PENDAHULUAN Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatanreproduksi Dan Sikapmenghadapi Masa Pubertas Siswa Kelas Vii Smp Muhammadiyah 10 Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan

masa kehidupan individu

dimana terjadi

perkembangan psikologis untuk menemukan jati diri. Pada masa peralihan
tersebut, seorang remaja akan mengembangkan bakat dan kemampuan yang
dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada
orang lain (Kusmiran, 2011). Perubahan yang paling mencolok dan bisa
dilihat serta dirasakan adalah perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan
terkadang remaja tidak tahu atau tidak siap terhadap perubahan fisik tersebut
yang menyebabkan mereka menjadi cemas, malu dan merasa ada masalah
dengan fisik mereka, sehingga mereka merasa asing dengan tubuh mereka
sendiri (Istiqomah, 2010). Cara untuk mengurangi kecemasan salah satunya
adalah dengan diberikannya informasi yang benar, terbuka dan mudah
diperoleh tentang bagaimana perubahan- perubahan yang akan dialami remaja.
Bersamaan dengan pertumbuhan tersebut, terjadi pula masa pubertas.

Masa puber merupakan masa peralihan seorang anak yang menjadi dewasa,
masa puber akan terjadi pematangan organ seksual serta bisa dikatakan bahwa
mereka telah mencapai kemampuan reproduksi. Pada usia 12,5 tahun dan 14
tahun separuh (50%) dari anak perempuan di Amerika sudah mengalami masa
pubertas pada usia rata-rata 13 tahun. Pada anak laki-laki pubertas lebih
lambat yaitu antara 14 tahun dan 16,5 tahun. Hal tersebut dikarenakan hormon

1

2

yang mempengaruhi pertumbuhan antara anak laki-laki dan perempuan
berbeda (Al-Mighwar, 2006).
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI-R)
tahun 2012 menyebutkan bahwa sebanyak 13,3% remaja putri tidak tahu sama
sekali mengenai perubahan fisiknya saat puber. Bahkan 47,9% remaja putri
tidak mengetahui waktu puber (BKKBN, 2012). Disaat remaja tidak tahu
tentang perubahan yang akan mereka alami, maka cenderung memiliki tingkat
stress yang lebih tinggi terutama masalah perubahan fisik (tubuh). Pada
dasarnya sikap yang sering ditunjukan oleh remaja putri yaitu merasa malu

dengan perubahan yang terjadi seperti pertambahan besar dan perubahan
payudara, haid pertama (menarche), pertambahan berat badan, tinggi badan
dan mulai tumbuh jerawat yang menjadikan kurang percaya diri untuk bergaul
dengan yang lainnya, karena adanya masa pubertas, maka remaja putri sangat
memperhatikan penampilan (Fitri, 2012).
Oleh karena itu, pengetahuan yang baik dirasa penting pada saat masamasa pubertas ini, karena pengetahuan merupakan salah satu komponen dalam
pembentukan sikap seseorang, bisa dikatakan apabila pengetahuan remaja
tentang pubertas tidak memadai akan berdampak pada sikap remaja yang
cenderung negatif menilai sesuatu yang ada kaitannya dengan seksual. Karena
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
pada tahun 2012 menunjukan bahwa pengetahuan remaja putri

tentang

kesehatan reproduksi remaja masih sangat rendah. Dibuktikan dengan Survey
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesai (PKBI) Jawa Tengah pada tahun

3

2010 di Semarang tentang pengetahuan kesehatan reproduksi menunjukan

43,22% pengetahuannya rendah, pengetahuan cukup 37,28% sedangkan hanya
19,50% berpengetahuan baik. Padahal kesehatan reproduksi remaja sangat
penting dalam pembangunan nasional karena remaja merupakan asset negara
dan penerus bangsa (Marmi, 2013).
Pengetahuan yang rendah sangat berdampak pada sikap dan perilaku
remaja saat menjalani masa pubertas. Ketidaktahuan akan kesehatan
reproduksi dan perawatan organ reproduksi dapat mengakibatkan banyak
kerugian dan penyakit penyerta bagi remaja. Remaja yang memiliki kesiapan
lebih matang akan merasa lebih siap menghadapi masa pubertas dikarenakan
dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar yang memberikan informasi
tentang kesehatan reproduksi yang jelas, aman dan tuntas (Aisyah, Diah, &
Yuni, 2015)
Dari bahasan diatas, dirasa menjadi hal yang peting oleh peneliti
bahwa remaja harus memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan
reproduksi. Dilihat dari definisi kesehatan reproduksi sendiri menurut
BKKBN adalah kesehatan secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara
utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem, fungsi serta proses
reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan
(Yanti, 2011). Bisa diambil kesimpulan bahwa pentingnya seorang remaja
untuk dilihat sejauh mana pengetahuannya tentang kesehatan sistem

reproduksi dan untuk melihat bagaimana sikap remaja menghadapi masa
pubertas.

4

Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Mei 2015 di SMP 10
Muhammadiyah Surakarta dari wawancara kepada lima orang remaja yang
memasuki masa pubertas, satu remaja tahu apa itu pubertas tetapi belum
siap dalam menghadapi saat menstruasi dan seperti masih acuh tak acuh
dengan penampilan fisik. Sedangkan dua remaja putri belum tahu tentang
pubertas terlihat malu-malu saat ditanya apakah sudah menstruasi dan apakah
tahu apa itu kesehatan reproduksi, dua remaja putra belum mengetahui apa itu
pubertas secara menyeluruh dia hanya tahu sebatas bahwa kalau sudah puber
berarti ada jerawat tetapi mulai membatasi pergaulan dengan remaja putri dan
lebih senang saat berkumpul dengan remaja laki-laki. Dengan mengetahui
masalah diatas maka peneliti merasa tertarik dan berminat mengadakan
penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan
Reproduksi dan Sikap Menghadapi Masa Pubertas Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta”.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut “Bagaimana Gambaran Pengetahuan

Remaja

Mengenai Kesehatan Reproduksi dan Sikap Menghadapi Masa Pubertas Siswa
Kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta?”

5

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk

menggambarkan

pengetahuan

remaja


mengenai

kesehatan

reproduksi dan sikap menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan pengetahuan remaja siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta mengenai kesehatan reproduksi terdiri
dari organ reproduksi dan juga cara merawat organ reproduksi yang
baik dan benar.
b. Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas
VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta
c. Untuk menggambarkan pengalaman remaja menghadapi masa pubertas
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Memberikan referensi tentang tingkat pengetahuan mengenai kesehatan

reproduksi dan sikap menghadapi masa pubertas.
2. Bagi tempat penelitian
Dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja serta sikap saat
pubertas.

6

3. Bagi remaja
Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi bagi remaja.
4. Bagi peneliti berikutnya
Sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan sikap menghadapi masa
pubertas.

E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan telaah literatur yang telah dilakukan melalui penelusuran
penelitian sebelumnya, peneliti menemukan penelitian-penelitian yang hampir
sama dengan peneliti ini, sehingga dapat dijadikan dasar pemikiran dan

sumber analisa dari hasil penelitian ini.
1. Purnamasari (2014) dengan penelitian “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam
Mempersiapkan Masa Pubertas Anaknya di Kecamatan Kartasura”Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh pendidikan kesehatan
reproduksi

remaja

terhadap

pengetahuan

dan

sikap

ibu

dalam


mempersiapkan masa pubertas anaknya. Metode penelitian Quasi
Eksperiment, dengan rancangan penelitian pretestand posttest Control
Group Desaign. Jumlah responden 60 dengan tekhnik sampling yang
digunakan cluster sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
kuesioner dengan skala Guttman dan Likert. Analisis data menggunakan

7

uji independent t-test dan uji paired t-test. Kesimpulan dari penelitian
ini yaitu, ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja
terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam mempersiapkan masa
pubertas anaknya di Kecamatan Kartasura. Perbedaan penelitian terletak
pada variabel penelitian dan subjek penelitian. Dimana pada penelitian
Purnamasari subjek yang diteliti adalah ibu yang memiliki anak remaja
dan juga peranan dalam mempersiapkan masa pubertas anaknya.
2. Budiati &Apriastuti (2012) dengan penelitian “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan
Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas di Dukuh Carikan,
Ringinanom,

mengetahui

Tempuran,
hubungan

Magelang.”Tujuan penelitian
antara

tingkat pengetahuan

ini
ibu

untuk
tentang

kesehatan reproduksi remaja dengan kesiapan anak menghadapi masa
pubertas. Metode Penelitian menggunakan metode Diskriptif korelasi.
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Hasil Penelitian
berdasarkan hasil uji chi square


menunjukkan ada hubungan tingkat

pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kesiapan
anak menghadapi masa pubertas.

Hasil uji

statistik

dengan

menggunakan chi square diperoleh ρ value 0,021 < 0,05. Kesimpulan
ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
remaja dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas. Perbedaan
penelitian terletak pada variabel penelitian dan metode penelitiannya

8

dimana pada penelitian Budiati & Apriastuti menghubungkan antara 2
variabel dan menggunakan metode penelitian kuantitatif.
3. Asriani (2012) dengan penelitian “Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri tentang Perubahan Fisik Masa Pubertasdi Smp Negeri 1
Ranteanginkabupaten Kolaka Utara Sulawesi Tenggara” Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang perubahan fisik masa pubertas di SMP Negeri 1 Ranteangin
Kabupaten Kolaka Utara Sulawesi Tenggara. Hasil
menunjukkan

bahwa

tingkat pengetahuan

tentang

penelitian

masa

pubertas

remaja putri yang baik sebanyak 60,2% dan yang kurang sebanyak
39,8%. Sikap remaja putri tentang perubahan fisik masa pubertas
yang mendukung sebanyak 63,4% dan yang tidak mendukung sebanyak
36,6%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagian

besar

siswi

memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan sikap yang mendukung.
Perbedaan penelitian terletak dari variabel yang diteliti pada penelitian
Asriani variabel yang diteliti yaitu sikap remaja dalam perubahan bentuk
tubuh saja, jadi tidak secara keseluruhan dari perubahan pada masa
pubertas.

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Siswa Sma Dan SMP ST.THOMAS I Medan Mengenai Imunisasi Remaja

0 46 61

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP MENGHADAPI MASA PUBERTAS SISWA Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatanreproduksi Dan Sikapmenghadapi Masa Pubertas Siswa Kelas Vii Smp Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 2 22

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP MENGHADAPI Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatanreproduksi Dan Sikapmenghadapi Masa Pubertas Siswa Kelas Vii Smp Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 3 16

Daftar Pustaka Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatanreproduksi Dan Sikapmenghadapi Masa Pubertas Siswa Kelas Vii Smp Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 6 5

GAMBARAN PERILAKU REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS DI DESA TANJUNGREJO Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan.

0 1 14

PENDAHULUAN Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan.

0 2 6

GAMBARAN PERILAKU REMAJA PUTRI PADA MASA PUBERTAS DI DESA TANJUNGREJO Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan.

0 4 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Konsumsi Softdrink Dengan Status Gizi Remaja Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 2 6

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Terhadap Bencana Gempa Bumi.

0 1 17

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PUBERTAS PADA REMAJA DI SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 15