Geopolitik Negara Kesatuan Republik Indo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Rakyat tidak dapat dipisahkan dari bumi yang ada di bawah kakinya.
Oleh sebab itu, setelah membangsa, orang menyatakan tempat tinggalnya
sebagai negara. Dalam perkembangan selanjutnya negara bukan hanya
diartikan sebagai tempat tinggal, tetapi juga secara luas meliputi institusi, yaitu
pemerintahan, rakyat, kedaulatan dan lain-lain. Karena orang dengan tempat
tinggalnya dapat dipisahkan, perebutan ruang yang akan menimbulkan konflik
antar manusia individu, keluarga, masyarakat dan bangsa hingga saat ini.
Walaupun

bentuknya

secara

fisik


ataupun

nonfisik.

Agar

dapat

mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus memiliki kesatuan cara
pandang yaitu wawasan nasional. Para ilmuwan politik dan militer
menyebutnya dengan Geografi Politik (Geopolitik). Konsep wawasan nasional
setiap bangsa berkaitan dengan profil diri bangsa sejarah, pandangan hidup,
ideologi, budaya, dan tentunya geografi. Kedua unsur pokok profil bangsa dan
geografi yang harus diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik suatu
bangsa. Oleh sebab itu konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda-beda.
Geopolitik Indonesia dinamakan wawasan nusantara, dengan alasan
bahwa NKRI adalah negara kepulauan, Indonesia berada di antara benua Asia
dan Australia, lautan India dan lautan Pasifik sehingga dinamakan nusa di
antara laut (Nusantara), dan keunikan lainnya bahwa wilayah nusantara berada
di garis Khatulistiwa dan dilewati Geostationery Satellite Orbit. Konsep

wawasan bangsa tentang wilayah mulai dikembangkan sebagai ilmu pada
akhir abad XIX dan awal abad XX, pada awalnya membahas geografi dari segi
politik negara, lalu berkembang konsep politik dalam arti distribusi kuatan
pada hamparan geografi negara sehingga tidak berlebihan bahwa geopolitik
adalah ilmu baru yang dicurigai adalah pembenaran pada konsepsi ruang. Oleh
karena itu, dalam membahas wawasan nasional bangsa, di samping membahas

1

sejarah terjadinya, juga dibahas teori geopolitik dan implementasinya di
negara Indonesia.

1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan geopolitik?
2. Apa pengaruh geopolitik terhadap perkembangan politik di suatu negara?

1.3.


Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui apa arti Geoplotik yang ada di Indonesia serta
menjadi bahan pengembangan pengetahuan kita tentang Geopolitik.

2

BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum membahas masalah geopolitik suatu negara, perlu diketahui ciri khusus
negara berdasarkan bentuk ciri fisik dan nonfisiknya. Perkembangan geopolitik dipengaruhi
orientasi manusia pada konstelasi wilayah setelah abad XIX. Sebelum abad XIX, arti dari
negara identik dengan tanah, sehingga negara-negara seperti England, Poland, Holland,
Rusland, dan Thailand menamakan negaranya sebagai unsur tanah.
Berdasarkan bentuk geografinya, negara dapat dibedakan menjadi dua, yakni
dikelilingi daratan dan berbatasan dengan laut, yaitu negara pulau, negara pantai, dan negara
kepulauan.
2.1.

PENGERTIAN GEOPOLITIK

Geopolitik diartikan sebagai suatu ilmu penyelenggaraan negara yang
kebijaksanaannya

dikaitkan

dengan

masalah-masalah

geografi

dan

dipengaruhi oleh falsafah yang dianut, sosial budaya yang berkembang dan
sejarah yang dialami oleh suatu bangsa untuk bisa mempertahankan negara.
Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu negara dalam
hubungannya dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia
mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai
wakil Tuhan (Khalifatullah). Kedudukan manusia tersebut mencakup tiga segi
hubungan, yaitu : hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan antar

manusia, dan hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya.Manusia
dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang,
universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat
transenden dan idealistik. Sedangkan bidang sosial politis bersifat imanen dan
realitis yang bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan. Di Indonesia yang
termasuk dalam bidang sosial politik adalah produk politik yang berupa UUD
1945 dan aturan perundangan lainnya yang mengatur proses pembangunan
nasional.
Sebagai negara kepulauan dan berineka Indonesia mempunyai
kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan
3

geografi yang strategis dan kaya sumberdaya alam. Sementara kelemahannya
terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah
diperjuangkan oleh para pendiri negara ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan melalui Sumpah Pemuda tahun 1928 dan berlanjut
pada

proklamsi


Kemerdekaan

Indonesia

17 Agustus

1945.

