T1 702011007 Full text

PENERAPAN LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
DI SMA NEGERI 2 SALATIGA

Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Aprilia Anggraeni (702011007)
Widya Damayanti. S.Pd., M.Sc.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2015

PENERAPAN LEARNING TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

DI SMA NEGERI 2 SALATIGA
1

Aprilia Anggraeni 2Widya Damayanti
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1702011007@student.uksw.edu2widya.damayanti@staff.uksw.edu
Abstract
Lack of variety in selecting teaching method and learning media will have impact on
students' learning activity. This research aims to know whether the application of
learning tournament using google form can increase students’ learning activity. The
respondents of the research were 32 students of XI IPS 2, SMA N 2 Salatiga. The
research applied quantitative pre eksperimental method and was perfomed during TIK
lesson. It was designed as a one shoot case study. The research showed an increase in
students’ oral and listening activity, as well as mental activity. There was no increase in
writing and visual activity, because students paid attention to the teacher and did
assigments prompthy since the first observation to the end of research.
Keyword : Active learning, learning tournament, learning activity
Abstrak

Penerapan metode dan media pembelajaran yang kurang variatif dan kurang tepat
akan berdampak pada keaktifan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
penerapan learning tournament menggunakan google form dapat meningkatkan keaktifan
siswa pada mata pelajaran TIK. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Salatiga dengan 32
siswa kelas XI IPS 2. Metode yang digunakan adalah quantitative pre experimental
dengan desain penelitian one shot case study. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
keaktifan siswa. Terjadi peningkatan keaktifan siswa di kegiatan lisan dan mendengar,
kegiatan mental sedangkan kegiatan menulis dan kegiatan visual tidak terjadi peningkatan
karena siswa tetap mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu serta memperhatikan
penjelasan guru baik pada awal observasi sampai akhir penerapan learning tournament.
Kata Kunci : Active learning, learning tournament, keaktifan belajar

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Universitas Kristen Satya Wacana
2
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

1. Pendahuluan

Kegiatan belajar bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami
sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antara peserta didik. Ketika kegiatan belajar aktif, siswa akan mengupayakan
sesuatu untuk menjawab sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk
memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.
Berdasarkan pengamatan di SMA Negeri 2 Salatiga kelas XI, pada
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi siswa pasif saat proses
pembelajaran di kelas. Saat pembelajaran guru menyampaikan materi, siswa lebih
asyik bermain internet dengan melihat konten lain di luar pembelajaran. Siswa
kurang konsentrasi terhadap materi pembelajaran disaat guru sedang menjelaskan
materi. Untuk model dan media pembelajaran yang diberikan guru hanya metode
ceramah dan praktik langsung, sehingga siswa kurang aktif saat pembelajaran
berlangsung. Maka diperlukan metode pembelajaran dan media yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan pembelajaran yang aktif yang dapat
mengajak siswa turut serta dalam semua proses pembelajaran secara mental
maupun fisik.
Salah satu teknik pembelajaran aktif adalah learning tournament, merupakan
teknik untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui kelompok belajar dan
kompetisi tim. Pemilihan media pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat

menunjang kegiatan learning tournament. google form dapat dimanfaatkan
sebagai media pendukung learning tournament untuk kuis karena merupakan
teknologi berbasis internet yang sederhana yang tidak memerlukan waktu yang
lama untuk mengakses di situs tersebut sebelum menggunakannya. google form
merupakan produk dari Google yang dapat digunakan untuk membuat kuis atau
mengumpulkan informasi dengan mudah.
Penerapan model pembelajaran dan media pembelajaran diharapkan dan
menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan dan untuk memenuhi
kebutuhan. Siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
dan mendorong siswa aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah penerapan learning tournament dapat meningkatkan keaktifan
siswa pada mata pelajaran TIK di SMA Negeri 2 Salatiga.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat di MIN Sambeng Gunung Kidul pada mata pelajaran
matematika, dengan hasil penelitian terjadi kenaikan nilai pretest ke posttest
terjadi pada siklus I dan II[1]. Pada siklus I 35,24 mengalami kenaikan pada
posttest menjadi 74, 29 pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran
aktif tipe learning tournament [1]. Fitriah menerapkan pembelajaran aktif dengan
strategi learning tournament di SMK Negeri Sampang terhadap hasil belajar

