Hotel Marcopolo Bandar Lampung

@ffiw

PROSIDING
Bagian ll
ISBN : 978-979-851 0-3 4-2

SEMINAR NASIONAL
SAINS DAN TEKNOLOGI IV
"Peran Strategis Sains dan Teknologi
Dalam Membangun Karakter Bangsa"
Hotel Marcopolo Bandar Lampung
29 - 30 November 2011

PROSIDING
Seminar Nasional Sains dan Teknologi lV
Hotel Marcopolo, Bandar Lamputrg, 29

-

30 November 2011


Penyunting
Prof. Dr. John Hendri, M.S.
Prof. Dr. Setyo Dwi Utomo, M.Sc.
Dr. G. Nugroho Susanto, M.Sc.
Dwi Asmi, Ph.D.
Warsono, Ph.D.
Subeki, Ph.D.
Dr. Nyimas Sa'diyah
dr. Muhaftono, Sp. PA., M.Kes.
Dr. Melya Riniafti, S.P., M.Si.
Dr. Ir. M. Irfan Affandi, M.Si.
Dr. Ir. Sumaryo Gs, M.Si.
Wasinton Simanjuntak, Ph.D.
Warji, S.TP., M.Si.
Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc.
Penyunting Pelaksana
Putri Wulandari, S.Si.
Yuniarti, S. Si.
Prosiding Seminar Hasil-Hasil
Seminar Sains dan Teknologi :

Februari 2012
Penyunting, Adm i Syarif ... [et al.].-Ba nda r La mpun g
Lembaga Penelitian, Universitas Lampung 2012.
1106 hlm. ;2LX29,7 cm

rsBN 978-979-8510-34-2

Diterbitkan oleh

:

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

no.l Gedungmeneng Bandar Lampung 35145
Telp. (07211 7OSt73,701609 ext. L36,138, Fax. (O72Ll773798
e-mail lemlit@ unila.ac.id

JL. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro

Design Layout by adiguna.setiawan@ymail.com


-

&
65
Yr}d \_-*/

sEi*uAR ruAsrorrrAl sArilrs DArr rEKNoLoGr- ru
Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 29

-

30 November 2011

TANAMAN SORGUM MANIS (Sorghum Bicolor L.Moench'y
PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN UNTI]K
PAKAN TERNAK
M.C. Tri Atmodjo
Halaman 355-361


ANALISIS KINERJA, NILAI TAMBAII DAN
STRATEGI PENGEMBANGATI AGROINDUSTRI
KECIL KELAI\TING DI KABUPATEN LAMPT]NG TIMUR
M. Irfan Affandi, Sussi Astuti dan Firdausil A.B.
Halaman 363-380

KERAGAAN TIGA VARIETAS UNGGUL KEDELAI
DI LAHAN SAWAH DESA TERAS,
KECAMATAN CARENANG - KABUPATEN SERANG
Mayunar
Halaman 381-389

YIRULENCE OF Beauveria bassiuns LAMPUNG LOCAL
ISOLATES FOR Plutella rylostella L. CONTROL
Ni Siluh Putu Nuryanti, Lestari Wibowo dan Abdul Azis
Halaman 391-403

PENGGUNAAII PUPUK ORGANIK YANG
DIPERKAYA PADA TANAMAN CABAI MERAH
Nina Mulyanti, Amrizal Nazar dan Agung Lasmono

Halaman 405-415

ANALISIS RANTAI TATANIAGA BERAS DI PROYINSI
LAMPUNG
Novi Rosanti dan Fitriani
Halamon 417-427

KARAKTERISASI MORFOLOGI PLASMA NUTFAH PADI
UNTUK SITAT TOLERANSI TERIIADAP SUHU RENDAH
Priatna Sasmita dan Nafisah
Halaman 429-443

KARAKTERISASI SURIMI IKAN PATIN
PADA BERBAGAI TINGKAT KESEGARAN
Purbosari, N
Halamon 445-455

PENGARUH EUTROFIKASI TERHADAP DIET IKAN
HAPLOCHROMINE CICHLIDS DI TELUK MWANZA
DANAU VICTORIA

Rara Diantari
Hqlaman 457-468

Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 29-30 November 2011
"Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Membangun Karakter Bangsa"

sEmilrAR tttAstot{Al sAltus DAil TEKt{oLocl - lu
&
YiE, ffi,..\
\..E/
Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 29

