PENDAHULUAN PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN EMOSI ANAK TK TARBIYATUL ATHFAL DI BAKALAN SUSUKAN SEMARANG.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran orang tua dalam kehidupan dan perkembangan seorang anak
sangatlah penting. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
kompleks terhadap anak-anak. Seorang anak mengalami proses yang dinamis,
sejak
dilahirkan
hingga usia
sekolah.
Perkembangannya
mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Sejak dini anak-anak harus dikenalkan pada
pendidikan dasar yang mencakup moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan
keterampilan, kesehatan, seni, dan budayanya agar anak mampu bertahan
serta menyesuaikan diri serta berhasil dalam kehidupan menjadi anak yang
sholeh (Anonim, 2008: 2).
Orang tua hendaknya mengambil peran utama dalam mendidik anak
usia dini disamping pendidikan formal dan non formal yang mereka dapatkan
supaya mampu memberikan fondasi yang kokoh ba gi anak untuk menghindari
perbuatan yang be rtentangan dengan ajaran agama. Norma yang berlaku di
masyarakat agar menjadi harapan bangsa dan negara. Awal perkembangan
seorang anak lebih kritis dibandingkan dengan perkembangan selanjutnya.
Hal ini dikarenaka n pada awal pertumbuhannya , anak lebih banyak
mencontoh dari lingkungan sekitarnya dan selanjutnya perkembangan
1
2
perilaku ditentukan dari masa awal pertumbuhannya. Sehingga perlu disadari
sebagai orang tua sangat perlu memberikan perhatian khusus sejak usia dini.
Keterlibatan orang tua terhadap emosi anak usia dini sangat berpengaruh pada
perkembangan anak. Orang tua dituntut untuk bertindak tenang, penuh
keyakinan diri terhadap apa yang dilakukan guna membimbing perkembangan
pendidikan, moral, sosial terutama emosinya. Sehingga hal tersebut akan
membekas dalam perasaan-perasaan anak terhadap didikan dan keinginannya
untuk maju. Pendidikan melalui proses perkembangan kecerdasan adalah
untuk memberikan fondasi dasar yang lebih pokok dalam menempuh jenjang
berikutnya, hal ini memerlukan peranan orang tua dalam keberhasilan
pendidikan seorang anak. Setiap anak merupakan individu yang unik dan akan
berkembang sendiri melalui imajinasi dan kreatifitasnya. Orang tua dalam hal
ini adalah memberi sarana dorongan belajar dan motivasi setiap kali ana k
membutuhkan bantuan orang tua (Anonim, 2008 : 2).
Guna meluruskan fungsi orang tua yang sebenarnya, maka orang tua
harus berperan aktif dalam mengantarkan perkembangan kecerdasan anak,
terutama
perkembangan
emosi
sebagai faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan menuju kehidupan yang akan datang. Hal ini disebabkan anakanak memiliki kemampuan berimajinasi dan berkreativitas yang dapat
mengukir keberhasilan pada jenjang pendidikan berikutnya. Keberhasilan
menuju kehidupan yang akan datang tersebut, orang tua berperan
3
membangkitkan kemampuan anak, dimana setiap saat harus berada selangkah
di depan anak. Sehingga mampu merasakan kebutuhan-kebutuhan anak dan
mengetahui
perkembangannya.
Pendidikan
yang
merupakan
proses
pengubahan sikap dan perilaku pada anak dalam usaha mendewasakan
melalui upaya pengajaran dan penelitian, dengan tujuan memberikan
kebebasan anak untuk berekspresi, berimajinasi, mencoba hal-hal yang baru
dengan panduan guru serta orang tua (Hamalik, 2010: 1)
Sebagai seorang anak, kondisi emosi lebih mudah diekspresikan
melalui kondisi psikisnya. Hal ini dapat dicontohkan pada seorang anak yang
akan langsung menangis apabila ia merasa sakit, atau merasa tidak nyaman.
