10 2 pendimensian dan evaluasi kinerja jaringan 2
Pendimensian dan Optimasi Jaringan
- Data yang diperlukan
- – Matriks trafik
- – Matriks biaya
- – Ruting dan struktur jaringan
- – Kinerja jaringan yang diinginkan
- Untuk menjamin keadilan
- Our subject : optimasi menurut Pratt
EL 372 Rekayasa Trafik 1 Pendimensian dan Optimasi Jaringan
Data yang diperlukan
Matriks trafik
Matriks biaya
Ruting dan struktur jaringan
Kinerja jaringan yang diinginkan
Untuk menjamin keadilan
optimasi optimasi
Our subject : optimasi menurut Pratt
4 A4.1 A4.1 A4.2 A4.2 A4.3 A4.3
1
4
A3.4 A3.4
3 A3.1 A3.1 A3.2 A3.2
3
A2.3 A2.3 A2.4 A2.4
2 A2.1 A2.1
2
A1.2 A1.2 A1.3 A1.3 A1.4 A1.4
1
EL 372 Rekayasa Trafik 2 Matriks trafik Matriks trafik
4
4
3
3
2
2
1
1
Dari\ke Dari\ke
4 C4.1 C4.1 C4.2 C4.2 C4.3 C4.3
1
4
C3.4 C3.4
3 C3.1 C3.1 C3.2 C3.2
3
C2.3 C2.3 C2.4 C2.4
2 C2.1 C2.1
2
C1.2 C1.2 C1.3 C1.3 C1.4 C1.4
1
EL 372 Rekayasa Trafik 3 Matriks biaya Matriks biaya
4
4
3
3
2
2
1
1
Dari\ke Dari\ke
Langsung Langsung
3
3 langsung langsung
3
langsung langsung
3
3
2
2
3 Langsung Langsung
1
EL 372 Rekayasa Trafik 4 Ruting dan pengendalian penyambungan Ruting dan pengendalian penyambungan
1
3
3
2
2
1
1
Dari\ke Dari\ke
- Untuk data : tidak toleran terhadap error (harus
- Untuk telepon : toleran terhadap error (masih
- – Kinerja jaringan yang diinginkan
- Blocking di final route
- NNGOS (end-to-end GOS) = end-to-end
- Yang biasa dipakai : Blocking di final route
EL 372 Rekayasa Trafik 5 Konerja jaringan yang diinginkan Konerja jaringan yang diinginkan
Untuk data : tidak toleran terhadap error (harus error free/tidak diinginkan ada blocking/degradasi) error free/tidak diinginkan ada blocking/degradasi) dan tidak sensitif terhadap delay dan tidak sensitif terhadap delay
Untuk telepon : toleran terhadap error (masih memungkinkan terjadinya blocking dengan memungkinkan terjadinya blocking dengan tingkatan tertentu) tetapi sensitif terhadap delay tingkatan tertentu) tetapi sensitif terhadap delay
Kinerja jaringan yang diinginkan
Blocking di final route
NNGOS (end-to-end GOS) = end-to-end blocking blocking
Yang biasa dipakai : Blocking di final route
- Menjamin keadilan bagi setiap aliran trafik
- Contoh
EL 372 Rekayasa Trafik 6 Tujuan optimasi Tujuan optimasi
Menjamin keadilan bagi setiap aliran trafik
Contoh
1
2 T N1 N2 N3
A1.2 A1.3
- Untuk pasangan [1,2] :
- – A1.2 diambil dari matriks trafik dan misalnya N1
- – Berkas N2 merupakan berkas akhir (final route),
- – Trafik yang ditawarkan ke berkas N2
- A1.3 (dengan M1.3 dan V1.3) dimana M1.3=V1.3
- a memiliki harga m1 yang tidak sama dengan v1
