suhardjo (2012)
Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Akuntabilitas dan
Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit” dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh akuntabilitas (motivasi, kewajiban sosial) terhadap
kualitas audit serta untuk mengetahui pengaruh kompetensi (pengetahuan,
pengalaman kerja) terhadap kualitas audit.
Berdasarkan

analisis

penelitian,

dapat

disimpulkan

bahwa

akuntabilitas dan kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

audit. Sehingga motivasi dan implementasi pertanggungjawaban sosial
dalam diri auditor yang lebih besar serta kompetensi yang baik dari
akuntan akan membuat semakin baiknya kualitas audit yang dihasilkan
auditor.
b.

Harvita Yulian Ayuningtyas dan Sugeng Pamudji (2012)
Mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas
Hasil Audit (Studi Kasus pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di
Jawa Tengah”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengalaman kerja,
independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi berpengaruh secara
positif terhadap kualitas hasil audit. Dan hasil dari penelitian ini adalah
objektivitas, integritas dan kompetensi berpengaruh secara signifikan
terhadap

kualitas

hasil

audit,

sedangkan

pengalaman

kerja dan

independensi tidak berpengaruh secara signifikan.

2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 Auditing
2.2.1.1 Penger tian Auditing
Ditinjau dari sudut auditor, auditing adalah pemeriksaan secara
obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan
tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan
secara wajar dan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Menurut Agoes (2004:3), auditing merupakan suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatancatatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Sedangkan menurut Arens dan Loebbecke (2003:15), auditing adalah
pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilaksanakan
oleh seseorang yang kompeten dan independen.
Tujuan akhir dari proses auditing adalah menghasilkan laporan audit.
Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk menyampaikan
pernyataan atau pendapatnya kepada para pemakai kaporan keuangan,
sehingga dapat dijadikan acuan bagi pemakai laporan keuangan dalam
membaca sebuah laporan keuangan.
Selanjutnya menurut Mulyadi (2002:9), auditing adalah suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa auditing
merupakan suatu proses pemeriksaan laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, yang dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen
dengan tujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.

2.2.1.2 Tujuan Auditing
Tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan oleh auditor
independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dengan dibuatnya laporan akuntan, ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh oleh tiga kelompok dasar, yaitu (Agoes, 2004) :
1.

Bagi pihak yang diaudit
a.

Menambah Kredibilitas laporan keuangannya sehingga laporan
tersebut dapat dipercaya untuk kepentingan pihak luar entitas
seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

b. Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan yang diaudit.
c.

Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan
Surat Pemberitahuan Pajak yang diserahkan kepada Pemerintah.

d. Membuka pintu bagi masuknya sumber- pembiayaan dari luar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

e.

Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan
keuangan.

2.

Bagi anggota lain dalam dunia usaha
a.

Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur atau para
rekanan untuk mengambil keputusan pemberian kredit.

b. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan
asuransi

untuk

menyelesaikan

klaim

atas

kerugian

yang

diasuransikan.
c.

Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon
investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan
manajemen

d. Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak
yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan
tunjangan.
e.

Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para
langganan atau klien untuk menilai profitabilitas atau Audit
Finansial, Audit Manajemen, dan Sistem Pengendalian Intern
perusahaan itu, efisiensi operasionalnya, dan keadaan keuangannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

3.

Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak di bidang hukum
a.

Memberikan

tambahan

kepastian

yang

independen

tentang

kecermatan dan keandalan laporan keuangan.
b. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak
di bidang hukum untuk mengurus harta warisan dan harta titipan,
menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan dan insolvensi, dan
menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan dengan cara
semestinya.
c.

Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan
Undang-Undang Keamanan Sosial.

2.2.1.3 Standar Auditing
Standar auditing menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAPI,
2011:150.1) yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Publik
Indonesia adalah sebagai berikut :
1.

Standar Umum
a.

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam

semua

hal

yang

berhubungan

dengan

perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

c.

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.

2.

Standar Pekerjaan Lapangan
a.

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
c.

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.

3.

Standar Pelaporan
a.

Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c.

Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan

tidak dapat

diberikan,

maka

alasannya

harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung yang dipikul oleh auditor.

2.2.1.4 Standar Profesional Akuntan Publik
Ada lima macam standar profesional yang diterbitkan oleh Dewan
sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik (Mulyadi, 2002:35), yaitu :
1.

Standar Auditing
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan
historis yang terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedomanpedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam
melaksanakan perikatan audit.

2.

Standar Atestasi
Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang
diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis maupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam jasa nonaudit. Standar
atestasi terdiri dari sebelas standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT).
3.

Standar Jasa Akuntansi dan Review
Standar ini memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar ini
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review
(PSAR).

4.

Standar Jasa Konsultasi
Standar ini memberikan panduan bagi akuntan publik dalam penyediaan
jasa konsultasi bagi masyarakat. Jasa konsultasi pada hakikatnya
berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap asersi pihak ketiga.
Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu kesimpulan
mengenai keandalan suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab
pihak lain, yaitu pembuat asersi. Dalam jasa konsultasi, para praktisi
menyajikan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Umumnya, pekerjaan
jasa konsultasi dilaksanakan untuk kepentingan klien.

5.

Standar Pengendalian Mutu
Standar ini memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam
melaksanakan pengendalian mutu jasa yang dihasilkan oleh kantornya
dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan
Akuntan Indonesia.

2.2.1.5 Tahap-Tahap Pelaksanaan Audit
Menurut Mulyadi (2002:121), proses audit atas laporan keuangan
dibagi menjadi empat tahap berikut ini :
1.

Penerimaan Perikatan Audit
Langkah awal pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit
dari calon klien atau untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan
audit dari klien berulang. Enam langkah yang perlu ditempuh oleh
auditor di dalam mempertimbangkan penerimaan perikatan audit dari
calon kliennya, yaitu :
a.

Mengevaluasi integritas manajemen

b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa
c.

Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit

d. Menilai independensi
e.

Menentukan

kemampuan

untuk

menggunakan

profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan
f.

Membuat surat perikatan audit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kemahiran

17

2.

Perencanaan Audit
Setelah menerima penugasan audit dari klien, langkah berikutmya
adalah perencanaan audit. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh, yaitu :
a.

Memahami bisnis dan industri klien

b. Melaksanakan prosedur analitik
c.

Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

d. Mempertimbangkan risiko bawaan
e.

Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama

3.

f.

Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

g.

Memahami pengendalian intern klien.

Pelaksanaan Pengujian Audit
Tahap ini disebut juga dengan pekerjaan lapangan yang tujuan utamanya
adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas pengendalian
intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien.

4.

Pelaporan Audit
Langkah akhir dari suatu proses pemeriksaan auditor adalah pelaporan
audit. Ada dua langkah penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam
pelaporan audit yaitu menyelesaikan audit dengan meringkas semua
hasil pengujian dan menarik kesimpulan serta menerbitkan laporan
audit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.1.6 J enis-J enis Auditing
Menurut Agoes (2004:9), jenis audit ditinjau berdasarkan :
1.

Luas pemeriksaan, audit dibedakan menjadi :
a.

General Audit (Pemeriksaan Umum)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan
oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan
pendapat

mengenai

kewajaran

laporan

keuangan

secara

keseluruhan.
b. Special Audit (Pemeriksaan Khusus)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee)
yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir
pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang
diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa,
karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas.
2.

Jenis pemeriksaan, audit dibedakan menjadi :
a.

Management Audit (Pemeriksaan Operasional)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan
ekonomis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan
sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun
pihak extern. Pemeriksaan bisa dilakukan oleh KAP maupun
Bagian Internal Audit.
c.

Internal Audit (Pemeriksaan Intern)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah
ditentukan. Laporan internal audit berisi temuan pemeriksaan
mengenai

penyimpangan

dan

kecurangan

yang

ditemukan,

kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran perbaikannya.
d. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansi dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing)
system. Metode yang bisa dilakukan auditor :
1.

Audit around the computer

2.

Audit through the computer

2.2.1.7 J enis-J enis Auditor
Menurut Mulyadi (2002:28-29), jenis-jenis auditor ada tiga, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

1.

Auditor Independen adalah auditor profesional yang menyediakan
jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas
laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi
keuangan.

2.

