Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri sebagai Prediktor terhadap Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 4 Ambon T2 832013006 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari data yang diperoleh maka hasil penelitianpun didapat dan
diskusisnya telah di bahas pada Bab IV. Hasil tersebut tentunya akan
diberikan sumbangan dan manfaat yang berarti bagi subjek dan penulis.
Tidak menutup kemungkinan penelitian ini jauh dari kesempurnaan,
sehingga dalam bab ini penulis juga akan memberikan masukan bagi peneliti
selanjutnya.
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya
maka dapat di simpulkan bahwa pola asuh otoriter dan konsep diri secara
simultan mempunyai pengaruh terhadap perilaku agresif remaja siswa SMA
Negeri 4 Ambon. Selain itu, berdasarkan hasil analisis maka ada perbedaan
jenis kelamin terhadap perilaku, dimana laki-laki cenderung lebih bersikap
agresif dibandingkan perempuan.
5.2
Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat
dirumuskan saran sebagai berikut:
5.2.1 Siswa Sebagai Subjek Penelitian
1. Siswa diharapkan taat dan patuh pada tata tertib sekolah, patuh dan
taat pada nasihat orang tua, tidak memanfaatkan kegiatan di sekolah
untuk hal-hal yang negatif, sehingga anak tidak berperilaku agresif.
2. Dapat merespon dengan baik dan benar asuhan yang diterapkan
orang tua, sehingga nantinya konsep diri anak dapat berkembang
dengan baik.
3. Perlu mengembangkan konsep diri baik siswa laki-laki maupun
perempuan, karena dengan konsep diri yang baik maka mereka akan
dengan mudah membanguan suatu hubungan yang lebih baik dengan
orang lain.
5.2.2 Orang Tua
Dalam penelitian ini membuktikan bahwa peran pola asuh orang tua
sangat berpengaruh pada perilaku anak. Pola asuh yang baik adalah pola
asuh yang mengedepankan antara kasih sayang dan kehangatan yang
Seimbang. Anak yang di asuh oleh orang tua yang otoriter akan cenderung
berperilaku agresif. Jadi di sarankan kepada orang tua untuk tidak mendidik
atau mengasuh anak dengan menggunakan kekerasan atau otoriter.
1. Agar konsep diri anak terbentuk dengan baik, hendaknya orang tua
selalu mengadakan pengawasan terhadap aktivitas anak terutama
dalam belajar, misalnya dengan berkomunikasi dengan anak,
mengingatkan anak, memberi motivasi dan menyediakan fasilitas
belajar yang memadai.
2. Orang tua jangan sampai memaksakan kemauan anak, sehingga anak
dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki dengan wajar,
termasuk dalam hal ini anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan
masyarakat yang lebih luas.
3. Sebaiknya orang tua tidak membebaskan anak tanpa kontrol,
sehingga anak tidak terkendali dan berbuat seenaknya.
4. Dalam mendidik anak, orang tua juga lebih menanamkan nilai-nilai
keagamaan untuk membentengi diri anak dari pergaulan-pergaulan
bebas. Misalnya dengan mengadakan binakel (bina keluarga),
sehingga orang tua dapat bermusyawarah serta mendengarkan
pendapat dan keinginan anak.
5.2.3 Pihak Sekolah
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk
perilaku siswa. Pihak sekolah wajib membekali siswa dengan ketrampilan
yang
menunjang
pendidikan,
serta
pemahaman
yang
baik
akan
menghindarkan siswa dari permasalahan seperti tawuran dan lain-lain.
1. Adanya penerapan aturan dan pengawasan yang bijak dari sekolah
dalam pemberian izin membawa perangkat elektronik seperti gadget,
smartphone, dan lain-lain, sehingga tidak menimbulkan perilaku
agresif siswa.
2. Agar konsep diri anak terbentuk dengan baik, hendaknya dalam
memberikan bimbingan disesuaikan dengan bakat dan kemampuan
masing-masing anak.
3. Untuk lebih dapat memahami kepribadian masing-masing siswa,
hendaknya selalu mengadakan kerjasama dan komunikasi dengan
orang tua murid, sehingga nantinya akan lebih mudah dalam
menangani permasalahan yang dihadapi siswa.
4. Hendaknya melakukan penyuluhan kepada orang tua supaya tidak
keras atau otoriter dalam mendidik anak. Hal tersebut dilakukan
supaya anak tidak berperilaku agresif baik di sekolah maupun di
lingkungan keluarga.
5.3
Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini masih terbatas, karena hanya meneliti pola asuh otoriter
dan konsep diri sebagai prediktor terhadap perilaku agresif. Dengan
demikian masih ada variabel yang turut mempengaruhi perilaku agresif yang
belum dijelaskan dan diteliti, maka direkomendasikan untuk peneliti
selanjutnya yakni faktor harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai sekolah,
pengaruh teman-teman sebaya, kelas sosial ekonomi dan lain-lain
sebagainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari data yang diperoleh maka hasil penelitianpun didapat dan
diskusisnya telah di bahas pada Bab IV. Hasil tersebut tentunya akan
diberikan sumbangan dan manfaat yang berarti bagi subjek dan penulis.
