DESAIN ALAT BANTU PENUNJANG LAPORAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS TINGKAT PUSKESMAS KOTA SURABAYA Design of Supporting Tools for Early Warning Alert and Response System at Primary Health Center Level in Surabaya City

  

DESAIN ALAT BANTU PENUNJANG LAPORAN SISTEM KEWASPADAAN

DINI DAN RESPONS TINGKAT PUSKESMAS KOTA SURABAYA

Design of Supporting Tools for Early Warning Alert and Response

System at Primary Health Center Level in Surabaya City

1 2 1 Rekha Finazis , Fariani Syahrul

  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo Surabaya 2 Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo Surabaya

  

Naskah Masuk: 7 Mei 2017, Perbaikan: 31 Juli 2017, Layak Terbit: 30 September 2017

http://dx.doi.org/10.22435/hsr.v20i3.6724.105-113

  ABSTRAK

  Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) merupakan sebuah sistem yang memiliki kemampuan untuk melakukan deteksi dini terhadap ancaman KLB penyakit menular. Fakta di lapangan, pelaporan SKDR tidak berjalan dengan semestinya, sehingga KLB terlambat diketahui oleh instansi kesehatan yang berwenang. Data SKDR di Provinsi Jawa Timur pada minggu ke-6 tahun 2017 menunjukkan bahwa kelengkapan dan ketepatan laporan SKDR masih belum optimal. Kota Surabaya hanya 35% laporan SKDR yang tepat waktu, sangat jauh dari target sebesar 80% laporan tepat waktu. Selain itu Kota Surabaya hanya memiliki 37% dalam kelengkapan laporan SKDR pada minggu tersebut. Tujuan penelitian untuk merancang model desain alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons di tingkat puskesmas Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menyusun desain alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons di tingkat puskesmas Kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada penanggung jawab sistem kewaspadaan dini dan respons di Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan staf penanggung jawab sistem kewaspadaan dini dan respons di puskesmas secara purposive sampling. Hasil dari hasil wawancara mendalam dengan penanggung jawab SKDR didapatkan informasi terkait output yang ingin dihasilkan dari perancangan alat bantu penunjang laporan SKDR. Selain itu, juga dilakukan identifikasi proses yang perlu dilakukan untuk menghasilkan informasi yang diinginkan. Kemudian juga dilakukan identifikasi pada komponen input dalam merencanakan rancangan alat bantu tersebut. Alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons tingkat puskesmas akan menghasilkan informasi data SKDR per hari. Alat bantu tersebut dibuat secara komputerisasi sehingga dapat meminimalisir kesalahan perhitungan. Dalam pengisiannya, disediakan kolom Tally untuk mempermudah dalam proses pencatatan data SKDR per hari. Penelitian ini menghasilkan solusi alternatif dalam pelaporan SKDR di tingkat puskesmas, di mana rancangan desain alat bantu penunjang laporan SKDR akan menghasilkan informasi data SKDR per hari. Perlu dilakukan standarisasi form pencatatan dan pelaporan data SKDR di tingkat puskesmas.

  Kata kunci: Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons; SKDR; Kejadian Luar Biasa; Puskesmas ABSTRACT

  Early Warning Alert and Response System (EWARS) is a system which has capability to early detect on infectious

outbreaks disease threat. In Fact, EWARS report does not run properly, so it is too late to be treated by the local medical

th

instance. EWARS data of East Java on 6 week in 2017 shows that the completeness and accuracy of reports still does

not run optimal. Surabaya only has 35% of EWARS on-time report; it is way from target of 80%. Meanwhile, Surabaya

has 37% of completeness of EWARS report on that week. Objective study for modelling design tools report supporting

EWARS in public health center (PUSKESMAS) level of Surabaya. Research was using descriptive plan to aim for describing

and designing supporting tools for EWARS in public health center (PUSKESMAS) level of Surabaya. Data collection

  Korespondensi: Rekha Finazis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo Surabaya finazisrekha@gmail.com; fariani_syahrul@yahoo.com

  Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 20 No. 3 Juli 2017: 105–113

was done by deeply interviewing to the person in charge of EWARS of Surabaya health office and person in charge of

EWARS at Puskesmas level by purposive sampling. Result by the interview, we acquired information in regard to output

of planning of supporting tools for EWARS report. Meanwhile, we also conducted the identification process to produce

expected information. Then, we also conducted the identification of input component in planning the supporting tools.

The supporting tools for EWARS report in puskesmas level will produce EWARS report per day. The supporting tool was

made by computerizes-based. So it can minimize miscalculation. In use, it provides tally column to help the process of

data recording of EWARS per day. Conclusion The research produces alternative solution in EWARS report at Puskesmas

level, which is the planning of supporting tools will produce information of EWARS per day. It needs to standardize form

of EWARS recording and reporting data at Puskesmas level.

