HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENGGUNA TELEPON GENGGAM BLACKBERRY Hubungan Antara Konformitas Dengan Kepercayaan Diri Pada Pengguna Telepon Genggam Blackberry.

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA
PENGGUNA TELEPON GENGGAM BLACKBERRY

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi

Disusun Oleh :
MONIKA RIZKY AYU PRADINA
F 100 090 149

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA
PENGGUNA TELEPON GENGGAM BLACKBERRY

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Oleh :
MONIKA RIZKY AYU PRADINA
F 100 090 149

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

i

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEPERCAYAA DIRI PADA
PENGGUNA TELEPON GENGGAM BLACKBERRY

Monika Rizky Ayu Pradina
Rini Lestari, S.Psi., M.Si
Fakultas Psikologi Muhammadiyah Surakarta
Monika.rizky@yahoo.co.id


ABSTRAKSI

Masa remaja adalah masa yang membutuhkan hubungan individu dengan orang lain.
Dengan fasilitas yang ditawarkan Blackberry, akan membantu seorang remaja untuk menjalin
koneksi, selain itu sudah menjadi fenomena bahwa apabila remaja dapat memiliki telepon
genggam BlackBerry maka remaja tersebut sudah merasa sama dengan kelompoknya dan itu
dapat menaikkan rasa percaya dirinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara konformitas dengan kepercayaan diri pada pengguna telepon genggam
BlackBerry. Diperoleh hipotesis ada hubungan positif antara konformitas dengan
kepercayaan diri pada pengguna telepon genggam Blackberry.
Penelitian yang dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Teknik pengambilan sampel adalah purposive non randam sampling. Alat ukur
yang digunakan adalah skala konformitas dan kepercayaan diri. Analisis dalam penelitian ini
menggunakan product moment dengan bantuan aplikasi SPSS 17.0
Hasil analisis korelasi product moment diporeleh koefisien korelasi sebesar 0,595
dengan p < 0,01 yang menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara
konformitas dan kepercayaan diri. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
subjek penelitian ini memiliki tingkat konformitas yang tergolong tinggi, sedangkan
kepercayaan diri tergolong sedang. Sumbangan efektif antara variabel konformitas dengan
kepercayaan diri sebesar 35,4%.


Kata kunci: konformitas, remaja , blackberry dan kepercayaan diri.

iv

1
pergi ke warnet hanya untuk mengupdate

PENDAHULUAN

informasi-informasi. Karena di zaman

Masa remaja adalah masa yang
koneksi

sekarang, perkembangan tidak terbatas

hubungan individu dengan orang lain.

tempat, dan hal itu juga yang ditawarkan


Dengan

oleh telepon genggam Blackberry melalui

membutuhkan

dorongan

fasilitas

atau

yang

ditawarkan
seorang

aplikasi BlackBerry Messenger. Dengan


remaja untuk menjalin koneksi sehingga,

BlackBerry Messenger tersebut, individu

Blackberry bagi kalangan remaja sudah

tidak hanya dapat mengirim tulisan text

menjadi gaya hidup. Bagi remaja yang

seperti sms, namun juga dapat mengirim

berada di komunitas Blackberry atau

pesan suara seperti voice note, dan gambar.

