S IKOR 0900125 Chapter1

(1)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia olahraga dan kesehatan dikenal suatu istilah untuk menggambarkan tentang kesanggupan atau kemampuan fisik terhadap suatu beban atau tugas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti yaitu kebugaran jasmani / kesegaran jasmani / kesamaptaan jasmani (physical fitness). Echols dan

Shadely (1993:244) menyatakan bahwa “Physical merupakan kata sifat yang berarti jasmaniah. Sedangkan fitness merupakan kata benda yang berarti kemampuan dan kecocokan”. Sehubungan dengan hal tersebut, di jelaskan dalam seminar kebugaran jasmani nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pemuda dan Olahraga pada tanggal 16-20 Maret 1971 di Jakarta bahwa “physical fitness adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan

efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.” (Nurhasan, 1991:34). Dengan

memiliki tingkat kebugaran jasmani maka tubuh akan mampu melakukan tugas gerak. Giriwijoyo dkk. (2004:21) menjelaskan pula sebagai berikut:

Kebugaran jasmani adalah kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.

Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa setiap individu yang memiliki kebugaran jasmani akan mampu melakukan tugasnya dengan efisien tanpa lelah yang berarti. Hal ini berarti bahwa seseorang yang memiliki kebugaran jasmani akan dapat memenuhi kebutuhan untuk pekerjaan dan aktivitasnya secara optimal. Dalam upaya untuk mencapai prestasi yang maksimal, maka setiap cabang olahraga harus memperhatikan beberapa aspek latihan, salah satunya adalah faktor kebugaran jasmani yang baik. Oleh karena itu, faktor kebugaran jasmani mutlak diperlukan untuk memperoleh prestasi yang maksimal.

Dalam siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa keemasan. Pada masa ini banyak terjadi perubahan dan masalah, yang jika tidak tepat ditangani akan menjadi masalah yang berkepanjangan dan berdampak serius. Salah satu


(2)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah remaja yang memerlukan perhatian adalah masalah kesehatan, dimana kesehatan merupakan elemen penting manusia untuk dapat hidup produktif. Olahraga menjadi cara untuk mendapatkan kesehatan dimana dengan olahraga, fisik menjadi terbina sehingga tidak mudah sakit. Olahraga yang diterapkan di sekolah juga harus di lakukan dengan serius, adapun dalam rangka pengembangan olahraga perlu di dukung beberapa indikator, seperti di jelaskan Maksum (2004)

yaitu sebagai berikut “Untuk melihat kemajuan olahraga suatu daerah bisa dilihat

dari empat dimensi, yakni: (1) Partisipasi, (2) Indeks ruang terbuka, (3) Sumber

Daya Manusia, (4) Kebugaran Jasmani.” Dari pernyataan di atas bisa di ketahui

bahwa kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan olahraga disuatu daerah. Hal ini dikarenakan kebugaran jasmani merupakan bukti dan akibat dari aktivitas olahraga yang dilakukan..

Faktor yang tidak kalah penting dalam meraih kesuksesan atlet adalah faktor mental dari para atlet itu sendiri. Mental yang dimaksud disini adalah motivasi berprestasi. Setiap perilaku seseorang didorong oleh suatu motif, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun dari luar diri seseorang. Sedangkan motivasi merupakan usaha yang dilakukan untuk memperkuat motif yang sudah ada, usaha ini dapat timbul dari dalam diri seseorang yang disebut motivasi instrinsik dan dapat pula datang dari luar yang disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi pada atlet tidak bersifat menetap, perubahannya sesuai dengan kondisi yang dialami oleh atlet itu sendiri. Oleh karena sifatnya yang berubah-ubah maka para pelatih haruslah selalu memperhatikan penampilan atletnya dalam setiap pertandingan agar hasilnya dapat maksimal. Hal ini berdasar pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa prestasi maksimal dapat dicapai oleh atlet jika kondisi fisik, teknik, dan mental atlet baik. Oleh karena itu motivasi berprestasi sebagai salah satu bagian dari faktor mental atlet mempunyai kedudukan penting dalam mencapai tujuan. Adapun motivasi berprestasi dalam diri seorang atlet membuat dirinya mampu mengeluarkan kemampuannya secara maksimum sehingga dapat menggapai prestasi yang di inginkan. Murray (Setiadarma, 2000, hlm. 73) menyatakan bahwa “motivasi adalah upaya seseorang untuk menguasai tugasnya, mencapai hasil maksimum, mengatasi rintangan, memiliki kinerja lebih baik dari orang lain, dan bangga terhadap kemampuan yang dimilikinya.”