30 November 2011

ANALISIS KINERJA, NILAI TAMBAH DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KECIL KELANTING
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

M.Irfan Affandi


1),

Sussi Astuti

2),

Firdausil A.8.3)

t)

Staf Pengaiar Jurusan Sosial Elonomi Pertanian Fakultqs Pertanian
Universilas Lampung,') Staf Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Perlanian
3
Fakultas Pe rtanian (Jniversit as Lampun g, ) StrT Peneliti B alai
Pengkajion Teknologi Pertanian @PfD Lampung,
E -m ail : irfanaffandi 2 0 0 6 @yaho o. c om

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menganalisis kinerja, nilai tambah, dan strategi
pengembangan agroindustri kecil kelanting. Pemilihan lokasi dilakukan di

Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Pengambilan sampel
dilakukan secara sensus pada 14 pelaku agroindustri kelanting. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis kuantitatif (R/C Rasio, Nilai Tambah
Hayarni, SWOT) dan kualitatif (deskriptif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kinerja produksi agroindustri kelanting secara keseluruhan sudah baik. Nilai R/C
rasio atas biaya tunai sebesar 1,40, produktivitas parsial sebesar 11,49 kg/FIOK,
dan kapasitas sebesar 0,91 atau 91 persen. Usaha agroindustri kelanting di
Kabupaten Lampung Timur merupakan usaha yang menguntungkan. Nilai
tambah yang diperoleh dari pengolahan ubi kayu menjadi kelanting pada
agroindustri ini sebesar Rp. 1.061,44 per kg bahan baku ubi kayu atau sebesar 42
persen. Agroindustri kelanting berada pada kuadran I pada analisis SWOT.
Strategi pengembangan yang digunakan adalah mempertahankan kualitas produk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, menghasilkan produk yang berkualitas
untuk meningkatkan preferensi masyarakat terhadap pangan tradisional, dan
memanfaatkan kerjasama dengan pihak luar untuk memperluas jaringan pasar.

Kata kunciz Kelanting, Kinerja, Nilai tambah, Strategi

PENDAHULUAI\
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJIO Tahun 2004-2009 dan


Tahun 2010-2014

di sektor industri manufaktur,

pemerintah memprioritaskan

pengembangan agroindustri. Prioritas tersebut bertujuan untuk meningkatkan

perekonomian wilayah, khususnya

di

luar Jawa. Rencana tersebut

sangat

beralasan karena agroindustri merupakan subsektor dalam industri yang selama

ini


memberikan kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja dan ekspor non

Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 29-30 November 2011
"Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Membangun Karakter Bangsa"

Prosidins : Seminar Nasional Sains & Teknologi

-

lV

'?eran Strategis Sains & Teknologi dalam Membangun Karakter Bangsa"

migas.

tr@

Pengembangan agroindustri pada dasarnya meningkatkan


sektor pertanian

nilai tambah

(Affandi, 2010).

Salah satu komoditas pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan baku
agroindustri adalah komoditas tanaman pangan, contohnya ubi kayu. Ubi kayu

(Manihot esculenta) atau singkong merupakan bahan pangan potensial masa
depan dalam tatanan pengembangan agribisnis dan agroindustri.

Ubi

kayu

berperan cukup besar dalam mencukupi bahan pangan nasional, bahan pakan
(ransum) ternak, serta bahan baku berbagai industri baik industri besar maupun

kecil. Propinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi ubi kayu di
Indonesia (BPS, 2008). Adanya faktor pendorong seperti potensi pengembangan

produk berbahan baku ubi kayu, pasar ubi kayu, serta meningkatnya kebutuhan
penduduk dan industri akan bahan baku ubi kayu menjadi alasan diperlukannya
pengembangan agribisnis ubi kayu di Propinsi Lampung. Di Kabupaten Lampung

Timur, agroindustri berbahan baku ubi kayu, seperti tepung tapioka, kelanting,

keripik singkong, gaplek, dan lain-lain berpotensi untuk dikembangkan (BPS,

2009)- Kenaikan harga ubi kayu yang terjadi di sejumlah kecamatan di
Kabupaten Lampung Timur merupakan faktor pendorong petani menjadi
bersemangat menanam ubi kayu, karena tingginya harga komoditas itu

di

daerah

tersebut.

Industri kecil dan menengah (IKM) berbahan baku ubi kayu yang ada di

2A0\.

