PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN KOMPETENSI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Uswatun Khasanah (09408141003) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: keruu_dunk@yahoo.co

  

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN KOMUNIKASI

TERHADAP PENGEMBANGAN KOMPETENSI MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

  Uswatun Khasanah (09408141003) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

  E-mail: keruu_dunk@yahoo.co.id

  

Abstrak

  Pada era globalisasi seperti sekarang ini, SDM di setiap organisasi haruslah pandai meng-upgrade diri sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Beragam informasi bisa di infiltrasi melalui berbagai macam media dan lembaga penyelenggaraan pelatihan SDM. Organisasi dapat menyediakan wadah maupun fasilitas untuk pengembangan kompetensi SDM dan mengkomunikasikan informasi dengan lebih efektif. Kecepatan dan keakuratan yang diciptakan Teknologi Informasi (TI) akan meningkatkan kompetensi SDM dalam menyelesaikan tugas dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi terhadap pengembangan kompetensi mahasiswa pada kasus mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang aktif di keorganisasian kampus. Hasil riset ini menunjukkan bahwa Teknologi, Informasi, dan Komunikasi berpengaruh terhadap pengembangan kompetensi mahasiswa secara positif.

  Kata Kunci : Teknologi, Informasi, Komunikasi, Kompetensi

1. Pendahuluan

  Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi merupakan suatu paradigma baru. MSDM yang berbasis kompetensi meyakinkan bahwa organisasi memiliki orang dengan kepemimpinan yang tepat, yaitu pemimpin yang mengetahui apa yang akan dilakukan terhadap informasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi. Adapun kaitannya dengan kompetensi, Sumber Daya Manusia (SDM) juga membutuhkan komunikasi yang efektif demi kelancaran proses penyampaian dan penerimaan informasi. Salah satu media yang dapat mendukung terlaksananya komunikasi efektif adalah Teknologi Informasi (TI).

  Werner dan DeSimone (2009:4) mendefinisikan pengembangan sumber daya manusia (human resources development) sebagai serangkaian aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang oleh organisasi untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mempelajari keahlian yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kerja saat ini dan yang akan datang.

  Berdasarkan teori Teori Uses and Gratifications, yang pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, teknologi yang merupakan suatu media, dapat digunakan oleh orang ataupun organisasi untuk memperoleh informasi. Informasi yang didapat tadi dapat di komunikasikan kepada seluruh anggota organisasi untuk mengembangkan kompetensi SDM agar kebutuhan organisasi dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk pemilihan media dan gaya penerapan, bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

  Fenomena yang terjadi pada zaman sekarang ini tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sering munculnya kesalahpahaman, terutama dalam hal komunikasi. Kesalahpahaman merupakan fenomena komunikasi yang tak jarang terjadi. Bahkan disebut kejadian normal. Sering disebut akibat dari adanya distorsi informasi. Terjadi penyimpangan penafsiran antara yang dimaksud pengirim dan yang dinterpretasikan sang penerima pesan. Beberapa contoh kesalahpahaman antara lain adalah dalam menanggapi poin-poin penting suatu rapat; karyawan yang kurang memahami uraian pekerjaan dan tanggung jawabnya; ketidaktahuan dalam menindaklanjuti instruksi, surat-surat dan pengumuman; kesalahan dalam menanggapi gagasan pimpinan dan rekan kerja di organisasi; dan kesalahanpahaman dalam teknik atau cara berkomunikasi dengan baik. Dengan adanya perkembangan TIK, setiap anggota organisasi dapat mengakses informasi dengan lebih cepat dan efisien.

  Pemahaman berbagai informasi dapat mendukung pengembangan kompetensi SDM di suatu organisasi. TIK dapat berperan dalam dua posisi sekaligus, sebagai aktor (means) pengubah dan sekaligus sebagai sasaran (ends) dari perubahan yang ingin dicapai. Organisasi hendaknya menerapkan kebijakan teknis yang menyangkut pengembangan komunikasi kerja dan interpersonal. Fasilitas berupa komputer, ruang rapat, multimedia, papan pengumuman, dan alat telekomunikasi perlu disediakan. Selain itu penting dilakukan pelatihan-pelatihan bagi para anggota bagaimana berkomunikasi dengan efektif. Sementara itu perlu disediakan kesempatan bagi anggota dalam mengikuti acara-acara rapat kerja teknis. Dengan demikian para anggota organisasi secara bertahap dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi pembicara dan pendengar yang baik.

