SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASIS MIKROKONTROLER.

SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN
UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASI S
MIKROKONTROLER

SKRIPSI

Disusun oleh :

ADI KURNIAWAN
0834010065

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN

UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASI S
MIKROKONTROLER

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

ADI KURNIAWAN
0834010065

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN
SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK OPTIMASI
PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASIS
MIKROKONTROLER

Disusun oleh :

ADI KURNIAWAN
0834010065

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang VI1 Tahun Akademik 2012/2013

Pembimbing I

Pembimbing 2

Harianto, S.Kom. M.Eng

NPT/NIP. 0722087701

Drh. Ratna Yulistiani, Mp
NIP : 030 194 660

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT.
NIP. 19650731 199203 2 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK OPTIMASI
PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASIS
MIKROKONTROLER


Disusun oleh :
ADI KURNIAWAN
0834010065
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 27 Desember 2012
Pembimbing
1.

Tim Penguji :
1.

Harianto, S.Kom. M.Eng
NIP. 0722087701

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
NIP. 19650731 199203 1 001


2.

2

Drh. Ratna Yulistiani, Mp
NIP : 030 194 660

Ir. Kartini, S.Kom, MT
NIP. 19611110 199103 2 001
3.

Intan Yuniar Purbasari,S.Kom, M.Sc
NPT. 380060401981
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT.
NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

YAYASAN KEJ UANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294

KETERANGAN REVISI
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :
Nama

: Adi Kurniawan

NPM

: 0834010065

Jurusan

: Teknik Informatika


Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian
lisan gelombang VII, TA 2012/2013 dengan judul :
“SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK OPTIMASI
PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASIS MIKROKONTROLER”
Surabaya, 28 Desember 2012
Dosen Penguji yang memeriksa revisi

1) Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
NIP. 19650731 199203 1 001

{

}

2) Ir. Kartini, S.Kom, MT
NIP. 19611110 199103 2 001

{


}

3) Intan Yuniar Purbasari,S.Kom, M.Sc
NPT. 380060401981

{

}

Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing 2

Harianto, S.Kom. M.Eng
NPT/NIP. 0722087701

Drh. Ratna Yulistiani, Mp
NIP : 030 194 660


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas puji dan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat serta
Kasih Sayang-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk menempuh tugas akhir di
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jatim. peneliti membahas tentang
Sistem Kendali Suhu dan kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe berbasis
Mikrokontroler.
Pada kesempatan ini peneliti banyak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
2. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT., selaku ketua jurusan Teknik Informatika
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
3. Bapak Harianto, S.Kom. M.Eng.sebagai Dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi yang
berguna dalam membimbing menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Drh. Ratna Yulistiani, MP., MT.sebagai Dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu memberikan kontribusi berupa masukan dan koreksi yang
berguna dalam membimbing menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Firza Prima Aditiawan, S.Kom atas bimbingannya selaku PIA Tugas
Akhir.
6. Terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan motivasi
dan do’a untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. keluarga

yang selalu memberikan dukungannya kepada peneliti dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. My Soulmate yang sudah memberikan ide, semangat dan do’a
9. Kepada teman – teman yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu atas segala
bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.


Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini, namun peneliti berharap semoga pelaksanaan tugas akhir ini dapat ikut
menunjang perkembangan ilmu pengtahuan, khususnya Teknik Informatika, kritik
dan saran yang membangun peneliti harapkan nntuk kesempurnaan penyusunan
laporan ini, semoga dapat bermanfaat.

Surabaya, Desember 2012
Peneliti

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................xi

BAB I

: PENDAHULUAN ........................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................2
1.3. Batasan Masalah...................................................................3
1.4. Tujuan ................................................................................4
1.5. Manfaat ...............................................................................4
1.6. Metodologi penelitian...........................................................4
1.7. Sistematika Penulisan ...........................................................6

BAB II

: TINJ AUAN PUSTAKA...............................................................8
2.1. Kandungan dan Manfaat Tempe .............................................8
2.2. Software ........................................................................... ....10
2.2.1.

Pemrograman bahasa c untuk AVR ......................10

2.2.2.

AVR studio ..........................................................14

2.2.3.

