ASKEP KELUARGA PRASEKOLAH docx 1

ASKEP KELUARGA PRASEKOLAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami uacapkan kehadirat Allah SWt, karena berkat rahmat dan
karunianyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Keluarga Terhadap Anak Usia Prasekolah “ tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalh ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, antara lain dosen selaku pembimbing dan teman – teman yang tidak
dapat disebutkan satu persatu namanya, yang telah banyak memberikan sumbangan,
masukan, dukungan, dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar – besarnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu,
segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari
semua pihak, demi kesempurnaan bagi penulisan berikutnya.
Semoga dengan adanya makalah seminar ini akan dapat memberikan manfa’at
yang besar bagi penulis khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Bukittinggi, maret 2009

penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….. 1
B. TUJUAN…………………………………………………………………. 2
C. BATASAN MASALAH………………………………………………….. 2
BAB II ISI
A. Pengertian keluarga…………………………………………….……..3
B. Tugas keluarga dibidang kesehatan…………………………….…..3
C. Pengertian anak prasekolah……………………………………….…3
D. Ciri fisik anak prasekolah……………………………………………...4
E. Ciri social anak prasekolah…………………………………………...4
F. Ciri emosiaonal anak prasekolah……………………………………..4
G. Ciri kognitif anak prasekolah ………………………………………….4
H. Asuhan keperawatan teoritis ………………………………………….5
BAB III Asuhan Keperawatan Keluargan Anak Prasekolah ………………9
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………… 36
B. SARAN………………………………………………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan

,

dalam

upaya

pemenuhan

kebutuhan


dasar

manusia,

dengan

menggunakan metodelogi proses keperawatan, berpedomen pada standar praktik
keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik

keperawatan

dengan

sasaran

keluarga. Asuhan


ini

bertujuan

untuk

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendidikan proses keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah
ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga
secara mandiri.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada anak usia
inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses tumbuh
kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan
kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama
dalam pola hidup sehat.
Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak – anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia

bermain/ toddler ( 1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 – 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun),
hingga remaja (11- 18 tahun )

Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak
merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak
dapat diulang setelah usianya bertambah.
Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang
khusus terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak. disamping
itu keluarga mempunyai tugas yaitu memenuhi kebutuhan anak rumah rasa aman,
membantu unutk bersosialisasi mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern
dan luar, pembagian tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan
anak.
B. TUJUAN penulisan
a. Tujuan Umum
secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang
asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping itu, penulisan
juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan untuk menerapkan konsep materi
keperawatan keluarga.
b. Tujuan Khusus

tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :


Pengertian keluarga



Tugas keluarga dibidang kesehatan



Pengertian anak prasekolah



Ciri fisik anak prasekolah



Ciri social anak prasekolah




Ciri emosiaonal anak prasekolah



Ciri kognitif anak prasekolah

C. Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu asuhan keperawatan keluarga
pada An. R keluarga Bpk. H terhadap anak usia prasesekolah.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
1. keluarga adalah
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah satu atap dalam

keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
2. Tugas keluarga dibidang kesehatan adalah :
a. mengenal masalah kesehatan keluarga
b. memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkngan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
3. anak prasekolah

Adalah anak dengan usia 3 – 5 tahun
Ciri fisik anak pra sekolah
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang
berada dalam tahapan sebelumya :
a. Anak prasekolah umumnya aktif
Mereka telah memiliki penguasaan dan control terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang
cukup, sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.

c. Otot – otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control terhadap jari
dan tangan. Olehy karma itu biasanya anak belum terampil, belum biasa melakukan
kegiatan yang rumit misalnya mengikat tali sepatu.
d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya
pada objek – objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih
belum sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih
lunak.
f. Walaupun anak laki – laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas
yabg bersifat praktis, khusubya dalam tugas motorik halus.
Ciri sosial anak prasekolah
a. Umumnya anak oada tahap ini memiliki sati atau dua sahabat, sahabat yang dipilih
biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis
kelamin yang berbeda.
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tida terorganisasi dengan baik, oleh karena
kelompok tersebut cepat berganti – ganti.
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
Ciri emosional pada anak prasekolah

a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan terbuka.,

sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan
perhatian guru.
Ciri kognitif anak prasekolah
a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari merekla
senang berbicara khususnya dalam klelompoknya.
b.

Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat, kesempatan,

interaksi, mengagumi dan kasih sayang.
Cara yang dilakukan agar anak ber5kembang menjadi kompeten dengan cara sebagai
berikut :
a.

Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.

b.

Tunjukan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak


c.

Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan

dalam banyak hal.
d.

Berikan kesempatan dan dorongan untuk melakukan kegiatan secara mandiri.

e.

Tentukan batas – batas tingkah laku yang diperoleh oleh lingkungannya.

f.

Kagumilah apa yang dilakukan anak.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian

Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang
berhubungan dengan keluarga dan anak.
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a.

Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan

keluarga, pendidikan, pekerjaan ).
Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga
Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.
Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga.
b.

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga



ditentukan oleh usia anak tertua dari keluraga inti.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga



yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.
Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat



kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan
penyakit.


Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat

kesehatan generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan , upaya generasi
tersebut tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan
sampai saat ini.
c.

Lingkungan

 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah
ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan perabot rumah, sarana
pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih danh minum yang digunakan.
 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas setempat, yaitu
tempat keluarga bertempat tinggal
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggita
keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang adadan sejauh
mana keluarga berinteraksi
d.

Struktur keluarga

 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota keluarga secara
formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.
 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa pengambil
keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi.
 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan.
e.

Fungsi keluarga

 fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki anggota
keluarga , dukunagn anggota keluarga, hubungan psikososial dalam anggota keluarga,
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku dikeluarga dan
masyarakat.

