ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SALAK DI KOTA PADANGSIDIMPUAN.

(1)

ABSTRAK

Ali Hardana, NIM 809162024. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Salak di Kota Padangsidimpuan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2012.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi salak di Kota Padangsidimpuan. Dengan beberapa teori produksi dan menggunakan beberapa variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari luas lahan, tenaga kerja, harga dan modal.

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer yang bersumber dari beberapa petani salak yang ada di Kota Padangsidimpuan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Petani responden yang ditentukan melalui cluster random sampling berdasarkan kategori tertentu dengan metode pengambilan data secara kuisioner sebanyak 73 orang dari 270 Petani Salak di Kota Padangsidimpuan. Teknik analisis yang digunakan melalui model analisis regresi berganda berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), dimana model yang analisis mempergunakan fungsi respon produksi usahatani salak dengan menggunakan fungsi Cobb-Douglas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Keseluruhan model produksi salak yang diestimasikan memberikan hasil yang positif karena semua variabel independen yang diamati terlihat bahwa variansi Luas Lahan (A), Tenagakerja (L), Harga (P), dan variabel Modal berpengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi salak (Q). Berdasarkan analisis tabel 4.10 nampak bahwa F hitung sebesar = 106,665 dan probability 0,0000 adalah signifikan, karena probability < 0,05. (2) Dari hasil analisis statistik pada tabel estimasi 4.10 uji t parsial ternyata variabel luas lahan (A) merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap hasil produksi salak di Kota Padangsidimpuan.

Kata Kunci : Produksi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Harga, dan Modal


(2)

ABSTRACT

Ali Hardana, NIM 809162024. The Analysis Factors of Influencing The Bark Product in Padangsidimpuan Town. Program of Pascasarjana University Country Field 2012. This is research meant to analyse and to see the factors of influencing the bark product in Padangsidimpuan Town. With the some theory to produce and to use some variable in this research consisting of wide farm, labour, capital and price.

Data which is used in this research comes from primary data which is taken from some bark farmer existed in Padangsidimpuan Town by using questionnaire which have been taken beforehand. Farmer of determined responder (pass/through) sampling random cluster pursuant to certain category with method in take of data by kuisioner counted 73 people from 270 Farmer people Bark in Padangsidimpuan Town.

The used technique analysis passing through the double regression analysis model by using method of Ordinary Least Square (OLS), where the model analysed by utilizeing the function bark farming product respon by using function of Cobb-Douglas.

The results of this research show that : (1) All of corn products that estimates to give positive objects because all independent variables looks that variation land area (A), teeneger (L), price (P), and capital variables fertilizer buyer influence to bark product significant (Q). Consist of the analyse to estimate table 4.10. see that F calculate to = 106,665 and probability is significant, because probability > 0,05. (2) Depends on analyses of statistic at that table 4.10 partial test gives distance variable and land area (A) give the biggest dominant influence to bark product (Q) in Padangsidimpuan Town.


(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI SALAK DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

DISUSUN OLEH :

ALI HARDANA

NIM : 809162024

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmatNya, shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Salak di Kota Padangsidimpuan”. Penulisan tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas negeri Medan (UNIMED). Penulis menyadari bahwa sejak mengikuti studi hingga penyelesaian tesis ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan dan buah pikiran cemerlang dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati yang tulus ikhlas penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan perhatian pada penulis sampai selesainya tesis ini sebagai berikut :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., selaku Ketua Prodi Ilmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan

4. Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi dan Adi selaku staf atas arahan dan petunjuk yang diberikannya demi kelancaran penyelesaian studi penulis beserta staf-staf pengajar Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.S.i., selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Arwansyah, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan


(7)

perhatian dan kesabaran dalam membimbing sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini.

6. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si., Bapak Dr. Indra Maipita, Ph,D selaku penguji Ujian tesis atas saran dan masukan serta koreksinya sehingga penulis dapat lebih mudah untuk perbaikan tesis ini.