EL 372 Rekayasa Trafik 7 Tujuan optimasi (2) Tujuan optimasi (2)
Untuk pasangan [1,2] :
A1.2 diambil dari matriks trafik dan misalnya N1 diketahui, maka trafik luap a (dengan m1 dan diketahui, maka trafik luap a (dengan m1 dan v1) dapat dihitung v1) dapat dihitung
Berkas N2 merupakan berkas akhir (final route), jadi trafik yang tak dapat dimuat disini akan jadi trafik yang tak dapat dimuat disini akan hilang hilang
Trafik yang ditawarkan ke berkas N2
A1.3 (dengan M1.3 dan V1.3) dimana M1.3=V1.3 (Poisson)
(Poisson)
a memiliki harga m1 yang tidak sama dengan v1 (non-Poisson dimana v1 > m1)
(non-Poisson dimana v1 > m1)
- Sekarang harus didimensikan N2 dengan B di N2 =
- – Ini berarti bahwa R2=trafik yang hilang di N2=1%
- – Jelas bahwa trafik hilang untuk A1.2 lebih kecil daripada
- – Misalnya m1=30%xA1.2, maka trafik hilang untuk A1.2
- – Jadi untung buat trafik A1.2 (tidak adil bagi A1.3)
- Dengan fakta tersebut, maka diperlukan optimasi
EL 372 Rekayasa Trafik 8 Tujuan optimasi (3) Tujuan optimasi (3)
Sekarang harus didimensikan N2 dengan B di N2 = 1%
1%
Ini berarti bahwa R2=trafik yang hilang di N2=1% (M1.3+m1)
(M1.3+m1)
Jelas bahwa trafik hilang untuk A1.2 lebih kecil daripada 1%
1%
Misalnya m1=30%xA1.2, maka trafik hilang untuk A1.2 di N2 adalah kira-kira= 1%x30%xA1.2=0,3%A1.2 di N2 adalah kira-kira= 1%x30%xA1.2=0,3%A1.2
Jadi untung buat trafik A1.2 (tidak adil bagi A1.3)
Dengan fakta tersebut, maka diperlukan optimasi
- Jaringan dasar
- Yang menjadi acuan : biaya saluran
- – A = trafik yang ditawarkan
- – N1,N2,N3 = jumlah saluran yang diperlukan di berkas
- – C1,C2,C3 = biaya per saluran di berkas saluran 1,2, dan 3
EL 372 Rekayasa Trafik
9 P Q T1
2
3 Optimasi menurut Pratt Optimasi menurut Pratt
Jaringan dasar
Yang menjadi acuan : biaya saluran
A = trafik yang ditawarkan
N1,N2,N3 = jumlah saluran yang diperlukan di berkas saluran 1,2,dan 3 saluran 1,2,dan 3
C1,C2,C3 = biaya per saluran di berkas saluran 1,2, dan 3 Asal
Tujuan Tandem Rute langsung Rute alternatif
- Trafik A pertama kali ditawarkan ke berkas 1
- Trafik yang tidak dapat diolah berkas 1
- Selain menerima luapan dari berkas 1,
EL 372 Rekayasa Trafik 10
Trafik A pertama kali ditawarkan ke berkas 1 (PQ)
(PQ)
Trafik yang tidak dapat diolah berkas 1
diluapkan dan ditawarkan ke pilihan rute ke-
diluapkan dan ditawarkan ke pilihan rute ke-
2 (PTQ) 2 (PTQ)
Selain menerima luapan dari berkas 1,
berkas PTQ juga dapat menerima trafik dari
berkas PTQ juga dapat menerima trafik dari
yang lain yang lain background traffic background traffic- Biaya untuk ruting trafik A dari P ke Q = C
- C = C1.N1 + C2.N2 + C3.N3
- Bila N1 diketahui, maka N2 dan N3 bisa dihitung