 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi
lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
f.

Stress dan koping keluarga

 Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian lebih
kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
 Strategi koping
 Strategi adaptasi disfungsional
g.

Pemeriksaan kesehatan

h.

Harapan keluarga

Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah
a.

Identitas anak

b.

Riwayat kehamulan sampai kelahiran

c.

Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini

d.

Kebiasaan saat ini ( pola perilaku dan kegiatan sehari – hari )

e.

Pertumbuhan dan perkembangan saat ini ( termasuk kemampuan yang telah

dicapai ).
f.

Periksaan kesehatan

Pengkajian fokus anak prasekolah

a.

Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana

stimulasinya
b.

Sudahkah anak dikutkan kegiatan play group

c.

Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap

hari
d.

Siapakah orang – orang yang setiap hari dengan anak.

e.

Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini

f.

Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini

g.

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

BAB III

ASUHAN KEPERAWATN KELUARGA
DENGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

I.

Data Umum

1. NAMA KEPALA KELUARGA
2. ALAMAT

: BPK. H

: JL. PERWIRA NO. G4 ASRAMA KODIM BELAKANG BALOK BUKITTINGGI

3. KOMPOSISI KELUARGA

No

Nama

1
2
3
4

Ibu H
An. A
An. R
An. P

Jenis
Kelamin
Perempuan
Laki – laki
Perempuan
Perempuan

Ket :

Hub dg
KK
Istri
Anak
Anak
Anak

Umr

Pddkn

35
11
5
2 bln

SMA
SD
-

BCG

: Laki - laki

: Perempuan

Polio

Status Imunisasi
DPT
Hepatitis

Campak

- - - - - - : Tinggal serumah

4. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Bpk. H adalah keluarga dengan Nuclear Family, dimana dalam keluarga
hanya ada ayah, ibu dan anak.
5. Suku Bangsa
Keluarga Bpk. H adalah suku Jawa. Kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit
berobat ke klinik ataupun langsung membeli obat ke apotik
6. Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban shalat 5 waktu, semua
aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ibu H mengatakan penghasilan suaminya sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari –
hari dan setiap bulanannya ibu H mendapat penghasilan tambahan dari bayaran / sewa
kamar kos di rumah yang ditempati. Ibu H dan Bpk H tinggal di perumahan TNI.
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota,salah satu
disebabkan karma aktifitas suami ibu H yang sibuk sebagai komandan di tempat kerja.
Untuk berkunjung ke keluarga ibu H atau Bpk H jarang di lakukan kecuali ada acara –
acara penting.
II.

Riwayat dan Tahapan Perkembangan

9. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga dengan anak pra sekolah dengan tugas perkembangan keluarga :
menanamkan nilai dan norma agama, mengatur waktu bermain, bersosialisasi,
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Ibu mengatakan jarak kelahiran
anaknya cukup atau sesuai sehingga mereka jarang berantem dan bisa bermain serta
perhatian yang diberikan cukup oleh kedua orang tua.
10. Riwayat Keluarga Inti
Ibu H mengatakan bahwa dulu ibu H dengan Bpk H adalah pilihan sendiri dan disetujui
oleh orang tua dan akhirnya menikah
11. Riwayat Keluarga sebelumnya

Riwayat orang tua dan pihak suami atau istri tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai,
pemabuk ataupun berjudi
III.

Lingkungan

12. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. H adalah rumah dinas TNI dengan luas 15 x 10
m2. rumah terdiri atas 1 lantai dengan tipe permanent, lantai semen di lapisi karpet,
keadaan bersih.
Ventilasi dan pencahayaan rumah baik, keluarga memiliki kamar mandi dan jamban
sendiri, keadaan bersih sumber air dari PDAM air tidak berasa, berbau dan dalam
keadaan bersih.
DENAH RUMAH

13. Karakteristik Tetangga
Karna tinggal di perumahan dinas TNI tetangga ibu H merupakan anggota TNI dan
Pegawai negri di lingkungan TNI. Kehidupan antar tetangga dan warga sekitar terjalin
baik dan saling mengunjungi

14. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bpk H pada awalnya tinggal di Bandung, kemudian pindah ke Medan dan
terakhir di Bukittinggi, karna penempatan dinas.
15. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Bpk H tidak aktif dalam kegiatan warga di wilayahnya karna sibuk bekerja. Ibu H
mengatakan mengikuti kegiatan seperti arisan dan olahraga Volly di lingkungan tempat
tinggal.
16. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bpk H tinggal secara mandiri tanpa orang tua, dan menyewakan kamar untuk
kosan. Menurut ibu H bayaran uang kos menambah penghasiulan keluarganya.
IV.

Struktur Keluarga

17. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan yang dihadapi baik
itu masalah keluarga maupun kantor, biasanya Bpk H selalu membicarakan dengan ibu
H.
18. Struktur Kekuatan keluarga
Keluarga Bpk H saling menghargai satu sama lain. Saling membantu, serta saling
mendukung.
Bpk H dan Ibu H, mampu untuk merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari –
hari. Untuk An. R dan An. P masih balita sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari
– hari ataupun apabila sedang sakit dirawat oleh ibu H dan dibantu oleh Bpk H. Apabila
ada masalah ibu H diskusi dengan suami dan meminta nasehat kepadanya.
19. Struktur Peran
-

Bpk H adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Komandan di TNI di salah satu

kesatuan di Bukittinggi. Bpk H bekerja dari hari Senen – Jum’at dan pada hari libur
membantu mengasuh kedua anaknya di rumah
-

Ibu H adalah seorang ibu RT dan merawat kedua anaknya yang masih balita.

-

Dalam pelaksanaan peran masing – masing tidak ada masalah

20. Nilai atau norma budaya
Keluarga Bpk H menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dan
mengharapkan ke tiga anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum
makan.