mayoritas

BlackBerry


Blackberry,

akan

membantu

komunitasnya

menggunakan

sebagai

multi

fungsi

Blackberry, itu akan sangat membantu

memudahkan untuk berjualan tanpa harus


karena

messenger

membuka lapak di pasar sehingga orang

komunikasi antar individu menjadi lebih

akan lebih percaya diri dalam berjualan

cepat dan murah. Seperti hasil wawancara

mereka tidak perlu membayar setiap ingin

yang dilakukan

mengirim

dengan


Blackberry

oleh penulis

kepada

pesan

melalui

Blackberry

beberapa orang mahasiswa dan mahasiswi

messeger karena mereka sudah membayar

pengguna Blackberry, bahwa menurut

paket


mereka,

telepon genggam BlackBerry

informasi juga menjadi lebih cepat dengan

dapat digunakan sebagai ajang untuk

fasilitas chatting online 24 jam tanpa

berjualan pakaian, tas, sepatu, dan stiker

batas. Apabila seorang remaja tidak dapat

untuk hape, ada juga mahasiswa yang

menyamai dengan temannya yakni juga

mengatakan


genggam

memiliki telepon genggam BlackBerry ,

BlackBerry dapat digunakan sebagai alat

maka hal itu akan membuat remaja merasa

untuk menunjang informasi dan tidak perlu

kurang percaya diri dan malu.

bahwa

telepon

1

terlebih


dahulu.

Komunikasi

2
10% dan sisanya dari pacar 3,33%.

Hal ini sesuai dengan ciri dari
seorang remaja dimana remaja ingin

Kepercayaan

diri

remaja

sangat

kehadirannya diakui sebagai bagian dari

dipengaruhi oleh konformitas terhadap

komunitasnya. Remaja juga menempatkan

kelompok sebaya yakni seperti hasil

teman sebaya sebagai bagian penting

penelitian yang dilakukan oleh Pranoto

dalam perkembangan dirinya (Sarwono,

dan Mahardayani (2010) bahwa remaja

2005).

membeli produk tertentu bukan karena
alasan kebutuhan melainkan karena ingin

Fenomena yang terjadi di kalangan
telepon

dihargai dan diterima oleh kelompoknya

genggam BlackBerry tidak hanya sekedar

hal tersebut sesuia dengan hasil penelitian

untuk memenuhi kebutuhan melainkan

yang dilakukan oleh Turner (2006) bahwa

sudah menjadi gaya hidup dan ingin

perilaku untuk menyesuaikan diri dengan

diterima di kelompoknya, karena melalui

kelompok atau disebut dengan konformitas

kelompok teman sebaya remaja dapat

merupakan bentuk dari perilaku untuk

memperoleh

dapat

mendapat dukungan sosial dan dukungan

meningkatkan kepercayaan diri terhadap

sosial yang didapatkan dari konformitas

dirinya sendiri.

tersebut dapat menyokong kepercayaan

remaja,

bahwa

penggunaan

dukungan

dan

diri individu.

Hasil penelitian yang dilakukan

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

oleh Widyanti (2012) diketahui bahwa 30
dari

mahasiswa

Universitas

1.

Surabaya

menggunakan produk telepon genggam
Blackberry

sebagai

alat

komunikasi,

Hubungan antara konformitas dengan
kepercayaan

diri

pengguna

telepon

BlackBerry .

mengetahui karena dari teman sebanyak
50%, dari media cetak ( koran, majalah,
atau brosur) yakni 13.33, dari keluarga

2

pada

remaja
genggam

3
2.

3.

Peran

konformitas

terhadap

a). Keyakinan akan kemampuan

kepercayaan diri remaja pengguna

diri yaitu sikap positif individu tentang

telepon genggam BlackBerry

dirinya bahwa ia mengerti sungguh-

Tingkat konformitas remaja pengguna

sungguh akan apa yang dilakukan.
b). Optimis yaitu sikap positif

telepon genggam BlackBerry
4.

Tingkat

kepercayaan

pengguna

diri

telepon

remaja

individu yang selalu berpandangan baik

genggam

dalam menghadapi segala hal tentang diri,
harapan dan kemampuannya.

BlackBerry.
Menurut Ghufron dan Risnawati,

c). Objektif yaitu sikap individu

(2011) mendefinisikan kepercayaan diri

yang memandang permasalahan ataupun

sebagai suatu sikap atau perasaan yakin

sesuatu sesuai dengan kebenaran yang

akan kemampuan diri sendiri, sehingga

semestinya, bukan menurut kebenaran

seseorang tidak terpengaruh oleh orang

pribadi atau yang menurut dirinya sendiri

lain. Selanjutnya Brennecke & Amich

benar.