- Untuk memperoleh C yang minimum, C diturunkan
1 N C
2 N
1 N
2 N
1 N 1 m 1 m
A B
1 C
2 C
2 N
1 N
3 C
3 N
1 N
Penurunan N2 dan N3 terhadap N1 dapat ditulis
Untuk memperoleh C yang minimum, C diturunkan terhadap N1 terhadap N1
Bila N1 diketahui, maka N2 dan N3 bisa dihitung dengan syarat C1, C2, dan C3 serta B di berkas dengan syarat C1, C2, dan C3 serta B di berkas final route (berkas 2 dan 3) diketahui final route (berkas 2 dan 3) diketahui
C = C1.N1 + C2.N2 + C3.N3
Biaya untuk ruting trafik A dari P ke Q = C
- Penurunan N2 dan N3 terhadap N1 dapat ditulis
EL 372 Rekayasa Trafik 11
- disebut Marginal Occupancy (H), yaitu
- H =
Y
- disebut Marginal Capacity (
A A N m N
B N A
), yaitu pertambahan trafik yang ditawarkan per pertambahan trafik yang ditawarkan per pertambahan saluran bila GOS (=B) tetap pertambahan saluran bila GOS (=B) tetap A
N Y
), yaitu
disebut Marginal Capacity (
, dimana m = trafik luap rata- rata rata
H = , dimana m = trafik luap rata-
disebut Marginal Occupancy (H), yaitu pertambahan trafik yang dimuat per pertambahan pertambahan trafik yang dimuat per pertambahan saluran bila trafik yang ditawarkan tetap, saluran bila trafik yang ditawarkan tetap,
EL 372 Rekayasa Trafik 12
- Agar diperoleh biaya yang minimum, maka
1 N C
1 C
EL 372 Rekayasa Trafik 13
1 N 1 m 1 m
Agar diperoleh biaya yang minimum, maka
3 2 2 2 2 A B A B
C3 C2 H1 C1
1 H
3
3 C
1 H
2 C
1 H
1 C
1 H
1
2 C
3 N
2 C
3 C
1 N 1 m 1 m
2 N
2 C
1 N
3 N
3 C
1 N
2 N C1 2 C
1 N
3 N
3 C
1 N
2 N
EL 372 Rekayasa Trafik 14 Perhitungan jumlah saluran dilakukan secara iterasi Perhitungan jumlah saluran dilakukan secara iterasi
4. Hitung harga trafik luap m1 dan setelah digabungkan
Bila berbeda ulangi dari langkah 1, sampai tidak ada perbedaan (sedikit beda); Cara menghitung perbedaan (sedikit beda); Cara menghitung
3 3 dengan N2 dan N3 yang sudah dicari dengan N2 dan N3 yang sudah dicari Bila berbeda ulangi dari langkah 1, sampai tidak ada
2 2 dan dan
5. Cari harga
5. Cari harga
(B2=B3=B) yang diketahui (B2=B3=B) yang diketahui
, hitung N2 dan N3 dengan GOS , hitung N2 dan N3 dengan GOS
4. Hitung harga trafik luap m1 dan setelah digabungkan dengan dengan background traffic background traffic
(Lihat slide no.15) (Lihat slide no.15)
1. Ambil harga
3. Cari harga N1 yang memenuhi harga H1 tersebut.
2. Hitung harga H1 menggunakan harga biaya saluran yang diketahui diketahui 3. Cari harga N1 yang memenuhi harga H1 tersebut.
2. Hitung harga H1 menggunakan harga biaya saluran yang
= 0,8 = 0,8
Biasanya ambil harga Biasanya ambil harga
3 3 kira-kira antara 0,5 s.d. 0,8. kira-kira antara 0,5 s.d. 0,8.
