PENYULUHAN PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP TANGGAP BENCANA (KHUSUSNYA LONGSOR)

  Seri Pengabdian Masyarakat 2013

ISSN: 2089-3086

  

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Volume 2 No. 2, Mei 2013 Halaman 119-123

  

PENYULUHAN PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT

TERHADAP TANGGAP BENCANA (KHUSUSNYA LONGSOR)

Yulianto Purwono Prihatmaji, Edi Widodo dan Ibnu Nugroho

  Universitas Islam Indonesia

  ABSTRACT

  Geographical location Padukuhan Nglambur average hilly cause groundwater in the area is prone to landslides. The importance of awareness of every citizen to know about the emergency response (especially landslides) is considered very important, so if at any time a landslide, then the expectation of every citizen to know what to do, at least it can reduce the consequences of disasters (landslides) the , Basically in Padukuhan Nglambur own existing community disaster response, just that he had not held an event, so I took the initiative to refresh the knowledge of emergency response to landslides with this program. The hope after the program is running the public can find out more about how the emergency response (landslides), particularly at the family level. The program is implemented in the form of socialization and community Q & A with door to door. With this event the general public can go back to refresh the knowledge of emergency response and disaster preparedness landslides, especially in the level of head of the family (home).

  Keywords: Disaster, Landslide

  ABSTRAK

  Letak geografis Padukuhan Nglambur yang rata-rata berbukit menyebabkan tanah di daerah tersebut rawan terhadap longsor. Pentingnya kesadaran setiap warga untuk mengetahui tentang tanggap darurat bencana (khususnya longsor) dinilai sangat penting, agar jika sewaktu- waktu terjadi longsor, maka harapannya setiap warga tau apa yang harus dilakukannya, setidaknya hal tersebut dapat mengurangi dampak yang timbul akibat bencana (longsor) tersebut. Pada dasarnya di Padukuhan Nglambur sendiri sudah ada paguyuban tanggap bencana, hanya saja sudah lama tidak mengadakan kegiatan, sehingga penulis berinisiatif untuk menyegarkan kembali pengetahuan tentang tanggap darurat bencana longsor dengan program ini. Harapannya setelah program ini berjalan masyarakat dapat lebih mengetahui tentang bagaimana tanggap darurat bencana (longsor), khususnya di tingkat keluarga. Program ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan tanya jawab dengan masyarakat secara door to door. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat secara umum dapat kembali merefresh pengetahuan tentang tanggap darurat dan siaga bencana longsor khususnya dalam tingkatan kepala keluarga (rumah).

  Kata kunci: Bencana, Longsor

  Seri Pengabdian Masyarakat 2013 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 2, Mei 2013

1. PENDAHULUAN

  Letak geografis Indonesia di daerah Khatulistiwa dengan morfologi yang beragam dari dataran sampai pegunungan tinggi menyebabkan Indonesia termasuk negara yang paling rawan terhadap bencana. Berdasarkan data Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR), Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan letusan gunung berapi, (PMI, 2012).

  Berdasarkan pengamatan selama ini, kita lebih banyak melakukan kegiatan pasca bencana (post event) berupa emergency response dan recovery daripada kegiatan sebelum bencana berupa disaster reduction/mitigation dan disaster preparedness. Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi bahaya/kerugian ( damages) yang mungkin timbul ketika bencana. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana ( disaster awareness), latihan penanggulangan bencana ( disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana ( disaster management policies), (Banten, 2009).

  Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan didalam menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak bencana, (Banten, 2009).

  Gerakan tanah adalah salah satu bencana alam yang sering mengakibatkan kerugian harta benda maupun korban jiwa dan menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana lainnya yang membawa dampak sosial dan ekonomi. Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah, umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan ( debris avalanches) dan nendatan (slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan rembesan ( seepage) merupakan penyebab utama ketidakstabilan (instability) pada lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau penimbunan, (Revieplh, 2012).

  Bencana alam tanah longsor masih tetap berpotensi terjadi di tahun-tahun mendatang, mengingat kondisi alam (morfologi dan geologi) di beberapa wilayah di Indonesia berbakat untuk longsor terutama di musim hujan. Potensi terjadinya longsoran ini dapat diminimalkan dengan memberdayakan masyarakat untuk mengenali tipologi lereng yang rawan longsor, gejala awal longsor, serta upaya antisipasi dini yang harus dilakukan, sehingga pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat, (Revieplh, 2012).

  Letak geografis Padukuhan Nglambur yang rata-rata berbukit menyebabkan tanah di daerah tersebut rawan terhadap longsor. Pentingnya kesadaran setiap warga untuk mengetahui tentang tanggap darurat bencana (khususnya longsor) dinilai sangat penting, agar jika sewaktu- waktu terjadi longsor, maka harapannya setiap warga tau apa yang harus dilakukannya, setidaknya hal tersebut dapat mengurangi dampak yang timbul akibat bencana (longsor) tersebut. Pada dasarnya di Padukuhan Nglambur sendiri sudah ada paguyuban tanggap bencana, hanya saja sudah lama tidak mengadakan kegiatan, sehingga

  Prihatmaji, Widodo, Nugroho

  penulis berinisiatif untuk menyegarkan kembali pengetahuan tentang tanggap darurat bencana longsor dengan program ini. Harapannya setelah program ini berjalan masyarakat dapat lebih mengetahui tentang bagaimana tanggap darurat bencana (longsor), khususnya di tingkat keluarga.

2. METODE PELAKSANAAN

  Program ini pada awalnya berbentuk presentasi materi di hadapan seluruh warga dengan mengumpulkan warga terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi dan tanya jawab dengan masyarakat secara door to door. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang menyebabkan tidak dimungkinkannya untuk dilaksanakan seperti rencana, maka dari itu penulis langsung melakukan sosialisasi dan tanya jawab dengan masyarakat secara door to door.

  Tabel 1 Rincian Kegiatan Program Penyuluhan Peningkatan Kesadaran Masyarakat

  Terhadap Tanggap Bencana (Khususnya Longsor)

  Durasi No. Hari Waktu Uraian Kegiatan Tempat Waktu

  Posko & Tidak Persiapan materi (mencari &

  Percetakan Terdefinisi & Waktu-waktu merangkum materi dari beberapa

  FISINDO Tidak

  1. Kamis, kosong sumber) Pembuatan desain

  (tempat terdefinisi (pencetakan penulis brosur mencetak brosur) Pencetakan brosur brosur)

  Penyuluhan peningkatan 09.30 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah-

  2. Senin

  3 jam

  12.30 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga longsor) Penyuluhan peningkatan

  09.30 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah- 2 jam

  3. Selasa

  12.00 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga 30 menit longsor) Penyuluhan peningkatan

  09.30 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah- 2 jam

  4. Rabu

  12.00 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga 30 menit longsor) Penyuluhan peningkatan

  13.30 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah- 1 jam

  5. Rabu

  15.00 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga 30 menit longsor) 121

  Seri Pengabdian Masyarakat 2013 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 2, Mei 2013

  Penyuluhan peningkatan 13.30 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah- 1 jam

  6. Jum’at

  15.00 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga 30 menit longsor) Penyuluhan peningkatan

  09.30 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah- 2 jam 7. Sabtu

  12.00 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga 30 menit longsor) Penyuluhan peningkatan

  13.30 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah- 1 jam

  8. Sabtu

  15.00 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga 30 menit longsor) Penyuluhan peningkatan

  09.00 – kesadaran masyarakat terhadap Rumah-

  9. Ahad

  3 jam

  12.00 WIB tanggap bencana (khususnya rumah warga longsor)

  18 jam + Waktu yang Total Kegiatan tidak terdefinisi

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dengan adanya kegiatan ini masyarakat secara umum dapat kembali me refresh pengetahuan tentang tanggap darurat dan siaga bencana longsor khususnya dalam tingkatan kepala keluarga (rumah).

  Gambar 1

  Prihatmaji, Widodo, Nugroho

  Modul Penyuluhan Tentang Prinsip-Prinsip Rumah Sehat & Prinsip-Prinsip Utama (Aman, Nyaman, & Efektif) Dalam Membangun Rumah digabung dengan Penyuluhan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Tanggap Bencana (Khususnya Longsor)

  Rekomendasi dari penulis agar Paguyuban Tanggap Bencana yang telah ada di Padukuhan Nglambur kembali diaktifkan dan sering mengadakan acara-acara yang berkaitan tentang tanggap bencana yang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh semua elemen masyarakat, misalnya (untuk anak-anak) mengadakan lomba mengarang cerita tentang bencana atau mewarnai gambar yang berkaitan dengan bencana dan lain sebagainya, agar sejak dini mereka dapat mengenal tentang bencana.

  4. KESIMPULAN

  Pada dasarnya longsor merupakan fenomena alam yang kita tidak tahu kapan bisa terjadi, maka selayaknya bagi masyarakat yang hidup di tengah-tengah fenomena tersebut untuk dapat memahami karakteristik fenomena tersebut sehingga tidak menjadi bencana (menimbulkan korban jiwa) bagi masyarakat. Dengan adanya program ini hendaknya dapat memberikan sedikit pengetahuan atau sedikit me refresh pengetahuan masyarakat tentang tanggap darurat bencana longsor.

  5. REFERENSI Banten, T. 2009. Manajemen penanganan bencana berbasis masyarakat.

  http://taganabanten-info.blogspot.co.id/2009/10/manajemen-penanganan-bencana- berbasis.html PMI. 2012. Tanggap darurat bencana. http://www.pmi.or.id/index.php/aktivitas/pelayanan/manajemen-bencana/tanggap- darurat-bencana.html

  Revieplh, R. 2012. Mitigasi Bencana Longsor. http://revierizkaplh.blogspot.co.id/ 123

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, KOMPETENSI, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN The Influence of Formal Education, Competence, and Training on Employee Performance at Education Department of South Sulawesi Pr

0 0 12

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KUALITAS PELAYANAN DAN KINERJA PEGAWAI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MAKASSAR 01 SELATAN The Effect of Human Resources Quality, and Service Quality Through E

0 0 14

PENGARUH KOMPETENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN PELATIHAN, TERHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA SEKECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO The Effect Of Competence, Leadership Style, And Training, To The Performance Of Civil Service Civil Services Binamu Jenepo

1 2 18

PENGARUH APLIKASI SISTEM MANAJEMEN INFORMASI OBJEK PAJAK, MOTIVASI KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA APARATUR PAJAK DI KANTOR BPKD KABUPATEN SOPPENG

0 0 17

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG Influence of Education Level, Motivation, and Discipline to the Performance of Information and

1 1 15

PENYULUHAN SUMUR RESAPAN DAN SANITASI UNTUK EDUKASI LINGKUNGAN SEHAT SESUAI STANDAR KESEHATAN PADA MASYARAKAT

0 0 6

PENINGKATAN MUTU TK DAN PAUD DENGAN PENDAMPINGAN GURU DAN ORANG TUA SISWA

0 0 5

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

0 1 6

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN DENGAN PEMBUATAN KURIKULUM TPA

0 0 8

PROGRAM HIDUP SEHAT UNTUK MASYARAKAT

0 0 5