Proteus.................................................................15

2.3. Hardware ..............................................................................17
2.3.1. Sensor SHT 11 .........................................................17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

2.3.1.1. Cara komunikasi dengan sensor SHT11........21
2.3.1.2 Cara konversi data output dan perhitungannya
.................................................................................23
2.3.2. Mikrokontroler ATMega16 ......................................26
2.3.3. LCD 2x16 Karakter ..................................................29
2.3.4. Resistor ....................................................................21
2.3.5. Kapasitor ..................................................................33
2.3.6. Dioda .......................................................................35
2.3.6.1. Dioda Kontak Titik ....................................35
2.3.6.2. Dioda Hubungan ........................................35
2.3.6.3 Dioda Zener ................................................35
2.3.6.3 Dioda Pemancar Cahaya (LED) ..................36
2.3.7. Relay ........................................................................37
2.3.8. Trafo ( Transformator ) ............................................38
2.3.9. Transistor .................................................................39
2.3.10. Thyristor: SCR, TRIAC, dan DIAC ........................41

BAB III

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ............................44
3.1. Analisis Sistem .......................................................................44
23.2. Deskripsi sistem....................................................................45
3.2.1. input / masukan .......................................................45
3.2.2. Proses ......................................................................46
3.2.3. output/ keluaran .......................................................46

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

23.3. Perancangan Sistem ..............................................................46
3.3.1. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ......................46
3.3.2. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak .....................49
13.4. Perancangan Perangkat Keras ...............................................50
3.4.1. Rangkaian

minimum

sistem

mikrokontroler

ATEMEGA 16 .......................................................50
3.4.2. Rangkaian Sensor SHT11 .......................................51
3.4.3. Rangkaian LCD ......................................................52
3.4.4. Rangkaian Pengendali Tegangan AC /DC ...............52
3.4.5. Rangkaian Sistem Keseluruhan...............................53

BAB IV

3.5.

Perancangan Perangkat Lunak ...........................................54

3.6.

Perancangan miniature ruang atau inkubator .......................57

: IMPLEMENTASI SISTEM ........................................................59
4.1.

Spesifikasi Sistem ..............................................................59
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ....................................59
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ...................................59

4.2.

Implementasi Perangkat Keras ...........................................60
4.2.1. Implementasi Rangkaian Minimum Mikrokontroler
ATmega16 ..............................................................60
4.2.2. Implementasi Miniatur ruang / incubator pembuatan
tempe......................................................................61
4.2.3. Implementasi sensor SHT!1 ....................................61
4.2.4. Implementasi heater /pemanas ...............................62

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

4.2.4. Implementasi water heater /pemanas air .................63
4.2.5. Implementasi blower / kipas ....................................63
4.3
BAB V

Implementasi Perangkat Lunak ...........................................64

: UJ ICOBA DAN ANALISIS.......................................................71
5.1.

Uji Coba alat ................................................................. ....71
5.1.1. Pengujian Mikrokontroler ATmega 16 .....................71
5.1.2. Pengujian Pengisian Program ke Mikrokontroler .....71
5.1.3. Pengujian Sensor Suhu dan Kelembaban (SHT11) ...71
5.1.4. Pengujian Heater (Pemanas) ....................................74
5.1.5. Pengujian water heater (Pemanas air) ......................75
5.1.6. Pengujian Blower (Kipas) ........................................76

BAB VI

5.2.

Ujicoba sistem secara keseluruhan ................................. ....76

5.3.

Pengujian Hasil proses pembuatan Tempe ....................... ....77

5.4.

Analisis ........................................................................... ....78

: PENUTUP ....................................................................................79
6.1.

Kesimpulan ........................................................................79

6.2.

Saran ..................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................81

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

Judul

: Sistem Kendali Suhu dan kelembaban Untuk Optimasi Proses
Pembuatan Tempe berbasis Mikrokontroler.

Pembimbing 1

: Harianto S.Kom. M.Eng.

Pembimbing 2

: Drh. Ratna Yulistiani, MP.

Penyusun

: Adi Kurniawan.
ABSTRAK

Pada umumnya, dalam pembuatan tempe para produsen tempe masih
menggunakan cara manual. Pada cuaca dingin, tempe biasanya ditutupi dengan
kain atau penutup lain agar suhu fermentasi tempe tetap stabil sehingga proses
fermentasi tempe dapat berlangsung secara normal. Tetapi dengan cara ini
,produsen tempe tidak mengetahui berapa suhu dan kelembabanya. Sehingga
dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban, Sistem
pengendalian sangat diperlukan didalam dunia industri untuk menghasilkan
produk yang bagus maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang stabil. Pada
Tugas Akhir ini peneliti membahas masalah yang berjudul “Sistem Kendali Suhu
dan

kelembaban

Untuk

Optimasi

Proses

Pembuatan

Tempe

berbasis

Mikrokontroler “.
Pada alat ini pengontrolan sistem dilakukan oleh Mikrokontroler
ATMega16 mempunyai input berbentuk sensor sht11, sensor ini akan mendeteksi
suhu dan kelembaban yang berada dalam Inkubator dan menampilkannya pada
LCD. Inkubator menggunakan sebuah heater yang berfungsi sebagai pemanas
dengan cara kerja mengeluarkan panas pada Inkubator dan menggunakan 3 buah
tombol setting yang berfungsi sebagai pengatur suhu dan kelembaban. Dari hasil
pengujian sistem yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa suhu dan
kelembaban didalam inkubator dapat berubah mengikuti suhu dan kelembaban
yang ada diluar inkubator,pengaturan batas suhu dan kelembaban di atur didalam
program juga dapat di rubah menggunakan tombol yang ada di mikrokontroler.