siswa, meningkat dilihat dari kelompok eksperimen dengan rata-rata hasil belajar
85,6 sedangkan kelas kontrol sebesar 73 [2]. Pada penelitian yang dilakukan
Verawati, aspek motivasi siswa pada observasi awal sebelum tindakan sebesar
46%, kemudian pada siklus I 82% dan siklus II 87%[2]. Aspek keaktifan siswa

sebelum tindakan sebesar 33%, kemudian siklus 1 80% menjadi 86% pada siklus
II. Dengan demikian pada aspek keaktifan mengalami peningkatan cukup baik
yaitu 52% [3]. Penelitian ini memfokuskan pada penerapan learning tournament
untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran TIK.
Belajar aktif terkait dengan tiga pernyataan sederhana yaitu, “Apa yang saya
dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya
paham”[4]. Pembelajaran aktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses
pembelajaran (mencari informasi, mengelola informasi, dan menyimpulkan untuk
kemudian diterapkan/dipraktekkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang
membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar [5].
Learning tournament suatu bentuk active learning yang dikembangkan Robert
Slavin dan kawannya. Teknik ini menggabungkan satu kelompok belajar dan
kompetisi tim [4]. Strategi pembelajaran aktif tipe Learning Tournament adalah
salah satu teknik intruksional dari active learning, yang termasuk dalam bagian

kolaboratif, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa untuk
menumbuhkan rasa siswa terhadap program pembelajaran sehingga gairah belajar
siswa meningkat [4]. Learning tournament dapat juga diartikan suatu motif
kerjasama, yang mana setiap individu dihadapkan pada pilihan yang harus
mengikuti melalui kerjasama, berkompetensi atau individual. Learning
tournament juga menyemarakkan lingkungan belajar menjadi aktif dengan
memberi kesempatan untuk bergerak fisik, berbagi pendapat, dan perasaan secara
terbuka untuk mencapai tujuan pembelajaran [6].
Terdapat kelebihan dari learning tournament, yaitu [7] :
1. Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun
ketrampilan sosial.
2. Mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional.
Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompokkelompok dan metode-metode interaktif.
3. Mengoptimalkan partisipasi siswa. Memberikan kesempatan pada setiap siswa
untuk dikenali dan menunjukan partisipasi mereka pada orang lain. Membantu
siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif.
Kegiatan model learning tournament memiliki teknik dan prosedur sebagai
berikut :

Tabel 1. Teknik Active Learning dan Prosedure Learning Tournament [4]

Teknik Active Learning
Prosedur Learning Tournament
Team
Building Membagi siswa dalam beberapa kelompok beranggotakan
(Pembentukan tim)
2 hingga 8 siswa.
Immediate
Learning Setiap kelompok untuk mendiskusikan materi.
Involvement (keterlibatan
belajar seketika)
On-The-Spot-Assessment
1. Membuat pertanyaan untuk mengetes pemahaman
(penilaian di tempat)
siswa terhadap materi tersebut.
2. Menggunakan bentuk tes yang mudah diskor seperti
pilihan ganda, mengisi titik-titik, benar salah atau
istilah untuk didefinisi.
3. Meminta setiap siswa untuk menjawab pertanyaan
individu.
4. Membuat pertanyaan dan memberitahukan siswa

jawaban yang benar dan menghitung skor masingmasing individu yang dijumlahkan di setiap tim.
5. Mengumumkan skor tiap kelompok.