V.

Fungsi Keluarga

21. Fungsi Afektif
Semua Anggota keluarga Bpk H saling menyayangi satu sama lain. Dan apabila ada
yang sakit mereka saling membantu
22. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bpk H menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka
membiasakan anak – anak mareka bermain denga temannya.
23. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu. H mengatakan An, R serng demam dan batuk. Apabila demam biasanya dikompres
dan bila kondisi panas tidak turun maka Ibu H menebus obat penurun panas yang
diresepkan dokter.
Ibu mengatakan An R sudah diimunisasi lengkap pada waktu bayi. Ibu H mengatakan
An P belum lengkap imunisasinya. Imunisasi yang belum adalah, hepatitis B3, campak,
BCG. Ibu mengatakan An P pernah dibawa keklinik karna sedang demam, sehingga
tidak jadi imunisasi dan hanya diberi obat. Ibu mengakui sejak itu tidak jadi membawa
anaknya lagi untuk diimunisasi dengan alasan takut. Ibu H mengatakan belum
mengetahui secara jelas manfaat imunisasi.
Ibu H mengatakan bahwa Bpk H pernah mengalami kecelakaan dan tangan Bpk H
patah. Ibu mengatakan bapak berobat ke tukang urut karena Bpk H takut dengan
tindakan medis seperti injeksi, tetapi Bpk H mau minum obat.
VI.

Stress dan koping keluarga

24. Stress jangka pendek dan jangka panjang
Ibu H mengatakan ingin sekali sering berkumpul dengan keluarga di pulau Jawa, hal itu
di rasa agak sulit di wujudkan karena kondisi pekerjaan / dinas bpk H yang tidak
memungkinkan sering cuti lama.
25. Kemampuan keluarga
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Keluarga
bisanya mencoba mandiri dan menyelesaikan masalah tanpa melibatkan keluarga di
kampung halaman karna ibu H dan Bpk H tidak mau membuat resah keluarga dengan
keadaan mereka di rantau.

26. Strategi Koping
Ibu H mengatakan jika ada masalah selalau mendiskusikan dengan

Bpk H sehingga

masukan satu sama lain dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
27. Strategi adaptasi fungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara – cara keluarga mengatasi
masalah secara mal adaptif
VII. Harapan keluarga
Keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan
berharap sangat membantu keluarga mencegah penyakit keluarga.
Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah
1. Identitas anak
Nama : An. R
2. Riwayat kehamilan sampai kelahiran
Trimester I & II : ibu mengalami mual dan muntah, dari wawancara ibu mengatakan
selama kehamilan ibu jarang memakan nasi, kalaupun ada dalam porsi sedikit itupun
terkadang disertai mual dan muntah.
3. Riwayat Kesehatan bayi sampai saat sekarang
Bayi R lahir dengan berat 3,8 Kg dan panjang 49 cm di rumah dibantu dengan bidan.
An. R mendapatkan imunisasi lengkap saat bayi. Perkembangan An. R lebih cepat dan
lincah disbanding dengan An A,
4. Kebiasaan Saat ini
An. R bangun jam 7 pagi, biasanya bermain bersama teman di rumah atau asrama
tempat Ayahnya bekerja, An. R mempunyai kebiasaan susah untuk di suruh tidur siang,
5. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini
Untuk pertumbuhan An R setiap posyandu mengalami kenaikan BB sesuai dengan
bertambahnya usia, untuk perkembangan dan kemampuan yang dicapai An R sama
dengan anak se usianya bisa menggambar dan berhitung 1 - 15
Pengkajian fokus anak prasekolah
a.

Stimulasi yang diberikan oleh keluarga selama dirumah

Keluarga tidak memberikan stimulasi dan tidak menyediakan sarana stimulasi untuk An.
R, keluarga mengatakan pada saat sekolah nanti anak akan mendapatkan stimulasi
dan prasarana di sekolahnya nanti.
b.

Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group

Ibu H mengatakan An. R tidak diikutkan kegiatan play group, karena ibu H yang hanya
ibu RT jadi ibu H merasa An. R cukup di rumah saja
c. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap hari
Karena ibu H yang hanya ibu RT jadi waktu ibu H ada 24 jam, kecuali apabila ibu
sedang mengikuti kegiatan di kantor suami, itupun hanya 2 – 3 dalam 1 bln. Untuk Bpk
H biasanya hanya memliki waktu pada malam hari sepulang kerja dan pada hari libur
d. Siapakah Orang – orang yang setiap hari dengan anak
Orang yang terdekat dengan anak – anak adalah ibu H yang seharian berada di rumah,
karena sekarang memiliki kosan, anak – anak kos juga menjadi orang – orang yang
dekat dengan An. R selain orang tua
e. Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
Ibu H mengatakan ingin melihat anaknya berhasil, dan disaat mulai sekolah nanti, ibu H
hanya ingin anaknya menjadi anak yang selalu patuh dan rajin belajar.

f. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
Ibu H mengatakan tugas dan fungsi keluarga sudah sesuai dengan peranannya masing
- masing
III. Data tambahan
1. nutrisi
Keluarga mengkonsumsi makanan 3x sehari, menu makanan nasi

sayuran seperti

bayam, sop, sayur asam, lauk pauk seperti ikan, telor,tahu, tempe, dan buah. Untuk An
r dan An P ditambah dengan susu. Minuman yang dikonsumsi teh manis, air putih. Cara
pengolahan makanan dicuci dulu baru dipotong. Porsi makanan setiap anggota
keluarga sudah memenuhi makanan.
2. Eliminasi

Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam buang air kecil dan buang air besar
3. Istrirahat tidur
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam istirahat tidur.
4. Aktivitas sehari -hari
Bpk H bekerja dari pagi sampai sore, dan ibu H membereskan rumah dan
menjaga anak – anak. An R bermain dirumah atau bersama anak – anak sesusianya
diluar rumah.
5. Merokok
Bpk H mempunyai kebiasaan merokok ± 1 bungkus perhari. Ibu H mengatakan
suaminya juga suka merokok dirumah.