  Tujuan studi ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi terhadap pengembangan kompetensi anggota organisasi (pada kasus mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang aktif di keorganisasian kampus).

2. Kerangka Teoritis

2.1. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)

  Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK Information and

  

Communication Technologies; ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh

  peralatanuntuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu

  

meliputi segala hal yang

berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

  Sedangkan teknologiadalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.

  Fenomena yang terjadi pada zaman sekarang ini tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sering munculnya kesalahpahaman, terutama dalam hal komunikasi. Kesalahpahaman merupakan fenomena komunikasi yang tak jarang terjadi. Bahkan disebut kejadian normal. Sering disebut akibat dari adanya distorsi informasi. Terjadi penyimpangan penafsiran antara yang dimaksud pengirim dan yang dinterpretasikan sang penerima pesan. Beberapa contoh kesalahpahaman antara lain adalah dalam menanggapi poin-poin penting suatu rapat; karyawan yang kurang memahami uraian pekerjaan dan tanggung jawabnya; ketidaktahuan dalam menindaklanjuti instruksi, surat-surat dan pengumuman; kesalahan dalam menanggapi gagasan pimpinan dan rekan kerja; dan kesalahanpahaman dalam teknik atau cara berkomunikasi dengan baik. Dengan adanya perkembangan TIK, setiap anggota organisasi dapat mengakses informasi dengan lebih cepat dan efisien. Pemahaman berbagai informasi dapat mendukung pengembangan kompetensi SDM di suatu organisasi. TIK dapat berperan dalam dua posisi sekaligus, sebagai aktor (means) pengubah dan sekaligus sebagai sasaran (ends) dari perubahan yang ingin dicapai. Dalmau, & Filho (1997) menegaskan, pentingnya ICT yang mengharuskan mempertimbangkan proses belajar mengajar, kurikulum organisasi dan merefleksikan hubungan antara orang dan mesin dalam komunitas belajar serta mengembangkan kemampuan seseorang untuk menggunakan komputer secara kompeten.

  Perusahaan hendaknya menerapkan kebijakan teknis yang menyangkut pengembangan komunikasi kerja dan interpersonal. Fasilitas berupa komputer, ruang rapat, multimedia, papan pengumuman, dan alat telekomunikasi perlu disediakan. Selain itu penting dilakukan pelatihan- pelatihan bagi para karyawan bagaimana berkomunikasi dengan efektif. Sementara itu perlu disediakan kesempatan bagi karyawan dalam mengikuti acara-acara rapat kerja teknis. Dengan demikian para karyawan secara bertahap dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi pembicara dan pendengar yang baik.

  Saluja,V.K. dkk.(2012) mengatakan bahwa Model Komunikasi Lintas Budaya penting untuk pembelajaran organisasi secara terus menerus dalam sebuah organisasi. Karena kompleksitas yang tinggi, organisasi menghadapi berbagai hambatan dalam proses. Kesulitan muncul ketika sistem nilai strategis organisasi tidak dibagi secara efektif di organisasi, yang mana akan menjadi tema bagi proses pembelajaran dalam organisasi agar dapat terfokus. Komunikasi sebagai pentransfer informasi untuk organisasi.

2.2. Kompetensi

  Menurut Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kompetensi adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat mendemontrasikan: keterampilan, dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja (industri).

  Bila suatu organisasi hendak membangun Competency-based Human Resurce

  

Management (CBHRM) maka organisasi harus menyusun direktori kompetensi serta profil

  kompetensi per posisi. Dalam proses ini, dirancanglah daftar jenis kompetensi baik berupa soft dan hard competency yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut, serta indikator perilaku dan levelisasi (penjenjangan level) untuk setiap jenis kompetensi. Tujuan dari perancangan kompetensi adalah untuk efisiensi dan efektivitas terlaksananya suatu program atau tugas serta pengoptimalisasian kinerja dari para anggota karena mereka berkerja sesuai dengan kompetensinya. Terkait dengan efisiensi dan efektivitas, penggunaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi di dalam pelaksanaan program-program yang ada di organisasi menjadi hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Berdasarkan pengamatan, bahwa Teknologi, Informasi, dan Komunikasi membawa arah positif atas terlaksananya suatu pekerjaan yang bagus sesuai kompetensi yang di miliki anggota organisasi. Bahkan, sebelum melakukan penjenjangan atau pembagian tugas sesuai kompetensi anggota, Teknologi, Informasi dan Komunikasi telah memiliki andil besar terhadap berhasil tidaknya pembagian tersebut, atau dengan kata lain unsur TIK merupakan perantara. Perantara yang dapat mendorong terwujudnya keberhasilan pelaksanaan program atau tugas, sehingga dengan pengalaman ini, meningkat juga kompetensi dari anggota yang melaksanakannya.

