PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR - Perancangan Media Promosi Event Festival Reyog Nasional Xx 2013

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013

Disusun untuk menempuh Ujian Tugas Akhir Guna mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh : KRISTIAWAN YULIANTO

NIM C9508042

PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEDIA PROMOSI EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013

Disusun untuk menempuh Ujian Tugas Akhir Guna mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh : KRISTIAWAN YULIANTO NIM C9508042 PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

LEMBAR PERSETUJUAN

Konsep Karya Tugas Akhir dengan Judul

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan penguji

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Drs. Putut H Pramono, M.Si Jauhari, M.Sn

NIP. 195506121986031014 NIP.

Mengetahui, Koordinator Tugas Akhir

Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D NIP. 196207081992031001

PENGESAHAN

Pengantar Karya Tugas Akhir Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Tugas Akhir Pada tanggal 18 Januari 2013

Panitia Penguji

Ketua Sidang Tugas Akhir Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D NIP. 196207081992031001

Sekretaris Sidang Tugas Akhir Andreas Slamet Widodo, S.Sn, M.Hum NIP. 197512012001121002

Pembimbing Tugas Akhir I Drs. Putut H Pramono, M.Si NIP. 195506121986031014

Pembimbing Tugas Akhir II Jauhari, M.Sn NIP.

Ketua Program

DIII Desain Komunikasi Visual

Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D NIP. 196207081992031001

MOTTO

. (Kristiawan

PERSEMBAHAN

Kedua orang tua yang telah memberikan segalanya dalam setiap doa, perhatian,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan melimpahkan hikmah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul PERANCANGAN MEDIA VISUAL PENDUKUNG PROMOSI EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya dalam Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D, selaku Ketua Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual.

3. Drs. Putut H Pramono, M.Si, selaku Pembimbing I Tugas Akhir.

4. Jauhari, M.Sn, selaku Pembimbing II Tugas Akhir.

5. Seluruh Dosen DIII Desain Komunikasi Visual yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan.

6. Laksono dan Joko S, terimakasih atas kemudahan beradministrasi.

7. Seluruh Staff Dinas Pariwisata dan Budaya Kab. Ponorogo yang telah memberikan izin dan materi untuk melakukan observasi Festival Reyog Nasional XX.

8. Kedua orang tua saya yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan

9. Seseorang yang sepesial dijauh sana yang mau menemani, mendukung, kasih

10. Keluarga yang selalu menanti dan kasih dukungan serta kasih sayang dan

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Atas perhatian dan kerjasamanya penulis ucapkan terima kasih.

Surakarta, 18 Januari 2013

Penulis

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013

Kristiawan Yulianto 1

Drs. Putut H Pramono, M.Si 2 Jauhari, M.Sn 3

ABSTRAK

2013. Karya Tugas Akhir ini berisi tentang perancangan dan pemilihan media promosi Festival Reyog Nasional XX. Dengan tugas akhir ini diharapkan mampu memperkenalkan Festival Reyog Nasional XX kepada masyarakat umum khususnya di Ponorogo dan sekitarnya. Media promosi Festival Reyog Nasional

XX melalui media komunikasi visual diantaranya menghasilkan karya desain media lini atas, media lini bawah, dan media penunjang seperti, website, iklan Koran, baliho, brosur, spanduk, poster, x-banner, leaflet, umbul-umbul, stiker, kaos, id card, kartu nama, kartu parkir, tiket, kop surat, amplop dan kalender. Konsep Tugas Akhir ini dijabarkan dalam lima bab dan lampiran meliputi, pendahuluan, identifikasi data, konsep perancangan, visualisasi karya dan penutup. Lampiran berisi jurnal konsultasi tugas akhir dan print out karya-karya desainnya.

Mahasiswa Program studi D3 Desain Komunikasi Visual dengan NIM C 9508042 Drs. Putut H Pramono, M.Si sebagai dosen pembimbing 1

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013

Kristiawan Yulianto 1

Drs. Putut H Pramono, M.Si 2 Jauhari, M.Sn 3

ABSTRAK

2013. The masterpiece of this final task contains the design and selection of media campaigns Festival Reyog Nasional XX. With this final task is expected to introduce Festival Reyog Nasional XX to the general public, especially in the Ponorogo city and surrounding. The media promotion of the Festival Reyog Nasional XX through visual communication media such as, above the line media, bellow the line media and stasionary such as, websites, newspaper ads, billboards, brochures, banners, posters, x-banner, leafleat, banners, stickers, t-shirts, id cards, business cards, parking, tickets, letterheads, envelopes and calendars. The concept of this final task is described in five chapters and appendices include, introduction, identifukasi data, concept design, visualization masterpiece and closing. The appendices contain consulting journal and print out the final design masterpieces.

Mahasiswa Program studi D3 Desain Komunikasi Visual dengan NIM C 9508042 Drs. Putut H Pramono, M.Si sebagai dosen pembimbing 1

EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013

Kristiawan Yulianto 1

Drs. Putut H Pramono, M.Si 2 Jauhari, M.Sn 3

ABSTRAK 2013. Karya Tugas Akhir ini berisi tentang perancangan dan pemilihan media

promosi Festival Reyog Nasional XX. Dengan tugas akhir ini diharapkan mampu memperkenalkan Festival Reyog Nasional XX kepada masyarakat umum khususnya di Ponorogo dan sekitarnya. Media promosi Festival Reyog Nasional

XX melalui media komunikasi visual diantaranya menghasilkan karya desain media lini atas, media lini bawah, dan media penunjang seperti, website, iklan Koran, baliho, brosur, spanduk, poster, x-banner, leaflet, umbul-umbul, stiker, kaos, id card, kartu nama, kartu parkir, tiket, kop surat, amplop dan kalender. Konsep Tugas Akhir ini dijabarkan dalam lima bab dan lampiran meliputi, pendahuluan, identifikasi data, konsep perancangan, visualisasi karya dan penutup. Lampiran berisi jurnal konsultasi tugas akhir dan print out karya-karya desainnya.