Kata Kunci : Tempe, Mikrokontroler Atmega16, suhu, kelembaban.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan
i menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Salah satu makanan tradisional Indonesia yang mempunyai kandungan gizi

sangat baik adalah tempe. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia
menjadikan tempe sebagai menu harian mereka. Tidak hanya masyarakat kelas
bawah, masyarakat menengah ke atas pun juga mengonsumsinya. Oleh karena itu
banyak sekali orang yang memanfaatkan peluang ini dengan memproduksi dan
memasarkan tempe. Namun sering kali timbul permasalahan dalam pembuatan
tempe khususnya di musim yang suhu dan kelembabannya tidak menentu seperti
saat ini. Adanya perubahan cuaca dapat menyebabkan suhu dan kelembaban
didalam inkubator pembuatan tempe dapat berubah. Hal ini dapat mengakibatkan
pada fermentasi tempe tidak sempurna sehingga kualitas tempe menjadi menurun
juga yang dihasilkan berkurang.
Pada umumnya, dalam pembuatan tempe para produsen tempe masih
menggunakan cara manual. Pada cuaca dingin, tempe biasanya ditutupi dengan
kain atau penutup lain agar suhu fermentasi tempe tetap stabil sehingga proses
fermentasi tempe dapat berlangsung secara normal. Tetapi dengan cara ini
,produsen tempe tidak mengetahui berapa suhu dan kelembabanya. Sehingga
dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban didalam
inkubator pembuatan tempe. Alat pendeteksi ini memanfaatkan modul rangkaian
sensor suhu dan sensor kelembaban SHT 11.. Pada alat ini pengontrolan sistem
dilakukan oleh mikrokontroler Atmega16. Kontroler yang digunakan adalah jenis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

on-off yang dimaksudkan untuk mengaktifkan aktuator yang digunakan. Ketika
temperatur dari sensor sudah sesuai dengan input maka frekuensi tegangan akan
disesuaikan, sehingga temperatur tidak akan berubah-ubah.
Alat pendeteksi ini dapat membantu dalam proses pembuatan tempe,
sehingga proses tersebut dapat berhasil tepat waktu dan dihasilkan tempe yang
berkualitas. Hasil produksi tempe akan stabil dan tepat waktu sesuai yang
diharapkan. Dengan adanya alat kontrol suhu dan kelembaban ini diharapkan
produsen tempe dapat meningkatkan produknya sehingga dapat memuaskan
konsumen.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti membuat suatu alat yang
mampu mendeteksi suhu dan kelembaban pada proses fermentasi tempe , dengan
alat tersebut juga dapat mengendalikan suhu dan kelembaban secara otomatis.
Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk mengambil tema ini dalam tugas
akhir yang berjudul ” Sistem Kendali Suhu dan kelembaban Untuk Optimasi
Proses Pembuatan Tempe berbasis Mikrokontr oler “.
1.2

Rumusan Masalah
Permasalahan umum yang dikaji berdasarkan latar belakang di atas adalah

sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mendeteksi suhu dan kelembaban didalam inkubator
fermentasi tempe ?
2. Bagaimana cara

mengendalikan suhu dan kelembaban didalam

inkubator fermentasi tempe ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

3. Bagaimana merancang sebuah perangkat berbasis mikrokontroler yang
dapat mengendalikan suhu dan kelembaban didalam inkubator
fermentasi tempe?
1.3

Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian dan memperjelas penyelesaian sehingga

mudah dipahami dan penyusunannya lebih terarah, maka dilakukan pembatasan
masalah sebagai berikut :
1. Sistem pengendalian yang akan digunakan sebagai pengolah data
berbasis Mikrokontroler.
2. Sensor yang digunakan berupa sensor suhu dan kelembaban.
3. Penelitian ini dilakukan pengendalian suhu dan kelembaban pada ruang
media fermentasi tempe yang diujicobakan pada miniatur ruang/
inkubator fermentasi tempe yang telah dibuat sebelumnya yang terbuat
dari aluminium dan akrelik dengan panjang lebar dan tinggi masingmasing 50 cm X 40 cm X 40 cm.
4. LCD untuk menampilkan nilai suhu dan kelembaban.
5. blower (kipas) digunakan untuk menurunkan suhu dan kelembaban juga
sebagai pengering inkubator.
6. heater (pemanas) digunakan untuk menaikkan suhu
7. water heater (pemanas air) digunakan untuk menaikkan kelembaban
8. push button digunakan untuk mengatur suhu dan kelembaban
1.4

Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1. Untuk merancang sebuah alat yang dapat mendeteksi suhu dan
kelembaban didalam miniatur ruang / inkubator fermentasi tempe
2. Untuk merancang sebuah sistem yang otomatis dan efisien yang
dikendalikan oleh mikrokontroler ATmega16
3. Memberikan kemudahan dalam mendapatkan hasil pembuatan tempe
yang optimal
4. Mampu mengontrol suhu dan kelembaban pada inkubator fermentasi
tempe.
1.5

Manfaat
Manfaat yang diharapkan pada penyusunan tugas akhir ini adalah:
Dapat menjadi salah satu referensi sumber ilmu bagi mahasiswa yang ingin
menambah pengetahuannya dalam bidang pengembangan teknologi berbasis
mikrokontroler.dapat membantu dalam proses fermentasi tempe, sehingga
proses tersebut dapat berhasil tepat waktu dan dihasilkan tempe yang
berkualitas. Hasil produksi tempe akan stabil dan tepat waktu sesuai yang
diharapkan, Dan dengan alat ini diharapkan dapat membantu produsen
tempe dapat meningkatkan produknya sehingga dapat memuaskan
konsumen.

1.6

Metodologi Penelitian
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, peneliti akan menjelaskan tentang

metode yang digunakan selama peneliti menyusun dan mengerjakan Tugas Akhir.
1. Studi literatur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

a. Mencari literatur atau data-data yang

berhubungan dengan

mikrokontroler, bahasa c, dan semua komponen yang dipakai dalam
pembuatan alat tugas akhir ini dan mempelajarinya.
b. Mempelajari

tentang

dasar

teori

yang

digunakan

dalam

menyelesaikan tugas akhir.
2. Pembuatan alat
a. Membuat

alat

pengendalian

ruang

inkubator

berbasis

mikrokontroler.
b.

Mendesain dan membuat program untuk mengontrol sistem
pengendalian ruang inkubator berbasis mikrokontroler dengan
menggunakan program bahasa c

c. Menggabungkan hardware dan software yang telah dibuat.
3. Analisis sistem dan pengujian
alat Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengendalian
ruang inkubator berbasis mikrokontroler ini sesuai dengan yang
diharapkan dan kemudian membuat analisis dari hasil pengujian
tersebut.
4. Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan yang dibuat meliputi evaluasi tahap akhir
terhadap

pengoperasian

pengendalian

inkubator

berbasis

mikrokontroler yang telah dibuat, serta kelebihan dan kelemahan dari
sistem tersebut.
5. Pembuatan laporan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Laporan dibuat berdasarkan dari seluruh kegiatan yang dilakukan serta
meliputi evaluasi tahap akhir terhadap pengoperasian alat dan
pemanfaatan dari alat tersebut.
6. Dokumentasi
Pada bagian ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari Pendahuluan,
Tinjauan Pustaka, Analisis Sistem, Perancangan Sistem, Hasil dan
Pembahasan, Uji Coba Sistem dan terakhir adalah Kesimpulan dan
Saran.
1.7

Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
sitem penulisan.
BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori dasar serta penjelasan-penjelasan
yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem ini.
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini membahas mengenai perancangan sistem dan pembuatan program
dari beberapa elemen dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapi.
BAB IV : IMPLEMENTASI
Bab ini membahas tentang implementasi perangkat keras dan perangkat
lunak dan cara menjalankan program aplikasi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB V :UJ I COBA DAN ANALISIS
Bab ini menjelaskan tentang proses uji coba dari tugas akhir yang
dibuat dan juga menjelaskan tentang evaluasi dari hasil uji coba
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai tugas akhir
yang telah disusun.
DAFTAR PUSTAKA
Bab ini berisi tentang literatur sebagai teori pendukung pembahasan pada
laporan tugas akhir ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Kandungan dan Manfaat Tempe
Tempe adalah salah satu produk pangan di Indonesia yang proses
pembuatannya dengan cara memfermentasi kacang kedelai atau kacang-kacangan
lainnya oleh kapang Rhizopus oligosporus. Tempe merupakan makanan alami
yang baik untuk kesehatan dan juga mengandung anti oksidan yang dapat
menghambat infiltrasi lemak / LDL teroksidasi ke dalam jaringan pembuluh
darah, sehingga dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah yang
memicu timbulnya penyakit jantung koroner.
Tempe merupakan sumber protein nabati yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi daripada bahan dasarnya. Tempe dibuat dengan cara fermentasi, yaitu
dengan menumbuhkan kapang Rhizopus oryzae pada kedelai matang yang telah
dilepaskan kulitnya. Inkubasi / fermentasi dilakukan pada suhu 25o-37o C selama
36-48 jam. Selama inkubasi terjadi proses fermentasi yang menyebabkan
perubahan komponen-komponen dalam biji kedelai. Persyaratan tempat yang
dipergunakan untuk inkubasi kedelai adalah kelembaban, kebutuhan oksigen dan
suhu yang sesuai dengan pertumbuhan jamur (Hidayat, dkk. 2006).
Fermentasi dilakukan pada temperatur kamar (25ºC). Menurut Hui (2004)
temperatur optimal untuk melakukan fermentasi adalah 25-37ºC dengan
kelembaban relatif terbaik pada 70-80 %. Pada temperatur sedang (31ºC) dan
temperatur tinggi (37ºC) lebih dianjurkan untuk proses fermentasi, karena pada
temperatur tersebut, kadar vitamin B12 lebih tinggi daripada fermentasi pada