(3)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukses merupakan salah satu tujuan atlet dan harapan untuk sukses itulah merupakan suatu bentuk motivasi berprestasi yang harus dimiliki oleh setiap atlet, oleh karena motivasi berprestasi merupakan salah satu indikator positif bagi performa atlet. Namun usia remaja adalah saat yang sangat rentan berkurangnya motivasi dalam diri atlet dikarenakan banyak hal seperti pergaulan dan lain-lain. Dari tidak adanya motivasi untuk berprestasi dalam diri atlet terutama pada usia remaja, akan berpengaruh pada pola latihan yang tidak benar sehingga akan berimbas juga pada kemampuan atlet itu sendiri dalam menguasai berbagai keterampilan bermain basket yang akan berpengaruh juga pada pencapaian prestasi. Untuk itulah para pelatih khususnya yang melatih atlet pada usia remaja harus selalu mengawasi perkembangan mental atletnya baik itu saat latihan maupun diluar latihan karena dengan motivasi berprestasi yang tinggi maka atlet mempunyai harapan yang besar untuk sukses dan atlet pun akan percaya diri serta sanggup menghadapi tekanan dalam latihan. Motivasi berprestasi itu muncul karena rasa percaya diri yang ada pada atlet menyangkut kemampuan fisik, teknik,

taktik dan mental. Singgih (1989:89) menjelaskan bahwa “hasil studi ilmiah

menunjukan bahwa motivasi merupakan energi psikologi yang sangat penting, tidak hanya pada waktu bertanding juga pada waktu latihan”.

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dedi Sumiyarsono (2002:1) sebagai berikut:

Bola basket merupakan olahraga yang menggunakan bola besar, di mainkan dengan tangan, permainan bola basket mempunyai tujuan memasuki bola sebanyak mungkin kebasket (keranjang) lawan, serta menahan lawan agar jangan memasukkan bola kebasket (keranjang) sendiri dengan cara lempar tangkap, menggiring dan menembak.

Pada permainan bola basket, performa pemain di lapangan sangat penting untuk menunjang permainan sebuah tim. Menang tidaknya tim dalam


(4)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah pertandingan tergantung dari performa pemain yang ada didalamnya, jika pemain dalam performa terbaik sudah pasti pemain itu akan menampilakan permainan terbaik yang nantinya akan berimbas juga pada kemenangan tim tersebut. Performa pemain sangat tergantung pada kemampuan dalam menguasai teknik dasar bermain basket. Teknik dasar tersebut menurut Amber (2003 9-11) antara lain teknik menggiring bola (dribbling), teknik mengoper (passing), teknik menembak (shooting).

Menembak merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang mempunyai peran penting terhadap penentu kemenangan dalam sebuah petandingan. Menang atau kalahnya suatu tim ditentukan oleh banyaknya tembakan yang masuk ke dalam ring lawan. Tembakan dalam permainan bola basket di bagi menjadi dua yaitu tembakan dalam dan tembakan luar. Menurut Jon

Oliver (2007:23) “Tembakan-tembakan dalam seperti lay up, under the basket

shoot, hook shot atau tembakan jump hook”. Sedangkan Tembakan luar

“tembakan luar seperti Jump Shoot dan Free throow”. Dalam uraian tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan teknik dasar sangatlah penting untuk menunjang permainan atlet, Seperti dijelaskan oleh Adriadi (2014) yang mengemukakan

“bahwa Keterampilan bermain merupakan salah satu faktor penting terhadap

keseluruhan jalannya permainan.” Ini dapat dilihat dibeberapa pertandingan salah satunya yaitu pertandingan FIBA Asia U16 2011 antara Indonesia dengan Arab Saudi. Penentu kemenangan tim Indonesia adalah dengan tembakan luar yaitu free throw sehingga tim Indonesia bisa melaju ke babak 12 besar. Hannes neumann (1982:19) berpendapat bahwa “pada umumnya tak banyak perhatian terhadap latihan Free throw, padahal dalam pertandingan antara dua regu yang seimbang, kemenangan kebanyakan ditentukan oleh jumlah point yang dicapai dengan free throw.” Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penguasaan keterampilan teknik dasar bagi seorang pemain basket sangat penting. Karena sangat berkaitan dengan tujuan permainan basket. Adapun tujuan permainan basket seperti dijelaskan oleh Menurut Machfud Irsyada (2000:14) bahwa “tujuan utama permainan bola basket yaitu memasukan bola sebanyak-banyaknya dalam keranjang lawan.”

