FAKTOR RISIKO DAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU (PSP) MASYARAKAT PADA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) MALARIA DI KABUPATEN PURBALINGGA
FAKTOR RISIKO DAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU (PSP) MASYARAKAT PADA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) MALARIA DI KABUPATEN PURBALINGGA
Diana Andriyani P*, Bambang Heriyanto, Wiwik Trapsilowati, Anggi Septia I dan Widiarti.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga E-mail : pratamawati@gmail.com
RISK FACTOR AND KNOWLEDGE, ATTITUDE, PRACTICE COMMUNITY ASSESMENT ON THE MALARIA OUTBREAKS IN PURBALINGGA REGENCY
Abstract
In December 2010 there had been a remarkable incident (outbreak) malaria in Purbalingga Regency. This study to determine risk factors of people's behavior related to malaria outbreaks in Purbalingga. This type of research was a descriptive analytic cross sectional design of the analysis unit of the malaria patients who visited to the local publik health center. Based on the observations of the physical environment of local conditions and the surrounding houses in both villages were particularly vulnerable to malaria transmission. Test results of the risk factor in the Village Panusupan showed Odds Ratio (OR) values was 0.536 (OR <1), showed that there was a negative connection between the respondent movement with malaria incidence. As for the risk factors in the Village Sidareja showed Odds Ratio (OR) value was 1.643 (OR> 1). Shortly all malaria transmission in the village were associated with the movement of
the respondents either going to work or leaving the village (imported cases). The results of the knowledge, attitude, and practise (KAP) of respondents indicated the level of knowledge and practise were still relatively low, even the attitude of the respondents was still many who did not support the search for means of prevention and treatment for malaria as expected.
Keyword : Outbreak, Malaria, Risk Factor, KAP.
Abstrak
Pada bulan Desember 2010 telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria di Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor risiko dari perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kejadian luar biasa malaria di Kabupaten Purbalingga. Jenis penelitian deskriptif analitik desain cross sectional dengan unit analisis yaitu penderita malaria yang berobat ke puskesmas desa setempat. Hasil observasi lingkungan fisik menggambarkan kondisi rumah penduduk dan sekitarnya di kedua desa sangat rentan terhadap penularan malaria. Hasil uji faktor risiko di Desa Panusupan diperoleh nilai Odds Ratio (OR) yaitu 0,536 (OR<1) maka diduga bahwa kepergian responden berasosiasi negatif dengan kejadian malaria. Faktor risiko di Desa Sidareja diperoleh nilai Odds Ratio (OR) yaitu 1,643 (OR>1) maka diduga penularan
Submit : 07-06-2012 Review : 13-06-2012 Review : 21-06-2012 revisi : 06 –07-2012
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
malaria di Desa Sidareja berhubungan dengan kepergian responden baik untuk bekerja maupun pergi keluar desa (kasus import). Hasil pengetahuan sikap dan perilaku (PSP) responden menunjukkan tingkat pengetahuan dan perilaku relatif masih rendah bahkan tingkat sikap responden masih banyak yang tidak mendukung cara pencegahan dan pencarian pengobatan malaria yang sesuai harapan.
Kata Kunci : KLB, Malaria, Faktor Risiko, PSP
PENDAHULUAN
(Plasmodium spp) dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan
Republik Indonesia mentargetkan Indonesia kembali kepada orang sehat melalui gigitan akan bebas malaria pada tahun 2030.
nyamuk 2 .
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain melakukan beberapa tahapan eliminasi
Berdasarkan data Departemen Ke- malaria. Kebijakan eliminasi malaria ber- sehatan, di Indonesia terdapat 22 dari 80 spe- tujuan untuk melakukan upaya pengendalian sies nyamuk Anopheles sp yang ditetapkan malaria secara bertahap di Indonesia, yaitu sebagai vektor malaria. Beberapa vektor eliminasi di DKI Jakarta, Bali, Barelang malaria antara lain : An. sundaicus (sebagai Binkar pada tahun 2010. Kemudian eliminasi vektor malaria di daerah pantai), An. aconitus malaria di Jawa, NAD, dan Kepri pada tahun (sebagai vektor malaria di daerah per- 2015. Pada tahun 2020, giliran eliminasi sawahan), dan An. maculatus (sebagai vektor malaria di Sumatera, NTB, Kalimantan, malaria di daerah perbukitan dan pe-
Sulawesi. Tahap terakhir, upaya eliminasi 2 gunungan) . Plasmodium merupakan parasit malaria di Papua, Papua Barat, Maluku, malaria terdiri dari 4 spesies yaitu P.
Maluku Utara, NTT pada tahun 2030. falciparum , P. vivax, P. malariae, dan P. Kegiatan eleminasi malaria dilakukan dengan ovale . Lebih dari 90% kasus malaria di kerjasama dalam bentuk semangat kemitraan Indonesia disebabkan oleh P. falciparum dan
serta menjadi bagian integral dari pem- 2 P. vivax . Kasus Malaria yang disebabkan bangunan nasional karena terkait dengan ber- oleh parasit P. malariae jarang dijumpai,
bagai aspek seperti aspek parasit, aspek sedangkan P. ovale hanya ditemukan pada lingkungan dan perilaku masyarakat, serta 3 beberapa tempat di Papua . Plasmodium
aspek vektor/nyamuk 1 . falciparum merupakan parasit berbahaya karena dapat menimbulkan kematian,
Malaria menjadi masalah kesehatan sedangkan P.vivax menyebabkan morbiditas
dunia termasuk Indonesia karena meng- tinggi 4 . Di Indonesia besarnya masalah akibatkan dampak yang luas dan berpeluang
malaria disebabkan berbagai faktor antara menjadi penyakit emerging (KLB) dan re- lain tingginya tingkat mobilitas penduduk emerging ( peningkatan kasus kembali). dan pengaruh sosial budaya serta rendahnya Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus pengetahuan tentang malaria 3 . Faktor- faktor
impor, resistensi terhadap obat dan resistensi tersebut menjadi risiko atau pajanan masya-
beberapa insektisida yang digunakan dalam rakat terhadap kejadian malaria.
pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial. Penularan malaria dari orang sakit
Masalah penularan malaria di kepada orang sehat, sebagian besar melalui Indonesia berkaitan erat dengan perilaku gigitan nyamuk vektor. Parasit malaria kesehatan tiap individu. Faktor perilaku ini
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
mempunyai pengaruh yang besar terhadap penularan, pencarian pengobatan serta cara status kesehatan individu maupun masya- pencegahan malaria pada KLB Malaria di rakat. Perilaku kesehatan individu merupakan Kabupaten Purbalingga bulan Desember hasil dari segala macam pengalaman serta tahun 2010. Manfaat dari hasil penelitian ini interaksi individu dengan lingkungannya adalah adanya pengetahuan tentang model yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, penularan malaria pada ekosistem di daerah sikap, dan perilaku yang berhubungan KLB malaria Kabupaten Purbalingga
dengan kesehatan 5 . Interaksi antara pe- sehingga nantinya Pemerintah Daerah, Dinas ngetahuan, sikap, dan perilaku yang selaras Kesehatan, serta petugas kesehatan lapangan
akan mempengaruhi proses pembentukan dan setempat mampu mengetahui pola penularan perubahan perilaku yang mendukung pem- sesuai dengan kondisi ekosistemnya, dan berantasan malaria pada tiap individu dapat merencanakan intervensi yang sesuai maupun masyarakat di Indonesia.
dengan kondisi setempat. Pemberantasan malaria merupakan
prioritas nasional dan prioritas daerah karena
BAHAN DAN METODA
sifatnya endemis. Setiap kabupaten memiliki masalah lingkungan yang khas dengan prio-
Penelitian ini dilakukan di wilayah ritasnya sendiri, memiliki masalah perilaku kerja Puskesmas Rembang yang berada di hidup sehat spesifik lokal, memiliki kondisi kecamatan Rembang dan Puskesmas Kali geografis yang berpengaruh terhadap kondisi Gondang yang berada di Kecamatan Kali- kesehatan setempat, seperti kondisi ling- gondang Kabupaten Purbalingga. Penentuan kungan, perilaku penduduk yang mengikuti lokasi/desa berdasarkan data alamat pen- kondisi lingkungannya, serta akses terhadap derita malaria yang berobat ke dua pus- pelayanan kesehatan. Pemutusan mata rantai kesmas tersebut pada saat terjadi kejadian penularan malaria merupakan strategi pem- luar biasa malaria pada bulan Desember berantasan penyakit yang harus dilakukan tahun 2010. Berdasarkan data dari buku
berbasis wilayah secara spesifik 6 . catatan pelaporan dan registrasi pasien Puskesmas Rembang diperoleh informasi
Pada bulan Desember 2010, telah ter- mayoritas penderita malaria berasal dari Desa
jadi kejadian luar biasa (KLB) malaria di Panusupan. Sedangkan data dari buku catatan
Kabupaten Purbalingga. Peningkatan kasus pelaporan dan registrasi pasien Puskesmas
penderita malaria hingga ditetapkan menjadi Kali Gondang diperoleh informasi mayoritas
KLB terjadi di dua puskesmas, yaitu Pus- penderita berasal dari Desa Sidareja. kesmas Rembang dan Puskesmas Kali Populasi penelitian ini adalah penderita
Gondang Kabupaten Purbalingga. Dalam malaria yang dinyatakan positif Plasmodium
rangka turut meningkatkan upaya kesehatan spp oleh Puskesmas Rembang dan Puskes-
yang selama ini masih dirasa belum dapat mas Kali Gondang serta berasal dari Desa
menurunkan angka kejadian malaria, Panusupan dan Desa Sidareja. Jumlah pen- sehingga diperlukan strategi pemberantasan derita malaria positif yang berhasil di-
malaria dengan pendekatan spesifik lokal wawancarai sebanyak 49 orang berasal dari
dalam penanggulangan malaria. Balai Besar Desa Panusupan dan sebanyak 36 orang
Penelitian dan Pengembangan Vektor dan berasal dari Desa Sidareja.
Reservoir Penyakit Salatiga melakukan penelitian untuk mengetahui dan mengukur
Jenis penelitian ini adalah deskriptif faktor risiko dan pengetahuan, sikap, perilaku analitik dengan pendekatan cross sectional. masyarakat mengenai penyakit, vektor, cara Instrumen penelitian ini menggunakan
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
kuesioner. Kuesioner terdiri dari pertanyaan- mencari skor T adalah 50+10(skor Z). Skor Z pertanyaan tentang riwayat sebelum sakit diperoleh dari rumus : serta pengetahuan, sikap, dan perilaku pen-
Mean derita malaria mengenai malaria, vektor, cara
Z = ---------------------------- penularan, cara pengobatan, serta cara pen-
Standard Deviasi (SD) cegahannya. Wawancara dilakukan dalam
HASIL
satu waktu untuk mengetahui riwayat se- belum sakit, pengetahuan, sikap, dan perilaku
Responden yang diwawancarai untuk penderita yang berhubungan dengan kejadian mengetahui riwayat sakit dan PSP masya- luar biasa malaria di wilayah ini.
rakat tentang malaria, vektor, cara penularan, cara pengobatan, dan cara pencegahan
Dari hasil wawancara tersebut diper- malaria sejumlah 85 orang berasal dari dua
oleh data tentang karakteristik, riwayat pen- desa yaitu Desa Panusupan dan Desa Sida- derita sebelum sakit malaria, lingkungan reja. Selanjutnya dipaparkan karak-teristik,
fisik, dan hasil survei pengetahuan, sikap, riwayat sakit, dan PSP responden berdasar-
perilaku (PSP) penderita (kasus). Data yang
kan hasil wawancara.
telah terkumpul dilakukan editing, koding, skoring, dan dilakukan klasifikasi berdasar-
I. Desa Panusupan
kan cut off-point terhadap total skor jawaban,
1. Karakteristik Penderita
kemudian dimasukkan kedalam program komputer. Sekumpulan data diolah menjadi
a. Pendidikan
data kategori serta dianalisis dengan meng- Dari hasil wawancara diketahui gunakan uji korelasi Chi-Square dan uji bahwa tingkat pendidikan penderita di Desa faktor risiko Odds Ratio (OR).
Panusupan yang tidak pernah sekolah 11 Pengkategorian tingkat pengetahuan orang (22%), tidak tamat SD 11 orang (22%),
dan perilaku responden menggunakan hasil tamat SD/MI 23 orang (48%), tamat SLTP 2 pengukuran mean dan standar deviasi ter- orang (4%), dan 2 orang (4%) penderita ber- hadap skor jawaban responden. Dimana pendidikan tamat SLTA (Gambar 1). dibuat tiga (3) kategori yaitu baik, cukup, dan kurang. Pengkategorian tingkat pengetahuan
SLTP
SLTA Tdk
responden menggunakan parameter :
1. Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
2. Cukup, bila nilai responden mean – 1 SD < x < mean + 1 SD Tdk Tmt
SD
3. Kurang, bila nilai responden (x) < mean 22% – SLTP SLTA
Tdk sekolah
Untuk pengkategorian sikap respon- Gambar 1. Persentase Tingkat Pendidikan
den menggunakan Skor T. Penggunaan skor
Responden Penderita Malaria di
T biasa digunakan untuk mengkategorikan
Desa Panusupan Kabupaten
sikap (5) . Pengkategorian sikap didasarkan
Purbalingga Tahun 2010
atas mean T . Dasar pengkategorian adalah :
b. Pekerjaan
bila skor T responden > mean T berarti men- dukung dan bila skor T responden ≤ Mean T Persentase responden penderita di
7 Desa Panusupan menurut jenis pekerjaan berarti tidak mendukung . Adapun rumus
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
dapat dilihat pada Gambar 2. Penderita yang dengan distribusi sebagai berikut : penderita tidak bekerja 3 orang (6%), masih sekolah 3 dengan umur < 15 tahun 3 orang (6%), 15-25 orang (6%), petani 24 orang (49%), tahun 4 orang (8%), 26-35 tahun 16 orang pedagang/wiraswasta 6 orang (12%), dan (34%), 36-45 tahun 12 orang (24%), 46-55 buruh 13 orang (27%).
tahun 9 orang (18%), dan > 55 tahun 5 orang
(10%). Terlihat persentase kelompok umur
Tdk
Bekerja
responden tertinggi ada pada kelompok umur
26-34 (34%). Kelompok umur 26-34
diketahui tergolong sebagai kelompok umur yang produktif .
Tdk Bekerja Sekolah
Gambar 2. Persentase Jenis Pekerjaan Res- ponden Penderita Malaria di Desa
Umur Panusupan Kabupaten Purba- Umur
26-35
lingga Tahun 2010 33%
Umur 15 - 25 Umur 26-35
c. Jenis Kelamin.
Umur 36-45
Umur 46-55 Umur >55
Persentase responden penderita di
Desa Panusupan menurut jenis kelamin dapat Gambar 4. Persentase Kelompok Umur Res-
dilihat pada Gambar 3. Jenis kelamin pen-
ponden Penderita Malaria di Desa Panusupan Kabupaten Purba-
derita perempuan sebanyak 35 orang (71%)
lingga Tahun 2010
dan laki-laki sebanyak 14 orang (29%).
e. Anggota Rumah Tangga Pernah
Laki Laki
Menderita Malaria
29% Semua responden penderita malaria (49 orang) yang diwawancarai memiliki ang-
gota rumah tangga yang juga pernah men- derita malaria yang jumlahnya antara 1- 6
orang (Tabel 1). Di Desa Panusupan, persen-
Perem-
tase responden penderita malaria yang me-
puan 71%
Laki Laki
Perempuan
miliki anggota rumah tangga (ART) yang juga pernah menderita malaria berjumlah 1
Gambar 3. Persentase Jenis Kelamin Res- (satu) orang sebesar 26,5%, 2 (dua) orang se- ponden Penderita Malaria di besar 30,6 %, 3 (tiga) orang sebesar 34,7 %,
Desa Panusupan Kabupaten
4 (empat) orang sebesar 6,1 % dan 6 (enam)
Purbalingga Tahun 2010
orang sebesar 2,0 % .
d. Umur.
2. Riwayat Sebelum Sakit dan Faktor Persentase responden penderita di Risiko Malaria
Desa Panusupan menurut kelompok umur Dari 49 orang penderita malaria di Desa dapat dilihat pada Gambar 4. Umur penderita Panusupan pada saat diwawancarai dengan malaria antara 8 sampai dengan 80 tahun alat bantu kuesioner, responden yang
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
sebelumnya pernah menderita malaria me-
3. Hasil Observasi Lingkungan Rumah ngaku sebelum sakit bepergian untuk bekerja Responden
atau keperluan lain sebanyak 15 orang. Berdasarkan hasil observasi kondisi
Sedangkan penderita yang pernah terkena rumah penderita di Desa Panusupan pada
malaria yang mengaku sebelum sakit tidak Tabel 4 diketahui bahwa rumah dengan
bepergian kemana-mana jumlahnya lebih dinding gedhek/bambu 13 orang (26,5%),
banyak yaitu 28 orang (Tabel 2). dinding papan 14 orang (28,6%), dinding
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian tembok dengan plester 14 orang (28,6%) dan responden bepergian dengan tujuan antara sisanya tembok tanpa plester 8 orang lain Aceh, Riau, Jakarta, Kebumen, per- (16,3%). kebunan salak dan daerah lainnya, sedangkan
sebanyak 32 responden tidak bepergian Tabel 1. Persentase Anggota Rumah Tangga
kemana-mana (65,3%). Hasil wawancara ini
(ART) Responden Penderita Malaria
menunjukkan potensi adanya hubungan
di Desa Panusupan Kabupaten
antara riwayat sebelum sakit yang bepergian
Purbalingga Tahun 2010.
dengan kejadian malaria. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan
ART Responden
analisis Chi Square diketahui bahwa p-value
Pernah Menderita
Persentase
yaitu 0,472 dimana α = 0,05 (derajat ke- Frekuensi
Malaria
percayaan 95%) maka p-value > 0,05 ber-
(Orang)
arti tidak ada korelasi antara kepergian res- ponden
1 13 26,5 95%=0.518< 3,481). Hal ini menunjukkan
dengan sakit
malaria (CI
bahwa kejadian malaria di Desa Panusupan 2 15 30,6 tidak berhubungan dengan kepergian res-
3 17 34,7 ponden baik untuk bekerja maupun pergi
keluar desa (kasus import). Sedangkan untuk 4 3 6,1 faktor risiko di Desa Panusupan diperoleh
6 1 nilai Odds Ratio yaitu 0,536 (OR<1) dalam 2,0 interval kepercayaan 95% dengan batas
49 100,0 bawah interval kepercayaan dibawah 1 maka
Total
dapat dikatakan makin kuat dugaan bahwa kepergian responden berasosiasi negatif dengan kejadian malaria
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Riwayat Responden sebelum Sakit Malaria di Desa Panusupan Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
Riwayat Sebelum
Responden pernah
Sakit Malaria
Sebelum Ya
0,09 2,98 sakit
Tidak 28 3 6 8 pergi/
tidak
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
Masih banyaknya penderita yang dinding Tabel 4. Persentase Klasifikasi Lingkungan
rumahnya berupa papan atau gedhek
Fisik Rumah Responden Penderita
menimbulkan potensi nyamuk untuk masuk
di Desa Panusupan
rumah sangatlah besar. Selain itu kondisi atap sebagian besar rumah masih tidak ada
Fre- Persen-
plafon 46 orang (93,9%) dan hanya sebagian
No.
