PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS II SMP NEGERI 3 ROKAN IV KOTO KENEDI kenedi656gmail.com ABSTRAK - PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS II SMP NEGERI 3 ROKAN IV KOTO

PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS II SMP NEGERI 3 ROKAN IV KOTO KENEDI

Guru SMP Negeri 3 Rokan IV Koto kenedi656@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berfikir kreatif. Pengembangan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas II SMP Negeri 3 Rokan IV Koto kurang dikembangkan, baik melalui proses pembelajaran maupun melalui lingkungan belajar yang kondusif bagi kreativitas siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan informasi tentang bagaimana kreativitas siswa dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran maupun melalui lingkungan belajar yang kondusif di SMP Negeri 3 Rokan IV Koto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengikuti langkah-langkah Huberman. Data diperoleh melalui teknik pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Data diperoses dengan cara reduksi, presentasi data, dan pengambilan kesimpulan. Untuk menjamin keabsahan data dilakukan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi data dan diskusi dengan teman sejawat. Informan penelitian ini adalah peneliti sendiri, guru-guru dan siswa kelas II SMP N 3 Rokan IV Koto. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (a) pengembangkan kreativitas siswa melalui proses pembelajaran oleh guru terhadap siswa belum dilakukan dengan optimal, baik melalui pendekatan “inquiry” (pencaritahuan) dalam proses pengajaran, sumbang saran (brain storming), memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif maupun dengan meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media; dan (b) pengembangkan kreativitas siswa melalui lingkungan belajar yang kondusif oleh guru terhadap siswa kurang dilakukan dengan baik, karena guru kurang memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk berperilaku kreatif, guru kurang menjalinkan hubungan yang harmonis dengan siswa melalui interaksi proses pembelajaran, pengembangan lingkungan belajar yang kondusif dilakukan guru pada kegiatan ekstra kurikuler, guru kurang memanfaatkan sumber dan media pembelajaran yang ada, dan guru belum maksimal membimbing dan membina siswa sesuai dengan minat dan bakatnya serta kurang memperhatikan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Berdasarkan temuan ini, direkomendasikan agar: (a) para guru di SMP Negeri 3 Rokan IV Koto mengembangkan kreativitas siswa, melalui pendekatan “inquiry” (pencaritahuan), menggunakan teknik-teknik sumbang saran (brain storming), memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif, dan meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media; dan (b)

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

Kepala sekolah SMP Negeri 3 Rokan IV Koto membantu dan membimbing guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang kreatif agar prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan

Kata Kunci : Kreativitas, Pembelajaran.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan perkataan lain, kreativitas siswa merupakan salah satu faktor

Pendidikan merupakan suatu penting dalam menentukan keberhasilan

usaha yang dilakukan secara sengaja pembelajaran siswa. Kenyataan ini dan terencana untuk membantu sejalan dengan yang dikemukakan perkembangan kemampuan potensial Slameto (1995) bahwa faktor kreativitas setiap siswa agar hasilnya dapat siswa berpengaruh terhadap hasil bermanfaat

bagi

kepentingan

belajar yang dicapai siswa. Hal ini kehidupannya,

menurut Nana (2004), disebabkan siswa masyarakat. Pendidikan dalam arti luas

yang kreatif mempunyai kepribadian meliputi semua perbuatan dan usaha

lebih mandiri, dari generasi tua untuk membekali

seperti

belajar

bertanggung jawab, bekerja keras, anak-anak mereka dengan pengetahuan,

mempunyai motivasi yang tinggi, nilai-nilai, dan keterampilan yang optimis, mempunyai rasa ingin tahu semuanya itu dapat menjadikan siswa

yang besar, percaya diri, terbuka, fungsional dalam hidupnya, baik

memiliki toleransi, dan kaya akan jasmani maupun rohani. Sementara,

pemikiran. Semua kepribadian ini pengertian pendidikan dalam ketentuan

sangat diperlukan oleh setiap siswa umum Undang-Undang Nomor 20 dalam proses pembelajaran guna tentang Sistem Pendidikan Nasional

kreativitas dan tahun 2003 pasal 1 ayat (1), dijelaskan

mengembangkan

mencapai hasil belajar yang optimal. seperti berikut ini.

(2005) menjelaskan Penjelasan di atas menunjukkan

Enco

kreativitas siswa adalah kemampuan pentingnya program pendidikan yang yang dimiliki siswa untuk menemukan terencana yang menmenjadikan siswa

dan menciptakan sesuatu hal yang baru, aktif dalam proses pembelajaran, hanya

cara-cara baru, model baru yang melalui keterlibatan atau keaktifan

berguna bagi siswa dalam proses siswa dalam proses pembelajaran

belajar. Dijelaskan juga, hal baru itu tersebut yang mampu mengembangkan tidak perlu selalu sesuatu yang sama potensi dan kreativitas yang dimilikinya

sekali tidak pernah ada sebelumnya, dalam belajar. Hal ini disebabkan,

tetapi siswa yang kreatif akan berupaya karena belajar tidak akan berkembang

menemukan kombinasi baru, hubungan kalau siswa pasif menerima saja sajian

baru, konstruk baru yang memiliki guru yang mangajarkan ilmu agar siswa kualitas yang berbeda dengan keadaan mengingatnya, tetapi pembelajaran

sebelumnya. Jadi, hal baru itu adalah hanya akan timbul melalui proses yang

sesuatu yang bersifat inovatif. memberdayakan atau mengaktifkan

Hasil penelitian Conny (1996) siswa (Mohammad, 2000).

tentang pengaruh metode pembelajaran

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

menggunakan beberapa metode, strategi kreativitas siswa berpengaruh signifikan

yang bervariasi, misalnya melalui terhadap peningkatan hasil belajar kimia

pembelajaran kerja kelompok, bermain siswa. Artinya, semakin kreatif seorang

peran, dan pemecahan masalah. siswa dalam belajar maka hasil belajar

Dari semua penelitian yang telah yang akan dicapainya juga semakin

ditelusuri, belum ada penelitian tentang baik. Dengan demikian dapat dikatakan

pengembangan kreativitas siswa dalam bahwa

proses pembelajaran. Berdasarkan hal diperlukan bagi setiap siswa dalam

kreativitas

siswa sangat

tersebut, perlu dilakukan penelitian pembelajaran kimia.