IX. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan

An. R

kepala

Tidak

An. P

ada Rambut

benjolan,

tanda vital

Rambut

lebat,

bersih dan tidak

bersih dan tidak

bersih,

dan tidak ada

ada benjolan

ada benjolan

rambut ikal

benjolan
N = 100 x/i

TD = 120/ 90

TD = 140/ 80

R = 30 x/i

N = 80 x/i

N = 80 x/i

S = 36,5 C

R = 23 x/i

R = 23 x/i

BB = 16 kg

BB = 5,2 kg

S = 36,50C
BB = 56 kg

S = 360C
BB = 68 kg

PJ

PJ = 80 cm,

PJ = 160 cm,

PJ = 170 cm,

– N = 80 x/i
R = 24 x/i
S = 36 C

= 100 cm,

0

,

lebat,

35 cm, bersih

kepala

ikal,

Rambut

hitam,

0

BB, TB, PJ

lebat,

Bpk. H

hitam, ikal, LK :

kulit

Tanda

Ibu. H

hitam,

ikal,

Mata

Hidung

kondisi normal
mata
tidak

kondisi normal
mata
tidak

kondisi normal
mata
tidak

kondisi normal
mata
tidak

anemis, secret

anemis, secret

anemis

anemis

tidak ada

tidak ada

Tidak

Bersekret

bersekret, tidak
ada

warna bening,

kelainan

penciuman
Mulut

Leher

Dada

Tidak

Tidak

bersekret, tidak

kelainan

ada

penciuman

kelainan

ada

penciuman

Mukosa

Mukosa

Mukosa

Mukosa

lembab,

lembab,

lembab,

lembab,

kesulitan

kesulitan

kesulitan

kesulitan

menelen = menelen = menelen = menelen = Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada
benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

benjolan, tidak

ada

ada

ada

ada

pembesaran

pembesaran

pembesaran

pembesaran

kelenjar linfe
Bunyi jantung

kelenjar linfe
Bunyi jantung

kelenjar linfe
Bunyi jantung

kelenjar linfe
Bunyi jantung

dan

dan

dan

paru dan

paru

paru

paru

Abdomen

normal
Tidak

normal
ada Tidak

normal
ada Tidak

normal
ada Tidak

ada

Tangan

kembung
Tidak

kembung
ada Tidak

kembung
ada Tidak

kembung
ada Tidak

ada

Kaki

Keluhan
umum

pembengkakan

pembengkakan

pembengkakan

pembengkakan

,

,

, turgor baik.

, turgor baik.

turgor

baik.

turgor

baik.

LLA = 15 cm
LLA = 10 cm
Tidak
ada Tidak
ada Tidak

ada Tidak

ada

pembengkakan

pembengkakan

pembengkakan

pembengkakan

, turgor baik

, turgor baik
Rewel

, turgor baik

, turgor baik

Analisa Data
N
o
1.

Data

Dx. Masalah

Data subjektif
-

ibu

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas

mengatakan

anaknya

sering

pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H

demam

berhubungan dengan KMK merawat

- ibu mengatakan anaknya sering pilek

anggota keluarga yang sedang sakit

Ibu

khususnya An R ( 5 th )dengan ISPA.

mengatakan

mengapa

anaknya

demam dan pilek
- ibu mengatakan bila anaknya demam
dikompres

Data objektif
- kesadaran kompos mentis
- keadaan umum baik
- terdapat secret pada An. R
- N : 100 x/ mnt
2.

- R : 30x/ mnt
Data subjektif

Resiko terjadinya penyakit yang bisa

- ibu mengatakan An. P belum lengkap

dicegah dengan imunusasi pada An. P

imunisasinya

( 3 bln ) dikeluarga Tn. H berhubungan

- imunisasi yang belum didapat adalah

dengan KMK memutuskan pemberian

hepatitis, BCG, campak

imunisasi pada An. P ( 3 bln ).

- ibu tidak membawa lagi anaknya
imunisasi

dengan

alasan

membawa

anaknya

tapi

pernah

tidak

jadi

imunisasi karena An. P demam.
- Ibu belum tahu manfaat imunisasi

Diagnosa keperawatan dan scoring
Diagnosa keperawatn yang muncul antara lain :
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An
R ( 5 th )dengan ISPA.

N

Kriteria

Score

o
1.

Sifat masalah aktual

3/3 x 1

Pembenaran
Demam pilek dirasakan dengan tanda dan
gejala yang sesuai dengan penyakit ISPA,
belum dilakukan tindakan apapun jika tidak
ditangani akan berlanjut keinfeksi saluran nafas

2.

Kemungkinan

2/2 x 2

masalah

untuk

terlihat ragu – ragu. Dilihat dari jarak yankes

diubah :

tidak terlalu jauh.

mudah


3.

bawah.
Ibu mau tau tentang demam pilek, tapi masih

Potensial

masalah

2/3 x 1

untuk dicegah :

Masalah masih bias dicegah agar tidak berlanjut
mengingat

ispa

merupakan

penyakit

yang

mudah untuk dicegah. Tetapi ibu masih ragu –
cukup


4.

ragu dalam merawat anaknya.

Menonmjolnya

½x1

masalah :

Masalah ispa pada An. R dirasakan betul oleh
keluarga tetapi keluerga tidak ingin masalah
tersebut segera diatasi.

tidak



segera

diatasi
Total

2.

41/6

Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3 bln )

dikeluarga Tn. H berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An. P ( 3
bln ).

N

kriteria

o
1.