Kabupaten Lampung Timur berjumlah 432 unit usaha (BPS,

Hal ini

berarti kebutuhan ubi kayu sebagai bahan baku industri cukup tinggi. Unit-unit
usaha tersebut merupakan agroindustri berbahan baku ubi kayu

yang mengolah

produk menjadi bernilai tambah lebih tinggi dan sangat beragam. Salah satu
agroindustri yang berbahan baku ubi kayu adalah kelanting. Kelanting merupakan
salah satu agroindustri unggulan yang ada di Kabupaten Lampung

sentra agroindustri kelanting berada

di

Timur. Daerah

Kecamatan Pekalongan. Kecamatan

Pekalongan memiliki 19 pengrajin kelanting yang tersebar di dua desa yaitu Desa

Gantiwarno sebanyak 14 pengrajin dan Pekalongan sebanyak 5 pengrajin (Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Timur, 2010).

Seminar Nasional Sains & Teknologi - lV
Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 29 - 30 November 2011

@"r"*"r.*..ror,*,ffi

,.liTlliltllill'"'#l'*1,]i['lliiolY

Pengukuran kinerja menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk

melakukan evaluasi terhadap performa agroindustri dan perencanaan tujuan di
masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar pekerjaan yang dilakukan

dapat dikendalikan dan dipertanggungiawabkan.

Hal ini dilakukan

untuk

mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses bisnis agroindustri.
Penilaian kinerja agroindustri dapat dilihat secara teknis dan non-teknis. Secara

teknis kinerja dapat dilihat dari produktivitas, kapasitas dan

kualitasnya,

sedangkan secara non-teknis dilihat berdasarkan informasi keuangan atau
pendapatannya.
Pengembangan agroindustri kelanting

di Kabupaten Lampung Timur diharapkan

dapat meningkatkan nilai tambah komoditas ubi kayu. Apabila ubi kayu langsung

dijual tanpa adanya proses pengolahan maka harganya tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan

ubi kayu dalam bentuk olahan kelanting.

Walaupun

agroindustri kelanting termasuk dalam industri kecil, namun juga dibutuhkan
modal atau investasi yang cukup besar. Agar agroindustri kecil kelanting mampu
berkembang dan bertahan, maka perlu dilakukan penelitian tentang kinerja, nilai
tambah dan strategi pengembangan agroindustri kelanting di Kabupaten Lampung

Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi, mengetahui
nilai tambah dan menganalisis strategi pengembangan agroindustri kecil kelanting
di Kabupaten Lampung Timur.

METODE PENELITIAII
Penelitian dilakukan

di

Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pekalongan
merupakan sentra agroindustri kecil kelanting
Responden dalam penelitian

di

Kabupaten Lampung Timur.

ini adalah para pelaku agroindustri kelanting

14

orang pengusaha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus
dengan lokasi agroindustri kecil kelanting. Data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder.

Seminar Nasional Sains & Teknologi - lV
30 November 201L

Hotel Marcopolo, Bandar Lampunq, 29

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi - lV
'?"."r, Str"t"gi, Srina & T"knoloti d"1". M"tbrngun

K"t"kt"t

B"ngt""

trEE$II

Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif
dan kualitatif.

Analisis Kuantitatif

Kinerja produksi
Kinerja produksi agroindustri kelanting dilihat dari aspek pendapatan agroindustri,
produktivitas, dan kapasitas.

Pendapatan agroindustri
Pendapatan agroindustri diperoleh dengan menghitung selisih antara penerimaan
yang diterima dari hasil usaha dengan biaya produksi yang dikeluarkan dalam satu
bulan.

r

= Y.Py

*\x,.Px, -BTT

Keterangan:
,IE

Y

:

pendapatan (Rp)

=

produksi (Kg)

:
:
:
:

Py

xxi
Px

BTT

harga hasil produksi (RpiKg)

jumlah faktor produksi ke i ( i : 1,2,3,....n)
hargaproduksike i (Rp)
Biaya tetap total (Rp)

Untuk mengetahui apakah agroindustri kelanting menguntungkan atau tidak,
digunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya

R/C =

:

PT
BT

Keterangan:

R/C
PT
BT

:
:
:

nisbah antarapenerimaan dengan biaya
penerimaan total
biaya total

Seminar Nasional Sains & Teknologi

-

lV

@"r*",r,**ror,,",@u*,.",ilteiTj[lti]#1r"t#l'*1,]i[llu,ioiY
keuntungan. Jika R/C

< l,

maka maka agroindustri kelanting yang diusahakan

mengalami kerugian.