  Keywords: Early Warning Alert and Respons System; EWARS; Outbreaks; Primary Health Center PENDAHULUAN

  Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau Early Warning Alert and Respons System (EWARS) merupakan sebuah sistem yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi dini ancaman KLB penyakit menular. Fakta di lapangan, laporan SKDR tidak berjalan dengan semestinya, sehingga KLB terlambat diketahui oleh instansi kesehatan yang berwenang. Ketepatan dan kelengkapan laporan SKDR menjadi hal yang penting dalam deteksi dini dan penanganan kejadian luar biasa di mana Indikator keberhasilan ketepatan dan kelengkapan laporan SKDR adalah sebesar 80%. Laporan SKDR yang tepat dan lengkap tentunya akan memberi informasi dalam pengambilan kebijakan kepada instansi kesehatan yang terkait dalam penanganan kejadian luar biasa (Depkes RI, 2008).

  Data SKDR di Provinsi Jawa Timur pada minggu ke-6 tahun 2017 menunjukkan bahwa kelengkapan dan ketepatan laporan SKDR masih belum optimal. Dari 37 kabupaten/kota di Jawa Timur terdapat 17 kabupaten/kota yang laporan SKDR tidak tepat waktu, salah satunya adalah Kota Surabaya. Kota Surabaya hanya 35% laporan SKDR yang tepat waktu, sangat jauh dari target sebesar 80% laporan tepat waktu (Kemenkes RI, 2017).

  Selain permasalahan ketepatan laporan, permasalahan lain yang ditemukan adalah berkaitan dengan kelengkapan laporan SKDR. Laporan SKDR Provinsi Jawa Timur pada minggu k-6 di tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 37 kabupaten/kota di Jawa Timur masih ditemukan 16 kabupaten/kota yang tidak lengkap dalam laporan SKDR. Kota Surabaya hanya mencapai 37% dalam kelengkapan laporan SKDR pada minggu tersebut (Kemenkes RI, 2017).

  Laporan SKDR dilaporkan seminggu sekali ke

  website skdr.surveilans.org mulai dari tingkat

  puskesmas. Puskesmas memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaporan SKDR, karena laporan puskesmas menjadi sumber informasi pada website SKDR dalam deteksi dini kejadian luar biasa.

  Apabila puskesmas tepat waktu dan lengkap dalam melaporkan frekuensi penyakit menular pada website SKDR maka sistem tersebut akan mendeteksi dini KLB.

  Data SKDR di minggu ke-6 Tahun 2017 Kota Surabaya menunjukkan bahwa hanya 22 puskesmas yang melaporkan data SKDR dengan tepat waktu dengan persentase 100% dari 63 puskesmas yang ada di Kota Surabaya. Untuk hal kelengkapan laporan SKDR, Kota Surabaya hanya 23 puskesmas yang melaporkan SKDR dengan lengkap dengan persentase 100% pada minggu ke-6 tahun 2017 (Kemenkes RI, 2017).

  Kelengkapan dan ketepatan laporan SKDR yang kurang dari 80% sangat bergantung dari input laporan puskesmas. Permasalahan yang muncul di tingkat puskesmas berkaitan dengan proses pencatatan dan pelaporan SKDR diantaranya adalah belum tersedianya form pencatatan yang terstandarisasi pada sistem kewaspadaan dini dan respons tingkat puskesmas dimungkinkan dapat menghambat proses pelaporan data SKDR sehingga ketepatan dan kelengkapan laporan SKDR tidak memenuhi standar 80% pada website SKDR.

  Saat dilakukan studi dokumen, pencatatan data penyakit untuk laporan SKDR antar puskesmas berbeda-beda. Ketidaktersediaan basis data di tingkat puskesmas akan berdampak pada ketepatan dan kelengkapan laporan puskesmas ke website SKDR. Permasalahan juga ditemukan saat kegiatan validasi data SKDR yang diadakan pada akhir tahun 2016, beberapa staf puskesmas tidak memiliki arsip pelaporan SKDR dari minggu ke-1 hingga minggu ke-

  52. Arsip data SKDR sebagai bahan verifikasi untuk meminimalisir kesalahan data saat pelaporan SKDR ke website baik melalui website langsung ataupun melalui short message system (SMS) pada kegiatan validasi. Desain Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini (Rekha Finazis dan Fariani Syahrul)