Saat ini sering kali dalam kejuaraan kita melihat pemain basket kehabisan stamina di akhir pertandingan, hal ini di sebabkan karena pemain


(5)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut tidak memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Akibat tidak memiliki kebugaran jasmani yang baik banyak pemain basket tingkat SMA yang kehilangan konsentrasi saat memasuki quarter akhir sehingga berpengaruh pada teknik dasar yang semakin buruk. Penurunan stamina pada menit-menit terakhir pertandingan juga sering dialami oleh cabang olahraga lain. Misalnya dalam kasus pada sepak bola seperti pertandingan final piala dunia, Maradona (2014) mengemukakan bahwa “terjadi penurunan stamina pada lini belakang sehingga argentina kalah karena kurang konsentrasi sehingga banyak melakukan kesalahan

di akhir pertandingan”. Berkurangnya konsentrasi pemain saat menit-menit terakhir dipengaruhi oleh vo2max yang rendah. Seperti dijelaskan oleh Kathleen kuntaraf & jonathan Kuntaraf (1992) yang mengemukakan bahwa :

Vo2max adalah seberapa banyak ambilan oksigen seseorang pada saat melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Ambilan oksigen seseorang akan menggambarkan tingkat kebugaran jasmani jasmani orang tersebut. Mereka yang mempunyai vo2max yang tinggi adalah orang yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik pula sehingga tidak menyebabkan mereka mengalami kelelahan yang berlebihan, sedangkan yang mempunyai vo2max yang rendah adalah orang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka tingkat kebugaran jasmani dapat dijadikan suatu faktor pendukung dalam proses latihan teknik dasar bermain basket agar penguasaan teknik dalam bermain lebih terampil. Hal ini sesuai dengan Sajoto (1990:16) yang mengutarakan bahwa “kebugaran jasmani adalah salah satu persyaratan yang diperlukan dalam usaha meningkatkan performa seorang atlet”.

Selain kebugaran jasmani aspek yang tidak kalah penting untuk meraih kesuksesan dalam menguasai keterampilan teknik dasar adalah motivasi dari diri pemain itu sendiri. Dewasa ini banyak pelatih yang sering kali hanya menekankan pada penguasaan teknik dan fisik saja pada saat melatih teknik dasar bermain. Seperti dikatakan oleh Didin (2012) yang mengungkapkan bahwa “kesalahan pelatih-pelatih di Indonesia yaitu mengesampingkan aspek psikologi pada diri pemain, sehingga mereka tidak mengetahui kondisi mental atletnya baik saat latihan maupun bertanding”. Ini sangat disayangkan mengingat pentingnya motivasi untuk berprestasi dalam diri atlet dimana dengan adanya motivasi


(6)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut dapat membuat semangat para pemain dalam belajar menguasai teknik keterampilan dasar lebih meningkat sehingga akan cepat menguasai keterampilan tersebut. Ditegaskan oleh Hekhausen dalam Sudibyo (1993:21) yang menyatakan

bahwa “proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong tingkah laku

manusia untuk mencapai tujuan tertentu (actual motivation) sehinggga menyebabkan manusia cepat dalam mempelajari sesuatu”. Motivasi tidak hanya timbul dari dalam diri individu itu sendiri melainkan juga biasa berasal dari luar individu. Sebagai contoh pemberian dukungan dari pihak sekolah dapat membuat motivasi para atlet disekolah meningkat. Dukungan dari sekolah membuat semangat para atlet untuk berlatih menjadi bertambah sehingga akan berpengaruh pada tingkat kemampuan dasar bermain basket mereka dan tentunya akan berimbas pada pencapaian prestasi yang diinginkan. Ditegaskan oleh Andi Setiawan (2012) “pencapaian prestasi olaraga melalui kegiatan ekstrakurikuler”

dalam jurnal pelopor pendidikan yang mengemukakan bahwa “Pihak sekolah harus memperhatikan dan mengamati hambatan-hambatan dalam kegiatan olahraga (ekstrakurikuler) agar nantinya dapat meningkatkan prestasi”. Lebih

lanjut Andi juga menegaskan “kreatifitas dan variasi materi yang diberikan oleh guru atau pembina sangat mempengaruhi berkurang atau tidaknya minat terhadap kegiatan ekstrakurikuler”.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis & Clugston (Komarudin,2012:5) menjelaskan bahwa terkait dengan faktor mental dalam olahraga bola basket, Khususnya dalam tembakan bebas (free throw shooting) menunjukkan bahwa latihan mental bermanfaat jika dikombinasikan dengan latihan fisik. Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berpacu dengan keunggulan, baik keunggulan dirinya sendiri, keunggulan orang lain, atau kesempurnaan dalam melaksanakan tugas tertentu. Selain itu, Motivasi berprestasi pada hakikatnya merupakan keinginan, hasrat, kemauan, dan pendorong untuk dapat unggul yaitu mengungguli prestasi yang pernah dicapainya sendiri atau prestasi yang dicapai oleh orang lain.