mengungkapkan Utami (1992) menjelaskan bahwa

yang

akan

pengembangan kreativitas siswa dalam konsep dan pengembangan kreativitas

proses pembelajaran di kelas II SMP siswa bisa dilakukan dengan bertitik

Negeri 3 Kecamatan Rokan IV Koto. tolak dari apa dinamakan pendekatan

Penelitian ini juga didasari hasil grand 4P, yakni pribadi, pendorong, proses,

tour yang peneliti amati sehari-hari di dan produk. Aspek pribadi menekankan

kelas II SMP Negeri 3 Rokan IV Koto, pada pemahaman bahwa anak adalah

yang melihat beberapa fenomena pribadi yang unik. Guru haruslah

menarik dalam proses pembelajaran, menghargai bakat dan minat khas dari

seperti:

siswa. Itu berarti, siswa perlu diberi

1. Beberapa guru dalam mengajar kesempatan

masih bersifat konvensional. mewujudkannya

dan

kebebasan

2. Beberapa siswa jarang bertanya pendorong yakni suatu kondisi yang

melalui

aspek

kepada guru jika ada materi memungkinkan

pembelajaran yang kurang dan kreatif. Aspek proses lebih menekankan

siswa

berperilaku

belum dimengerti. pada pemahaman kemampuan siswa

3. Guru dalam proses pembelajaran menciptakan sesuatu yang baru, paling

kurang memperhatikan sikap tidak menemukan hubungan-hubungan

siswa.

jawaban antar berbagai unsur. Ketiga

4. Guru mempunyai perhatian yang aspek inilah yang akan menentukan

lebih serius dalam menanggapi kualitas produk kreativitas pada siswa

siswa yang yang masih dalam proses pembelajaran,

pertanyaan

mempunyai kemampuan tinggi, tetapi aspek proses perlu mendapat

siswa yang penekanan.

sedangkan

mempunyai kemampuan rendah Nana (2004) menjelaskan bahwa

sering tidak pengembangan kreativitas pada siswa

pertanyaan

diacuhkan; dan dapat dilakukan melalui proses belajar

5. Guru kurang mengakui dan diskaveri/inkuiri dan belajar bermakna,

gagasan-gagasan dan tidak dapat dilakukan hanya dengan

menghargai

yang disampaikan siswa. kegiatan

Berdasarkan fenomena hasil ekspositori, karena inti dari kreativitas

grand tour yang telah dijelaskan adalah pengembangan kemampuan

terlihat adanya berpikir divergen dan bukan berpikir

sebelumnya,

kesenjangan antara yang seharusnya konvergen.

Kenyataan

ini

dengan keadaan yang sesungguhnya. mengharuskan guru untuk dapat Dimana seharusnya siswa kreatif dalam memotivasi

dan

memunculkan

proses pembelajaran, seperti bertanya kreativitas peserta didik selama

kepada guru kalau ada materi

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

B. Masalah dan Fokus Penelitian

dimengerti, serta tidak takut dalam Dari uraian yang dikemukakan

mengemukakan pendapat. Namun, pada latar belakang masalah, ada kesan

keadaan sesungguhnya siswa jarang bahwa pengembangan kreativitas siswa

bertanya kepada guru kalau ada materi dalam proses pembelajaran di kelas II

pembelajaran yang kurang dan belum SMP Negeri 3 Rokan IV Koto kurang dimengerti, serta merasa takut dalam dikembangkan, baik melalui proses

mengemukakan beberapa pendapat.

maupun melalui Permasalahan ini menarik untuk

pembelajaran

lingkungan belajar yang kondusif bagi ditelit, walaupun penelitian ini nantinya

kreativitas siswa. Berdasarkan temuan juga akan mengungkapkan kreativitas

dari hasil grand tour yang dilakukan, siswa, tetapi jelas tidak sama dengan maka penelitian ini akan fokus pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti pengembangan kreativitas siswa dalam sebelumnya. Beberapa penelitian sejenis proses pembelajaran di kelas II SMP yang telah dijelaskan pada uraian di Negeri 3 Rokan IV Koto, baik melalui atas, meneliti hubungan dan pengaruh proses pembelajaran maupun melalui beberapa aspek terhadap kreativitas lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa. Namun, penelitian ini melihat

kreativitas siswa.

bagaimana pengembangan kreativitas siswa dilakukan melalui proses pembelajaran.

LANDASAN TEORI

A. Kreativitas Siswa

kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

Guilford (dalam Mohammad Ali

sebagai keseluruhan dan

kreativitas

Mohammad Asroni,

kepribadian yang merupakan hasil menyatakan bahwa kreativitas mencau

dengan lingkungannya. pada kemampuan yang menandai ciri-

interaksi

Artinya, lingkungan yang merupakan cir orang kreatif. Lebih lanjut Guilford

tempat individu berinteraksi itu dapat mengemukakan dua cara berpikir, yakni

mendukung berkembangnya kreativitas, cara berpikir konvergen dan divergen. tetapi ada juga yang justru menghambat Cara berpikir konvergen adalah cara-

berkembangnya kreativitas individu. cara individu dalam memikirkan

Menurut Nana (2004) kreatifitas sesuatu yang berpandangan bahwa

adalah kemampuan untuk membuat hanya ada satu jawaban yang benar,

kombinasi baru, berdasarkan data, sedangkan cara berpikir divergen adalah informasi atau unsur yang ada. kemampuan individu untuk mencari

Dijelaskan juga bahwa data atau berbagai alternatif jawaban terhadap

informasi yang tersedia tersebut suatu persoalan. Dalam kaitannya

memungkinkan suatu jawaban terhadap dengan

kreativitas,

Guilford

berbagai permasalahan yang ada dengan menekankan bahwa orang-orang kreatif penekannya pada kualitas atau mutu, lebih banyak memiliki cara-cara

dan keragaman berpikir divergen dari pada konvergen.

ketetapatgunaan,

jawaban. Dengan demikian dapat Utami (1992) menjelaskan bahwa

dikatakan bahwa kreatifitas seseorang kreativitas adalah kemampuan yang

mencerminkan kelancaran, mencerminkan kelancaran, keluwesan, keluwesan, dan orisinilitas seseorang dan orisinalitas dalam berpikir, serta

akan

dalam berpikir serta membuat seseorang

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

perubahan, berfikir dan bertindak secara mengelaborasi suatu gagasan.

untuk

bijaksana, mempunyai kebebasan dalam Berdasarkan uraian pendapat di

mengungkapkan ide dan imajinasinya, atas disimpulkan bahwa kreatifitas

dan menyenangi suatu pekerjaan yang adalah kemampuan yang dimiliki oleh

serta percaya seseorang untuk menemukan dan

penuh

tantangan

melakukannya dengan baik secara menciptakan sesuatu hal yang baru,

mandiri.

cara-cara baru, model baru yang Dari beberapa pendapat di atas berguna bagi dirinya dan bagi orang

dapat disimpulkan bahwa siswa yang lain.

kreatif dapat dilihat apa ciri-ciri atau pengembangan kreatifitas siswa di

Jika dikaitakan

dengan

karaktersitik tersebut di atas melekat sekolah, maka dapat dikatakan bahwa

pada siswa. Kalau ada, dapat dikatakan pengembangan kreatifitas siswa adalah

siswa itu kreatif, sebab ia memiliki kemampuan yang dimiliki oleh guru

antara lain: rasa ingin tahu yang besar, untuk menemukan dan menciptakan

memiliki kepercayaan diri, memiliki sesuatu hal yang baru, cara-cara baru,

keterbukaan terhadap pengalaman baru, model baru dalam pembelajaran agar

fleksibel dalam berfikir dan bertindak, siswa menjadi kreatif, bukan membuat

kritis terhadap pendapat orang lain, dan siswa menerima saja yang diajarkan

sebagainya.

guru.