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

temperatur rendah (25ºC). Kontrol suhu yang baik diperlukan apabila fermentasi
dilakukan pada temperatur sedang dan tinggi, karena pada temperatur tersebut
masa hidup kapang lebih pendek (Hui 2004). Tempe mengalami peningkatan pH
seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi. Hal ini dikarenakan, terbentuknya
senyawa amonia yang memberikan sifat basa (Subranti 1996). Hasil dari
fermentasi selama 2 X 24 jam ditandai dengan tertutupinya permukaan kedelai
oleh hifa atau miselium kapang. Perubahan penampakan kedelai sebelum dan
sesudah fermentasi dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Kedelai mentah

Kedelai sesudah
ditambah ragi

Tempe

Gambar 2.1 Perubahan penampakan kedelai sebelum dan sesudah menjadi tempe
Tempe mempunyai nilai gizi yang tinggi. Tempe dapat diperhitungkan
sebagai sumber makanan yang baik gizinya karena memiliki kandungan protein,
karbohidrat, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral. Gizi utama yang hendak
diambil dari tempe adalah proteinnya karena besarnya kandungan asam amino
(Muhajirin, 2007). Kadar protein dalam tempe 18,3 gram per 100 gram. Tempe
juga mengandung beberapa asam amino yang dibutuhkan tubuh manusia. Beerikut
ini tabel 2.1 Spesifikasi standar mutu tempe kedelai berdasarkan SNI. 01-31442009

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Tabel 2.1. Spesifikasi standar mutu tempe kedelai berdasarkan SNI. 01-3144-2009
Kriteria uji
Satuan
Persyaratan
Keadaan
Bau
normal, khas
Warna
normal
Rasa
normal
Kadar air (b/b)
%
maks. 65
Kadar abu (b/b)
%
maks.1,5
Kadar lemak (b/b)
%
min.10
Kadar protein (N x 6,25) (b/b)
%
min. 16
Kadar serat kasar (b/b)
%
maks. 2,5
Cemaran logam
Kadmium (Cd)
mg/kg
maks. 0,2
Timbal (Pb)
mg/kg
maks. 0,25
Timah (Sn)
mg/kg
maks. 40
Merkuri (Hg)
mg/kg
maks. 0,03
maks. 0,25
Cemaran arsen (As)
mg/kg
Cemaran mikrobia
Bakteri coliform
maks. 10
APM/g
Salmonella sp
negatif/25 g
Sumber : SNI. 01-3144-1992 (BSN, 1992)

Terdapat empat jenis kedelai antara lain, kedelai kuning, kedelai hitam,
kedelai coklat dan kedelai hijau. Para pengrajin tempe biasanya menggunakan
kedelai kuning sebagai bahan baku utama, akan tetapi dapat juga menggunakan
jenis kedelai hitam. Syarat mutu kedelai untuk memproduksi tempe kualitas
pertama adalah sebagai berikut:
-

Bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu,
kerikil, tanah atau biji-bijian).

-

Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit.

-

Biji kedelai tidak memar

-

Kulit biji kedelai tidak keriput.

2.2 SOFTWARE
2.2.1 PEMROGRAMAN BAHASA C UNTUK AVR
Bahasa C luas digunakan untuk pemrograman berbagai jenis perangkat,
termasuk mikrokontroler. Bahasa ini sudah merupakan high level language,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dimana memudahkan programmer menuangkan algoritmanya. Untuk mengetahui
dasar bahasa C dapat dipelajari sebagai berikut.