Sifat masalah :

Score
2/3 x 1

Pembenaran
Masalah belum terjadi namun terdapat bahwa

resiko tinggi

An. P belum diimunisasi polio, DPT 3, dan
campak. Bila kelurga tidak dimotivasi An. P
untuk diimunisasi maka waktu yang tepat untuk

2.

Kemungkinan
masalah

½x2

untuk

diimunisasi terlewat.
Masalah dapat diubah sebagian dilihat dari
sumber dana , jarak klinik dekat. Namun

diubah : cukup

pemahaman keluarga beranggapan bahwa bila
anak setelah diimunisasi rewel maka keluarga

3.

Potensial
masalah

3/3 x 1
untuk

sangat tinggi untuk dicegah sehingga keluarga

dicegah : tinggi
4.

Menonjolnya

tidak mendukung untuk diimunisasi.
Dengan pemberian tentang imunisasi masalah
mendukung serta kooperatif unutk kelengkapan

½x1

imunisasi.
Keluarga

merasakan

bahwa

bila

tidak

masalah : masalh

diimunisasi An. P akan terjangkit berbagai

dirasakan

penyakit

tidak

tapi
segera

ditangani.

terkait

dengan

tidak

lengkapnya

imunisasi, tapi keluarga tidak ingin segera
mengatasi

Prioritas diagnosa keperawatan
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An
R ( 5 th )dengan ISPA.
2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3 bln )
dikeluarga Tn. H berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada
An. P ( 3 bln ).

INTERVENSI
Diagnosa
Keperawata
n
Tidak
efektifnya
bersihan
jalan nafas
pada An. R
( 5 th ) di
keluarga Tn
H
berhubunga
n
dengan
KMK
merawat
anggota
keluarga
yang
sedang
sakit
khususnya
An R ( 5 th )
dengan
ISPA.

TUJUAN
TUM
TUK

EVALUASI
KRITER
STANDAR

INTERVENSI

IA
Selama 3
kali
kunjungan
rumah,
kebersihan
jalan nafas
efektif pada
An R (5 th).

1. Selama 1 x
60 menit ,
kunjungan
keluarga
mampu
mengenal
masalah ISPA
pada anggota
keluarga

Respon
verbal

ISPA adalah
Iinfeksi saluran
pernafasan akut
yang ditandai
dengan demam
dan pilek.

1.1.1
Diskusikan
bersama
keluarga,
pengertian
ISPA
dengan
menggunakan
lembar balik
1.1.2
Tanyakan
kembali
pada
keluarga
tentang
pengertian ISPA
1.1.3 Berikan pujian
atas jawaban yang
tepat

1.2
Menyebutkan
penyebab ISPA

Respon
verbal

Menyebutkan 2
dari 4 penyebab
ISPA
- Tertular
penderita batuk
- Belum
imunisasi
lengkap
- kurang gizi
- lingkungan
tempat tinggal
yang kurang
sehat

1.2.1
Diskusikan
bersama
keluarga,
penyebaba
ISPA
dengan
menggunakan
lembar balik
12.2
Motivasi
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
penyebab
ISPA
1.2.3
Beri
reinforcemen positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga

1.3
Mengidentifikasi
penyebab ISPA

Respon
verbal

- Menyebutkan
penyebab ISPA
pada anak

1.3.1
Dorong
keluarga
untuk
mengidentifikasi
penyebab ISPA pada

Dengan cara :
1.1
Menyebutkan
pengertian
ISPA

1.4
Menyebutkan
tanda – tanda
ISPA

Respon
verbal

1.5
Menyebutkan 3
– 5 pencegahan
ISPA

Respon
verbal

1.6
Mengidentifikasi
masalah ISPA
yang terjadi
pada anggota
keluarga

Respon
verbal

Menyebutkan 3
dari 5 tanda
ISPA
- Batuk
- Pilek
- Nafas cepat
- Demam
- umur 1 – 5 th :
40x atau lebih
per menit
- Nafas sesak /
tarikan dinding
dada
Menyebutkan 3
dari 5
pencegahan
ISPA :
- Jauhkan anak
dari penderita
batuk
- Imunisasi
lengkap
- Berikan
makanan
bergizi tiap hari
- Jagalah
kebersihan
tubuh, makanan
serta
lingkungan
Kondisi An R
mengalami
ISPA

anak
1.3.2
Beri
reinforcemen positif
atas
kemampuan
keluarga
mengidentifikasi
penyebab ISPA pada
anak
1.4.1
Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
tanda

tanda ISPA
1.4.2
Motifasi
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
tanda

tanda ISPA
1.4.3
Beri
reinforcemen positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga
1.5.1
Dorong
keluarga
untuk
menyebutkan
pencegahan ISPA
1.5.2
Berika
reinforcemen positif
atas
kemampuan
keluarga
cara
mencegah ISPA

1.6.1
Bantu
keluarga
membandingkan apa
yang telah dijelaskan
dengan kondisi An R
1.6.2
Motifasi
keluarga
untuk
mengidentifikasi
masalah yang timbul
pada
anggota
keluarga An. R
1.6.3
Bersama
keluarga

2. Selama 1 x
60 menit
kunjungan,
keluarga
mampu
mengambil
keputusan
untuk merawat
anggota
keluarga yang
menderita ISPA

Respon
verbal

Menyebutkan 1
dari 2 Akibat
Lanjut DARI
ispa yang tidak
diobati :
- Gangguan
pertumbuhan
dan
perkembangan
- Bronchitis

2.2
Memutuskan
untuk merawat
An. R dengan
masalah ISPA

Respon
verbal

Keluarga
memutuskan
untuk merawat
anggota
keluarga
dengan ISPA

3. Setelah 1 x
60
menitkunjungan
, keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
dengan ISPA

Respon
verbal

Menyebutkan 3
dari 5
pencegahan
ISPA :
- Jauhkan anak
dari penderita
batuk
- Imunisasi
lengkap