7. Terisitimewa kepada orang tua saya “Ayah dan Omak” yang telah memberikan

motivasi dan do’a restu sehingga tesisi ini dapat selesai.

8. Teman-teman seangkatan tahun 2010 sampai sekarang yaitu : Bang Faisal, Pak

Mawardi, Pak Apol, Zulaikha, K’k Deri dan Bang Deni.

9. Rekan-rekan kuliah khususnya Program Studi Ilmu Ekonomi Angkatan XVIII yang banyak membantu penulis dengan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan. Akhirnya, penulis mengakui bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2012 Penulis,

ALI HARDANA


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TESIS ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kerangka Teoritis ... 12

2.1.1. Teori Produksi ... 12

2.1.2. Fungsi Produksi ... 15

2.1.3. Elastisitas Produksi ... 20

2.1.4. Proses Produksi Tanaman Salak ... 25

2.1.5. Fungsi Produksi Coob Douglas ... 31

2.1.6. Teori Profitabilitas ... 32

2.1.7. Return To Scale ... 35


(9)

2.3.Kerangka Konseptual ... 37

2.4.Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 39

3.2. Populasi dan Sampel ... 39

3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian... 40

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.5. Model Penelitian dan Penaksiran ... 40

3.6. Defenisi Operasional ... 42

3.7. Uji Asumsi Klasik dan Signifikansi ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Deksripsi Wilayah Penelitian ... 46

1.2. Karakreristik Responden ... 50

1.3. Hasil Estimasi Produksi Salak ... 53

a. Uji Kecukupan Data ... 55

b. Uji Asumsi Klasik ... 56

c. Uji Statistik ... 59

d. Uji Apriori Ekonomi ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan ... 69

1.2. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sentra-Sentra Produksi Salak di Indonesia ... 3

Tabel 1.2 Produksi Buah-Buahan di Padangsidimpuan ... 4

Tabel 1.3 Luas Lahan, Produktivitas, dan Produksi Buah Salak Per Kecamatan Tahun 2010 Kota Padangsidimpuan ... 6

Tabel 1.4 Perkembangan Produksi, Luas Lahan, Tenagakerja, Harga, dan Modal Salak di Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 ... 7

Tabel 1.5 Produksi Salak PT. Agrina Tahun 2010 ... 9

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Produksi Salak Di Kota Padangsidimpuan ... 50

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Salak Di Kota Padangsidimpuan ... 51

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Salak Di Kota Padangsidimpuan ... 51

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Salak Di Kota Padangsidimpuan ... 52

Tabel 4.5 Tingkat Produksi Salak dan Variabel Yang Mempengaruhinya ... 52

Tabel 4.6 Perkembangan Produksi Salak Di Kota Padangsidimpuan ... 54

Tabel 4.7 Uji Normalitas ... 61

Tabel 4.8 Uji Multikolineritas ... 62

Tabel 4.9 Uji Heteroskedastiasitas ... 63


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Fungsi Produksi Klasik dan Tiga Tahap Produksi ... 22 Gambar 2 Perkembangan Produksi Salak Tahun 2010 ... 54


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di sektor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Tujuan pembangunan bidang pertanian selain untuk meningkatkan produksi juga meningkatkan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja di sektor pertanian dalam rangka pemerataan pendapatan, meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian, rnendukung pembangunan industri serta memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumberdaya alam serta memelihara dan memperbaiki lingkungan hidup.

Termasuk dalam pembangunan pertanian adalah pembangunan di bidang hortikultura, dimana pembenahan dalam bidang ini baru dilakukan pada awal PELITA V. Hal ini disebabkan perhatian pemerintah yang sangat besar terhadap padi dan palawija sebagai komoditas yang diarahkan untuk menciptakan kondisi swasembada. Dengan demikian segala fasilitas dan maupun kebijaksanaan diarahkan untuk tujuan tersebut. Komoditas hortikultura terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias. Mengingat jenis komoditas hortikultura yang sangat banyak, maka pemilihan prioritas pengembangan didasarkan pada pertimbangan yang mantap. Pertimbangan tersebut menurut Wardhani (1993) diantaranya adalah :