1. Struktur penulisan program
#include < [library1.h] > // Opsional
#include < [library2.h] > // Opsional#define [nama1] [nilai] ; // Opsional
#define [nama2] [nilai] ; // Opsional[global variables] // Opsional
[functions] // Opsional
void main(void) // Program Utama
{
[Deklarasi local variable/constant]
[Isi Program Utama]
}
2. Tipe data
char : 1 byte ( -128 s/d 127 )
unsigned char : 1 byte ( 0 s/d 255 )
int : 2 byte ( -32768 s/d 32767 )
unsigned int : 2 byte ( 0 s/d 65535 )
long : 4 byte ( -2147483648 s/d 2147483647 )
unsigned long : 4 byte ( 0 s/d 4294967295 )
float : bilangan desimal
array : kumpulan data-data yang sama tipenya.
3. Deklarasi variabel & konstanta
Variabel adalah memori penyimpanan data yang nilainya dapat diubah-ubah.
Penulisan : [tipe data] [nama] = [nilai] ;

Konstanta adalah memori penyimpanan data yang nilainya tidak dapat diubah.
Penulisan : const [nama] = [nilai] ;

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Tambahan:
Global variabel/konstanta yang dapat diakses di seluruh bagian program.
Local variabel/konstanta yang hanya dapat diakses oleh fungsi tempat
dideklarasikannya.

4. Statement
Statement adalah setiap operasi dalam pemrograman, harus diakhiri dengan [ ; ]
atau [ } ]. Statement tidak akan dieksekusi bila diawali dengan tanda [ // ] untuk
satu baris. Lebih dari 1 baris gunakan pasangan [ /* ] dan [ */ ]. Statement yang
tidak dieksekusi disebut juga comments / komentar.

Contoh:
suhu=adc/255*100; //contoh rumus perhitungan suhu
5. Function
Function adalah bagian program yang dapat dipanggil oleh program utama.
Penulisan :
[tipe data hasil] [nama function]([tipe data input 1],[tipe data input 2])
{
[statement] ;
}
6. Conditional statement dan looping
if else : digunakan untuk penyeleksian kondisi
if ( [persyaratan] ) {
[statement1];
[statement2];
}
else {
[statement3];
[statement4];
}

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

for : digunakan untuk looping dengan jumlah yang sudah diketahui
for ( [nilai awal] ; [persyaratan] ; [operasi nilai] ) {
[statement1];
[statement2];
}
while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat tertentu
while ( [persyaratan] ) {
[statement1];
[statement2];
}
do while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi syarat tertentu,
namun min 1 kali
do {
[statement1];
[statement2];
}
while ( [persyaratan] )
switch case : digunakan untuk seleksi dengan banyak kondisi
switch ( [nama variabel] ) {
case [nilai1]: [statement];
break;
case [nilai2]: [statement];
break;
}
7. Operasi logika dan biner
Logika
AND :&&
NOT : !
OR : ||
Biner
AND : &
OR : |
XOR : ^
Shift right: >>
Shift left :
Lebih besar sama dengan : >=
Lebih kecil : <
Lebih kecil sama dengan : pengukuran kelembaban relatif hingga
±3,5%RH.

-

Memiliki antarmuka serial synchronous 2-wire, bukan I2C. Jalur antarmuka
telah dilengkapi dengan –>rangkaian pencegah kondisi sensor lock-up.

-

Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah 30µW.

-

Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6″ sehingga memudahkan
pemasangannya.

Dari spesifikasi yang dimiliki sensor SHT11 yang ditunjukkan diatas
pada perancangan nanti digunakan hanya pengukuran Suhu, pengukuran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

suhu yang dapat dicapai sensor tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:

Gambar 2.4 , Range Suhu dan Kelembapan pada Sensor SHT11.
Sensor SHT11 ini memiliki performa yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Tabel 2.2 , Tabel performa dari Sensor SHT11.
Sensor SHT11 ini memiliki tingkat akurasi yang ditunjukkan pada grafik
dibawah ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Gambar 2.5 , Tingkat akurasi sensor SHT11.
SHT11 sudah memiliki keluaran digital ini ditunjukkan dari blok diagram
dibawah ini:

Gambar 2.6 , Blok diagram SHT11.
2.3.1.1 Cara komunikasi dengan sensor SHT11.
Pertama yang dibutuhkan untuk memulai komunikasi dengan SHT11
ini membutuhkan start up sensor yaitu setelah sensor mendapat sumber
tegangan dan setelah aktif sensor membutuhkan 11ms untuk mencapai keadaan
sleep.
Setelah keadaan sleep berlangsung untuk memulai transmisi data
dibutuhkan Transmission start” yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Gambar 2.7 , Transmission Start SHT11.
Setelah transmission start dilakukan selanjutnya perintah yang dikirim
merupakan alamat 8 bit 3 bit pertama hanya “000” dan 5bit perintah untuk
menentukan data apa yang dibutuhkan, 5 bit ini dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Tabel 2.3 , list perintah untuk SHT11.
Jadi untuk mengukur suhu dibutuhkan perintah “00000011” lalu
microcontroller akan menunggu data input berupa data suhu.
Setelah itu dibutuhkan perinta “connection reset” yang berfungsi untuk
mengulang kembali pengambilan data atau jika data hilang dapat digunakan
kembali untuk mengambil data suhu ataupun kelembapan sesuai kebutuhan.