Dengan cara :
2.1
Menyebutkan
akibat lanjut
tidak diobatinya
ISPA

menyimpulkan
masalah
yang
dihadapi
oleh
anggota keluarga
1.6.4
Beri
reinforcemen positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga
2.1.1 Jelaskan pada
keluarga akibat lanjut
apabila ISPA telah
diobati
dengan
menggunakan
lembar balik
2.1.2
Motifasi
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali akibat lanjut
dari ISPA yang tidak
di obati
2.1.3
Beri
reinforcement positif
atas
jawaban
keluarga yang tepat

2.1.4
Diskusikan
kembali
dengan
keluarga
tentang
keinginan
keluarga
untuk
merawat
anggota
keluarga
dengan ISPA
2.1.5
Beri
reinforcemen positif
atas
keputusan
keluarga
untuk
merawat
anggota
keluarga
dengan
ISPA
3.13
Diskusikan
dengan
keluarga
tentang pencegahan
ISPA
3.1.2
Motifasi
keluarga
untu
menyebutkan
pencegahan ISPA
3.1.3
Beri

Dengan cara :
3.1
Menyebutkan
cara perawatan
ISPA di rumah

3.2 Melakukan
kompres dingin

Psikomo
tor

- Berikan
makanan
bergizi tiap hari
- Jagalah
kebersihan
tubuh, makanan
serta
lingkungan
- Jika hidung
tersumbat
karna pilek,
bersihkan
lubang hidung
dengan sapu
tangan bersih
- Selama anak
dirawat
dirumah, beri
minum lebih
banyak dari
biasanya
- Jangan pakai
selimut atau
pakaian tebal
selama badan
anak masih
panas
- Awasi tanda
penyakit
bertambah
parah, anak
tidak mau
minum, nafas
sesak dan
cepat
Keluarga dapat
mendemonstras
ikan cara
melakukan
kompres dingin

reinforcemen positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga

3.2.1
Demonstrasikan
kepada keluarga cara
melakukan kompres
dingin
3.2.2
Berikan
kesempatan kepada
keluarga
untuk
mebncoba
melakukan kompres
dingin
3.2.3
Beri
reinforcemen positif
atas usaha keluarga
3.2.4
Pastikan
keluarga
akan

3.3
Membersihkan
hidung yang
tersumbat
karna pilek

4. Setelah 1 x
60 menit
kunjungan
keluarga
mampu
memodiofikasi
lingkungan
yang dapat
mencegah ISPA
4.1
Menyebutkan
cara – cara
memodifikasi
lingkungan
4..2 Melakukan
modifikasi
lingkungan
yang tepat bagi
anak

Psikomo
tor

Keluarga dapat
mendemonstras
ikan dan
membersihkan
hidung yang
tersumbat
karna pilek

Respon
verbal

Menyebutkan 2
dari 3 cara
memodifikasi
lingkungan
untuk
mencegah ISPA

Respon
efektif,
respon
psikomo
tor

Pada
kunjungan tidak
terencana
keluarga
melakukan
tindakan
modifikasi

melakukan tindakan
yang diajarkan jika
diperlukan
3.3.1
Demonstrasikan
kepada keluarga cara
membersihkan
hidung
yang
tersumbat
3.3.2
Beri
kesempatan keluarga
untuk
mencoba
membersihkan
hidung
yang
tersumbat
karena
pilek
3.3.3
Beri
reinforcemen positif
atas usaha
Keluarga

3.3.4
Pastikan
keluarga
akan
melakukan tindakan
yang diajarkan jika
diperlukan
4.1.1
Jelaskan
lingkungan
yang
dapat
mencegah
ISPA
4.1.2
Motifasi
keluarga
untuk
mengulangi
penjelasan
yang
diberikan
4.1.3
Beri
reinforcemen positif
atas
jawaban
keluarga
4.1.4
Obserfasi
lingkungan
rumah
pada
kunjungan
terencana
4.1.5
Diskusikan
dengan keluarga hal
positif yang sudah

lingkungan

5. Setelah 1 x
60 menit
kunjungan
keluarga
mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan

Respon
Verbal

Manfaat
kunjungan ke
fasilitas
kesehatan :
- Mendapatkan
pelayanan
kesehatan
pengobatan
ISPA
- Mendapatkan
pendidikan
kesehatan
tentang ISPA

RV

Fasilitas
kesehatan yang
dapat
digunakan :
- rumah sakit /
puskesmas
- perawat
keluarga
Praktek doter/
bidan
 fasilitas
yankes yang
daspat
dikunjungi pada
jam kerja selain
praktek dokter /

Dengan cara
5 .1
Menyebutkan
kembali
manfaat
kunjungan ke
fasilitas
kesehatan

dilakukan keluarga
4.1.6
Berikan
reinforcemen positif
atas upaya yang
dilakukan keluarga
5.1.1
Informasikan
mengenai
pengobatan
dan
pendidikan
kesehatan , yang
dapat
diperoleh
keluarga di klinik atau
balai pengobatan
5.1.2
Motifasi
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali hasil diskusi
5.1.3
Beri
reinforcemen positif
atas
hasil
yang
dicapai

Setelah
dilakukan
intervensi
selama 1x 45
menit
pertemuan
diharapkan
keluarga
mampu :
1.
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan :
5.1 pelayanan
kesehatan yang
dapat
dimanfaatkan

5.1.1
sebutkan
kepada
keluarga
beberapa
fasilitas
kesehatan
yang
dapat digunakan
5.1.2
diskusikan
bersama
keluarga
berbagai
sarana
pelayanan kesehatan
yang tersedia yang
dapat digunakan
Jelaskan akan
pentingnya fasilitas
pelayanan kesehatan
tersebut
Dorong keluarga

bidanh pada
sore hari
 fasilitas
kesehatan yang
mudah
dijangkau akan
mengurangi
biaya dan
kemudahan
dalam
trasportasi
 biaya yang
diperlukan
sesuai dengan
yankes yang
digunakan

