MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN NILAI NILA

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN
NILAI-NILAI DAN ASPEK LEGAL KEPERAWATAN

Disusun oleh :
KELOMPOK IV
Anita Rachmawati ( NPM 1701003 P )
Gilang Dwi Jayanti ( NPM 1701007 P )

STIKES AISYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
TA. 2017

i

KATA PENGANTAR
Alhadulillah, segala puji bagi allah SWT yang telah mengajarkan kepada manusia
apa-apa yang belum di ketahuinya dan memberikan hidayah dan rahmatNya
antara lain berupa kekuatan lahir dan batin sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diperlukan

penulis demi kesempurnaan penulisan makalah ini pada masa yang akan
mendatang.
Akhir kata dengan segala kerendahan hari kami mengucapkan mohon maaf dan
terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Februari 2018

DAFTAR ISI
ii

JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................... 1

I.

Latar Belakang .............................................................................. 1


II.

Tujuan Penulisan ........................................................................... 1

III.

Ruang Lingkup Bahasan ............................................................... 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3

I.

Konsep Dasar Keprofesian .......................................................... 3

II.

Nilai-Nilai Keperawatan ............................................................... 6


III.

Aspek Legal dalam Proses Keperawatan ...................................... 7

IV.

Pembahasan Kasus ....................................................................... 8

BAB III

PENUTUP .................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii

BAB I
PENDAHULUAN
I.


LATAR BELAKANG
Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien atau
klien baik secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang komprehensif.
Dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin
terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggung jawab secara
moral.
Prinsip-prinsip legal dan etis di dunia keperawatan sangat penting. Karena
jika seorang perawat ingin menjadi perawat yang profesional, seorang
perawat harus mampu memahami prinsip-prinsip legal serta harus mampu
mengimplementasikan dan mengaplikasikan dalam menjalankan profesinya.

II.

TUJUAN PENULISAN
a.

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep nilai-nilai dan legal etik

keperawatan.

b.

Tujuan Khusus
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etika
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami nilai-nilai dan
prinsip legal etis keperawatan
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami masalah legal
dalam keperawatan
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami landasan legal
aspek keperawatan
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami aplikasi legal
dalam keperawatan
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus
terkait dengan etik legal beserta penyelesaiannya

1

III. RUANG LINGKUP BAHASAN

Ruang lingkup dari makalah inI akan membahas tentang konsep dari etika
keperawatan, nilai-nilai keperawatan, aspek legal etik dalam proses
keperawatan dan membahas kasus terkait hal tersebut.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

KONSEP DASAR KEPROFESIAN
1. Pengertian Etika, Etik, Etiket, Moral dan Etika Profesi Keperawatan
a.

Etik
Merupakan peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai
acuan bagi prilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang
baik maupun buruk serta merupakan suatu tanggung jawab moral.

b.


Etik
Merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan
buruk secara moral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan
atau prinsip penentuan tingkah laku yang baik dan buruk,
kewajiban dan tanggung jawab.

c.

Etiket
Merupakan sesuatu yang telah dikenal,diketahui,diulangi serta
menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat,baik berupa katakata/suatu bentuk perbuatan yang nyata.

d.

Moral
Merupakan perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan
standar prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota
kelompok atau masyarakat dimana ia berada atau nilai yang
menjadi pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya. Dengan demikian moral merupakan bagian dari
etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu
kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar prilakunya.

e.

Etika profesi keperawatan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan
tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik
keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik dan
dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu
perawat. Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama

3

perawat, profesi lain, dan masyarakat sebagai penerima pelayanan
keperawatan untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah
disepakati.
2.


Tujuan Etika Keperawatan
Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi
keperawatan.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam
buku Suhaemi 2010, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu :
a.

Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik
keperawatan.

b.

Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral
yang terjadi dalam praktik keperawatan.

c.

Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di

pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan
kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.

3.

Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan
Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan adalah
sebagai berikut :
a.

Otonomy (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktik profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang dirinya.


4

b.

Berbuat baik ( Beneficience )
Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dan penghapusan dari kesalahan atau
kejahatan serta peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.

c.

Keadilan ( Justice )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama
dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktik
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

d.

Tidak Merugikan ( Non Maleficienci )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cidera fisik dan
psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada
klien dan keluarga.

e.

Kejujuran ( Veracity )
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Hal ini
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.

f.

Menepati Janji ( Fidelity )
Prinsip

fidelity

dibutuhkan

untuk

menghargai

janji

dan

komitmennya terhadap orang lain.
g.

Kerahasiaan ( Confidentiality )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga (privacy).

h.

Akuntabilitas ( Accountability )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seseorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.

5

II.

NILAI – NILAI KEPERAWATAN
Pada tahun 1985, “The American Association

Colleges of Nursing”

melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilainilai keperawatan. Perkumpulan ini

mengidentifikasikan nilai-nilai

keperawatan, yaitu:
1.

Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan
kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan
kepedulian.

2.

Altruism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan

kesejahteraan orang lain

termasuk

keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau
kemurahan hati serta ketekunan.
3.

Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap
asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

4.

Freedom (Kebebasan)
Memiliki kapasitas untuk memilih

kegiatan termasuk percaya diri,

harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5.

Human dignity (Martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat
manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan,
pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.

6.

Justice (Keadilan)
Menjunjung

tinggi

moral

dan

prinsip-prinsip

legal

termasuk

objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.
7.