Mahasiswa Program studi D3 Desain Komunikasi Visual dengan NIM C 9508042 Drs. Putut H Pramono, M.Si sebagai dosen pembimbing 1 Jauhari, M.Sn sebagai dosen pembimbing 2

EVENT FESTIVAL REYOG NASIONAL XX 2013

Kristiawan Yulianto 1

Drs. Putut H Pramono, M.Si 2 Jauhari, M.Sn 3

ABSTRAK 2013. The masterpiece of this final task contains the design and selection of media

campaigns Festival Reyog Nasional XX. With this final task is expected to introduce Festival Reyog Nasional XX to the general public, especially in the Ponorogo city and surrounding. The media promotion of the Festival Reyog Nasional XX through visual communication media such as, above the line media, bellow the line media and stasionary such as, websites, newspaper ads, billboards, brochures, banners, posters, x-banner, leafleat, banners, stickers, t-shirts, id cards, business cards, parking, tickets, letterheads, envelopes and calendars. The concept of this final task is described in five chapters and appendices include, introduction, identifukasi data, concept design, visualization masterpiece and closing. The appendices contain consulting journal and print out the final design masterpieces.

Mahasiswa Program studi D3 Desain Komunikasi Visual dengan NIM C 9508042 Drs. Putut H Pramono, M.Si sebagai dosen pembimbing 1 Jauhari, M.Sn sebagai dosen pembimbing 2

BAB II IDENTIFIKASI DATA

A. Festival Reyog Nasional XX

1. Latar Belakang Penyelenggaraan

Festival Reyog Nasional merupakan acara tradisi kultural masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat atau yang lebih dikenal dengan Festival Grebeg Suro. Dalam acara Grebeg Suro ditampilkan Festival Reyog Nasional karena reyog merupakan budaya warisan leluhur dari kabupaten Ponorogo. Selain itu, Reyog merupakan budaya Indonesia yang dikagumi wisatawan domestik maupun mancanegara. Reog Ponorogo sudah dikenal di manca negara bahkan telah di pentaskan diberbagai negara. Festival Reyog Nasional diselenggarakan untuk melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan mutu budaya Indonesia.

Festival Reyog Nasional diselenggarakan di Ponorogo karena sudah menjadi ciri khusus kota Ponorogo. Festival Reyog Nasional diselenggarakan pada awal bulan Suro atau bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharam. Festival Reyog Nasional diselenggarakan setahun sekali di alun-alun kota Ponorogo dalam rangka acara Grebeg Suro dan hari jadi Kota Ponorogo serta sebagai bentuk ucap syukur kepada Sang pencipta dalam rangka pesta rakyat.

Dasar penyelenggaraan Festival Reyog Nasional XX atau Festival Grebeg Suro kota Ponorogo sudah mempunyai ketentuan-ketentuan dari Pemerintahan, yaitu sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008.

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun2009 tentang Kepariwisataan.

3. Peraturaan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Ponorogo.

4. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Ponorogo Nomor 63 Junoto 130 Tahun 1987 tentang Tim Kepariwisataan Daerah Tingkat II Ponorogo.

3. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Festival Reyog Nasional XX

Sebagai bentuk/wujud untuk memellihara, melestarikan dan memajukan kesenian Reyog Ponorogo sebagai Khasanah Budaya Daerah dalam menunjang Kebudayaan Nasional. Menjaga agar tidak punah atau hilang dari budaya Indonesia. Warisan leluhur dari nenek moyang agar dijaga dan dilestarikan serta dikembangkan pada anak cucu dan masa depan bangsa Indonesia.

Wahana pengembangan Seni Reyog Ponorogo untuk memenuhi tuntutan budaya nasional di era globalisasi dan modernisasi dengan tanpa meninggalkan cirri khas tradisionalnya yang sakral. Mampu menarik para pengunjung dan wisatawan dalam negeri maupun luar negeri dengan ciri khasnya tersubut. Cinta Wahana pengembangan Seni Reyog Ponorogo untuk memenuhi tuntutan budaya nasional di era globalisasi dan modernisasi dengan tanpa meninggalkan cirri khas tradisionalnya yang sakral. Mampu menarik para pengunjung dan wisatawan dalam negeri maupun luar negeri dengan ciri khasnya tersubut. Cinta

Pesta Rakyat sebagai simbol sujud syukur kepada Sang pencipta atas semua kenikmatan, rezeki dan anugerah yang telah diberikan selama setahun. Pesta kebahagiaan dan waktu bersenang-senang melihat keramaian yang hanya

rezeki dan kebahagiaan serta panjang umur ditahun berikutnya dan seterusnya.

Mendorong kreativitas seniman dalam kiprahnya secara positif responsif dalam menempuh perjalanan hidup dan kehidupan berkesenian yang lebih terarah dan berkualitas. Sesuai dengan budaya leluhur yang masih khas dan sakral. Mengerti dengan budaya sendiri, budaya leluhur dan mengajak para masyarakat dan masa depan bangsa untuk cinta dan peduli dengan budaya sendiri.

4. Petunjuk dan Penghargaan Festival Reyog Nasional

Festival Reyog Nasional XX adalah suatu Event Pesta Rakyat kota Ponorogo dan sekaligus memperingati Tahun Baru Hijriah 1 Muharram. Di dalam Festival Reyog Nasional XX adalah suatu Event Pesta Rakyat kota Ponorogo dan sekaligus memperingati Tahun Baru Hijriah 1 Muharram. Di dalam

Festival Reyog Nasional XX adalah suatu perlombaan reyog yang diikuti oleh berbagai kota di seluruh Indonesia, yaitu dari Bali, Jakarta, Banten, Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, dan masih banyak lagi. Tuan rumah sendiri yaitu seluruh Kabupaten Ponorogo dan berbagai kota di Jawa Timur yang ikut serta mengikuti perlombaan dan ikut memeriahkan. Kurang menarik para pemain perlombaan jika tidak ada hadiah atau therophy yang akan didapatkan atau sebuah penghargaan. Maka dari itu hadiah yang ditawarkan tidak cuma-cuma, yaitu Throphy Bergilir dan penghargaan serta biaya pembinaan yang cukup besar. Bahkan dipastikan setiap setahun sekali diadakan event ini bisa mengeluarkan biaya Milyaran.