1. Dapat meningkatkan pendapatan petani 2. Mempunyai nilai gizi tinggi


(13)

3. Mempunyai prospek pasar yang baik 4. Dapat menyerap tenaga kerja

5. Dapat menambah devisa negara

Pengembangan produk hortikultura merupakan salah satu aspek pembangunan pertanian. Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Fungsi tanaman hortikultura selain sebagai penghasil bahan pangan tetapi juga memiliki fungsi yang lain. Secara sederhana fungsi lain tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu sebagai fungsi penyedia pangan, fungsi ekonomi, fungsi kesehatan dan fungsi sosial budaya (Bahar, 2008:38).

Komoditas salak (Salacca edulis) merupakan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut Widji (1999), petani salak umumnya dapat hidup layak dari usahataninya. Hal ini disebabkan oleh : (1) Menanam salak sangat mudah dan tidak perlu perawatan khusus yang rumit, (2) Hama penyakit relatif tidak ada dan (3) Buah salak mempunyai umur yang relatif panjang sehingga dapat memberikan hasil dalam jangka waktu yang lama. ltulah yang mendasari pemerintah untuk menetapkan salak sebagai buah unggulan nasional.

Tataniaga buah salak melibatkan komponen pelaku pasar antara lain mulai dari para pedagang pengumpul di tingkat pedesaan, para pedagang grosier di Ibukota Kabupaten dan Propinsi, serta para pengusaha eceran hampir di setiap kota besar dan toko-toko swalayannya dan bahkan pedagang pengumpul yang merangkap sebagai eksportir. Bahkan dengan hadirnya pedagang eksportir menunjukkan bahwa buah salak telah memasuki pasar buah internasional.


(14)

Dengan demikian buah salak sudah merupakan salah satu buah asli dari Indonesia yang telah berhasil menembus pasar internasional. Pada kondisi pasar yang cenderung akan menuju ke pasar bebas, ekspor buah salak akan memberikan dampak domestik yang semakin baik, anatara lain bahwa para petani salak akan berupaya untuk terus meningkatkan kualitas buah salak, dan petani akan berupaya agar proses produksi dapat dilaksanakan secara efisien sehingga mampu masuk ke pasar global, baik yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri.

Daerah lndonesia pada umumnya cocok untuk dilakukan pengembangan usaha salak baik dari segi jenis tanah, suhu dan curah hujan. Beberapa contoh di tabel 1.1 ini adalah daerah potensial salak yang telah menjadi sentra produksi salak di lndonesia.

Tabel 1.1

Sentra-Sentra Produksi Salak di Indonesia

Propinsi Sentra Produksi

Sumatera Utara Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan DKI Jakarta Condet

Jawa Barat Serang, Sumedang, Bogor, Tasikmalaya,Batujajar

Jawa Tengah Magelang, Ambarawa, Purworejo, Purbalingga, Banjarnegara Dl Yogyakarta Sleman

Jawa Timur Bangkalan, Pasuruan, malang

Bali Karangasem

Sulawesi Selatan Enrekang

Sumber : T. Sudaryono dan PER. Prahardini; Teknologi Produksi Salak, 1995

Hal ini juga didukung produksi salak nasional menunjukkan angka yang cukup besar, salak memberikan sumbangan produksi terbesar keempat terhadap total produksi buah nasional setelah pisang, jeruk siam/keprok dan mangga, yaitu sebesar 6,57 persen atau sebesar 937.930 ton dan produksi terbesar berasal dari Jawa Tengah yaitu sebesar 165.173 ton atau sekitar 17,6 persen dari total produksi salak nasional (Direktorat Jenderal


(15)

Hortikultura, 2006). Pada kurun waktu beberapa tahun terakhir ini menunjukkan fluktuasi produksi dan luas panen tetapi cenderung menunjukkan peningkatan. Terjadinya peningkatan produksi salak secara langsung akan mempengaruhi penawaran baik dipasar lokal maupun pasar nasional, sehingga peningkatan penawaran salak yang diikuti kegiatan pemasaran yang baik akan mempengaruhi juga permintaan terhadap salak.

