T1 802009051 Full text

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU
ASERTIF PADA MAHASISWA
FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW
OLEH
GUSTAF FIRDAUS
80 2009 051

TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

ii

iii


iv

v

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU
ASERTIF PADA MAHASISWA
FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW

Gustaf Firdaus
Berta E.A. Prasetya., M.A
Enjang Wahyuningrum, M.Si., Psi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014


vi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku asertif
pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Dalam penelitian ini harga diri sebagai variabel
bebas dan perilaku asertif

sebagai variabel tergantung. Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif antara harga diri dengan perilaku asertif
pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
angkatan aktif Fakultas Psikologi yaitu 2011, 2012, 2013 dan 2014, dalam pelaksanaan
penelitian subjek mengambil subjek sebanyak 100 subjek. Berdasarkan hasil perhitungan uji
korelasi product moment-pearson didapatkan hubungan sebesar 0,602 dengan sig 0,000 (p <
0,05) hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan korelasi positif yang signifikan antara
harga diri dengan perilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Dalam
penelitian ini dimana harga diri memiliki sumbangan sebesar 36,24% terhadap munculnya
perilaku asertif yang sisanya adalah faktor lain.


Kata kunci : Harga Diri,Perilaku Asertif, Mahasiswa

vii

Abstract

This quantitative study aimed to investigate the relationship between self-esteem and
assertive behavior in students of the Faculty of Psychology. As for the self-esteem acts as the
independent variable while assertive behavior as a dependent variable. The hypothesis of this
study is that there is a positive relationship between self-esteem and assertive behavior in
students of the Faculty of Psychology. Subjects in this study were 100 active students of the
Faculty of Psychology, which are students from class of 2011, 2012, 2013 and 2014. Based
on the results of test product moment-Pearson, there is a correlation of 0.602 with sig 0.000
(p 0,05) sedangkan koefisien K-S-Z Harga
diri 0,809 (p>0,05). Dari hasil tersebut, maka data kedua variabel dapat dikatakan
berdistribusi normal.

Tabel 1
Variabel Harga Diri dengan Perilaku Asertif
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asertif
N

HargaDiri

100

100

Mean

52.82

103.39

Std. Deviation

8.056

12.282


Absolute

.101

.064

Positive

.101

.064

Negative

-.085

-.060

Kolmogorov-Smirnov Z


1.011

.639

Asymp. Sig. (2-tailed)

.259

.809

Normal Parameters a

Most Extreme Differences

a. Test distribution is Normal.

2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel memiliki hubungan
secara linear atau tidak secara signifikan. Dari hasil uji linearitas yang dilakukan dengan

menggunakan ANOVA table of linearity, maka didapatkan hasil Fbeda 1,401 dan nilai
signifikansi sebesar 0,12 (p > 0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan
Perilaku Asertif dengan Harga Diri menunjukkan garis yang sejajar atau linear

16

Tabel 2
ANOVA Table
Mean
Sum of Squares
Asertif *

Between

HargaDiri

Groups

df


Square

F

Sig.

(Combined)

4255.470

39

109.115

3.018

.000

Linearity


2330.971

1

2330.971

64.472

.000

1924.498

38

50.645

1.401

.120


Within Groups

2169.290

60

36.155

Total

6424.760

99

Deviation from
Linearity

Analisis Deskriptif
Perilaku Asertif
Tabel 3

Hasil analisis deskriptif
skor Perilaku Asertif
No

Interval

1.

71,4 ≤ x ≤ 84

2.
3.
4.
5.

58,8 ≤ x < 7 ,4
46, ≤ x < 58,8
33,6 ≤ x < 46,
≤ x < 33,6

Kateg ori

Frekuensi

Persentase

Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah

2

0,02%

19
64
14
1

0,19%
0,64%
0,14%
0,01%

Mean

Standar
Devi asi

52,82

8,05

Data di atas menunjukkan tingkat perilaku asertif dari 100 subjek yang berbedabeda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga tinggi. Pada kategori sangat rendah didapati
prosentase sebesar 0,01% dengan frekuensi 1 mahasiswa, kategori rendah 0,14% dengan
frekuensi 14 mahasiswa, kategori sedang 0,64% dengan frekuensi 64 mahasiswa, kategori
tinggi sebesar 0,19 % dengan frekuensi 19 mahasiswa, dan kategori sangat tinggi sebesar
0,02% dengan frekuensi 2 mahasiswa. Mean atau rata-rata yang diperoleh adalah 52,82

17

dengan standar deviasi sebesar 8,05.Maka secara umum dapat dikatakan bahwa perilaku
asertif pada mahasiswa berdasarkan penelitian ini yang dilakukan di Fakultas Psikologi
UKSW ini berada pada tingkat yang sedang.