Namun jika seorang anak ditanya tentang bagaimana perasaannya atau
mengapa merasa sakit, mereka akan kesulitan untuk mengungkapkan
perasaannya. Banyaknya macam emosi yang timbul pada diri anak
diantaranya yaitu marah, sedih, takut, gembira. Kurangnya perhatian dari
kedua orang tua, terjadinya konflik dengan teman sepermainan, keadaan
lingkungan yang tidak mendukung, juga bisa menyebabkan anak emosi.
Berbagai kejadian tersebut juga berpengaruh terhadap emosi anak, sehingga
sangat
perlu
peranan
orang
tua
(mindscape,
TT:
http://www.mindscapecenter.com/artikel/EQkids.pdf)
Manusia memerlukan kecerdasan secara emosional yang berupa
mengenal dan mampu mengatur perasaannya serta mampu memotivasi diri
4
sendiri untuk bersikap empati. Ketika menghadapi gejala emosi dalam diri
maupun orang lain. Manusia harus dapat memecahkan suatu masalah,
fleksibel dalam situasi serta kondisi yang kerap berubah, manusia juga harus
mampu mengelola st res dengan baik dan dapat menghadapi kehidupan dengan
optimis. Demikian pula halnya dengan anak yang harus diberikan pelajaran
untuk mengenal dan mengatur perasaan sehingga mampu memotivasi diri dan
menghadapi gejala emosi sehingga dapat memecahkan masalah dan
mengelola stres dengan baik (Zaini, 2009: 7).
Perlu disadari bahwa setiap kecakapan yang berhasil dipelajari
merupakan sebuah balok bangunan yang akan memperkuatnya. Jika bisa
diterapkan sesuai dengan masa perkembangan sejak dini, hal tersebut dapat
membawa keberhasilan hidup pada jenjang pendidikan berikutnya , ser ta akan
membahagiakan semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran,
mengingat anak adalah buah hati orang tua yang tidak akan disia-sia.
Siapapun pasti ingin melihat anaknya berhasil dalam segala bidang, tetapi jika
tidak bisa diterapkan dengan baik maka hal ini akan mengecewakan anak itu
sendiri dan utamanya adalah orang tua.
Peran orang tua terhadap perkembangan emosi anak sangat penting.
Hal ini disebabkan pentingnya peran orang tua untuk memberikan pengarahan
dan pengawasan kepada anak dalam mengatur perasaan serta memotivasi
anak menghadapi gejala emosi dari diri dan orang lain.
5
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti peran orang
tua terhadap perkembangan emosi anak. Peneliti meneliti peran orang tua
tersebut di TK Tarbiyatul Athfal dengan judul, "Peran Orang Tua dalam
Perkembangan Emosi Anak Tk Tarbiyatul Athfal Di Bakalan Susukan
Semarang”
B. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Peran orang tua dalam perkembangan emosi anak untuk penyesuaian diri
dengan keadaan lingkungan
2. Kondisi perkembangan perilaku emosi anak dalam menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan
3. Perkembangan emosi anak di TK Tarbiyatul Athfal kelas B tahun ajaran
2010/2011 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi emosional anak TK Tarbiyatul Athfal?
2. Apakah peranan orang tua dalam perkembangan emosi anak TK
Tarbiyatul Athfal?
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kondisi emosi anak TK Tarbiyatul Athfal.
2. Mengidentifikasi peranan orang tua dalam perkembangan emosi anak TK
Tarbiyatul Athfal.
E. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang hendak dicapai, penulisan ini juga mempunyai
beberapa manfaat diantaranya adalah:
1. Teoritis
a. Menambah khasanah ilmu pendidikan TK, khususnya peran orang tua
dalam perkembangan emosi anak.
b. Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan emosi anak.
2. Praktis
a. Bagi anak: Dapat dibekali kecerdasan emosi yang maksimal dengan
dipelajari dan dilatih agar dapat meraih prestasi dan kesuksesan dalam
kehidupannya.
b. Bagi guru: Dapat ikut membantu anak dalam masa perkembangan
emosinya, sehingga akan memperlancar tugas guru dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar.