  Menurut Robin (1996), bahwa seseorang yang kompeten dalam bidang tertentu tidak akan selamanya akan tetap kompeten apabila tidak diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan, karena kompetensi dapat mengalami kemunduran dan menjadi ketinggalan zaman. Oleh karena itu suatu organisasi mutlak melaksanakan pelatihan formal. Berdasarkan fenomena yang ada, tidak semua organisasi sudah melaksanakan pelatihan formal terhadap anggotanya. Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya defisit finansial, belum adanya sarana dan prasarana khusus untuk pelatihan formal secara rutin, dan sebagainya. Peranan pelatihan formal seharusnya merupakan sesuatu yang sangat penting dan patut dipertimbangkan dibandingkan hanya berkutat pada pekerjaan teknis sementara SDM terabaikan. McDaniel dkk. (1998) menunjukkan bahwa kompetensi model / kerangka dapat digunakan untuk alasan berikut: mengembangkan rencana pengembangan individu; pengembangan kurikulum pelatihan; pendukung dalam keputusan kepegawaian seperti perekrutan, transfer, dan promosi; melakukan perencanaan suksesi; melakukan penilaian kinerja, dan mengembangkan deskripsi pekerjaan. Järvalt dkk. (2002) menekankan pentingnya kerangka kompetensi atau model yang menyediakan instrumen pengukuran kompetensi yang dapat dinyatakan dan dinilai. Berdasarkan hal tersebut, diajukan suatu hipotesis: H1: TIK memberikan pengaruh terhadap pengembangan kompetensi SDM secara signifikan H2: Pemberian Pelatihan TIK memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kompetensi SDM secara signifikan

3. Metodologi Penelitian

  3.1 Sampel dan Responden

  Riset ini melibatkan Mahasiswa "Universitas Negeri Yogyakarta" yang aktif di keorganisasian kampus. Sebanyak 120 angket valid didapatkan dari penyebaran sejumlah 150 angket ke seluruh Mahasiswa "Universitas Negeri Yogyakarta" yang aktif di keorganisasian kampus. Partisipan dari riset ini terdiri dari mahasiswa dengan rata-rata usia 19 tahun, laki-laki sejumlah 33 orang dan perempuan 87 orang. Latar belakang pendidikan responden adalah SMA. Rata-rata telah berada di organisasi minimal selama 6 bulan.

  3.2 Alat Ukur

  Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui Teknologi, Informasi, dan Komunikasi diambil dari Oye, N. D., Z.K. Shallsuku, and A.Iahad N. (2012) yang diantaranya menyatakan tentang “Penggunaan TIK dan Kesulitan dalam penggunaan TIK”. Serta Dhirendra Sharma, and Vikram Singh (2011) terkait “Infrastruktur TIK”. Sedangkan Alat ukur Pengembangan Kompetensi SDM diambil dari David Conrad, and Robert Newberry (2011), yang diantaranya menyatakan tentang “Kemampuan yang dimiliki SDM”. Serta riset Paul E. Madlock (2008) tentang “Karakter yang dimiliki SDM”. Skala likert 1 hingga 5 digunakan untuk scoring pengukuran.

4. Hasil Penelitian

  Berdasarkan penelitian terhadap variabel dependen (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan independen (Pengembangan Kompetensi SDM), terdapat pengaruh yang signifikan diantara kedua variabel tersebut. Berikut ini, tabel yang hasil perhitungan tiap komponen variabel:

  Tabel 1 Rata-rata, Standar Deviasi, Korelasi dan Cronbach alpha

  Mean SD

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  1. Jenis Kelamin - 1.72 .453

  2. Usia 20.93 1.127 -.080 -

  3. Penggunaan TIK 3.94 .644 -.018 .030 .723 ** 4. 3.52 .854 .038 -.112 .587 .691 Infrastruktur TIK 5. 3.20 .753 .055 -.160 .107 .066 .613 Kesulitan penggunaan TIK

  • ** ** 6.