Truth (Kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran,
keunikan dan reflektifitas yang rasional.

6

III. ASPEK LEGAL DALAM PROSES KEPERAWATAN
1.

Pengertian Aspek Legal Keperawatan
Aspek Legal Keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak
dan kewajibannya. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan
tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut
mengatasi

masalah-masalah

kesehatan

tentu

harus

juga

bisa

diandalkan. Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang
utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus
mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik, memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang
didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode
etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan khusus pada
jenjang pendidikan tinggi.
Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni
kewenangan material dan kewenangan formal. Kewenangan material
diperoleh sejak seseorang memiliki kompetensi dan kemudian
teregistrasi (registered nurse) yang disebut Surat Ijin Perawat atau
SIP. Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin
yang memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan
praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di
dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja
secara perorangan atau berkelompok.
Aspek Legal keperawatan tidak terlepas dari Undang-Undang dan
Peraturan tentang praktek Keperawatan.

7

2.

Dasar Hukum Keperawatan
Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai KEPMENKES NO. 1239
TAHUN 2001 Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan :


Pasal 32 (ayat 4) : Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokterandan atau ilmu keperawatan, hanya
dapat

dilaksanakan

oleh

tenaga

kesehatan

yang

mempunyaikeahlian dan kewenangan untuk itu.


Pasal 153 (ayat 1 dan 2) : (ayat 1) : Tenaga kesehatan berhak
memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya´. Sedangkan (ayat 2) : Tenaga kesehatan
dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.

IV.

PEMBAHASAN KASUS
Pasien Tn. Dodi (45 tahun) datang ke tempat praktik mandiri perawat Kiki
dengan cidera di kepala akibat jatuh dari pohon.. Keadaan luka cukup
dalam, terjadi banyak perdarahan dan membutuhkan penanganan segera.
Perawatan luka dan balutan saja tidak cukup sehingga perlu dilakukan
penjahitan. Perawat menyarankan kepada pasien untuk dirujuk ke dokter
atau puskesmas terdekat. Namun pasien menolak dan bersikeras untuk
mendapatkan perawatan hanya dari perawat tersebut. Perawat tahu bahwa
tindakan harus segera dilakukan, namun tindakan tersebut bukan
wewenangnya dan jika perawat tidak segera melakukan tindakan maka
prognosa buruk akan terjadi kepada pasien.
1. Pengkajian
Data Objektif :
Keadaan luka cukup dalam, darah terus mengalir, bagaimana reaksi
pasien? TTV? Bagaimana tingkat kesadaran pasien? Berapa dalam luka
di kepalanya?
Data Subjektif :

8

Apa yang dirasakan pasien? Skala nyeri? Alasan mengapa pasien tidak
ingin ke dokter atau puskesmas terdekat?
2. Perencanaan
Hubungi dokter lalu lakukan penjahitan luka dengan segera.
3. Implementasi
Lakukan pertolongan pertama. Anjurkan pasien untuk pergi ke dokter
atau puskesmas terdekat dan beri pendidikan kepada pasien bahwa
perawat tidak mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan
penjahitan luka dengan kondisi luka yang dialami pasien.
Jika pasien bersikeras ditangani perawat Kiki, kolaborasi dengan cara
menghubungi dokter, jika dokter tidak bisa datang untuk menanganinya,
pertama yang perawat lakukan adalah buat informed consent, agar
terhindar dari tuntutan.
Segera lakukan penjahitan dan dokumentasikan tindakan yang telah
dilakukan.
4. Evaluasi
Lihat bagaimana keadaan pasien setelah dilakukan tindakan. Tujuan
tercapai apabila pasien telah menunjukkan perbaikan/kemajuan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Alasan
Dari hasil diskusi kelompok, alasan kami memilih untuk tetap
melakukan tindakan adalah berdasarkan teori etik dimana menurut Kant,
benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari
suatu tindakan melainkan oleh nilai moralnya. Dalam menggunakan
pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan pertimbangan, karena
tindakan jahit luka Tn. Dodi harus segera ditangani sebab demi
keselamatan Tn. Dodi dimana prdarahan terus menerus terjadi. Namun,
sebelum dilakukannya tindakan harus ada intinya yaitu setiap tindakan
medis yang mengandung risiko cukup besar, mengharuskan adanya
persetujuan tertulis stelah sebelumnya pihak pasien memperoleh
informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medis serta risiko
yang berkaitan dengannya ( telah dilakukan informed consent )

9

BAB III
PENUTUP
Aspek legal keperawatan

adalah suatu aturan keperawatan

dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya.
Aspek legal keperawatan meliputi kewenangan berkaitan

dengan izin

melaksanakan praktik profesi, sehingga tidak terlepas dari Undang-Undang
dan Peraturan tentang praktek Keperawatan. Fungsi hukum dari aspek legal
dalam praktik keperawatan merupakan suatu pedoman atau kerangka dalam
menjalankan praktik keperawatan. Dengan hukum tersebut, perawat dapat
menentukan batas – batas kewenangan serta hak dan tanggung jawab
sebagai perawat.

10

DAFTAR PUSTAKA
Mimin, Suhaemin. 2003. Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kathleen koenig Blass. 2006. Praktik Keperawatan Profesional: Konsep dan
Perspektif Edisi 4.Jakarta : EGC
Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM
Nisya, R. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas
Suhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC
Wulan,K. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya

11