(dalam Yusni, 2002) menyatakan bahwa

d).

Bertanggungjawab

yaitu

kepercayaan diri (self confidence) adalah

kesediaan individu untuk menanggung

suatu perasaan atau sikap tidak perlu

segala

membandingkan diri dengan orang lain,

konsekuensinya.

telah

menjadi

kemampuan menganalisa suatu masalah,

apa yang dibutuhkan di dalam hidup ini.
Ghufron

yang

e). Rasional dan realistis yaitu

karena telah merasa cukup aman dan tahu

Menurut

sesuatu

sesuatu hal, sesuatu kejadian dengan

dan

Risnawati, (2011) bahwa individu yang

menggunakan

mempunyai rasa percaya diri yang

diterima oleh akal dan sesuai dengan

positif memiliki aspek-aspek yaitu :

kenyataan.

3

pemikiran

yang

dapat

4
Faktor kepercayaan diri menurut

over protektif dan kaku akan memberikan

Calhoun dan Acocella (1995) adalah orang

dampak

tua, kawan sebaya, dan masyarakat.

perkembangan konsep diri remaja.

yang

negatif

terhadap

a. Orang tua

b. Kawan sebaya

Orang tua adalah kontak sosial

Kawan sebaya menempati posisi

yang paling awal yang dialami oleh

kedua

seseorang dan yang paling kuat. Informasi

mempengaruhi konsep diri. Peran yang

yang diberikan orang tua kepada anaknya

diukur dalam kelompok sebaya sangat

lebih dipercaya dari pada informasi yang

berpengaruh terhadap pandangan individu

diberikan oleh orang lain dan berlangsung

mengenai dirinya sendiri. Remaja akan

hingga dewasa. Anak-anak yang tidak

berusaha untuk dapat menyesuaikan dan

memiliki orang tua, disia-siakan oleh

menyatu dengan kelompok agar mereka

orang tua akan memperoleh kesukaran

dapat

dalam mendapatkan informasi tentang

Meskipun standar yang ditetapkan oleh

dirinya sehingga hal ini akan menjadi

kelompok kadang-kadang tidak sesuai

penyebab utama anak berkonsep diri

dengan pribadi remaja itu sendiri. Jika

negatif. Orang tua yang menciptakan

anggota kelompok menunjukkan perilaku

kehidupan beragama, suasana yang hangat,

positif maka dapat diasumsikan perilaku

saling

menghargai,

tersebut akan mempengaruhi anggota lain.

saling

terbuka,

saling

saling

pengertian,

menjaga

setelah

diterima

orang

oleh

tua

dalam

kelompoknya.

dan

diwarnai kasih sayang dan rasa saling

c. Masyarakat

percaya akan memungkinkan anak untuk

Masyarakat sangat mementingkan

tumbuh dan berkembang secara seimbang

fakta-fakta yang ada pada seorang anak,

dan membentuk konsep diri anak yang

siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga

positif. Orang tua yang selalu mengekang,

hal

4

ini

sangat

berpengaruh

terhadap

5
konsep diri yang dimiliki oleh seorang

seseorang untuk mengubah sikap dan

individu. Sikap lingkungan yang membuat

tingkah

seseorang takut untuk mencoba, takut

perilaku orang lain supaya dapat diterima

untuk berbuat salah , semua harus seperti

dalam suatu kelompok sosial.

lakunya

agar

sesuai

dengan

Aspek-aspek konformitas menurut

yang sudah ditentukan. Karena ada rasa

Sears (1991) meliputi:

takut dimarahi, seseorang jadi malas untuk
melakukan hal-hal yang berbeda dari

a. Kekompakan

orang kebanyakan, tetapi jika lingkungan

Kekuatan yang dimiliki kelompok

memberikan kesempatan dan mendukung

acuan menyebabkan remaja tertarik dan

hal

tugas

ingin tetap menjadi anggota kelompok.