2 2 dan dan
1. Ambil harga
dapat dilihat dapat dilihat pada slide no 16 pada slide no 16
15 Menghitung harga H
Menghitung harga H
Karena harga N bersifat diskrit, maka kita dapat menghitung harga H dengan cara dapat menghitung harga H dengan cara berikut berikut
- Karena harga N bersifat diskrit, maka kita
- – H1=[ Y/ N ]
H1=[ Y/ N 1 ] A 1 A
Y=Y(N+1)-Y(N)
- – Y=Y(N+1)-Y(N)
Y(N+1)=A[1-B (A)] N+1 N+1
- Y(N+1)=A[1-B (A)]
Y(N)= A[1-B N (A)] N N =(N +1)-N =1 –
- Y(N)= A[1-B (A)]
N 1 =(N 1 +1)-N 1 =1 1 1 1
Maka H =A[B (A)-B –
(A)] Maka H 1 =A[B N (A)-B N+1 (A)] 1 N N+1
H 1 =AB N (A)-AB N+1 (A) 1 N N+1
- H =AB (A)-AB (A)
Untuk mencari N dari harga H
- Untuk mencari N dari harga H
- – carilah pada tabel R untuk harga N yang berurutan pada harga A
carilah pada tabel R untuk harga N yang berurutan pada harga A yang sama sehingga diperoleh selisih R yang harganya sama dengan yang sama sehingga diperoleh selisih R yang harganya sama dengan H1 H1 EL 372 Rekayasa Trafik
Dengan cara yang serupa dengan cara
- –
- – Untuk N=N
1 1 )
Maka
) B B
2 )
2
=f(N
2 =f(N
2
2 didapat A didapat A
2
Untuk N=N
) B B
=f(N
1 1 =f(N
1 1 didapat A didapat A
Untuk N=N
N] B B
N]
A/
A/
=[
=[
dapat dihitung dapat dihitung dengan cara berikut dengan cara berikut
Dengan cara yang serupa dengan cara
menghitung H, maka menghitung H, maka
- – Untuk N=N
- – Maka
EL 372 Rekayasa Trafik 16 Menghitung harga Menghitung harga
17 Contoh
Contoh T N3 N2 N1 B A
Diketahui : A =18 Erlang, Blocking di N2=blocking di N3=1% AB C1=20, C2=15, C3=12 Hitung N1, N2, dan N3 1. =0,8 Solusi 3. Mencari N1 (caranya lihat slide no.15), kita sudah mengetahui relasi berikut
2. C1/H1=(C2+C3)/ ; Jadi H1=C1./(C2+C3)=20.0,8/(15+12) = 0,593 • H1=A[B (A)-B (A)]= A.B (A) - A.B (A) =0,593 N N+1 N N+1
R
EL 372 Rekayasa Trafik
18 Bila kita lihat di tabel R
N
17
18
17
18 A 18 3,59
3 18 3,59
3 3,59 – 3 =0,59 Jadi N1=18
Teruskan dengan langkah keempat, menggunakan Wilkinson
EL 372 Rekayasa Trafik
- Pratt mendasarkan perhitungan pada
EL 372 Rekayasa Trafik 19
Pratt mendasarkan perhitungan pada struktur jaringan segitiga yang sederhana, struktur jaringan segitiga yang sederhana,
tetapi sebetulnya semakin kompleks struktur
tetapi sebetulnya semakin kompleks struktur
jaringannya, makin kompleks pula cara jaringannya, makin kompleks pula cara menghitungnya menghitungnya- Prinsipnya sama dengan Pratt
- Harga H didekati oleh suatu parameter yang
- Simbol
- F(n,A) memiliki pengertian yang sama
- F(n,A)=
: cost ratio
)]; dimana
2 )]; dimana
2
[1-0,3(1-
F(n,A)=
[1-0,3(1-
F(n,A) memiliki pengertian yang sama dengan H (marginal occupancy): dengan H (marginal occupancy): pertambahan trafik yang dapat dimuat per pertambahan trafik yang dapat dimuat per pertambahan saluran pertambahan saluran
: F(n,A) : F(n,A)
Simbol improvement factor improvement factor