B. Proses Pembelajaran

Menurut Nana (2004), siswa yang kreatif

Menurut Sudarsono dan Eveline kepribadian, seperti belajar lebih

mempunyai

beberapa

(2004), pembelajaran adalah upaya mandiri, bertanggung jawab, bekerja

menciptakan kondisi dengan sengaja keras, mempunyai motivasi yang tinggi,

agar tujuan pembelajaran dapat optimis, mempunyai rasa ingin tahu

dipermudah (facilitated) pencapaiannya. yang besar, percaya diri, terbuka,

Artinya, dalam kegiatan pembelajaran memiliki toleransi, dan kaya akan

perlu dipilih strategi yang tepat agar pemikiran. Artinya, siswa yang kreatif

tujuan pembelajaran dapat dicapai. Hal akan

ini menunjukkan bahwa dalam setiap bertanggung

kegiatan pembelajaran terlebih dahulu motivasi dan rasa optimis serta rasa

jawab,

mempunyai

dirumuskan tujuan ingin tahu yang tinggi, terbuka dan

harus

pembelajarannya. Tujuan pembelajaran memiliki toleransi terhadap orang lain,

tersebut harus bersifat “behavioral” dan kaya dengan ide-ide yang positif.

atau berbentuk tingkah laku yang dapat Utami (1992) mengemukakan

diamati, dan “measurable” atau dapat beberapa ciri sikap kreatif, seperti: (a)

diukur. Dapat diukur artinya dapat mempunyai kepercayaan diri; (b)

dengan tepat dinilai apakah tujuan terbuka terhadap pengalaman baru dan

pembelajaran yang telah ditetapkan luar biasa; (c) luwes dalam berfikir dan

pada awal kegiatan pembelajaran dapat bertindak;

dicapai atau belum.

mengekspresikan diri; (e) dapat

C. Asri (2005) mendefinisikan mengapresiasi fantasi; (f) berminat pada

pembelajaran sebagai proses interaksi kegiatan-kegiatan kreatif; dan (g)

didik dengan percaya pada gagasan sendiri dan

antara

peserta

sehingga terjadi mandiri. Artinya, siswa yang kreatif

lingkungannya,

perubahan perilaku ke arah yang lebih akan memiliki rasa percaya diri yang

baik. Menurut Mohammad dan Nurtain tinggi,

(1991/1992), pembelajaran adalah

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

a. Untuk menilai hasil pembelajaran. atau lebih peserta didik untuk mencapai

Pengajaran dianggap berhasil jika tujuan sesuai dengan kurikulum yang

siswa mencapai tujuan yang telah berlaku, dengan kata lain pembelajaran

ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh adalah cara yang dipakai untuk

menjadi indikator mengerjakan yang diajarkan.

siswa

keberhasilan sistem pembelajaran. Saylor (1981) menjelaskan bahwa

b. Untuk membimbing siswa belajar. “Instruction is thus the implementation

Tujuan-tujuan yang dirumuskan of curiculum plan, usually, but not

secara tepat berdayaguna sebagai necessarily, involving teaching in the

acuan, arahan, pedoman bagi siswa sense of student, teacher interaction in

dalam melakukan kegiatan belajar. an educational setting”. Syaiful (2005)

merancang sistem mendefinisikan pembelajaran sebagai

c. Untuk

pembelajaran. Tujuan-tujuan itu suatu proses dimana lingkungan

menjadi dasar dan kriteria dalam seseorang secara sengaja dikelola untuk

guru memilih materi memungkinkan ia turut serta dalam

upaya

pelajaran, menentukan kegiatan tingkah laku tertentu dalam kondisi-

belajar-mengajar, memilih alat dan kondisi khusus atau menghasilkan

sumber serta merancang prosedur respons terhadap situasi tertentu.

penilaian.

Dimyanti dan Mudjiono (1999)

melakukan komunikasi menjelaskan

d. Untuk

dengan guru-guru lainnya dalam adalah kegiatan guru secara terprogram

bahwa

pembelajaran

meningkatkan proses pembelajaran. dalam desain intruksional, untuk

Berdasarkan tujuan-tujuan itu terjadi membuat siswa belajar secara aktif,

antara guru-guru yang menekankan pada penyediaan

komunikasi

mengenai upaya-upaya yang perlu sumber belajar.

dilakukan bersama dalam rangka Berdasarkan pendapat di atas

mencapai tujuan-tujuan tersebut. disimpulkan

e. Untuk melakukan kontrol terhadap adalah suatu proses belajar yang

bahwa

pembelajaran

dan keberhasilan dibangun

pelaksanaan

program pembelajaran. Dengan mengembangkan kreatifitas berfikir

tujuan-tujuan itu, guru dapat yang dapat meningkatkan kemampuan

mengontrol hinga mana siswa telah berfikir siswa, serta dapat meningkatkan

mencapai hal-hal yang diharapkan. kemampuan

mengkonstruksi

Berdasarkan uraian di atas dapat pengetahuan baru sebagai upaya disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran meningkatkan penguasaan yang baik

hasil belajar, terhadap materi pelajaran. Kenyataan membimbing siswa belajar, merancang inilah yang menyebabkan bahwa

adalah

menilai

pembelajaran, melakukan pengembangan kreatifitas siswa dalam interaksi antara guru dan siswa, dan proses pembelajaran adalah faktor

sistem

kontrol terhadap penting,

pelaksanaan dan keberhasilan program merupakan salah satu upaya guru

pembelajaran.

mengembangkan kreatifitas berfikir siswa.

C. Pengembangan Kreatifitas Siswa

Oemar (2004) menjelaskan bahwa

Dalam Proses Pembelajaran

secara khusus tujuan pembelajaran Dalam proses pembelajaran guru

meliputi berikut ini. harus memahami hakekat materi

pelajaran yang diajarkannya sebagai

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

apakah siswa mampu melahirkan mengembangkan kreativitas siswa dan

yang

dapat

prestasi kreatif yang istimewa dalam memahami

lapangan ilmu pengetahuan. Artinya, pembelajaran yang dapat merangsang

berbagai

model

untuk mengembangkan kreativitas kemampuan siswa untuk belajar dengan

siswa dalam pembelajaran, seorang perencanaan pengajaran yang matang

guru harus memiliki kecakapan, oleh guru. Pendapat ini sejalan dengan

keterampilan, dan motivasi yang tinggi yang dikemukakan Bruner (dalam

menciptakan suana belajar yang Syaiful,2005), bahwa perlu adanya teori

kondusif.

pembelajaran yang akan menjelaskan Berdasarkan uraian di atas dapat asas-asas

bahwa pembelajaran pembelajaran yang efektif di kelas.

adalah sebagai proses belajar yang Menurut pandangan Bruner, teori

guru untuk belajar itu bersifat deskritif, sedangkan

dibangun

oleh

mengembangkan kreativitas berfikir teori pembelajaran itu preskriptif.

siswa, serta dapat meningkatkan Kenyataan ini menunjukkan bahwa

mengkonstruksi kreativitas siswa bisa dikembangkan

kemampuan

pengetahuan baru sebagai upaya dengan penciptaan proses pembelajaran

penguasaan yang baik terhadap materi yang memungkinkan peserta didik

Oleh sebab itu, dapat mengembangkan kreativitasnya.

pelaharan.

pengembangan kreativitas siswa dapat Dedi (1994) menjelaskan bahwa

dilakukan melalui proses pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas

melalui lingkungan belajar yang siswa, faktor lingkungan belajar yang

kondusif bagi kreativitas siswa. kondusif merupakan faktor penentu

METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian

lokasi penelitian bukan mewakili Berangkat dari grand tour yang

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di peneliti lakukan mengenai proses

daerah lain atau di seluruh Indonesia, pembelajaran di kelas II SMP Negeri 3

melainkan hanya mempelajari situasi Rokan IV Koto, penelitian ini dilakukan

sosial pada lokasi penelitian. penelitian metode kualitatif.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengkajian dilakukan dalam latar alamiah, dengan menggunakan metode

Dalam mengumpulkan data, observasi, interview, dan kajian

peneliti mengadaptasi apa yang dokumentasi.

dikemukakan Faisal (1990), dengan diharapkan akan dapat dipahami makna

mengumpulkan data melalui: 1) yang mendasari perilaku aktor yang

obsevasi. Objek yang akan diobservasi muncul dalam proses pembelajaran di

sosial proses kelas II SMP Negeri 3 Rokan IV Koto.

adalah

situasi

setidak-tidaknya Pengambilan data penelitian ini

pembelajaran,

mengobservasi tigas elemen utama, direncanakan

yaitu: lokasi/fisik, manusia pelaku atau pembelajaran semester ganjil tahun

sewaktu

proses

actors yang menduduki status/posisi ajaran 2007/2008. Hasil penelitian

tertentu dan memainkan peran-peran nantinya tidak akan digeneralisasi,

tertentu, dan kegiatan atau aktivitas para namun demikian dapat dialihkan pada

pelaku dalam proses pembelajaran; 2) konteks sosial lainnya yang kondisinya

wawancara, melalui wawancara tidak sama atau hampir sama. Pemilihan

berstruktur atau unstructured interview,

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

6. Pengecekan anggota, ini sangat interview, dan menempatkan informan

perlu dilakukan untuk memberikan sebagai sejawat peneliti atau viewing

reaksi pandangan dan situasi mereka one another as peers; dan 3) dengan

sendiri terhadap data yang telah tidak

diperoleh peneliti. penggunaan

mengabaikan

kemungkinan

rinci. Peneliti manusia (non-human source of

bertanggungjawab terhadap information), seperti dokumen dan

penyediaan dasar secukupnya yang rekaman/catatan (record). Aktivitas

seseorang pendukung lain juga akan dilakukan,

memungkinkan

merenungkan suatu aplikasi pada seperti: penciptaan rapport, dan

penerima.

8. Auditing, yaitu konsep bisnis, pengumpulan data, juga akan peneliti

pencatatan data/informasi

hasil

khususnya di bidang fiskal, yang lakukan untuk mengumpulkan data

dimanfaatkan untuk memeriksa yang dibutuhkan.

kebergantungan dan kepastian data..

D. Teknik Analisis Data Data

C. Teknik Menjamin Keabsahan

menganalisis data Peneliti akan melakukan teknik

Dalam

peneliti akan menggunakan urutan penjamin keabsahan data dengan

teknik analisis yang dikemukakan mengadaptasi teknik yang dikemukakan

Spradley (1980), sebagai berikut: Moleong (1989). terdapat beberapa

1. Langkah-langkah analisis domain: kriteria yang diperiksa dengan satu atau

1) memilih satu hubungan semantik; beberapa teknik pemeriksaan tertentu,

2) mempersiapkan satu lember kerja yang diiktisarkan sebagai berikut:

analisis domain; 3) mencari istilah

1. Perpanjangan keikutsertaan, berarti pencakup dan tercakup yang peneliti tinggal di lapangan sampai

memungkinkan dan sesuai dengan kejenuhan

hubungan; 4) memformulasikan tercapai.

pengumpulan

data

pertanyaan struktural untuk masing-

2. Ketekunan pengamatan, berarti masing domain; 5) membuat daftar peneliti mencari secara konsisten

semua domain yang interpretasi dengan berbagai cara

untuk

dihipotesiskan.

dalam kaitan dengan proses analisis

2. Langkah-langkah analisis yang konstan atau tentatif.

taksonomi: 1) memilih sebuah

3. Triangulasi

domain untuk analisis taksonomi; 2) pemeriksaan keabsahan data yang

adalah

teknik

mengidentifikasi kerangka substansi memanfaatkan sesuatu yang lain di

yang tepat; 3) mencari subset yang luar

memungkinkan di antara beberapa pengecekan

data untuk

keperluan

istilah tercakup; 4) mencari domain pembanding terhadap data.

atau

berbagai

lebih besar, lebih inklusif yang

4. Pemeriksaan teman sejawat melalui dapat masuk sebuah subset yang diskusi.

sedang dianalisis; 5) membuat

5. Analisis kasus negatif. Teknik ini

sementara; 6) dilakukan

taksonomi

memformulasikan pertanyaan mengumpulkan contoh dan kasus

dengan

jalan

struktural untuk membuktikan yang tidak sesuai dengan pola dan

berbagai hubungan taksonomi dan kecenderungan informasi yang telah

meperoleh berbagai istilah; 7) dikumpulkan peneliti.

melakukan wawancara struktural

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

dilakukan di tempat penelitian.