akan

Eratnya

positif

remaja

perkembangannya
mempunyai

maka

pandangan

sesuai
remaja
yang

hubungan

kelompok

positif

serta

Menurut Baron dan Byrne (2004)

Pendapat kelompok acuan yang

individu untuk mengatur pada acuan

sudah

norma kelompok, menerima ide atau

sehingga

aturan-aturan

menyesuaikan

menunjukkan

Sarwono

dibuat

memiliki

remaja

harus

tekanan

kuat

loyal

dan

pendapatnya

dengan

pendapat kelompok.

bagaimana individu tersebut berperilaku.
menurut

memperoleh

b. Kesepakatan

konformitas adalah penyesuaian perilaku

Selanjutnya

harapan

dengan

manfaat dari keanggotannya.

terhadap kemampuannya.

yang

remaja

dan

c. Ketaatan

bahwa

Tekanan atau tuntutan kelompok

konformitas adalah melakukan tindakan

acuan pada individu membuatnya rela

yang sesuai dengan norma sosial dalam

melakukan tindakan walaupun remaja

psikologi sosial. Maka dapat disimpulkan

tidak menginginkannya. Bila ketaatannya

bahwa

tinggi maka konformitasnya tinggi pula.

Meinarno

(2009)

konformitas

menyatakan

merupakan

upaya

5

6
faktor-faktor yang tampak paling
penting

mempengaruhi

maka inividu tertarik untuk menjadi bagian

konformitas

dari kelompok itu. Salah satu cara untuk

(Baron dan Byrne, 2004) :

diterima oleh orang-orang tersebut adalah
dengan menjadi seperti mereka dalam

a. Kohesivitas
Dapat

didefenisikan

bahwa

berbagai hal. Begitupun sebaliknya, ketika

kohesivitas (cohesiveness) adalah tingkat

kohesivitas

ketertarikan yang dirasa oleh individu

konformitas juga rendah. Misalnya, buat

terhadap suatu kelompok. Ketika individu

apa individu mengubah cara berpakaian

memiliki ketertarikan yang besar terhadap

dan bertingkah laku untuk menjadi sama

suatu kelompokmaka inividu memiliki

dengan orang-orang yang tidak inividu

kohesivitas tinggi. Tingginya rasa suka

sukai atau kagumi. Derajat ketertarikan

dan kagum kepada kelompok orang-orang

seseorang

tertentu akan menimbulkan tekanan untuk

tertentu merupakan suatu penentu yang

melakukan konformitas semakin kuat.

penting mengenai sejauh mana inividu

Sebagai contoh saat inividu berada dalam

akan menuruti bentuk-bentuk tekanan

sebuah pertunjukan musik,ada sekelompok

sosial.

rendah

terhadap

tekanan

suatu

terhadap

kelompok

anak muda yang berdandan nyentrik

b. Ukuran Kelompok

dengan rambut mohak dan tattoo di

Semakin banyak anggota yang

tubuhnya, memakai tindik dilidah, jacket

tergabung

dalam

berbahan

Levi’s

kuat

tempelan

emblem,

inividu

dan

kelompok

akan

dengan

tempelan-

menambah

menarik

perhatian

melakukan konformitas. Baron dan Byrne

bahwa

(2004) menjelaskan bahwa dari penelitian

dandanannya keren, orang-orang yang

terkini Bond dan Smith menemukan

berpenampilan seperti itu ternyata salah

konformitas cenderung meningkat seiring

satu band pengisi dalam acara tersebut

dengan meningkatnya ukuran kelompok

menganggap

6

seseorang

untuk

7
hingga delapan orang anggota tambahan

dilakukan, tingkah laku apa yang diterima

atau lebih. Jadi jelas bahwa semakin besar

atau tidak diterim apada situasi tertentu.