Harga H didekati oleh suatu parameter yang
disebut disebut improvement factor improvement factorPrinsipnya sama dengan Pratt
EL 372 Rekayasa Trafik 20 Optimasi menurut Y.Rapp Optimasi menurut Y.Rapp
: cost ratio
21 Optimasi menurut Y.Rapp (2)
Optimasi menurut Y.Rapp (2)
F(n,A) juga dapat dihitung oleh persamaan berikut ini ini
- F(n,A) juga dapat dihitung oleh persamaan berikut
F(n,A) = A[E (A)-E (A)]= F(n,A) = A[E n (A)-E n+1 (A)]= n n+1
memiliki harga sekitar 0,6-0,9 memiliki harga sekitar 0,6-0,9
sama dengan pada Pratt
- sama dengan pada Pratt
Cost ratio= =Cd/Ca
- Cost ratio= =Cd/Ca
Cd = cost untuk direct route – Cd = cost untuk direct route
Ca = cost untuk rute alternatif – Ca = cost untuk rute alternatif
Jadi relasi antara Y.Rapp dengan Pratt 2 2 H =(Cd/Ca) =F(n,A)= [1-0,3(1- )] H =(Cd/Ca) =F(n,A)= [1-0,3(1- )]
- Jadi relasi antara Y.Rapp dengan Pratt
=A[E (A)-E (A)]= =A[E n (A)-E n+1 (A)]= n n+1 EL 372 Rekayasa Trafik
- Sebagai patokan praktis, dapat digunakan
- – Bila (C2+C3)/C1 < 1 , maka N1 = 0
- – Bila 1 < (C2+C3)/C1
- – Bila (C2+C3)/C1 > 2 maka harga N2 = N3 = 0
- C2 dan C3 : cost pada rute alternatif
- C1: cost direct route
EL 372 Rekayasa Trafik 22
Sebagai patokan praktis, dapat digunakan hubungan berikut : hubungan berikut :
Bila (C2+C3)/C1 < 1 , maka N1 = 0
Bila 1 < (C2+C3)/C1
2 , maka N1
2 , maka N1
A A
Bila (C2+C3)/C1 > 2 maka harga N2 = N3 = 0
C2 dan C3 : cost pada rute alternatif
C1: cost direct route
- Diperkenalkan pertama kali oleh Manon
- Diperluas oleh W.S.Chan
EL 372 Rekayasa Trafik 23 Evaluasi NNGOS dengan Evaluasi NNGOS dengan metoda Gaudreau metoda Gaudreau
Diperkenalkan pertama kali oleh Manon Gaudreau pada majalah IEEE
Gaudreau pada majalah IEEE Communication, Vol.28, No.3, bulan Maret
Communication, Vol.28, No.3, bulan Maret tahun 1980 tahun 1980
Diperluas oleh W.S.Chan
- Asumsi-asumsi
- – Tidak boleh ada trafik yang melalui sentral yang
- – Antara sentral paling sedikit harus ada satu rute
- – Tak ada pengulangan panggilan
- – Untuk setiap pasangan asal-tujuan, fungsi luap
- – Probabilitas blocking dari berkas saluran tak
- – Probabilitas blocking dari berkas hanya
EL 372 Rekayasa Trafik 24 Evaluasi NNGOS dengan Evaluasi NNGOS dengan metoda Gaudreau (2) metoda Gaudreau (2)
Asumsi-asumsi
Tidak boleh ada trafik yang melalui sentral yang sama sampai 2 kali sama sampai 2 kali
Antara sentral paling sedikit harus ada satu rute
Tak ada pengulangan panggilan
Untuk setiap pasangan asal-tujuan, fungsi luap T harus ada berkas terkahir (final link)
T harus ada berkas terkahir (final link)
Probabilitas blocking dari berkas saluran tak bergantungan bergantungan
Probabilitas blocking dari berkas hanya merupakan fungsi dari berkas termaksud saja merupakan fungsi dari berkas termaksud saja
- Struktur dasar rumus rekursif Gaudreau