Gambar 2.8 , Koneksi reset pada SHT11.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Sensor ini juga dilengkapi CRC 8bit Checksum Calculation yang berfungsi
jika terdapat data yang salah dapat dideteksi dan dieliminasi.
2.3.1.2 Cara konversi data output dan perhitungannya.
Kelembaban Relatif adalah Untuk kompensasi non-linearitas dari sensor
kelembaban dan untuk mendapatkan keakuratan penuh sensor dianjurkan untuk
mengubah pembacaan kelembaban Nilai-nilai yang diberikan dalam Tabel 2.5
adalah koefisien dioptimalkan untuk sensor.

Dimana :

RHlinier = Kelembaban relatif tanpa kompensasi suhu
SORH = Sensor Output, nilai desimal dari sensor yang didapat
C1

= -4

C2

= 0.0405

C3

= -2.8 x 10-6

Misalkan apabila didapat nilai digital sebesar“1001’0011’0001”, maka dirubah
menjadi bilangan desimal maka, hasilnya akan menjadi :
(1×211)+(0×210)+(0×29)+(1×28)+(0×27)+(0×26)+
(1×25)+(1×24)+(0×23)+(0×22)+(0×21)+(1×20)=
(1×2048) + (0×1024)+(0×512)+(1×256)+(0×128)+(0×64)+
(1×32)+(1×16)+(0×8)+(0×4)+(0×2)+(1×1)= 2353
Untuk mengonversi nilai sensor menjadi besaran fisik diperlukan persamaan (1),
maka hasilnya menjadi:
RHlinear = -4 + (0.0405 x 2353) + (-2.8 x 10-6 x 23532) = 75.7939%
Dalam pengkonversian nilai output sensor ke nilai RH diperlukan
koefisien konversi yang terdiri atas C1, C2, dan C3, Sedangkan SORH yang
digunakan adalah 12 bit seperti terdapat pada Tabel 2.4 dibawah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

SO RH
C1
C2
C3
-4
0.0405 -2.8 * 10-6
12 bit
-4
4 0.648 -7.2 * 10-4
8 bit
Tabel 2.4. Nilai koefisien konversi RH, (Sensirion. Crop. 2008)
Nilai lebih tinggi dari 99% RH menunjukkan udara sepenuhnya jenuh dan
harusdi proses dan ditampilkan sebagai 100% RH13. Silahkan dicatat bahwa
sensor kelembaban tidak memiliki ketergantungan tegangan yang sigbnifikan.

Gambar 2.9 Konversi dari

kelembaban relatif.

Untuk suhu secara signifikan berbeda dari 25°C (77 ° F~) sinyal
kelembaban mensyaratkan kompensasi suhu. Koreksi suhu sesuai dengan kasar
0,12%RH / °C @ 50%RH. untuk pengaruh perubahan temperatur terhadap RH, dapat
diketahui dengan menggunakan rumus Koefisien untuk suhu kompensasi diberikan
dalam Tabel 2.6.

dimana :

RHTrue = Nilai RH terkompensasi suhu
RHkinear = Nilai RH tanpa dikompensasi suhu
Tc
= Suhu lingkungan dalam derajat Celsius
t1
= 0,01 ;
t2
= 0,00008
Misalkan suhu lingkungan sebesar 27,8°C, maka menggunakan persamaan (2),
RH terkompensasi suhu adalah :
RHtrue = (27,8−25)×(0,01+0,00008×2353)+75,7939=76.7939%

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Tabel 2.5 Koefisien suhu kompensasi
Konversi data suhu dilakukan dengan cara menghitung dengan
perhitungan yang telah diberikan menurut datasheet SHT11 dari perusahaan
SENSERION. Dengan format perhitungan data suhu sebagai berikut :

Dimana :

d1 & d2 = konstanta nilai konversi temperatur
T

= suhu

SOT

= Keluaran sensor untuk suhu (dalam desimal)