Produktivitas
Produktivitas adalah suatu ukuran seberapa naik kita mengonversi input dari
proses transformasi ke dalam output.

produldivitos =

output

input

produHivilasparsial =
'

ou?.u'.

atatt
1"'!u'
labor = capital

Keterangan:

Output
Labor
Capital

: keluaran (kelanting) dalam
: tenaga

(kg)

kerja (HOK)

: modal (Rp)

Kapasitas
Kapasitas adalah suatu ukuran yang menyangkut kemampuan output dari suatu
proses.

CapocityUtilization =

ActualOutput
DesignCapacity

Keterangan:

Actual output

: output (kelanting) yang diproduksi

Design capacity

: kapasitas maksimal memproduksi kelanting

(kg)
(kg)

Analisis nilai tambah
Kriteria nilai tambah (NT) adalah
Jika

NT > 0 , berarti pengembangan

agroindustri kelanting memberikan

nilai tambah (positif).
memberikan nilai tambah (negatif).

Untuk mengetahui besarnya nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh
agroindustri kelanting

di Kecamatan

Pekalongan Kabupaten Lampung Timur

Seminar Nasional Sains & Teknologi - lV
30 November 2011

Hotel Marcooolo. Bandar Lamouns. 29

Prosidins : Seminar Nasional Sains & Teknologi - !V
"Peran Sirategis Sains & Teknologi dalam Membangun Karakter

digunakan metode Hayami (Tabel

1).

Bangsa"

Semua nilai pada

@

indkator Tabel

l,

dinilai

berdasarkan harga masing-masing produk atau input agroindustri yang berlaku
pada tahun analisis.

Tabel 1. Format analisis nilai tambah produk agroindustri kelanting di Kecamatan
Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
No.
2
.J

4
5

6
7
8

9
10
11

t2
13

t4

Hasil Produksi, Bahan Baku, dan Harga
Hasil oroduksi ftslbln)
Bahan Baku &s/bln)
lnout tenasa keria ffiOK/blfl)
Faktor konversi
Koefisien tenasa keria
Harsa Produk (Ro/ks)
Uoah rata-r ata tenasa keria (Rp/HOK)
Pendanatan dan nilai tambah
Harga bahan baku
Sumbansan bahan lain (Ro/ks bahan baku)
Nilai produk
a. Nilai tambah
b. Rasio Nilai tambah
a. Imbalan tenasa keria
b. Basian tenasa keria
a. Keuntungan
b. Baeian keuntunqan
Balas Jasa untuk Faktor Produksi
Marsin
a. Keuntunqan
b. Tenasa keria
c. Input lain

Sumber : Hayami (1987) dalam

a
b
c

d:alb
e:clb

f

(}

h

I

i:dxf

k:i-h-i

l=Wi(o/o)

m:gxg
n:mlk(7o)

o:k-m
p:olk(%)

o:i-h

ro/sf/o\
s:m/q(%)
t:t/q(Yo)

Aji (2009)

Analisis deskriptif kualitatif

Metode analisis deskriptif kualitatif menggunakan matriks IFAS, EFAS dan
diagram analisis SWOT.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Produksi
Kinerja produksi agroindustri kelanting

di

Kecamatan Pekalongan Kabupaten

Lampung Timur dilihat dari pendapatan agroindustri, produktivitas, dan kapasitas.

Seminar Nasional Sains & Teknologi - lV
Hotel Marcooolo. Bandar Lamouns. 29 30 November 2011

@"r*,,r**"ror,,"ff

?ffd"??Illil},il'il"r,i#l'f

Ji[,"11',loiY

Produktivitas
Produktivitas parsial antara output terhadap tenaga kerja yang diperoleh sebesar
11,49

kglHOK, artinya setiap satu HOK mampu memproduksi sebesar 11,49 kg

kelanting. Sedangkan produktivitas parsial antaraoutput terhadap modal diperoleh
sebesar 0,02 kg/Rp, artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan mampu

memproduksi 0,02 kg kelanting.

Analisis Pendapatan Agroindustri Kelanting
Analisis pendapatan agroindustri kelanting di Kecamatan Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur dapat dilihat padaTabelZ.

