I. PENDAHULUAN - Vol 22, No 1 (2016): Jurnal Go Infotech Juni 2016

  Volume 22 No. 1, Juni 2016

  

TONGKAT BANTU TUNANETRA PENDETEKSI HALANGAN

MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS

MIKROKONTROLER ARDUINO

Andreas , Wisnu Wendanto

  STMIK AUB Surakarta

  

ABSTRACT

The development of electronic technology, especially in the field of microcontroller very rapidly. Has a lot of

application and utilization of the microcontroller that are useful in everyday life as well as in research in the

laboratory. In the health sector, influential electronic technology in the manufacture of medical devices.

Therefore, the authors make Sticks help the visually impaired to take advantage of technological advances.In

this scheme the ultrasonic sensor is used to detect an obstacle or object,in detecting an obstacle, there are

two conditions that obstacle distance near and far distances hitch, hitch the closest distance of less than 50

cm and the distance is much hindrance between 50 cm to 150 cm. Arduino microcontroller will then process

the data detection results from the sensor, if there is an obstacle or object and then Buzzer DC motor

vibrator will be lit as a warning sign.

  Keywords: Arduino microcontroller, SRF04 Ultrasonic Sensors

I. PENDAHULUAN

  Dalam kehidupan sehari-hari penyan- dang tunanetra mengalami kesulitan untuk beraktifitas di karenakan keterbatasan pengin- deraan yang di alami, karena aktifitas yang di lakukan lebih bergantung kepada orang lain, maka dari itu penulis merancang Tongkat bantu tunanetra untuk membantu aktifitas penyandang tunanetra. Tongkat bantu tunanetra adalah sebuah alat bantu untuk mempermudah dan membantu aktifitas penyandang tunanetra. tongkat bantu tunanetra di lengkapi dengan sensor ultrasonik, buzzer, baterai, LED, serta dinamo getar.

  Sensor ultrasonik bekerja sebagai mata bagi penyandang tunanetra. Transmitter pada sensor ultrasonik mengirimkan sinyal pada jarak jangkauan sensor, jika terdapat halanganpada jarak jangkauan maka sinyal akan memantul dan di terima oleh receiver pada sensor ultrasonik. Kemudian tongkat bantu akan mengeluarkan peringatan berupa suara (buzzer) serta getar jika terdapat halangan pada sekitar tongkat.

  Dengan adanya Tongkat bantu tunanetra berteknologi sensor ultrasonik, dalam setiap aktifitas Penyandang tunanetra tidak lagi bergantung pada orang lain, melainkan penyandang tunanetra dapat dengan mandiri melakukan aktifitas.

  Mata merupakan salah satu dari panca indra yang sangat penting bagi manusia, dengan adanya mata manusia dapat melihat objek apa yang di lihat dan kemudian mengirim informasi tersebut ke dalam otak kemudian memproses objek apa yang di lihat. Tidak semua manusia memiliki kondisi mata yang normal, ada yang memiliki ganggungan penglihatan di karenakan kecelakaan, faktor usia, faktor penyakit maupun karena faktor kerusakan mata sejak lahir.

  2.1. Penelitian Terdahulu

  Dalam penelitian Tugas Akhir Anung Budi Nugroho(2011) mahasiswa Universitas Sebelas Maret, menulis penelitian dengan judul Perancangan tongkat tunanetra

  menggunakan teknologi sensor ultrasonik untuk membantu kewaspadaan dan mobilitas tunanetra .cara kerja alat tersebut adalah

  ketika sensor ultrasonik mendeteksi ada halangan maka sensor akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler PIC16F877A dan peringatan berupa suara (buzzer) akan menyala sebagai tanda kalau ada halangan di sekitar tongkat.penelitian di lakukan di Balai Rehabilitasi Panti Tunanetra dan Rungu Wicara Bhakti Candrasa Surakarta.

  Dalam penelitian PKMyang di lakukan oleh Handri Jir Azhar (2011)Mahasiswa Teknik Elektro dari Universitas Tanjung Pura, menulispenelitian dengan judul “Tera: Tongkat Cerdas Untuk

  Tunanetra Dengan pemanfaatan barang bekas” .sebagai bentuk pengabdian kepada

  masyarakat serta melestarikan lingkungan,

  II. TINJAUAN PUSTAKA Volume 22 No. 1, Juni 2016 pembuatan Tongkat TERAmenggunakan mikrokontroler Atmega8 sebagai inti dari pemrosesan dan memanfaatkan barang bekas maupun barang daur ulang dalam pembuatan tongkat.Tongkat TERA bekerja memanfaat- kan sinyal ultrasonik dengan mengirim sinyal, jika ada halangan maka sinyal tersebut akan memantul dan diterima kembali oleh sensor, kemudian mikrokontroler akan mengirimkan perintah untuk menyalakan suara (buzzer) dan dinamo DC vibrator sebagai tanda peringatan.