Semua undangan dan tamu dari berbagai negara dan luar kota banyak yang datang ke Kabupaten Ponorogo untuk menyaksikan dan melihat langsung acara sepektakuler Festival Reyog Nasional XX atau yang lebih dikenal pada masyarakat Festival Tahunan Grebeg Suro Ponorogo. Acara ini meriah biasanya pada waktu hari penutupan/waktu dimana peserta pinal main di waktu hari penutupan tersebut.

Peserta juga harus mematuhi tata tertip dan janji yang telah dibuat oleh Pemerintah Dinas Pariwisata kota Ponorogo. Serta penentuan-penentuan semua lengkap sudah dikemas rapi dan wakil peserta tinggal menerima buku petunjuk tersebut. Semua informasidari tata busana, criteria penilaian, tata tertip pelaksanaan, janji/pernyataan peserta, formulir pendaftaran, informasi hotel dan

Nasional XX Grebeg Suro Ponorogo. Adapun petunjuk umum dan khusus serta penghargaan Festival Reyog Nasional XX tersebut adalah sebagai berikut :

a. Petunjuk Umum Festival Reyog Nasional XX

1. Grebeg Suro Ponorogo ini terbuka untuk umum.

2. Khusus peserta dari kabupaten Ponorogo, wajib diikuti oleh 21 Kecamatan Se Kabupaten Ponorogo. Disamping itu dapat diikuti oleh grup-grup lain yang ada di Kabupaten Ponorogo.

3. Biaya pendafrtaran.Peserta Grebeg Suro Ponorogo tidak dipungut pendaftaran (gratis).

4. Petunjuk Tata Busana, Tata Rias, Peralatan dan Instrumen lainnya harus menyesuaikan dengan kesepakatan.

b. Petunjuk Khusus Festival Reyog Nasional XX

1. Melakukan daftar ulang sebelum pertemuan tekhnis (Technical Meeting).

2. Melakukan Pertemuan Tehnis (Technical Meeting) sesuai waktu dan tempat yang telah ditentukan.

3. Melakukan bloking panggung.

4. Setiap peserta diwajibkan mengirimkan wakilnya (Pimpinan Grup /Penata Tari) untuk mengikuti Technical Meeting.

5. Semua peserta diwajibkan mengikuti upacara pembukaan.

6. Peserta diwajibkan membawa sendiri peralatan untuk Festival Grebeg Suro Ponorogo.

Warok Tua (minimal)

orang

Penari Warok (minimal)

orang

Penari Jathilan (mininmal)

orang

Penari Bujangganong (minimal)

orang

Penari Klonosewandono (minimal)

orang

Pembarong (minimal)

orang

Pengrawit dan Penyenggak/Vokal

: 12 orang

Jumlah Minimal

36 orang

8. Waktu penampilan yang tersedia bagi setiap Grup adalah maksimal 25 menit.

9. Urutan Penyajian Penata tari/koreografer diberi kebebasan dalam penggarapan ururtan tari lepas untuk kepentingan kreatifitas garap.

10. Pergantian pentas/penampilan antar peserta akan diberi isyarat oleh panitia dengan menggunakan lampu : Kuning Hijau Merah dengan ketentuan sebagai berikut :

Lampu Kuning Pertama, peserta mengadakan persiapan untuk naik ke pentas. Lampu Hijau, peserta mulai pentas. Lampu Kuning Kedua, pertanda waktu penampilan tinggal tersisa 5

menit.

Lampu Merah, menunjukkan waktu pentas dinyatakan telah berakhir/selesai.

Indek penilaian menggunakan skala nilai : 60 100 secara kumulatif dengan menggunakan system score pada masing-masing tari lepas :

Tari Warok Tari Jathil Tari Bujangganong Tari Klono Sewandono Tari Merak Tarung dan Iring-iring Iringan (penggarapan iringan tari Reyog tidak diperkenankan

memasukkan instrument lain di luar instrument Reyog)

Kreativitas Garap Penyajian.

c. Penghargaan

1. Pada Festival Reyog Nasional/Grebeg Suro akan dipilih 10 Group Reyog Unggulan Terbaik dengan Ranking 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan

10. Masing-masing berhak mendapatkan : Untuk Group Reyog Unggulan Terbaik Ranking 1, 2, 3, 4 dan 5

masing-masing berhak mendapatkan throphy, Piagam Penghargaan dan bantuan Uang Pembinaan.

Untuk Group Reyog Unggulan Terbaik Ranking 6, 7, 8, 9 dan 10 masing-masing hanya berhak mendapatkan Throphy dan Piagam Penghargaan saja.

2. Bagi Group Reyog Unggulan Terbaik Ranking I juga berhak membawa

Throphy

Bergilir dan Wajib mengembalikan kembali kepada Panitia Bergilir dan Wajib mengembalikan kembali kepada Panitia

3. Bagi Group Reyog Unggulan Terbaik Ranking I yang bisa meraih Throphy Bergilir sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut berhak memboyong Throphy tersebut untuk dimiliki selamanya.