Tabel2. Analisis pendapatan agroindustri kelanting di Kecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur untuk satu bulan produksi Tahun 2010

No

I
2

Komponen
Penerimaan
Produksi
Biaya Produksi
I. Biava Tunai
Ubi kavu
Minvak sorens
Garam
Plastik
Kavu bakar
Bawane outih
Cabe merah

Harea (Rp)

Satuan

I1.786.00

Ks

760.00

8.82t.43

Ks

678"57

Bks
Ke
m3
Ke

t9.678.57
81.785.71
18.714.29
30.000.00

Kemiri

15.400"00

Ketumbar

15.000.00
340.00

Penvedao rasa

Vetsin

TK luar keluarsa
Solar

Ks

rs.769.23
16.730.t6
4.678.57

Ks
Ks
Ke

Jumlah
3174-57

37.249.142.86

15.442.86

11.718.285.71
4.599.714.29

5r6.57
277.r4
126.14
15.14
34.43
30"40

t3"20
8.00

Bks

512.80

Ks
HOK

253.s4

Ltr

15.65
43"64

Total Biaya Tunai
tr. Biava Dioerhitunskan

3
4

Penvusutan alat

Rp

TK dalam keluarsa
16.730.16
Total Biava
Total Biava Produkr it

HOK

19.48

t75.142"86
2.476.714-29
t.234.571"43

642.7t4.29
912.000.00
201.600.00
120.000.00
173.480,00
249.723.08
3.865.946
202.500.00
26.s72.392.36
r96.583.83
337.642"86

27.r06.619.0s

Pendaoatan

I.
5

Nilai (Rp)

Pendapatan Atas B iaya Tunai
Pendaoatan Atas Biava Total

II.
R/C Ratio
I. R/C Atas Biava
II. RIC Atas Biava

1a.676.750,49
10.142.523.81
1.40
1.37

Seminar Nasional Sains & Teknologi - lV
30 November 2011

Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 29

Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi

-

lV

IF"r"r, S,r","gi, Srin, & T"knoloti d"lm M"rbrngun

*"*k"t B"ngt"" trEM

Analisis pendapatan agroindustri mengacu pada konsep pendapatan agroindustri
atas biaya tunai dan biaya

total. Biaya agroindustri meliputi biaya tunai

dan biaya

diperhitungkan. Biaya tunai meliputi biaya bahan baku, bahan penolong dan
tenaga kerja luar keluarga, sedangkan biaya diperhitungkan yang terdiri dari
penyusutan alat dantenaga kerja dalam keluarga. Penerimaan pengrajin kelanting
berasal dari penjualan hasil produksi yang diperoleh. Keuntungan pengrajin yang

diperoleh dari agroindustri kelanting adalah nilai produksi dikurangi dengan
seluruh biaya agroindustri. Keuntungan pengrajin atas biaya tunai adalah nilai

produksi dikurangi biaya tunai tanpa dikurangi biaya diperhitungkan.
Keuntungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keuntungan atas seluruh
biaya agroindustri.
Proses pengolahan kelanting untuk satu bulan proses produksi dengan bahan baku

rata-rata sebanyak 15.442,86

kg

menghasilkan produk kelanting sebanyak

Kg. Harga produksi yang diterima pengrajin adalah Rp 11.786 per kg,
dan penerimaan sebesar Rp 37.249.142,86. Nilai R/C ratio atas biaya tunai

3.174,57

sebesar 1,40. Artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam proses
pengolahan kelanting maka akan diperoleh penerimaan sebesar 0,40 rupiah,
sedangkan nilai R/C ratio atas biaya total sebesar 1,37. Artinya setiap satu rupiah

biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan kelanting maka akan diperoleh
penerimaan sebesar 0,37

rupiah. Besarnya nisbah penerimaan dengan biaya

tersebut menunjukkan bahwa pengolahan kelanting layak untuk diusahakan
karena dapat menambah pendapatan keluarga pengrajin agroindustri

di Desa

Gantiwarno Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

Apabila dibandingkan dengan penelitian Agustina (2AAT, nilai R/C ratio atas
biaya tunai dan biaya total kelanting Pekalongan yang diperoleh lebih kecil dari
agroindustri kelanting di Gedung Tataan. Nilai R/C ratio agroindustri kelanting di
Gedung Tataan atas biaya tunai dan biaya

total

sebesar 2,36 dan 1,95, sedangkan

nilai R/C ratio kelanting Pekalongan atas biaya tunai dan biaya total sebesar 1,40
dan 1,37. Kecilnya nilai R/C ratio yang diperoleh agroindustri kelanting di
Pekalongan disebabkan harga ubi kayu sekarang (tahun 2010) lebih tinggi dari
harga ubi kayu pada waktu penelitian di Gedung Tataan (tahun 2007). Selain itu,