3. Langkah-langkah

Analisis tema dilakukan untuk komponensial: 1) memilih domain

analisis

batasan yang untuk analisis; 2) menginvetarisir

mencari

menyatukan lintas domain yang seluruh

ditemukan dalam penelitian. dikemukakan

Tema budaya akan peneliti menyiapkan lembar paradigma; 4)

sebelumnya;

sebagai suatu menidentifikasi dimensi kontras

ungkapkan

pernyataan. Pernyataan ini yang memiliki dua nilai; 5)

biasanya juga disebut sebagai menggabungkan dimensi kontras

kaedah kognitif. Strategi yang yang berkaitan erat menjadi satu

gunakan untuk yang mempunyai dua nilai; 6)

peneliti

menemukan tema, yaitu: 1) mempersiapkan pertanyaan kontras

benar-benar tenggelam dalam untuk ciri yang tidak ada; 7)

budaya selama mengadakan pengamatan untuk

adegan

penelitian; 2) menemukan informasi yang hilang;

melakukan

analisis dan 8) mempersiapkan paradigma

melakukan

komponensial atau seluruh yang lengkap.

komverterm untuk seluruh ranah

1. Langkah-langkah analisis tema. merupakan strategi lain bagi Analisis tema dilakukan dalam

peneliti untuk mengidentifikasi upaya untuk menemukan tema

tema-tema; 3) satu perspektif budaya dari situasi sosial yang

yang lebih luas akan dapat diteliti berdasarkan analisis

dicapai dengan jalan mencari komponensial yang berkenaan

ranah yang lebih besar.

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan

Pengembangan

saya tanyakan”, (wawancara tanggal 20

Kreativitas Siswa

Agustus 2007).

Penuturan guru SL tidak jauh Berdasarkan data yang peneliti

berbeda dengan yang dijelaskan guru peroleh

tentang

pengembangkan

MZ. Menurut MZ, “Dalam proses kreativitas siswa melalui proses

pembelajaran, saya meminta semua pembelajaran oleh guru-guru di SMP siswa mencatat semua materi pelajaran. Negeri 3 Rokan IV Koto akan

Buku catatan siswa tersebut biasanya dideskripsikan sebagai berikut.

saya periksa setiap minggu untuk

1. Melakukan Pendekatan “Inquiry”

memastikan apakah selama ini siswa

(Pencaritahuan)

benar-benar mencatat” (wawancara Dari penuturan guru SL, terlihat

tanggal 20 Agustus 2007). bahwa dia menyatakan dalam proses

Penuturan guru SL dan MZ pembelajaran “Saya terlebih dahulu

dengan yang meminta siswa mencatat materi yang

sangat

berbeda

diungkapkan guru HI. Menurut HI, akan dipelajari, lalu menerangkan

“Saya selama proses pembelajaran bagian-bagian materi yang dianggap

hanya meminta siswa membuat suatu penting. Setelah itu saya meminta siswa

rangkuman dari setiap materi pelajaran untuk menghafalnya sampai di rumah

yang penting-penting saja” “Selama guna persiapan jika sewaktu-waktu akan

proses pembelajaran saya hanya menjelaskan materi pelajaran yang

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

yang diajukan dalam ujian” (wawancara kelompok-kelompok. Setelah itu, siswa

tanggal 22 Agustus 2007). diberi kesempatan untuk bertanya jika

Dari pernyataan guru dan siswa ada materi pelajaran yang tidak

yang ditemukan dari hasil wawancara dipahami. Sebelum memberi penjelasan

yang peneliti peroleh (tanggal 20-22 dari pertanyaan siswa tersebut, saya

Agustus 2007) diketahui bahwa meminta siswa yang lainnya untuk

umumnya guru tidak tidak memberikan memberi tanggapan dari pertanyaan

kesempatan kepada siswa untuk kreatif yang diajukan temannya tersebut”

pendekatan “inquiry” (wawancara tanggal 21 Agustus 2007).

melalui

(pencaritahuan) dalam pengajaran. Penuturan guru HI ini hampir

Pernyataan guru dan siswa ini juga sama dengan apa yang diungkapkan

menjelaskan bahwa guru lebih banyak guru ML. Guru ML mengungkapkan

melakukan pengajaran, sebab mereka bahwa, “Selama proses pembelajaran

menyuruh siswa saya meminta siswa untuk berdiskusi

lebih

banyak

dan kurang kelompok. Masing-masing kelompok

menghafal,

mengembangkan kreativitas dengan diberi waktu antara 15-20 menit untuk

jalan memberikan kesempatan kepada mempelajari materi yang sedang

siswa untuk meningkatkan potensi dibahas, lalu dilanjutkan dengan diskusi

mereka. Selain itu, dari pernyataan guru kelas.

dan siswa ini terlihat bahwa proses kesempatan untuk bertanya dan

Setiap kelompok

diberi

pengajaran lebih berpusat pada guru, menanggapi berbagai permasalahan dari

kurang membantu materi yang sedang diskusikan, setelah

sehingga

pembentukan konsep diri siswa serta itu baru menjelaskan permasalahan

kurang memberikan kesempatan bagi yang sedang didiskusikan tersebut”

mengemukakan (wawancara tanggal 21 Agustus 2007).

siswa

untuk

pemahaman mereka tentang materi ajar Hari berikutnya (tanggal 22

yang telah dijelaskan guru; apakah Agustus 2007), peneliti juga melakukan

mereka telah memahami dengan baik wawancara dengan beberapa siswa.

atau belum. Dengan demikian dapat Menurut BD siswa kelas 2 SMP Negeri

disimpulkan bahwa, umumnya guru di

3 Rokan IV Koto, “sering dimarahi guru SMP Negeri 3 Rokan IV Koto selama jika tidak mempunyai catatan yang

ini dalam proses pembelajaran kurang lengkap dari materi pelajaran yang telah

memberikan kesempatan kepada siswa dipelajari. Selain itu juga, sering

untuk melakukan sendiri “inquiry” dimarahi oleh beberapa orang guru jika

(pencaritahuan) sebab guru lebih waktu proses pembelajaran terlalu

banyak mengajar siswa dari pada banyak bertanya”. Penuturan BD juga

membelajarkan siswa. Ini berarti guru tidak jauh berbeda dengan yang

kurang peduli untuk mengembangkan diungkapkan WN siswa kelas 2 SMP

kreativitas siswa. Karena siswa yang Negeri 3 Rokan IV Koto. Menurut WN,

untuk bertanya dan “Saya kadang merasa bosan mengikuti

dimotivasi

mengungkapkan pendapat tentang suatu beberapa pelajaran tertentu, karena

hal yang dipelajarinya akan memotivasi banyaknya mencatat. Selain itu juga,

mereka untuk kreatif. guru dalam menjelaskan materi pelajaran tidak lengkap dan rinci, hanya yang penting-penting saja, sehingga mereka banyak mengalami hambatan

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

2. Menggunakan

Teknik-teknik

peneliti peroleh (tanggal 24-25 Agustus

Sumbang Saran (Brain Storming)