B. Data Festival Reyog Nasional XX

1. Foto Festival Reyog Nasional XX

Gambar 1.1 Pentas Festival Reyog Nasional XX.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.2 Penilaian pentas Festival Reyog Nasional XX.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.3 Perjalanan ziarah menuju makam Eyang Batoro Katong.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.4 Ziarah di makam Eyang Batoro Katong.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.5 Antusias penonton melihat Pawai Kirab Pusaka.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.6 Pawai Lintas Sejarah dan Kirap Pusaka.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.7 Bupati Kota Ponorogo dalam mengikuti Pawai Kirab Pusaka.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.8 Panggung untuk Festival Reyog Nasional XX.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.9 Penjualan tiket masuk.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.10 Antusias penonton melihat Festival Reyog Nasional XX.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.11 Pemain Tabuhan / Pengiring Festival Reyog Nasional XX.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.12 Penari Warok dalam Festival Reyog Nasional XX.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.13 Tari Jathilan.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.14 Penari Klono Sewandono beserta Jathil.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.15 Tari Merak Tarung dan Iring-iring. (Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.16 Kirap Sesembahan Larung Saji.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.17 Persembahan Larung Saji.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 1.18 Larungan Risalah Do a di Telaga Ngebel.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

C. Target

Dari berbagai macam bentuk media promosi yang dibuat, diusahakan agar sampai dan mengena kepada sasaran konsumen yang meliputi target market dan target audience.

1. Target Market

Sasaran dari Festival Reyog Nasional XX meliputi berbagai macam, yaitu segmentasi geografi dan segmentasi demografi. Karena wilayah tersebut merupakan wilayah terluas dan padat penduduk di Indonesia.

a. Segmentasi Geografi

Segmentasi geografis sangat strategis, yaitu terletak antara wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Karena wilayah tersebut bersebelahan dengan kota Ponorogo, jadi sangat mudah dijangkau.

b. Segmentasi Demografi

Umur : Semua Umur 5-60 tahun ( anak-anak sampai orang

dewasa ).

Jenis Kelamin

: Laki-laki dan perempuan.

Agama

: Semua agama dan kepercayaan.

c. Psikografis

1) Orang yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan tentang Reyog Ponorogo.

2) Orang yang suka kesenian dan budaya.

2. Target Audience

a. Motivasi : Semua orang yang ingin berwisata dan melihat kekayaan

budaya Indonesia.

b. Selera : Semua orang yang cinta dengan budaya Indonesia warisan

nenek moyang.

c. Kebiasaan : Semua orang yang gemar berwisata dan mencari hiburan

serta cinta dengan budaya Indonesia.

d. Gaya Hidup : Untuk semua kalangan ( sederhana sampai yang bergaya

hidup mewah).

D. Promosi yang Pernah Dilakukan

Promosi yang pernah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kabupaten Ponorogo diantaranya, diadakan pentas seni lomba- lomba sampai pesta rakyat. Semuanya dilakukan untuk mengenal kepada masyarakat Ponorogo sendiri dan melestarikannya sebagai budaya leluhur warisan nenek moyang.

Promosi dilakukan dari yang terkecil sampai yang paling besar, dari dalam wilayah sendiri sampai mancanegara. Dari wilayah diri sendiri dulu, yaitu di Kabupaten Ponorogo bertujuan agar masyarakat sendiri bisa mengenal dulu budayanya, meluas sampai mancanegara agar bisa menambah penghasilan rakyat dan menambah devisa negara Indonesia.

Contoh-contoh promosi yang pernah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kabupaten Ponorogo adalah :

1. Mengadakan Pesta Rakyat di Alun-alun Ponorogo setiap malam bulan purnama.

2. Melakukan Pagelaran Aneka Tari dan Musik di luar kota-kota dari Duta Seni Kabupaten Ponorogo.

3. Jalan Sehat, Bazaar Makanan dan Parade Reyog Ponorogo SE- JABODETABEK dalam rangka hari Pahlawan.

pasar rakyat.

5. Selain promosi yang sifatnya kegiatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kabupaten Ponorogo juga ada media promosi yang berupa nameboard, baliho, spanduk, traffic add, kartu retribusi, baner, x-banner, kaos, topi dan masih banyak lainya.

Foto-foto promosi yang pernah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kabupaten Ponorogo :

Gambar 2.1 Baliho Jadwal Pagelaran Kesenian.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 2.2 Spanduk Pentas Reyog Malam Bulan Purnama.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 2.3 Spanduk Pentas Reyog Malam Bulan Purnama.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 2.4 Baliho Panggung Pesta Rakyat.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 2.5 Spanduk Pentas Reyog Malam Bulan Purnama.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 2.6 Spanduk Pagelaran Seni dari Duta Seni Kabupaten Ponorogo.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

Gambar 2.7 Sepanduk Parade Reyog Ponorogo SE-JABODETABEK.

(Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)

E. Komparasi

Berdasarkan dari hasil analisa Festival Reyog Nasional XX sebagai budaya bangsa Indonesia, Festival Reyog Nasional XX memiliki komparasi yaitu Sekaten. Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari. Konon asal-usul upacara ini sejak kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Menurut cerita rakyat, kata Sekaten berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain. Sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu dan Kyai Guntursari, dari keraton untuk ditempatkan di depan Masjid Agung Surakarta. Selama enam hari, mulai hari keenam sampai kesebelas bulan Mulud dalam kalender Jawa, kedua perangkat gamelan tersebut dimainkan atau dibunyikan menandai perayaan sekaten.

Akhirnya pada hari ketujuh upacara ditutup dengan keluarnya Gunungan Mulud. Saat ini selain upacara tradisi seperti itu juga diselenggarakan suatu pasar malam yang dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan upacara sekaten yang sesungguhnya. Contoh foto-foto Upacara Sekaten :

Gambar 3.1 Kirap Tumpeng/Gunungan Mulud.

(Sumber: www.sekaten.solo.com diakses 2-11-2012, pukul 21.00 WIB)

Gambar 3.2 Kirap Pusaka dan Gamelan Sekati.

(Sumber: www.sekaten.solo.com diakses 2-11-2012, pukul 21.00 WIB)

Gambar 3.3 Perangkat gamelan dibunyikan menandai perayaan Sekaten.

(Sumber: www.sekaten.solo.com diakses 2-11-2012, pukul 21.00 WIB)

Promosi yang pernah dilakukan dan diadakan Sekaten selama ini antaralain adalah :

1. Mengadakan Pesta Rakyat pasar malam di Alun-alun utara Surakarta, sebagai wujud kemeriahan Kotamadya masyarakat Surakarta.