Dalam turnamen belajar guru dapat melakukan turnamen dengan berbagai
ronde sesuai dengan keinginannya. Jika dalam turnamen belajar siswa menjawab
pertanyaan benar maka skor mereka 1. Sedangkan siswa yang tidak menjawab
sama sekali mendapat 0 [8].
Keaktifan belajar terdiri dari kata “kreatif” dan kata “belajar”. Keaktifan
memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha“ [9].
Keaktifan belajar adalah suatu proses belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh
hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
selama siswa berada dalam kelas [10]. Untuk dapat menimbulkan keaktifan
belajar siswa, maka guru dapat melaksanakan kegiatan seperti menggunakan
model pembelajaran yang menimbulkan keaktifan siswa, memberi tugas individu
atau kelompok, memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen
dalam kelompok kecil [11]. Keaktifan siswa berdasarkan aktifitasnya dalam
proses pembelajaran yaitu sebagai berikut [10]:
1. Kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi atau mengamat pekerjaan orang lain atau bermain.

2. Kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, atau interupsi.
3. Kegiatan mendengar, yaitu mendengarkan penyajian bahan, diskusi
kelompok, mendegarkan suatu permainan atau mendengarkan percakapan.
4. Kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, mengerjakan soal atau mengisi angket.
5. Kegiatan menggambar, yaitu melukis, membuat grafik, chart, diagram peta
dan pola.
6. Kegitan motorik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat atau membuat
model.
7. Kegiatan mental, yaitu mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
melihat hubungan-hubungan atau membuat keputusan.
8. Kegiatan emosional, yaitu menaruh minat, memiliki kesenangan atau berani.

Untuk aspek keaktifan siswa yang diamati dalam kegiatan pembelajaran
diantaranya 1) memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat, 2)
memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan dalam
masalah, 3) sering bertanya kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang
belum di mengerti, 4) mengerjakan tugas guru dengan baik dan tepat waktu, 5)

siswa memperhatikan penjelasan guru, 6) aktif mengemukakan pendapat, dan 7)
respon siswa terhadap pertanyaan guru[15].
Google Form atau formulir google merupakan salah satu aplikasi dari google
gratis yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dengan mudah dan
efisien. Google form dapat digunakan untuk mengumpulkan data berupa survey
atau kuis. Terdapat pilihan untuk membuat kuis seperti pilihan ganda, checklist,
daftar pertanyaan, dan pertanyaan skala. Jumlah responden tak terbatas dengan
cara membagikan url tanpa harus menggunakan akun. Setelah itu google form
juga terhubung dengan spreadsheet, yang digunakan untuk mengetahui tanggapan
dari jawaban responden [12]. Google form dapat diaplikasikan untuk meminta
respon siswa secara cepat. Pembuatan kuis cepat dan pemberian umpan balik
kepada siswa disertai dengan skor siswa [13].
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif pre
experimental. Desain penelitian yang digunakan yaitu One Shot Case Study,
terdapat kelompok sampel dipilih secara acak yaitu sesuai dengan rekomendasi
guru TIK di SMA N 2 Salatiga. Kelompok tersebut diberi observasi untuk
mengetahui keadaan awal dan akhir [14].
Tabel 2 Desain One Shot Case Study [14]
Treatment

X

Observasi
O

Keterangan :
Kelas Eksperimen = kelompok siswa yang mendapatkan treatment
(pembelajaran dengan penerapan learning tournament).
X = treatment yang diberikan kepada kelas eksperimen
O = Observasi terhadap kelas eksperimen
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah sembilan kelas dengan
jumlah siswa 298. Sampel yang digunakan adalah kelas XI IPS 2 berjumlah 32.
Tabel tahap penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Tahap Penelitian
No
1