  Setelah menemui beberapa masalah dalam pencatatan dan pelaporan SKDR di tingkat puskesmas seperti proses pelaporan yang lama karena tidak adanya form khusus untuk mempercepat pencatatan data SKDR dan kelengkapan data SKDR yang berdampak pada kualitas data, maka perlu sebuah alat bantu untuk mempermudah staf puskesmas dalam melaporkan data SKDR di tiap minggunya sehingga kelengkapan dan ketepatan laporan yang memenuhi standar 80%. Selain itu, alat bantu ini juga diharapkan membantu staf pemegang sistem kewaspadaan dini dan respons dalam kegiatan validasi data yang berdampak pada kelengkapan dan kualitas data SKDR. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dalam membuat desain alat bantu penunjang laporan SKDR di tingkat puskesmas ke website sistem kewaspadaan dini dan respons.

  Harian

  website SKDR

  e. Memastikan Nama dan Kode Penyakit sesuai

  d. Membuat alur pencatatan dan pelaporan data SKDR di tingkat puskesmas

  c. Melakukan validasi data SKDR

  b. Mengadakan pertemuan jejaring SKDR di wilayah Kota Surabaya

  a. Meningkatkan jejaring SKDR di wilayah Kota Surabaya

  Adapun identifikasi pada komponen proses untuk menghasilkan informasi tersebut adalah sebagai berikut:

  Rancangan Kegiatan untuk Menghasilkan Informasi

  Tabel (berupa angka) Mingguan

  2. Total Penyakit Mingguan

  Tabel (berupa angka & Tally)

  Penelitian ini bertujuan untuk merancang model desain alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons di tingkat puskesmas Kota Surabaya.

  1. Total Penyakit Harian

  Kebutuhan Informasi Bentuk Penyajian Periode

  Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Tingkat Puskesmas Kota Surabaya No.

  Tabel 1. Rancangan Kebutuhan Informasi pada Alat Bantu

  Identifikasi kebutuhan informasi merupakan langkah awal yang dilakukan sebagai upaya pengembangan alat bantu penunjang laporan SKDR di tingkat puskesmas. Kebutuhan informasi diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan diskusi dengan staf pemegang sistem kewaspadaan dini dan respons di Dinas Kesehatan dan juga Puskesmas. Jenis informasi tambahan yang dibutuhkan dalam membuat alat bantu penunjang laporan SKDR di tingkat puskesmas adalah meliputi total penyakit harian dan total penyakit mingguan.

  HASIL Identifikasi Kebutuhan Informasi pada Komponen Output

  Selain staf Dinas Kesehatan Kota Surabaya, juga dilakukan indepth interview kepada staf pemegang sistem kewaspadaan dini dan respons di 5 puskesmas yaitu Puskesmas Ketabang, Puskesmas Dr. Soetomo, Puskesmas Tembok Dukuh, Puskesmas Sawahan, dan Puskesmas Perak Timur. Pemilihan responden dipilih secara purposif sampling berdasarkan kelengkapan dan ketepatan laporan SKDR. Selain dengan wawancara mendalam, juga dilakukan studi dokumen terhadap data dan laporan sistem kewaspadaan dini dan respons di puskesmas. Kebutuhan data dan informasi yang diperoleh, digambarkan dalam bentuk data flow diagram. Kemudian dilakukan uji coba dan analisis secara deskriptif serta diimplementasikan melalui program komputerisasi (Kendall, 2010).

  Pengumpulan data dengan wawancara mendalam kepada pemegang program sistem kewaspadaan dini dan respons di Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang berjumlah 2 orang menggunakan panduan wawancara. Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai data dan informasi yang dibutuhkan namun belum tersedia.

  input untuk mendukung ketersediaan informasi yang diharapkan.

  Jenis penelitian observasional dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan di Kota Surabaya. Rancangan alat bantu ini di mulai dari menggali informasi apa saja yang dibutuhkan sebagai komponen output, kemudian menyusun rancangan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan tersebut sebagai komponen proses, serta mengidentifikasi kebutuhan data dan sumber daya sebagai komponen

  METODE

  f. Memberikan Kalender Mingguan Epidemiologi Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 20 No. 3 Juli 2017: 105–113

  g. Meningkatkan kemampuan staf puskesmas dalam melaporkan data SKDR. Identifikasi Kebutuhan Data Pada Komponen Input

  Puskesmas Kota Surabaya

  d. Tanggal Kejadian

  c. Minggu Epidemiologi

  b. Kode Penyakit

  a. Nama Penyakit

  2. Total Penyakit Mingguan

  c. Tanggal Kejadian Rekam Medik Pasien dan Register Kunjungan

  b. Kode Penyakit

  a. Nama Penyakit

  1. Total Penyakit Harian

  No Informasi Data yang Dibutuhkan Sumber Perolehan Data

  

Tabel 2. Kebutuhan Data pada Disain Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Tingkat

  Identifikasi pada tahap input pada desain alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons di tingkat puskesmas Kota Surabaya pada umumnya meliputi nama penyakit, kode penyakit, tanggal kejadian, minggu epidemiologi, dan total penyakit harian.