2. Mengadakan basar aneka makanan khas Solo, batik dan beraneka ragam basar lainya.

3. Selain promosi yang sifatnya kegiatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintahan Kotamadya Surakarta juga ada media promosi yang berupa nameboard, baliho, spanduk, traffic add, kartu retribusi, baner, x-banner, kaos, topi dan masih banyak lainya.

Pariwisata Pemerintahan Kotamadya Surakarta :

Gambar 4.1 Gapura di pintu masuk Alun-alun Utara Surakarta.

(Sumber: www.sekaten.solo.com diakses 2-11-2012, pukul 21.00 WIB)

Gambar 4.2 Beraneka macam Basar Pasar Malam.

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai banyak budaya dan pariwisata yang sangat mempesona, beraneka ragam suku, budaya, ras, adat istiadat serta kepercayaan yang begitu beragam. Luas kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke tak terhitung budaya di tanah air kita Indonesia tercinta. Indonesia juga merupakan nominasi tempat pariwisata yang paling banyak diantara negara-negara lain, itu dikarenakan negara Indonesia terbagi atas pulau-pulau serta berbagai budaya dan warisan leluhur disetiap pulau tersebut.

Budaya Indonesia hingga saat ini masih disukai oleh para wisatawan mancanegara, karena beragam budaya masih asli tanpa terpenggaruh budaya luar. Berbagai ragam budaya itu dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang dan menikmati beraneka ragam budaya warisan leluhur nenek moyang bangsa Indonesia.

Budaya asli Indonesia misalnya Reog Ponorogo merupakan salah satu budaya Indonesia yang dikagumi wisatawan asing. Reog Ponorogo sudah dikenal di manca negara bahkan telah di pentaskan diberbagai negara. Reog Ponorogo berasal dari Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. Di Indonesia setiap tahun selalu diadakan Festival Reog Nasional, dan diikuti dari berbagai kota dan daerah di seluruh Indonesia.

Festival Reyog Nasional atau Festival budaya Grebeg Suro berada di Kabupaten Ponorogo. Festival budaya diselenggarakan setahun sekali, sebagai Festival Reyog Nasional atau Festival budaya Grebeg Suro berada di Kabupaten Ponorogo. Festival budaya diselenggarakan setahun sekali, sebagai

Festival Reyog Nasional Ponorogo merupakan acara tradisi kultural masyarakat Ponorogo dalam wujud pesta rakyat. Seni dan tradisi yang ditampilkan meliputi Festival Reyog Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Do a di Telaga Ngebel. Adapun rangkaian acara grebeg suro yaitu, prosesi penyerahan pusaka ke makam bupati pertama Ponorogo. Kemudian disusul pawai ratusan orang menuju pusat kota dengan menunggang bendi dan kuda yang dihiasi. Pada waktu yang bersamaan diselenggarakan Festival Reyog Nasional di alun-alun kota. Setiap penyelenggaraan Festival Reyog Nasional puluhan grup reyog di Jawa Timur, Jawa Tengah, Balikpapan, dan Lampung serta Kutai Kartanagara akan turut tampil dalam rangka memeriahkan acara Festival Reyog Nasional.

Festival Reyog Nasional Ponorogo sudah belasan tahun dilaksanakan karena dinilai memiliki nilai kearifan lokal dan sarat nilai simbolik serta filosofi, selain itu memuat nilai tanggung jawab, nilai keindahan, nilai moral, nilai hiburan, nilai budaya, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai apresiasi, dan nilai religius. Nilai- nilai luhur yang terkandung tersebut maka wajar Festival Reyog Nasional Ponorogo selalu dipertahankan hingga sekarang oleh masyarakat Ponorogo.

B. RUMUSAN MASALAH

Festival Reyog Nasional XX adalah budaya yang sangat mempesona dan sangat indah untuk di nikmati dan dipertahankan biar tidak hilang ditelan waktu dan pergeseran budaya barat yang kini sudah banyak masuk dan merambah Indonesia.

Karena kurangnya atau minimalnya media periklanan/promosi. Permasalahan Desain Komunikasi Visual dari Festival Reyog Nasional XX ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi perancangan promosi yang tepat dan efektif untuk Festival Reyog Nasional XX sebagai daya tarik bagi wisatawan?

2. Media komunikasi visual apa saja yang tepat dan efektif untuk mempromosikan Festival Reyog Nasional XX sebagai media pengenalan kepada wisatawan?

C. TUJUAN PERANCANGAN

1. Merancang strategi promosi Festival Reyog Nasional XX secara tepat dan efektif.

2. Memilih Media Komunikasi Visual yang tepat dan efektif untuk mempromosikan Festival Reyog Nasional XX.

BAB III KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Melestarikan keberadaan Festival Reyog Nasional XX sebagai objek wisata kota Ponorogo dan salah satu budaya Indonesia warisan leluhur adalah suatu kewajiban bagi bangsa Indonesia. Khususnya masyarakat kota Ponorogo yang harus menjagan dan melestarikannya agar tidak hilang dan masa depan bangsa Indonesia bisa menikmati dan merasakanya. Bangsa Indonesia seharusnya bangga bisa mempunyai beragam bentuk budaya dan banyak suku bangsa seperti contohnya reyog Ponorogo.

Selain pengelolahan internal dan diadakanya berbagai bentuk festival, Festival Reyog Nasional XX/Festival Tahunan Grebeg Suro Kota Ponorogo sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai bentuk media promosi yang menarik dan mampu diterima para khalayak/target. Ditujukan supaya mendapaatkan perhatian khusus dari para wisatawan dalam negeri maupun manca negara. Dalam suatu pelaksanaan promosi suatu produk atau jasa tidak lepas dari peranan periklanan.