  Dalam penelitian Tugas Akhir Tunas Bintar Pamungkas (2013) Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Teknik Elektro, menulis penelitian dengan judul “Rancang Bangun Tongkat Ultrasonik

  Pendeteksi halangan dan jalan berlubang untuk penyandang Tunanetra Berbasis Atmega16” . Tongkat Ultrasonik yang di buat

  dapat memberikan peringatan berupan suara

  (buzzer) jika menemukan objek yang berada

  pada jarak 1 hingga 120 cm di depan pengguna dan mampu mendeteksi benda yang ada pada ketinggian 20 hingga 90 cm, serta dapat mendeteksi jika terdapat lubang pada sekitar tongkat.

  Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Anung Budi Nugroho, Handri Jir Azhar dan Tunas Bintar Pamungkas terletak pada jenis mikrokontroler, kemampuan pendeteksi yang di lakukan oleh sensor, peringatan yang di terapkan pada tongkat ultrasonik. Pada penelitian yang di lakukan oleh anung budi nugroho menggunakan mikrokontroler PIC16F877A dengan memanfaatkan suara (buzzer) sebagai tanda peringatan dan sensor ultrasonik di gunakan untuk mendeteksi halangan. Penelitian yang di lakukan oleh Handri Jir Azhar menggunakan mikrokon- troler Atmega8 dengan memanfaatkan suara (buzzer) dan motor DC vibratorsebagai tanda peringatan pada tongkat serta sensor ultrasonik di fungsikan sebagai pendeteksi halangan. sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Tunas Bintar Pamungkas menggunakan mikrokontroler Atmega16 dengan memanfaatkan suara (buzzer) sebagai tanda peringatan serta sensor ultrasonik di fungsikan sebaga pendeteksi halangan dan lubang.

  Perbedaan dengan penelitian ini adalah menggunakan mikrokontroler yang lebih baru yaitu Arduino yang memanfaatkan sensor ultrasonik untuk mendeteksi halangan, sebagai tanda peringatan tongkat menggu- nakan suara (buzzer) dan motor DC vibratoryang dapat bertambah tempo saat tongkat bantu mendekati halangan, serta di lengkapi LED untuk menampilkan status tongkat bantu.

  2.2. Definisi Tuna Netra

  Merupakan individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena Tunanetra memiliki keterbatasan dalam indra penglihatan maka proses untuk mengetahui keadaan sekitar menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Sedangkan untuk mobilitas bagi tunanetra dapat menggunakan alat bantu berupa Tongkat (Kauffman & hallan, 1991).

  2.3. Gelombang Ultrasonik

  Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki frekuensi mulai 0 kHz hingga sekitar 20 MHz.frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat. Ketika gelombang ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan (Ulfah, 2011).

  Gambar 1. Fenomena Gelombang Ultrasonik Saat Ada Penghalang

  2.4. Sensor Ultrasonik

  Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik.Pada sensor ini gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah benda yang disebut piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 Volume 22 No. 1, Juni 2016 kHz ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Sensor ultrasonik secara umum digunakan untuk suatu pengungkapan tak sentuh yang beragam seperti aplikasi pengukuran jarak. Alat ini secara umum memancarkan gelombang suara ultrasonik menuju suatu target yang memantulkan balik gelombang kearah sensor. Kemudian sistem mengukur waktu yang diperlukan untuk pemancaran gelombang sampai kembali kesensor dan menghitung jarak target dengan menggunakan kecepatan suara dalam medium.Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari transmitter ,

  reiceiver , dan komparator . Selain itu,

  gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik (Ulfah, 2011)

  Gambar 3. Sensor Ultrasonik

  Diagram blok digunakan untuk memudahkan dalam perancangan dan memahami cara kerja dari alat. Diagram blok memuat gambaran singkat tentang cara kerja alat secara keseluruhan.Adapun diagram blok dari alat dapat dilihat pada gambar 3.

  Gambar 3 Diagram Blok Alat Penjelasan dari diagram blok adalah sebagai berikut, Catu daya battery DC mensuplai Daya / power yang di gunakan oleh seluruh rangkaian elektronika, switch berperan sebagai pemutus maupun penyambung aliran listrik DC dari Catu daya ke Mikrokontroler arduino, Mikrokontroler berperan sebagai tempat untuk mengolah data dan pengambil keputusan terhadap kondisi yang telah di deteksi oleh sensor ultrasonik, sensor ultrasonik melakukan pendeteksi kondisi sekitar dengan menggunakan sifat gelombang ultrasonik yang kemudian mengirim hasil deteksi kepada mikrokontroler , Hasil dari pendeteksian oleh sensor ultrasonik akan di terjemahkan oleh mikrokontroler dalam bentuk peringatan berupa sinyal suara

  (buzzer) maupun sinyal getar /DC vibrator,

  sinyal tersebut mempunyai arti bahwa ada halangan benda pada jarak jangkauan sensor ultrasonik.

  3.2. Perancangan Mekanik pada Tongkat

  Perancangan Mekanik alat pada Tongkat dimulai dari menggambar sketsa pada gambar 4. Sensor ultrasonik pada tongkat akan mendeteksi halangan pada jarak jangkauan sensor, jika terdapat halangan maka sensor ultrasonik akan mengirim sinyal ke mikrokontroler kemudian Buzzer dan Vibrator akan menyala sebagai tanda peringatan adanya halangan pada sekitar tongkat.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Diagram Blok

  Gambar 4 Perancangan Mekanik Tongkat Ultrasonik

  3.3. Rangkaian Sensor Pada Arduino

  Rangkaian sensor Ultrasonik pada Tongkat berfungsi sebagai pendeteksi halangan maupun benda yang berada pada jarak jangkauan sensor, Adapun skema dari Volume 22 No. 1, Juni 2016 rangkaian sensor Ultrasonik dapat dilihat pada gambar 5.

  Gambar 5 Rangkaian Sensor Ultrasonik pada Arduino Sensor ultrasonik mendapat sumber tegangan dari baterai 5 volt, pin 8 merupakan pin penerima gelombang ultrasonik (Receiver) sedangkan pin 9 merupakan pin pengirim gelombang ultrasonik (transmitter).

  3.4. Rangkaian Vibrator Vibrator merupakan komponen

  elektonik yang berfungi untuk menggetarkan benda, cara kerja vibrator yaitu berputar seperti dinamo hingga menghasilkan getaran. Pada perancangan alat ini buzzer diatur oleh mikrokontroller 328 dengan board arduino uno, buzzer ini dihubungkan pada port B.12 dan diberi arus 5volt DC. Keterangan lebih jelas lihat gambar 6.

  Gambar 6 Rangkaian vibrator

  Pada perancangan alat keseluruhan ini mempunyai 4 komponen penting yaitu arduino uno sebagai papan letak dan pengatur semua komponen. Sensor ultrasonic sebagai pengukur jarak, sensor ini mempunyai 4 kaki yang terhubung langsung ke arduino uno vcc, ground, trig, echo. Buzzer sebagai tanda jika mendekati penghalang didepan sensor, buzzer ini terhubung pada ground dan port B3 pada arduino dan yang terakhir adalah baterai yang menyuplai listrik untuk arduino dan komponen lainnya.

  Gambar 7 Rangkaian Keseluruhan

  3.6. Diagram Alir Progam

  Agar progam yang dibuat sesuai dengan perangkat keras yang telah dibuat, maka kiranya perlu dibuat suatu alur progam sehingga algoritma progam dapat terstruktur dan jelas. Alur perancangan perangkat lunak yang dibuat hanya berdasarkan subrutin yang akan digunakan mengingat keterbatasan dari pemakaian flowchart itu sendiri yang terbatas pada bagian - bagian yang bersinggungan dengan input dan output saja.

  Pada keadaan awal sensor ultrasonik memancarkan bunyi hingga mengenai obyek/penghalang dan memantulkannya kembali ke sensor, kemudian arduino menghitung jarak pantulan tadi dan mengkenversikannya ke centimeter kemudian arduino mengaktifkan buzzer dengan bunyi yang dijeda 0,2 detik apabila jarak kurang dari 50cm selain itu jika jarak lebih dari 50cm dan kurang dari 150cm maka buzzer akan berbunyi dengan jeda 1 detik dan jika lebih dari 150cm maka buzzer akan diam

3.5. Rangkaian Keseluruhan

  Volume 22 No. 1, Juni 2016 Gambar 8 Diagram Alir Program

  Sensor Ultrasonik ping akan bekerja jika mendapat suplay tegangan sebesar 5 Volt DC. Dimana tegangan

  Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, buzzer pada mulanya membutuh- kan tegangan 5volt, ketika buzzer mengeluar- kan suara dan tegangan pun berubah dengan kondisi suara tersebut. Hasil pengujian tampak pada tabel 3.

  mikrokontroller. Buzzer akan mengeluarkan suara yang berbeda ketika jarak pada penghalang berubah. Ketika jarak penghalang kurang dari 50cm bunyi berkedip dengan sangat cepat, jika jarak lebih dari 50cm dan kurang dari 100cm maka bunyi berkedip lambat, jika jarak lebih dari 100cm dan kurang dari 300cm maka bunyi berkedip sangat lambat, dan jika jarak lebih dari 300cm maka tidak ada bunyi.

  konektor Vcc dan ground pada

  Buzzer akan bekerja jika mendapat suplay tegangan sebesar 5 Volt DC. Dimana tegangan 5 Volt DC dihubungkan dengan

  4.3. Pengujian Buzzer Alarm

  vibrator dan tegangan pun berubah dengan kondisi buzzer tersebut.

  Hasil pengujian di atas, vibrator pada mulanya membutuhkan tegangan 5volt, ketika

  Tabel 2 Hasil Pengujian Vibrator Kondisi Keluaran Jeda Hidup 0 – 0,40 volt 0,1 detik Mati 0 volt 0 detik

  mikrokontroller. Vibrator akan berputar yang berbeda ketika jarak pada penghalang berubah seperti buzzer.

  konektor Vcc dan ground pada

  suplay tegangan sebesar 5 Volt DC. Dimana tegangan 5 Volt DC dihubungkan dengan

  4.2. Pengujian Vibrator Vibrator akan bekerja jika mendapat

  1 Penghalang jauh

  1 Penghalang dekat 0 - 0,13V

  1 Tanpa penghalang 0 - 0,06V

  0V Mati 0 – 5,14V

  Tegangan Keluaran Logika Keadaan

  Tabel 1 Hasil Pengujian Sensor Ultrasonik

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Pengujian Sensor Ultrasonik

  Dari hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa pada saat sensor di beri tegangan 5 Volt pemancar akan mengirim sinyal, tegangan akan berubah apabila diberi penghalang kemudian diproses oleh mikro- kontroler dan apabila buzzer mengeluarkan suara dengan benar maka rangkaian sensor Ultrasonik telah bekerja dengan baik.

  Konektor SIG adalah sebagai kontrol sensor untuk mendeteksian objek sekaligus pembacaan jarak objek. Progam dapat mengatur jarak pada sensor. Ketika sensor diatur maka dalam jarak jangkauan tersebut sensor akan bekerja untuk mendeteksi objek. Untuk pengujian sensor dapat di lihat pada tabel 1.

  ground pada sensor. Untuk konektor SIG dapat dihubungkan dengan mikrokontroler.

  5 Volt DC dihubungkan dengan konektor Vcc dan Volume 22 No. 1, Juni 2016 Tabel 3 Hasil Pengujian Buzzer

  Kondisi Keluaran Jeda

4.4. Pengujian Rangkaian Keseluruhan

  (vibrator) .tanda peringatan dapat diartikan bahwa ada benda maupun halangan..

  Pada tahap ini dilakukan pengujian alat secara keseluruhan, pada pengujian jarak ini menggunakan software arduino1.6.4. Alat ini bekerja apabila saklar ditekan hingga keadaan on/hidup kemudian sensor akan mendeteksi jarak pada penghalang didepan sensor, kemudian buzzer dan vibrator akan hidup seperti pada keterangan tabel 4.

  Tabel 4. Pengujian Keseluruhan

  Bunyi Beep pendek 0 - 0,01 volt 0,2 detik Bunyi Beep sedang 0 - 2,31 volt 1 detik

  V. KESIMPULAN

  a. Rangkaian Tongkat bantu tunanetra dapat dibuat menggunakan mikrokontroler Arduino, Sensor ultrasonik SRF04 digunakan untuk mendeteksi halangan pada sekitar tonngkat dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik dipancarkan dalam sensor tersebut.

  b. Mikrokontroler Arduino berfungsi sebagai

  pengambil keputusan dan pengolah data yang telah dikirim oleh sensor, Hasil pengolahan data berupa tanda peringatan suara (buzzer) maupun getar

