TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN HAK MEWARIS ANAK YANG DILAHIRKAN DARI PERKAWINAN DARURAT/TAMBELAN DI JAWA BARAT DIHUBUNGKAN DENGAN HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM.

ABSTRAK
TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN HAK MEWARIS ANAK YANG
DILAHIRKAN DARI PERKAWINAN DARURAT/TAMBELAN
DI JAWA BARAT DIHUBUNGKAN DENGAN HUKUM ADAT
DAN HUKUM ISLAM
Danar Oktawulan
110110090025

Kedudukan dan status seorang anak sangat bergantung dari status
sah atau tidaknya perkawinan orang tuanya. Wanita yang telah hamil tanpa
adanya perkawinan maka akan menimbulkan dampak yang negatif dari
masyarakat adat sekitar, serta status anak yang lahir tanpa adanya
perkawinan dapat membuat kehidupan anak tersebut sengsara dengan “cap”
dan hinaan dari masyarakat sekitar serta tidak adanya nama ayah di dalam
akta kelahirannya. Untuk mengatasi hal tersebut maka dalam lembaga adat
dikenal dengan namanya perkawinan darurat yang diantaranya yaitu kawin
paksa dan kawin tambelan. Perkawinan tambelan yaitu perkawinan yang
dilakukan antara wanita yang sedang hamil tanpa didahului oleh perkawinan
yang sah dengan sembarang laki-laki (siapa saja yang mau menikahinya)
dengan tujuan agar anak yang dikandungnya saat lahir berada dalam suatu
perkawinan yang sah. Perkawinan tambelan ini mempunyai akibat hukum

yang berbeda menurut pandangan hukum adat Sunda dan menurut hukum
Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana status
anak yang dilahirkan dari perkawinan tambelan ditinjau dari hukum adat
serta hukum Islam, serta menganalisis bagaimana perlindungan hukum
dalam pewarisan terhadap anak yang dilahirkan dari perkawinan tambelan di
masyarakat adat Sunda ditinjau dari hukum adat Sunda dan hukum Islam.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analitis dengan menggambarkan peraturan yang berlaku dikaitkan
dengan teori-teori hukum dan pelaksanaan hukum positif yang menyangkut
permasalahan yang akan dibahas.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa, sah hukumnya
pelaksanaan perkawinan tambelan dalam hukum adat yang pada praktiknya
perkawinan tambelan digunakan sebagai suatu solusi bagi wanita yang
hamil di luar nikah, namun berbanding terbalik dengan hukum Islam yang
menganggap bahwa perkawinan tambelan hukumnya adalah tidak sah
karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Dalam pewarisan sehingga dalam
pewarisan pun dikarenakan ayah tambelan tidak memiliki nasab kepada
anak tambelannya maka dalam hukum Islam anak tersebut tidak dapat
menjadi ahli waris.