Padangsidimpuan identik dengan sebutan Kota Salak. Dimana salak ini mulai dibudidayakan sejak tahun 1930 di Desa Sibakkua dan Hutalambung Kecamatan Angkola Barat dan Batang Toru. Masyarakat di daerah setempat yakin, salak ini dapat menambah nafsu makan dan sebagai obat penyakit diare dengan mengkonsumsi salak dalam jumlah banyak. Data mengenai produksi tanaman buah-buahan di Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2

Produksi Buah-Buahan di Padangsidimpuan Tahun 2010 No Jenis Buah-Buahan Produksi (Ton)

1 Alpukat 59

2 Jeruk 92

3 Mangga 1.475

4 Rambutan 36

5 Duku/Langsat 252

6 Durian 681

7 Jambu Biji 610

8 Sawo 92

9 Pepaya 5.204

10 Pisang 448

11 Salak 8.260

12 Manggis 138

13 Nangka 334

14 Sirsak 224

15 Belimbing 132

16 Nenas 24


(16)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa produksi salak merupakan tanaman buah-buahan yang terbesar di Padangsidimpuan. Hal ini membuktikan bahwa tanaman salak merupakan salah satu unggulan buah-buahan yang ada di Padangsidimpuan, sehingga adanya perhatian khusus dalam pengembangan produksi salak.

Terdapat beberapa varitas salak yang telah terdaftar dalam buah unggul nasional asal Sumatera Utara yaitu (1) Salak Padangsidimpuan Merah, dilepas sebagai varitas unggul berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 763/Kpts/TP.240/6/99 tertanggal 22 Juni 1999 dan (2) Salak Padangsidimpuan Putih, dilepas sebagai varitas unggul dengan SK Menteri Pertanian No. 764/Kpts/TP.240/6/99 tertanggal 22 Juni 1999 dan (3) Salak Sibakua, melalui SK Menteri Pertanian No. 427/Kpts/TP.240/7/2002 tertanggal 3 juli 2002 (BPSP, 2009).

Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah yang memiliki tingkat kemasaman tanah (pH) 5-7, curah hujan 1500-3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan. Salak suka ditanam di tempat teduh,biasanya di bawah pohon durian atau duku. Tanaman mulai berbuah pada usia tiga tahun. Tampilan buah salak Sidimpuan (Salaca sumatrana) cukup menggiurkan, berukuran besar ketimbang jenis salak lainnya dan berkulit hitam kekuningan. Semburat warna merah menyeruak didaging buahnya. Kesegaran mencuat diantara paduan rasa asam manis bila kita memakannya. Ini merupakan ciri khas dari salak Padangsidimpuan.


(17)

Tabel 1.3

Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas salak Padangsidimpuan Tahun 2010

No Kecamatan Luas Lahan

(Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Kw/Ha)

1. Padangsidimpuan Utara - - -

2. Padangsidimpuan Selatan 60 1020 68

3. Padangsidimpuan Batunadua 40 640 64

4. Padangsidimpuan Tenggara 180 3240 72

5. Padangsidimpuan Hutaimbaru 60 1080 72

6. Padangsidimpuan Angkola Julu 120 2280 76

Jumlah 460 8260 352

Sumber : Dinas Pertanian Daerah Padangsidimpuan

Dari tabel di atas dapat diketahui perkembangan produksi salak di tiap kecamatan padangsidimpuan. Terlihat bahwa produksi salak mengalami peningkatan dengan luas lahan yang semakin meningkat, namun jika sebaliknya luas lahan menurun maka produksi salak juga menurun.

Tanaman salak walaupun termasuk tanaman yang tidak mengandung resiko tinggi, tetapi tetap diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang intensif, agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Selain itu tanaman salak tidak memerlukan banyak air, tetapi juga tidak boleh kekurangan air. Kondisi kritis pada tanaman salak ini akan berlangsung dari penanaman pertama (tahun ke-0) sampai pada tahun ke-2. Hal ini disebabkan kondisi tanaman yang masih rentan terhadap kondisi stress baik di musim-musim penghujan maupun kemarau (Hasyim et al 2009).

Dari hasil wawancara dengan petani salak di Kota Padangsidimpuan didapatkan bahwa volume produksi dan perdagangan buah salak selama ini mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Beberapa faktor yang terkait dengan masalah ini adalah fluktuasi


(18)

potensial–demand pasar luar daerah dan domestik ; kendala-kendala kualitas (terutama tentang jenis/varietas yang paling disukai konsumen); keadaan teknik penanganan budidaya tanaman dan pasca panen buah salak, serta kendala-kendala kontiniutas dan peningkatan produksi buah salak. Hal ini dapat terlihat pada tabel 1.4 berikut ini :

Tabel 1.4

Perkembangan Produksi, Luas Lahan, Harga, Tenaga Kerja Modal Salak Padangsidimpuan

Tahun Produksi (Ton) Luas Lahan (Ha) Harga (Rp/Kg) Tenaga Kerja (Orang) Modal (Rp)

2006 6500 300 2.500 320 6400.000

2007 7250 360 3.000 400 8.400.000

2008 7000 325 3.500 450 6.300.000

2009 7800 400 3.600 385 12.640.000

2010 8260 460 4.500 536 16.300.000

Sumber : BPS serta Dinas Pertanian Daerah Padangsidimpuan, 2010

Evaluasi lahan untuk tanaman salak adalah penilaian potensi atau kelas kesesuaian suatu lahan untuk tanaman salak di Kota Padangsidimpuan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi lahan dalam memanfaatkannya sebagai lahan pertanian sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis dalam hal ini produktifitas hasil tanaman salak.

Dalam konteks teori produksi kaitannya dengan pertanian, faktor penting dalam pengelolaan sumber daya produksi adalah faktor alam (tanah), modal dan tenaga kerja selain faktor manajemen. Modal dimaksud adalah termasuk biaya untuk pembelian pupuk, pestisida dan bibit (Mubyarto, 1994:56). Oleh karena itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi salak tidak dapat dilepaskan dari faktor luas lahan, tenaga kerja, harga dan modal. Untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal, tanah perlu


(19)

dikelola dengan baik. Pengelolaan tersebut melibatkan manajemen dan tangan manusia. Untuk memperoleh produksi diperlukan tangan manusia yaitu tenaga kerja petani (labour).

Selain itu permasalahan timbul pada saat panen tiba, produksi yang melimpah yang pada akhirnya membuat petani mengambil jalan untuk menjual salak dengan harga murah, bahkan terkadang banyak yang tidak terjual dan busuk. Akibatnya, dengan hal seperti ini para petani mengalami kerugian. Tetapi kini buah salak selain bisa dijual dalam bentuk buah segar dan dengan sedikit inovasi yang didukung oleh peralatan mesin yang cukup canggih, masyarakat Kota Padangsidimpuan kini juga mulai mengelola buah salak segar menjadi kripik, sirup dan dodol salak, sehingga kerugian yang dulu dialami para petani kini dapat berkurang seperti yang dikembangkan salah salah satu industri salak PT. Agrina.

PT. Agrina merupakan salah satu pengembang usaha salak yang berperan dalam produksi salak di Kota Padangsidimpuan. Pada tahun 2009, produksi salak oleh PT Agrina mengembangkan usaha salak menjadi pengolahan produksi salak. Hingga saat sekarang ini pengolahan produksi salak yang telah dikembangkan sudah hampir mencapai 7 macam salak yang bisa diolah (seperti sirup salak, madu salak, dodol salak, kurma salak, agar-agar salak, nagogo drink dan kripik salak). Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini :


(20)

Tabel 1.5

Produksi Salak PT. Agrina Tahun 2010

No Pengolahan Salak/bulan Jumlah Produksi 1 Sirup salak 1500 botol isi 1 liter 2 Nagogo drink 5000 botol isi 200 ml

3 Madu salak 1000 botol

4 Dodol salak 7000 kotak

5 Kurma salak 5000 kotak

6 Agar-agar salak 4500 kotak

7 Kripik salak 2400 kotak

Sumber : PT. Agrina Kota Padangsidimpuan, 2010

Dalam pengembangan produksi salak di Kota Padangsidimpuan selanjutnya adalah dengan adanya dukungan pemerintah daerah dan masyarakat agar pengembangan produksi salak lebih baik ke depannya seperti daerah-daerah lain di Indonesia (salak pondoh). Dan pasar buah-buahan dalam negeri sekarang sudah banyak diramaikan oleh masuknya buah-buahan impor yang cenderung tidak terbendung seperti jeruk sunkist, apel washington dan masih banyak lagi. Keadaan ini dapat membawa akibat yang buruk bagi keberadaan buah-buahan asli Indonesia, karena dari segi kualitas, buah-buahan impor dinilai lebih menarik minat para konsumen karena fisiknya yang menarik, pilihannya beragam dan harganya relatif terjangkau. Sehingga masyarakat banyak yang lebih berminat untuk mengkonsumsi buah-buahan impor daripada mengkonsumsi buah-buahan lokal.

Produksi salak di Kota Padangsidimpuan pada setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan, peningkatan produksi salak tersebut banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Padangsidimpuan, karena pada beberapa tahun terahir ini produksi salak mulai dijual sebagai produk olahan salak seperti keripik salak, dodol salak, agar-agar salak dan


(21)

sirup serta tidak hanya dijual dalam bentuk buah segar. Produksi salak yang semakin meningkat di Kota Padangsidimpuan akan mempengaruhi penawaran.

Tanaman salak sudah menjadi bagian dari usahatani di Kota Padangsidimpuan yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan penghasilan/pendapatan masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas mendorong penulis untuk meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Salak Di Kota Padangsidimpuan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagiamanakah pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja, modal, dan harga terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan ?

b. Faktor produksi mana yang memberikan pengaruh terbesar terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Menganalisis pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja, modal, dan harga terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan.

b. Mengetahui faktor produksi mana yang memberikan pengaruh terbesar terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan.


(22)

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, maka hasilnya diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut :

a. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang sangat berharga tentang produksi salak dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Science di Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Medan.

b. Bagi pemerintah dan petani salak daerah setempat, diharapkan dapat memberi kontribusi atau masukan terhadap produksi salak di Padangsidimpuan serta sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan tanaman salak di Indonesia.

c. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai informasi atau bahan pembanding bagi permasalahan yang sama.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Salak di Kota Padangsidimpuan dilakukan terhadap 73 sampel dari 270 petani salak yang diteliti. Dapat diperoleh kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan model produksi salak yang diestimasikan memberikan hasil yang positif karena semua variabel independen yang diamati terlihat bahwa variabel Luas lahan (A), Tenaga kerja (L), harga (P) dan modal (K) berpengaruh signifikan terhadap hasil Produksi Salak (Q) di Kota Padangsidimpuan.

2. Berdasarkan analisis data estimasi terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Ini terlihat dari uji R-Squared sebesar 0.860181 yang berarti variasi variabel bebas (luas lahan, tenagakerja, harga dan modal) berpengaruh signifikan terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan sebesar 86 persen dan sisanya 14 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model estimasi tersebut. Sedangkan Uji F sebesar 104,5860 atau nilai probability 0,0000 berpengaruh signifikan terhadap produksi salak pada tingkat kepercayaan 100%. Dan uji t parsial juga mempunyai pengaruh signifikan terhadap produksi salak pada tingkat kepercayaan 95%.