Dalam pembuatan iklan penting untuk menggunakan elemen-elemen AIDCA (Kasali, 1993 : 82-85), yang terdiri dari :

1. Attention (Perhatian) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasaranya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa. Untuk menarik perhatian, maka setiap material promosi Festival Reyog Nasional XX yang akan dirancang memperhatikan nilai-nilai 1. Attention (Perhatian) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasaranya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa. Untuk menarik perhatian, maka setiap material promosi Festival Reyog Nasional XX yang akan dirancang memperhatikan nilai-nilai

XXI, serta jenis-jenis huruf (tipografi) yang ditampilkan mampu mewakili produk apa saja yang dijual dan dipamerkan di Festival Reyog Nasional XX tersebut. Melalui tampilan perancangan tiap material promosi dengan visual tersebut mampu memberikan kontribusi yang saling menunjang dalam overall effect sehingga merebut perhatian (interest) dari calon wisatawan.

2. Interest (Minat) Setelah perhatian calon wisatawan sebagai target audiensnya berhasil direbut, selanjutnya adalah berusaha menimbulkan minat dan rasa ingin tahu yang lebih jauh. Untuk itu calon wisatawan harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan yang disampaikan, diawali dengan headline yang terdapat dalam visualisasi tiap perancangan material promosi, kemudian diikuti oleh ilustrasi foto suasana dan produk yang ditawarkan dalam Festival Reyog Nasional XX.

3. Desire (Keinginan) Kebutuhan atau keinginan untuk memiliki, memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. Promosi Festival Reyog Nasional XX menggunakan kata-kata yang dapat membangkitkan selera calon wisatawan untuk mengunjungi Festival Reyog Nasional XX, karena mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka yang tidak dapat ditemui di festival yang lain. Tentunya dengan tampilan visual melalui headline atau ilustrasi yang 3. Desire (Keinginan) Kebutuhan atau keinginan untuk memiliki, memakai atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. Promosi Festival Reyog Nasional XX menggunakan kata-kata yang dapat membangkitkan selera calon wisatawan untuk mengunjungi Festival Reyog Nasional XX, karena mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka yang tidak dapat ditemui di festival yang lain. Tentunya dengan tampilan visual melalui headline atau ilustrasi yang

4. Conviction (Rasa percaya) Setelah target audiens memperhatikan seluruh isi dari tampilan atau visualisasi dari material promosi, diharapkan akan memiliki keyakinan atau kepercayaan bahwa di sekitar Festival Reyog Nasional XX terdapat tempat wisata Telaga Ngebel dan Pasar Malam yang bisa dinikmati/dikunjungi juga.

5. Action (Tindakan) Melalui kepercayaan dan keyakinan target audiens setelah membaca atau bahkan terpersuasi oleh isi atau materi setiap material promosi yang dirancang, maka diharapkan target audiens tersebut dating berkunjung dan berbelanja di Festival Reyog Nasional XX.

Iklan adalah bagian dari promosi (promotion mix), secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Manfaat iklan terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai.

Tujuan periklanan (Suyanto, 2004 : 5-6) dapat digolongkan menjadi dua yaitu iklan informative dan iklan persuasive, maksudnya yaitu :

1. Iklan informative Iklan informative bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang adanya produk baru, dan perubahan suatu 1. Iklan informative Iklan informative bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang adanya produk baru, dan perubahan suatu

2. Iklan persuasive Iklan persuasive bertujuan membentuk suatu permintaan selektif suatu merek tertentu yang dilakukan pada tahap kompetitif. Promosi Festival Reyog Nasional XX ini diharapkan agar dapat membujuk calon konsumen untuk berkunjung dan menikmati Festival Reyog Nasional XX tersebut.

Secara garis besar, promosi dapat diartikan sebagai upaya-upaya suatu perusahaan untuk mempengaruhi para calon konsumen agar mereka mau melakukan pembelian atau kunjungan ditempat (immediately stimulating purchase ) (Rhenald Kasali, 1993 : 10).

Adapun tujuan dari promosi adalah mempengaruhi perilaku calon konsumen. Daya tarik boleh jadi tidak langsung dan tindakan yang dikehendaki tidak harus segera tampak, namun alasan para pemasar untuk mencurahkan waktu dan biaya promosi adalah membuat agar calon konsumen berperilaku secara tertentu.

Untuk melakukan promosi dibutuhkan strategi agar promosi yang dilakukan menjadi tepat sasaran yang diinginkan. Dalam promosi Festival Reyog Nasional XX ini strategi yang dilakukan antara lain :

1. Strategi Unique Selling Proposition Strategi Unique Selling Proposition (Rosser Reeves) berorientasi pada keunggulan/kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk pesaingnya. Unique Selling Proposition dari Festival Reyog Nasional XX yaitu budaya warisan leluhur yang turun menurun dan tidak ada yang menyamai, salah 1. Strategi Unique Selling Proposition Strategi Unique Selling Proposition (Rosser Reeves) berorientasi pada keunggulan/kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk pesaingnya. Unique Selling Proposition dari Festival Reyog Nasional XX yaitu budaya warisan leluhur yang turun menurun dan tidak ada yang menyamai, salah

2. Strategi Positioning Strategi Positioning (Jack Trout dan Al Ries) sebagai dasar pemasaran. Strategi Positioning adalah menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak konsumen. Strategi Positioning untuk promosi Festival Reyog Nasional XX adalah mempromosikan Festival Reyog Nasional XX sebagai daerah tujuan wisata untuk menikmati salah satu budaya bangsa Indonesia yang masih khas dan sakral.