5.2 memberikan
dukungan
kepada
keluarga untuk
menggunakan
pelayanan
kesehatan

5.3
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan

RV

Afektif

dukungan
kepada
keluarga untuk
menggunakan
yankes dapat
mendorong
keluarga
menguragi /
mengatasi sakit
ISPA

Pada
kunjungan yang
tidak
direncanakan
keluarga
mampu
menunjukan
kartu berobat
atau obat –
obatan yang
diresepkan dari
fasilitas
pelayanan
kesehatan

untuk mengunjungi
fasilitas
pelayanan
kesehatan

5.2.1
dukung
keluarga
untuk
memutuskan
tindakan
5.2.2
evaluasi
adanya
penurunan
sakit
setelah
menggunakan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
5.2.3
beri
reinforcement positif
5.3.1
jelaskan
kepada
keluarga
manfaat pelayanan
kesehatan
5.3.2
dorong
keluarga
unutk
mengungkapkan
persepsinya
5.3.3 minta keluarga
menunjukan
kartu
berobat
5.3.4
beri
reinforcement positif.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tujuan
Keluartga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
masalah ISPA:

Hari/
tanggal

Implementasi

Evaluasi

1. mengkaji pengetahuan
keluarga tentang cara
perawatan ISPA :
2.menjelaskan tentang cara
merawat anggota keluarga
dengan masalah ISPA:

S:



jika panas berikan obet

penurun

panas

/

kompres

dingin,


- ibu mengatakan
cara

perawatan

ISPA

di

rumah

dengan
memberikan

obat

panas sesuai resep
atau kompres dingin

jika

hidung

tersumbat

- ibu mengatakan

bersihkan hidung dengan kain

jika

bersih

hidung di bersihklan



selama anak diwarat

dirumah, beri makan sedikit

anak

pilek

dengan kain bersih
- Ibu mengatakan

tapi sering

selama



dirawat di rumah,

minum lebih banyak dari

anak

biasanya

makan sedikit tapi



sering dan jangan

jangan pakaikan selimut

selama anak masih panas

memakai



jika anak panas

pemeriksaan

kesehatan

secara teratur pada pelayanan

O:

kesehatan



selimut

Keluarga

menyebutkan

cara

merawat

ISPA

sesauai standar


Keluarga

mendemonstrasikan
cara membersihkan
hidung tersumbat
A:


Keluarga

mampu
menyebutkan
perawatan

cara
ISPA,

mendemonstrasikan
cara membersihkan
hidung tersumbat
P:
Intervensi
dilanjutkan ke tupen
1 yaitu mengenal
masalah
S:
- Ibu menyebutkan
pengertian
adalah

ISPA
infeksi

saluran pernafasan

akut yang ditandai
dengan batuk pilek
- Ibu mengatakan
penyebab

ISPA

adalah

Keluarga mengenal
masalah ISPA

tertular

penderita

batuk,

imunisasi

tidak

1. Memndiskusikan bersama

lengkap,

keluarga

tentang

pengertian

gizi,

ISPA.

Infeksi

saluran

kurang
lingkungan

tempat tinggal yang

pernafasan akut yang ditandai

tidak sehat

dengan pilek

- Ibu mengatakan

2. Menanyakan kembali pada

penyebab

keluarga

pada

tentang

pengertian

anaknya

adalah

ISPA
3.

ISPA

Mendiskusikan

keluarg

tentang

dengan
penyebab

tertular

penderita batuk
- Ibu mengatakan

ISPA. Yaitu tertular penderita

bahwa

tanda



batuk, imunisasi tidak lengkap,

tanda ISPA adalah

gizi buruk, lingkungan yang

batuk,

pilek,

tidak sehat.

demam,

nafas

cepat dan sesak
4. Memotifasi keluarga untuk
menyebutkan

kembali

penyebab ISPA.
5. Mendorong keluarga unutk
mengidentifikasi

penyebab

ISPA.
6.

Mendiskusikan

bersama

keluarga mengenai tanda –
tanda ISPA yaitu : batuk, pilek,
demam, nafas cepat.
7. Mendorong keluarga untuk
mengidentifikasi tanda – tanda

- Ibu mengatakan
bahwa

tanda

tanda

ISPA

sering



yang

terjadi

pd

anaknya

adalah

pilek

apabila

dan

demam

akan

diberikan

obat

penurun panas
- Ibu mengatakan
pada anaknya tidak
pernah terjadi sesak

ISPA pada anak.

nafas

8. Memotifikasi keluarga untuk

- Ibu mengatakan

mengidentifikasi masalah yang

bahwa

timbul pada anak

sering demam pilek

9.

Bersama

anaknya

keluarga

menyimpulkan masalah yang

O:

dihadapi dalam keluarga

-

10. Memberikan reinforcement

menyebutkan

positif

pengertian

atas

usaha

dilakukan keluarga

yang

keluarga
dan

penyebab dari ISPA
sesuai standar
-

keluarga

mengidentifikasi
penyebab

ISPA

yang

pada

ada

anggota
keluarganya
-

Keluarga

menyebutkan tanda
dan

gejala

sesuai

ISPA
dengan

standard

dan

menyebutkan tanda
dan gejala yang ada
pada keluarga
A:
-

keluarga

dapat

mengenal masalah
ISPA
P:
- Lanjutkan ke TUK
berikutnya yaitu
memutuskan
tindakan yang tepat

Keluarga dapat
memutuskan
tindakan yang
tepatdalam
mengatasi masalah
ISPA

S:

keluarga akibat lanjut apabila

- Ibu mengatakan
akibat apabila tidak
segera di obati
dapat
menyebabkan
kematian
- Ibu mengatakan

ISPA

akan

1.
mengkaji pengetahuan
keluarga tentang akibat lanjut
dari ISPA
2.