Dalam

pelaksaannya Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interaksi
dengan

lingkungan

sekitarnya,

baik


lingkungan,

regional

maupun

internasional. Dalam hal ini Indonesia harus memiliki pedoman. Salah satu
pedoman Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara, sehingga disebut Wawasan Nusantara. Oleh karena itu
wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia.

2.2.

WAWASAN NASIONAL
Dalam membahas Wawasan Nusantara, kita sebaiknya terlebih
dahulu mengerti dan memahami Wawasan Nasional suatu bangsa secara
universal. Suatu bangsa meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau
kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang datang dari Tuhan, pencipta
alam semesta. Manusia memiliki kelebihan dari makhluk yang lain melalui
akal pikiran dan budi nuraninya. Namun kemampuannya dalam menggunakan

akal pikiran dan budi nurani tersebut terbatas, sehingga manusia yang satu dan
yang lain tidak memiliki tingkat kemampuan yang sama. Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, keanekaragaman tersebut memerlukan perekat agar
bangsa yang bersangkutan dapat bersatu memelihara keutuhan negaranya.
Suatu bangsa yang telah bernegara, dalam menyelenggarakan
kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul
dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi serta citacita dan kondisi sosial masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah
serta pengalaman sejarahnya. Pemerintahan dan rakyat memerlukan suatu
konsepsi berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya.
Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan
wilayah serta jati diri bangsa. Kata “wawasan” itu sendiri berasal dari kata
4

“wawas” (bahasa Jawa) yang artinya melihat atau memandang. Dengan
penambahan akhiran “an”, kata ini secara harfiah memiliki arti yaitu cara
melihat atau cara meninjau atau cara pandang. Kehidupan suatu bangsa dan
negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis.
Karena itu, wawasan itu harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa
dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh
lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaannya.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, satu bangsa perlu
memperhatikan tiga faktor utama, yaitu:
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad, dan semangat manusianya atau rakyatnya
3. Lingkungan sekitarnya
Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu
bangsa yang telah bernegara tentang diri dan lingkungannya dalam
eksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan
dalam pembangunannya di lingkungan nasional (termasuk lokal dan
propinsional), regional, serta global (dari berbagai sumber).
Wawasan nasional bangsa Indonesia dinamakan wawasan nusantara
yang merupakan implementasi perjuangan pengakuan sebagai negara
kepulauan yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Pada masa lalu negara
kepulauan yang meliputi kumpulan pulau-pulau berdasarkan contour yang
dipisahkan oleh laut. Paham nusantara menunjukkan dua arah pengaruh, antara
lain:
1. Ke dalam, yaitu berlaku asas kepulauan yang menuntut terpenuhnya
unsur tanah dan air yang selaras dan serasi untuk merealisasikan wujud
tanah air
2. Ke luar, yaitu berlakunya asas posisi antara yang menuntut posisi kuat

bagi Indonesia untuk dapat berdiri tegak dari tarikan segala penjuru.
2.3.

WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap diri bangsa
Indonesia dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
5

Geopolitik Indonesia dinamakan wawasan nusantara, yang secara
umum didefinisikan sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang
dirinya yang bhineka, serta lingkungan geografinya yang berwujud negara
kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Adapun tujuannya untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, dan
turut serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. Semua itu dalam
rangka mencapai Tujuan Nasional. Oleh sebab itu, hakikat tujuan Wawasan
Nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebhinekaan, yang
mengandung arti sebagai berikut:
1. Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi,

posisi, dan potensi geografi, serta kebhinekaan budaya
2. Pedoman dan pola tindak serta pola pikir kebijaksanaan nasional
3. Hakikat Wawasan Nusantara dasar persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan

2.3.1. Kedudukan Wawasan Nusantara
Di dalam sistem kehidupan nasional Indonesia sebagai
paradigma kehidupan nasional Indonesia, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar Negara
UUD 1945 sebagai konstitusi negara
Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia
Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara

Indonesia
5. Politik dan strategi nesional sebagai kebijaksanaan dasar
nasional dalam pembangunan nasional

Wawasan Nusantara dan Katahanan Nasional sebagai doktrin
dasar pengaturan kehidupan nasional. Sementara itu, politik dan
strategi nasional, sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam bentuk
GBHN masa Orde Baru yang dijabarkan lebih lanjut dalam
kebijaksanaan strategi pada strata di bawahnya. Doktrin dasar adalah
himpunan prinsip atau teori yang diajarkan, dianjurkan dan diterima
sebagai kebenaran, untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan

6

kegiatan, serta dalam usaha mencapai tujuan. Doktrin dasar adalah
doktrin yang timbul dari pemikiran yang bersifat falsafah.

2.3.2. Peranan Wawasan Nusantara
Dalam kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dijelaskan
peranannya, yaitu:
1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan, yang
serasi dan selaras pada segenap aspek kehidupan nasional
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan
lingkungannya
3. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional
4. Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut
menegakkan perdamaian

2.3.3. Wajah Wawasan Nusantara
Wajah adalah roman muka. Wajah manusia memang satu,
tetapi memiliki roman muka, dan setiap roman muka berbeda satu
dengan yang lainnya sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
Dalam hubungan tersebut, dapat dikatakan bahwa geopolitik Indonesia
hanya satu, yaitu Wawasan Nusantara (Wasantara), namun meliputi 4
wajah, yaitu:

1. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Nasional yang melandasi
Konsepsi Ketahanan Nasional
Wajah Wasantara dalam pengembangannya dipandang
sebagai konsepsi politik ketatanegaraan dalam upaya mewujudkan
tujuan nasional. Sebagai suatu konsepsi politik yang didasarkan
pada pertimbangan konstelasi geografis, wawasan nusantara dapat
dikatakan merupakan penerapan teori geopolitik dari bangsa
7

Indonesia. Dengan demikian, wawasan nusantara selanjutnya
menjadi landasan penentuan kebijaksanaan politik negara. Dalam
perjuangannya mencapai tujuan nasional, akan banyak menghadapi
tantangan, hambatan serta gangguan yang dating dari luar negeri
maupun dalam negeri. Untuk itu dibutuhkan kekuatan, baik fisik
maupun mental. Kekuatan inilah yang disebut ketahanan nasional,
dan berdasarkan pemikiran tersebut maka ketahanan nasional
diartikan sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan dalam
mencapai persatuan dan kesatuan nasional dalam rangka
memenuhi kesejahteraan dan keamanan nasional.
2. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional
Menurut UUD 1945 MPR wajib membuat GBHN. GBHN
pada masa Orde Baru menegaskan bahwa wawasan dalam
penyelenggaraan

pembangunan

nasional

adalah

Wawasan

Nusantara yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945. Dengan
mengutamakan

kesatuan

wilayah

dalam

penyelenggaraan

kehidupan bbermasyarakat, berbangsa dan bernegara, hal ini
mencakup:
1. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
politik
2. Perwujudan

kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan

ekonomi
3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
sosial dan budaya
4. Perwujudan kepulauan

nusantara

sebagai

kesatuan

pertahanan dan keamanan
Dari rangkain tersebut, kesimpulannya adalah Wawasan
Nusantara merupakan penjabaran tujuan nasional yang telah
diselaraskan dengan kondisi, posisi dan potensi geografi, serta
kebhinekaan bangsa dalam rangka mewujudkan persatuan dan
kesatuan. Dan Wawasan Nusantara merupakan pola tindak dan
pola pikir dalam melaksanakan pembangunan nasional.

8

3.

Wajah

Wasantara

sebagai

Wawasan

Pertahanan

dan

Keamanan
Mengingat bentuk dan letak geografis Indonesia yang
merupakan suatu wilayah lautan dan terdapat pulau-pulau di
dalamnya serta mempunyai letak ekuator dengan segala sifat dan
corak khasnya, maka implementasi nyata dari Wawasan Nusantara
yang menjadi kepentingan pertahanan

keamanan negara harus

ditegakkan. Realisasi pengkhayatan dan pengisian Wawasan
Nusantara di satu pihak menjamin keutuhan wilayah nasional dan
melindungi sumber-sumber kekayaan alam beserta dengan
penyelarasannya, sedangkan di lain pihak dapat menujukkan
kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut di dalam
perkembangan dunia, maka seluruh potensi pertahana keamanan
negara haruslah sedini mungkin ditata dan diatur menjasi satu
kekuatan yang utuh dan menyeluruh. Kesatuan pertahanan dan
keamanan negara berarti bahwa ancaman terhadap sebagian
wilayah manapun hakikatnya merupakan ancaman terhadap
seluruh bangsa dan negara.

4. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Kewilayahan
Sebagai faktor eksistensi suatu negara, wilayah nasional perlu
ditentukan batas-batasnya agar tidak terjadi sengketa dengan
negara tetangga. Oleh sebab itu, pada umumnya batas-batas
wilayah suatu Negara dirumuskan konstitusi negara baik secara
tertulis maupun tidak tertulis. Namun pada UUD 1945 tidak
memuat secara jelas ketentuan wilayah negara Republik Indonesia,
baik di dalam pembukaan

maupun pasal-pasalnya. Pasal-pasal

yang menyebut tentang wilayah, antara lain:

9

1. Pada pembukaan UUD 1945, alinea IV disebutkan “…
seluruh tumpah darah Indonesia…”
2. Pada pasal 18 UUD 1945 yaitu “Pembagian daerah
Indonesia atas daerah besar dan kecil…”
2.4.

GEOPOLITIK DAN HUKUM KEWILAYAHAN
Kemajuan teknologi berdampak pada meningkatnya kemampuan
manusia memanfaatkan wilayah laut dan dirgantara. Bertambahnya jumlah
penduduk, harus diimbangi dengan kenaikan produksi, khususnya dari sumber
kekayaan laut dan kini manusia berupaya memanfaatkan wilayah dirgantara.
Bagi bangsa Indonesia wilayah laut dan dirgantara untuk menjamin keutuhan
wilayah merupakan sarana perhubungan dan transportasi serta salah satu
sumber penghidupan. Sudah barang tentu bagi pertahanan untuk pengamanan
militer dalam arti military security.

2.4.1. Hukum Laut dan Perkembangannya
Perkembangan sejarah huukum laut tidak lepas dari
kemajuan teknologi maritime perkapalan dan kepelabuhanan Belanda
dan Inggris, serta orientasi komoditi perdagangan dunia. Setelah
Perang Salib sampai dengan bagian akhir zaman pencerahan, laut
praktis hanya menjadi milik Spanyol dan Portugal sehingga ada
semacam pembagian wilayah yuridiksi dari kedua negara tersebut.
Hukum laut banyak ditentukan oleh polemik bangsa Belanda dan
Inggris karena pada bagian akhir zaman pencerahan, teknologi
maritime Belanda dan Inggris melampaui Spanyol dan Portugal.
Sebelum membahas polemik yang menghasilkan rezim
hukum laut, terlebih dahulu hakikat laut adalah:
1. Bebas, merdeka dan bergerak, serta relatif tetap dan tidak
mudah dirusak
2. Datar dan terbuka, serta tidak dapat dipakai sembunyi
3. Tidak dapat dikuasai secara mutlak (tidak dapat dikaveling,
sulit diberi tanda)

10

4. Media untuk bermacam-macam alat angkut, terutama yang
bervolume besar
Dari hakikat tersebut, timbulah falsafah hukum laut yang
berbuntut pada perebutan wilayah laut, yaitu:
1. Res Nullius, yaitu laut tidak ada yang memiliki, karena itu
dapat diambil dan dimiliki setiap negara
2. Res Communis, yaitu laut milik masyarakat dunia, karena itu
tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara
Para ahli hukum dari Belanda dan Inggris saling berpolemik
mengeluarkan argumentasi tentang hak atas laut karena mereka merasa
bahwa mereka tidak harus tunduk padan yang lebih primitif. Hugo
Grotius, seorang ahli hukum internasional Belanda memberikan teori
“Mare Liberium” (laut bebas). Laut tidak dapat dikuasai suatu negara
dengan jalan “okupasi” (menduduk), karena itu laut menjadi bebas.
Sedangkan John Selden, seorang ahli hukum Inggris yang pada tahun
1635 menulis tentang hukum laut dengan judul “Mare Clausum” (hak
kuasa laut), sebagai jawaban atas teori Grotius. Menurutnya, setiap
negara dapat menguasai laut. Koreksi atas tulisan tersebut, Grotius
memuat argument bahwa laut wilayah dapat dimiliki sepanjang dapat
dikuasai dari darat. Ini berarti laut hanya milik Negara pantai.
Selanjutnya, Selden menginginkan adanya hak lintas damai bagi kapalkapal dengan alasan untuk membeli suplai segar dari negara pantai.
Pemerintah NKRI melalui Deklarasi tanggal 13 Desember
1957 mengajukan NKRI perlu laut wilayah selebar 12 mil laut dari
garis pangkal/ garis dasar atas dasar “point to point theory”. Dengan
demikian, laut antar pulau menjadi perairan pedalaman. Selanjutnya,
laut wilayah dan laut pedalaman dikenalkan sebagai laut nusantara.
Akibat konvensi hukum laut, timbul bermacam tipe perairan, hal ini
tidak terlepas karena perhatian orang yang besar pada laut. Untuk itu,
ada beberapa masalah yang menyangkut hukum laut, antara lain:
1. Laut Teritorial/ Laut Wilayah, wilayah laut yang lebarnya tidak
melebihi 12 mil dari garis pangkal/ garis dasar. Garis dasar
11

adalah garis yang menghubungkan titik-titik terluar pulau
terluar.
2. Perairan pedalaman, wilayah laut sebelah dalam dari daratan/
sebelah dalam dari Garis Pantai. Negara pantai mempunyai
kedaulatan penuh.
3. Zona Tambahan, wilayah laut yang lebarnya tidak boleh
melebihi 12 mil dari laut territorial, merupakan wilayah negara
pantai untuk melakukan pengawasan pabean, fiskal, imigrasi,
serta sanitasi dalam wilayah laut teritorial.
4. Zona Ekonomi Eksklusif, wilayah laut yang tidak melebihi 200
mil dari GP. Negara yang bersangkutan mempunyai hak
berdaulat untuk kepentingan eksplorasi dan eksploitasi,
konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan hayati perairan.
5. Landas Kontinen, wilayah laut Negara pantai meliputi dasar
laut dan tanah di bawahnya, terletak di luar laut teritorial
sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah. Jarak 200
mil GP atau maksimal 350 mil, atau tidak melebihi 100 mil dari
kedalaman 2.500 m.
6. Laut Lepas, dikenal pula sebagai laut bebas/ laut internasional,
wilayah laut > 200 mil dari Garis Pangkal.

Dengan adanya ketentuan tersebut, maka negara lain
menuntut beberapa hak yang sebenarnya adalah jaminan dari negara
kepulauan, yaitu:
1. Lintas berlayar/ bernavigasi melalui laut teritorial, termasuk
masuk dan keluar perairan padalaman untuk singgah di salah
satu pelabuhan
2. Lintas damai, bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara
sepanjang tidak merugikan

kedamaian,

ketertiban,

atau

keamanan negara yang bersangkutan
3. Lintas transit, bernavigasi melintasi pada selat yang digunakan
untuk pelayaran internasional antara laut lepas/ ZEE yang lain
4. Alur Laut Kepulauan:
 Alur laut ditentukan oleh negara kepulauan untuk alur laut
dan jalur penerbangan di atasnya yang cocok digunakan
untuk lintas kapal dan jalur pesawat terbang asing
12



Alur yang ditentukan dengan merangkai garis sumbuh pada
peta, kapal dan pesawat terbang tidak boleh melintas lebih

dari 25 mil kiri/ kanan dan garis sumbu
5. Laut Lepas:
 Semua bagian laut yang tidak termasuk laut teritorial, baik


perairan pedalaman maupun ZEE.
Laut terbuka untuk semua negara, baik berpantai maupun



tidak berpantai.
Untuk laut lepas semua negara berhak berlayar, terbang
riset ilmiah dan menangkap ikan.
Beberapa perhatian manusia terhadap laut, diantaranya:

6. Perubahan peta bumi terjadi setelah perang dunia ke II karena
telah lahir banyak negara nasional baru yang memiliki laut.
Dengan demikian, perlu diperhatikan:
 Laut untuk kelangsungan hidup bangsa dan kesejahteraan


rakyat
Perlu pengaturan bersama pemanfaatan laut dan lingkungan

untuk bangsa-bangsa
7. Kemajuan teknologi berdampak

pada

meningkatnya

kemampuan manusia dalam memanfaatkan laut
8. Bertambahnya jumlah penduduk harus diimbangi dengan
kenaikan produksi, khususnya dari sumber kekayaan laut
9. Bagi bangsa Indonesia, laut untuk menjamin integrasi, sarana
perhubungan dan transportasi, serta menjadi salah satu
penghidupan, selain itu ditinjau dari segi militer merupakan
wahana pertahanan

2.4.2. Hukum Dirgantara dan Perkembangan
Ruang dirgantara dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang udara
dan ruang antariksa. Ruang udara berada di atas suatu wilayah negara
dan dikategorikan sebagai ruang udara nasional wilayah kedaulatan
negara kolong(negara yang diatasnya di lintasi oleh pesawat), yang
pemanfaatannya dikendalikan secara internasional dan tidak boleh
dijadikan subyek negara kolong.

13

Beberapa teori yang menjadi polemik para hukum, yaitu:
1. Teori Udara Bebas, bahwa Ruang Udara Bebas dapat digunakan
siapa saja, karena itu timbul perbedaan persepsi, pembebasan
udara tanpa batas atau kebebasan udara terbatas
2. Teori Negara berdaulat di udara, bahwa negara kolong berdaulat
penuh tanpa batas ke atas. Hal ini juga menimbulkan perbedaan
persepsi, bahwa kedaulatan negara kolong berdaulat penuh
tetapi dibatasi oleh hak lintas damai
3. Masalah Ketinggian. Sampai kini masih belum ada kesepakatan
(tahun 1910 pernah ditentukan batas ketinggian kurang lebih
500 km). teori penguasaan Cooper menyatakan bahwa batas
ketinggian ditentukan kemampuan teknologi setiap negara.
Sementara itu, menurut Teori Udara Schacter, bahwa batas
ketinggian s/d 30 km atau s/d balon dan pesawat terbang dapat
mengapung dan diterbangkan
4. Batas Wilayah Udara. Cara menentukan wilayah udara ada
perbedaan, yaitu apabila ditarik garis tegak lurus dari
permukaan bumi ke atas, luas daratan dan lautan sama dengan
luas udara, tetapi ada daerah yang lowong dan dapat
menimbulkan masalah. Kemudian, disepakati ditarik garis dari
“pusat bumi” sampai batas ruang angkasa/ antariksa yang
membentuk kerucut terbalik. Oleh karena itu, luas daerah udara
lebih luas dari pada luas daratan dan lautan
5. Perjanjian Ruang Antariksa
6. Penggunaan damai bagi antariksa. Antariksa dan badanbadannya dianggap menjadi wilayah internasional. Namun
dalam perjanjian ini juga berlaku pemanfaatan ruang antariksa
berdasarkan “first come, first serve” yang merugikan negara
sedang berkembang. Indonesia memiliki ruang dirgantara yang
luas, apalagi di bawah khatulistiwa yang memiliki jalur GSO.
Sementara itu, batas ruang udara dan ruang antariksa ditetapkan
100/ 110 km
Seperti halnya dengan hukum laut, Indonesia juga menuntut
perlakuan yang sama terhadap hukum udara. Dalam hal ini, Indonesia
menuntut berlakunya kedaulatan negara kolong terhadap Ruang
14

Dirgantara. Paling sedikit tujuan yang ingin dicapai Indonesia ialh
Ruang Udara Indonesia sebagai wilayah udara nasional dan ruang
antariksa Indonesia sebagai wilayah kepentingan ZEE atau landas
kontinen, yang meliputi manfaatan wilayah GSO (Geostationary
Satellite Orbit), MEO (Medium Earth Orbit), LEO (Low Earth Orbit).

2.5.

GEOPOLITIK DAN OTONOMI DAERAH
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat dalam NKRI.
Wilayah Negara dibagi atas daerah besar dan daerah kecil, untuk itu
diperlukan asa dalam mengelola daerah, yaitu:
1. Desentralisasi pelayanan rakyat, desentralisasi merupakan otonomi
formal dan otonomi material
2. Dekonsentrasi, terdiri atas fungsional dan integrasi
Pada kenyataannya, otonomi daerah di Indonesia secara luas belum
pernah terlaksana. Sejak masa penjajahan Belanda, Jepang, dan setelah
kemerdekaan, otonomi masih dalam bentuk dekonsentrasi.

2.5.1. Pembagian Daerah
Wilayah NKRI dibagi atas daerah provinsi, lalu dibagi atas
kabupaten dan kota masing-masing mempunyai pemerintah daerah.
Pemerintah

provinsi

yang

berbatasan

dengan

laut

memiliki

kewenangan laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut
lepas dan ke arah perairan kepulauan. Asas ini bertentangan dengan
Deklarasi Pemerintahan RI yang telah dilakukan melalui UNCLOS,
serta telah diratifikasi dengan UU No. 6/ 1996 tentang perairan
Indonesia.

15

Sehubungan dengan ini, ada hal yang patut diwaspadai
bahwa semangat otonomi seharusnya tidak menjurus pada semangat
pembentukan daerah berdasarkan etnik atau subkultur. Pada masa
penjajahan Belanda, wilayah Indonesia terbagi berdasarkan subkultur
dengan dibentuknya daerah keresidenan. Selanjutnya, wilayah-wilayah
tersebut terbagi habis menjadi provinsi, keresidenan, kabupaten/ kota,
kewedaan, dan kecamatan.
Globalisasi yang menyebabkan adanya Global Parados
jangan

sampai

menyemangati

pemekaran

wilayah

atas

dasar

pendekatan kebudayaan sehingga menimbulkan benturan budaya yang
berakibat pecahnya negara nasional. Oleh sebab itu, perlu adanya
perhatian khusus pada wilayah yang dilalui Alur Laut Kepulauan-Riau,
Riau

Kepulauan,

Kalimantan

Barat,

Bangka-Belitung,

Banten,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Pulau Lombok, serta Maluku dan
Maluku Utara yang beberapa saat lalu hingga kini tetap bergejolak,
baik yang berupa konflik fisik maupun nonfisik, seperti keinginan ingin
memisahkan diri dan membentuk provinsi baru.

2.5.2. Pembagian Kewenangan
(UU No. 34/ 2004 tentang Pemerintahan Daerah)
1.

2.

Kewenangan Pemerintahan (Pasal 10 ayat 3)
 Politik luar negeri
 Pertahanan
 Keamanan
 Yustisi
 Moneter dan fiskal nasional
 Agama
Kewenangan Wajib Pemerintahan Daerah Provinsi (Pasal 13)
 Perencanaan dan pengendalian pembangunan
 Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman



masyarakat
Penyediaan sarana dan prasarana umum
Penanganan bidang kesehatan

16

3.



Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya




manusia potensial
Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/ kota
Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/



kota
Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan







menengah, termasuk lintas kabupaten/kota
Pengendalian lingkungan hidup
Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/ kota
Pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil
Pelayanan administrasi umum pemerintahan
Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk



lintas kabupaten/ kota
Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum



dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota
Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan
Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota (ada
dasarnya sama, tetapi dalam skala kabupaten/kota, Pasal 14)
 Perencanaan dan pengendalian pembangunan
 Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

4.








masyarakat
Penyediaan sarana dan prasarana umum
Penanganan bidang kesehatan
Penyelenggaraan pendidikan
Penanggulangan masalah sosial
Pelayanan bidang ketenagakerjaan
Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan









menengah
Pengendalian lingkungan hidup
Pelayanan pertahanan
Pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil
Pelayanan administrasi umum pemerintahan
Pelayanan administrasi penanaman modal
Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya
Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan
Kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengelola sumber daya
alam dan sumber daya lainnya di wilayah laut (Pasal 18)
17



Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengeloaan





laut
Pengaturan administrasi
Pengaturan tata ruang
Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan
oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya




oleh pemerintah
Ikut serta pemeliharaan keamanan
Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan Negara
Adapun batas wilayahnya adalah paling jauh 12 mil laut

diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan 1/3nya menjadi
kewenangan daerah kabupaten/kota.

2.5.3. Sumber Penerimaan Pelaksanaan Desentralisasi
Untuk mendukung jalannya, pemerintahan daerah, diperlukan
dana yang tidak sedikit. Akan tetapi, tidak semua daerah mampu
mendanai sendiri jalannya roda pemerintahan. Oleh sebab itu,
pemerintah harus mampu membagi adil dan merata hasil potensi
masyarakat. Agar adil dan merata, diperlukan aturan yang baku. Dari
ketentuan tersebut, dikeluarkan beberapa istilah tentang dana untuk
keperluan pembinaan wilayah, yaitu:
1.

3.

Pendapatan Asli Daerah
 Pajak daerah
 Retribusi daerah
 Hasil pengelolaan kekayaan daerah
 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
Dana Perimbangan Daerah
 Dana bagi hasil dari pajak dan sumber daya alam
 Dana alokasi umum
Pinjaman Daerah, dapat meminjam dari dalam maupun dari luar

4.

negeri melalui Pemerintah Pusat dengan persetujuan DPR
Lain-lain penerimaan yang sah termasuk Dana Darurat, berasal

2.

dari pinjaman APBN

18

2.5.4. Daerah Frontier
Daerah frontier adalah daerah milik wilayah geografi NKRI yang
letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga dan terjadi karena:
1. Dorongan Ekonomi, berupa kemudahan masyarakat untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup
2. Dorongan Sosial Budaya, berupa kesamaan subkultur dan
kemudahan mendapatkan fasilitas perlindungan masa depan,
seperti sekolah, kesehatan, dll
3. Dorongan Politik, yaitu adanya kepastian hukum dan tidak
menutup kemungkinan adanya tuntutan referendum

2.5.5. Rencana Tata Ruang Wilayah
Masyarakat dan pemerintah sering mengabaikan salah satu
sector. Kewajiban memiliki analisis dampak lingkungan sering
terabaikan karena kurang disadari oleh para pejabat di daerah. Padahal,
semua komponen masyarakat hendaknya mengacu pada filsafat yang
mendasarinya, yaitu:
1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu,
berdaya

guna dan berhasil guna, serasi, selaras, dan

berkelanjutan
2. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum
Dengan menyadari akan filosofi ini, maka akan didapat halhal seperti:
1. Tercapainya kelestarian, keserasian, dan keseimbangan antara
manusia dan alam
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan
hidup yang memiliki sikap untuk melindungi dan membina
3.
4.
5.
6.

lingkungan hidup
Terjaminnya generasi masa kini dan masa depan
Tercapainya kelestarian lingkungan hidup
Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
Terlindungnya NKRI dari dampak kegiatan di luar wilayah
NKRI

yang

menyebabkan

19

pencemaran

dan

perusakan

lingkungan hidup. Oleh karena itu, penyusunan RTRW perlu
benar-benar terpadu

2.5.6. Pendaftaran Wilayah Maritim (Marine Cadastre)
Tanah air Indonesia memiliki sebanyak 17.504 pulau dan
yang bernama hanya 5.703 pulau dan sisanya sebanyak 11.802 belum
bernama. Akibatnya, dokumentasi nasional tentang konfigurasi
kepulauan Indonesia tidak jelas. Hal ini juga disebabkan karena
kurangnya perhatian pengambil kebijakan negarawan, politisi, serta
para pemimpin nonformal di negeri ini. Akhirnya, banyak pulau-pulau
yang hilang dituntut kepemilikannya oleh negara jiran ataupun menjadi
rusak karena alam dan manusia Indonesia yang tidak diketahui.
Untuk itu, perlu berdirinya jawatan pencatatan pulau yang
dikenal sebagai Marine Cadastre. Dengan adanya Marine Cadastre,
dengan

upaya

proaktif,

diharapkan

Indonesia

mampu

menginventarisasi jumlah pulau, lengkap dengan tata letak dan
konfigurasinya luas, letak, serta ciri flora dan fauna sehingga akan
mudah bagi Indonesia untuk mendaftarkan diri ke PBB di New York.
Adapun keuntungan yang didapat dari Marine Cadastre, yaitu:
1. Dapat menuntut hak atas pulau tersebut di wilayah Indonesia
apabila diduduki secara diam-diam oleh Negara tetangga
2. Jangan sampai Indonesia kehilangan pulau, tetapi tidak tabu apa
atau pulau mana yang hilang
3. Memberikan batas wewenang pada daerah otonom tentang
batas laut berdasarkan koordinat tidak berdasarkan perkiraan,
seperti sekarang ini yang berakibat pada konflik dikalangan
masyarakat

2.5.7. Upaya Menghadapi Geopolitik dan Geostrategi Negara Jiran
Dalam menghadapi ASEAN dan Australia, tidakan Indonesia
sebaiknya:
20

1. Mewaspadai

“silent

occupation”

dengan

pemantapan

pembinaan kekuatan maritim
2. Dalam menghadapi Australia dengan proyek Australia maritime
identification

zone

(amiz),

Indonesia

harus

mengidentifikasikan pulau-pulau yang tersebar luas
3. Dalam menghadapi Malaysia dan Singapura

segera
yang

menggunakan kekerasan, perlu diwaspadai adanya “five power
defence agreement” yang masih berlaku
4. Dengan adanya kunjungan presiden dan wakil presiden ke
perbatasan diharapkan akan meningkatkan rasa nasionalisme
rakyat Indonesia
Apabila menghadapi negara yang berkepentingan dengan
perikanan, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan nelayan dari nelayan pantai menjadi
nelayan laut, karena itu nelayan harus belajar membaca peta
laut dan menggunakan peralatan navigasi dengan lebih baik
2. Pembangunan desa pantai, yang diisi oleh keluarga
nelayan/pelaut, tidak seperti sekarang ini yang masih dibangun
oleh petani gunung
3. Nelayan ikut memonitor para pengganggu negara yang
melakukan pencurian ikan, pencemaran lingkungan, dan
perusakan alat navigasi laut
Dalam menghadapi negara yang memiliki armada angkutan
laut besar yang ingin tetap berperan dalam era globalisasi:
1. Penambahan ALKI sesuai dengan permintaan Internasional
Maritime Organization harus tetap ditolak karena pada
hakikatnya akan membuat wilayah Indonesia menjadi terbuka
sehingga kontraproduktif dibandingkan dengan Deklarasi
Juanda
2. ALKI perlu diinformasikan lebih intensif kepada masyarakat
maritim Indonesia, dengan ditindaklanjuti secara proaktif dalam
bentuk pengawasan
Dalam menghadapi negara adidaya yang sejak semula
menentang negara nusantara, hendaknya Indonesia tetap menolak
21

penambahan ALKI. Penambahan ALKI dapat menakibatkan wilayah
Indonesia terbuka kembali, dengan demikian, laut nusantara menjadi
“high seas”.

BAB III
PENUTUP

3.1.

Kesimpulan
22



Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam



wujud kebijaksanaan dan strategi nasional
Geopolitik didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang
titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial
dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya,
politik negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi negara



yang bersangkutan
Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai
situasi dan kondisi geografi.

3.2.

Saran
Konsep geopolitik hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar
dapat mencapai tujuan-tujuan Wawasan Nusantara yang telah ditetapkan, yaitu
mewujudkan kesejahteraan, ketentraman dan keamanan bagi bangsa Indonesia,
dengan demikian ikut serta juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian
bagi seluruh umat manusia di dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Elvani, Malkian. Geopolitik, yanel.wetpaint.com/page/Geopolitik. 2007
Pratama,

Putra.

Negara

dan

Sistem

Politik

my.opera.com/Putra Pratama/blog/ltm. 2008
23

serta

Geopolitik

dan

Geostrategi,

Soegiyono, Ogie. WAWASAN NUSANTARA: Wawasan Nasional, ogiezone.blogspot.com.
2009
Syadiash. Wawasan Nusantara, syadiashare.com/wawasan-nusantara.html. 2009
Tim Dosen Unhas. Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Hasanuddin, Makassar. 2010

24