DAFTAR PUSTAKA

  Anung Budi Nugroho, 2011, Perancangan

  Cerdas untuk Tunanetra dengan Pemanfaatan Barang Bekas, PKM,

  Tegangan Kondisi Buzzer Ultrasonik Buzzer Jarak Sensor 0-0,01 v 0-0,51v Jeda 0,1 detik 47 cm 0-2,31 v 0-1,90 v Jeda 0,5 detik 140 cm 0 v 0-3,68 v Mati 208 cm

  International. Inc

  Exceptional children introducvtion to special Edition.Virginia :Prentice hall

  Hallahan, D.p. & Kauffman, , 1991,

  Arduino . Gramedia, Jakarta

  Fakultas Teknik, Universitas Tanjng Pura, Pontianak. Handritoar. 2011. Berkenalan Dengan

  Handri Jir Azhar, 2011, TERA: Tongkat

  Tongkat Tuna Netra Menggunakan Teknologi Sensor Ultrasonik Untuk Membantu Kewaspadaan Dan Mobilitas Tuna Netra, Skripsi,

  http://www.TokoBuku.com/arduino- pengenalan.PDF

  Djuandi,Feri. 2011. Pengenalan Arduino .

  http://elektronikatelkom.blogspot.co m/ 2010/06/indicator-akustik- buzzer.html

  Yogyakarta: Graha Ilmu. Boy, 2010 . Indiktor Akustik Buzzer”,

  Gambar 9 Pengujian Alat Jarak Kurang Dari 50 cm Gambar 10 Pengujian Alat Jarak Lebih Dari 50 cm

  Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Volume 22 No. 1, Juni 2016 Tunas Bintar pamungkas, 2013, Rancang

  Bin, Ladjamudin, Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi .

  Bangun Tongkat Ultrasonik Pendeteksi Halangan Dan Jalan Berlubang Untuk Penyandang Tunanetra Berbasis Atmega16,

  Tugas Akhir, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Jogianto, Hanapi, MBA,Ph.D. Konsep Dasar

  Pemrograman Bahasa C. ANDI Yogyakarta, 1993. Temy Nusa, 2013, Peripheral Antar Muka,

  Praktikum Elektronika III, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi, Manado

  Ulfah Mediaty Arief, 2011, Pengujian Sensor

  Ultrasonik PING Untuk Pnegukuran Level Ketinggian dan Volume Air,

  Jurnal Ilmiah, Fakultas Teknik, UNNES, Semarang

  Widodo B, Firman R. 2008. Elektronika

  digital + mikroprosesor . Yogyakarta

  : Andi

Dokumen yang terkait

Jurnal Euclid, ISSN 2355-1712, vol.3, No.2, pp. 474-603 ©Prodi Pendidikan Matematika Unswagati Cirebon MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA Dian Permana Putri1 , Herri Sulaiman2

0 0 16

Keywords : MMH, MSDs, OWAS 1. Pendahuluan - View of ANALISIS POSTUR TUBUH PEKERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN PENDEKATAN OWAS (OVACO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM) DI INDAH PROPERTY

0 0 10

TINGKAT KEBISINGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN SEKITAR PLTD MUARA TEWEH Uswatun Hasanah, Zulfikar Ali As, Maharso Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jl.H.M.Cokrokusumo No.1A Kota Banjarbaru Email: zulyan03gmail.com Abstract: Level of No

0 1 9

KEMAMPUAN POWDER ACTIVATED CARBON DALAM MENURUNKAN KADAR BESI TOTAL PADA AIR SUMUR BOR DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR TAHUN 2016 Sahliah, Munawar Raharja, Syarifudin

0 0 10

Pemanasan Sebagai Katalisator Bahan Koagulan Tawas dan Kapur dalam Pengolahan Air Sungai di Desa Penjaratan Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016

0 0 8

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Kenyamanan Pekerja dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Bengkel Las Listrik Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten HSU Tahun 2016

0 0 8

Hubungan Jumlah Perenang dengan Sisa Klor di Kolam Renang Antasari Banjarbaru Tahun 2016

0 1 8

Inspeksi Sanitasi Lingkungan Sekolah Di SMA Negeri 1 Martapura

0 2 10

I. PENDAHULUAN - Vol 22, No 1 (2016): Jurnal Go Infotech Juni 2016

1 1 6

I. PENDAHULUAN - Vol 22, No 1 (2016): Jurnal Go Infotech Juni 2016

0 0 8