2007) dapat dikatakan bahwa umumnya guru dalam proses pengajaran meminta

Pada hari berikutnya (tanggal 24 pendapat siswa terlebih dahulu dalam

Agustus 2007) peneliti menanyakan menyelesaikan permasalahan yang

pada seorang siswa kelas 2 SR. Menurut ditemukan dalam belajar. Kemudian

SR, “Dalam proses pembelajaran, siswa guru menyimpulkan pendapat siswa diminta untuk menyelesaikan beberapa tersebut yang akan digunakan untuk permasalahan yang ada dalam materi

masalah. Meskipun pelajaran”. Penjelasan ini hampir sama

pemecahan

demikian, ada guru yang meminta siswa dengan yang dijelaskan TI. TI

menjelaskan kembali pendapatnya dan mengatakan, “Dalam menyelesaikan ada juga guru yang tidak meminta lagi permasalahan yang ada waktu belajar,

siswa untuk menjelaskan pendapat yang siswa diminta oleh guru untuk

telah disampaikannya tersebut. Dengan berdiskusi,

selanjutnya

guru

demikian dapat dikatakan bahwa, mendengarkan beberapa

pendapat

umumnya guru di SMP Negeri 3 Rokan siswa, lalu guru yang mengajar menjadi

IV Koto selama ini dalam proses penengah dalam diskusi tersebut”

pembelajaran telah mengarah pada (tanggal 24 Agustus 2007). Hari

penggunaan teknik-teknik sumbang berikutnya (tanggal 25 Agustus 2007)

saran (brain storming) dalam upaya peneliti menanyakan kepada guru HI.

mengembangkan kreativitas siswa. Menurut HI, “Dari beberapa pendapat

yang diungkapkan siswa waktu diskusi,

3. Memberikan Penghargaan Bagi

meminta kembali

siswa

untuk

Prestasi Kreatif

memberikan penjelasan yang jelas dan Wawancara peneliti dengan guru

rinci sesuai dengan materi yang ML ( wawancara tanggal 27 Agustus

dibahas”. Hal ini berbeda dengan yang 2007) dijelaskan bahwa dalam proses diungkapkan guru MZ. Menurut MZ, pengajaran dia sangat menyukai siswa-

“Detelah siswa memberikan beberapa siswa yang memberi pertanyaan-

pendapat terhadap masalah yang pertanyaan yang jarang terjadi. Dia

didiskusikan, saya menyimpulkan dari menyatakan bahwa “Kadang saya semua pendapat siswa tersebut tanpa memuji siswa yang pertanyaannya sulit

meminta penjelasan lagi dari siswa yang untuk saya jawab dan saya jelaskan”.

mengemukakan pendapat tersebut”, Berbeda dengan yang dijelaskan guru

(tanggal 25 Agustus 2007). Penjelasan ST, menurut ST, “Siswa-siswa yang

MZ tidak jauh berbeda dengan yang bertanya di luar konteks materi yang diungkapkan guru JN. Menurut JN, sedang dipelajari tidak saya tanggapi

“Saya tidak meminta siswa yang telah dengan serius, dan saya berupaya

mengemukakan pendapatnya untuk mengatakan bahwa pertanyaannya

menjelaskan kembali dari apa yang kurang sesuai dengan materi yang

telah disampaikan, meskipun pendapat sedang kita bahas” (wawancara tanggal siswa tersebut akan digunakan dalam

27 Agustus 2007).

pemecahan masalah yang sedang Pertanyaan juga ditanyakan pada

didiskusikan, karena akan berakibat siswa kelas 2 SMP Negeri 3 Rokan IV

pada siswa yang lain yang merasa takut Koto, yaitu TN. Menurut TN, “Ada

dalam mengemukakan

pendapat”

guru yang senang jika kami bertanya di (tanggal 25 Agustus 2007). luar materi pokok bahasan yang sedang Berdasarkan pernyataan siswa dipelajari, tetapi ada juga guru yang dan guru dari hasil wawancara yang

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

relevan dengan studi dokumentasi yang sama dengan yang dijelaskan siswa RS.

lakukan. Dalam studi Menurut RS, “Beberapa guru sangat

peneliti

tersebut ditemukan menyukai kami yang mempunyai

dokumentasi

penghargaan bagi kreatifitas dalam

bentuk-bentuk

prestasi kreatif siswa kurang dilakukan beberapa guru tidak menyukai, bahkan

belajar, tetapi

secara optimal, dimana penghargaan- ada guru yang mengatakan siswa yang

penghargaan yang diberikan dalam mempunyai gagasan yang kreatif

upaya mengembangkan kreativitas dianggap sok tahu dan sok pintar,

siswa hanya dilakukan melalui sehingga ada beberapa siswa yang

perlombaan olahraga antar kelas, lomba menjadi takut untuk bertanya” (tanggal

cerdasa cermat, dan lomba mengarang

28 Agustus 2007). (dokumentasi sekolah). Hal ini jelas Siswa DW juga mengatakan

menunjukkan bahwa upaya guru dalam bahwa, “Siswa-siswa yang kreatif

mengembangkan kreativitas siswa kadang dianggap melawan oleh

melalui pemberian penghargaan bagi beberapa guru, tetapi ada juga guru

prestasi kreatif kurang dilakukan secara yang memuji beberapa siswa yang

optimal di SMP Negeri 3 Rokan IV mengemukakan pendapatnya berbeda

Koto.

dengan siswa yang lain” (tanggal 28

4. Meningkatkan Pemikiran Kreatif

Agustus 2007). Siswa AF juga

melalui Banyak Media

mengatakan, “Kadang kami dibuat serba salah oleh beberapa guru,

Siswa JD kelas 2 SMP Negeri 3 bertanya juga salah, diam juga salah,

Rokan IV Koto menyatakan bahwa sehingga kami lebih banyak diam

“Guru kami jarang dan bahkan tidak karena takut diberi nilai yang rendah

menggunakan alat/media oleh guru yang tidak menyukai siswa

pernah

pembelajaran dalam melaksanakan yang terlalu banyak bertanya” (tanggal

pembelajaran, jika pun ada, itu hanya

28 Agustus 2007). guru pendidikan jasmani waktu Berdasarkan pernyataan guru dan

kegiatan pelajaran praktik di luar siswa dari hasil wawancara yang

sekolah”. JD juga mengatakan bahwa peneliti peroleh (tanggal 27-28 Agustus

“Guru kami dalam mengajar lebih 2007) dapat dikatakan bahwa ada guru

banyak ceramah, dan memberikan yang menyukai siswa-siswa yang

catatan-catatan, meskipun contoh soal kreatif dan ada guru-guru yang tidak

yang diberikan tidak sesuai dengan menyukai. Hal ini dikuatkan oleh

materi yang telah disampaikan” beberapa siswa yang takut untuk

(wawancara tanggal 29 Agustus 2007). bertanya pada guru yang tidak

Pada hari yang sama (tanggal 29 menyukai siswa yang kreatif, karena

Agustus 2007), peneliti juga mengamati takut mendapat sanksi dari guru berupa

proses pembelajaran olahraga praktik penurunan

yang sedang berlangsung di lapangan. diperolehnya. Dengan demikian dapat

Beberapa orang siswa sedang belajar dikatakan bahwa, tidak semua guru

bermain bola volli dasar dengan SMP Negeri 3 Rokan IV Koto

melakukan kegiatan passing atas dan menyadari pentingnya upaya guru untuk

passing bawah. Sementara dalam mengembangkan dan menghargai siswa

ruangan kelas, sedang berlangsung yang kreatif.

