Bogor Dalam Angka 2011

Sejarah Singkat Kota Bogor

SEJARAH KOTA BOGOR
Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging
pohon kawung yang biasa dijadikan sagu ( di daerah Bekasi).
Dalam bahasa Jawa “ Bogor” berarti pohon kawung dan kata kerja
“dibogor” berarti disadap. Dalam bahasa Jawa Kuno, “pabogoran”
berarti kebun kawung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut
Coolsma, L “ Bogor” berarti “droogetaple kawoeng” (pohon enau
yang telah habis di sadap) atau “bladerlooze en taklooze boom”
(pohon yang tak berdaun dan tak bercabang). Jadi sama dengan
pengertian kata “pugur” atau “pogor”. Akan tetapi dalam bahasa
Sunda “mugran” dengan “mogoran” berbeda arti. Yang pertama
dikenakan kepada pohon yang mulai berjatuhan daunnya karena
menua, yang kedua berarti bermalam di rumah wanita dalam makna
yang kurang susila. Pendapat desas-desus bahwa Bogor itu berarti
“pamogaran” bisa dianggap terlalu iseng.
Setelah sekian lama hilang dari percaturan historis yang
berarti kurang lebih selama satu abad sejak 1579, kota yang pernah
berpenghuni 50.000 jiwa itu menggeliat kembali menunjukkan ciriciri kehidupan. Reruntuhan kehidupannya mulai tumbuh kembali
berkat ekspedisi berturut-turut dilakukan oleh Scipio pada tahun

1687, Adolf Winkler tahun 1690 dan Abraham van Riebeeck tahun

Kota Bogor Dalam Angka 2010

Sejarah Singkat Kota Bogor

1704 dan 1709. Dalam memanfaatkan wilayah yang dikuasainya,

1705), walaupun secara resmi penggabungan distrik-distrik baru

VOC perlu mengenal suatu wilayah tersebut terlebih dahulu. Untuk

terjadi pada tahun 1745.

meneliti wilayah yang dimaksud, dilakukan ekspedisi pada tahun

Pada tahun 1745 Bogor ditetapkan sebagai Kota Buitenzorg

1687 yang dipimpin Sersan Scipio dibantu oleh Letnan Patinggi dan


yang artinya kota tanpa kesibukan dengan sembilan buah kampung

Letnan Tanujiwa, seorang sunda terah Sumedang.

digabungkan menjadi satu pemerintahan dibawah Kepala Kampung

Dari ekspedisi tersebut serta ekspedisi lainnya, tidak

Baru yang diberi gelar Demang, daerah tersebut disebut

ditemukannya pemukiman di bekas ibu kota kerajaan, kecuali

Regentschap Kampung Baru yang kemudian menjadi Regentschap

dibeberapa tampat, seperti Cikeas, Citeureup, Kedung Halang dan

Buitenzorg. Sewaktu masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron

Parung Angsana. Pada tahun 1687 juga, Tanujiwa yang mendapat


van Imhoff (1740) dibangunlah tempat peristirahatan, pada lokasi

perintah dari Camphuijs untuk membuka hutan Pajajaran, akhirnya

Istana Bogor sekarang yang diberi nama Buitenzorg.

berhasil mendirikan sebuah perkampungan di Parung Angsana yang

Pada tahun 1752 tersebut, di Kota Bogor belum ada orang

kemudian diberi nama Kampung Baru. Tempat inilah yang

asing, kecuali Belanda. Kebun Raya sendiri baru didirikan tahun

selanjutnya menjadi cikal bakal tempat kelahiran Kabupaten Bogor

1817. Letak Kampung Bogor yang awal itu di dalam Kebun Raya

yang didirikan kemudian. Kampung-kampung lain yang didirikan


ada pada lokasi tanaman kaktus. Pasar yang didirikan pada lokasi

oleh Tanujiwa bersama anggota pasukannya adalah : Parakan

kampung tersebut oleh penduduk disebut Pasar Bogor (sampai

Panjang, Parung Kujang, Panaragan, Bantar Jati, Sempur, Baranang

sekarang). Pada tahun 1808, Bogor diresmikan sebagai pusat

Siang, Parung Banteng dan Cimahpar. Dengan adanya Kampung

kedudukan dan kediaman resmi Gubernur Jenderal. Tahun 1904

Baru menjadi semacam Pusat Pemerintahan bagi kampung-

dengan keputusan Gubernur Jenderal Van Nederland Indie Nomor 4

kampung lainnya.


tahun 1904 Hoofplaats Buitenzorg mencantumkan luas wilayah

Dokumen tanggal 7 November 1701 menyebut Tanujiwa

1.205 yang terdiri dari 2 Kecamatan dan 7 Desa, diproyeksikan

sebagai Kepala Kampung Baru dan kampung-kampung lain yang

untuk 30.000 jiwa. Pada tahun 1905 Buitenzorg diubah menjadi

terletak di sebelah hulu Ciliwung, De Haan memulai daftar bupati-

Gemmente

bupati Kampung Baru atau Buitenzorg dari tokoh Tanujiwa (1689 –

disempurnakan dengan Staatblad 1926 Nomor 328.

Kota Bogor Dalam Angka 2010


berdasarkan

Staatblad

1926

yang

kemudian

Sejarah Singkat Kota Bogor

Tahun 1924 dengan keputusan Gubernur Jenderal Van
Nederland Indie Nomor 289 tahun 1924 ditambah dengan desa
Bantar Jati dan desa Tegal Lega seluas 951 hektar, sehingga
mencapai luas 2.156 hektar, diproyeksikan untuk 50.000 jiwa.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1941, Buitenzorg secara
resmi lepas dari Batavia dan mendapat otonominya sendiri.
Keputusan dari gubernur jenderal Belanda di Hindia Belanda
Nomor 11 tahun 1866. nomor 208 tahun 1905 dan nomor 289 tahun

1924 menyebutkan bahwa wilayah Bogor pada waktu itu seluas 22
km persegi, terdiri dari 2 sub distrik dan 7 desa.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 tahun1950 Kota
Bogor ditetapkan menjadi Kota besar dan Kota Praja yang terbagi
dalam 2 wilayah Kecamatan 22 kelurahan, 5 kecamatan dan 1
perwakilan kecamatan.
Terakhir
kecamatan

berdasarkan

Tanah

Sareal

PP

No.

44/1992,


ditingkatkan

perwakilan

statusnya

menjadi

kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No.13
Tahun 2008, wilayah Kota Bogor terdapat 6 kecamatan dan 68
kelurahan.

(Dikutip dari Panduan Bulan Bhakti Karang Taruna Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2004)

Kota Bogor Dalam Angka 2010