kelompok tersebut maka semakin besar

Masalah-masalah akan muncul

pula kecenderungan individu untuk ikut

seiring dengan perkembangan individu,

serta, bahkan meskipun itu berarti individu

biasanya

akan menerapkan tingkah laku yang

bermunculan yaitu ketika seorang anak

berbeda dari yang sebenarnya individu

menginjak remaja karena pada tahap

lakukan.

remaja ini seorang anak sudah tidak

akan

terlihat

jelas

mau diperlakukan sebagai anak-anak

c. Norma Sosial Deskriptif Dan

lagi,

Norma Sosial Injungtif

tetapi

sebenarnya

Norma sosial dalam masyarakat

dilihat
belum

dari
dapat

fisiknya
dikatakan

tidak hanya terbagi atas sifatnya yakni

dewasa (Zulkifli, 1992). Individu yang

formal dan informal saja, tetapi ada

percaya diri biasanya selalu bersikap

perbedaan penting lainnya yaitu antara

optimis dan yakin akan kemampuannya

norma deskriptif /himbauan (descriptive

dalam melakukan sesuatu. Sebalikya,

norms)

dan

norma

individu yang rasa percaya dirinya

injungtif/perintah
deskriptif

rendah akan mengalami hambatan-

adalah norma yang hanya mendeskripsikan

hambatan dalam hidupnya, baik dalam

apa yang sebagian besar orang lakukan

berinteraksi

pada situasi tertentu. Norma-norma ini

maupun dalam pekerjaan. Bila remaja

mempengaruhi tingkah laku dengan cara

kurang

memberitahu individu mengenai apa yang

dikhawatirkan

umumnya dianggap efektif atau adaptif

dewasanya

pada situasi tersebut. Sebaliknya, norma

lingkungan sekitar dan masyarakat,

injungtif menetapkan apa yang harus

terlebih

(injunctive

norms).

Norma

7

dengan

individu

percaya

diri

kelak
akan

lagi

bila

pada

menjadi

kurang

lain

maka
masa
beban

bisa

8
mengembangkan diri, maka remaja bisa

genggamannya. Akibat dari penggunaan

terjerumus pada hal-hal yang negatif.

yang berlebihan, hubungan komunikasi
dengan orang tua, guru dikelas, bahkan

Di era sekarang ini, smartphone

dengan orang-orang disekitar remaja pun

seperti BlackBerry sudah menjadi gaya
hidup

bagi

kebanyakan

sudah tidak memperdulikannya lagi. Hal

remaja

ini kemungkinan besar berdampak buruk

diIndonesia, apabila remaja dapat memiliki

bagi perkembangan psikis dan konsentrasi

telepon genggam BlackBerry maka remaja

remaja dalam belajar. Selain itu dapat

sudah merasa sama dengan kelompoknya

menyebabkan ketergantungan pada alat-

dan itu meningkat rasa percaya dirinya.

alat elektronik. Komunikasi dalam dunia

Salah satu faktor yang menentukan rasa
percaya

diri

menurut

Calhoun

maya

dan

seorang

remaja

tidak

Dengan

dapat

dominan

seharusnya

digunakan. Oleh

karena itu Remaja harus lebih dihimbau

maka hal itu akan membuat remaja merasa

untuk

kurang percaya diri dan minder. Tidak

menggunakan

BlackBerry

heran saat remaja sedang dalam keadaan di

secukupnya

handphone
saja,

dan

menggunakan fungsi-fungsi aplikasi yang

sekolah, makan, berkendaraan, berjalanpun
menundukan

demikian

handphone BlackBerry

memiliki telepon genggam BlackBerry,

selalu

lebih

remaja harus tahu bagaimana dan kapan

menyamai dengan temannya yakni juga

remaja

menjadi

dibanding komunikasi di dunia nyata.