B. Konsep Perancangan

1. Strategi visual secara umum

a. Menggunakan visualisasi yang menarik, dengan menggunakan ilustrasi yang dapat menggugah para wisatawan untuk berkunjung ke Festival Reyog Nasional XX.

b. Menggunakan informasi pesan yang dapat membujuk para wisatawan.

c. Menampilkan desain visual yang menarik dan komulatif dengan pengunjung.

a. headline headline merupakan slogan yang memuat tujuan nyata dari perusahaan (tangible). Hal ini merupakan identitas dari suatu media promosi yang dipakai sebagai penangkap perhatian utama. Letaknya tidak selalu pada awal tulisan, tetapi merupakan bagian pertama yang dibaca orang. Salah satu kunci keberhasilan promosi adalah adanya headline yang persuasive. Karena fungsi utama headline sendiri untuk menarik perhatian khalayak umum dengan cepat dan berusaha menarik konsumen sebanyak- banyaknya. Maka headline untuk perancangan i

Festival Reyog Nasional

XX 2013

b. Body copy Body copy adalah teks informasi lengkap yang berisi informasi detail pada isi iklan. Body copy merupakan penjelas dari apa yang tertuliskan dalam headline sampai diperkirakan pembaca sudah mampu untuk memahaminya, sehingga perlu dibuat sekomunikatif dan seefektif mungkin. Body copy menjadi perluasan ide yang disampaikan oleh headline dan ilustrasi. Body copy yang digunakan dalam promosi Festival Reyog Nasional XX

Pusaka, Festival Reyog Nasional XX dan Upacara Larung Saji di Telaga Ngebel

Adalah unsure lain yang biasanya ditempatkan di bagian bawah dari bidang keseluruhan (biasanya tercantum nama perusahaan, brand name dan slogan) Kalimat dasar atau baseline yang digunakan adalah berupa Logo dan waktu penyelenggaraan Festival Reyog Nasional XX.

3. Strategi visual secara non verbal

a. Layout Layout merupakan penempatan unsur-unsur komposisi seperti perpaduan warna, ilustrasi dan tipografi hingga terbentuklah sebuah desain sesuai dengan tema atau image yang ingin dibentuk (George Scheder, 1976:39). Jenis-jenis layout sebagai berikut : 1)

Axial Elemen-elemen promosi diletakkan berdasarkan sebuah sumbu yang diletakkan pada posisi tertentu di halaman material promosi. Pada metode ini akan ditempatkan banyak bidang kosong. Tipikal layout ini digunakan pada materi iklan seperti kop surat, amplop, kalender, dan sebagainya.

Model sama dengan axial, tetapi ukuran dan letak elemen lebih memenuhi bidang iklan sehingga tidak banyak bidang yang kosong. Tipikal layout ini digunakan pada id card, poster, dan sebagainya.

Gambar 5.2 Desain layout grid.

Group Layout ini menggunakan sejumlah elemen berupa foto yang diletakkan berkelompok dalam suatu titik konsentrasi pandang dan halaman promosi. Tipikal layout ini digunakan pada materi iklan seperti billboard, dan sebagainya.

Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk member penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangan ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagi sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Dalam perancangan ini ilustrasi yang akan digunakan adalah berupa foto tentang Festival Reyog Nasional XX yang sesuai dengan media promosi.

c. Logo Logo atau tanda gambar merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata merupakan nama lembaga, perusahaan atau produk yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan cirri khas secara komersial. Dalam perancangan promosi ini menggunakan logo berupa logotype dan logograph Festival Reyog Nasional XX serta juga logo Pemerintahan Kabupaten Ponorogo. Logo promosi ini dibuat dengan Grafik Standar Manual (GSM) untuk mengetahui tentang logo mulai dari typography, grid, colour guide, configuration, scale sampai padanan logo dan tulisan. Logo sangat penting keberadaanya karena logo ini dipergunakan untuk semua media promosi.

Gambar 6.1 Logo Festival Reyog Nasional XX.

Logo di atas adalah logo yang sudah mengalami perancangan yang sesuai karakter Festival Reyog Nasional.

1. Dasar Bentuk Bentuk yang dipakai dalam logo promosi Festival Reyog Nasional

XX adalah bentuk dasar dari sebuah reyog yang dibuat manual dengan kolaborasi huruf dekoratif dan beberapa warna yang identik dengan Festival Reyog Nasional XX.

2. Nilai Visual Logo Nilai visual logo ini minimalis sehingga mudah diingat dan dimaksudkan orang mampu mengingatnya ketika melihat sekilas pandang. Warna yang kokoh melambangkan Festival Reyog Nasional XX serta modern dan elegan.

3. Font (huruf) Huruf yang digunakan dalam logo ini adalah font Arial dimaksudkan elegan dan indah serta font Stencil STD dan font 3. Font (huruf) Huruf yang digunakan dalam logo ini adalah font Arial dimaksudkan elegan dan indah serta font Stencil STD dan font

Arial ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789

b)

Stencil STD

c)

Viner Hand ITC

4. Warna Warna merupakan unsur terpenting dalam sebuah promosi yang dilakukan dengan dukungan media komunikasi visual, karena warna memiliki bahasa untuk komunikasi tersendiri yang disampaikan melalui penglihatan (visual) yang akan ditampilkan. Warna yang digunakan dalam logo promosi Festival Reyog Nasional XX adalah :

C= 0 M= 100 Y= 100 K= 0 Menggunakan warna merah dengan maksud sebuah energi, energi terkuat dan terpanjang. Dengan tujuan untuk semangat yang tinggi dan kekuatan yang luar biasa.

C= 100 M= 0 Y= 100 K= 0 Menggunakan warna hijau dengan maksud sebuah kesejukan, sejuk dan natural yang melindungi membuat nyaman serta mengayomi semua anggota Festival Reyog Nasional XX dan masyarakat.

C= 0 M= 0 Y= 100 K= 0

Menggunakan warna kuning dengan maksud sebuah cahaya, cahaya yang member penerangan serta keindahan.

C= 100 M= 100 Y= 100 K= 100 C= 100 M= 100 Y= 100 K= 100

5. Graphic Standar Manual Festival Reyog Nasional XX a)

Grid

b)

Colour Guide

C= 0 M= 100 Y= 100 K= 0 C= 100 M= 0 Y= 100 K= 0 C= 0 M= 0 Y= 100 K= 0 C= 100 M= 100 Y= 100 K= 100

9 cm

7.5 cm

d)

Scale

d. Tipografi Typography adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkan dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting , menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda (Frank Jefkin, 1997:248). Perancangan typography didasarkan pada pertimbangan gaya desain, fungsi dan juga karakter huruf yang digunakan. Dari tema yang diangkat, pemilihan typography disesuaikan dengan gaya desain yang sederhana namun sesuai dengan karakteristik dari Festival Reyog Nasional XX itu sendiri. Jenis huruf yang dipakai dalam desain promosi dari Festival Reyog Nasional XX adalah :

1. Perpetua Titling Mt 1. Perpetua Titling Mt

2. Myriad Pro Cond

Alasan memilih typhografy ini karena mudah dibaca. Digunakan pada headline.