Tahap Penelitian
Tahap persiapan

-

2

Tahap pelaksanaan

-

3

Pengolahan dan analisis data

-

Keterangan
Observasi
Studi Literatur
Menentukan populasi dan sample
Mendesain
Strategi
metode
pembelajaran
Konsultasi materi dan RPP
Memberikan perlakuan (treatment)
Mengamati prilaku siswa dengan
check list
Mengolah hasil check list

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi
berbentuk check list. Observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan

saat penerapan learning tournament yang dilakukan selama tiga kali. Instrumen
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi berbentuk
checklist untuk mengamati keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran
berlangsung. Indikator yang digunakan dalam observasi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Keaktifan Siswa
Kegiatan Belajar
Diskusi kelompok
mendiskusikan materi
yang diberikan

Jenis Aktifitas
Kegiatan Lisan dan
Mendengar
Kegiatan Mental

Kegiatan Lisan dan
Mendengar
Siswa mengerjakan
kuis menggunakan
google form
Siswa bersama dengan
guru mengulas kembali
kuis siapa saja yang
belum paham terhadap
materi.

Kegiatan Menulis

Kegiatan Visual
Kegiatan Lisan dan
Mendengar

Deskripsi
Keaktifan Siswa
Memberikan
kesempatan
kepada
teman
untuk
berpendapat
Memanfaatkan potensi yang
ada dan saling membantu
menyelesaikan dalam masalah
Sering Bertanya kepada guru
atau siswa lain mengenai hal
yang belum di mengerti
Mengerjakan
tugas
guru
dengan baik dan tepat waktu
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Aktif mengemukakan pendapat
Respon
siswa
terhadap
pertanyaan guru
Sering Bertanya kepada guru
atau siswa lain mengenai hal
yang belum di mengerti

Hasil observasi dianalisa untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa di kelas
eksperimen saat penerapan learning tournament. Hasil observasi diberi penilaian
berdasarkan indikator yang muncul saat pembelajaran berlangsung sesuai
penilaian pengamat yaitu pengampu mata pelajaran TIK SMA N 2 Salatiga.
Teknik analisis data yang diperoleh dari lembar observasi diolah berdasarkan
indikator keaktifan siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut [15]:
% Pencapaian = Skor tiap indikator X 100%
Jumlah seluruh siswa
Skor presentase keaktifan yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai
penilaian berikut [15]:
Tabel 5 Kriteria Keaktifan [15]
Rentang Skor (%)
80,01%-100%
60,01%-80%
40,01%-60%
20,01%-40%
0-19%

Kriteria
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

4. Hasil dan Pembahasan
Perlakuan terhadap sampel dilakukan selama tiga kali pertemuan dengan
mengamati keaktifan siswa menggunakan observasi chek list. Materi yang dibahas
adalah menggunakan internet untuk keperluan Informasi dan Komunikasi dengan
pokok bahasan perangkat keras dan fungsinya untuk keperluan akses internet.
Data hasil penelitian yang digunakan adalah persentase keaktifan siswa. Pada
pertemuan pertama sampai ketiga dilakukan penerapan learning tournament.
Tabel 6. Kegiatan Belajar
Tahapan Learning tournament
Siswa terbagi menjadi 8 kelompok
beranggotakan 4 siswa




Setiap kelompok mendiskusikan
materi yang diberikan




Membuat pertanyaan untuk
mengetes pemahaman siswa
terhadap materi tersebut dengan
bentuk tes pilihan ganda.
Guru meminta setiap siswa untuk
menjawab pertanyaan individu.
Memberitahukan jawaban dan siswa
menghitung skor masing-masing
individu yang dijumlahkan di setiap
tim.