Tidak menutup kemungkinan penelitian ini jauh dari kesempurnaan,
sehingga dalam bab ini penulis juga akan memberikan masukan bagi peneliti
selanjutnya.
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya
maka dapat di simpulkan bahwa pola asuh otoriter dan konsep diri secara
simultan mempunyai pengaruh terhadap perilaku agresif remaja siswa SMA
Negeri 4 Ambon. Selain itu, berdasarkan hasil analisis maka ada perbedaan
jenis kelamin terhadap perilaku, dimana laki-laki cenderung lebih bersikap
agresif dibandingkan perempuan.
5.2
Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat
dirumuskan saran sebagai berikut:
5.2.1 Siswa Sebagai Subjek Penelitian
1. Siswa diharapkan taat dan patuh pada tata tertib sekolah, patuh dan
taat pada nasihat orang tua, tidak memanfaatkan kegiatan di sekolah
untuk hal-hal yang negatif, sehingga anak tidak berperilaku agresif.
2. Dapat merespon dengan baik dan benar asuhan yang diterapkan
orang tua, sehingga nantinya konsep diri anak dapat berkembang
dengan baik.
3. Perlu mengembangkan konsep diri baik siswa laki-laki maupun
perempuan, karena dengan konsep diri yang baik maka mereka akan
dengan mudah membanguan suatu hubungan yang lebih baik dengan
orang lain.
5.2.2 Orang Tua
Dalam penelitian ini membuktikan bahwa peran pola asuh orang tua
sangat berpengaruh pada perilaku anak. Pola asuh yang baik adalah pola
asuh yang mengedepankan antara kasih sayang dan kehangatan yang
Seimbang. Anak yang di asuh oleh orang tua yang otoriter akan cenderung
berperilaku agresif. Jadi di sarankan kepada orang tua untuk tidak mendidik
atau mengasuh anak dengan menggunakan kekerasan atau otoriter.
1. Agar konsep diri anak terbentuk dengan baik, hendaknya orang tua
selalu mengadakan pengawasan terhadap aktivitas anak terutama
dalam belajar, misalnya dengan berkomunikasi dengan anak,
mengingatkan anak, memberi motivasi dan menyediakan fasilitas
belajar yang memadai.
2. Orang tua jangan sampai memaksakan kemauan anak, sehingga anak
dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki dengan wajar,
termasuk dalam hal ini anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan
masyarakat yang lebih luas.
3. Sebaiknya orang tua tidak membebaskan anak tanpa kontrol,
sehingga anak tidak terkendali dan berbuat seenaknya.
4. Dalam mendidik anak, orang tua juga lebih menanamkan nilai-nilai
keagamaan untuk membentengi diri anak dari pergaulan-pergaulan
bebas. Misalnya dengan mengadakan binakel (bina keluarga),
sehingga orang tua dapat bermusyawarah serta mendengarkan
pendapat dan keinginan anak.
5.2.3 Pihak Sekolah
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk
perilaku siswa. Pihak sekolah wajib membekali siswa dengan ketrampilan
yang
menunjang
pendidikan,
serta
pemahaman
yang
baik
akan
menghindarkan siswa dari permasalahan seperti tawuran dan lain-lain.
1. Adanya penerapan aturan dan pengawasan yang bijak dari sekolah
dalam pemberian izin membawa perangkat elektronik seperti gadget,
smartphone, dan lain-lain, sehingga tidak menimbulkan perilaku
agresif siswa.
2. Agar konsep diri anak terbentuk dengan baik, hendaknya dalam
memberikan bimbingan disesuaikan dengan bakat dan kemampuan
masing-masing anak.
3. Untuk lebih dapat memahami kepribadian masing-masing siswa,
hendaknya selalu mengadakan kerjasama dan komunikasi dengan
orang tua murid, sehingga nantinya akan lebih mudah dalam
menangani permasalahan yang dihadapi siswa.
4. Hendaknya melakukan penyuluhan kepada orang tua supaya tidak
keras atau otoriter dalam mendidik anak. Hal tersebut dilakukan
supaya anak tidak berperilaku agresif baik di sekolah maupun di
lingkungan keluarga.
5.3
Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini masih terbatas, karena hanya meneliti pola asuh otoriter
dan konsep diri sebagai prediktor terhadap perilaku agresif. Dengan
demikian masih ada variabel yang turut mempengaruhi perilaku agresif yang
belum dijelaskan dan diteliti, maka direkomendasikan untuk peneliti
selanjutnya yakni faktor harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai sekolah,
pengaruh teman-teman sebaya, kelas sosial ekonomi dan lain-lain
sebagainya.