Tabel 4
Hasil Analisis Deskriptif
skor harga diri
No

1.
2.
3.
4.
5.

Interval

122,4 ≤ x ≤ 144
00,8 ≤ x <
,4
79, ≤ x < 00,8
57,6 ≤ x < 79,
36 ≤ x < 57,6

Kateg ori

Frekuen
si

Persentase

Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah

5

0,05%

54
39
2
0

0,54%
0,39%
0,02%
0%

Mean

Standar
Devi asi

103,39
12,28

Data di atas menunjukkan tingkat harga diridari 100 subjek yang berbeda-beda,
mulai dari tingkat sangat rendah hingga tinggi. Pada kategori sangat rendah didapati
prosentase sebesar 0% dengan frekuensi 0 mahasiswa ,kategori rendah 0,02% dengan
frekuensi 2 mahasiswa,kategori sedang 0,39% dengan frekuensi 39 mahasiswa, kategori
tinggi sebesar 0,54 % dengan frekuensi 54 mahasiswa, dan kategori sangat tinggi sebesar
0,05% dengan frekuensi 5 mahasiswa. Mean atau rata-rata yang diperoleh adalah 103,39
dengan standar deviasi sebesar 12,28.Maka secara umum dapat dikatakan bahwa harga diri
pada mahasiswa berdasarkan penelitian ini yang dilakukan di Fakultas Psikologi UKSW ini
berada pada tingkat yang tinggi

18

Uji korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product moment-Pearson dengan
bantuan SPSS 16.0 didapatkan hubungan sebesar 0,602 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05).
Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan korelasi positif yang signifikan antara harga
diri dengan perilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. Nilai
koefisiensi determinasi (r2 ) pada penelitian ini adalah 36,24%, dimana hasil tersebut
menunjukkan bahwa pola harga diri memiliki sumbangan sebesar 36,24% terhadap
munculnya perilaku asertif.

Correlations
Asertif
Asertif

Pearson Correlation

HargaDiri
1

Sig. (2-tailed)
N
HargaDiri

Pearson Correlation

.602 **
.000

100

100

.602 **

1

Sig. (2-tailed)

.000

N

100

100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pembahasan
Dari hasil perhitungan uji korelasi antara harga diri dengan perilaku asertif,
didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan
antara kedua variabel tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi harga diri yang
dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW maka akan semakin tinggi pula
perilaku asertif yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga diri yang
dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Psikologi maka akan semakin rendah juga perilaku asert if
yang akan dimilikinya. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil yang sesuai dengan
perkiraan pada awal penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini menerima Hi dan H0
ditolak, sehingga terbukti ada korelasi positif signifikan yang berarti semakin tinggi harga

19

diri maka semakin tinggi perilaku asertif mahasiswa, begitu juga sebaliknya semakin
rendah harga diri yang dimiliki mahasiswa, maka semakin rendah perilaku asertif
mahasiswa. Dari hal ini berarti menjawab bahwa harga diri mempunyai hubunga n yang
signifikan dengan perilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasdiananda (2013) yang mendapatkan hasil
ada hubungan positif antara Self Esteem dengan Asertivitas. Pada Penelitian (Rosita ,2007)
juga mendapatkan hasil ada hubungan positif, sedangkan menurut (Anindyajati dan
Karima, 2004) terdapat hubungan antara harga diri dengan Asertifitas. Dari penelitian ini
mendapatkan hasil seperti penelitan penelitian sebelumnya yaitu ada hubungan yang positif
antara harga diri dengan perilaku asertif.
Definisi perilaku asertif sendiri menurut rathus adalah “Assertive behavior involves
the expression of one’s genuine feelings, standing up for one’s legitimate rights, and
refusing unreasonable requests. It means resisting undue social infl uences, disobeying
arbitrary authority figures, and resisting conformity to arbitrary group standards”.
(Rathus, 2009) berdasarkan pengertian di atas asertif adalah tingkah laku yang
menampilkan keberanian untuk secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan
dan pikiran-pikiran apa adanya, mempertahankan hak-hak pribadi, serta menolak
permintaan-permintaan yang tidak masuk akal termasuk tekanan yang datang dari figur
otoritas dan standar-standar yang berlaku pada suatu kelompok. Menurut Coopersmith (dlm
Andarini, Susandari, dan Rosiana, 2012) menyebutkan bahwa Self Esteem merupakan
evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap
menerima dan menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan Individu terhadap
kemampuannya, keberartian kesuksesan dan keberhargaan. Menurut Rathus (dlm Rosita,
2008) munculya asertivitas pada remaja disebabkan adanya penghargaan diri (Self Esteem)
yang positif terhadap dirinya yang dapat menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang
dilakukan itu sangat berhargadan apa yang diharapkan oleh remaja dapat dipenuhi dengan
cara mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Apabila remaja tidak asertif justru
tidak mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan keyakina n akan dirinya, karena mereka
cenderung tidak mampu keluar dari masalah mereka dan di dalam dunia pendidikan a gar
semua tujuan dapat tercapai, maka dari itu sebaiknya ada upaya peningkatan perilaku