  Implementasi dari diagram konteks dan diagram alir data diatas dirancang secara komputerisasi menggunakan microsoft excel. Microsoft Excel yang telah dirancang sesuai kebutuhan mengalami revisi

  puskesmas melakukan diseminasi informasi melalui short message service (sms).

  entry ke website tersebut. Cara kedua, staf SKDR

  Staf SKDR puskesmas bertanggung jawab juga dalam hal diseminasi informasi berupa informasi total penyakit mingguan ke website skdr.surveilans.org. Staf SKDR puskesmas dapat melakukan diseminasi informasi ke website tersebut dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah langsung melakukan

  Setelah dilakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data sehingga menghasilkan informasi total penyakit harian. Informasi total harian ini kemudian dilakukan analisis data sehingga menjadi informasi total penyakit mingguan. Informasi total penyakit mingguan inilah yang akan di-input-kan ke website SKDR.

  puskesmas bertanggung jawab atas data SKDR puskesmas dari unit-unit puskesmas keliling, poli puskesmas, poskeskel, dan puskesmas pembantu. Setelah penggambaran diagram konteks sistem kewaspadaan dini dan respons, maka langkah selanjutnya adalah membuat diagram alir data. Dalam diagram alir data, staf di unit puskesmas keliling, poli puskesmas, poskeskel, dan puskesmas pembantu melakukan pengumpulan data terkait nama penyakit, kode penyakit, tanggal kejadian, dan minggu epidemologi.

  website SKDR. Staf penanggung jawab SKDR

  Informasi ini yang selanjutnya di- input staf penanggung jawab SKDR puskesmas ke

  Diagram konteks desain alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons tingkat puskesmas dimulai dari staf di unit puskesmas keliling, poli puskesmas, poskeskel, dan puskesmas pembantu. Kemudian data tersebut diolah oleh aplikasi bantu sehingga menghasilkan informasi total penyakit harian dan total penyakit mingguan puskesmas.

  Langkah selanjutnya adalah pembuatan diagram konteks untuk pengembangan desain alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons tingkat puskesmas. Sumber data di tingkat puskesmas terdiri dari unit-unit puskesmas keliling, poli puskesmas, poskeskel, dan puskesmas pembantu. Praktik dokter swasta belum termasuk pada rancangan desain alat bantu penjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons di tingkat puskesmas.

  Selain kebutuhan data, juga perlu diperhitungkan dari segi material seperti form pencatatan dan pelaporan, hardware dan software. Tentu juga perlu memperhitungkan sumber daya manusia dan metode atau prosedur yang akan digunakan dalam merancang alat bantu penunjang laporan SKDR di tingkat puskesmas. Rancangan Desain Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons di Tingkat Puskesmas Kota Surabaya

  e. Total Penyakit Harian Rekam Medik Pasien dan Register Kunjungan Desain Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini (Rekha Finazis dan Fariani Syahrul) Staf Puskesmas Keliling Staf Poli Puskesmas

  Alat Bantu Sistem Staf Kewaspadaan Dini dan Penanggungjawab

  Respons Tingkat SKDR Puskesmas Puskesmas Staf

  Poskeskel Staf Puskesmas Pembantu

  

Gambar 1. Diagram Konteks Desain Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Tingkat

Staf Puskesmas Keliling Puskesmas Kota Surabaya Staf Poli Puskesmas Pembantu Staf Poskeskel Staf Puskesmas Pengumpulan Data Kode Penyakit Nama Penyakit Minggu Epidemiologi Tanggal Kejadian Pengolahan Data

  Total Penyakit Harian Masyarakat Kesehatan Dinas Analisis Data Puskesmas Staf SKDR Kota Diseminasi Informasi Kementerian Kesehatan Dinas Total Penyakit Mingguan Kesehatan Provinsi Gambar 2. Diagram Alir Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Tingkat Puskesmas

  Kota Surabaya

  Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 20 No. 3 Juli 2017: 105–113

  setelah dilakukan uji coba kepada staf puskesmas. pada jumlah kasus penyakit yang frekuensinya tinggi, Awalnya rancangan alat bantu pelaporan SKDR ini, lalu kemudian dikonversikan dalam bentuk angka. terdapat by name pasien. Saat uji coba, petugas Dalam pengolahan data menggunakan rumus fungsi SKDR puskesmas memberi saran agar tidak dibuat excel yaitu fungsi SUM (penjumlahan) di tiap penyakit secara by name, hal ini dikarenakan menurut mereka per minggu epidemiolgi. jika menginput data by name pasien maka laporan SKDR menjadi tidak sederhana.

  PEMBAHASAN

  Setelah dilakukan perbaikan dari hasil uji coba ke petugas SKDR puskesmas maka rancangan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons tersebut dimodifikasi dengan penambahan tally merupakan sistem yang dirancang untuk mendeteksi untuk mempermudah pencatatan laporan. Tally KLB secara dini. Unit pelapor dari sistem ini adalah digunakan karena untuk memudahkan perhitungan puskesmas termasuk puskesmas keliling, Pos

  Gambar 3. Ujicoba Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Tingkat Puskesmas Kota

  Surabaya

  

Gambar 4. Perbaikan Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Tingkat Puskesmas Kota

  Surabaya Desain Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini (Rekha Finazis dan Fariani Syahrul) Kesehatan Kelurahan (poskeskel), dan puskesmas

  pembantu. Praktik dokter swasta belum terakomodir dalam sistem ini. Sumber data surveilans umumnya berasal dari puskesmas sedangkan dari rumah sakit atau laboratorium belum secara rutin dikumpulkan (Athena, 2014). Oleh karena itu, perlu penguatan sistem pelaporan di tingkat puskesmas sehinga perlu dibuatkan sebuah alat bantu penunjang laporan SKDR di tingkat puskesmas untuk mempermudah laporan SKDR ke tingkat pusat.

  Salah satu indikator yang dinilai dalam SKDR adalah ketepatan waktu dari puskesmas ke kabupaten/kota dan kelengkapan laporan unit pelapor menurut kabupaten/kota. Pengiriman data SKDR yang berupa jumlah kasus dari 23 jenis penyakit melalui sms dan atau via website SKDR yang dilaporkan dalam periode mingguan (Depkes, 2008).Beberapa petugas puskesmas lebih memilih menggunakan SMS dalam pelaporan SKDR. Sebuah penelitian menyatakan bahwa sistem pelaporan wabah dengan menggunakan SMS lebih memotivasi tenaga kesehatan untuk melaporkan data secara cepat dan efisien (Hanafusa, 2012).

  Selama ini form pencatatan EW ARS di puskesmas hanya mengakomodir informasi total penyakit mingguan. Untuk mengisi laporan mingguan tersebut, staf puskesmas membuat buku bantu yang memiliki beberapa kelemahan seperti tidak dapat melihat riwayat pencatatan harian data SKDR. Staf penanggung jawab SKDR puskesmas inisiatif membuat buku bantu untuk mencatat data SKDR per hari. Buku bantu tersebut belum terstandarisasi sehingga banyaknya variasi buku bantu yang dibuat oleh staf puskesmas. Buku bantu yang dibuat memicu ketidaktelitian dalam pencatatan data SKDR. Penelitian di Kota Semarang menunjukkan bahwa permasalahan pada pelaporan kejadian luar biasa terjadi karena rumitnya formulir pengisian (Sutarman, 2008).

  Penelitian lain menyebutkan bahwa perlu dibuat sebuah basis data seperti basis data kelurahan, basis data kecamatan, basis data puskesmas, basis data rumah sakit, basis data pekerjaan, dan basis data surveilans epidemiologi untuk mengembangkan sistem informasi surveilans epidemiologi guna mendukung kewaspadaan dini dan kejadian luar biasa (Marochah, 2006).

  Puskesmas sebagai unit terdepan dalam operasionalisasi EWARS berperan dalam mengolah dan menganalisis data sehingga informasi yang dihasilkan cepat, mudah dan akurat (Kristiani,2016).

  Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons membutuhkan dukungan teknologi informasi seperti saluran telepon khusus, komputer khusus, serta formulir pengumpulan data yang sesuai (Siswoyo, 2008). Oleh karena itu, alat bantu penunjang laporan SKDR yang merupakan standarisasi form pelaporan SKDR harian di tingkat puskesmas sangat diperlukan.