  

3.54 .549 -.051 -.055

.501 .426 -.013 .782 Kemampuan SDM
  • ** ** ** 7.

  

3.63 .488 .034 -.049

.572 .507 .164 .663 .745 Karakter SDM

  Kesimpulan: Yang mempengaruhi kemampuan SDM secara signifikan adalah penggunaan TIK dan - infrastruktur TIK.

  Yang mempengaruhi karakter SDM secara signifikan adalah penggunaan TIK, infra - struktur TIK, dan kemampuan SDM

  K1 0.64 0.43 T1 0.42 0.44 0.48 K2 0.28 0.72 T2 0.50 0.43 T3 0.59 0.53 PTIK 3.16 AHR 0.44 0.60 0.47 K3 K4 0.15 0.30 0.39 0.30 T5 T4 0.75

-0.09

-2.50

2.89

K6 K5 0.46 0.26 0.59 ITIK K7 1.45 0.39 T7 T6 0.70 -2.08 0.39 0.40 0.29 0.47 K9 K8 0.34 0.65 0.30 CHR 0.90 T8 0.30 0.04 0.54 0.51 K10 0.28 0.86 T9 1.38 0.18 KTIK 0.37 K11 0.41 -0.78 T10 K12 0.46 Chi-Square=267.06, df=200, P-value=0.00107, RMSEA=0.053

Gambar 1.

  

Output Model

Penggunaan TIK (PTIK), Infrastruktur TIK (ITIK), Kesulitan penggunaan TIK

(KTIK), Kemampuan SDM (AHR) dan Karakter SDM (CHR) Kesimpulan: Pengaruh PTIK, ITIK, dan KTIK terhadap AHR dan CHR terlihat pada angka di Gambar 1 Output Model.

  Model fit cocok dilakukan untuk menguji pengukuran. Nilai model fit meliputi: Degrees of Freedom, Chi-Square (χ

  2

  ), ration of χ

  2

  /df, Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), Normed Fit Index (NFI), Non-Normed Fit Index (NNFI), Comparative Fit Index (CFI), Incremental Fit Index (IFI), Relative Fit Index (RFI), Root Mean Square Residual (RMR), Goodness of Fit Index (GFI) and Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). Menurut Marcoulides & Schumacker (1996) standar pas, hasil CFA menunjukkan cocok cukup memuaskan untuk model pengukuran. Model fit menunjukan bahwa:

  Fit indices Modified model Requirement

  Degrees of Freedom 200 Chi-Square (P = 0.0)

  267.06 Chi-square/df 0.0011 < Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

  0.053 <.06 Normed Fit Index (NFI) 0.88 > Non-Normed Fit Index (NNFI) 0.96 > Comparative Fit Index (CFI) 0.96 > Incremental Fit Index (IFI) 0.96 > Root Mean Square Residual (RMR) 0.061 < Goodness of Fit Index (GFI) 0.83 > Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

  0.79 > Untuk menguji apakah komponen variabel yang dipakai itu valid atau tidak, digunakan perhitungan dengan menggunakan SPSS. Berikut hasil perhitungannya:

  Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

  .780

6 Item-Total Statistics

  Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

Penggunaan_TIK 146.3333 322.560 .674 .755

Infrastruktur_TIK 143.4833 291.630 .723 .725

Kesulitan_TIK 148.4583 352.200 .224 .800

Kemampuan_K 140.3750 302.925 .688 .737

Karakter_K 132.6500 273.524 .807 .701

Total 79.0333 94.066 1.000 .748

  Berdasarkan Uji reliabilitas yang dilakukan, nilai Uji Statistik Cronbach Alpha untuk keseluruhan sebesar 0,780 yang berarti bahwa lebih besar daripada 0,6 pada selang kepercayaan 5%. Dengan demikian data yang digunakan adalah valid dan memiliki reliabilitas yang baik. Nilai corrected item-total correlation mengindikasikan bahwa item penggunaan TIK, Infrastruktur TIK, Kemampuan dan Karakter memiliki tingkat reliabilitas yang baik dengan nilai berturut-turut sebesar 0,674, 0,723, 0,688, dan 0,807 karena lebih dari 0,30 (azwar, 1999), dengan demikian skala tersebut yang akan digunakan untuk mewakili reliabilitas skala dalam penelitian.