Berdasarkan kenyataan diatas, bisa dilihat bahwa latihan teknik saja belum cukup untuk mendapatkan keterampilan bermain yang baik namun juga harus didukung oleh latihan fisik dan mental juga. Seperti dijelaskan oleh Bompa


(7)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2000) yang menyatakan bahwa, faktor-faktor dasar latihan yaitu meliputi persiapan fisik, teknik dan kejiwaan (psikologi). Maka dari itu timbul keinginan untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi dihubungkan dengan keterampilan bermain basket. Untuk itu peneliti mencoba melakukan penelitian deskriptif guna menguji hubungan kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi dengan keterampilan bermain basket. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang pentingnya kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi pada diri pemain sehingga akan berdampak pada keterampilan bermain yang baik dan tentunya nanti akan berpengaruh pada pencapaian prestasi sebuah tim.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari apa yang telah di kemukakan di atas, terdapat permasalahan pokok yang akan di kaji dalam penulisan skripsi ini yaitu pengaruh latihan fisik dan mental guna mencapai performa yang baik. Untuk menjawab semua permasalahan di atas. Maka penulis membuat pernyataan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng ? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi

dengan keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng ?

C. Tujuan Penelitian

Dari masalah yang telah di rumuskan di atas maka peneliti memiliki beberapa tujuan yang ingin di capai, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji hubungan kebugaran jasmani terhadap keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng

2. Untuk menguji hubungan motivasi berprestasi terhadap keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng


(8)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat / SignifikansiPenelitian

Dalam penelitian seseorang maupun berkelompok diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun masyarakat umum. Adapun manfaat yang di harapkan penulis dari diperolehnya hasil dari penelitian tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hubungan kebugaran jasmani dengan keterampilan serta motivasi berprestasi dengan keterampilan.

b. Menambah bahan pustaka baik ditingkat program, fakultas maupun universitas

c. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai variable lain yang lebih variatif.

2. Manfaat praktis

a. Bahan masukan kepada sekolah untuk memaksimalkan pembinaan

kepada peserta didik, baik itu pembinaan dalam hal akademik ataupun non akademik (ekstrakurikuler)

b. Bahan masukan bagi guru, khususnya guru penjas ataupun pelatih dalam mengembangkan dan memaksimalkan ekstrakurikuler bola basket

E. Struktur Organisasi BAB I Pendahuluan:

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi

BAB II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka (hakikat kebugaran jasmani, pengertian kebugaran jasmani, motivasi berprestasi, olahraga bola basket), Kerangka Pemikiran, Hipotesis Tindakan.


(9)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode dan Desain Penelitian , Populasi dan Sampel, Definisi Oprasional, Instrument Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Analisis Data BAB V Kesimpulan dan Saran


(1)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah pertandingan tergantung dari performa pemain yang ada didalamnya, jika pemain dalam performa terbaik sudah pasti pemain itu akan menampilakan permainan terbaik yang nantinya akan berimbas juga pada kemenangan tim tersebut. Performa pemain sangat tergantung pada kemampuan dalam menguasai teknik dasar bermain basket. Teknik dasar tersebut menurut Amber (2003 9-11) antara lain teknik menggiring bola (dribbling), teknik mengoper (passing), teknik menembak (shooting).

Menembak merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang mempunyai peran penting terhadap penentu kemenangan dalam sebuah petandingan. Menang atau kalahnya suatu tim ditentukan oleh banyaknya tembakan yang masuk ke dalam ring lawan. Tembakan dalam permainan bola basket di bagi menjadi dua yaitu tembakan dalam dan tembakan luar. Menurut Jon Oliver (2007:23) “Tembakan-tembakan dalam seperti lay up, under the basket shoot, hook shot atau tembakan jump hook”. Sedangkan Tembakan luar “tembakan luar seperti Jump Shoot dan Free throow”. Dalam uraian tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan teknik dasar sangatlah penting untuk menunjang permainan atlet, Seperti dijelaskan oleh Adriadi (2014) yang mengemukakan “bahwa Keterampilan bermain merupakan salah satu faktor penting terhadap keseluruhan jalannya permainan.” Ini dapat dilihat dibeberapa pertandingan salah satunya yaitu pertandingan FIBA Asia U16 2011 antara Indonesia dengan Arab Saudi. Penentu kemenangan tim Indonesia adalah dengan tembakan luar yaitu free throw sehingga tim Indonesia bisa melaju ke babak 12 besar. Hannes neumann (1982:19) berpendapat bahwa “pada umumnya tak banyak perhatian terhadap latihan Free throw, padahal dalam pertandingan antara dua regu yang seimbang, kemenangan kebanyakan ditentukan oleh jumlah point yang dicapai dengan free throw.” Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penguasaan keterampilan teknik dasar bagi seorang pemain basket sangat penting. Karena sangat berkaitan dengan tujuan permainan basket. Adapun tujuan permainan basket seperti dijelaskan oleh Menurut Machfud Irsyada (2000:14) bahwa “tujuan utama permainan bola basket yaitu memasukan bola sebanyak-banyaknya dalam keranjang lawan.”

Saat ini sering kali dalam kejuaraan kita melihat pemain basket kehabisan stamina di akhir pertandingan, hal ini di sebabkan karena pemain


(2)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut tidak memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Akibat tidak memiliki kebugaran jasmani yang baik banyak pemain basket tingkat SMA yang kehilangan konsentrasi saat memasuki quarter akhir sehingga berpengaruh pada teknik dasar yang semakin buruk. Penurunan stamina pada menit-menit terakhir pertandingan juga sering dialami oleh cabang olahraga lain. Misalnya dalam kasus pada sepak bola seperti pertandingan final piala dunia, Maradona (2014) mengemukakan bahwa “terjadi penurunan stamina pada lini belakang sehingga argentina kalah karena kurang konsentrasi sehingga banyak melakukan kesalahan di akhir pertandingan”. Berkurangnya konsentrasi pemain saat menit-menit terakhir dipengaruhi oleh vo2max yang rendah. Seperti dijelaskan oleh Kathleen kuntaraf & jonathan Kuntaraf (1992) yang mengemukakan bahwa :

Vo2max adalah seberapa banyak ambilan oksigen seseorang pada saat melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Ambilan oksigen seseorang akan menggambarkan tingkat kebugaran jasmani jasmani orang tersebut. Mereka yang mempunyai vo2max yang tinggi adalah orang yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik pula sehingga tidak menyebabkan mereka mengalami kelelahan yang berlebihan, sedangkan yang mempunyai vo2max yang rendah adalah orang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka tingkat kebugaran jasmani dapat dijadikan suatu faktor pendukung dalam proses latihan teknik dasar bermain basket agar penguasaan teknik dalam bermain lebih terampil. Hal ini sesuai dengan Sajoto (1990:16) yang mengutarakan bahwa “kebugaran jasmani adalah salah satu persyaratan yang diperlukan dalam usaha meningkatkan performa seorang atlet”.

Selain kebugaran jasmani aspek yang tidak kalah penting untuk meraih kesuksesan dalam menguasai keterampilan teknik dasar adalah motivasi dari diri pemain itu sendiri. Dewasa ini banyak pelatih yang sering kali hanya menekankan pada penguasaan teknik dan fisik saja pada saat melatih teknik dasar bermain. Seperti dikatakan oleh Didin (2012) yang mengungkapkan bahwa “kesalahan pelatih-pelatih di Indonesia yaitu mengesampingkan aspek psikologi pada diri pemain, sehingga mereka tidak mengetahui kondisi mental atletnya baik saat latihan maupun bertanding”. Ini sangat disayangkan mengingat pentingnya motivasi untuk berprestasi dalam diri atlet dimana dengan adanya motivasi


(3)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut dapat membuat semangat para pemain dalam belajar menguasai teknik keterampilan dasar lebih meningkat sehingga akan cepat menguasai keterampilan tersebut. Ditegaskan oleh Hekhausen dalam Sudibyo (1993:21) yang menyatakan bahwa “proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan tertentu (actual motivation) sehinggga menyebabkan manusia cepat dalam mempelajari sesuatu”. Motivasi tidak hanya timbul dari dalam diri individu itu sendiri melainkan juga biasa berasal dari luar individu. Sebagai contoh pemberian dukungan dari pihak sekolah dapat membuat motivasi para atlet disekolah meningkat. Dukungan dari sekolah membuat semangat para atlet untuk berlatih menjadi bertambah sehingga akan berpengaruh pada tingkat kemampuan dasar bermain basket mereka dan tentunya akan berimbas pada pencapaian prestasi yang diinginkan. Ditegaskan oleh Andi Setiawan (2012) “pencapaian prestasi olaraga melalui kegiatan ekstrakurikuler” dalam jurnal pelopor pendidikan yang mengemukakan bahwa “Pihak sekolah harus memperhatikan dan mengamati hambatan-hambatan dalam kegiatan olahraga (ekstrakurikuler) agar nantinya dapat meningkatkan prestasi”. Lebih lanjut Andi juga menegaskan “kreatifitas dan variasi materi yang diberikan oleh guru atau pembina sangat mempengaruhi berkurang atau tidaknya minat terhadap kegiatan ekstrakurikuler”.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis & Clugston (Komarudin,2012:5) menjelaskan bahwa terkait dengan faktor mental dalam olahraga bola basket, Khususnya dalam tembakan bebas (free throw shooting) menunjukkan bahwa latihan mental bermanfaat jika dikombinasikan dengan latihan fisik. Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berpacu dengan keunggulan, baik keunggulan dirinya sendiri, keunggulan orang lain, atau kesempurnaan dalam melaksanakan tugas tertentu. Selain itu, Motivasi berprestasi pada hakikatnya merupakan keinginan, hasrat, kemauan, dan pendorong untuk dapat unggul yaitu mengungguli prestasi yang pernah dicapainya sendiri atau prestasi yang dicapai oleh orang lain.

Berdasarkan kenyataan diatas, bisa dilihat bahwa latihan teknik saja belum cukup untuk mendapatkan keterampilan bermain yang baik namun juga harus didukung oleh latihan fisik dan mental juga. Seperti dijelaskan oleh Bompa


(4)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2000) yang menyatakan bahwa, faktor-faktor dasar latihan yaitu meliputi persiapan fisik, teknik dan kejiwaan (psikologi). Maka dari itu timbul keinginan untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi dihubungkan dengan keterampilan bermain basket. Untuk itu peneliti mencoba melakukan penelitian deskriptif guna menguji hubungan kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi dengan keterampilan bermain basket. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang pentingnya kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi pada diri pemain sehingga akan berdampak pada keterampilan bermain yang baik dan tentunya nanti akan berpengaruh pada pencapaian prestasi sebuah tim.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari apa yang telah di kemukakan di atas, terdapat permasalahan pokok yang akan di kaji dalam penulisan skripsi ini yaitu pengaruh latihan fisik dan mental guna mencapai performa yang baik. Untuk menjawab semua permasalahan di atas. Maka penulis membuat pernyataan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng ? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi

dengan keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng ?

C. Tujuan Penelitian

Dari masalah yang telah di rumuskan di atas maka peneliti memiliki beberapa tujuan yang ingin di capai, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji hubungan kebugaran jasmani terhadap keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng

2. Untuk menguji hubungan motivasi berprestasi terhadap keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng


(5)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat / SignifikansiPenelitian

Dalam penelitian seseorang maupun berkelompok diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun masyarakat umum. Adapun manfaat yang di harapkan penulis dari diperolehnya hasil dari penelitian tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hubungan kebugaran jasmani dengan keterampilan serta motivasi berprestasi dengan keterampilan.

b. Menambah bahan pustaka baik ditingkat program, fakultas maupun universitas

c. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai variable lain yang lebih variatif.

2. Manfaat praktis

a. Bahan masukan kepada sekolah untuk memaksimalkan pembinaan

kepada peserta didik, baik itu pembinaan dalam hal akademik ataupun non akademik (ekstrakurikuler)

b. Bahan masukan bagi guru, khususnya guru penjas ataupun pelatih dalam mengembangkan dan memaksimalkan ekstrakurikuler bola basket

E. Struktur Organisasi BAB I Pendahuluan:

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi

BAB II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka (hakikat kebugaran jasmani, pengertian kebugaran jasmani, motivasi berprestasi, olahraga bola basket), Kerangka Pemikiran, Hipotesis Tindakan.


(6)

Mochmad Teguh Imanudin, 2014

Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode dan Desain Penelitian , Populasi dan Sampel, Definisi Oprasional, Instrument Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Analisis Data BAB V Kesimpulan dan Saran