  Kebutuhan informasi yang diperlukan dalam pembuatan alat bantu penunjang laporan SKDR di tingkat puskesmas adalah total penyakit harian dan total penyakit mingguan di wilayah kerja puskesmas. Untuk menghasilkan informasi tersebut, Staf Dinas Kesehatan Kota Surabaya perlu menjalin komunikasi yang lebih intens dengan staf puskesmas dalam hal pelaporan data SKDR sehingga tercipta jejaring SKDR yang kuat di wilayah Kota Surabaya. Selain itu, juga perlu diadakan pertemuan jejaring SKDR untuk membahas kesulitan dalam pelaporan SKDR seperti kesulitan dalam mengakses website, kesulitan dalam pelaporan SKDR menggunakan SMS dan termasuk dalam menentukan diagnosis penyakit (Kristiani, 2016). Selain itu perlu adanya kegiatan validasi data SDKR sebagai langkah verifikasi data yang telah ter-input di website SKDR, karena masih ditemukan laporan bahwa laporan SKDR via SMS seringkali tidak ter-input ke website SKDR (Proyontika, 2016). Kegiatan lainnya adalah pembuatan alur pencatatan dan pelaporan data SKDR di tingkat puskesmas yang dimaksudkan agar tidak terjadi

  overreporting ataupun underreporting. Hal ini karena

  di puskesmas terdapat beberapa sumber data diantaranya poli di puskesmas, puskesmas keliling, poskeskel dan puskesmas pembantu. Hal penting lainnya adalah memberikan kalender mingguan epidemiologi serta perlu memastikan bahwa staf puskesmas melaporkan nama dan kode penyakit sesuai dengan website SKDR.

  Pembuatan form pencatatan dan pelaporan sistem kewaspadaan dini dan respon perlu dikembangkan, khususnya untuk level puskesmas dengan periode harian karena belum tersedia form pencatatan dan pelaporan SKDR di tingkat puskesmas. Rencana pengembangan formulir sistem kewaspadaan dini dan respons tingkat puskesmas antara lain dengan mengakomodir nama penyakit, kode penyakit, tanggal harian, minggu epidemiologi, total harian, dan total mingguan .

  Saat wawancara mendalam dan studi dokumen dengan staf puskesmas pada kegiatan validasi, ditemukan bahwa beberapa staf ada yang masih Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 20 No. 3 Juli 2017: 105–113

  salah dalam memberi kode penyakit. Alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons tingkat puskesmas memerlukan data terkait nama penyakit beserta kode penyakit. Hal ini sangat diperlukan untuk meminimalisir kesalahan kode penyakit yang menggunakan SMS dalam pelaporan data SKDR di tiap minggunya (Wahyuni, 2012).

  Kelebihan dari alat bantu penunjang laporan sistem kewaspadaan dini dan respons tingkat puskesmas yang akan menghasilkan informasi data SKDR per hari selain menghasilkan data SKRD mingguan. Alat bantu ini dibuat menggunakan

  SARAN

  Sedangkan data yang dibutuhkan untuk merancang alat bantu tersebut meliputi nama penyakit, kode penyakit, tanggal kejadian, minggu epidemiologi dan total penyakit harian.

  Untuk menunjang laporan mingguan SKDR, perlu dibuat sebuah alat bantu sebagai penunjang laporan SKDR di tingkat puskesmas. Alat bantu ini dirancang untuk menghasilkan informasi seperti total penyakit harian dan total penyakit mingguan. Proses yang diperlukan untuk menghasilkan informasi tersebut diantaranya adalah meningkatkan jejaring SKDR di wilayah Kota Surabaya, mengadakan pertemuan jejaring SKDR, melakukan validasi SKDR, membuat alur pencatatan dan pelaporan data SKDR di tingkat puskesmas, memastikan nama dan kode penyakit sesuai website SKDR, memberikan kalender mingguan epidemiologi dan meningkatkan kemampuan staf puskesmas dalam melaporkan data SKDR.

  KESIMPULAN

  perhitungan dan dapat dilakukan pengarsipan secara rapi yang tidak rentan hilang. Kolom tally yang disediakan pada form harian sangat membantu dan mempermudah proses pencatatan data SKDR per hari yang ringkas dan sederhana. Form pencatatan ini pun dapat dicetak untuk diisi secara manual, untuk mengantisipasi bagi staf yang akan melakukan pencatatan harian secara manual.

  microsoft excel sehingga dapat meminimalisir

  sederhana sehingga tidak dapat dilaporkan dengan cepat sedangkan data penyakit SKDR tersebut harus segera di-input.