Acocella (1999) yakni teman sebaya.
Apabila

pun

ada secara cermat dan efisien. Remaja

kepalanya

dapat menggunakan fasilitas online yang

sambil “BBM-an” dan tertawa sendiri.

ada pada BlackBerry lebih kepada tujuan

Juga ada seorang remaja yang susah

edukasi

terlepas dari BBM an sedang asik-asiknya

seperti

mencari

bahan-bahan

pelajaran yang tidak dimengerti.

ber BBM-an sambil berjalan seorang diri,
pada saat makan pun tak lepas dari

8

9
Pengumpulan data menggunakan

Hipotesis
Ada

hubungan

positif

antara

skala konformitas dan skala kepercayaan

konformitas dengan kepercayaan diri pada

diri. Teknik analisis menggunakan korelasi

pengguna telepon genggam BlackBerry.

product moment.

Artinya bahwa semakin tinggi konformitas
mahasiswa

pada

kelompoknya

HASIL DAN PEMBAHASAN

maka
Dari hasil analisis data dapat

semakin tinggi kepercayaan diri individu,
diketahui bahwa ada hubungan positif
dan sebaliknya bahwa semakin rendah
yang sangat signifikan antara konformitas
konformitas mahasiswa pada kelompoknya
dan kepercayaan diri dengan R sebesar
maka semakin rendah pula kepercayaan
0,598 dengan p

konformitas tersebut dapat menyokong

rerata hipotetik yang berarti pada rata-rata

kepercayaan

Dengan

mahasiswa Fakultas Psikologi cendurung

melakukan konformitas, remaja merasa

memiliki kepercayaan diri yang sedang,

lebih nyaman dan dapat

menyokong

hal tersebut didukung oleh pendapat Zebua

kepercayaan dirinya. Dapat disimpulkan

(2001) bahwa remaja yang percaya diri

bahwa

mempunyai

kurang tinggi atau tergolong sedang dapat

mempunyai

terpengaruh oleh hal-hal yang negatif

diri

individu.

individu

konformitas

yang

tinggi

akan

seperti melacurkan diri hal ini diperkuat

kepercayaan yang tinggi pula.
variabel

oleh data yang diberitakan baranews.co

konformitas sebesar 101,19 dan rerata

(Dita, 2014) bahwa 20% remaja terjun

hipotetik sebesar 85. Jadi rerata empirik >

kedunia

rerata

mendapatkan uang dengan cara yang

Rerata

hipotetik

empirik

yang

berarti

pada

pelacuran

dan

untuk

hanya

umumnya subjek mempunyai konformitas

mudah

yang tinggi. Konformitas yang tinggi pada

genggam Blackberry. Kepercayaan diri

remaja beberapa remaja percaya bahwa

yang

berkonformitas untuk menjadi dikenal dan

mahasiswa karena pada remaja mahasiswa

mereka menunjukkan kepercayaan diri

tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang

dengan tunduk pada norma kelompok,

kondusif yang didukung secara sosial oleh

Apabila sudah mengikuti kelompok maka

teman sebayanya.

sedang

pada

Kepercayaan

remaja tersebut sudah merasa aman dan

membeli

ingin

sebagian

telepon

besar

diri yang sedang

nyaman karena sudah sesuai dengan

pada sebagian besar mahasiswa karena

kelompoknya.

para

Rerata

empirik

remaja

dipengaruhi

variabel

mahasiswa
oleh

lingkungan

tersebut
yang

kondusif yang didukung secara sosial oleh

kepercayaan diri sebesar 146,32 dan rerata

10

11
teman sebaya. Teman sebaya yang sama-

tergolong tinggi, sedangkan kepercayaan

sama

diri pada subjek penelitian tergolong

menempuh

perguruan

tinggi

mendukung

dan

sehingga

jenjang

pendidikan

tersebut

saling

menyokong

kepercayaan

diri

sedang.

teman

Berdasarkan hasil penelitian maka

lumayan

penulis mengajukan beberapa saran untuk

sedang.