proses pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

tersebut (studi dokumentasi dan guru HI. Setelah proses pembelajaran

observasi tanggal 30 Agustus 2007). selesai, peneliti menanyakan pada guru

Penjelasan guru ML dan HI serta HI. yang menyatakan bahwa “Kepala

hasil studi dokumentasi dan observasi sekolah telah menganjurkan guru untuk

peneliti, tidak jauh berbeda dengan yang menggunakan media pembelajaran

dikatakan ST yang menyatakan bahwa, secara bervariasi sesuai dengan

“Kami dalam melaksanakan proses fungsinya

pengajaran lebih tefokus bagaimana memudahkan siswa memahami dan

untuk

membantu

upaya meningkatkan hasil belajar siswa. menguasai suatu yang dipelajari, tetapi

Sehingga kami semua terfokus agar kami jarang menggunakannya”. Bahkan

materi yang disampaikan dapat dikuasai guru HI mengatakan bahwa, “Media

siswa, dan media pembelajaran yang pembelajaran tidak begitu penting,

ada tidak kami gunakan secara tetapi yang lebih penting adalah

maksimal dalam proses pengajaran” bagaimana cara proses pengajaran yang

(tanggal 30 Agustus 2007). dapat meningkatkan hasil belajar siswa”

Berdasarkan pernyataan guru dan (tanggal 29 Agustus 2007).

siswa dari hasil wawancara yang Pada hari berikutnya (tanggal 30

peneliti peroleh (tanggal 29-30 Agustus Agustus

2007) dapat dikatakan bahwa para guru menanyakan pada guru ML. Menurut

jarang dan bahkan tidak pernah ML, “Semua media pembelajaran

menggunakan media pembelajaran yang tersedia dengan cukup sesuai kebutuhan

ada dalam proses belajar mengajar. di sekolah, hanya saja jarang kami

Hampir semua, guru dalam proses gunakan”. ML juga menyatakan bahwa,

mengajar terfokus pada “Kepala sekolah selalu menganjurkan

belajar

hasil belajar tanpa guru untuk menggunakan media

pencapaian

mempertimbangkan proses pembelajaran sesuai dengan fungsinya,

pelaksanaannya yang mencerminkan dan membuat media pembelajaran

apakah proses pembelajaran yang sederhana jika memang dibutuhkan

dirancang dan dilaksanakan guru untuk membantu siswa dalam belajar”.

mendorong tumbuhnya kreativitas Selanjutnya peneliti menemui kepala

siswa, bukan hanya sekedar mendengar sekolah untuk menanyakan tentang

saja persentasi guru. Kenyataan ini juga ketersediaan media pembelajaran yang

didukung oleh hasil studi dokumentasi ada di sekolah. Kepala sekolah pun

dan observasi yang peneliti lakukan memperlihatkan inventarisasi media-

yang menemukan bahwa semua media media pembelajaran yang ada. Dalam

pembelajaran tersedia dengan cukup inventarisasi tersebut terlihat bahwa

dan masih utuh tersimpan dalam suatu media pembelajaran yang tersedia

penyimpanan. Temuan dengan jumlah yang cukup. Kemudian,

ruangan

observasi juga menemukan bahwa peneliti memasuki ruangan tempat

media-media tersebut terlihat jelas tidak penyimpanan

pernah digunakan, sebab terlihat jelas pembelajaran tersebut. Dari pengamatan

media-media

banyak kotoran-kotoran seperti debu peneliti terlihat media pembelajaran

yang melekat. Dengan demikian dapat tersebut masih sangat utuh dan baru,

dikatakan bahwa upaya guru dalam Sepertinya media tersebut tidak pernah

mengembangkan kreativitas siswa digunakan oleh guru. Hal ini terlihat

dalam proses pembelajaran melalui dari banyaknya debu-debu yang melekat

penggunaan banyak media hampir tidak

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

Agustus 2007).

Berdasarkan hasil pengamatan

5. Pengembangan Kreativitas Siswa

(tanggal 21 Agustus 2007) tersebut,

Melalui Lingkungan Belajar yang

dapat disimpulkan bahwa beberapa guru

Kondusif

telah menjalin hubungan yang harmonis Setelah melakukan serangkaian

dengan siswa melalui interaksi yang wawancara dengan guru dan siswa kelas

baik dalam proses pembelajaran, tetapi

2 SMP Negeri 3 Rokan IV Koto guna sebagian guru belum. Kenyataan ini mengetahui

terlihat dari adanya beberapa guru yang mengembangkan kreativitas siswa

bagaimana

guru

memberikan dukungan kepada siswa melalui

untuk berpikir kreatif dan meningkatkan selanjutnya

proses

pembelajaran,

partisipasi siswa dalam belajar secara bagaimana pengembangan kreativitas

peneliti

mengamati

aktif. Namun demikian, terlihat juga siswa melalui lingkungan belajar yang

kurang antusias kondusif. Data yang peneliti peroleh

beberapa

guru

melaksanakan proses pembelajaran (tanggal 20-25 Agustus 2007) dari hasil

yang interaktif seperti pembelajaran pengamatan

tidak berpusatkan pada siswa, kurang sebagai berikut.

akan

dideskripsikan

menghargai pendapat siswa yang Dari pengamatan peneliti (tanggal

bertanya, dan hanya terfokus pada

21 Agustus 2007) terlihat guru kurang materi yang diajarkannya saja. memberikan kesempatan yang luas bagi

Berdasarkan obsevasi terlihat siswa untuk berperilaku kreatif. Hal ini

bahwa proses pembelajaran lebih fokus terlihat dari proses pembelajaran yang

pada hasil belajar dari pada efektivitas masih berpusat pada guru serta dalam

proses pembelajaran. Pada hal, hasil penyampaian materi pelajaran guru

belajar yang baik bersumber dari proses sangat terfokus pada sub pokok bahasan

pembelajaran yang baik pula. Salah satu yang ada tanpa mengkaitkan dengan

proses pembelajaran yang peneliti amati lingkungan belajar yang ada.