Seminar Nasional Sains & Teknologi - lV
Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, 29 30 November 2011

@il

"r" *

"

",,*ro',

*,ffi

,

"liTl?ilTil'il1'"111'*1,]ffi,"11',jolY

bahan penolong yang digunakan agroindustri kelanting

banyak daripada agroindustri kelanting

di Pekalongan jauh lebih

di Gedung Tataan

dan harga bahan

penolong untuk kelanting Pekalongan juga lebih trnggi. Oleh karena itu, nilai R/C

ratio untuk kelanting Pekalongan lebih kecil dari nilai R/C ratio kelanting Gedung
Tataan.

Analisis Nilai Tambah

Proses pengolahan kelanting merupakan proses yang diharapkan dapat
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi komoditi pertanian. Besarnya nilai
tambah yang diperoleh dihitung berdasarkan proses-proses yang dilakukan selama

satu

bulan. Analisis nilai

tambah pengolahan kelanting oleh agroindustri

kelanting dapat dilihat pada Tabel3.

Tabel

3. Analisis nilai tambah produk agroindustri

kelanting Kecamatan

Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010
I
2
3

4
5

6
7
8

9
10
11

12
13

t4

Hasil Produksi, Bahan Baku, dan Harga
Hasil produksi &s/bln)
Bahan Baku fte/bln)
Input tenasa keria (HOK/bln)
Faktor konversi
Koefisien tenaga keria
Harga Produk (Rp/ks)
Upah rata-r ata tenasa keria (Ro/FIOK)
Pendapatan dan nilai tambah
Harsa bahan baku
Sumbangan bahan lain (Rplke bahan baku)
Nilai produk
a. Nilai tambah
b. Rasio Nilai tambah
a. Imbalan tenasa keria
b. Bagian tenaga keria
a. Keuntunqan
b. Bagian keuntungan
Balas Jasa untuk Faktor Produksi
Margin
a. Keuntungan
b. Tenasa keria
c. Inputlan

a

3174,57

b
c

|s442.86
273,02

d:alb
e:clb

0-21
0"02

f

tr785.71

(I

15358,78

h

760,00
686.56
2508.00

I

= dxf
k:i-h-i
l+./i(%\
m:e xg

rc61,44
41.74

p:oll

Dokumen yang terkait

Studi Sistem Pengelolaan Sampah Dikota Bandar Lampung

0 14 94

Pembangunan Aplikasi E-Commerce Di Koga Square Bandar Lampung

0 22 261

Pembangunan Website Penjualan Online Di Bezzle Clothing Bandar Lampung

0 9 263

Implementasi Bantuan Hukum Pada Masyarakat Miskin Di Kota Bandar Lampung (Studi Di Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung

0 32 64

Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile Pada Perencanaan Pembangunan Hotel Di Jalan Morotai Bandar Lampung

8 21 68

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DIKAITKAN DENGAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung) Hassan Basrie, Universitas Bandar Lampung Yashinta Arly, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Abstract -

0 0 16

SISTEM PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA MASYARAKAT PADA BRI UNIT MANDA (Studi Kasus pada Kota Tegineneng Lampung Selatan) Gatot Hidayat, Universitas Bandar Lampung Shinta Deswati, Universitas Bandar Lampung Goenawan, Universitas Bandar Lampung Abstract -

0 0 16

PENGARUH PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH MENGENAI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Kasus pada Kota Metro) Goenawan, Universitas Bandar Lampung Leni Marlina, Universitas Bandar Lampung Chairul Anwar, Universitas Bandar Lampung Abstract -

1 1 12

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Kasus pada Kantor BPKP Bandar Lampung.) Yunus Fiscal, Universitas Bandar Lampung Justian Suhendra, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Ab

0 0 14

APLIKASI PSAK NO.28 DALAM KAITANNYA DENGAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ASURANSI JIWA (Studi Kasus pada Bumi Putra Magelang) Habiburahman, Universitas Bandar Lampung Jevilie, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Abstract - Aplikasi

0 0 14