- i=originating node
- d=destination node
- F(i,d,a,b)=Sentral tandem berikutnya bila panggilan sudah menduduki berkas
T(i,d,a,b)=Sentral tandem berikutnya bila panggilan meluap dari berkas (a,b)
EL 372 Rekayasa Trafik 25 Evaluasi NNGOS dengan Evaluasi NNGOS dengan metoda Gaudreau (3) metoda Gaudreau (3)
Struktur dasar rumus rekursif Gaudreau
i=originating node
d=destination node
F(i,d,a,b)=Sentral tandem berikutnya bila panggilan sudah menduduki berkas
(a,b)(a,b) – F(i,d,a,b)=d bila b=d F(i,d,a,b)=d bila b=d
T(i,d,a,b)=Sentral tandem berikutnya bila panggilan meluap dari berkas (a,b)
– T(i,d,a,b)=0, bila berkas (a,b) merupakan berkas akhir T(i,d,a,b)=0, bila berkas (a,b) merupakan berkas akhir a b F TB(i,d,aT) B(i,d,a,b) B(i,d,a,F)
- F disebut
- T disebut
Bila P(a,b) adalah probabilitas blocking dari
EL 372 Rekayasa Trafik 26 Evaluasi NNGOS dengan Evaluasi NNGOS dengan metoda Gaudreau (4) metoda Gaudreau (4)
F disebut Forward Matrix
Forward Matrix
T disebut Overflow Matrix
Overflow Matrix
Bila P(a,b) adalah probabilitas blocking dari
berkas (a,b) dan B(i,d,a,b) merupakan berkas (a,b) dan B(i,d,a,b) merupakan probabilitas blocking dari sentral a ke d probabilitas blocking dari sentral a ke d melalui semua rute yang dikembangkan darimelalui semua rute yang dikembangkan dari
F(i,d,a,b) dan T(i,d,a,b) atau dengan F(i,d,a,b) dan T(i,d,a,b) atau dengan perkataan lain, panggilan sudah sampai perkataan lain, panggilan sudah sampai
sentral a dan berkas berikutnya yang dicoba
sentral a dan berkas berikutnya yang dicoba
untuk diduduki adalah berkas (a,b), maka untuk diduduki adalah berkas (a,b), maka… …
(next slide) (next slide)
27 Evaluasi NNGOS dengan
Evaluasi NNGOS dengan
metoda Gaudreau (5)metoda Gaudreau (5)
Bila probabilitas blocking di sentral diabaikan
- Bila probabilitas blocking di sentral diabaikan
0 ; bila a = d 1 ; bila a d dan b = 0 B(i,d,a,b) = {1-P(a,b)}.B(i,d,b,F(i,d,a,b)) + P(a,b).B(i,d,a,T(i,d,a,b))
; bila a d dan b 0
Bila probabilitas blocking di sentral cukup besar
- Bila probabilitas blocking di sentral cukup besar
0 ; bila a = d 1 ; bila a d dan b = 0 i i B(i,d,a,b) = (1-W )(1-P(a,b)).[(1-W ).B(i,d,b,F(i,d,a,b))+ W ] a b b
+[(1-W ).P(a,b)+ W ].B(i,d,a,T(i,d,a,b)) ;
a a bila a d dan b 0
x x incoming
- – W i = probabilitas kongesti untuk incoming di sentral x
W i = probabilitas kongesti untuk di sentral x outgoing
- – W i i = probabilitas kongesti untuk di sentral x
EL 372 Rekayasa Trafik
W = probabilitas kongesti untuk outgoing di sentral x o o
Contoh
- Contoh
EL 372 Rekayasa Trafik 28 Evaluasi NNGOS dengan Evaluasi NNGOS dengan metoda Gaudreau (6) metoda Gaudreau (6)
1
5
2
4
3 0,3 0,4
0,5 0,02 0,01 0,01
0,01 0,01
- Solusi
- 1 0 -1 2 4
- 1 -1 0 3 -1
- 1 -1 -1 0 4
- 1 -1 -1 -1 0
- 1 -1 -1 -1 -1