7
c. Bagi orang tua: Dapat berperan langsung dalam perkembangan emosi
anak. Sehingga orang tua mudah untuk mendidik anaknya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran orang tua dalam kehidupan dan perkembangan seorang anak
sangatlah penting. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
kompleks terhadap anak-anak. Seorang anak mengalami proses yang dinamis,
sejak
dilahirkan
hingga usia
sekolah.
Perkembangannya
mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Sejak dini anak-anak harus dikenalkan pada
pendidikan dasar yang mencakup moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan
keterampilan, kesehatan, seni, dan budayanya agar anak mampu bertahan
serta menyesuaikan diri serta berhasil dalam kehidupan menjadi anak yang
sholeh (Anonim, 2008: 2).
Orang tua hendaknya mengambil peran utama dalam mendidik anak
usia dini disamping pendidikan formal dan non formal yang mereka dapatkan
supaya mampu memberikan fondasi yang kokoh ba gi anak untuk menghindari
perbuatan yang be rtentangan dengan ajaran agama. Norma yang berlaku di
masyarakat agar menjadi harapan bangsa dan negara. Awal perkembangan
seorang anak lebih kritis dibandingkan dengan perkembangan selanjutnya.
Hal ini dikarenaka n pada awal pertumbuhannya , anak lebih banyak
mencontoh dari lingkungan sekitarnya dan selanjutnya perkembangan
1
2
perilaku ditentukan dari masa awal pertumbuhannya. Sehingga perlu disadari
sebagai orang tua sangat perlu memberikan perhatian khusus sejak usia dini.
Keterlibatan orang tua terhadap emosi anak usia dini sangat berpengaruh pada
perkembangan anak. Orang tua dituntut untuk bertindak tenang, penuh
keyakinan diri terhadap apa yang dilakukan guna membimbing perkembangan
pendidikan, moral, sosial terutama emosinya. Sehingga hal tersebut akan
membekas dalam perasaan-perasaan anak terhadap didikan dan keinginannya
untuk maju. Pendidikan melalui proses perkembangan kecerdasan adalah
untuk memberikan fondasi dasar yang lebih pokok dalam menempuh jenjang
berikutnya, hal ini memerlukan peranan orang tua dalam keberhasilan
pendidikan seorang anak. Setiap anak merupakan individu yang unik dan akan
berkembang sendiri melalui imajinasi dan kreatifitasnya. Orang tua dalam hal
ini adalah memberi sarana dorongan belajar dan motivasi setiap kali ana k
membutuhkan bantuan orang tua (Anonim, 2008 : 2).
Guna meluruskan fungsi orang tua yang sebenarnya, maka orang tua
harus berperan aktif dalam mengantarkan perkembangan kecerdasan anak,
terutama
perkembangan
emosi
sebagai faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan menuju kehidupan yang akan datang. Hal ini disebabkan anakanak memiliki kemampuan berimajinasi dan berkreativitas yang dapat
mengukir keberhasilan pada jenjang pendidikan berikutnya. Keberhasilan
menuju kehidupan yang akan datang tersebut, orang tua berperan
3
membangkitkan kemampuan anak, dimana setiap saat harus berada selangkah
di depan anak. Sehingga mampu merasakan kebutuhan-kebutuhan anak dan
mengetahui
perkembangannya.
Pendidikan
yang
merupakan
proses
pengubahan sikap dan perilaku pada anak dalam usaha mendewasakan
melalui upaya pengajaran dan penelitian, dengan tujuan memberikan
kebebasan anak untuk berekspresi, berimajinasi, mencoba hal-hal yang baru
dengan panduan guru serta orang tua (Hamalik, 2010: 1)
Sebagai seorang anak, kondisi emosi lebih mudah diekspresikan
melalui kondisi psikisnya. Hal ini dapat dicontohkan pada seorang anak yang
akan langsung menangis apabila ia merasa sakit, atau merasa tidak nyaman.