subjek, orang tua dan peneliti selanjutnya.
Dari pembahasan di atas dapat

Bagi para mahasiswa, sebagai generasi

diketahui bahwa konformitas berpengaruh
terhadap

kepercayaan

diri

muda

dengan

konformitas

sumbangan efektifnya sebesar 35,4% yang

lain

yang

yang

mengembangkan

mempengaruhi

bangsa

yang

konformitas

berarti masih terdapat 64,6% faktor-faktor
yang

penerus

hendaknya

dilakukan

tetap

sebaiknya,

terus

kepribadian

hingga

menjadi seseorang yang berkepribadian

kemandirian di luar variabel konformitas.

mantap serta mandiri guna meraih masa
depan yang cerah.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan

hasil

analisis

Bagi
data

orangtua,

hendaknya

lebih

dan

memberikan dukungan sosial pada anak,

pembahasan yang telah dilakukan, dapat

sehingga para remaja tersebut tidak terlalu

ditarik kesimpulan :

lekat atau berkonformitas dengan teman
sebaya

Ada hubungan positif yang sangat
signifikan
kepercayaan
antara

tidak

terjerumus

pada

antara

konformitas

dengan

konformitas yang negatif.

diri.

Sumbangan

efektif

Bagi peneliti lain, dengan terbuktinya

dengan

analisis yang penulis buat, bagi yang ingin

variabel

konformitas

meneliti kembali tentang kepercayaan diri

kepercayaan diri sebesar 35,4% ditunjukan

sebaiknya

dengan koefisien determinan 0,354%.
Intensitas

agar

konformitas

pada

memperhatikan

faktor

lain

seperti pola asuh orang tua, jenis kelamin,

subjek

11

12
maupun usia yang mungkin memiliki

Psikologi Terapan. Jakarta : Balai

pengaruh besar terhadap kepercayaan diri

Pustaka.

yang belum penulis teliti.
Sears, D.O., Freedman, J.O., Peplau L., A.
1991. Psikologi Sosial. Jakarta: PT
DAFTAR PUSTAKA
Gelora Aksara Pratama
Baron, R.A., & Byrne, D. 2004. Psikologi
Turner, J. C., K. J. Reynolds, S. A.
Sosial Edisi 10.Jakarta: Erlangga
Haslam, and K. J. Veenstra, 2006,
‘Reconceptualizing

Calhoun, J.F. & Acocella, J.R .1995.
Psychology

of

Producing

Adjustmentand

personality:

individuality

through

Human Relationship. NewYork:

defining the personal self’, in T.

McGraw-Hill, Inc.

Postmes

and

Individuality

J.

Jetten

and

the

(eds),
Group:

Ghufron, M. N dan Risnawati S. 2011.
Advances

in

Social

Identity,

Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta:
London: Sage, pp. 1-36.
Ar-Ruzz Media.
Widyanti, F. 2012. Kepercayaan diri dan
Pranoto, W dan Mahardayani, I.H. 2010.
kecemasan komnikasi Interpersonal
Perilaku

Konsumen

Remaja
pada mahaiswa pemilik telepon

Menggunakan

Produk

Fashion

Bermerek

Ditinjau

dari

genggam
Psikologi.

Blackbery.
Surabaya

Jurnal

Universitas

Kepercayaan Diri. Jurnal Psikologi
Negeri Surabaya. No. 4
Universitas Muria Kudus. Volume
Yusni. M. 2002. Hubungan Kepercayaan

I, No 1, Desember 2010.

Diri Dengan Prestasi Kerja Pada
Sarwono, Sarlito W., 2005. Psikologi
Perawat.

Skripsi.

Yogyakarta.

Sosial : Psikologi Kelompok dan
Universitas Islam Indonesia.
12

13
Zulkifli,

L.

1992.

Psikologi

dengan perilaku konsumtif pada

Perkembangan. Bandung: Remaja

remaja putri. PHRONESIS. Jakarta

Rosdakarya.

:Universitas
Volume 3. No 6

Zebua,

A.S

2001.

konformitas

Hubungan
dan

konsep

antara
diri

13

Tarumanegara.