3. Arial ABCDEFGH IJKLMNOPQRSTUVWXYZ AbcdefghIjklmnopqrstuvwxyz 123456 7890 Alasan memilih typhografy ini karena karakternya yang mudah dibaca sehingga tidak menyulitkan orang-orang yang membacanya. Digunakan pada penulisan alamat dan teks pada brosur dan website.

e. Warna Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, gembira, mood atau semangat. Penggunaan warna dapat menunjukkan identitas dari produk (identification marks) tersebut yang selanjutnya akan dapat selalu dipakai dalam setiap perancangan media visual yang digunakan, selain itu ternyata warna juga mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan e. Warna Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, gembira, mood atau semangat. Penggunaan warna dapat menunjukkan identitas dari produk (identification marks) tersebut yang selanjutnya akan dapat selalu dipakai dalam setiap perancangan media visual yang digunakan, selain itu ternyata warna juga mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan

Warna harus mampu mencerminkan dan memberikan keindahan penampilan produk yang akan ditawarkan.

2) Warna harus mampu dijadikan daya tarik yang kuat dalam suatu komposisi desain.

3) Warna harus mampu mencerminkan personal identity agar mudah dikenali oleh para konsumen (Adi Kusrianto, 2007:46).

Setiap warna memiliki ciri khas, sifat dan maksud atau filosofi tersendiri. Oleh karena itu pemilihan warna menjadi faktor penting yang dapat berpengaruh besar dalam perencanaan desain media promosi dari Festival Reyog Nasional XX. Warna mempunyai karakteristik tersendiri yang mampu memberikan filosofi dan kesan tertentu pada suatu produk. Dalam hal ini, warna yang akan digunakan penulis untuk merancang media promosi Festival Reyog Nasional XX antara lain :

C= 0 M= 100 Y= 100 K= 0 Menggunakan warna merah dengan maksud sebuah energi, energi terkuat dan terpanjang. Dengan tujuan untuk semangat yang tinggi dan kekuatan yang luar biasa.

C= 100 M= 0 Y= 100 K= 0 Menggunakan warna hijau dengan maksud sebuah kesejukan, sejuk dan natural yang melindungi membuat nyaman serta mengayomi semua anggota Festival Reyog Nasional XX dan masyarakat.

C= 0 M= 0 Y= 100 K= 0

Menggunakan warna kuning dengan maksud sebuah cahaya, cahaya yang member penerangan serta keindahan.

C= 100 M= 100 Y= 100 K= 100 Menggunakan warna hitam sebagai garis tepi Reog dengan maksud sebuah perlindungan yang kuat dan sakral tidak boleh terganggu dari apapun.

1. Media Lini Atas (Above the Line Media)

a. Website 1)

Alasan memilih media Website adalah media komunikasi yang bersifat global karena semua orang dari seluruh penjuru dunia bisa mengakses data-data mengenai Festival Reyog Nasional XX.

Konsep desain Desain website ini menampilkan elemen grafis yang mengambil dari logo Festival Reyog Nasional XX dan ilustrasi foto Festival Reyog Nasional XX. Konsep sederhana memberi kesan elegan dan informatif karena page dibuat sesederhana mungkin dan dibuat agar tidak menunggu lama saat browsing.

3) Media Placement Website akan diupload di jaringan internet dengan nama domain

www.ponorogo.eastjava.com .

b. Iklan Koran 1)

Alasan pemilihan media Koran dipilih sebagai media promosi, karena pembaca dari koran cukup besar, dari kalangan menengah sampai atas. Selain itu koran juga media iklan yang tarifnya murah. Dengan adanya ilkan koran ini maka konsumen dari luar daerah pun dapat mengetahui.

Dengan iklan koramn ini saya buat dengan ukuran 1 kolom x mm, (1 kolom = 42 mm). Visualisasi desainnya menonjolkan ilustrasi dan logo Festival Reyog Nasional XX, dengan background putih, dengan memadukan koPOSISI headline, bodycopy dan logo.

Nama Koran Nama koran yang digunakan adalah Jawa Pos. Alasan memilih Jawa Pos karena target market dari promosi ini ditunjukkan kepada masyarakat khususnya Jawa dan diharapkan bisa melebihi itu.

Media placement Iklan koran dari Festival Reyog Nasional XX akan dipasang dihalaman 17 rubrik iklan baris dan kolom.

c. Baliho 1)

Alasan pemilihan media Baliho sebagai media iklan yang efektif karena memiliki intensitas yang tinggi dan menjangkau banyak pemirsa sebagai target konsumen.

Bentuk desain Bentuk desain dengan ukuran 6,5 x 4,5 m, visualisasi logo Festival Reyog Nasional XX, dan warna gradasi merah dan kuning yang mempresentasikan Festival Reyog Nasional XX.

Media ini ditepatkan disudut-sudut tertentu dalam kota yang tentunya memiliki intensitas dan efektifitas yang tinggi untuk dapat dibaca calon wisatawan.

2. Media Lini Bawah (Bellow the Line Media)

a. Kartu nama 1)

Alasan memilih media Kartu nama selain berfungsi sebagai identitas Festival Reyog Nasional

XX juga dapat difungsikan sebagai media komunikasi untuk berpromosi dan beriklan pada khalayak umum. Karena kartu nama ini akan dibagikan kepada khalayak umum.

Bentuk desain Kartu nama ini dibuat 1 (satu) muka dengan warna cirri khas dari Festival Reyog Nasional XX dan memadukan logo dari Festival Reyog Nasional XX dengan slogan sebagai penjelas. Ukuran yang dipakai adalah 8,5 x 5 cm.