5. Kesimpulan

  Dalmau, & Filho (1997) menegaskan, pentingnya ICT yang mengharuskan mempertimbangkan proses belajar mengajar, kurikulum organisasi dan merefleksikan hubungan antara orang dan mesin dalam komunitas belajar serta mengembangkan kemampuan seseorang untuk menggunakan komputer secara kompeten. Berdasarkan hal tersebut, mengenai hipotesis pertama yang mengatakan bahwa TIK memiliki pengaruh terhadap pengembangan kompetensi disimpulkan dapat diterima. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa komponen variabel TIK meliputi penggunaan TIK dan Infrastruktur TIK mempengaruhi Karakter dan Kemampuan SDM yang merupakan komponen variabel Kompetensi SDM.

  Sementara itu, untuk hipotesis kedua, yang menyatakan Pemberian Pelatihan TIK memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kompetensi SDM secara signifikan, disimpulkan dapat diterima. Menurut Robin (1996), bahwa seseorang yang kompeten dalam bidang tertentu tidak akan selamanya akan tetap kompeten apabila tidak diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan, karena kompetensi dapat mengalami kemunduran dan menjadi ketinggalan zaman. Oleh karena itu suatu organisasi mutlak melaksanakan pelatihan formal. Berdasarkan hasil perhitungan, komponen variabel TIK mempengaruhi komponen variabel Kompetensi SDM, berarti, jika pelatihan TIK dilakukan, maka komponen Kompetensi SDM pun semakin berkembang, atau dengan kata lain ada hubungan positif di dalamnya.

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, salah satunya adalah ada satu dari beberapa komponen TIK (yaitu Kesulitan penggunaan TIK) yang berdasarkan perhitungan masih belum dapat dikatakan valid untuk dijadikan skala penelitian, akan lebih baik jika mengganti komponen tersebut dengan komponen lain yang lebih sesuai untuk variabel TIK dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki serta memperkuat penelitian ini sehingga dapat ditemukan penemuan baru yang menyempurnakan penelitian sebelumnya.

  Referensi: [1] Sudjana. 1983. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Tarsito

[2] Vineeta Kaur Saluja and Gurpreet Dua. Communication Models, a Key to Effective HR Management:

  2012. International Conference on Technology and Business Management. March 26-28

[3] Oye, N. D., Z.K. Shallsuku, and A.Iahad N. The Role of ICT in Education: Focus on University

Undergraduates taking Mathematics as a Course:2012 (IJACSA) International Journal of Advanced

  Computer Science and Applications, Vol. 3, No.2.

  

[4] Dhirendra Sharma, and Vikram Singh. ICT in universities of the Western Himalayan Region in India:

Performance analysis:2011. International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT) , Vol. 7, Issue 1, pp. 86-109.

  

[5] David Conrad, and Robert Newberry. 24 Business Communication Skills: Attitudes of Human

Resource Managers versus Business Educators:2011. American Communication Journal 2011 Spring Vol.13, Issue 1.

  

[6] Paul E. Madlock. The Link Between Leadership Style, Communicator Competence, and Employee

Satisfaction:2008. Journal of Business Communication, Volume 45, Number 1, January 2008 61-

  78.

[7] Murat Hismanoglu. The Impact Of A Curricular Innovation Onprospective Efl Teachers’ Attitudes

Towards Ict Integration Into Language Instruction:

   2012. International Journal of Instruction, Vol.5, No.1, January 2012

[8] Abdul Hamid Abdullah and Ilham Sentosa. Human Resource Competency Models: Changing

Evolutionary Trends: 2012. Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol. 1, Issue. 11, (pp.11- 25) diakses pada tanggal 27 Maret

  [9] 2012

diakses pada

tanggal 25 Maret 2012 diakses pada

   tanggal 25 Maret 2012 diakses pada tanggal 26 Maret 2012 [13]_____http://aipni.blogspot.com/2011/06/teori-kompetensi.html. diakses pada tanggal 24 Juni 2012

  

[14]_____http://statistik4life.blogspot.com/2009/11/uji-reliabilitas-data_27.html. diakses pada tanggal

  24 Juni 2012