Umumkan skor tiap kelompok








Proses
Guru membagi
kelompok
Siswa berkelompok

Menjadi fasilitator
Siswa berdiskusi dengan
kelompok
Guru memberi kuis
Siswa mengerjakan kuis
Guru memberi kuis
Siswa mengerjakan kuis
Guru memberi jawaban
sambil mengulas
kembali materi
Siswa menghitung skor
masing-masing dan
dijumlahkan kepada tim
Guru mengumumkan
skor akhir

Media




Internet
Buku LKS



Google
Form



Google
Form
Google
Form



Pada pertemuan pertama sampai ketiga penerapan learning tournament
terdapat dua ronde. Sebelum memasuki ronde pertama siswa akan dibagi menjadi
8 kelompok beranggotakan 4 siswa. Setiap kelompok akan mendiskusikan materi
pada petemuan pertama tentang jenis perangkat keras peralatan pokok untuk
keperluan akses internet, pertemuan kedua web browser (pengertian dan fungsi),
sedangkat pertemuan ketiga Ucbrowser dan avantbrowser. Pada saat diskusi siswa
dapat mencari lewat internet ataupun LKS. Setelah diskusi siswa akan diberikan
kuis menggunakan google form untuk mengetahui pemahaman siswa. Saat kuis
berakhir siswa akan diminta untuk mencatat skor masing-masing individu yang
nantinya akan digabungkan ke nilai kelompok. Saat pemberian skor kepada siswa,
guru akan mengetahui siapa saja siswa yang mendapat nilai paling rendah. Lalu
guru akan melakukan evaluasi dengan menjelaskan kembali, siapa saja siswa yang
belum paham dengan materi. Saat menjelaskan siswa diperkenankan untuk
bertanya atau berpendapat.
Setelah ronde pertama siswa akan melanjutkan ke ronde dua, pada ronde kedua
setiap kelompok akan diminta untuk kembali berdiskusi tentang materi lanjutan
yaitu petemuan pertama tentang tentang jenis perangkat keras peralatan

pendukung untuk keperluan akses internet, pertemuan kedua tentang opera dan
safari browser, pertemuan ketiga google chrome dan firefox. Siswa dapat mencari
materi dengan LKS ataupun internet. Setelah diskusi siswa akan diberikan kuis
menggunakan google form untuk mengetahui pemahaman siswa. Saat kuis ronde
dua berakhir siswa akan diminta untuk mencatat skor masing-masing individu.
Saat pemberian skor kepada siswa guru juga melakukan evaluasi dan menjelaskan
kembali materi, siapa saja siswa yang belum paham dengan materi. Saat
menjelaskan siswa diperkenankan untuk bertanya atau berpendapat. Setelah itu
setiap kelompok akan menggabungkan nilai ronde satu dan dua, lalu dikumpulkan
kepada guru. Guru akan mengumumkan skor akhir kelompok, setiap siswa yang
mendapat nilai kelompok tertinggi akan diberi sebuah bonus nilai tambahan.
Keaktifan belajar siswa dilihat dari observasi menggunakan check list untuk
mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran TIK menggunakan learning
tournament. Check list yang digunakan untuk mengamati siswa kelas eksperimen
saat diberikan perlakuan mencakup beberapa jenis aktifitas yang kemudian dibuat
kedalam pernyataan – pernyataan. Data yang diperoleh dari check list kemudian
dianalisa setiap jenis aktifitasnya sebagai berikut :
Tabel 7. Perkembangan Persentase Keaktifan Siswa
Jenis
Aktifitas

Deskripsi
Keaktifan Siswa

Kegiatan
Lisan dan
Kegiatan
Mendengar

Memberikan kesempatan
kepada
teman
untuk
berpendapat
Aktif
mengemukakan
pendapat
Respon siswa
pertanyaan guru

Kegiatan
Mental

Kegiatan
Menulis
Kegiatan
Visual

terhadap

Sering Bertanya kepada
guru atau siswa lain
mengenai hal yang belum
di mengerti
Memanfaatkan
potensi
yang ada dan saling
membantu menyelesaikan
dalam masalah
Mengerjakan tugas guru
dengan baik dan tepat
waktu
Siswa memperhatikan
penjelasan guru