Klasifikasi Lingkungan kuensi tase
penderita yang memiliki plafon meski hanya Fisik
(N=49) (%)
pada bagian tertentu dari rumah mereka 3
1. Jenis dinding
Gedhek 13 26,5
orang (6,1%). Lubang angin tidak tertutup
utama rumah
Papan
kain kasa hampir semua rumah penderita ada
Tembok 8 16,3
sebanyak 39 orang (79,6%). Meski keadaan
tanpa
rumah demikian, sebagian besar penderita plester tidur tidak menggunakan kelambu 31 orang
Tembok 14 28,6
(63,3%). Namun, kondisi rumah sebagian dengan
plester
penderita ternyata cukup terang 29 orang
2. Kondisi atap
Tidak
(59,2%). Lingkungan rumah penduduk
ada
sangat dekat sekali dengan habitat nyamuk
plafon
vektor malaria seperti genangan air di sekitar
Sebagian 3 6,1
rumah 32 orang (65,3%), semak di sekitar
rumah rimbun 33 orang (67,3%), ada ternak angin/jendela
Tidak
yang memung-
di luar rumah 18 orang (36,7%), dan jarak
kinkan masuk-
rumah dengan sawah dekat 26 orang
nya nyamuk ke
(53,1%). dalam rumah
4. Tempat tidur
Tidak
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Daerah Tujuan
berkelambu
Sebagian 7 14,3
Responden sebelum Sakit Malaria di
Semua 11 22,4
Desa Panusupan Kabupaten Purba-
lingga Tahun 2010
dari sinar
Sebelum sakit pergi ke
6 Sekitar rumah
Ada
17 34,7 Riau, Jakarta
ada genangan
Tidak
air yang dapat sebagai tempat
Jakarta
berkembang biak
Kebun Salak
Nyamuk
Rimbun 33 67,3 Kutoarjo
Kebumen
7. Semak di
Sedikit 12 24,5 rimbun Keluar Daerah Dalam
sekitar rumah
8. Ternak besar di
Tidak
dalam rumah
18 36,7 Anak Melahirkan)
RSU Nirmala (Menunggu
9. Ternak besar di
Ya
31 63,3 Tidak Pergi
luar rumah
Tidak
10. Jarak rumah
Dekat
dengan sawah
Total
Jauh
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
4. Pengetahuan Sikap Perilaku (PSP)
dan 4 orang (8,2%) memiliki perilaku dalam kategori kurang (Tabel 7).
a. Pengetahuan Tabel 6. Sikap Responden tentang Malaria,
Berdasarkan hasil wawancara, tingkat
Vektor, Cara Penularan, Pencarian
pengetahuan responden mengenai penyakit,
Pengobatan dan Cara Pencegahan
vektor, cara penularan, pencarian pengo-
Malaria di Desa Panusupan Kabu-
batan, dan cara pencegahan malaria di Desa
paten Purbalingga Tahun 2010.
Panusupan menunjukkan sebanyak 7 orang (14,3%) memiliki tingkat pengetahuan kate- gori baik, 33 orang (67,3%) tingkat pe-
ngetahuan kategori cukup, dan 9 orang (%) (18,4%) yang memiliki tingkat pengetahuan
28 57,1 kategori kurang (Tabel 5).
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Responden
Mendukung
tentang Malaria, Vektor, Cara Penularan, Pencarian Pengobatan
Total
dan Cara Pencegahan Malaria di Desa Panusupan Kabupaten Pur-
balingga Tahun 2010 Tabel 7. Tingkat Perilaku Responden tentang Malaria, Vektor, Cara Penularan, Pencarian Pengobatan dan Cara
Pencegahan Malaria di Desa Panu- Pengetahuan
Kabupaten Purbalingga
Frekuensi Persentase
b. Sikap
2. Cukup
5 10,2 ketahui sebanyak 28 orang (57,1%) memiliki
Berdasarkan hasil wawancara di- 3. Kurang
49 100,0 sikap mengenai penyakit, vektor, cara
Total
penularan, pencarian pengobatan, dan cara
d. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, pencegahan malaria di Desa Panusupan dan Perilaku Responden
dalam kategori mendukung dan 21 orang Untuk mengetahui hubungan antara (42,9%) memiliki sikap tidak mendukung tingkat pengetahuan dengan sikap dan (Tabel 6). perilaku responden mengenai vektor, cara
c. Perilaku
penularan, pencarian pengobatan, serta cara Berdasarkan hasil wawancara di- pencegahan di Desa Panusupan maka
ketahui sebanyak 45 orang (91,8%) memiliki dilakukan uji korelasi. perilaku mengenai penyakit, vektor, cara
Hubungan antara tingkat pengetahuan penularan, pencarian pengobatan, dan cara responden dengan sikap diuji menggunakan pencegahan malaria dalam kategori cukup analisis Chi Square. Hasilnya diperoleh p-
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
value yaitu 0,11 (CI 95%= 4,419< 5,591), 9,488), karena p-value > 0,05 berarti tidak karena p-value > 0,05 berarti tidak ada ada korelasi antara pengetahuan dengan peri- hubungan antara pengetahuan dengan sikap laku dalam penularan malaria di Desa Panu- responden dalam penularan malaria di Desa supan. Berdasarkan hasil tersebut dapat di- Panusupan (Tabel 8)
gambarkan bahwa sikap dan perilaku res- ponden malaria di Desa Panusupan belum
Sedangkan hubungan antara penge- didasari pengetahuan mengenai vektor, cara
tahuan dengan perilaku responden juga diuji penularan, pencarian pengobatan, dan cara menggunakan Chi Square. Hasilnya diper-
pengobatan (Tabel 9).
oleh p-value yaitu 0,361 (CI 95%= 4,350 < .
Tabel 8. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Responden mengenai Cara Penularan, Cara Pencegahan dan Pencarian Pengobatan Malaria di Desa Panusupan Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
No. Tingkat Pengetahuan
Sikap
Mendukung
Tidak Mendukung
p value
Tabel 9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden mengenai penyakit, vektor, cara penularan, pencarian pengobatan, dan cara pencegahan malaria di Desa Panusupan Kabupaten Purbalingga Th.2010
No. Tingkat
p value
Tabel 10. Hubungan Tingkat Sikap dengan Perilaku Responden mengenai penyakit, vektor, cara penularan, pencarian pengobatan, dan cara pencegahan malaria di Desa Panusupan Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
No. Sikap
p value
1. Mendukung
2. Tidak
0,39 Mendukung
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
Hubungan antara sikap dan perilaku
dilakukan uji Chi Square yang menghasilkan
dagang
nilai p-value yaitu 0,39 (p-value>0,05) maka
disimpulkan tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku responden dalam penularan Malaria di Desa Panusupan. Hasil uji tersebut menggambarkan bahwa sikap responden
Petani
belum selaras dengan perilakunya mengenai 22% Tdk Bekerja Petani Pedagang Buruh
cara pencegahan dan pencarian pengobatan Gambar 6. Persentase Jenis Pekerjaan malaria di Desa Panusupan (Tabel 10). Responden Penderita Malaria di Desa Sidareja Kabupaten
II. Desa Sidareja Purbalingga Tahun 2010
1. Karakteristik Penderita
a. Pendidikan.
c. Jenis Kelamin.
Penderita malaria di Desa Sidareja Persentase penderita malaria di Desa
yang tidak tamat SD 10 orang (13%), tamat Sidareja menurut jenis kelamin dapat dilihat
SD/MI 15 orang (17%), tamat SLTP 9 orang pada Gambar 7. Jenis kelamin penderita (57%) dan 2 orang (13%) berpendidikan malaria perempuan lebih banyak yaitu ber- tamat SLTA. Persentase jumlah penderita
jumlah 24 orang (67%) dibandingkan dengan malaria menurut tingkat pendidikan di Desa
penderita laki-laki yang hanya 12 orang Sidareja (Gambar 5).
tamat SD
Laki Laki
Laki Laki
Perempuan
SLTP Tamat
Tdk tamat SD Tamat SD/ MI
Gambar 5. Persentase Tingkat Pendidikan Gambar 7. Persentase Jenis Kelamin Responden Penderita Malaria di Responden Penderita Malaria Desa
Sidareja
Kabupaten
di Desa Sidareja Kabupaten Purbalingga Tahun 2010. Purbalingga Tahun 2010
b. Pekerjaan.
d. Umur.
Persentase penderita malaria di Desa Persentase umur penderita malaria di Sidareja berdasarkan jenis pekerjaan dapat
Desa Sidareja dapat dilihat pada Gambar 8. dilihat pada Gambar 6. Penderita malaria di
Umur penderita malaria di Desa Sidareja Desa Sidareja yang tidak bekerja 16 orang berkisar antara 20 sampai dengan 74 tahun
(45%), petani 8 orang (22%), pedagang/ dengan distribusi sebagai berikut: penderita wiraswasta 8 orang (22%), dan buruh 4 orang dengan umur 15-25 tahun 6 orang (17%), 26- (11%).
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
2. Riwayat Sebelum Sakit dan Faktor orang (25%), 46-55 tahun 6 orang (17%), dan Risiko Malaria
35 tahun 10 orang (27%), 36-45 tahun 9
> 55 tahun 5 orang (14%). Dari 36 orang penderita malaria di
Desa Sidareja pada saat diwawancarai
Umur Umur >55
Umur
dengan alat bantu kuesioner, sebanyak 13
orang responden penderita yang sebelumnya pernah menderita malaria mengaku sebelum
sakit bepergian untuk bekerja atau keperluan lain (tidak di rumah saja). Sedangkan sebagian yang lain responden penderita yang
Umur 36-
Umur
sebelumnya pernah menderita malaria me-
45 26-35
ngaku sebelum sakit tidak bepergian kemana-
mana berjumlah lebih banyak yaitu 14 orang
Umur 15-25 Umur 26-35
Umur 36-45
Umur >55 (Tabel 12).
Umur 46-55
Tabel 11. Persentase Anggota Rumah Tangga (ART) Responden Penderita Mala-
Gambar 8. Persentase Kelompok Umur Res- ria di Desa Sidareja Kabupaten ponden Penderita Malaria di Desa Purbalingga Tahun 2010 Sidareja Kabupaten Purbalingga
Tahun 2010
e. Anggota Rumah Tangga Pernah ART
Responden
Menderita Malaria
Pernah
Persentase Frekuensi
Semua responden penderita malaria
Menderita
di Desa Sidareja (36 orang) yang di-
Malaria
wawancarai merupakan bagian dari kepala
(Orang)
keluarga (KK) yang memiliki anggota rumah 1 18 50,0 tangga yang juga pernah menderita malaria
jumlahnya antara 1-7 orang (Tabel 11). 2 12 33,3 Di Desa Sidareja, persentase respon-
3 5 13,9 den penderita malaria yang memiliki anggota
7 1 rumah tangga (ART) yang juga pernah men- 2,8 derita malaria berjumlah 1 (satu) orang se-
36 100.0 besar 50,0 %, 2 (dua) orang sebesar 33,3%, 3
Total
(tiga) orang sebesar 13,9 %, dan 7 (tujuh) orang sebesar 2,8 %.
Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Sebelum Sakit Malaria di Desa Sidareja
Riwayat Sebelum Sakit Responden pernah Malaria
Malaria
p value OR
Sebelum sakit Ya
1.64 1,18 2,28 pergi/tidak
Tidak
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
Pada tabel 13 menunjukkan bahwa interval kepercayaan diatas 1 maka dapat di- sebagian responden bepergian dengan tujuan katakan makin kuat dugaan bahwa kepergian antara lain Batam, Jakarta, Tegal, kebun responden merupakan faktor risiko terhadap salak dan daerah lainnya, sedangkan se- kejadian malaria. banyak 32 responden tidak bepergian
3. Hasil Observasi Lingkungan Rumah
kemana-mana (63,9%). Hasil wawancara ini
Responden
juga menunjukkan adanya potensi hubungan antara riwayat sebelum sakit yang bepergian
Untuk hasil observasi lingkungan dengan kejadian malaria.
rumah penderita di Desa Sidareja tidak banyak berbeda dengan kondisi di Desa
Tabel 13. Distribusi Daerah Tujuan Respon-
Panusupan. Hasil observasi lingkungan
den Sebelum Sakit Malaria di Desa Sidareja
rumah responden pada Tabel 14 diketahui bahwa rumah penderita dengan dinding
gedhek/bambu 11 orang (30,6%), dinding
Sebelum sakit pergi ke Frekuensi papan 1 orang (2,8%), dinding tembok
Persentase
dengan plester 12 orang (33,3%) dan sisanya Batam
2 5.6 tembok tanpa plester 12 orang (33,3%). Jakarta
Meski penderita di desa ini sebagian besar sudah memakai tembok sebagai dinding
Tegal
rumahnya 12 orang (33,3%) tembok dengan Majenang
plester dan 12 orang (33,3%) tembok tanpa plester, namun atap rumah mereka sebagian
Pengadegan
besar tidak memakai plafon 27 orang (75%). Dagang keliling Desa
Ada lubang angin/jendela yang memungkin- Sidareja
kan masuknya nyamuk ke dalam rumah pada hampir semua rumah penderita 34 orang
Desa Peningis (untuk
kenduri) (94,4%). Meski keadaan rumah demikian, sebagian besar penderita tidur tidak meng-
gunakan kelambu 29 orang (80,6%). Namun, Tidak Pergi
Kebun Salak
kondisi rumah sebagian penderita ternyata cukup terang 20 orang (55,6%), tidak ada
Total
genangan air di sekitar rumah 23 orang Berdasarkan hasil uji korelasi dengan (63,9%), semak di sekitar rumah sedikit
analisis Chi Square (Tabel 12) diketahui rimbun 31 orang (86,1%) Namun lingkungan bahwa p-value yaitu 0,01 dimana α = 0,05 rumah penduduk masih dekat dengan habitat (derajat kepercayaan 95%) maka p value < nyamuk vektor malaria yang lain seperti ada 0,05 berarti ada korelasi positif antara ke- ternak besar di dalam rumah 1 orang (2,8%), pergian responden dengan sakit malaria (CI ternak besar di luar rumah 20 orang (55,6%) 95% = 6,783 > 3,481). Hal ini menunjukkan dan jarak rumah dengan sawah dekat 16 bahwa penularan malaria di Desa Sidareja orang (44,4%). berhubungan dengan kepergian responden
4. Pengetahuan Sikap Perilaku (PSP)
baik untuk bekerja maupun pergi keluar desa (kasus import). Sedangkan untuk faktor
a. Pengetahuan
risiko di Desa Sidareja diperoleh nilai Odds Hasil wawancara dengan 36 respon- Ratio (OR) yaitu 1,643 (OR>1) dalam inter- den penderita di Desa Sidareja diketahui,
val kepercayaan 95% dengan batas bawah tingkat pengetahuan responden mengenai
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
Tabel 14. Persentase Klasifikasi Lingkungan vektor, cara penularan, cara pengobatan, dan Rumah Responden Penderita di cara pencegahan malaria di Desa Sidareja Desa Sidareja Kabupaten Purba- menunjukkan sebanyak 24 orang (66,7%)
lingga Tahun 2010
memiliki tingkat pengetahuan cukup, 4 orang (11,1%) tingkat pengetahuan baik, dan 8
Fre-
Persen-
Klasifikasi Lingkungan
orang (22,2%) yang memiliki tingkat pe-
ngetahuan kurang (Tabel 15).
Gedhek
Tabel 15. Tingkat Pengetahuan Responden
Penyakit Malaria,
Tembok
Vektor, Cara Penularan, Pen-
1. Jenis dinding tanpa
carian Pengobatan, Cara Pen-
utama rumah plester
cegahan di Desa Sidareja Kabu-
Tembok
paten Purbalingga Tahun 2010
dengan
plester Tidak
Pengetahuan kuen
plafon
tase (%)
2. Kondisi atap
Lubang Ada
angin/jendela Tidak
3. memungkinkan masuknya
Total
nyamuk ke dalam rumah
b. Sikap
Tidak
Berdasarkan hasil wawancara di-
4. Tempat tidur berkelambu Sebagian
ketahui sebanyak 25 orang (69,4%) memiliki
Semua
sikap mendukung mengenai penyakit, vektor,
Tidak
cara penularan, pencarian pengobatan, dan
Penerangan semua
cara pencegahan malaria di Desa Sidareja
5. dari sinar terang matahari
dan sebanyak 11 orang (30,6%) memiliki
sikap tidak mendukung (Tabel 16).
Sekitar rumah Ada
Tabel 16. Persentase Sikap Responden me-
ada genangan
Tidak
6 air yang dapat sebagai tempat
ngenai Penyakit, Vektor, Cara Pe-
nularan, Pencarian Pengobatan,
berkembang
dan Cara Pencegahan Malaria di
biak nyamuk
Desa Sidareja Kabupaten Purba-
Rimbun
lingga Tahun 2010.
Semak di Sedikit
sekitar rumah rimbun Tidak
Fre- Persen-
No.
Sikap
8. Ternak besar di Ya dalam rumah Tidak
kuensi tase (%)
Ternak besar di Ya
9. luar rumah Tidak
2. Tidak Mendukung 11 30,6
Jarak rumah Dekat
10. dengan sawah
3. Total
Jauh
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
c. Perilaku
value < 0,05 berarti ada hubungan (korelasi) antara pengetahuan dengan sikap responden
Berdasarkan hasil wawancara di- dalam penularan malaria di Desa Sidareja
ketahui sebanyak 24 orang (66,7%)
(Tabel 18). Sedangkan hubungan antara mempunyai perilaku cukup mengenai pe-
pengetahuan dengan perilaku responden juga ngetahuan penyakit, vektor, cara penularan,
diuji menggunakan Chi Square. Hasilnya pencarian pengobatan, dan cara pencegahan
diperoleh p-value yaitu 0,14 (CI 95%= 6,927 malaria, 5 orang (13,9%) mempunyai peri- < 9,488), karena p-value > 0,05 berarti tidak laku baik, dan 7 orang (19,4%) berperilaku
ada korelasi antara pengetahuan dengan kurang (Tabel 17).
perilaku dalam penularan malaria di Desa Tabel 17. Perilaku Responden mengenai Pe- Sidareja. Berdasarkan hasil tersebut dapat
nyakit, Vektor, Cara Penularan, ditunjukkan bahwa sikap responden di Desa Pencarian Pengobatan, dan Cara Sidareja telah memahami pengetahuan Pencegahan Malaria di Desa Sida- mengenai penyakit, vektor, cara penularan,
reja Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
pencarian pengobatan, dan cara pencegahan malaria. Namun perilaku responden malaria
di Desa Sidareja belum memahami pe-
No. Perilaku Frekuensi Persentase
ngetahuan mengenai penyakit, vektor, cara
(N=36)
penularan, pencarian pengobatan, dan cara pencegahan malaria (Tabel 19).
1. Baik
Hubungan antara sikap dan perilaku 2. Cukup
dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p-value yaitu 0,01 (p-value <
3. Kurang
0,05). Dalam derajat kepercayaan 95% Total
(8,060 > 5,591) maka ada hubungan (kore- lasi) antara sikap dengan perilaku responden
d. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dalam penularan Malaria di Desa Sidareja.
dan Perilaku Responden
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa sikap Hubungan antara tingkat pengetahuan responden selaras dengan perilakunya me- responden dengan sikap diuji menggunakan ngenai penyakit, vektor, cara penularan, pen- Chi Square . Hasilnya diperoleh p-value yaitu carian pengobatan, dan cara pencegahan 0,05 (CI 95%= 5,956 > 5,591), karena p- malaria di Desa Sidareja (Tabel 20).
Tabel 18. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Responden mengenai Penyakit, Vektor, Cara Penularan, Pencarian Pengobatan, dan Cara Pencegahan Malaria di Desa Sidareja Kabupaten Purbalingga Th.2010
No. Tingkat Pengetahuan
Sikap
Mendukung
Tidak Mendukung
p value
1. Baik
2. Cukup
0,05 3. Kurang
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
Tabel 19. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Responden mengenai Penyakit, Vektor, Cara Penularan, Pencarian Pengobatan, dan Cara Pencegahan Malaria di Desa Sidareja Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
No. Tingkat Pengetahuan
Kurang p value
0 0,0 2. 0,14 Cukup 3 12,5 18 75,0 3 12,5 3. Kurang
Tabel 20. Hubungan Sikap dengan Perilaku Responden mengenai Penyakit, Vektor, Cara
Penularan, Pencarian Pengobatan, dan Cara Pencegahan Malaria di Desa Sidareja
Kabupaten Purbalingga Tahun 2010
No. Sikap
Tingkat Perilaku
p value
0,01 2. Tidak Mendukung
I. Desa Panusupan
Berdasarkan karakteristik penderita di Desa Panusupan (di daerah yang terjadi KLB) sebagian besar penderita adalah perempuan yaitu 71 %, sebagian besar ber- pendidikan rendah (tamat SD), berusia produktif umur 26-35 tahun yaitu 34 % dan bekerja sebagai petani. Berdasarkan infor- masi tersebut menggambarkan kemungkinan penularan malaria di Desa Panusupan terjadi setempat atau dengan asumsi lain bahwa pe- ningkatan kasus malaria bukan semata-mata kasus import. Asumsi penularan setempat di- dukung adanya sebagian penderita memiliki anggota keluarga yang juga pernah menderita malaria antara 1-6 dan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yang bekerja se- bagai petani, menggambarkan adanya potensi penularan malaria cukup besar di tiap rumah apabila didukung adanya vektor malaria yang
efektif. Sebagai-mana hasil survei dinamika penularan malaria (SDP) di Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa penularan mala- ria setempat yang terjadi di dalam maupun di luar rumah disebabkan oleh bentuk rumah yang semi permanen, banyak lubang angin atau ventilasi, dan tidak memakai kasa nya- muk serta perilaku penduduk di malam hari. Kejadian di dalam rumah terjadi pada siapa saja yang tidak terlindungi tubuhnya secara utuh dari gigitan nyamuk. Sedangkan di luar rumah terjadi pada kegiatan sosial maupun kegiatan individu, seperti mengaji atau sholat berjamaah di masjid, mandi pada malam hari, atau mencari hiburan. Sementara kondisi ini mendukung sifat nyamuk yang diduga vektor yang ditemukan menggigit di dalam rumah (endofagik), maupun di luar rumah (ekso-
fagik ) 6 . Hasil observasi lingkungan rumah di
Desa Panusupan memperlihatkan kondisi rumah penduduk dan sekitarnya yang sangat
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
rentan terhadap penularan malaria. Karena sikap dan perilaku untuk melakukan pen- masih banyak rumah yang kondisi atapnya 9 cegahan malaria menjadi terbatas . Pe-
tidak memakai plafon (93,9%), lubang venti- nyuluhan yang umum dilakukan oleh petugas lasinya tidak memakai kasa sehingga me- kabupaten pada saat terjadi KLB, dan tidak mungkinkan nyamuk masuk ke rumah ada jadwal tetap, sehingga masih perlu
(79,6%), mayoritas responden penderita tidur 10 diulang secara berkala . Penyuluhan secara tidak memakai kelambu (63,3%), serta ling- terjadwal penting mengingat tinggi rendah-
kungan rumah penduduk yang dekat dengan nya kasus malaria dipengaruhi oleh tingkat habitat vektor malaria antara lain genangan PSP masyarakat mengenai malaria dan
air (65,3%), semak rimbun (67,3%), dan 11 tingkat sosial ekonominya . jarak rumah dekat dengan sawah (53,1%).
II. Desa Sidareja
Hal ini memperkuat dugaan adanya penular- an setempat di Desa Panusupan dimana ada
Sedangkan karakteristik penderita di faktor lingkungan yang mendukung terjadi- Desa Sidareja, tidak jauh berbeda dengan di nya penularan malaria dan ada faktor Desa Panusupan, seperti karakteristik respon- manusia yang pernah menderita malaria den menurut jenis kelamin sebagian besar sebagai host kemudian dipicu dengan me- perempuan 67%, usia 26-35 tahun 27%, ningkatnya populasi vektor malaria sebagai hanya sedikit perbedaan pada tingkat
faktor agen 6 . Dugaan ini diperkuat dengan pendidikan yaitu responden penderita di Desa hasil uji korelasi Chi Square (p value > 0,05) Sidareja sebagian besar mempunyai riwayat
yang menunjukkan bahwa penularan malaria pendidikan tamat SLTP 57,0% dan sebagian di Desa Panusupan tidak berhubungan penderita tidak bekerja 45%. Hasil observasi dengan kepergian responden baik untuk lingkungan fisik di Desa Sidareja juga mem- bekerja maupun pergi keluar desa (kasus perlihatkan kondisi rumah responden pen- impor). Selain itu, untuk hasil uji faktor derita dan sekitarnya yang sangat rentan ter- risiko Odds Ratio (OR<1) di Desa Panusupan hadap penularan malaria. Karena masih diperoleh dugaan bahwa kepergian respon- banyak rumah yang kondisi atapnya tidak den berasosiasi negatif dengan kejadian memakai plafon (75%), lubang ventilasinya malaria.
tidak memakai kasa nyamuk sehingga me- mungkinkan nyamuk masuk ke rumah
Hasil PSP menunjukkan tingkat pe- (94,4%), bahkan mayoritas penderita tidur
ngetahuan dan perilaku responden penderita tidak memakai kelambu (80,6%). Mengingat
mengenai malaria, vektor, cara penularan, lingkungan rumah penderita tidak cukup pencarian pengobatan, dan cara pencegahan dekat dengan habitat vektor malaria antara
di Desa Panusupan sebagian besar tergolong lain seperti ternak besar di luar rumah
cukup sedangkan untuk sikap hanya sebagian (55,6%) dan jarak rumah dekat dengan sawah
saja yang tergolong mendukung. Hal ini (44,4%), Kuat dugaan penularan malaria di
menunjukkan masih kurangnya penyuluhan Desa Sidareja selain ada penularan setempat kepada masyarakat mengenai malaria, (indigeneous) juga didukung adanya kasus
vektor, cara penularan, pencarian pengobat- import. Hal diperkuat dengan hasil uji kore-
an, dan cara pencegahan. Seperti penelitian lasi dengan analisis Chi Square (p value <
malaria di Hargotirto Kokap bahwa dengan 0,05) yang menunjukkan ada korelasi positif
penyuluhan aktif dapat diubah perilaku peng-
8 antara kepergian responden dengan sakit gunaan kelambu dari 47% menjadi 61,5% . malaria. Kenyataan ini menggambarkan
Terlihat bahwa di daerah endemik malaria, bahwa penularan malaria di Desa Sidareja
meskipun penduduk sudah sering menderita berhubungan dengan kepergian responden
malaria, tanpa penyuluhan yang intensif,
Faktor Risiko dan Pengetahuan ……. (Diana et. al)
baik untuk bekerja maupun pergi keluar desa untuk perlindungan diri terhadap gigitan (kasus import). Bahkan diperkuat lagi dari 6 nyamuk . Tidak jauh berbeda dengan hasil
hasil uji faktor risiko Odds Ratio (OR>1) di penelitian sosial-budaya malaria di daerah Desa Sidareja yang memperkuat dugaan Mimika-Papua dimana pengetahuan dan bahwa kepergian responden merupakan sikap masyarakat yang cukup baik ternyata faktor risiko terhadap kejadian malaria. tidak begitu berpengaruh terhadap perilaku Kasus malaria import di Desa Sidareja ber- pencarian pengobatan ke fasilitas kesehatan, hubungan kuat dengan mobilitas tinggi sebagian besar penduduk berobat ke fasilitas
masyarakat keluar desa dalam rangka bekerja 11 kesehatan setelah sakit selama 2 hari . atau keperluan lain. Pengawasan terhadap Dalam hal ini masyarakat sudah menyadari
masuknya kasus import ini masih sangat menyadari ancaman terhadap bahaya malaria lemah. Karena lokasi pelayanan kesehatan dan mempertimbangkan dampak kerugian- yaitu puskesmas berada pada jarak lebih nya, namun pencegahan terhadap sumber kurang 3 km dengan waktu tempuh lebih penularan yaitu gigitan nyamuk tidak di- kurang 1 jam dengan kendaraan roda dua, hal lakukan secara utuh. ini karena lokasi berbukit dan jalan yang
Tingkat PSP masyarakat di Desa sulit. Kondisi seperti ini juga menyulitkan
Sidareja mengenai malaria, vektor, cara pe- petugas kesehatan, yaitu juru malaria desa nularan, pencarian pengobatan, dan cara pen- (JMD), dengan tugasnya harus secara aktif cegahan secara umum sudah cukup baik dan mencari suspek, mengambil sediaan darah mendukung, tetapi masih belum dilakukan (SD) untuk diperiksa di Puskesmas yang dengan baik terutama untuk perlindungan diri membutuhkan waktu lama ketika tidak terhadap gigitan nyamuk ketika mereka me- dibekali dengan rapid diagnostic test (RDT). lakukan mobilitas tinggi keluar desa. Pen- Pada daerah bebas malaria, petugas dekatan petugas kesehatan sangat diperlukan kesehatan saat dihadapkan dengan kasus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat demam, pada umumnya tidak memasukkan Desa Sidareja. Penyampaian informasi yang malaria dalam diagnosis banding, karena ditujukan kepada masyarakat merupakan adanya penyakit endemik setempat seperti kunci utama memberdayakan masyarakat DBD dan Demam Tifoid. Padahal bila tidak untuk mampu bersikap dan berperilaku yang diperhatikan adanya kunjungan ke daerah tepat dalam menghadapi risiko terjangkit endemik malaria, maka kemungkinan malaria
malaria selama melakukan mobilitas 12 . terlewatkan dan keterlambatan diagnosis
9 Pendekatan yang dapat dipakai dalam pe- dapat terjadi . nyuluhan oleh petugas kesehatan antara lain Hasil PSP menunjukkan tingkat pe- 13 : 1) Awareness ; Sadar dan mengerti
ngetahuan dan perilaku responden penderita tentang risiko terkena malaria, 2) Bites ; mengenai malaria, vektor, cara penularan, Waspada dan hindari gigitan nyamuk, 3) pencarian pengobatan, dan cara pencegahan Complianc e ; Anjuran kepatuhan minum obat di Desa Sidareja sebagian besar cukup pencegahan bila akan bepergian ke daerah sedangkan untuk sikap sebagian besar res- endemis malaria, 4) Diagnosis ; Anjuran ponden penderita malaria mendukung. Kon- untuk segera berobat bila ada gejala ter- disi ini hampir serupa dengan hasil penelitian sangka malaria studi dinamika penularan (SDP) malaria di
Selain itu, penambahan pengetahuan daerah Purworejo dimana pengetahuan dan melalui jalur pendidikan formal dan pe- perilaku masyarakat dalam pencegahan mala- nyuluhan melalui berbagai media cetak dan ria secara umum sudah baik dan benar, tetapi elektronik perlu dikembangkan untuk usaha masih belum dilakukan dengan baik terutama
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 2, 2013: 84 - 102
pencegahan malaria pada masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Informasi berupa poster dan brosur pada tempat-tempat ke- ramaian seperti pasar atau pintu masuk ke daerah endemik malaria akan sangat mem- bantu untuk mengurangi terjadinya kasus import malaria.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil pe- nelitian di atas dapat diambil kesimpulan se- bagai berikut :
1. Penularan malaria di Desa Panusupan tidak berhubungan dengan pengalaman responden baik untuk bekerja maupun pergi keluar desa (kasus impor). Hal ini didukung dari uji faktor risiko Odds Ratio (OR<1) di Desa Panusupan diper- oleh dugaan bahwa pengalaman respon- den berasosiasi negatif dengan kejadian malaria. Hasil observasi lingkungan fisik di Desa Panusupan memperlihatkan kondisi rumah penduduk dan sekitarnya yang sangat rentan terhadap penularan malaria. Tingkat pengetahuan responden mengenai malaria, vektor, cara pe- nularan, pencarian pengobatan, dan cara pencegahan di Desa Panusupan sebagian besar termasuk cukup. Sikap responden mengenai malaria, vektor, cara pe- nularan, pencarian pengobatan, dan cara pencegahan di Desa Panusupan sebagian besar tergolong mendukung. Perilaku responden di Desa Panusupan mengenai malaria, vektor, cara penularan, pen- carian pengobatan, dan cara pencegahan sebagian besar dalam kategori cukup. Hasil uji Chi Square (p value > 0,05) hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku responden menunjukkan bahwa perilaku responden malaria di Desa Panusupan belum memahami me- ngenai penyakit malaria, vektor, cara penularan, pencarian pengobatan, dan
cara pencegahan. Hasil uji Chi Square (p value > 0,05) hubungan antara sikap dan perilaku menunjukkan bahwa sikap res- ponden belum selaras dengan perilaku yang berhubungan dengan malaria, vek- tor, cara penularan, pencarian peng- obatan, dan cara pencegahan di Desa Panusupan.