Menjelaskan
tidak

kepada

diobati,

yaitu

merawat

gangguan pertumbuhan dan

anaknya

perkembangan, kematian

demam dan pilek

3.

memberi

kepada

kesempatan

keluarga

unutk

bertanya

4.

O:
-

keluarga

menyebutkan akibat

meminta keluarga untuk

mengulang

kembali

akibta

lanjut dari ISPA
memotivasi

keluarga

untuk

memutuskan

tindakan

anggota

dengan ISPA

lanjut

dari

sesuai

keluarga

ISPA
dengan

standar
-

5.

merawat

bila

keluarga

memutuskan
tindakan

unutk

melakukan
perawatan ISPA
A:
Keluarga dapat
memutuskan
tindakan

unutk

melakukan
perawatan ISPA
P

:

intervensi

dilanjutkan

yaitu

kunjungan

tidak

direncanakan
terhadap

tindakan

keluarga

dalam

perawatan rematik

Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan yang
sesuai dengan
masalah ISPA dan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang ada

S:
 Keluarga
mengatakan
lingkunagn yang
1.
Mengkaji
kemampuan sesuai dengan
penderita ISPA
keluarga tentang lingkungan adalah:
Memberikan
yang sesuai dengan masalah ISPA “

Ny H

belum

mengatakan

dapat

untuk

lingkungan

yang

bersih

memodifikasi lingkungan yang

- Jendela dan pintu

sesuai dengan masalah ISPA

dibuka

2.

-

Menjelaskan

lingkungan

tentang

yang

sesuai

Ruangan

tidak

berbau ( asap )

dengan maslah ISPA :



- memberikan lingkungan yang

mengatakan bahwa

bersih

fasilitas

- jendela dan pintu dibuka

yang

- ruangan tidak berbau ( asap )

dikunjungi adalah

3.

meminta

mengulang

keluarga

untuk

poliklinik

lingkungan

yang

O:

sesuai dengan ISPA
4.

mendiskusikan

keluarga

tentang

Keluarga
kesehatan
akan



Keluarga

dengan

menyebutkan

fasilitas

lingkungan

yang

kesehatan yang tersedia untuk

sesuai dengan ISPA

penderita ISPA

sesuai

a. Puskesmas ( setiap hari
senin s/d sabtu pukul 08.00 s/d
112.00 )
b. Rumah sakit atau poliklinik
anak ( setiap hari senin s/d
sabtu pukul 08.00 s/d 112.00 )
c.
Bidan setiap hari kerja

standar

kecuali hari libur pukul : 08.00

A:

s/d 21.00)

Keluarga

d.

memodifikasi

Praktek dokter setiap hari

kerja kecuali hari libur pukul :
16.00 s/d 21.00 )

dengan



Keluarga

memilih salah satu
fasilitas

kesehatan

yang tersedia

lingkungan

dapat
yang

5.3 Meminta keluarga untuk

sesuai

memilih salah satu fasilitas

masalh

kesehatan

memanfaatkan

yang

dapat

digunakan oleh keluarga

fasilitas

dengan
ISPA dan
kesehatan

yang ada
P

:

intervensi

dilanjutkan

untuk

kunjungan

yang

tidak direncanakan

Pada kunjungan
yang tidak
direncanakan
keluarga membawa
An. R ke poliklinik

1

Menanyakan

alasan

ibu

S:

membawa AN. R ke klinik.

- ibu mengatakan

2 Menanyakan dan melakukan

membawa anaknya

pemeriksaan kepda An. R

berobat

3 Mengobservasi kartu berobat

demam, pilek.

An. R

- ibu mengatakan

4. Memberikan reinforcement

bahwa

positif

lingkunagnnya

bahwa

tepat

membawa An. R ke klinik

sekali

karena

di

banyak yang pilek.
- ibu mengatakan
karena ada panas
sehingga

An.

R

dibawa berobat.
O : An. R pilek dan
demam.
A

:

masalah

teratasi.
P : ingatkan kembali
ibu untuk membawa
An. P ke yankes bila
tidak dapat

ditangani dirumah

BAB IV
PENUTUP
Setelah menguraikan berbagai hal asuhan keperawatan kelurarga pada AN. R keluarga
Bpk. H mulai dari pengkajian perencanaan, palaksanaan dan evaluasi maka penulis
dapat memberikan kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dengan adanya pengkajian maka dapat pula dilakukan pengumpulan data,
kemidian data tersebut dianalisa dan dikelompokan untuk menegakan diagnosa
keperawatan
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan penyusunan rencana tindakan sesuai masalah yang
ditemukan pada saat melakukan pengkajian. Rencana tindakan dilakukan unutk
mengurangi gejala dan keluhan pada pasien dan dapat memberikan rasa aman dan
nyaman.
3. Implementasi
Implementasi adallah pelaksanaan t8indakan keperawatan secara nyata pada
pasien, dengan perencanaan yang telah dibuat.

4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap klien dengan diagnosa ISPA . dilakukan sejauh mana
criteria dan tujuan yang telah dapat dicapai. Adanya kerjasama keluarga, perawat dan
tenaga medis lainnya ternyata tindakan keperawtan dapat dilakukan dengan utjuan dan
criteria yang ada pada perencanaan dapat dicapai. Hasil evaluasi An. P sembuh.
B. Saran
1. Keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien dengan tujuan
kecemasan keluarga dapat berkurang dan keluarga tahu tentang proses penyakit yang
diderita klien.
2. Kepada teman – teman apabila melakukan perawatan keluarga dapat berpedoman
pada proses keperawatan. Dengan memeperhatikan aspek bio, psiko, dan spiritual.