terlihat bahwa hampir semua guru tidak Peneliti juga mengamati, ada guru

menggunakan media/alat pembelajaran yang kurang menyenangi beberapa

yang ada di sekolah. Bahkan dalam siswa yang sering bertanya dalam kelas,

proses pembelajaran praktik pun, media serta kurang menyukai pertanyaan-

pembelajaran hanya difungsikan oleh pertanyaan siswa yang di luar topik

siswa yang aktif saja, sementara guru materi yang sedang dipelajari. Dari

hanya melihat dan mengamati siswa pernyataan ini peneliti mengamati

yang sedang praktik. Dalam hal ini, beberapa siswa merasa takut untuk

bahwa siswa bertanya kepada guru, meskipun mereka

peneliti

melihat

memfungsikan media yang ada lebih (siswa) belum mengerti tentang materi

berpedoman pada buku pelajaran yang pelajaran yang disampaikan guru

dimilikinya; terlihat bahwa guru kurang kepada mereka. Meskipun demikian,

memfungsikan media peneliti juga melihat ada beberapa guru

sekali

yang ada untuk memuji dan merasa senang jika ada

pembelajaran

pemahaman siswa, siswa

meningkatkan

sehingga potensi siswa seperti motivasi, mengemukakan beberapa ide-ide dan

kreativitas, minat dan bakat siswa pendapat, walaupun pendapat siswa

kurang mendapatkan perhatian guru tersebut di luar pokok materi yang

untuk diberdayakan, (tanggal 23 Agustus 2007).

Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

Peneliti juga melihat beberapa ada. Seharusnya guru dalam proses guru yang jarang memanfaatkan contoh-

pembelajaran menggunakan media contoh di sekitar sekolah yang ada,

secara bervariasi yang memungkinkan kecuali hanya memberikan contoh-

dapat memancing kreativitas siswa yang contoh soal yang ada di dalam buku

kemudian dapat dikembangkan lebih teks pelajaran saja. Pembimbingan

lanjut. Selain itu , guru harus dapat terhadap siswa yang mempunyai

menggunakan media pembelajaran kemampuan rendah dalam belajar pun

sesuai dengan fungsinya sesuai dengan jarang mendapatkan perhatian untuk

materi-materi pembelajaran yang akan dibantu agar mereka aktif mengikuti

diajarkan. Oleh sebab itu, sasaran pembelajaran yang dilakukan guru,

pengajaran yang sesuai dengan seperti tidak adanya siswa-siswa yang

kurikulum yang berlaku perlu dianalisis berdiskusi dengan guru di luar jam

untuk mengetahui fungsi-fungsi mental pelajaran. (tanggal 23 Agustus 2007).

apa yang dituju dalam tiap proses Pengembangan

pembelajaran. Meskipun demikian, belajar yang kondusif dilakukan guru

lingkungan

jadwal pembelajaran yang ada sudah yang penulis amati hanya terlihat pada

sangat fleksibel. Guru-guru lebih kegiatan ekstra kurikuler, seperti pada

banyak menciptakan lingkungan belajar kegiatan rpertandingan dan perlombaan

yang kondusif melalui kegiatan ekstra antar

kurikuler, tetapi dalam kegiatan ko- keagamaan pada hari besar Islam.

kelas,

kegiatan-kegiatan

kurikuler masih sangat kurang. Guru Meskipun demikian, penulis melihat

juga belum maksimal membimbing dan dari jadwal pelajaran yang ada melihat

membina siswa sesuai dengan minat ada fleksibelitas, serta mengunakan

dan bakat siswa, serta kurang standar ketuntasan belajar antara 60%-

siswa-siswa yang 70% (tanggal 24 Agustus 2007).

memperhatikan

mempunyai kemampuan rendah. Penulis juga melihat di SMP

B. Diskusi Temuan Penelitian

Negeri 3 Rokan IV Koto guru belum menggunakan Kurikulum 2006 secara

Setelah disinggung pada bagian menyeluruh. Menurut beberapa guru,

terdahulu bahwa umumnya guru tidak selain mereka belum memahami tentang

kesempatan untuk kurikulum 2006 tersebut secara baik,

memberikan

mendorong kreativitas siswa melalui beberapa guru juga belum diberikan

“inquiry” dalam pelatihan-pelatihan

pemdekatam

pengajaran. Kelihatannya guru lebih menyusun dan menerapkan Kurikulum

bagaimana

banyak mendorong siswa untuk Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu

materi ajar yang sendiri. Padahal, beberapa guru sudah

menghafal

berakibatnya pada siswa yang pasif pernah mengikuti penataran-penataran

menerima saja sajian materi oleh guru. dan pelatihan tentang KTSP (tanggal

Akibatnya potensi kreativitas siswa

24 Agustus 2007) tetapi belum tidak berkembang optimal. Pada hal, dimasyarakatkan kepada guru yang lain

proses pembelajaran yang baik adalah di sekolah tersebut.

proses yang fokus pada pengembangan Berdasarkan hasil pengamatan

kreatifitas siswa yang dilakukan melalui tanggal 23-24 Agustus 2007 tersebut

proses pemlajaran dapat

setiap

diskaveri/inkuiri dan belajar bermakna, pengembangan kreativitas siswa yang

disimpulkan

bahwa

dan tidak dapat dilakukan hanya dengan dilakukan guru kurang memanfaatkan

yang bersifat sumber dan media pembelajaran yang

kegiatan

belajar

ekspositori, karena inti dari kreativitas

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 20132014 Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN K

0 0 14

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS VIII-5 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 20152016 Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK - PENERAPAN METODE PEMBELAJ

0 0 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IX-1 SMP NEGERI 29 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 20152016 Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK - PENERAPAN PEMBELAJARAN PRO

0 0 14

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 0 12

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SPIKPU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS IX-3 SMP NEGERI 29 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 20152016 Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK - PENERAPAN METODE PEMBELA

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12

USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN GURU DALAM MENANGGULANGI SISWA YANG BERPRESTASI BELAJAR RENDAH SARIDIN

0 0 6

PENGARUH KESEJAHTERAAN DAN SEMANGAT KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANSING TRI WAHYUNI Guru SMP Negeri 6 Singingi Hilir triwahyuni.teachergmail.com ABSTRAK - PENGARUH KESEJAHTERAAN DAN SEMANGAT KERJA GURU TERHADAP

0 0 8

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA YULINA Guru SD Negeri 002 Muara Lembu Kecamatan Singingi anayuli.teachergmail.com ABSTRAK - KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TAND

0 0 6

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR ERLIM Guru SD Negeri 001 Pasar Lubuk Jambi erlim.teachergmail.com ABSTRAK - PENGARUH PENDEKATAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 16