Namun jika seorang anak ditanya tentang bagaimana perasaannya atau
mengapa merasa sakit, mereka akan kesulitan untuk mengungkapkan
perasaannya. Banyaknya macam emosi yang timbul pada diri anak
diantaranya yaitu marah, sedih, takut, gembira. Kurangnya perhatian dari
kedua orang tua, terjadinya konflik dengan teman sepermainan, keadaan
lingkungan yang tidak mendukung, juga bisa menyebabkan anak emosi.
Berbagai kejadian tersebut juga berpengaruh terhadap emosi anak, sehingga
sangat
perlu
peranan
orang
tua
(mindscape,
TT:
http://www.mindscapecenter.com/artikel/EQkids.pdf)
Manusia memerlukan kecerdasan secara emosional yang berupa
mengenal dan mampu mengatur perasaannya serta mampu memotivasi diri
4
sendiri untuk bersikap empati. Ketika menghadapi gejala emosi dalam diri
maupun orang lain. Manusia harus dapat memecahkan suatu masalah,
fleksibel dalam situasi serta kondisi yang kerap berubah, manusia juga harus
mampu mengelola st res dengan baik dan dapat menghadapi kehidupan dengan
optimis. Demikian pula halnya dengan anak yang harus diberikan pelajaran
untuk mengenal dan mengatur perasaan sehingga mampu memotivasi diri dan
menghadapi gejala emosi sehingga dapat memecahkan masalah dan
mengelola stres dengan baik (Zaini, 2009: 7).
Perlu disadari bahwa setiap kecakapan yang berhasil dipelajari
merupakan sebuah balok bangunan yang akan memperkuatnya. Jika bisa
diterapkan sesuai dengan masa perkembangan sejak dini, hal tersebut dapat
membawa keberhasilan hidup pada jenjang pendidikan berikutnya , ser ta akan
membahagiakan semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran,
mengingat anak adalah buah hati orang tua yang tidak akan disia-sia.
Siapapun pasti ingin melihat anaknya berhasil dalam segala bidang, tetapi jika
tidak bisa diterapkan dengan baik maka hal ini akan mengecewakan anak itu
sendiri dan utamanya adalah orang tua.
Peran orang tua terhadap perkembangan emosi anak sangat penting.
Hal ini disebabkan pentingnya peran orang tua untuk memberikan pengarahan
dan pengawasan kepada anak dalam mengatur perasaan serta memotivasi
anak menghadapi gejala emosi dari diri dan orang lain.
5
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti peran orang
tua terhadap perkembangan emosi anak. Peneliti meneliti peran orang tua
tersebut di TK Tarbiyatul Athfal dengan judul, "Peran Orang Tua dalam
Perkembangan Emosi Anak Tk Tarbiyatul Athfal Di Bakalan Susukan
Semarang”
B. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Peran orang tua dalam perkembangan emosi anak untuk penyesuaian diri
dengan keadaan lingkungan
2. Kondisi perkembangan perilaku emosi anak dalam menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan
3. Perkembangan emosi anak di TK Tarbiyatul Athfal kelas B tahun ajaran
2010/2011 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi emosional anak TK Tarbiyatul Athfal?
2. Apakah peranan orang tua dalam perkembangan emosi anak TK
Tarbiyatul Athfal?
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kondisi emosi anak TK Tarbiyatul Athfal.
2. Mengidentifikasi peranan orang tua dalam perkembangan emosi anak TK
Tarbiyatul Athfal.
E. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang hendak dicapai, penulisan ini juga mempunyai
beberapa manfaat diantaranya adalah:
1. Teoritis
a. Menambah khasanah ilmu pendidikan TK, khususnya peran orang tua
dalam perkembangan emosi anak.
b. Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan emosi anak.
2. Praktis
a. Bagi anak: Dapat dibekali kecerdasan emosi yang maksimal dengan
dipelajari dan dilatih agar dapat meraih prestasi dan kesuksesan dalam
kehidupannya.
b. Bagi guru: Dapat ikut membantu anak dalam masa perkembangan
emosinya, sehingga akan memperlancar tugas guru dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar.
7
c. Bagi orang tua: Dapat berperan langsung dalam perkembangan emosi
anak. Sehingga orang tua mudah untuk mendidik anaknya.