Auditor Pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi
pemerintah

yang

tugas

pokoknya

melakukan

audit

atas

pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi
atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang
ditujukan kepada pemerintah. Umumnya yang disebut auditor
pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), serta instansi pajak.
3.

Auditor Intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya
adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2.1.8 J enis-J enis Pendapat Auditor
Menurut Agoes (2004:49) terdapat lima jenis pendapat akuntan, yaitu :
1.

Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
standar auditing yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti
yang terdapat dalam standar professional akuntan publik, dan telah
mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup untuk mendukung
opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.

2.

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified
Opinion With Explanatory Language)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang
mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan
audit, meskipun tidak memengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian
yang dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut meliputi :
a.

Pendapat

wajar

sebagian

didasarkan

atas

laporan

auditor

independen lain
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena
keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia
c.

Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan
auditor yakin tentanng adanya kesangsian mengenai kelangsungan
hidup

entitas

namun

setelah

mempertimbangkan

rencana

manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen
tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan
mengenai hal itu telah memadai
d. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material
dalam

penggunaan

prinsip

akuntansi

atau

dalam

metode

penerapannya
e.

Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas
laporan keuangan komparatif

f.

Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak
direview

g.

Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI Dewan Standar
Akuntansi Keuangan

telah dihilangkan,

yang penyajiannya

menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan
tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang
berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat
menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan
tersebut
h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan
yang diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.
3.

Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat ini dinyatakan bilamana :
a.

Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia
tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia
perkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat

b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansii yang berlaku umum di
Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk
tidak menyatakan pendapat tidak wajar
c.

Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia
harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau
lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf
pendapat. Ia juga harus mencantumkan bahasa pengecualian yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

sesuai dan menunjuk ke paragraf penjelasan di dalam paragraf
pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian harus berisi kata
kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa seperti kecuali untuk
atau dengan pengecualian untuk.
4.

Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus
menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam
laporannya (a) semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar dan
(b) dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak
wajar

terhadap

laporan

keuangan,

jika

secara

praktis

untuk

dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara
beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu.
5.

Per nyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Dalam hal ini auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan
keuangan. Pernyataan ini diberikan jika auditor tidak melaksanakan
audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat
harus diberikan karena auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa
terdapat penyimpangan material dari prinsip akuntansi yang berlaku

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

umum di Indonesia. Jika pernyataan ini diberikan karena adanya
pembatasan lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf
terpisah semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya
tersebut. Ia harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

2.2.2 Kompetensi
Menurut kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Safitri (2010),
kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja
yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi
ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan
ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan
tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Kompetensi juga merupakan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan
pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non
rutin. Definisi kompetensi dalam bidang auditing pun sering diukur dengan
pengalaman.
Dalam standar umum yang pertama dijelaskan bahwa audit harus
dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
Menurut Arens dan Loebbecke (2003), seorang auditor harus memiliki
kemampuan (kompetensi) memahami kriteria yang digunakan serta mampu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

menentukan jumlah bukti yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang
akan diambilnya. Dengan kompetensi yang dimilikinya, mereka dapat
melaksanakan audit dengan efisien dan efektif.
Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang
dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam
melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli
di bidang akuntansi dan auditing (Christiawan, 2002:83).
Jadi kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh
akuntan publik di bidang auditing dan akuntansi yang diperolehnya melalui
pendidikan formal (universitas) dan pengalaman praktik dalam auditing. Selain
itu, akuntan publik harus mampu memperoleh bahan bukti yang dibutuhkan
untuk mendukung laporan audit yang dibuatnya dan dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh kliennya.

2.2.3 Independensi
Independensi menurut Arens dan Loebbecke (2003:84) adalah :
“Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam
pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan penyusunan laporan
audit”.
Menurut Arens dan Loebbecke (2003:84), sikap mental independen
tersebut meliputi :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

1.

Independen dalam fakta (in fact)
Independen dalam fakta akan ada apabila pada kenyataannya auditor
mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan
auditnya.

2.

Independen dalam penampilan (in appearance)
Independen dalam penampilan adalah hasil interprestasi pihak lain
mengenai independensi ini.
Sedangkan menurut Mulyadi (2002:26), independensi dapat diartikan

sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fak