EL 372 Rekayasa Trafik 29 Evaluasi NNGOS dengan Evaluasi NNGOS dengan metoda Gaudreau (7) metoda Gaudreau (7)
Solusi
0 4 0 5 5 0 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0
F =
T =
Untuk matriks F, bila tidak berkas maka beri nilai 0 Untuk matriks T, bila tidak ada berkas maka beri nilai -10,000 0,010 1,000 0,400 0,300 1,000 0,000 0,010 0,500 1,000 1,000 1,000 0,000 0,010 0,020 1,000 1,000 1,000 0,000 0,010 1,000 1,000 1,000 1,000 0,000
P = Untuk matriks P, bila tidak berkas maka beri nilai 1
- Iterasi perhitungan NNGOS
- – B(1,5,1,5)=(1-P
- – B(1,5,1,4)=(1-P
- – B(1,5,4,5)=(1-P B(1,5,4,5)=(1-P 45 45 ).B(1,5,5,F(1,5,4,5))+P ).B(1,5,5,F(1,5,4,5))+P 45 45 .B(1,5,4,T(1,5,4,5)) .B(1,5,4,T(1,5,4,5)) =(1-0,1).B(1,5,5,5)+0,01.B(1,5
- – Dan seterusnya, sampai akhirnya anda memperoleh hasil
- – B(1,5,1,5) = 0,004211
EL 372 Rekayasa Trafik 30 Evaluasi NNGOS dengan Evaluasi NNGOS dengan metoda Gaudreau (8) metoda Gaudreau (8)
Iterasi perhitungan NNGOS
B(1,5,1,5)=(1-P 15 15 ).B(1,5,5,F(1,5,1,5))+P ).B(1,5,5,F(1,5,1,5))+P 15 15 .B(1,5,1,T(1,5,1,5)) .B(1,5,1,T(1,5,1,5)) =(1-0,3).B(1,5,5,5)+0,3.B(1,5,1,4)
=(1-0,3).B(1,5,5,5)+0,3.B(1,5,1,4) =0,3.B(1,5,1,4)
=0,3.B(1,5,1,4)
B(1,5,1,4)=(1-P 14 14 ).B(1,5,4,F(1,5,1,4))+P ).B(1,5,4,F(1,5,1,4))+P 14 14 .B(1,5,1,T(1,5,1,4)) .B(1,5,1,T(1,5,1,4)) =(1-0,4).B(1,5,4,5)+0,4.B(1,5,1,2)
=(1-0,4).B(1,5,4,5)+0,4.B(1,5,1,2)
=(1-0,1).B(1,5,5,5)+0,01.B(1,5,4,0) =0,01.1=0,01
=0,01.1=0,01
Dan seterusnya, sampai akhirnya anda memperoleh hasil
B(1,5,1,5) = 0,004211 =0
=1
- GOS (Grade of Service)
- ASR (Answered Seizure Ratio)
- SCH (Seizure per Circuit per Hour)
- MHT (Mean Holding Time per Seizure)
- SCR (Succesfull Call Ratio)
EL 372 Rekayasa Trafik 31 Beberapa parameter kinerja jaringan Beberapa parameter kinerja jaringan
GOS (Grade of Service)
ASR (Answered Seizure Ratio)
SCH (Seizure per Circuit per Hour)
MHT (Mean Holding Time per Seizure)
SCR (Succesfull Call Ratio)
Call Answered Jumlah
- ASR =
Seizure Answered Toll Exchange
- ASR Lokal
- – Diukur di sentral toll
Answered TE TE LE Kota A
TE LE Seizure
Call Seizure x 100% x 100%
Jumlah Call Seizure
- ASR SLJJ (diukur di sentral toll)
Diukur di sentral toll Jumlah
Jumlah Call Answered
ASR Lokal
Call seizure: outgoing call dari suatu sentral toll ke arah sentral toll lain sentral toll lain
ASR SLJJ (diukur di sentral toll) Call seizure: outgoing call dari suatu sentral toll ke arah
ASR =
EL 372 Rekayasa Trafik 32 ASR ASR
Local Exchange
- ASR Lokal (2)
- – Diukur di sentral lokal
- Hasil pengukuran ASR diperingkatkan mulai dari yang
- Prioritas pembenahan mulai dari urutan ASR terendah
EL 372 Rekayasa Trafik 33
ASR Lokal (2)
Diukur di sentral lokal Call seizure: outgoing call dari suatu sentral lokal ke sentral
Call seizure: outgoing call dari suatu sentral lokal ke sentral