Misalkan apabila didapat nilai digital sebesar = 01101100111101b :
SOT = 01101100111101b = 6973
T = 0,01 X 6973-40 = 29,73
Untuk mengubah nilai output sensor ke nilai suhu digunakan koefisien konversi
yang terdiri atas d1 dan d2. Nilai dari koefisien konversi d1 dan d2 dapat dilihat
pada Tabel 4. Nilai SOT yang digunakan adalah 12 bit dengan tegangan catu
sebesar 5Volt seperti terlihat pada Tabel 2.6.
SO T
14 bit
12 bit

d 2(oC)
0.01
0.04

d 2 (oF)
0.018
0.072

Tabel 2/6. Koefisien konversi suhu berdasarkan SOT, (Sensirion v4. Crop. 2008)
VDD
5V
4V
3.5V
3V
2.5V

d 1(oC)
-40
-39.75
-39.66
-39.6
-39.66

d 1(oF)
-40
-39.5
-39.35
-39.28
-39.35

Tabel 2.7. Koefisien konversi temperature berdasarkan VDD, (Sensirion v4. Crop. 2008)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.3.2 Mikrokontroler ATMega16
Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem
komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu
computer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemenelemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan
keluaran spesifik berdasarkan masukan yang diterima dan program yang
dikerjakan. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang
mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian
terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu
sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan
komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk
melakukan tugas yang lebih kompleks. Mikrokontroler adalah suatu chip dengan
kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu
kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari CPU (Central
Proccesssing

Unit),

RAM

(Random

Acess

Memory),

EEPROM/EPROM/PROM/ROM, I/O, Timer dan lain sebagainya. Rata-rata
mikrokontroler memiliki instruksi manipulasi bit, akses ke I/O secara langsung
dan mudah, dan proses interupsi yang cepat dan efisien.
Mikrokontroler sekarang ini sudah banyak dapat kita temui dalam
berbagai peralatan elektronik, misalnya peralatan yang terdapat di rumah, seperti
telepon digital, microwave oven, televisi, dan masih banyak lagi. Mikrokontroler
juga dapat kita gunakan untuk berbagai aplikasi misalnya untuk pengendalian
suatu alat, otomasi dalam industri dan lain-lain. Keuntungan menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

mikrokontroler adalah harganya murah, dapat diprogram berulang kali, dan dapat
diprogram sesuai dengan keinginan kita.
Spesifikasi Mikrokontroler ATMega16
Mikrokontroler AVR adalah mikrokontroler RISC 8 bit berdasarkan aristektur
Harvard, yang dibuat oleh Atmel pada tahun 1996. AVR memiliki keunggulan
dibandingkan dengan mikrokontroler lain, keunggulan AVR yaitu AVR memiliki
kecepatan eksekusi program yang lebih cepat, karena sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 siklus clock, lebih cepat dibandingkan MCS51 yang
membutuhkan 12 siklus clock untuk mengeksekusi 1 instruksi. Mikrokontroler
ATMega16 memiliki fitur yang lengkap (ADC internal, EEPROM internal,
Timer/Counter, Watchdog Timer, PWM, Port I/O, komunikasi serial, Komparator,
I2C,dll).
Fitur-fitur Mikrokontroler ATmega16A
Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dirancang khusus untuk
aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu
chip. ATmega16A adalah salah satu anggota dari keluarga ATmega. ATmega16A
dirancang oleh Atmel sesuai dengan instruksi standar dan susunan pin 80C5.
Fitur-fitur yang dimiliki ATmega16A sebagai berikut:
1. Sistem mikrokontroler 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz.
2. Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 1 kbyte dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. Memiliki ADC (Analog Digital Converter) internal dengan ketelitian 10 bit
sebanyak 8 saluran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

4. Memiliki PWM (Pulse Wide Modulation) internal sebanyak 4 saluran.
5. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
6. Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik.
Arsitekturmikrokontroler ATmega16A

Gambar 2.10. Blok Diagram AVR ATmega16A.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

Dari gambar blok diagram tersebut dapat dilihat bahwa
ATmega16A memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan
port D.
2. CPU yang memiliki 32 buah register.
3. SRAM sebesar 1 kbyte.
4. Flash memory sebesar 16kb yang memiliki kemampuan Read
While Write.
5. EEPROM sebesar 512 byte dapat diprogram selama beroperasi.
6. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembanding.
7. Two wire serial Interface.
8. Port antarmuka SPI.
9. Unit interupsi internal dan eksternal.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
11. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
12. Watchdog Timer dengan osilator internal.
13. Antarmuka komparator analog.

2.3.3 LCD 2x16 Karakter
Salah satu alasan mengapa modul LCD makin banyak dipakai dalam
proyek akhir ini adalah kenyataan bahwa modul LCD relatif jauh lebih sedikit
memerlukan daya ketimbang modul-modul display berbasis LED. Selain itu,
desain LCD lebih kompak dan dimensinya juga lebih kecil. Ilustrasi tampak depan
modul LCD 2x16 karakter dapat dilihat pada Gambar 3.13. Pada Gambar 3.14

Hak Cipta © milik UPN "V