  Kebutuhan data lainnya adalah tanggal harian dan minggu epidemiologi yang sangat dibutuhkan karena ketepatan laporan SKDR diukur dari laporan puskesmas setiap minggu sehingga pada alat bantu tersebut dibutuhkan data mengenai tanggal harian di tiap minggunya sebagai acuan staf puskesmas dalam melaporkan data SKDR ke website.

  by address. Jika dilaporkan dengan menginput by name and by address, alat bantu ini menjadi tidak

  Data total penyakit pada saat penelitian menjadi data total penyakit per minggu. Kemudian data total penyakit per minggu ini dilaporkan ke website SKDR sebagai laporan SKDR mingguan. Perhitungan jumlah penyakit per hari dan per minggu, rancangan ini menggunakan rumus fungsi penjumlahan excel (SUM). Pengumpulan data harian SKDR menggunakan sistem pencatatan dan perhitungan tally. Hal ini untuk memudahkan proses pencatatan dan perhitungan, karena jumlah kasus yang banyak dan harus dilaporkan dengan cepat maka tidak dimungkinkan dilaporkan by name and

  Alat bantu penunjang laporan SKDR dirancang sesuai pedoman Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 45 Tahun 2014 tentang Surveilans Kesehatan meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi informasi. Semua data yang diperlukan tersebut dirancang menjadi alat bantu penunjang laporan SKDR tingkat puskesmas menggunakan microsoft excel menghasilkan data total penyakit per hari.

  Hal lain yang diperlukan yaitu sosialisasi mengenai protap atau kebijakan tertulis yang mengatur pendiagnosa, pencatatan dan pelaporan data SKDR termasuk alur dan waktu pelaporan agar dapat dipahami dan dipatuhi oleh semua tenaga kesehatan puskesmas sehingga dapat terjalin kerja sama dan koordinasi yang baik terkait pencatatan dan pelaporan data SKDR.

  (Arsyam, 2013). Perangkat keras (hardware) yang diperlukan yakni seperangkat komputer untuk staf penanggung jawab puskesmas agar data dapat dientry pada alat bantu yang akan dikembangkan dan diharapkan juga menjadi media penyimpanan data SKDR yang terarsip. Selain itu, perlu peningkatan kemampuan staf dalam melaporkan data SKDR menggunakan SMS khususnya jika mengalami kesalahan data saat mengirimkan laporan (Indriasari, 2011).

  hardware dan software dalam pelaporan SKDR

  Kebutuhan data tersebut perlu ditunjang dengan

  Dalam memudahkan pencatatan dan pelaporan data SKDR, staf puskesmas perlu diberikan kalender mingguan epidemiologi. Perlu staf penanggung jawab Desain Alat Bantu Penunjang Laporan Sistem Kewaspadaan Dini (Rekha Finazis dan Fariani Syahrul)

  SKDR di Puskesmas khusus dengan pemberian SK dan pelatihan terkait kewajiban, alur pelaporan dan waktu, pertemuan, dan validasi laporan SKDR.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Kristiani, S.Y.M., Hari Kusnanto, dan Ari Probandari. 2016.

  Studi Kesehatan Masyarakat 2012.

  Wahyuni, R. dkk. 2012. Gambaran Pelaksanaan EWARS di Puskesmas Kabupaten Gowa Tahun 2012. Jurnal

  Keterlambatan Petugas dalam Menyampaikan Laporan KLB Dari Puskesmas Ke Dinas Kesehatan (Studi di Kota Semarang). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro Tersedia pada: http://eprints. undip.ac.id/18790/1/SUTARMAN.pdf [diakses 6 Januari 2017].

  www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2587689 [diakses pada 7 Mei 2017]. Sutarman. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

  journal Volume 2(Suppl 3); 2008. Tersedia pada:https://

  Siswoyo, H., Permana,M. Larasati,R. P., Farid,J., Suryadi,A., dan Sedyaningsih, E. R. 2008. EWORS: using a syndromic-based surveillance tool for disease outbreak detection in Indonesia. BMC Proceedings

  Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016. Jember: Universitas Jember.

  Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) di Puskesmas Kabupaten Jember. Artikel

  Priyontika, B., Pudjo Wahjudi dan Irma Praseyowati. 2016.

  Masrochah, S. 2006. Sistem Informasi Surveilans Epidemiologi Sebagai Pendukung Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit di Dinas Kesehatan Kota Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

  of Information Sytems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016.

  Pengelolaan Informasi Early Warning Alert And Response System di Kabupaten Boyolali. Journal

  Perancangan Sistem. Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Indeks.

  Selain itu, di semua puskesmas di Kota Surabaya perlu standarisasi form pencatatan dan pelaporan data SKDR khususnya periode harian.

  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Tersedia pada http://skdr.surveilans.org/ [diakses 6 Januari 2017]. Kendall K.E. dan Julie E. Kendall. 2010. Analisis dan

  Surveilans Respons Berbasis Short Message Service (SMS) di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Tersedia pada http://etd.repository.ugm.ac.id/ index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penelitian Detail&act=view&typ=html&buku_id=52005 [diakses 9 Februari 2017].

  www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3598071/ [Diakses pada 7 Mei 2017]. Indriasari, T. 2011. Pengembangan Sistem Informasi

  Volume 40 (4); 2012 Dec. Tersedia pada: https://

  A Surveillance Model for Human Avian Influenza with a Comprehensive Surveillance System for Local- Priority Communicable Diseases in South Sulawesi, Indonesia. Japanese Society of Tropical Medicine

  Hanafusa, S., Muhadir,A., Santoso,H., Tanaka,K. Anwar, M. Sulistyo, E. T., dan Hachiya, M. 2012 .

  Respons. Jakarta: Ditjen PPPL

  Depkes RI. 2008.Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan

  Sistem Surveilans Dampak Kesehatan Perubahan Iklim. Jurnal Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 42, No. 1 Maret. Tersedia pada http://ejournal.litbang. depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/3476/3440 [diakses 7 Mei 2017].

  Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Athena, D. Anwar M. 2014. Penelitian/Pengembangan Model/

  Arsyam, M. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Surveilans Berbasis Ewars dalam Upaya Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di Kabupaten Barru. Tesis.

  Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat (1) Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, (2) Prof. Dr. Chatarina U.W., dr., M.S., M.PH selaku Koordinator Program Studi Program Magister Epidemiologi, (3) Dr. Hari Basuki N,dr., M.Kes selaku Ketua Minat Studi Manajemen Surveilans Epidemiologi Dan Informasi Kesehatan (MSEIK) Program Studi Magister Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini. Kami juga menyampaikan terima kasih Bapak dan Ibu Staf Seksi Wabah dan Bencana Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

  Hal penting lainnya adalah diperlukan kerja sama dan koordinasi serta komunikasi yang intens antara internal puskesmas dengan pihak Dinas Kesehatan Kota dalam pelaporan data SKDR. Perlu warning kepada puskesmas yang sering terlambat melaporkan data SKDR karena Kepala Puskesmas bertanggung jawab sebagai leadership yang tertinggi, sedangkan staf lainnya harus membantu sesuai bidang, tupoksi dan tanggung jawabnya di puskesmas.

Dokumen yang terkait

INTEGRASI JAMKESDA DALAM JKN BAGI PBI DI KOTA BLITAR DAN KOTA MALANG The Integration Process of Jamkesda (District Health Insurance) into the National Health Insurance for Recipient of Contribution Subsidy in Blitar and Malang Cities

0 0 9

PENGORGANISASIAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU (STUDI DI DESA TUABATAN, DESA NOELTOKO DAN DESA NOEPESU) Organization of Alert Villages in North Central Timor Regency in Effort to Improve Maternal and Chil

0 0 10

PERBEDAAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN RIWAYAT INFEKSI MALARIA MENURUT STATUS GIZI BALITA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Differences of Demographic Characteristics and Malaria Infection History among Under Five Year Children Nutrition Status in East Nusa

0 0 6

DETERMINAN RUMAH TANGGA DAN MALARIA DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI DI KAWASAN TIMUR INDONESIA Determinants of Household and Malaria by Classifi cation Tree Method in The Eastern Indonesia

0 0 9

KONTRIBUSI DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP IPKM DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KABUPATEN TAPIN DAN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN The Contribution of Special Allocation Fund (DAK) on Community Health Development Index (IPKM) for Health Develo

0 1 9

PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN DAN NASKAH SAWER TENTANG HIVAIDS MELALUI PELATIHAN JURU SAWER (Studi di Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat) Development Training Module and Manuscript Sawer About HIVAIDS Through Training Wedding Adviser (Study i

0 2 6

FENOMENA SIDANG UMUR TERHADAP KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI DESA SIDENGOK, KECAMATAN PEJAWARAN, KABUPATEN BANJARNEGARA Age Session in Court Phenomena Associated with Low Birth Weight Infants in Sidengok Village, Pejawaran Sub District, Banja

0 0 8

PENGARUH STATUS KESEHATAN IBU TERHADAP DERAJAT PREEKLAMPSIAEKLAMPSIA DI KABUPATEN GRESIK Infl uence of Maternal Health to Degree of PreeclampsiaEclampsia in Gresik District

0 0 7

FAKTOR ORANG TUA DAN STATUS IMUNISASI DPT ANAK 12–36 BULAN DI KECAMATAN KETAPANG DAN KECAMATAN SOKOBANAH KABUPATEN SAMPANG Factor of Parents and DPT Immunization Status in Ketapang and Sokobanah Sub District, Sampang District

0 0 9

PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN ODHA DAN TERAPI ARV DI KALANGAN PECANDU NARKOBA SUNTIK Health Seeking Behavior and Antiretroviral Theraphy among Injecting Drug Users Who Living with HIVAIDS

0 0 10