Pra
Tindakan

Tindakan
1

Tindakan
2

Tindakan
3

0%

8,82%

40,67%

42,18%

0%

5,88%

34,37%

56,25%

3,12%

26,47%

56,25%

56,25%

0

26,47%

37,75%

43,75%

0

88,24%

87,50%

93,75%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Untuk persentase rata-rata keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Persentase Rata-Rata Keaktifan siswa

Jenis
aktifitas

Deskripsi
Keaktifan siswa

Ratarata

Kriteria
Keaktifan

30,56%

Rendah

32,17%

Rendah

Respon siswa terhadap pertanyaan guru

46,32%

Sedang

Sering bertanya kepada guru atau siswa
lain mengenai hal yang belum di mengerti

35,99%

Rendah

36,26%

Rendah

89,83%

Sangat
Tinggi

Mengerjakan tugas guru dengan baik dan
tepat waktu

100%

Sangat
Tinggi

Siswa memperhatikan penjelasan guru

100%

Sangat
Tinggi

Kegiatan
Memberikan kesempatan kepada teman
lisan dan
untuk berpendapat
Mendengar
Aktif mengemukakan pendapat

Rata-rata kegiatan lisan dan Mendengar
Kegiatan
Memanfaatkan potensi yang ada dan
mental
saling membantu menyelesaikan dalam
masalah
Kegiatan
menulis
Kegiatan
Visual

Tabel 8 menunjukan persentase skor rata-rata dari jenis aktifitas siswa pada
kegiatan lisan dan kegiatan mendengar dapat dilihat pada pernyataan memberikan
kesempatan kepada teman untuk berpendapat. Pada pertemuan pertama penerapan
learning tournament kegiatan lisan terlihat dimana saat kelompok mendiskusikan
materi yang diberikan hanya beberapa kelompok saja yang anggotanya mau
memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat, kurangnya siswa
berpendapat dalam diskusi terjadi kurang berinteraksi sesama siswa.
Pada pertemuan kedua terjadi peningkatan kegiatan dimana siswa mau
memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat saat diskusi, dilihat
siswa mulai bependapat mengenai materi antar siswa. Pada pertemuan ketiga
siswa mulai terbiasa saat berdiskusi siswa berpendapat sesama siswa. Keaktifan
siswa pada kegiatan lisan dapat dilihat dari siswa aktif mengemukakan pendapat
mereka dikarenakan guru menanyakan progress kerja siswa.
Keaktifan siswa pada kegiatan lisan dan mendengar dapat dilihat dari
pernyataan respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru saat penerapan
learning tournament terjadi peningkatan disetiap pertemuan karena setelah kuis
siswa bersama dengan guru mengulas kembali kuis, siapa saja yang belum paham
terhadap materi guru akan memberi pertanyaan kepada siswa yang belum paham.
Dan akan meminta siswa yang benar dalam mengerjakan kuis membantu siswa
yang belum paham. Lalu guru akan mengevaluasi dan mengulas kembali materi
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
Pada keaktifan di kegiatan lisan dan mendengar pernyataan sering bertanya
kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang belum dimengerti terjadi

peningkatan di setiap pertemuan. Hal ini dapat dilihat saat learning tournament
dari kegiatan pembelajaran setiap kelompok mendiskusikan materi siswa belajar
mandiri berkelompok dengan mencari materi lewat LKS ataupun internet
sehingga jika belum paham siswa akan menanyakan kepada guru karena guru
bertindak sebagai fasilitator. Pada saat kegiatan guru mengulas kembali materi
setelah kuis berakhir. Guru memberikan umpan balik kepada siswa sehingga
siswa saling tanya jawab dengan guru terlihat pada setiap pertemuan terjadi
peningkatan keaktifan siswa. Terjadi peningkatan disetiap pertemuan saat
penerapan learning tournament namun jika dirata-rata kegiatan lisan dan kegiatan
mendengar hanya sebesar 36,26% sehingga dapat dikatakan berkeriteria Rendah,
tetapi keaktifan siswa pada kegiatan ini meningkat di setiap pertemuan.
Pada kegiatan mental yaitu memanfaatkan potensi yang ada dan saling
membantu menyelesaikan dalam masalah setiap pertemuan meningkat pada
pertemuan pertama sampai ketiga penerapan learning tournament dapat dilihat
dari siswa memanfaatkan potensi yang ada dan saling membantu menyelesaikan
dalam masalah saat berdiskusi kelompok, terjadi interaksi antar siswa untuk
bersama-sama memanfaatkan potensi yang ada untuk mencari bahan materi yang
diberikan saat diskusi. Siswa bersama-sama mencari bahan materi dengan
memanfaatkan LKS dan menggunakan fasilitas internet yang ada di lab komputer.
Selain itu, saat diskusi siswa saling membantu menyelesaikan dalam masalah jika
terdapat salah satu anggota siswa dalam kelompok tersebut belum mengerti
tentang materi anggota kelompok yang mengerti akan membatu saat berdiskusi.
Dengan rata-rata kegiatan mental sebesar 89,83% sehingga dapat dikatakan
berkeriteria sangat tinggi.
Pada kegiatan menulis dengan penyataan mengerjakan tugas guru dengan baik
dan tepat waktu dari pertemuan pertama sampai saat penerapan learning
tournament sebesar 100% berkeriteria sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat saat
setiap siswa mengerjakan kuis yang dilakukan dalam dua ronde menggunakan
google form siswa belum pernah mendapat kuis dengan berbantuan web, saat kuis
menggunakan google form siswa lebih antusias mengerjakan. Menggunakan
google form guru juga dengan mudah melihat siapa saja siswa yang sudah
mengerjakan ataupun belum mengerjakan, sehingga siswa mengerjakan tugas
dengan baik dan tepat waktu.
Kegiatan visual di pertemuan pertama sampai ketiga tidak terjadi peningkatan
saat siswa memperhatikan penjelasan guru dari awal mulai pembelajaran sampai
saat guru mengulas kembali materi, namun stabil sebesar 100%, sehingga dapat
dikatakan berkriteria sangat tinggi.
Untuk melihat persentase berdasarkan jenis aktifias dapat dilihat pada gambar
1 untuk grafik dari rata-rata keaktifan siswa disesuaikan jenis aktifitas siswa.

Rata-Rata Per Aktifitas
Persentase Keaktifan

120,00%
89,83%

100,00%

100%

100%

80,00%
60,00%
40,00%

36,26%

20,00%
0,00%
Rata-Rata Per Aktifitas
Kegiatan Lisan dan Kegiatan Mendengar
Kegiatan Mental
Kegiatan Menulis
Kegiatan Visual

Gambar 1 Rata-Rata Per Aktifitas
Berdasarkan gambar 1 untuk rata-rata per aktifitas siswa pada kegiatan lisan
dan kegiatan mendengar rata-rata menunjukkan rendah tetapi pada setiap
pertemuan terjadi peningkatan keaktifan siswa. Kegiatan lisan dan mendengarl
mengalami peningkatan meskipun berkeriteria rendah, sedangkan kegiatan
mental, serta kegiatan menulis dan kegiatan visual berkeriteria sangat tinggi.
sesuai dengan kelebihan learning tournament merupakan satu teknik intruksional
dari active learning, yang termasuk dalam bagian kolaboratif menggabungkan
satu kelompok belajar dan kompetisi yaitu proses pembelajaran yang dilakukan
guru dan siswa untuk menumbuhkan rasa antusias siswa terhadap program
pembelajaran sehingga gairah belajar siswa meningkat.
Dan juga peningkatan keaktifan terletak pada bekerjasama dalam kelompok,
antusias dalam mengerjakan tugas, memanfaatkan potensi yang ada dan saling
membantu menyelesaikan masalah serta respon siswa terhadap pertanyaan guru.
Saat penerapan suasana kelas menjadi hidup karena adanya interaksi antara guru
dengan siswa atau siswa dengan siswa sehingga pembelajaran terasa lebih
menyenangkan. Dari hasil lembar observasi hasil analisis data yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa menerapkan learning tournament dapat meningkatkan
keaktifan siswa.
5. Simpulan dan Saran
Sebelum penerapan learning tournament, pembelajaran TIK di kelas terlihat
pasif dan tidak kondusif. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa yang sangat
rendah. Setelah menerapkan learning tournament menggunakan google form,
siswa menjadi lebih tertarik dan antusias dilihat dari keaktifan menulis sangat
tinggi. Siswa juga berkelompok dan berdiskusi sehingga terjadi interaksi antara
guru dengan siswa atau siswa dengan siswa menjadikan pembelajaran terasa lebih
menyenangkan. Pembelajaran terlihat kondusif dan keaktifan siswa naik. Terjadi
peningkatan keaktifan siswa di kegiatan lisan dan mendengar, kegiatan mental
sedangkan kegiatan menulis dan kegiatan visual tidak terjadi peningkatan karena

siswa tetap mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu serta memperhatikan
penjelasan guru baik pada awal observasi sampai akhir penerapan learning tournament.

Saran yang diusulkan antara lain: (1) Guru dapat menerapkan learning
tournament dikelas yang berbeda sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Guru juga hendaknya mengembangkan media pembelajaran yang variatif,
sehungga dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam kelas, dan mempermudah
siswa untuk memahami materi. (2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian
dengan topik yang sama diharapkan dapat menerapkan pada mata pelajaran lain
dan menggunakan media lain yang lebih variatif.
Daftar Pustaka
[1] Yunia, R., & Hidayat, N. (2012). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Melalui Pembelajaran Aktif Tipe Learning Tournament Pada Mata Pelajaran
Matematika. Jurnal Al Bidayah,Vol 4 No 1 Januari 2012. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[2] Fitriah, R,. A. (2012). Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Tournament
Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Sampang. Jurnal Teknik
Elektro, Vol 1 No 2 Februari 2012. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya
[3] Verawati, I. (2010). Penerapan Strategi Learning Tournament Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran SKI Di
Kelas VIIIC MTsN Wonokromo Bantul. Yogyakarta : Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga
[4] Silberman, M. (2012). Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
Bandung: Nuansa
[5] Sunarto (2012). Icebreaker Dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta : Cakrawala
Medis
[6] Mufiwan, R. (2015). Peningkatan Kreatifitas DAN Hasil Belajar Siswa Kelas
V Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Learning Tournament Di Sd
Negeri 08 Limbangang Kabuapaten 50 Kota. Padang : Universitas Bung
Hatta
[7] Rahmanto, W. (2010). Strategi Learning Tournament Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V
SD Muhammadiyah Karangduwet Gunung Kidul. Yogyakarta :Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga
[8] Suprananto, (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
[9] Winarti (2012).Penggunaan Metode NHT (Numbered Head Together) Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri
Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
[10] Hamalik, O (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
[11] Dimyati, Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka
[12] Keeler, A (2015). Google classroom using google froms. Diakses dari
http://www.alicekeeler.com/teachertech/2015/06/06/google-classroom-usinggoogle-forms/

[13] Carey, J (2015). An Administrators guide to google forms. Diakses dari
http://edtechteacher.org/an-administrators-guide-to-google-forms-fromjennifer-carey/
[14]Sugiyono (2013).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods).Bandung: Alfabeta
[15]Mardiyanti, (2012). Penerapan Metode Eksperimen Secara Kerja Kelompok
pada Pembelajaran IPA dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan
Keaktifan Siswa Kelas IV SD Negeri Ledok 05 Kecamatan Argomulyo
Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan universitas kristen satya wacana