lokal lain dalam suatu lokal lain dalam suatu multi exchange area multi exchange areaHasil pengukuran ASR diperingkatkan mulai dari yang tertinggi sampai terendah tertinggi sampai terendah
Prioritas pembenahan mulai dari urutan ASR terendah LE
LE Seizure Answered
- Macam-macam loss
- – Loss originating (tingkat pemanggil)
- Kegagalan karena : no dialling, incomplete dialling, invalid
- – Loss terminatting (tingkat pemanggil)
- Kegagalan karena : yang dipanggil sibuk, yang dipanggil tak
- – Loss di sentral
- Kegagalan karena : tidak berhasilnya proses penyambungan di
- – Loss di berkas saluran
- Kegagalan karena : tidak berhasil menduduki saluran di berkas
EL 372 Rekayasa Trafik 34 SCR (Succesful Call Ratio) SCR (Succesful Call Ratio)
Macam-macam loss
Loss originating (tingkat pemanggil)
Kegagalan karena : no dialling, incomplete dialling, invalid
dialling, wrong dialling, wrong prefix dialling, wrong dialling, wrong prefixLoss terminatting (tingkat pemanggil)
Kegagalan karena : yang dipanggil sibuk, yang dipanggil tak menjawab (no answer) menjawab (no answer)
Loss di sentral
Kegagalan karena : tidak berhasilnya proses penyambungan di sentral selain Loss originating (dihitung terhadap call yang masuk sentral selain Loss originating (dihitung terhadap call yang masuk ke sentral) ke sentral)
Loss di berkas saluran
Kegagalan karena : tidak berhasil menduduki saluran di berkas salurantermaksud (dihitung terhadap call yang ditawarkan ke salurantermaksud (dihitung terhadap call yang ditawarkan ke berkas yang bersangkutan) berkas yang bersangkutan)
- Perhitungan SCR
Call Seizure Call Seizure
Call Attempt – Loss Orig. – Loss Sentral Call Attempt – Loss Orig. – Loss Sentral
SCR = SCR =
ASR ASR x 100% x 100%
Call Attempt x
Call Seizure Call Seizure Call Attempt
SCR = SCR =
ASR ASR x 100% x 100%
Call Attempt Call Attempt x
SCR = SCR =
EL 372 Rekayasa Trafik
35 SCR (2)SCR (2)
Call Seizure Call Seizure x 100% x 100%
Call Answered Call Answered
SCR = SCR =
Call Attempt x 100% x 100%
Call Answered Call Attempt
Call answered Call Answered
Loss Sentral Call seizure SLJJ Call answered
ME lokal Call attempt Loss Orig.
Perhitungan SCR
Call Attempt Call Attempt x
- Jadi SCR = ASR x [1-Lo-Le]
- – SCR Lokal ME = ASR(lokal ME)[1-Lo-Le]
- – SCR SLJJ= ASR(SLJJ)[1-Lo-Le]
- – SCR Internasional= ASR(Internasional)[1-Lo-Le]
EL 372 Rekayasa Trafik 36 SCR (3) SCR (3)
Jadi SCR = ASR x [1-Lo-Le]
SCR Lokal ME = ASR(lokal ME)[1-Lo-Le]
SCR SLJJ= ASR(SLJJ)[1-Lo-Le]
SCR Internasional= ASR(Internasional)[1-Lo-Le] ={(Call Term-Loss Term)/Call Term}x
={(Call Term-Loss Term)/Call Term}x [1-Lo-Le]
[1-Lo-Le]
= (1-Lt) [1-Lo-Le]= (1-Lt) [1-Lo-Le]
- OCC=Total holding time/jumlah sirkit
- OCC : efisiensi sirkit
EL 372 Rekayasa Trafik 37 Occupancy per Circuit (OCC) Occupancy per Circuit (OCC)
OCC=Total holding time/jumlah sirkit
OCC : efisiensi sirkit