20

asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Dari perhitungan di dapatkan bahwa
perilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW berada pada tingkat sedang,
agar dalam kehidupan sehari harinya maupun ketika di dalam perkuliahan dia bisa lebih
aktif lagi, karena menurut Hasanah, Supriono, Herani, dan Les tari (2012) sikap dan
perilaku asertif bagi mahasiswa sangatlah penting karena pertama, sikap perilaku asertif
akan memudahkan remaja atau mahasiswa tersebut bersosialisasi dan menjalin hubungan
dengan lingkungan secara efektif. Kedua, dengan kemampuan untuk mengungkapkan apa
yang dirasakan dan dinginkannya secara langsung dan terus terang maka para mahasiswa
dapat menghindari munculnya ketegangan dan perasaan tidak nyaman akibat menahan dan
menyimpan sesuatu yang ingin diutarakannya. Ketiga, dengan memilik i sikap asertif, maka
para mahasiswa dapat dengan mudah mencari solusi dan penyelesaian dari berbagai
kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya secara lebih efektif. Keempat, asertifitas
akan membantu para mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya, memperluas
wawasannya tentan lingkungan, dan tidak mudah berhenti pada sesuatu yang tidak
diketahuinya. Maka dari itu jika mahasiswa memiliki perilaku asertif yang baik akan sangat
membantu dalam kehidupan sehari harinya baik di dalam keluarga, lingkungan, dan di
dalam perkuliahan. Menurut Lazzarus (dlm Yasdiananda, 2013) bahwa pembentukan
asertivitas tidak terlepas dari pengaruh lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar. Pada saat lingkungan memberika n
kesempatan bagi individu untuk memunculkan asertivitasnya, maka individu tersebut akan
mampu mengembangkan asertivitasnya, maka dari itu perilaku asertif sendiri harus di
kembangkan dengan lingkungan yang baik juga dan dari individu itu sendiri.
Selain itu, dari perhitungan uji korelasi juga ditemukan bahwa harga diri memiliki
sumbangan sebesar 36,24% terhadap munculnya perilaku asertif, maka sisanya yaitu
63,76%.penyebab munculnya perilaku asertif dapat disebabkan oleh faktor- faktor lain
seperti faktor jenis kelamin, kebudayaan, tingkat pendidikan dan situasi situasi tertentu
disekitarnya (Rathus & Nevid 1983). Faktor Jenis kelamin: wanita pada umumnya lebih
sulit bertingkah laku asertif seperti mengungkapkan perasaan dan pikiran dibandingkan
dengan laki- laki. Wanita diharapkan lebih banyak menurut dan tidak boleh mengungkapkan
pikiran dan perasaannya bila dibandingkan dengan laki- laki, artinya pengkondisian budaya

21

untuk

wanita cenderung membuat wanita menjadi lebih sulit mengembangkan

asertivitasnya. Faktor kebudayaan tuntutan lingkungan menentukan batasan-batasan
perilaku masing- masing anggota masyarakat sesuai dengan umur, jenis kelamin, status
sosial seseorang. Untuk faktor tingkat pendidikan semakin tinggi tingkat pendidikan
individu maka semakin

luas wawasan berpikirnya sehingga kemampuan untuk

mengembangkan diri lebih terbuka. Untuk Situasi-situasi tertentu disekitarnya kondisi dan
situasi dalam arti luas misalnya posisi kerja antara bawahan terhadap atasannya, ketakutan
yang tidak perlu (takut dinilai kurang mampu), situasi-situasi seperti kekhawatiran
mengganggu dalam keadaan konflik.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat ditarik
kesimplan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan perilaku asertif
pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW
2. Harga diri yang dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW mempunyai mean
sebesar 103,39 yang termasuk dalam kategori tinggi
3. Perilaku asertif yang dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW mempunyai
mean sebesar 52,82 yang termasuk dalam kategori sedang

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih banyaknya
keterbasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Saran bagi Fakultas Psikologi UKSW
Pihak

fakultas mengupayakan pelatihan atau mengadakan seminar untuk

meningkatkan harga diri mahasiswa agar mahasiswa bisa lebih mempunyai perilaku
asertif yang baik di kelas maupun di luar kelas.

22

2. Saran bagi Dosen Fakultas Psikologi UKSW
Para mahasiswa tentunya tidak lepas dari peran para Dosen ketika di kelas
berlangsung, harga diri mahasiswa sendiri juga dapat dilatih ketika para dosen
mengajar dengan cara memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
berpendapat dan bertanya tanpa menjatuhkan harga diri dari mahasiswa tersebut
dengan begitu tentunya perilaku asertif dari mahasiswa itu sendiri akan dapat
meningkat dengan sendirinya.
3. Saran bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disimpulkan, penelitian ini
menghimbau kepada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW agar mampu
meningkatkan lagi harga diri dengan tujuan bisa meningkatkan perilaku asertif baik
dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari hari.
4. Saran bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini masih terbatas karena hanya meneliti hubungan antar harga diri
dengan perilaku asertif. Dengan demikian masih ada variabel lain yang turut
memberikan pengaruh pada perilaku asertif seseorang yang belum dijelaskan dan
diteliti, maka dari itu direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya bisa
menggunakan faktor faktor yang lain selain harga diri seperti jenis kelamin,
kebudayaan,

tingkat pendidikan dan situasi-situasi tertentu.

Bagi peneliti

selanjutnya juga bisa memberikan variasi subjek tidak hanya di fakultas dan
universitas yang sama sehingga bila penelitian ini dilakukan pada subjek yang
berbeda akan menambah kualitas penelitian tersebut.

23

Daftar Pustaka
Abidin, Z. (2011). Pengaruh Pelatihan Resiliensi Terhadap Perilaku Asertif Pada Remaja.
Diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
http://lppm.trunojoyo.ac.id/upload/penelitian/penerbitan_jurnal/04_Pamator%20v4%
20n2%20Okt%202011.pdf
Alberti, R & Emmons, M. (2002). Your perfect right, hidup lebih bahagia dengan
menggunakan hak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Diakses pada tanggal 22
agustus 2014.
http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/download/230/209
Andarini, S., Susandari., & Rosiana, D. (2012). Hubungan Antara “Self Esteem” Dengan
Derajat Stres Pada Siswa Akselerasi SDN Banjarsari 1 Bandung. Diakses pada
tanggal 22 agustus 2014.
http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/view/229
Anindyajati, M., & Karima, M, C. (2004). Peran Harga Diri Terhadap Asertivitas Remaja
Penyalahguna Narkoba (Penelitian Pada Remaja Penyalahguna Narkoba Di
Tempat-Tempat Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba). Diakses pada tanggal 22
agustus 2014. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=62957&val=4564
Baron, R.A., & Byrne, P., (1994). Social Psychology: Understanding Human Interaction.
Boston: Allyn and Bacon Inc.Beliefs Tradisional & Liberal.
Damayanti, S. E., & Purnamasari, A. (2011). Berpikir Positif dan Harga Diri Pada Wanita
Yang Mengalami Masa Premenopause. Diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
http://portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=124107
Fadlulloh, F, S. (2014). Hubungan Tingkat Ketergantungan Dalam Pemenuhan Aktifitas
Kehidupan Sehari- hari (AKS) Dengan Harga Diri Penderitas Stroke Di Poliklinik
Syaraf RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto. Skripsi. Diakses pada tanggal
22 agustus 2014.
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/Siti%20Fathimah%20Fadlulloh_G1
D010051.pdf
Hapsari, M, R. (2007). Sumbangan Perilaku Asertif Terhadap Harga Diri Pada Karyawan.
Diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/276
Hasanah, N., Supriyono, Y., Herani, I,. & Lestari, S. (2012). Peningkatan Kepercayaan
Diri Mahasiswa Melalui Pelatihan Asertifitas. Diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
http://interaktif.ub.ac.id/index.php/interaktif/article/view/115/114

24

Hendriyanto., B., Sriati, A., & Fitria, N. (2013). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Tingkat Stres
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Angkatan 2011 .

Hidayat, K. (2013). Pengaruh Harga Diri dan Penalaran Moral Terhadap Perilaku
Seksual Remaja Berpacaran Di SMK Negeri 5 Samarinda. Diakses pada tanggal 24
agustus 2014.http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/04/Journal-Khafri%20Hidayat%20(04-10-13-05-30-16).doc
Husetiya, Y.(2010). Hubungan Asertivitas Dengan Prokastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Diakses pada
tanggal 22 agustus 2014. http://eprints.undip.ac.id/24780/
Ismail. (2005). Harga Diri dan Aktualisasi Diri dengan Partisipasi Mahasiswa Dalam Gerakan
Sosial. Jurnal.(Vol 1 No 1 Desember 2005). Diakses pada tanggal 21 agustus 2014.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/psi/article/download/602/361

Jay, R. (2007). How To Manage Your Boss (Bagaimana Menyikapi Bos Anda) Membangun
Kerja Yang Sempurna. Alih bahasa: Sigit Purwanto. Jakarta: Erlangga.
Jeffrey, S., & Nevid. (2009). Psychology and the Challenges of Life 11th EditionSpencer A.
Rathus, Psychology Concepts And Connections Tenth Edition.
Marini, L., & Andriani, E. (2005). Perbedaan Asertivitas Remaja ditinjau dari Pola Asuh
Orang Tua. Psikologia. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15714/1/psi-des2005%20%281%29.pdf
Mayasari, F., & Hadjam, R, N, M. (2000). Perilaku Seksual Remaja Dalam Berpacaran
Ditinjau Dari Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin. Diakses Pada Tanggal 22
agustus 2014. http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/138/129
Ningsih, S, W., & Kusmayadi, D. (2008). Hubungan Antara Minat Berorganisasi Dengan
Asertifitas Pada Mahasiswa. Diakses Pada tanggal 22 agustus 2014.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=94975&val=1228
Nurmalasari, Y. (2007). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada
Remaja Penderita Penyakit Lupus. Skripsi. Diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
http://www.gunadarma.ac.id/library/abstract/gunadarma_10502263-skripsi_fpsi.pdf
Rakos, R, F. (1991). Assertive Behaviour Theory, Recearch, and Training. New York
Roultladge, Chapman & Hall Inc.
Rathus, S.A. dan Nevid, J.S. (1983). Adjustment and Growth: The Challenges of Life (2nd
ed). New York: CBS College Publising.

25

Rosita, H. (2007) . Hubungan Antara Perilaku Asertif Dengan Kepercayaan Diri Pada
Mahasiswa.
Diakses
pada
tanggal
20
agustus
2014.
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2007/Artikel_1050
2099.pdf
Santrock, J. W. (1998). Adolescence. Ed 7. Boston: McGraw Hill, Inc.
Sert, G, A. (2003). The Effect Of An Assertiveness Training On The Assertiveness And Self
Esteem Level Of 5th Grade Children.Diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/1217686/index.pdf
Subowo, E., & Martiarini, N. (2009). Hubungan Antara Harga Diri Remaja Dengan
Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMK Yosonegoro Magetan. Diakses pada tanggal
21 agustus 2014.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=64064&idc=45
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo.
Sulistyani, E. (2012). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Harga Diri Pada Siswa Kelas XF Jurusan Penjualan SMK PGRI 2 Salatiga. Diakses pada tanggal 21 agustus 2014.
http://repository.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/1796/1/T1_132007077_Judul.pdf

Tagela, U. (2013). Perbedaan Perilaku Asertif Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa
Kelas II Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 SMA Negeri 1 Pabelan Kabupaten
Semarang, diakses pada tanggal 22 agustus 2014.
.http://repository.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/3229/5/LAPPEN_Umbu%20T
agela_%20Perbedaan%20Perilaku%20Asertif%20Remaja_Bab%20IV.pdf
Timorora, S. P., Hartanti, S., & Fauziah, N. (2012). Hubungan Antara Self Esteem Dengan
Penyesuaian Diri Pada Siswa Tahun Pertama SMA Krista Mitra Semarang. Diakses
pada tanggal 23 agustus 201