3. Dari hasil analisis ditunjukan bahwa variabel luas lahan menunjukkan koefisien regresi sebesar 102772, dapat diartikan setiap pertambahan luas lahan sebesar 1 ha maka akan menaikkan produksi salak sebesar 102.772 kg. Variabel tenagakerja menunjukkan


(24)

koefisien input produksi salak pada faktor produksi tenaga kerja sebesar 19723,45. Ini dapat diartikan, jika variabel jumlah tenaga kerja bertambah satu orang, maka meningkatkan jumlah produksi salak sebesar 19723 kg. Variabel harga menunjukkan koefisien regresi sebesar 43,19638 dapat diartikan setiap kenaikan harga sebesar Rp. 1 maka akan meningkatkan produksi salak di Kota Padangsidimpuan sebesar 43,2 kg. Dan variabel modal menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,096646 dapat diartikan setiap pertambahan modal sebesar Rp. 1,- maka akan meningkatkan produksi salak sebesar di Kota Padangsidimpuan 0,09 kg.

B. Saran

Berdasarkan hasil perhitungan persamaan regresi linier dan bagaimana variabel bebas menjelaskan faktor–faktor yang mempengaruhi produksi salak di Kota Padangsidimpuan, disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan produksi salak di Kota Padangsidimpuan tidak hanya dengan menambah luas lahan. Dari hasil penelitian ini bahwa pengaruh variabel lainnya untuk peningkatan produksi salak adalah dengan penambahan modal dalam pembiayaan maupun pembelian pupuk bagi produksi salak. Jadi penambahan modal akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi salak di Kota Padangsidimpuan.

2. Disamping menambah modal, untuk meningkatkan produksi salak di Kota Padangsidimpuan juga perlu meningkatkan harga penjualan salak serta menambah tenagakerja.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, 2004. Ekonomi Pembangunan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Arsyad, Lincolin, 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Aswandi, H. & Kuncoro, M, 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris Di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No. 1, 27-45

Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan, 2010. Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan 2010. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan, Padangsidimpuan.

Djoyohadikusumo, Sumitro, 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, LP3ES, Jakarta.

Gujaratti, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar (diterjemahkan oleh Sumarno Zain). Erlangga. Jakarta.

Iif Syarifudin, 2003. Studi Pemilihan Subsektor Jasa Unggulan dalam rangka mendukung Kota Bandung sebagai Kota Jasa, Infomatek, Volume 5 Nomor 3, 123-130.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2007. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi), Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Nazarudin dan R. Kristiawati, 1992. 18 Varietas Salak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mankiw, N. G, 2000. Pengantar Ekonomi Jilid I. Erlangga, Jakarta. Alih bahasa oleh Drs. Haris Munandar, MA

Mubyarto, 2000. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Kedua. LP3ES. Jakarta. Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regionl: Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Padang.


(26)

Soekartawi, 2003. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suparmoko, M, Irawan, 2002. Ekonomika Pembangunan Edisi Keenam. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Tarigan, Robinson, 2006. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT Bumi Aksara, Jakarta. Todaro, Michael P. Smith, Stephen C, 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan


(1)

sirup serta tidak hanya dijual dalam bentuk buah segar. Produksi salak yang semakin meningkat di Kota Padangsidimpuan akan mempengaruhi penawaran.

Tanaman salak sudah menjadi bagian dari usahatani di Kota Padangsidimpuan yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan penghasilan/pendapatan masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas mendorong penulis untuk meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Salak Di Kota Padangsidimpuan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagiamanakah pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja, modal, dan harga terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan ?

b. Faktor produksi mana yang memberikan pengaruh terbesar terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Menganalisis pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja, modal, dan harga terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan.

b. Mengetahui faktor produksi mana yang memberikan pengaruh terbesar terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan.


(2)

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, maka hasilnya diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut :

a. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang sangat berharga tentang produksi salak dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Science di Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Medan.

b. Bagi pemerintah dan petani salak daerah setempat, diharapkan dapat memberi kontribusi atau masukan terhadap produksi salak di Padangsidimpuan serta sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan tanaman salak di Indonesia.

c. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai informasi atau bahan pembanding bagi permasalahan yang sama.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Salak di Kota Padangsidimpuan dilakukan terhadap 73 sampel dari 270 petani salak yang diteliti. Dapat diperoleh kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan model produksi salak yang diestimasikan memberikan hasil yang positif karena semua variabel independen yang diamati terlihat bahwa variabel Luas lahan (A), Tenaga kerja (L), harga (P) dan modal (K) berpengaruh signifikan terhadap hasil Produksi Salak (Q) di Kota Padangsidimpuan.

2. Berdasarkan analisis data estimasi terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Ini terlihat dari uji R-Squared sebesar 0.860181 yang berarti variasi variabel bebas (luas lahan, tenagakerja, harga dan modal) berpengaruh signifikan terhadap produksi salak di Kota Padangsidimpuan sebesar 86 persen dan sisanya 14 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model estimasi tersebut. Sedangkan Uji F sebesar 104,5860 atau nilai probability 0,0000 berpengaruh signifikan terhadap produksi salak pada tingkat kepercayaan 100%. Dan uji t parsial juga mempunyai pengaruh signifikan terhadap produksi salak pada tingkat kepercayaan 95%.

3. Dari hasil analisis ditunjukan bahwa variabel luas lahan menunjukkan koefisien regresi sebesar 102772, dapat diartikan setiap pertambahan luas lahan sebesar 1 ha maka akan menaikkan produksi salak sebesar 102.772 kg. Variabel tenagakerja menunjukkan


(4)

koefisien input produksi salak pada faktor produksi tenaga kerja sebesar 19723,45. Ini dapat diartikan, jika variabel jumlah tenaga kerja bertambah satu orang, maka meningkatkan jumlah produksi salak sebesar 19723 kg. Variabel harga menunjukkan koefisien regresi sebesar 43,19638 dapat diartikan setiap kenaikan harga sebesar Rp. 1 maka akan meningkatkan produksi salak di Kota Padangsidimpuan sebesar 43,2 kg. Dan variabel modal menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,096646 dapat diartikan setiap pertambahan modal sebesar Rp. 1,- maka akan meningkatkan produksi salak sebesar di Kota Padangsidimpuan 0,09 kg.

B. Saran

Berdasarkan hasil perhitungan persamaan regresi linier dan bagaimana variabel bebas menjelaskan faktor–faktor yang mempengaruhi produksi salak di Kota Padangsidimpuan, disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan produksi salak di Kota Padangsidimpuan tidak hanya dengan menambah luas lahan. Dari hasil penelitian ini bahwa pengaruh variabel lainnya untuk peningkatan produksi salak adalah dengan penambahan modal dalam pembiayaan maupun pembelian pupuk bagi produksi salak. Jadi penambahan modal akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi salak di Kota Padangsidimpuan.

2. Disamping menambah modal, untuk meningkatkan produksi salak di Kota Padangsidimpuan juga perlu meningkatkan harga penjualan salak serta menambah tenagakerja.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, 2004. Ekonomi Pembangunan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Arsyad, Lincolin, 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Aswandi, H. & Kuncoro, M, 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris Di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No. 1, 27-45

Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan, 2010. Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan 2010. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan, Padangsidimpuan.

Djoyohadikusumo, Sumitro, 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, LP3ES, Jakarta.

Gujaratti, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar (diterjemahkan oleh Sumarno Zain). Erlangga. Jakarta.

Iif Syarifudin, 2003. Studi Pemilihan Subsektor Jasa Unggulan dalam rangka mendukung Kota Bandung sebagai Kota Jasa, Infomatek, Volume 5 Nomor 3, 123-130.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2007. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi), Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Nazarudin dan R. Kristiawati, 1992. 18 Varietas Salak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mankiw, N. G, 2000. Pengantar Ekonomi Jilid I. Erlangga, Jakarta. Alih bahasa oleh Drs. Haris Munandar, MA

Mubyarto, 2000. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Kedua. LP3ES. Jakarta. Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regionl: Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Padang.


(6)

Soekartawi, 2003. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suparmoko, M, Irawan, 2002. Ekonomika Pembangunan Edisi Keenam. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Tarigan, Robinson, 2006. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT Bumi Aksara, Jakarta. Todaro, Michael P. Smith, Stephen C, 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan