SPESIFIKASI TEKNIK PAGAR UPT DINAS PERTANIAN

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi : Pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar.
Pekerjaan Pengukuran
Penentuan lokasi bangunan, jalan, lanscaping dan lain-lain.
Penentuan duga.
b. Persyaratan
Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman.
Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dan dimintakan persetujuannya.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan menentukan patokan utama
sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Material
Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran.
Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu
memerlukan pemeriksaan.
d. Pelaksanaan
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam

gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.
Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk dimintakan
keputusannya segera.
Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilakukan pemborong disaksikan oleh Direksi atau Pengawas.
Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan / sepengetahuan Pengawas / direksi dianggap tidak
sah dan diulang kembali.
Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat / teliti dengan mempergunakan alat ukur,
agar sudut-sudut betul-betul benar sesuai yang diminta.
Patok profil / bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang / berubah dari tempatnya serta di
cat / diberi tanda yang jelas.
2. Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank)
Bahan papan bangunan harus dibuat dari kayu kelas III ukuran 3/20 yang kering dan kuat
dengan tiang-tiang ukuran 5/7 dari kayu sejenis setiap 1 m. Papan harus diketam dahulu bagian
atasnya dan tiangnya harus benar-benar kuat.
3. Cara Pemasangan
Papan ini harus benar-benar rata (waterpass) dan saling tegak lurus, dalam hal ini harus dibantu
dengan alat ukur.
Selama pekerjaan masih berlangsung papan bangunan ini harus dijaga dan dipelihara jangan

sampai berubah letak maupun tingginya.
Papan harus menunjukkan tinggi 0,00 serta sumbu-sumbu dinding.

Spesifikasi Teknis

1

PEKERJAAN TANAH
1.

Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan, kegiatankegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan : clearing, stripping, grubbing,
penggalian, pengurugan, perataan, pemadatan, termasuk pembongkaran dan lain-lain sesuai
dengan RKS dan gambar-gambar.
b.Pekerjaan pada seksi lain yang berhubungan dengan hal ini antara lain pekerjaan tanah untuk
pekerjaan konstruksi.

2.

Persyaratan

a. Standar Pengujian Tanah : laporan mengenai hal ini dapat diperoleh di kantor Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
b. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan
sebelum memulai pekerjaan.
c. Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan diuji pada
laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.
d. Jasa-jasa laboratorium akan meliputi :
- Pengawasan pekerjaan pengurugan.
- Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
- Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Pengawas.
- Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi.
e. Biaya Pengujian
f. Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian tidak
memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali, mengurug dan
memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya Kontraktor
sendiri.
g. Prosedur Pengujian
h. Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase relatif dari density
maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan dengan test-test

laboratorium sebelumnya atau density kering secara teoritis.
i. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pengelola Proyek.

3.

Material
Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik
dan Pengelola Proyek yang ditentukan sebagai berikut :
a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir kasar,
tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.
c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih besar dari 3
cm.

4.

Pelaksanaan
a. Pengertian Clearing, Stripping dan Grubbing :
Clearing : membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu.

Stripping : memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali pohon-pohon
yang memang dipertahankan.
Grubbing : menyingkirkan dan membuang semua sampah dari tempat kerja.
b. Pengupasan tanah bagian atas :
Semua area bangunan, sesudah stripping dan grubbing diselesaikan, buang lapisan tanah
setebal 20 cm. Tanah lapisan atas ini dapat dipakai untuk bahan urugan halaman.

Spesifikasi Teknis

2

c. Pemadatan area bangunan (dengan tanah) sampai 1 meter diluar tembok dan kolom harus
dipakai paling sedikit mencapai 90% dari pemadatan maksimum dan dilakukan lapis demi
lapis dengan tebal maksimum 30 cm.
d. Pemadatan yang bukan area bangunan
Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari pemadatan maksimum.
e. Pemadatan area jalan
Di daerah yang akan dibuat jalan tanahnya harus dipadatkan sampai 95% dari pemadatan
maksimum.
f. Finish Grading :

Tanah di bawah plat beton dan jalan tanahnya harus dengan baik dan elevasinya tidak boleh
berada lebih dari 1,5 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar.
Di daerah untuk lanscaping, elevasinya tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dengan elevasi
yang tercantum dalam gambar.
g. Pekerjaan-pekerjaan untuk melindungi kerusakan :
Kontrol air di permukaan dan dibawah tanah selama masa pembangunan dan masa
pemeliharaan dengan jaminan, lindungilah seluruh lapangan terhadap air yang menggenang,
yang dapat menimbulkan erosi.
Hal ini meliputi pembuatan tanggul-tanggul, selokan-selokan sementara, sumur-sumur, alatalat pompa dan lain-lain guna mencegah kerusakan atau dibawah tanah tempat yang
berdekatan.
Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan lapangan basah tidak akan
dipertimbangkan, kecuali bila Kontraktor telah melakukan semua usaha-usaha perlindungan
yang mungkin.
Semua pekerjaan galian/urugan tanah dikerjakan sesuai dengan letak, elevasi, kemiringan
dan penampang yang diminta dalam gambar, dengan memperhitungkan ruang kerja untuk
ukuran bangunan. Tanah galian yang memenuhi syarat untuk urugan, setelah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai sebagai tanah urug dan pelaksanaan
pengurugan harus dilakukan secepat mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Tanah yang tidak terpakai untuk mengurug harus dikeluarkan dari lokasi.
Semua material galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan kembali

harus dikeluarkan dari lokasi.
Pembuangan material tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas tuntutan dari pihak manapun, yang diakibatkan hal
tersebut.
Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi yang disebabkan
pelaksanaan Kontraktor dalam pembersihan, harus diperbaiki atau diganti atas biaya
Kontraktor.
Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Kontraktor harus mendapatkan izin
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan menempatkan orang untuk
mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan alam maupun harta benda.
Bekas pembakaran harus dirapikan sehingga tidak mengganggu lingkungan.
5.

Pengukuran Elevasi Tanah
Untuk memulai penggalian, Kontraktor harus mengukur elevasi tanah asli dengan disaksikan
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Pekerjaan ini meliputi pengukuran untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang batas-batas
galian, kontour, dan volume pekerjaan galian/urugan.
Kontraktor akan diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan konstruksi
lainnya.


Spesifikasi Teknis

3

6.

Stripping
Sebelum pekerjaan stripping dilakukan, ketinggian permukaan tanah asli harus ditetapkan dan
disepakati secara tertulis terlebih dahulu Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, Kontraktor dan Pemberi Tugas berdasarkan hasil pengukuran.
Permukaan tanah / dasar yang akan diurug tanah padat untuk keperluan konstruksi harus
distripping atau dibuang lapisan tanah atas (humus) setebal  15 cm atau seperti ditetapkan
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Material hasil pekerjaan stripping harus dikeluarkan dari lokasi galian tanah. Elevasi galian
ditunjukkan dalam gambar atau diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda galian (bouwplank)
harus dipasang dengan teliti, dan elevasinya diukur serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada bouwplank ini dituliskan elevasi-elevasi yang
perlu serta titik as galian.


7.

Pasangan Turap
Apabila diperlukan, Kontraktor harus menurap dan mempergunakan penyokong-penyokong
untuk mencegah longsornya tanah. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga
akan minta gambar konstruksi penurapan yang dipandang perlu. Biaya untuk pembuatan
gambar semacam ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8.

Perataan Tanah dan Pemadatan
Untuk pemadatan urugan dan galian pondasi perlu dilakukan pemadatan yang diinginkan,
persyaratan dan pemadatan tanah ini akan diberikan setelah didapat hasil dari Laboratorium
Penyelidikan Tanah atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik. Pada pekerjaan bangunan sederhana dimana pemadatan tidak memerlukan test uji
laboratorium, maka Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik harus memberi
petunjuk kepada Kontraktor untuk dapat melaksanakan pemadatan. Petunjuk ini tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas hasil pemadatan yang dilakukan.


9.

Pembongkaran Bangunan Eksisting
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran.
Pelaksanaan
Dimana ditunjukkan pada gambar, bangunan-bangunan yang ada harus dibongkar, Kontraktor
harus membongkar bangunan tersebut.
Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas/Pimpro. Tanpa persetujuan ini, walaupun gambar rencana menunjukkan perlu
dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.
Segala perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran ini, pengurusannya merupakan
kewajiban Kontraktor.
Pembongkaran harus dilaksanakan hingga ke pondasi bangunan segala sisa bongkaran harus
dikeluarkan dari tapak kecuali Pimpro/Pemberi Tugas menentukan lain.
Pemutusan sementara sambungan listrik dan telepon, pengurusannya merupakan kewajiban
Kontraktor.

Spesifikasi Teknis


4

10. Pekerjaan Tanah Untuk Pekerjaan Konstruksi
A. U m u m
a. Meliputi : Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang sehubungan dengan
galian dan urugan untuk pekerjaan kontruksi seperti yang tercantum dalam spesifikasi
dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan ini berhubungan dengan :
1. Penyiapan lahan.
2. Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.
B. Persyaratan
a. Standar pengujian seperti tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
c. Syarat - syarat sama seperti yang tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
C. Material
Material sama seperti yang tercantum bagian Penyiapan Lahan.
D. Pelaksanaan
Pada umumnya pekerjaan urugan, perataan dan pemadatan tanah untuk pada bagian
Penyiapan Lahan harus telah selesai dikerjakan sebelum pekerjaan pada bagian ini dimulai.
Semua pekerjaan pada bagian ini harus mengikuti persyaratan sesuai dengan persyaratan
pada bagian Penyiapan Lahan dan dengan persyaratan lain sebagai berikut :
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik memeriksa dan menyetujui semua
permukaan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
Semua sisa tanah yang berasal dari galian harus dibuang seluruhnya hingga bersih.
Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat 1,2 dan 3 diatas juga pada masing-masing
sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukan dalam gambar.
Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter Kontraktor wajib menyiapkan tindakan
pengamanan berupa sheet pile atau dolken-dolken dengan biaya merupakan tanggungan
Kontraktor.
Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik terlebih dahulu kelebihan galian ini tidak boleh diurug kembali
dengan tanah, tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis
pondasinya.

PEKERJAAN STRUKTUR
Yang dimaksud dengan Pekerjaan Struktur adalah :
Seluruh pekerjaan konstruksi kerangka bangunan maupun atap yang terbuat dari beton bertulang dan
baja, yang pelaksanaannya sesuai dengan gambar rancang maupun penjelasan-penjelasan lainnya.
1.

PEKERJAAN PONDASI
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian,
pengisian/pengurugan dan pembuatan pondasi.
Sifat Pekerjaan

Spesifikasi Teknis

5

Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai sifat
penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya telah
memungkinkan bagi pekerjaan tersebut.
1.2. PENGGALIAN TANAH
Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan.
Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedangkan lubanglubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan
kembali dasar yang waterpass.
Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang
jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada
dasar galian.
Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
Kepada Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut, sehingga dapat dijamin bangunan tersebut
tidak akan mengalami kerusakan.
Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu, yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, harus segera disingkirkan
dari halaman pekerjaan.
Material bekas bongkaran (puing) pondasi harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai tanah urug peninggian peil.
1.3. PENGURUGAN TANAH
1. Jenis Urugan.
Pengurugan dilakukan untuk :
Untuk peninggian guna mencapai suatu level halaman atau konstruksi dengan
ketebalan sesuai dengan gambar.
Urugan kembali pada akhir pekerjaan pondasi untuk pengisian dan leveling disekitar
konstruksi pondasi.
2. Bahan-bahan
Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian atas urugan, di
bawah pelat-pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi-pondasi harus terdiri dari
urugan pasir setebal 10 cm padat.
Kontraktor wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu bahan
yang terbaik.
3. Konstruksi
Urugan tersebut harus dipadatkan lapis demi lapis. Ketebalan setiap lapis tidak
lebih dari 20 cm (padat). Kepadatannya yang dicapai harus 95 % dari kepadatan
standart proctor pada kadar air 2% dari kadar air optimum atau mencapai CBR 5%.
Pemadatan harus menggunakan vibro stamper untuk lokasi di dalam gedung dan
roller untuk lokasi yang berada di luar gedung.
Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan “density
test” (sand cone). Pengetesan sand cone dilakukan setiap lapisan tanah 20 cm padat,
Spesifikasi Teknis

6

setiap luas maksimum 400 m2. Kontraktor harus mengadakan penelitian minimal satu
kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisi nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang
umum dipakai yaitu ASTM D-1556-64 atau PB-0103-76.
Bila material urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali
keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali,
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, tanpa
adanya biaya tambahan.
Sebelum dilaksanakan pengurugan, lapisan humus tanaman harus dikupas terlebih
dahulu, sedemikian hingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan segala material
yang dikemudian hari dapat melapuk.
1.4 PEKERJAAN PASANGAN BATU GUNUNG
A. UMUM
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan
tempat yang akan dipasang pasangan batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan batu kali itu
sendiri di tempat, satu dan lain hal sesuai dengan gambar-gambar daerah denah serta
potongan.
B. PERSYARATAN
Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan dasar dan
puncak, tinggi serta panjangnya) bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas
tumbuhan dan akar-akar) bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai
pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus memberitahukan dulu kepada Konsultan
Pengawas akan tindakannya.
C. MATERIAL
Bahan yang harus disediakan antara lain :
Batu kali pecah / belah yang keras, ukurannya rata-rata sama, satu dan lain hal sesuai
dengan NI-3 Pasal 9.
Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
yang tersebut dalam NI-8, satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk
pekerjaan beton dan pasangan batu bata.
Pasir yang digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2.
Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton.
Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal
sesuai dengan NI-3 Pasal 10.
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya :
Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-zet) secara teliti (seperti
sudah dijelaskan di atas) sesuai dengan gambar.
Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur.
Adukan yang dipakai adalah campuran 1 semen : 5 pasir adukan harus selalu baru.
Adukan yang tidak habis, tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan harinya.

Spesifikasi Teknis

7

1.5. PEKERJAAN TIE BEAM
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Tanah dibawah areal sloof harus diperbaiki sehingga memenuhi persyaratan
kepadatan tanah dasar.
Setelah lapisan tanah dasar memenuhi persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir
setebal 10 cm padat dan diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan
campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil.
B. PEKERJAAN BEKISTING
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan shop
drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat dilanjutkan.
Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan dengan persyaratan bekisting untuk
pekerjaan struktur atas.
C. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari Konsultan
Pengawas. Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 >  12 mm dan BJTP 24
 12 mm.
D. PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Dalam permohonan pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan
berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke
lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-225
sedangkan untuk struktur lain K-225
2.

PEKERJAAN BETON
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian
lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan
atau sebagaimana diperlukan.
2.2. PERATURAN-PERATURAN
Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :
- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.
- ACI 1983 (Association Concrete International)
- SII (Standar Industri Indonesia)
- SKBI-2.3.53.1987.
- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972
- PPKI 1961 (NI-5)
- Petunuk Perencanaan Beton 1987
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987
- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84
- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

Spesifikasi Teknis

8

2.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh
perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor kepada
Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian
pekerjaan tersebut.
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk
mendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari
sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu
beton K 225 dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang
Teknik atau Direktorat Penyelidikan masalah bangunan yang tentunya sebelumnya
menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan. Sebagian contoh yang ditestkan
disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu pengecoran.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuanketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya. Khusus
untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah harus dibuatkan lantai
kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5. Semua pekerjaan
yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar umum yang
berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasehatnasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.
2.4. JENIS KETEGUHAN BETON
Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah K-225.
Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulang konstruksi atas, kecuali
disebut lain.
2.5. BAHAN-BAHAN
Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan
pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan,
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat
lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
1. Portland Cement
Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :
Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas
Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas
semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian
Spesifikasi Teknis

9

tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak
ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau
setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.
PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.
Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm
dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.
2. Agregat
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa
koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 40% berat.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.
2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah
mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai
dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini
Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading
analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah
disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.
Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasil
tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.
Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk
besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai
U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat
/ terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan
kelemahan dari material tersebut. Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya
tanda-tanda seperti getas.
Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.
Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm
dan tidak disepuh seng

Spesifikasi Teknis

10

Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur
jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.
Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk
itu yang tercantum dalam PBI 1971.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium apabila
tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan
(stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan untuk
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.
Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus diperpanjang
sampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali
ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
5. Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi
mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,
nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resikoresiko dan keterangan lain yang dianggap perlu.
Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor harus
memberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing
test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang
mempergunakan bahan-bahan admixture itu.
6. Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaannya.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras,
bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan
jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan
catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama,
maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk
dipergunakan.
Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
2.6. ADUKAN
Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus
mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus
sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
Spesifikasi Teknis

11

dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai
kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

kekuatan/

2.7. PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15 x
15 x 15 cm sesuai standar dalam PBI 1991 Bab 4 Pasal 4.1.2. Pengujian kubus percobaan
harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor
harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan
memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial mix di
laboratorium yang ditunjuk.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan harus disertai sertifikat
dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan
pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam
PBI - 1971 Bab 4 Pasal 4.4. Jumlah kubus beton dan slam akan ditentukan kemudian tebal
penutup beton minimal bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan PBI - 1991 Bab 7 Pasal 7.2.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap
meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan harus
dapat berfungsi dengan tepat.
Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana
maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting).
Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk - tusuk 25 kali
dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di bawahnya.
Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slumpnya).
Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur dalam PBI 1971.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air,
selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Satu dan lain hal harus
memenuhi prosedur perawatan khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 hari
dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada
28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya
ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah biaya bagi Pemberi Tugas.
2.8. PERAWATAN BETON
Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu
Spesifikasi Teknis

12

yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.
Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan
lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30 C.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau
dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari berturut-turut setelah pengecoran dan harus
dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

2.9. PENGECORAN BETON
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh
perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata terdapat
kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor kepada
Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian
pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, Kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran beton baru dapat
dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang dicor tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atas biaya Kontraktor
sendiri. Sebelum pengecoran dimulai, maka semua tempat - tempat yang akan dicor
terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa
beton, tanah, dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan
antara beton lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus
dibersihkan dan dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian
disiram dengan air semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Tinggi jatuh dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui
Direksi / Konsultan Pengawas.
2.10. PEMADATAN BETON
Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran
berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang
siap pakai.
Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada
beton setelah kontak dengan beton.
Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan
pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.
2.11. LAIN-LAIN
Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas
tulangan yang dipotong.
Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt dengan
tanpa penambahan biaya.

Spesifikasi Teknis

13

Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubungselubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar.
Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambargambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara
kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.
2.12. BEKISTING
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan
cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya.
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana. Bekisting
harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting harus diberi
perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap.
Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap air dan
direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa
menyebabkan kerusakan pada beton.
Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm,
balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.
Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk
menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.
Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi bentangbentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar kerja khusus.
Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :
Kecepatan dan cara pengecoran.
Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut.
Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan
dengan baik.
Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak boleh
mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak
boleh digunakan sebagai tiang bekisting.
Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5)
dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa hasilhasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila untuk
menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.

Spesifikasi Teknis

14

Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton berumur 3
x 24 jam.
2.13. PEKERJAAN PERANCAH
1. Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah.
2. Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh
terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan
dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan
perancah akib.
2.14. BETON KOLOM
1. Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom, Kontraktor harus mengajukan
shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik,
pembesian kolom baru dapat dimulai. Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti
gambar rencana atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi
teknik. Sambungan-sambungan
las
tidak
diperkenankan.
Pembengkokan pada daerah yang mengalami pengecilan harus linear mulai dari
permukaan bawah balok bersangkutan hingga permukaan atasnya. Mutu besi tulangan
yang digunakan adalah BJTD 40 > 12 mm dan BJTP 24   12 mm. Sambungan
besi tulangan  25 mm harus menggunakan sistem “sambungan mekanis” dengan
mutu setaraf Riken.
2. Bekisting
Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga
posisi vertikalnya. Unting-unting harus selalu dipasang pada dua sisinya dan harus
mudah dicek oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada as-as
kolom harus diberi tanda untuk memudahkan pengecekan terhadap pengukuran
horizontal maupun vertikal. Tanda-tanda dapat dibuat dari cat dengan warna yang
kontras.
Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah K 225.
3. Pengecoran
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan pembesian
kolom. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik
dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa ada
tambahan biaya.
2.15. BETON BALOK
1. Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian balok, Kontraktor harus mengajukan
shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Spesifikasi Teknis

15

Setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, pembesian balok baru dapat dimulai. Sambungan-sambungan balok harus
mengikuti gambar rencana atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas. Sambungansambungan las tidak diperkenankan. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah
BJTD 40 >  12 mm dan BJTP 24   12 mm.
2. Bekisting
Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga
posisi horizontalnya.
Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah K 225
3. Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan pembesian
balok. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat
menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa ada
tambahan biaya.
2.16. CACAT-CACAT PEKERJAAN
Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang berisikan
kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian
dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan
sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah, retak, ada gelembung
udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan
diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang
digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi
beban Kontraktor.
2.17. SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN
Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan
lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut harus
dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak
siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.
2.18 .PENGGANTIAN BESI
Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan pembesian yang
ada, maka :
Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar
informasi.
Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi.

Spesifikasi Teknis

16

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam
rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang
terdekat dan lebih besar, dengan catatan :
Harus ada persetujuan dari Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas)
Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut
atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
penggetar.

Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi jarak antara
dua permukaan yang berlawanan)

Variasi dalam berat yang
diperbolehkan

Toleransi diameter

Di bawah 10 mm

+/- 7%

+/- 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm (tapi tidak
termasuk Ø 16 mm)

+/- 5%

+/- 0,4 mm

16 mm sampai 28 mm tidak
termasuk Ø 28 mm)

+/- 4%

+/- 0,5 mm

2.19. KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K.225 untuk struktur utama,
K.225 untuk struktur praktis dengan didahului mix design (B15). Evaluasi penentuan
karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trialmixed di laboratorium yang ditunjuk.
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang
disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang sesuai di
sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji
dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa